Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content
Ahmad Zamzuri

    Ahmad Zamzuri

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dinamika tumbuh-hilangnya komuntias sastra di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan dan upaya pemertahanan komunitas sastra Jawa dan Indonesia di Yogyakarta... more
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dinamika tumbuh-hilangnya komuntias sastra di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan dan upaya pemertahanan komunitas sastra Jawa dan Indonesia di Yogyakarta pada tahun 1991 hingga 2020. Perspektif sistem sosial dari Talcott Parsons meliputi tindakan (aktor, tujuan, situasi, dan sarana) dan pemertahanan sistem (adaptasi, tujuan, integritas, dan pola) menjadi landasan untuk mengetahui tindakan pendirian dan pemertahanan komunitas sastra Jawa dan Indonesia di Yogyakarta. Tahapan penelitian, antara lain (1) penentuan objek material dan formal penelitian, (2) penentuan dan pengambilan data, (3) analisis data, dan (4) penarikan simpulan. Dari penelitian ini diketahui bahwa (1) sejumlah aktor tidak hanya membidani lahirnya satu kamunitas, tetapi turut serta memrakarsai lahirnya komuntias lainnya; (2) pendirian komunitas didasari pada keprihatinan terhadap minimnya kepedulian masyarakat terhadap sastra, terlebih s...
    Buku Prosiding Seminar Hasil Penelitian Kebahassaan dan Kesastraan ini adalah salah satu dari sekian banyak buku yang dimaksudkan sebagai pendukung program literasi. Buku ini berisi delapan belas makalah hasil penelitian bahasa dan enam... more
    Buku Prosiding Seminar Hasil Penelitian Kebahassaan dan Kesastraan ini adalah salah satu dari sekian banyak buku yang dimaksudkan sebagai pendukung program literasi. Buku ini berisi delapan belas makalah hasil penelitian bahasa dan enam belas makalah hasil penelitian sastra yang berasal dari berbagai instansi di empat kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Informasi dan Komunikasi, dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Makalah-makalah tersebut telah diseminarkan di Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta pada 24—25 Agustus 2016 dan telah direvisi serta disunting oleh tim penyunting. Buku ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca, khususnya para dosen, peneliti,dan pemerhati bahasa dan sastra.
    Buku Orang-orang Panggung Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan berdasarkan laporan penyusunan ”Biografi Orang-orang Panggung di Daerah Istimewa Yogyakarta” (2015) yang dilakukan oleh Herry Mardianto (ketua tim), Ahmad Zamzuri (anggota),... more
    Buku Orang-orang Panggung Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan berdasarkan laporan penyusunan ”Biografi Orang-orang Panggung di Daerah Istimewa Yogyakarta” (2015) yang dilakukan oleh Herry Mardianto (ketua tim), Ahmad Zamzuri (anggota), Siti Ajar Ismiyati (anggota), dan Latief S. Nugraha (pembantu). Dalam penerbitan ini terdapat penambahan informasi, baik menyangkut tokoh, kelompok teater, dan (terutama) contoh naskah yang pernah ditulis/dipentaskan. Naskah-naskah tersebut disertakan dengan tidak banyak mengubah bentuk aslinya, sehingga tersaji beragam bentuk teks naskah pementasan. Kita menyadari bahwa kerumpangan kehidupan berkesenian (termasuk di dalamnya berkesastraan) di Yogyakarta, salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran berbagai pihak dalam mendokumentasikan tulisan mengenai tokoh-tokoh maupun aktivitas kegiatan berkesastraan yang turut meramaikan kehidupan bersastra di Yogyakarta. Penyusunan buku Orang-orang Panggung Daerah Istimewa Yogyakarta berkeinginan menutupi...
    Keajegan penerbitan majalah  Pagagan  sejak tahun 1992 hingga 2014 memunculkan asumsi bahwa ada modal-modal tertentu yang menyebabkan majalah ini dapat bertahan. Modal-modal yang menunjang penerbitan  Pagagan  diasumsikan mendorong... more
    Keajegan penerbitan majalah  Pagagan  sejak tahun 1992 hingga 2014 memunculkan asumsi bahwa ada modal-modal tertentu yang menyebabkan majalah ini dapat bertahan. Modal-modal yang menunjang penerbitan  Pagagan  diasumsikan mendorong timbulnya praktik-praktik atau strategi pengelolaan penerbitan yang dilakukan oleh redaksi sehingga  Pagagan  mampu bertahan hingga 2014. Kajian ini bertujuan mengungkap modal-modal yang mendukung majalah Pagagan untuk dapat bertahan. Kajian ini menggunakan gagasan sosiologi Pierre Bourdieu tentang produksi karya sastra dipandang dari modal-modal yang melingkupi terbitnya karya sastra. Kajian ini bersifat deskriptif. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa modal ekonomi, simbolik, dan kultural mendorong timbulnya strategi-strategi redaksi yang menyebabkan  Pagagan  dapat hadir hingga tahun 2014. Dari ketiga modal tersebut, modal terkuat pendukung Pagagan adalah modal kultural. The constancy of Pagagan magazine since L992 to 20L4 emerges an assumption that t...
    Identitas selalu menjadi persoalan bagi keturunan Cina di Nusantara. Permasalahan identitas tersebut adalah akibat politik identitas yang dilakukan oleh kaum Belanda. Politik tersebut menempatkan kaum berkulit putih, Cina, sebagai kaum... more
    Identitas selalu menjadi persoalan bagi keturunan Cina di Nusantara. Permasalahan identitas tersebut adalah akibat politik identitas yang dilakukan oleh kaum Belanda. Politik tersebut menempatkan kaum berkulit putih, Cina, sebagai kaum Timur Asing ( Vreemde Oostrelingen ) di tingkat kedua dan pribumi ( Inlanders ) berada di tingkat ketiga. Selanjutnya, pelabelan Cina sebagai asing menimbulkan pengaruh panjang dan menjadi sebuah kesadaran bersama bagi masyarakat Indonesia modern. Pribumi versus asing (Cina) adalah efek dari kolonialisme yang terjadi di Indonesia sejak bertahun-tahun lalu. Gambaran tersebut didekonstruksi dalam Puti Cina, sebuah novel karya Sindhunata. Kajian ini menggunakan kajian poskolonial untuk mengungkap identitas pribumi dan asing (Cina), dan penindasan rasial terhadap keturunan Cina dalam novel Putri Cina. Identity problem always attaches to Chinese descendent in Nusantara. The problem is originated from identity politics treated by Dutch colonial. The politic...
    This study aims to describe the construction of memory and trauma in Ramayda Akmal’s Jatisaba using memory and trauma perspectives. This research went through four stages. Those are determining the material (source of data) and the formal... more
    This study aims to describe the construction of memory and trauma in Ramayda Akmal’s Jatisaba using memory and trauma perspectives. This research went through four stages. Those are determining the material (source of data) and the formal object of the research, collecting data, analyzing data, and conclusions. Ramayda Akmal’s Jatisaba is the source of data. Meanwhile, memory and trauma are determined as the formal object of research. In collecting data, an intensive reading process is the next step for understanding the elements of the story. Then classifying words, phrases, sentences, and paragraphs based on the concepts of a traumatic event, loss, and melancholy. All the data were analyzed through memory and trauma concepts. The results of the analysis show that, first, the memory constructed in the Jatisaba is related to traumatic memories triggered by a sense of homelessness and traumatic events when Mae became a migrant worker. Second, Mae becomes a traumatic subject (melancho...
    AbstrakMasalah penelitian ini berkaitan dengan subjek. Tujuan penelitian ini mengetahui pergerakan subjek dalam cerita pendek Matinya Seorang Penari Telanjang karya Seno Gumira Ajidarma. Penelitian ini menggunakan teori subjek Slavoj... more
    AbstrakMasalah penelitian ini berkaitan dengan subjek. Tujuan penelitian ini mengetahui pergerakan subjek dalam cerita pendek Matinya Seorang Penari Telanjang karya Seno Gumira Ajidarma. Penelitian ini menggunakan teori subjek Slavoj Žižek. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antar lain 1) penentuan objek material dan objek formal penelitian. Objek material penelitian ini adalah cerita pendek Matinya Seorang Penari Telanjang karya Seno Gumira Ajidarma. Sementara, objek formal penelitian berkaitan dengan subjek Žižekian; 2) melakukan pengumpulan data melalui tahapan membaca cerita pendek secara berulang-ulang untuk memahami cerita, mengumpulkan data dengan model simak terhadap kata, kalimat, dan paragraf, yang berkaitan dengan subjek Žižekian; Setelah tahap pengumpulan data, tahap berikutnya adalah analisis data. Pada tahap analisis, data akan dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis (critical discourse analysis), yakni analisis dengan menggunakan seluruh per...
    Iman Budhi Santosa (IBS) di arena sastra Yogyakarta dikenal sebagai penyair legitimet, baik dipandang dari kualitas karya maupun konsekrasi dalam dunia sastra. Posisi IBS berkaitan erat dengan Persada Studi Klub (PSK), komunitas sastra... more
    Iman Budhi Santosa (IBS) di arena sastra Yogyakarta dikenal sebagai penyair legitimet, baik dipandang dari kualitas karya maupun konsekrasi dalam dunia sastra. Posisi IBS berkaitan erat dengan Persada Studi Klub (PSK), komunitas sastra yang dibimbing oleh Umbu Landu Paranggi. Penelitian ini akan mengkaji strategi IBS dalam mencapai posisi saat ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi IBS dalam mencapai posisi penyair saat ini dengan menggunakan teori sosiologi Pierre Bourdieu. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa IBS cenderung meng-gunakan strategi simbolik dalam pencapaiannya sebagai penyair dan posisinya sebagai pengasuh para penulis.Iman Budhi Santosa (IBS) in Yogyakarta literary arena known as a legitimate poet, either seen from his works quality or his consecration in the literary world. IBS position is closely related to Persada Studi Club (PSK), which is guided by Umbu Landu Paranggi. This study investigates the IBS strategy in...
    Penelitian ini membahas 6 (enam) cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu melalui perspektif posfeminisme. Tujuan penelitian adalah mengungkap strategi penarasian perempuan yang... more
    Penelitian ini membahas 6 (enam) cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu melalui perspektif posfeminisme. Tujuan penelitian adalah mengungkap strategi penarasian perempuan yang dilakukan oleh Djenar Maesa Ayu. Untuk mencapai tujuan, penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu penentuan objek penelitian dan kerangka teori, pengumpulan dan analisis data, dan simpulan. Objek penelitian ini terdiri dari 6 (enam) cerita pendek karya Djenar Maesa Ayu, antara lain Mereka Bilang, Saya Monyet!, Lintah, Durian, Melukis Jendela, Wong Asu, dan Namanya…. Melalui cerita pendek tersebut, data kemudian dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis dengan menafsirkan seluruh perangkat kebahasaan dan menghubungkannya dengan perspektif posfeminisme. Selain merelasikan dengan perspektif posfeminisme, teori sudut pandang menurut Tzevetan Todorov akan digunakan untuk mengungkap strategi penarasian perempuan yang dilakukan oleh Djenar Maesa...
    Masalah penelitian ini adalah kekuasaan dan subjek pada puisi karya Joko Pinurbo dalam antologi Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu, terbitan Grasindo, tahun 2017. Data penelitian ini, antara lain puisi berjudul “Kepada Mata”, “Kepada... more
    Masalah penelitian ini adalah kekuasaan dan subjek pada puisi karya Joko Pinurbo dalam antologi Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu, terbitan Grasindo, tahun 2017. Data penelitian ini, antara lain puisi berjudul “Kepada Mata”, “Kepada Hellen Keller”, “Dokter Mata”, dan “Kacamata”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi kekuasaan dan pemosisian subjek, serta alasan bahwa mata menjadi sumber pemosisian subjek melalui perspektif Foucault. Melalui pembacaan data, pemaknaan setiap kata, baris, dan bait, dan merelasikan dengan konsep Foucaludian, konsep diskursus mengenai mata akan dipahami. Selanjutnya, dari pemahaman diskursus mata, akan direlasikan dengan kekuasaan hingga terbentuknya pemosisian subjek. Hasil penelitian menunjukkan hadirnya subjek dalam wacana, yaitu saya, (Eng)Kau, (a)ku, tuan, dokter mata, (ka)mu, dan Ia. Keberadaan mata juga menghadirkan subjek yang tersubjeksi oleh wacana, yaitu saya sebagai pembaca wacana. Relasi mata dan subjek menandai hadirnya pengak...
    Yogyakarta in Indonesia literature is one of the literary arenas that are unseparated from prominent literary writers in Indonesia, such as Korrie Layun Rampan, WS. Rendra, Emha Ainun Nadjib, etc. Those writers are associated to... more
    Yogyakarta in Indonesia literature is one of the literary arenas that are unseparated from prominent literary writers in Indonesia, such as Korrie Layun Rampan, WS. Rendra, Emha Ainun Nadjib, etc. Those writers are associated to literature community surrounding, such as Korrie Layun Rampan and Emha Ainun Nadjib whose were members of Persada Studi Klub (PSK) in 1969-1977 era. After PSK had dismissed, many literary community appeared to enlighten literary atmosphere in Yogyakarta. In 2000s, Studio Pertunjukan Sastra (SPS) and Sastra Bulan Purnama (SBP) appeared with different ways and styles in activating and appreciating literary works. Before those communities appeared, in 1996, a program (community) had born named Bengkel Sastra (BS) in the initiative of Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta (now Balai Bahasa DIY). Bengkel Sastra (BS) offers creative process with applied practices in writing and oral expression through literary performance. BS becomes arena of modal transfer from tuto...
    AbstrakMakanan pada era kiwari tidak lagi sekadar hidangan, tetapi menjadi perantara munculnya beragam tafsir. Hanna Fransisca menjadi salah seorang penyair yang memanfaatkan khazanah kuliner dalam puisi. Artikel ini mengulas tiga puisi... more
    AbstrakMakanan pada era kiwari tidak lagi sekadar hidangan, tetapi menjadi perantara munculnya beragam tafsir. Hanna Fransisca menjadi salah seorang penyair yang memanfaatkan khazanah kuliner dalam puisi. Artikel ini mengulas tiga puisi pilihan karya Hanna Fransisca, yaitu “Bakpao Tionghoa”, “Kambing Guling”, dan “Tumis Paru”. Penelitian ini menyoal kuliner dalam puisi yang dibaca melalui perspektif gastrokritik dengan menggunakan metode semiotika Rolland Barthes. Penelitian ini berusaha mengungkap makna kuliner dalam ketiga puisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kuliner dalam puisi “Bakpao Tionghoa”, “Kambing Guling”, dan “Tumis Paru” menyoal tubuh. Bakpao dan kambing guling menjadi medium penarasian tubuh yang tidak memiliki otoritas gerak di ruang sosial. Tubuh disepadankan bakpao yang cenderung diposisikan sebagai objek konsumtif.  Tubuh dalam “Kambing Guling” hadir sebagai tubuh dalam ruang teritori yang cenderung mengekang kebebasan sebagai subjek. “Tumis Paru” menjadi ...
    Masalah penelitian ini berkaitan dengan subjek dalam cerpen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pergerakan subjek dalam cerita pendek "Matinya Seorang Penari Telanjang" karya Seno Gumira Ajidarma dengan menggunakan teori subjek... more
    Masalah penelitian ini berkaitan dengan subjek dalam cerpen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pergerakan subjek dalam cerita pendek "Matinya Seorang Penari Telanjang" karya Seno Gumira Ajidarma dengan menggunakan teori subjek Slavoj Žižek. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan. Pertama, penentuan objek material dan objek formal penelitian. Objek material penelitian ini adalah cerita pendek "Matinya Seorang Penari Telanjang" karya Seno Gumira Ajidarma. Sementara itu, objek formal penelitian berkaitan dengan subjek Žižekian. Kedua, pengumpulan data dilakukan melalui serangkaian pembacaan cerita pendek secara berulang-ulang untuk memahami isi cerita. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak terhadap kata, kalimat, dan paragraf, yang berkaitan dengan subjek Žižekian dan kemudian diklasifikasikan berdasarkan tindakan subjek Žižekian. Ketiga, penganalisisan data. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis wacana kritis, yakni analisis dengan menggunakan seluruh perangkat kebahasaan dan menghubungkan data temuan dengan kerangka teoretis Slavoj Žižek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek melakukan tindakan radikal dengan menjadi penari telanjang (stripper) yang secara akal sehat (common sense) itu melawan dimensi simbolik atau sosial. Selanjutnya, subjek mengalami pelesapan (lack) dan mengejar yang imajiner sehingga subjek mengalami sinis, yaitu tahu hal yang salah salah, tetapi pura-pura tidak tahu bahwa itu salah, dan kynicism, yaitu menolak simbolik kampungan melalui ironi dan sarkasme. Dari penelitian ini diperoleh simpulan bahwa subjek pada akhirnya tidak mampu melawan yang simbolik.(This research problem is related to the subject in the short story. The purpose of this research is to understand the movement of the subject incerpn the Seno Gumira Ajidarma's short story of Matinya Seorang Penari Telanjang by using the subject theory of Slavoj Žižek. This study was conducted in three stages. First, establishing material objects and formal object of research. The object of this research is Seno Gumira Ajidarma's short story of Matinya Seorang Penari Telanjang. Meanwhile, the formal object of the research is related to the Žižekian's subject.)
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konstruksi memori dan trauma dalam Jatisaba karya Ramayda Akmal dengan menggunakan perspektif memori dan trauma. Penelitian ini melalui empat tahapan, antara lain penentuan objek material (sumber... more
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konstruksi memori dan trauma dalam Jatisaba karya Ramayda Akmal dengan menggunakan perspektif memori dan trauma. Penelitian ini melalui empat tahapan, antara lain penentuan objek material (sumber data) dan objek formal penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan simpulan. Novel Jatisaba karya Ramayda Akmal adalah objek material (sumber data). Sedangkan memori dan trauma merupakan objek formal penelitian. Dalam pengumpulan data, proses membaca intensif merupakan langkah selanjutnya untuk memahami unsur-unsur cerita. Kemudian, pengklasifikasian kata, frasa, kalimat, dan paragraf berdasarkan konsep peristiwa traumatis (traumatic event), kehilangan, dan melankolis. Data dianalisis melalui konsep memori dan trauma. Hasil analisis menunjukkan bahwa, pertama, memori pada novel Jatisaba berkaitan dengan memori traumatis yang dipicu oleh rasa kehilangan dan peristiwa traumatis saat Mae menjadi buruh migran. Kedua, Mae merupakan subjek traumatis (melankolia). Ketiga, Gao merupakan rekonstruksi "rumah" bagi jiwa Mae. Keempat, rekonstruksi memori pada novel Jatisaba sebenarnya merupakan upaya pulang pengarang untuk melengkapi kerinduan pada kampung halaman. (This study aims to describe the construction of memory and trauma in Ramayda Akmal's Jatisaba using memory and trauma perspectives. This research went through four stages. Those are determining the material (source of data) and the formal object of the research, collecting data, analyzing data, and conclusions. Ramayda Akmal's Jatisaba is the source of data. Meanwhile, memory and trauma are determined as the formal object of research. In collecting data, an intensive reading process is a next step for understanding the elements of the story. Then classifying words, phrases, sentences, and paragraphs based on the concepts of a traumatic event, loss, and melancholy. All the data were analyzed through memory and trauma concepts. The results of the analysis show that, first, the memory constructed in the Jatisaba is related to traumatic memories triggered by a sense of homelessness and traumatic events when Mae became a migrant worker. Second, Mae becomes a traumatic subject (melancholia). Third, Gao becomes a reconstruction of "undeniably home" for Mae's soul. Fourth, the reconstruction of memory in Jatisaba is an effort to complement the author's longing for a homeland.)
    Iman Budhi Santosa (IBS) di arena sastra Yogyakarta dikenal sebagai penyair legitimet, baik dipandang dari kualitas karya maupun konsekrasi dalam dunia sastra. Posisi IBS berkaitan erat dengan Persada Studi Klub (PSK), komunitas sastra... more
    Iman Budhi Santosa (IBS) di arena sastra Yogyakarta dikenal sebagai penyair legitimet, baik dipandang dari kualitas karya maupun konsekrasi dalam dunia sastra. Posisi IBS berkaitan erat dengan Persada Studi Klub (PSK), komunitas sastra yang dibimbing oleh Umbu Landu Paranggi. Penelitian ini akan mengkaji strategi IBS dalam mencapai posisi saat ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi IBS dalam mencapai posisi penyair saat ini dengan menggunakan teori sosiologi Pierre Bourdieu. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa IBS cenderung meng-gunakan strategi simbolik dalam pencapaiannya sebagai penyair dan posisinya sebagai pengasuh para penulis.



    (Iman Budhi Santosa (IBS) in Yogyakarta literary arena known as a legitimate poet, either seen from his works quality or his consecration in the literary world. IBS position is closely related to Persada Studi Club (PSK), which is guided by Umbu Landu Paranggi. This study investigates the IBS strategy in achieving his current position. The research aims to find out IBS strategy in achieving the poet current position by using Pierre Bourdieu sociology theory. The research is a descriptive study. The analysis shows that IBS tends to use symbolic strategy in his achievement as a poet and his position as a tutor for writers.)
    Keajegan penerbitan majalah Pagagan sejak tahun 1992 hingga 2014 memunculkan asumsi bahwa ada modal-modal tertentu yang menyebabkan majalah ini dapat bertahan. Modal-modal yang menunjang penerbitan Pagagan diasumsikan mendorong timbulnya... more
    Keajegan penerbitan majalah Pagagan sejak tahun 1992 hingga 2014 memunculkan asumsi bahwa ada modal-modal tertentu yang menyebabkan majalah ini dapat bertahan. Modal-modal yang menunjang penerbitan Pagagan diasumsikan mendorong timbulnya praktik-praktik atau strategi pengelolaan penerbitan yang dilakukan oleh redaksi sehingga Pagagan mampu bertahan hingga 2014. Kajian ini bertujuan mengungkap modal-modal yang mendukung majalah Pagagan untuk dapat bertahan. Kajian ini menggunakan gagasan sosiologi Pierre Bourdieu tentang produksi karya sastra dipandang dari modal-modal yang melingkupi terbitnya karya sastra. Kajian ini bersifat deskriptif. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa modal ekonomi, simbolik, dan kultural mendorong timbulnya strategi-strategi redaksi yang menyebabkan Pagagan dapat hadir hingga tahun 2014. Dari ketiga modal tersebut, modal terkuat pendukung Pagagan adalah modal kultural.


    (The constancy of Pagagan magazine since L992 to 20L4 emerges an assumption that there are certain capitals that make this magazine survive. The modals that support Pagagan publishing are assumed to force the emergence of practices or publishing management strategy that is carried out by editorial staff so that Pagagan has been able to survive until2014. This study is aimed at revealing supporting capitals of Pagagan magazine in order to be able to survive. This study uses Pierre Bourdieu's sociology idea on literary piece production viewed from capitals that encompass the literary piece publication. This study is descriptive. The result of analysis shows that economy, symbolic, and cultural capital drives the emergence of editorial strategy that causes Pagagan to exist until 2014. From the three capitals, the strongest supporting capital of Pagagan is cultural capital.)
    Identitas selalu menjadi persoalan bagi keturunan Cina di Nusantara. Permasalahan identitas tersebut adalah akibat politik identitas yang dilakukan oleh kaum Belanda. Politik tersebut menempatkan kaum berkulit putih, Cina, sebagai kaum... more
    Identitas selalu menjadi persoalan bagi keturunan Cina di Nusantara. Permasalahan identitas tersebut adalah akibat politik identitas yang dilakukan oleh kaum Belanda. Politik tersebut menempatkan kaum berkulit putih, Cina, sebagai kaum Timur Asing (Vreemde Oostrelingen) di tingkat kedua dan pribumi (Inlanders) berada di tingkat ketiga. Selanjutnya, pelabelan Cina sebagai asing menimbulkan pengaruh panjang dan menjadi sebuah kesadaran bersama bagi masyarakat Indonesia modern. Pribumi versus asing (Cina) adalah efek dari kolonialisme yang terjadi di Indonesia sejak bertahun-tahun lalu. Gambaran tersebut didekonstruksi dalam Puti Cina, sebuah novel karya Sindhunata. Kajian ini menggunakan kajian poskolonial untuk mengungkap identitas pribumi dan asing (Cina), dan penindasan rasial terhadap keturunan Cina dalam novel Putri Cina.

    Identity problem always attaches to Chinese descendent in Nusantara. The problem is originated from identity politics treated by Dutch colonial. The politics places Chinese, the white, as the foreign East (Vreemde Oostrelingen) in second class and indigenous (Inlander) as third class society. Furthermore, Chinese labeling as foreigners has generated long impact and mass consciousness for modern Indonesian society. lndigenous versus foreigners (Chinese) is effect of long occupation of colonialism in Indonesia. Portrayal of the opposition is deconstructed in Putri Cina, a novel by Sindhunata. To reveal identity of indigenous and foreigners (Chinese) and race oppression to Chinese descendant in putri Cina, the study was conducted using postcolonial study.