Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content
Pergantian pengurus perkumpulan pemuda yang berlangsung setiap tahun masih dilakukan dengan cara manual yaitu penggunaan kertas untuk voting tiap kandidat. Hal itu yang terjadi pada pemilihan ketua pemuda Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)... more
Pergantian pengurus perkumpulan pemuda yang berlangsung setiap tahun masih dilakukan dengan cara manual yaitu penggunaan kertas untuk voting tiap kandidat. Hal itu yang terjadi pada pemilihan ketua pemuda Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jatiwringin yang dilakukan setiap kali masa jabatan. Masalah berikutnya banyak pemilih yang tidak memberikan hak suara karena bekerja diluar kota, kurangnya teknologi informasi untuk pengenalan kandidat serta kurangnya minat pemilih hadir dalam pemilihan. Penelitian ini bertujuan membuat pemodelan sistem berbasis komputer berbentuk e-voting untuk memilih ketua pemuda. Pemilihan ketua pemuda dilakukan dengan menilai setiap kandidat menggunakan lima kriteria yaitu Leadership, Loyalitas, Visi-Misi, Emosional dan Ego. Selanjutnya masing-masing kriteria pada setiap kandidat diolah menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Yaitu Nilai setiap kriteria yang diperoleh dari pemilih dijumlahkan kemudian diambil rata-rata sejumlah pemilih dan disebut sebagai matriks ternormalisasi. Perhitungan menampilkan urutan kandidat dengan nilai tertinggi hingga terendah. Penelitian ini menghasilkan model sistem pendukung keputusan yang menyediakan fitur untuk menambah kandidat, menambah kriteria dan sub kriteria dan menampilkan urutan hasil pemilihan ketua pemuda. Sistem ini dapat dimanfaatkan pada pemilihan kandidat ketua pemuda dengan konsep e-voting yang lebih efisien.
ABSTRAK Artikel hasil penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami kolonialisasi budaya Korea melalui K-drama popular di Indonesia. Kolonialisasi saat ini tidak lagi dilakukan dengan pendudukan langsung, melainkan dengan... more
ABSTRAK Artikel hasil penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami kolonialisasi budaya Korea melalui K-drama popular di Indonesia. Kolonialisasi saat ini tidak lagi dilakukan dengan pendudukan langsung, melainkan dengan instrumen media dan budaya. Penjajahan gaya baru ini bersifat soft dan langsung menyerang individu dalam suatu wilayah. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan pascakolonial yang akan melihat teks sebagai praktik diskursus atau praktik wacana untuk menguatkan kekuasaan. Perspektif yang digunakan adalah pascastrukturalis dan paradigm kontruktivisme, hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kolonialisasi budaya Korea melalui K-drama terjadi ketika produk-produk media Korea mulai masuk dan mendominasi di layar televisi Indonesia. K-drama yang menginternalisasi budaya Korea dan mendominasi televisi Indonesia sedikit banyak memberi pengaruh pada khalayak pencinta K-drama. Kolonialisasi budaya Korea terlihat dengan banyaknya produk media Korea di Indonesia, baik di televisi, media cetak dan internet, yang kemudian berdampak pada produk media Indonesia dalam memberitakan Korea. Namun, pengaruh Korea tidak sepenuhnya diterima, ada juga perlawanan mikro dari masyarakat yang sadar akan tujuan Korea menyebarkan budaya popnya. Bahkan pengaruh Korea juga memberi kontribusi terhadap tumbuh kembang budaya popular Indonesia. ABSTRACT This search-based paper aims to describe and understand the colonialization of Korean culture through popular K-drama in Indonesia. The current colonization is no longer done directly, but by media and cultural instruments. This new colonization style comes with a soft form and attacks the individual in a region directly. This research uses qualitative methods and postcolonial approach which shows the text as practice discourse or discourse to strengthen power. This research uses poststructuralist as a perspective and constructivism as a paradigm which reveals that Korean culture colonization through K-drama when Korean media products start to enter and dominate television screen in Indonesia. K-dramas internalize Korean culture and dominate television in Indonesia have much to do with K-drama lovers. Korean culture colonization is demonstrated by the abundance of Korean media products in Indonesia, in television, print and internet, then impacts to Indonesian media
Research Interests:
Makalah ini membahas mengenai retorika dan analisis retorika  Iklan Beli Pulsa Lewat mandiri e-banking, Berhadiah Mobil
Research Interests:
Artikel Jurnal ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami etika kepemimpinan yang baik dan disenangi oleh masyarakat. Dengan menggunakan metode analisis dan argumentatif tentang etika kepemimpinan, saya akan menganlisis etika... more
Artikel Jurnal ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami etika kepemimpinan yang baik dan disenangi oleh masyarakat. Dengan menggunakan metode analisis dan argumentatif tentang etika kepemimpinan, saya akan menganlisis etika kepemimpinan Jokowi yang dinilai baik dalam memimpin ibukota Jakarta oleh masyarakat. Secara khusus gaya kepemimpinan Jokowi memang berbeda dari pemimpin yang lainnya, Jokowi yang sikap sederhana dan lebih sering terjun ke masyarakat dibanding berdiam diri di kantor. Jokowi lebih mendekatkan diri dengan masyarakat dan langsung bertanya kepada masyarakat tentang masalah-masalah yang terjadi dilingkungan masyarakat. Sehingga Jokowi bisa mengambil keputusan sebijak mungkin yang lebih menguntungkan masyarakat. Seperti yang telah dilakukannya dalam menangani relokasi warga waduk pluit. Jokowi melakukan sosialisasi setiap hari dan memberi pemahaman kepada warga agar mau direlokasikan, sampai akhirnya warga waduk pluit mau direlokasikan ke rusun. Oleh karena itu, para pemimpin harus mencontoh etika kepemimpinan Jokowi agar masyarakat mau bekerjasama dalam melaksanakan tujuan-tujuan yang dicita-citakan.
Research Interests:
Legitimasi kekuasaan yang paling kuno adalah legtiimasi religius, implikasi legitimasi religius adalah penguasa dalam menjalankan kekuasaannya berada diatas penilaian moral. Legitimasi religius didobrak, pendobrakan terjadi dalam tiga... more
Legitimasi kekuasaan yang paling kuno adalah legtiimasi religius, implikasi legitimasi religius adalah penguasa dalam menjalankan kekuasaannya berada diatas penilaian moral. Legitimasi religius didobrak, pendobrakan terjadi dalam tiga lingkungan masyarakat. Tiga lingkungan masyarakat itu adalah bangsa Israel, Masyarakat Yunani, dan masyarakat Roma.
Tiga sokoguru filsafah negara: Pertama, keyakinan yang pada hakikatnya bersifat religius. Kedua, negara dalam menjalankan tugasnya terikat oleh norma-norma etis, keadilan adalah dasar. Ketiga, kekuasaan negara harus berjalan melalui jalur-jalur suatu sistem hukum.
Research Interests: