Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
1. Krisis misil Kuba adalah krisis dimana menjadi satu - satunya saat dimana seluruh dunia hampir mengalami mimpi terburuknya, yaitu perang nuklir antara blok barat dan timur. Krisis ini sendiri terjadi karena adanya pembangunan beberapa instalasi rudal balistik jarak sedang yang dilakukan di negara Kuba, terletak tepat di selatan Florida (USA). Peristiwa ini ketika diketahui pihak USA, langsung mendapatkan respon yang keras, sampai - sampai pihak US menyiagakan diri untuk berperang dalam skala besar, termasuk kemungkinan perang nuklir dengan dinaikkannya DEFCON meter ke "2". Awal Krisis Sebenarnya krisis antara Kuba dan US sudah dimulai dari awal naiknya Fidel Castro menjadi penguasa Kuba setelah berhasil menggulingkan pemerintahan diktator pimpinan Fulgencio Batista. Dibawah pemerintahan Castro, Kuba menjadi negara komunis. Hal ini terntu saja meresahkan pihak US yang saat itu sedang gencar - gencarnya menahan laju komunis di dunia. US akhirnya melalui CIA melatih 1000 lebih pasukan Kuba yang diasingkan Castro untuk melakukan serangan di Bay of Pigs dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro. Namun serangan ini gagal total, dan menjadi salah satu blunder US yang paling memalukan. Serangan ini pulalah yang akhirnya membuat Castro berpaling ke Uni Soviet untuk mendapatkan perlindungan, karena ia tahu bahwa kelak, cepat atau lambat, pasti US akan malakukan sesuatu untuk menjatuhkannya. Sementara itu, Uni Soviet, sama seperti US, sedang gencar - gencarnya menyebarluaskan ideologi komunis ke seluruh dunia. Ketika melihat revolusi komunis di Kuba, Soviet melihat celah yang menggiurkan. Pada saat itu, rudal USSR (Soviet) hanya mampu mencapai eropa, sehingga pemasangan rudal di Kuba akan memungkinkan USSR melakukan serangan rudal ke US jika terjadi sesuatu. Pada bulan Oktober tahun 1962, pesawat mata - mata US menemukan beberapa instalasi rudal yang sedang dibangun di Kuba. Segera setelah penemuan itu presiden Kennedy diberitahu tentang pembangunan instalasi rudal di Kuba oleh USSR. Kennedy langsung membentuk Executive Committee of the National Security Council (EXCOMM). Awalnya beberapa orang di EXCOMM, termasuk Kepala Staff gabungan, menyarankan Kennedy untuk melaksanakan invasi besar - besaran ke Kuba. Namun Kennedy ragu akan saran tersebut, karena dapat berujung pada memburuknya situasi di Eropa dan merusak image US. Peristiwa Teluk Babi adalah sebuah upaya invasi yang dilakukan oleh AS melalui CIA, dengan memanfaatkan ribuan pelarian Kuba yang sudah dipersenjatai dan dilatih perang, untuk menggulingkan Fidel Castro dan menghentikan revolusi Kuba. Dengan mengorganisasikan komite rakyat dan dukungan militer, Fidel dan rakyat Kuba berhasil mengalahkan serangan ini hanya dalam 72 jam. Peristiwa itu telah membuat revolusi Kuba menjadi tambah kuat, dan segera setelah peristiwa itu, Fidel Castro mengumumkan watak sosialis dalam revolusi Kuba. “Kawan-kawan, pekerja dan petani, ini adalah Revolusi Sosialis dan demokratis dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dan untuk Revolusi rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat ini, kita bersedia untuk memberikan hidup kita,” kata Fidel Castro saat itu. Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/dunia-bergerak/20110417/kuba-peringati-50-tahun-kemenangan-teluk-babi.html#ixzz3PeIY0wHP Follow us: @berdikarionline on Twitter | berdikarionlinedotcom on Facebook 2. Setelah berakhirnya Perang Dunia II muncul persaingan-persaingan baru antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) yang lebih dikenal dengan sebutan “Perang Dingin”. Adapun negara-negara yang telah menjadi korban akibat dari Perang Dingin diantaranya: 1.    Vietnam, yang terpecah menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan 2.    Jerman, terpecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur 3.    Korea, terpecah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara Dalam perjanjian Yalta pada tahun 1945 disebutkan bahwa, Uni Soviet akan mengumumkan perang kepada Jepang setelah Perang di Eropa selesai. Dimana pasukan Uni Soviet akan menyerang Jepang melalui Semenanjung Korea. Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet melancarkan serangannya terhadap pasukan Jepang lewat Semenanjung Korea hingga mencapai garis batas 38º LU. Selama enam hari peperangan Uni Soviet keluar sebagai pemenang, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945 pasukan Jepang menyerah kepada sekutu dengan ketentuan pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º LU menyerah kepada Uni Soviet, sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Selatan garis 38º LS menyerah kepada Amerika Serikat. Hal inilah yang menjadi dasar pembagian Korea, sehingga garis batas 38º Lintang Utara (LU), menjadi garis batas demarkasi antara Korea Utara dan Korea selatan. Sebab-sebab Umum a.    Adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Salah satu dampak Perang Dunia II adalah adanya Perang Dingin, yakni pertentangan antara Blok Barat dibawah komandan Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Pihak Korea Selatan yang berada dibawah pengaruh Amerika Serikat mengembangkan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara dibawah pengaruh Uni Soviet mengembangkan paham sosialis-komunis. b.    Pembagian wilayah korea menjadi dua bagian Setelah Perang Dunia II berakhir, Korea menjadi daerah yang dipersengketakan. Dimana beberapa hari sebelum Jepang menyerah pada tanggal 10 Agustus 1945, Amerika Serikat dan Uni Soviet akan menerima tawanan-tawanan perang Jepang yang berada didaerah Korea. Keputusan ini didasarkan pada Perjanjian Potsdam 1945, yaitu membagi Korea menjadi dua bagian dengan batas wilayah 38º Lintang Utara, menyerah kepada Amerika Seikat dibawah pimpinan Letnal Jenderal John R. Hogde. Sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º Lintang Utara, menyerah kepada Uni Soviet dibawah pimpinan kolonel Jenderal Ivan M. Christyalov. Pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya tidak menjadikan garis tersebut sebagai garis demarkasi antara Korea Utara dan Korea Selatan, melainkan garis tersebut hanya merupakan batas wilayah untuk menerima tawanan-tawanan Jepang pasca Perang Pasifik. Namun, pada akhirnya garis tersebut berubah fungsi menjadi garis demarkasi antara pertahanan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dengan demikian, pembagian wilayah Korea enjadi dua bagian ini menjadi suatu garis pertikaian antara dua kekuatan. Dilain pihak, secara tidak langsung hal ini mengahalangi cita-cita bangsa Korea untuk menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu. c.    Tidak adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tentang pembentukan Korea Utara. Pada bulan Desember 1945 diadakan konferensi para menteri luar negeri di Moskow, konferensi ini diadakan sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Potsdam. Dalam konferensi tersebut memperoleh atau menghasilkan kesepakatan antara Amerka Serikat, Uni Soviet dan Inggris yang menyatakan akan membentuk pemerintahan Korea yang demokratis. Pemerintahan ini merupakan pemerintahan perwakilan Internasional yang akan berlangsung selama lima tahun, dimana dalam pemerintahan perwakilan tersebut pasukan-pasukan Amerika Serikat maupun Uni Soviet ikut serta didalamnya (joint Commission). Pelaksanaan pemerintahan perwakilan Internasional ternyata tidak dapat diwujudkan, karena tidak adanya kesepakatan antara amerika serikat dan uni soviet. Masalah korea kemudian dibawa ke sidang sidang umum PBB. Pada tanggal 14 November 1947, sidang umum PBB memutuskan untuk membentuk komisi yang disebut “United Nations Temporary Commission on Korea” (komisi Sementara PBB untuk Korea). Dari hasil sidang tersebut menyarankan agar selambat-lambatnya pada tanggal 13 Maret 1948, di Korea diadakan pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil rakyat Korea. Tugas dari komisi Sementara PBB untuk korea antara lain: 1)   Mengadakan pengawasan keberlangsungan pemilihan umum 2)   Mengadakan pembicaraan dengan para wakil rakyat hasil pemilihan umum untuk merundingkan umum untuk merundingkan masalah kemerdekaan Korea. Kemudian setelah wakil Korea terpilih, maka PBB kemudian mengajukan rencana antara lain: 1)   Membentuk dewan Nasional 2)   Mendirikan pemerintahan Korea yang merdeka. Sesudah pemerintahan Korea terbentuk maka tentara pendudukan akan ditarik mundur. Korea selatan dan Amerika Serikat dapat menjalankan rencana tersebut, sebab rencana itu pada dasarnya merupakan siasat dari Amerika Serikat sendiri yang mendominasi dalam PBB. Akan tetapi, Uni Soviet menolak hal tersebut dan mengusulkan, bahwa tentara pendudukan akan ditarik mundur terlebih dahulu, dan baru kemudian mendirikan pemerintahan Korea merdeka. Dengan demikian, korea menjadi ajang pencaturan politik dan militer antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Selanjutnya masing-masing pihak akhirnyamembentuk pemerintahan baru di Korea, yaitu: 1)   Pada tanggal 15 Agustus 1948 Amerika Serikat membentuk Republik Korea (Korea Selatan) beribu kota di Seoul, dengan Syngman Rhee sebagai Presiden pertama. 2)   Pada tanggal 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) beribu kota di Pyongyang, dengan Kim II sung sebagai Presiden pertamanya (Agung Leo S, 2012:134) Sebab-sebab Khusus Pada bulan desember 1948, sidang umum PBB mengesahkan laporan tentang hasil-hasil pemilihan di Korea Selatan. Sidang menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan adalah satu-satunya pemerintahan yang sah. Selain itu juga diputuskan terbentuknya komisi baru Korea yakni Commission on Korea (Komisi tentang Korea), tugas dari komisi ini antara lain: 1)   Mengambil alih komisi sementara PBB di Korea 2)   Mencoba mengadakan penyatuan Korea 3)   Mengadakan penyelidikan penarikan pasukan pendudukan di Korea. Dengan adanya keputusan tersebut, Korea Utara semakin membenci Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korea Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB. Dengan demikian, Uni Soviet terus mendukung Korea Utara untuk mendapatkan hak-haknya dan mendapatkan wilayah Korea seluruhnya dengan jalan kekerasan atau peperangan (Agung, 2012: 135). 3. Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dinginantara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan Liberal. Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan Uni Soviet dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang berideologi komunis. Jumlah korban yang meninggal diperkirakan lebih dari 280.000 jiwa di pihak Vietnam Selatan dan lebih dari 1.000.000 jiwa di pihak Vietnam Utara. Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar. Setelah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun bersatu pada tahun 1976. Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam ini adalah Kim Phuc. 4. Dampak yang nyata dengan akibat perang Vietnam adalah jumlah korban yang terlibat dalam perang tidak terhitung jumlahnya secara pasti. Serta Perang Vietnam ini juga mengakibatkan berkembangnya ideologi komunisme di berbagai negara di kawasan Indocina, seperti Kamboja dan Laos. Penyebaran ideologi komunisme di Asia Tenggara ini didalangi oleh adanya sebuah lembaga di Uni Soviet yang bernama Communist International (Comintern). Pola kaderisasi badan ini adalah dengan menjaring para tokoh negara atau pemuda-pemuda yang cerdas untuk dididik menjadi agen-agen penyebar ajaran komunis. Di Indonesia, salah satu tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di Comintern adalah Dipo Nusantara Aidit. Di Vietnam, salah satu tokohnya adalah Ho Chi Minh. Di Laos, paham komunisme diterapkan oleh Pathet Lao, yaitu sebuah organisasi yang terbentuk dari proses konsolidasi militer dan perseteruan politik dalam negeri Laos. Pathet Lao menjadi rezim penguasa Laos yang berhaluan komunis. Di Kamboja, pengaruh komunisme disebarkan oleh rezim otoriter bernama Khmer Merah. Selanjutnya, tahun 1977, terjadi pertikaian antara Kamboja dan Vietnam. Kamboja mendapatkan dukungan dari Cina, sedangkan Vietnam mendapatkan dukungan dari Uni Soviet. Puncak dari pertikaian itu adalah usaha invasi Vietnam atas Kamboja pada tahun 1979, yang berlanjut pada penyerangan Vietnam oleh Cina. ASEAN yang berdiri seiring dengan memanasnya perang Vietnam, tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap penyelesaian konflik tersebut. Tetapi begitu perundingan paris dilanggar oleh Vietnam utara ASEAN mulai menunjukkan kekuatannya. Dan ketika Vietnam mulai menginvasi kamboja ASEAN mencoba melakukan pembicaraan dengan Vietnam, dimana nantinya dapat dicapai dua sasaran yakni : 1.      meyakinkan Vietnam bahwa kalau ingin berkembang secara ekonomi dia tidak boleh semata mata bergantung pada Uni Soviet dan COMECON dan untuk memperoleh bantuan dari masyarakat internasional dia harus mengambil suatu sikap kerjasama yang sungguh sungguh terhadap ASEAN. 2.      meyakinkan Vietnam bahwa dia harus menemukan suatu penyelesaian politik yang dapat diterima oleh pihak Kamboja karena secara militer saja tidak akan dapat memecahkan masalahnya Selain beban ekonomi, keterlibatan militer Cina akan berdampak bagi kawasan Asia Tenggara, selain itu ekspansi Vietnam hanya akan membuat Vietnam terkucil dari dunia internasional. [1] 5. Pers masa Orde Baru Pers senantiasa mencerminkan situasi dan kondisi masyarakatnya. Pers nasional pada masa Orde Baru adalah salah satu unsur penggerak pembangunan. Pemerintah Orde Baru sangat mengharapkan pers nasional sebagai mitra dalam menggalakkan pembangunan sebagai jalan memperbaiki taraf hidup rakyat. Pada saat itu, pers menjadi alat vital dalam mengkomunikasikan pembangunan. Karena pembangunan sangat penting bagi orde baru, maka pers yang mengkritik pembangunan mendapat tekanan. Orde baru yang pada mulanya bersifat terbuka dan mendukung pers, namun dalam perjalanan berikutnya mulai menekan kebebasan pers. Pers yang tidak sejalan dengan kepentingan pemerintah atau berlaku berani mengkritik pemerintah akan dibredel atau dicabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Kita tentunya masih ingat dengan kasus yang dialami oleh majalah Tempo. Media tersebut pernah dicabut SIUPPnya akibat pemberitaan yang kritis terhadap pemerintahan Orde Baru. 6. Fungsi SKSD Palapa adalah sebagai berikut : a. Hubungan komunikasi antardaerah, antarnegara lebih mudah. b. Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, faksimile. c. Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon Otomat). d. Sebagai satelit pengulang (repeater). 7. Sistem Transportasi di Indonesia Di Indonesia sebagai negara yang berkembang maka dibidang Transportasi juga masih selalu dikembangkan. tertutama sistemnya. walaupun kondisi saat ini Sarana Transportasi di Indonesia masih memiliki kelemahan. seperti Jalan dan Jembatan, dibeberapa daerah di Indonesia belum memiliki Jalan dan Jembatan yang sesuai dengan kebutuhan. untuk itu diharapkan dengan adanya satu sistem pemerintah yang membangun infrastruktur dibidang Transportasi. sehingga kedepan semua fasilitas Transportasi bisa lebih maksimal. dengan demikian masalah-masalah Transportasi bisa diminimalisr dan kebutuhan akan moda transportasi masyarakat bisa dipenuhi. Perkembangan Sistem Transportasi Laut Perkembangan Sistem Transportasi laut di Indonesia yang ada saat ini. untuk transportasi Umum masih menggunakan Kapal Laut yang menghubungan antara propinsi. biasanya penyedia jasa angkutan laun Kapal itu adalah PT.Pelni yaitu sebuah perusahan BUMN yang bergerak di bidang Jasa Transportasi Laut. Selain itu untuk menghubungkan antara satu daerah, biasanya Alat Transportasi yang digunakan adalah Kapal Laut ukuran sedang dan kecil, Feri, Speed boat, dan perahu Tradisional lainnya. Sistem Transportasi Udara Sementara untuk sistem Transportasi Udara setiap tahun dilakukan peningkatan sarana dan prasarana seperti Bandara Udara dan lainnya. SARANA TRANSPORTASI DARAT Transportasi Darat , meliputi : Jalan raya , Kereta api , Sungai , Danau , Penyeberangan atau feri Pembinaannya di lakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat . Kualitas jalan raya di tingkatkan , juga di bangun jalan bebas hambatan ( jalan tol ), jalan layang , pembangunan system rel ganda , pembangunan jembatan . kegiatan : 1 . Pembangunan jalan raya 2. Pembangunan Jembatan - jembatan 3. Pembangunan Jalan Kereta lanjut  7. 1. Pembangunan Jalan raya Pembangunan Jalan raya peranan jalan raya sebagai media lalui Dalam bidang perhubungan darat pemerintah telah mengarahkan pembangunan transportasi pada upaya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan raya yang telah ada. Pembangunan jalan raya yang baru dilakukan untuk membuka daerah-daerah terpencil atau terisolasi guna menghubungkan ke pusat-pusat industri di berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia, di kota-kota besar banyak dibangun lanjut  8. 2. Pembangunan jembatan Jembatan-jembatan juga dibangun seperti jembatan Membramo di Irian Jaya dan jembatan Barito di Kalimantan, di Jakarta misalnya untuk mengatasi meningkatnya tuntutan transportasi yang cepat, atau untuk mengatasi kemacetan telah dibangun jembatan-jembatan layang lanjut  9. 3. Pembangunan jalan kereta api Pembangunan sarana jalan untuk kereta api juga terus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. pembangunan jalan Kereta telah dilakukan sejak jaman Kolonial Belanda dan telah diresmikan sejak tahun 1867. 8. Peran IPTEK Dalam Lingkungan IPTEK memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka pendek dan jangka panjang. Perubahan penggunaan lahan melalui penggundulan hutan dan perubahan lahan pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan air di hulu, telah menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan infrastruktur akibat bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai negara, selain bencana banjir ketika musim penghujan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya) yang mempengaruhi peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu kelestarian dan keseimbangan alam perlu dipertahankan agar senantiasa memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia ke taraf hidup yang lebih baik. Namun yang terjadi kini malah sebaliknya, Dominasi manusia terhadap lingkungan seringkali berdampak buruk. Pembangunan dan penguasaan iptek dalam mengeksplorasi alam untuk peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan sering kali mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Padahal kemampuan sumber daya dan kemampuan alam untuk mengeliminasi Zat pencemar adalah terbatas. Apalagi saat ini, krisis yang melanda negeri ini menyebabkan kehidupan lebih memburuk. Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem tersebut akan mendorong pengembangan dan pemanfaatan iptek yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan dan mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat. Sektor lingkungan hidup merupakan isu penting di dunia saat ini. Secara garis besar, pemanfaatan iptek harus senantiasa mempertimbangkan usur lingkungan hidup. Artinya, pemanfaatannya harus sejauh mungkin ramah lingkungan. Komitmen pemerintah terhadap lingkungan hidup juga sudah lumayan tinggi. Salah satu buktinya, sudah ada Kementerian Negara Lingkungtan Hidup yang khusus mengurusi hal itu pada pemerintahan yang ada saat ini. Dampak IPTEK Terhadap Lingkungan dan SDA Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin yang gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi komsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya. Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia. Disamping itu, IPTEK dikembangkan dalam bidang antariksa dan militer, menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak seimbang (Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16 – 20). Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi dan pencemaran lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan rumah tangga yang memperlihatkan ketidak perdulian terhadap lingkungan hidup. Akibat-akibat dari ketidak perdulian terhadap lingkungan ini tentu saja sangat merugikan manusia, yang dapat mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, masalah pencemaran lingkungan baik oleh karena industri maupun komsumsi manusia, memerlukan suatu pola sikap yang dapat dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati permasalahan lingkungan. Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan lingkungan hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. IImu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto, 1991: 19). Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya. keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan, 1996: 13). Dari definisi diatas tersirat bahwa mahluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yang dapat mempengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya, membentuk dan dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan hidupnya maka manusia akan terpengaruh. Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia. Misalnya, akibat polusi asap kenderaan atau cerobong industri, udara yang dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu akan tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini, perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan hidupnya. Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai peruntukannya. Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga dampak IPEK terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam yaitu; dampak secara kimiawi, fisik dan biologis. Resiko kimiawi akibat IPTEk adalah: senyawa-senyawa kimia berbahaya yang terdapat di air, tanah, udara dan makanan. Resiko fisik akibat IPTEk adalah kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi, kebisingan, radiasi, sedimentasi. Resiko biologis akibat IPTEk adalah pathogen (bakteri, virus, parasit), dan bahan kimia yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh. Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu eksistensi manusia dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut polutan. Polusi disebabkan terjadinya factor-faktor tertentu yang sangat menentukan ialah: 1.    Jumlah penduduk 2.    Jumlah sumberdaya alam yang digunakan oleh setiap individu 3.    Jumlah Polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis SDA 4.    Teknologi yang digunakan Penggunaan sumberdaya yang salah menimbulkan erosi, sedimentasi yang merusak, penggaraman tanah dan air, penggersangan lahan, banjri dsb. Limbah dan sisa proses menimbulkan contamination dan pollution atas udara, tanah dan air. Dampak menyebar dan meluas cepat lewat udara dan air. Penyebaran dan peluasan dampak lewat tanah langsung berjalan sangat lambat. Akan tetapi tanah dapat bertindak sebagai penyimpan zat atau bahan pencemar atau pengotor selama waktu lama dan dengan demikian menjadi sumber dampak yang nantinya akan tersebar lewat udara atau air. Zat pencemar yang tersimpan dalam tanah juga dapat menyebar lewat serapan tanaman bersama dengan panenan yang diangkut dan digunakan ditempat-tempat lain. Kalau zat pencemar diserap tanaman pangan atau pakan, akan dapat mnimbulkan pencemaran dakhil (internal pollution) atas orang atau ternak dimana-mana tempat memperjual belikan bahan pangan atau pakan tersebut. Sumber pencemaran dakhil lebih sulit dilacak daripada sumber pencemaran lewat udara dan air. Pencemaran dapat datang dari sumber pasti misalnya dari saluran pembuang limbah pabrik atau datang dari sumber baur, misalnya dari aliran limpas lahan pertanian, pencemaran sumber pasti secara nisbi lebih mudah ditangani karena titik pelepasan bahan pencemar jelas dan susunan bahan pencemar terbatas keanekaannya. Pencemaran sumber baur lebih suli ditangani kerana titik pelepasannya dan titik asalnya berada di mana-mana dan susunan bahan pencemarannya sangat beraneka. Ada dampak yang tinggal di tempat dampak itu ditimbulkan, misalnya pemampatan tanah oleh alat-alat berat dalam pembukaan lahan atau penggaraman tanah oleh system irigasi yang dirancang tanpa memperhitungkan neraca air pada antarmuka atmosfer tanah. Ada dampak yang diekspor ke tempat lain dari tempat asalnya, misalnya erosi di hulu mengekspor dampak sedimentasi ke hilir atau asap kendaraan bermotor dari jalur jalan diekspor ke kawasan pertanian atau pemukiman sepanjang jalan. Kawasan yang menimpor dampak menghadapi persoalan serupa dengan yang terkena. Teknologi yang diandalkan sebagai istrumen utama dalam “revolusi hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian, karena adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk yang bersifat suplemen, pestisida dan insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama juga menghasilkan berbagai jenis racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, bahkan akibat rutinnya digunakan berbagi jenis pestisida ataupun insektisida mampu memperkuat daya tahan hama tananam misalnya wereng dan kutu loncat. Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari GDP, dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa. Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi dan sektor indusri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Suarbaya, Jakarta, bandung Lhoksumawe, Medan, dan sebagainya. Bahkan hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut mengalami peningkatan suhu udara, sehingga banyak penduduk yang merasakan kegerahan walaupun di daerah tersebut tergolong berhawa sejuk dan tidak pesat industrinya. Berkaitan dengan pernyataan tersebut, Amsyari (Sudjana dan Burhan (ed.), 1996:104), mencatat keadaaan lingkungan di beberapa kota di Indonesia, yaitu: Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri. Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan biota airnya. Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r S02, dan debu. Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, seperti minyak bumi dan batubara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020. Luas hutan Indonsia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan yang disengaja atau oleh bencana kebakaran. Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin memyempit dan mengalami pencemaran.