Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
red54;;;;;;;Daftar Isi Bab I‭ ‬ :‭ Sejarah Alkitab Dalam Perspektif Perkembangan Gereja Katolik‭…‬..‭ ‬2 Bab II‭ ‬ :‭ Hermeunitika‭ ‬:‭ ‬Jembatan yang Menghubungkan Dunia Alkitab dengan Seluruh Sejarah Kehidupan Manusia‭…………………………‬…… 17 Bab III‭ ‬ : ‭ ‬Kitab-Kitab Dalam Gereja Katolik‭ ‬:‭ ‬Sebuah Ringkasan‭………………‬.‭ ‬21 ‭ ‬Bab I:‭ ‬Sejarah Alkitab Dalam Perspektif Perkembangan Gereja Katolik ‭ A.1.‭ ‬Pembentukan Kitab Suci .Tradisi Lisan Alkitab adalah firman Allah yang ditulis dengan bahasa manusia,‭ ‬oleh para penulis manusiawi,‭ ‬dan di dalam konteks sejarah tertentu.‭ ‬Konteks sejarah lahirnya Alkitab itu terpisah‭ ‬ratusan bahkan ribuan tahun dari pembaca masa kini.‭ ‬Awalnya,‭ ‬kisah-kisah dalam Kitabn Suci diwariskan secara turun-temurun secara lisan.‭ ‬Disinilah‭ “‬Tradisi Lisan‭” ‬mengalami masanya.‭ ‬Pada tahap ini,‭ ‬keluarga-keluarga mengisahkan kisah nenek moyang dan asal-usul mereka dalam‭ ‬bahasa lisan sehari-hari.‭ ‬Tradisi Lisan ini berlangsung selama berabad-abad sebelum pada akhirnya Tradisi Tulis muncul dan menggantikan Tradisi Lisan. 2.‭ ‬Munculnya Tradisi Tulis 2.1‭ ‬Perjanjian Lama Masyarakat di Timur‭ ‬Dekat Kuno mulai mengembangkan aksara yang mudah dipelajari dan digunakan sekitar‭ ‬1800‭ ‬SM.‭ ‬Perlahan,‭ ‬orang mulai menulis kisah-kisah,‭ ‬nyanyian-nyanyian‭ (‬Mazmur‭) ‬dan nubuat yang semuanya kelak menjadi bagian dari Alkitab.‭ ‬Tulisan-tulisan tersebut ditulis pada papirus Semacam kertas yang dibuat dari Gelagah.‭ ‬atau perkamen Bahannya dari kulit sapi hewan‭ (‬seperti kulit domba,‭ ‬kambingatau sapi)yang dikeringkan dalam sebuah bingkai..‭ Dalam Perjanjian Lama,‭ ‬proses penulisannya tidaklah sekali tulis lalu selesai,‭ ‬namun berlangsung selama berabad-abad karena begitu lama sejarah bangsa Isarel juga para penulis serta tokohnya.‭ ‬Saat beberapa kitab mulai ditulis,‭ ‬kitab-kitab lain tetap diwariskan secara lisan.‭ ‬Karena sejumlah kisah ditulis secara bertahap,‭ ‬bahkan kadang ada yang sama,‭ ‬maka ditemukan cerita dengan versi yang berbeda.‭ ‬Naskah-naskah yang ditulis pertama kali‭ ‬sudah tidak ada saat ini.‭ ‬ Naskah tersebut sangatlah mungkin telah lapuk karena terus dipakai atau sudah dimusnkahkan berabad-abad silam.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬ada salinan-salinan,‭ ‬yang ditulis manual hanya dengan tangan,‭ ‬masih ditemukan dan dipelihara di sinagoga-sinagoga,‭ ‬gereja-gereja atau biara.‭ ‬Bahkan ada salinan yang sudah sangat tua disimpan di museum dan di perpustakaan‭ ‬di seluruh dunia. Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan Alkitab Ibrani terkumpul.ada perkiraan bahwa pada tahun‭ ‬1300‭ ‬SM,‭ ‬tetapi proses menyatukan kitab-kitab‭ ‬itu baru dimulai sekitart tahun‭ ‬400‭ ‬SM.‭ ‬Pengumpulankitab-kitab tersebut terus berlanjut sementara kitab-kitab baru tetap ditulis hingga sekitar abad kedua SM.‭ 2.2‭ ‬Perjanjian Baru‭ Yesus dan murid-murid-Nya berbahasa Aramdan memakai Alkitab Ibrani,‭ ‬namun Rasul Paulus dan banyak orang Kristen perdana menggunakan terjemahan Yunani dari Alitab Septuaginta.‭ ‬Kebanyakan nas yang dijutip atau dirujuk dalam Perjanjian Baru diambil dari Septauaginta.‭ ‬Ada beberapa orang Kristen pada abad ketiga dan keempat berpendapat bahwa Alkitab Ibrani tidak boleh menjadi bagian dari Alikitab Kristen.‭ ‬Namun,‭ ‬sebagaimana penulis-penulis Perjanjian Baru,‭ ‬kebanyakan orang Kristen percaya bahwa Alkitab Ibrani adalah firman Allah.‭ ‬Mereka meyakini kitab-kitab itu sebagai Kitab Suci dan berwibawa.‭ ‬Yesus sendiri datang bukan untuk meniadakan hukumTaurat tapi untuk menggenapinya. Keduapuluh tujuh kitab yang sekarang ada dalam Perjanjian Baru,‭ ‬ditulis oleh sejumlah pengarang yang berbeda.‭ ‬Kitab-kitab yang paling awal sudah ditulis sekitar tahun‭ ‬50‭ ‬M dan tidak ada yang ditulis lebih kemudian dari awal abad kedua.‭ ‬Penetapan waktu yang pasti memang tidak mungkin,‭ ‬tapi kitab-kitab‭ ‬tertentu memberi petunjuk tentang masa penulisannya.‭ ‬Surat-surat Paulus mungkin tulisan tertu dalam Perjanjian baru. Injil Matius,‭ ‬Markus,‭ ‬Lukas dan Yohanes mungkin ditulis antara tahun‭ ‬60‭ ‬M dan‭ ‬100‭ ‬M.‭ ‬kebanyakan ahli berpendapat bahwa Markus mungkinInjil pertama yang ditulis,‭ ‬sebab Injil Matius dan Lukas sepertinya mengambil‭ ‬banyak bahan dan urutan dari Injil Markus.‭ ‬Beberapa surat dan kitab Wahyu mungkin merupakan kitab-kitab yang ditulis terakhir,‭ ‬sebab tampaknya mereka menggambarkan situasi yang dihadapi umat Kristen pada akhir abad pertama dan awal abad kedua Masehi.‭ Jemaat Kristen selama masa abad pertama dan kedua menulis banyak surat atau Injil,‭ ‬selain yang sekarang terkumpul pada Perjanjian baru.‭ ‬Bertahun-tahun terjadi perdebatan di kalangan pemimpin jemaat danahli kitab untuk menetapkan daftar kanon.‭ ‬Beberapa pemimpin jemaat mengusulkan daftar yang berbeda dalam‭ ‬300‭ ‬tahun sesudah penulisan kitab-kitab Perjanjian Baru.‭ ‬Namun daftar yang diusulkan pada tahuun‭ ‬367‭ ‬M oleh Uskup Atanasius di Aleksandria,‭ ‬adalah daftar pertama yang diakui oleh hampir semua tradisi Kristen dewasa ini. 3.‭ ‬Penerjemahan Alkitab Selama masa inilah Alkitab Ibrani diterjemahkan ke bahasa Yunani.‭ ‬Terjemahan ini ddisebut Septuaginta,‭ ‬yang berarti‭ “‬tujuh puluh‭” (‬LXX‭)‬.‭ ‬Legenda tentang Septuaginta ini diceritakan‭ ‬dalam Surat Aristeas.‭ ‬Menurut legenda itu,‭ ‬ada‭ ‬72‭ ‬sarjana yang secara bersama-sama menerjemahkan kitab-kitan bahasa Ibrani ke bahasa Yunani.‭ ‬Mereka menyelesaikannya dalam waktu yang sama,yakni‭ ‬72‭ ‬hari dengan terjemahan yang persis sama.‭ ‬Kitab-kitab inilah yang digunakan oleh orang-orang Yahudi yang tinggal di luar Israel karena hampir semuanya menggunakan bahasa Yunani.‭ ‬Salinan Septuginta yang tertua berasal dari abad kedua SM,‭ ‬lebih dari‭ ‬100‭ ‬tahun sebelum kelahiran Yesus.‭ ‬Septuaginta juga mempunyai arti yang penting‭ ‬bagi jemaat Kristen perdana. Tidaklah jelas bagaimana kitab tertentu diakui sebagai kitab suci sehingga dapat menjadi bagian Alkitab Ibrani.‭ ‬Sekitar tahun‭ ‬100‭ ‬M,‭ ‬sekelompok sarjana Yahudi‭ ‬bertemu di Yamnia,‭ ‬sebuah pusat studi Yahudi di sebelah barat Yerusalem.‭ ‬Para sarjana Yahudi bertemu dan memperdebatkan kitab-kitab mana saja yang dapat dimasukkan ke dalam KItab Suci Ibrani.‭ ‬Ditengarai bahwa studi inilah yang‭ ‬menjadi latar belakang keputusan komunitas Yahudi bahwa‭ ‬39‭ ‬kitab yang diterima dalam daftar Kanon mereka.‭ ‬7‭ ‬kitab,‭ ‬yang biasa disebut dengan Deuterokanonika tidak dimasukkan ke dalam daftar Kanon tersebut.‭ ‬Dewasa ini,‭ ‬kebanyakan Gereja Prostestan mengikuti‭ ‬daftar pertama‭ (‬Protokanonika‭) ‬yang terdiri atas‭ ‬39‭ ‬kitab dan menyebutnya Perjanjian Lama.‭ ‬Gereja Katolik Roma,‭ ‬Gereja Anglikan‭ (‬Episkopal‭)‬ dan Gereja Otrodoks Timur memasukkan kitab-kitab Deuterokanonika ke dalam Perjanjian Lama mereka. 4.‭ ‬Kitab tentang Kristus dan Murid-Murid-Nya Yesus dan para murid-Nya adalah orang Yahudi,‭ ‬sehingga sudah pasti mereka memakai dan mengutip Alkitab Ibrani.‭ ‬Sesudah kebangkitan Kristus tahun‭ ‬30‭ ‬M,‭ ‬kisah-kisah Yesus dan juga perkataan-Nya diteruskan secara lisan.‭ ‬Baru sekitar tahun‭ ‬65‭ ‬M,‭ ‬kisah-kisah dan perkataan ini dituliskan sebagai sebauh kitab-kitab Injil yang isinya sekitar setengah dari Perjanjian Baru.‭ ‬Akan teteapi,‭ ‬tulisan-tulisan paling awal justru adalah beberapa surat yang ditulis Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat dimana ia pernah mengajar dan tinggal,‭ ‬yang tersebar di seluruh kekaisaran Romawi.‭ ‬Yang pertama ditulis adalah‭ ‬1‭ ‬Tesalonika yang kemungkinan ditulis sekitar‭ ‬50‭ ‬M.‭ ‬KItab-kitab lainnya ditulis pada akhir abad pertama atau awal abad kedua Masehi. Kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani,‭ ‬bahasa Internasional di kekaisaran Romawi.‭ ‬Kitab-kitab itu awalnya diteruskan dan dibaca secara terpisah,‭ ‬baik kitab maupun surat.‭ ‬Selama hampir‭ ‬300‭ ‬tahun‭ (‬100-400‭ ‬M‭)‬,para pemimpin jemaat dan konsili-konsili perdana berdiskusi tentang tulisan-tulisan Perjanjian Baru yang mana saja yang diakui sebagai Kitab Suci dan setara dengan Kitab Ibrani.‭ ‬Pada tahun‭ ‬367‭ ‬M,‭ ‬Atanasius,‭ ‬uskup di kota Alexandria menulis surat yang mendaftarkan‭ ‬27‭ ‬kitab yang menurutnya harus diakui berwibawa oleh jemaat-jemaat Kristen.‭ ‬Daftar yang dibuatnya mencakup kitab-kitab yang sudah lazim dipakai luas di kalangan‭ ‬jemaat Kristen saat itu.‭ ‬Kitab-kitab yang ada dalam daftarnya itu sama dengan‭ ‬27‭ ‬kitab yang sekarang disebut‭ ‬ Perjanjian Baru. 5.‭ ‬Menerjemahkan Alkitab Ketika Kitab-kitab Perjanjian baru dituklis,‭ ‬bahasa Yunani digunakan‭ ‬sebagai bahasa internasional,‭ ‬begitu juga dengan‭ ‬wilayah sekitar Laut Tengah.‭ ‬Namun,‭ ‬menjelang akhir abad kedua Masehi,‭ ‬bahasa-bahasa setempat menjadi popular kembali,‭ ‬terutama du jemaat-jemaat setempat.‭ ‬Akhirnya kitab-kitab tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Latin,‭ ‬bahasa resmi kekaisaran Romawi‭; ‬bahasa Koptik di Mesir‭; ‬dan bahasa Siria.‭ ‬Pada tahun‭ ‬383‭ ‬M,‭ ‬Paus Damasus I menugaskan seorang imam bernama Hieronimus untuk menerjemahkan seluruh Alkitab.‭ ‬Ia membutuhkan waktu sekitar‭ ‬27‭ ‬tahun.‭ ‬Terjemahannya dikenal dengan terjemahan‭ “‬Vulgata‭” ‬dan selanjutnya menjadi terjemahan Alkitab standar di Eropa selama ribuan tahun.‭ ‬Sampai Abad Pertengahan,‭ ‬hanya kaum terpelajar yang mampu membaca dan mengerti bahasa Latin.‭ ‬Akan tetapi menjelang penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg‭ ‬(sekitar‭ ‬1456‭) ‬ pemakaian bahasa-bahasa sehari-hari semakin luas dalam lingkungan-lingkungan formal,‭ ‬pendidikan,‭ ‬dan agama.‭ ‬Karena makin banyak orang belajar membaca,‭ ‬dibutuhkan Alkitab edisi bahasa sehari-hari.‭ ‬Para penerjemah seperti Martin Luther,‭ ‬William Tyndale,‭ ‬Cassioro de Reina dan Giovanni Diodati mulai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa sehari-hari. Proses penerjemahan Alkitan berlanjut sampai sekarang.‭ ‬Proses itu dibantu oleh beberapa temuan modern.‭ ‬Sebagai contoh,‭ ‬banyak naskah kuno Perjanjian Baru berbahasa Yunani ditemukan dalam‭ ‬150‭ ‬tahun terakhir.‭ ‬Pada tahun‭ ‬1947,‭ ‬beberapa naskah Alkitab Ibrani yang amat kuno‭ (‬yang kemudian disebut dengan Naskah Laut Mati‭)‬.‭ 6.‭ ‬Proses Penerjemahan Alkitab Kebanyakan terjemahan Alkitab masih dikerjakan menurut pendekatan yang disebut‭ “‬ekuivalensi formal‭”‬,‭ ‬yang bertujuan menyampaikan baik kata-kata maupun struktur gramatikal dari bahasa asal.‭ ‬Pendekatan yang demikian memberi kesan bahwaterjemahannya tepat dan akurat.‭ ‬Namun,‭ ‬kadang-kadang yang terjadi penerjemahan itu tampak dan terdengar tidak waajar dalam bahasa penerima‭ (‬bahasa sasaran‭)‬,‭ ‬sebab kaidah tata bahasa dan struktur kalimatnya tidak sama. Pada tahun‭ ‬1960-an,‭ ‬cara pikir yang baru tentang penerjemahan Alkitab berkembang didasarkan pada teori-teori komunikas yang lebih berfokus pada bentuk pesan.‭ ‬Pendekatan‭ ‬ini disebut terjemahan‭ “‬ekuivalensi fungsional,‭” ‬yang menekan terjemahan kata-kata dalam keseluruhan unit gagasan,‭ ‬bukan kata per kata.‭ ‬Pendekatan ini lebih memperhatikan fungsi kata-kata yang membawa makna daripada bentuknya. Apapun pendekatan yang dipakai,‭ ‬para penerjemah Alkitab harus selalu memakai naskah-naskah Ibrani dan Yunani yang terbaik.‭ ‬Para penerjemah mendasarkan terjemahan mereka pada edisi-edisi standar Alkitab Ibrani dan Perjanjian Baru,‭ ‬yang‭ ‬memberikan penilaian seksama tentang semua naskah kuno Alkitab.‭ ‬Edisi-edisi standar ini menjamin terjemahan-terjemahan itu didasarkan pada‭ ‬naskah-naskah yang paling akurat dan dapat dipercaya. .‭ ‬Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen memuat semua kitab‭ ‬yang ada dalam Alkitab Ibrani.‭ ‬Namun,‭ ‬beberapa tradisi Kristen juga memasukkan kitab-kitab yang bukan Septuaginta,‭ ‬terjemahan Yunani dari Alkitab Ibrani yang dipakai para rasul dan jemaat-jemaat Kristen Perdana. Perjanjian Lama versi Protestan memuat hanya kitab-kitab yang ditemukan dalam kitab Ibrani,‭ ‬tetapi urutannya berbeda.‭ ‬Perjanjian Lama versi Katolik memuat semua kitab ini dan juga‭ ‬kitab-kitab lain yang ada dalam Septuaginta.‭ ‬Perjanjian Lama versi Ortodoks mencakup semua ini,‭ ‬ditambah‭ ‬3‭ ‬dan‭ ‬4‭ ‬Makabe,‭ ‬Doa Manasye,‭ ‬Mazmur‭ ‬151,‭ ‬dan‭ ‬1‭ ‬Edras‭ ‬karena kitab-kitab ini ada dalam beberapa versi Septuaginta. Tabel Daftar KItab-Kitab Protestan Katolik Ortodoks Kejadian Kejadian Kejadian Keluaran Keluaran Keluaran Imamat Imamat Imamat Bilangan Bilangan Bilangan Yosua Yosua Yosua Hakim-Hakim Hakim-Hakim Hakim-Hakim Rut Rut Rut 1‭ ‬Samuel Samuel 1‭ ‬Kerajaan-Kerajaan 2‭ ‬Samuel 2‭ ‬Samuel 2‭ ‬Kerajaan-Kerajaan 1‭ ‬Raja-Raja 1‭ ‬Raja-Raja Kerajaan Kerajaan 2‭ ‬Raja-Raja 2‭ ‬Raja-Raja Kerajaan-Kerajaan 1‭ ‬Tawarikh Tawarikh Tawarikh 2‭ ‬Tawarikh Tawarikh Tawarikh Ezra Ezra Edras Nehemia Nehemia 2‭ ‬Edras‭ (‬Ezra+Nehemia‭) Ester Tobit Ester‭ (‬dengan tambahan‭) Ayub Yudit Yudit Mazmur Ester‭ (‬dengan tambahan‭) Tobit Amsal 1‭ ‬Makabe Makabe Pengkhotbah 2‭ ‬Makabe Makabe Kidung Agung Ayub 3‭ ‬Makabe Yesaya Mazmur Mazmur‭ (‬Perjanjian Lamaus‭) Yeremia Amsal Ayub Ratapan Pengkhotbah Amsal Yehezkiel Kidung Agung Ayub Daniel Kebijaksanan Salomo Amsal Pengkhotbah Hosea Sirakh Kidung Agung Yoel Yesaya Kebijaksanan Salomo Amos Yeremia Sirakh‭ ‬2 Obaja Ratapan Hosea Yunus Barukh‭ (‬dg Surat Yeremia‭) Yoel Mikha Amos Nahum Yehezkiel Obaja Habakuk Daniel‭ (‬dg Tambahan‭) Yunus Zefanya Hosea MIkha Hagai Yoel Nahum Zakharia Amos Habakuk Maleakhi Obaja Zefanya Yunus Hagai MIkha Zakharia Nahum Maleakhi Habakuk Yesaya Zefanya Yeremia Hagai Barukh Zakharia Ratapan Maleakhi Surat Yeremia Yehezkiel Daniel‭ (‬dg tambahan‭) Makabe‭ (‬dalam Apendiks‭) Daftar kitab-kitab PL yang dibuat dalam bahasa Yunani oleh para Bapak Gereja‭ ‬atau konsili-konsili,‭ ‬urutan kitab-kitab itu sangat bervariasi,‭ ‬bahka‭ ‬agak tidak menentu.‭ ‬Taurat selalu ditempatkan‭ ‬di bagian muka,‭ ‬tetapi kitab-kitab lain dikelompokkan menurut berbagai kriteria,‭ ‬antara lain jenis sastra,‭ ‬isi pengarang atau bahkan berdasarkan tradisi‭ ‬lokal.‭ Keanekaragaman itu disebabkan oleh format kitab pada zaman dulu yang aslinya berbentuk gulungan.‭ ‬Dibutuhkan kurang lebih‭ ‬20‭ ‬gulungan untuk keseluruhan PL.‭ ‬Para petugas perpustakaan menempatkan gulungan-gulungan itu dalam kotak-kotak bundar.‭ ‬Taurat selalu ditempatkan pada bagian muka dan selalu dipisahkan dari kitab-kitab lain.‭ ‬Namun kitab-kitab di luar Taurat sering dicampuradukkan. Pembagian modern kitab-kitab Perjanjian Lama‭ ‬: Taurat‭ ‬:‭ ‬Kejadian,‭ ‬Keluaran,‭ ‬Imamat,‭ ‬Bilangan,‭ ‬Ulangan. Deuteronomista‭ ‬:‭ ‬Yosua,‭ ‬Hakim-hakim,‭ ‬1-2‭ ‬Samuel,‭ ‬1-2‭ ‬Raja-raja Karya Penyusun Tawarikh‭ ‬:‭ ‬1-2‭ ‬Tawarikh,‭ ‬ Ezra,‭ ‬Nehemia. Kitab Historis-dikdatis‭ ‬:‭ ‬Ratapan,‭ ‬Barukh,‭ ‬Surat Yeremia,‭ ‬Rut,‭ ‬Tobit,‭ ‬Yudit,‭ ‬Ester,‭ ‬1‭ ‬Makabe Kitab Para Nabi‭ ‬: Abad VIII‭ ‬:‭ ‬Amos,‭ ‬Hosea,‭ ‬Mikha,‭ ‬Yesaya‭ ‬1 Abad VII‭ ‬:‭ ‬Zefanya,‭ ‬Bahum,‭ ‬Habakuk,‭ ‬Yeremia Masa Pembuangan‭ ‬:‭ ‬Yehezkiel,‭ ‬Yesaya‭ ‬2 Sesudah Pembuangan‭ ‬:‭ ‬Yes‭ ‬3,‭ ‬Hagai,‭ ‬Zakharia,‭ ‬Obaja,‭ ‬Yunus 7.‭ ‬Daftar Kitab Perjanjian Baru Pada zaman dulu semua kitab PB dibagi menjadi dua,‭ ‬yaitu.:‭ Euangggelion‭ (‬Injil‭) ‬yang mencakup‭ ‬:‭ ‬Matius,‭ ‬Markus,‭ ‬Lukas dan Yohanes. Apostolos‭ ‬:‭ ‬mencakup‭ ‬23‭ ‬kitab lain yang dibagi dalam tiga kelompok‭ ‬:‭ ‬Kisah Para Rasul,‭ ‬Surat-surat Katolik dan Surat-surat Paulus. Maka,‭ ‬pembagian Perjanjian Baru adalah sebagai berikut‭ ‬: Kitab-kitab Historis‭ ‬:‭ ‬Injil-Iniil‭ ‬+‭ ‬Kisah Para Rasul. Kitab-kitab Diktatis‭ ‬: 14‭ ‬Surat Paulus‭ = ‬Roma,‭ ‬1-2‭ ‬Korintus,‭ ‬Galatia,‭ ‬Efesus,‭ ‬Filipi,‭ ‬Kolose,‭ ‬1-2‭ ‬Tesalonika,‭ ‬1-2‭ ‬Timotius,‭ ‬Titus,‭ ‬Filemon,‭ ‬Ibrani. 7‭ ‬Surat Katolik‭ = ‬Yakobus,‭ ‬1-2‭ ‬Petrus,‭ ‬1-3‭ ‬Yohanes,‭ ‬Yudas. Kitab kenabian‭ ‬:‭ ‬Wahyu Daftar Kitab Deuterokanonika Kitab Deuterokanonika berjumlah‭ ‬14‭ ‬kitab dan bila Surat Yeremia dihitung tersendiri,‭ ‬maka jumlahnya‭ ‬15.‭ ‬Jumlah ini malah harus ditambah lagi dengan sejumlah perikop yang terdapat dalam kitab-kitab yang ada dalam kitab Protokanonik. Dalam Perjanjian Lama ada‭ ‬7‭ ‬kitab‭ ‬: Tobit,‭ ‬Yudit,‭ ‬Baruk‭ (‬+surat Yeremia‭)‬,‭ ‬1-2‭ ‬Makabe,‭ ‬Sirakh,‭ ‬Kebijaksanaan,‭ ‬serta perikop-perikop‭ ‬Est‭ ‬10:4‭ ‬-‭ ‬16:24‭ ; ‬Dan‭ ‬3‭ ‬:‭ ‬24-30‭ ; ‬13-14.‭ ‬Keduanya menurut Vulgata. Dalam Perjanjian baru terdapat‭ ‬6‭ ‬kitab‭ ‬,‭ ‬yakni‭ ‬6‭ ‬surat‭ ‬: Surat kepada orang Ibrani Surat kepada Yakobus Surat‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Petrus Surat‭ ‬2‭ ‬dan‭ ‬9‭ ‬Yohanes Surat‭ ‬Yudas Wahyu‭ Ada pula beberapa perikop,‭ ‬yakni‭ ‬: Markus‭ ‬16‭ ‬:‭ ‬9-20‭ (‬Penutup Injil Markus‭) Luk‭ ‬22:43-44‭ (‬Yesus di taman Zaitun‭) Yoh‭ ‬5‭ ‬:‭ ‬3,4‭ (‬Kisah tentang Kolam Betsaida‭) Yoh‭ ‬7‭ ‬:‭ ‬53‭ –‬:‭ ‬1‭ (‬wanita berzinah‭) Perikop-perikop tersebut memang tidak terdapat dalam sejumlah salinan kuno yang bermutu.‭ ‬Kitab-kitab‭ ‬ini tidak diakui oleh Bangsa Yahudi sebagai kitab-kitab yang diinspirasikan sehingga tidak dimasukkan ke dalam kanon mereka.‭ Alkitab Ibrani Tejemahan Yunani Pada abad ketiga SM,‭ ‬sarjana-sarjana Yunani di kota Aleksandria menerjemahkan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani.‭ ‬Banyak orang Yahudi yang hidup‭ ‬di wailayah sekitar Laut Tengah sehari-hari berbahasa Yunani.Alkitab terjemahan Yunani ini dikenal dengan Alkitan Septuaginta.‭ ‬Sebagian sarjana Yahudi sepakat tentang kitab mana saja yang termasuk dalam daftar resmi Alkitab mereka,‭ ‬meskipun‭ ‬1‭ ‬daftar resmi‭ (‬kanon‭) ‬tengah disepakati oleh sarjana Yahudi di Palestina.‭ ‬Sebagai contoh,‭ ‬beberapa sarjana Yahudi di Mesir hanya menerima kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aram. Kota Aleksandria di delta Sungai Nil adalah salah‭ ‬stu pusat kebudayaan terpenting di wilayah Laut Tengah pada abad pertama.‭ ‬Perpustakaannya memiliki kitab lebih dari‭ ‬400‭ ‬ribu jilid dan‭ ‬sering dipakai oleh komunitas besar Yahudi yang tinggal di sana.‭ ‬Septuaginta,‭ ‬terjemahan Yunani dari Alkitab Ibrani,‭ ‬dikerjakan oleh sarjana-sarjana di kota ini. Orang Yahudi berbahasa Yunani lainnya memasukkan juga buku-buku yang aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.‭ ‬Kitab-kitab tersebut adalah‭ ‬1‭ ‬Edras,‭ ‬Kitab Ezra,‭ ‬Yudit,‭ ‬Tobit dan‭ ‬1-4‭ ‬Makabe,‭ ‬Sirakh,‭ ‬Kebijaksanaan Salomo,‭ ‬Barukh,‭ ‬surat Yeremi,‭ ‬Susana,‭ ‬Doa Azarya dan Nyanyian‭ ‬3‭ ‬Pemuda,‭ ‬dan Bel dan Naga. Meski kebanyakan dari judul-judul ini‭ ‬sekarang tak lagi dikenal,‭ ‬banyak jemaat perdana yang menerimanya sebagai Kitab Suci dan digunakan sebagai‭ ‬bahan iman.‭ ‬Alkitab Roma Katolik masih mencantumkan sebagian besar dari kita-kitab ini dan juga terjemahan-terjemahan yang lebih panjang dari Kitab Ester dan Daniel.‭ ‬ Alkitab Ortodsoks mencantumkan sebagian besar dari kitab-kitab itu,s eperti Manasye dan Mazmur‭ ‬151.‭ ‬Meskipun kebanyakan Alkitab Prostestan sekarang mengikuti‭ ‬daftar Kitab Ibrani dan tidak mengikutsertakan kitab-kitab yang lain. Ketahanan Alkitab‭ Alkitab adalah kumpulan‭ ‬tradisi keagamaan yang diakui sebagai suci karena diinspirasikan oleh Roh Kudus.‭ ‬Pengakuan resmi dari umat‭ ‬yang percaya,‭ ‬bahwa ini diinspirasikan,‭ ‬memberinya status‭ “‬kanonik‭”‬.‭ ‬Ini berarti,‭ ‬tradisi-tradisi itu memiliki kewibawaan otoritas yang tidak dimiliki oleh‭ ‬dan didapati di komunitas lain. Bagaimana Alkitab menerima bentuknya yang sekarang‭? ‬Sejarah asal-usul dan perkembangannya cukup panjang dan kompleks.‭ ‬Pilihan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang kompeten di bidang kitab suci dan memiliki kewibawaan untuk menetapkannya.‭ ‬Para pemberi hukum yang terkemuka,‭ ‬para nabi dan para pengajar‭ ‬yang nama-namanya tertulis dalam teks sendiri bukanlah satu-satunya yang bertanggung jawab akan bahan-bahan akitabiah.‭ ‬Ada juga para penyunting dan para pengumpul yang menyempurnakan dan menyeleksi bahan-bahan dari perbendaharaan sastra dan teologi jemaat.‭ ‬Mereka menyimpan apa yang mereka anggap norma-norma religius dan dengan demikian mereka‭ ‬menjalankan suatu otoritas yang penting dalam jemaat. Dengan memperhatikan bahwa Alkitab berisikan bahan-bahan yang berasal dari masa lamapu dan dari budaya yang sama sekali berbeda dengan‭ ‬budaya saat ini,‭ ‬orang hanya dapat mengagumi ketahanannya.‭ ‬Sebabnya terletak Karena berabad-abad orang yakin akan ciri khas otoritasnya.‭ ‬Mereka juga menganggap isinya sebagai normative dan telah mencoba menyesuaikan hidupa mereka dengan norma-normanya.‭ Antara Alkitab dan yang‭ ‬menetapkan Alkitab Mengakui ciri otoritatif,‭ ‬dari proses‭ ‬yang dikenal sebagai pembentukan tradisi tidak berarti menyangkal peranan orang-orang‭ ‬tertentu dalam jemaat.‭ ‬Beberapa orang‭ ‬harus membuat keputusan‭ ‬yang penting sekali‭ ‬ bagi anggota kelompok yang lain.‭ ‬Namun,‭ ‬orang-orang‭ ‬tertentu‭ ‬penting sekali bagi‭ ‬ jemaat karena menumbuhkan pemahaman atau ajaran keagamaan yang lepas jemaat.‭ ‬Namun,‭ ‬dalam penyampaian ajarannya,‭ ‬walau maksudnya sama,‭ ‬seringkali orang‭ ‬yang satu berbeda pandangan dari orang yang lain.‭ ‬Hal inilah yang kemudian mambuat jemaat yang satu‭ ‬berbeda dengan yang lain.‭ ‬Selain itu,‭ ‬dalam perkembangannya,‭ ‬otoritas yang satu berbeda dengan yang lain.‭ ‬Maksudnya adalah otoritas yang satu‭ ‬membentuk,‭ ‬sedang yang lain mengembangkan dan memelihara tradisi sesuai dengan yang diterima.‭ ‬Di sinilah letak keontetikan Alkitab dapat dipertanggungjawabkan. Kitab Suci dari sudut pandang Gereja Katolik Gereja Katolik percaya bahwa Kitab Suci diinspirasikan oleh Allah melalui pribadi dan‭ ‬komunitas beriman.‭ ‬Pewahyuan Allah dalam pribadi Yesus menjadi titik sentral untuk Kitab Suci.‭ ‬Dalam diri Yesus,‭ ‬Allah mengambil bagian dalam sejarah manusia karena dalam sejarah‭ ‬manusia menjadi sejarah keselamatan terwujud.‭ ‬Pengalaman-pengalaman keselamatan inilah dituliskan dalam Kitab Suci.‭ ‬Maka sangat tidak mengherankan jika Kitab Suci bukanlah semata-mata hasil karya Allah melulu,‭ ‬tapi pengalaman jemaat akan Allah yang menyejarah.‭ ‬Pewahyuan Allah pertama-tama dialami oleh jemaat.‭ ‬Belum dituliskan.‭ ‬Baru kemudian pengalaman tersebut,‭ ‬karena suatu kebutuhan akan tulisan-tulisan suci,‭ ‬dituliskan oleh orang-orang atau kelompok yang berkompeten.‭ ‬Sejak awal telah banyak perdebatan mengenai siapakah yang mengarang dan menulis Kitab Suci sehingga menemukan bentuknya menjadi yang saat ini dipakai oleh Gereja. Pada taraf ini Kitab Suci dipandang sebagai norma yang universal,‭ ‬tidak dapat salah,‭ ‬dan juga sebagai patokan untuk berteologi.‭ ‬Penelitian lebih lanjut memperlihatkan‭ ‬bahwa pandangan yang hanya melihat Allah sebagai pengarang Kitab Suci dan Kitab Suci merupakan norma universal yang dihadapkan persoalan yang besar.‭ ‬Kitab Suci lahir dalam situasi,‭ ‬konteks dan budaya tertentu,‭ ‬namun lewat interpretasi dan refleksi mempunyai makna yang universal.‭ ‬Oleh sebab itu,‭ ‬dalam model-model penafsiran yang berbeda satu sama lain,‭ ‬Gereja berhadapan dengan dua kubu yang saling mengklaim diri sebagai yang benar.‭ ‬Berhadapan dengan dua tegangan ini Gereja selalu berdiri di tengah-tengahnya.‭ ‬Gereja hadir sebagai yang merangkul kedua kubu tersebut. Ensiklik Ada suatu waktu paham Gereja terhadap Kitab Suci sebagai yang diinspirasikan oleh Allah semata-mata.‭ ‬Manusia hanya dipahami sebagai alat bantu Allah yang sedang mendiktekan kata-kata suci.‭ ‬Pada masa ini tafsiran Kitab Suciiah lebih condong pada tafsiran alegoris dan pendekatan sastrawi.‭ ‬Metode ini menjadi ciri khas eksegese patristik.‭ ‬Kitab Suci dijadikan norma yang tidak dapat salah.‭ ‬Kitab Suci juga dipakai sebagai acuan untuk berteologi.‭ ‬Sampai pada suatu masa dimana modernitas dengan metode ilmiahnya membongkar Kitab Suci dan mempertanyakan kesahihan Kitab Suci sebagai norma yang diinspirasikan oleh Allah. Berhadapan dengan situasi tersebut Gereja lewat:‭ ‬Paus Leo XIII,‭ ‬dalam‭ ‬Ensiklik Providentissimus Deus,‭ ‬18‭ ‬November‭ ‬1893,‭ ‬yang memberikan beberapa catatan peta eksegetis.‭ ‬Ini berkaitan dengan tumbuhnya metode ilmiah atas penafsiran Kitab Suciiah.‭ ‬Ensiklik ini mau melindungi penafsiran Katolik dari serangan ilmu pengetahuan yang rasionalistik.‭ ‬Lima puluh tahun kemudian,‭ ‬Paus Pius XII,‭ ‬dalam‭ ‬Ensiklik Divino Afflante Spiritu,‭ ‬30‭ ‬September‭ ‬1943,‭ ‬memberikan dukungan yang sangat positif yang membuat metode-metode modern untuk memahami Kitab Suci bisa memberikan buah.‭ ‬Di sisi lain Ensiklik ini mau membendung desakan dari kaum spiritualis fundamental yang menolak peranan ilmu pengetahuan atas Kitab Suci. Tahun‭ ‬1993,‭ ‬lima puluh tahun sesudah Divino Afflante Spiritu,‭ ‬Komisi Kitab Suci Kepausan mengeluarkan dokumen‭ ‬tentang Penafsiran Kitab Suci dalam Gereja.‭ ‬Dokumen ini lebih bersifat terbuka terhadap berbagai bentuk metode dan pendekatan penafsiran.‭ ‬Komisi tidak menekankan suatu metode dan pendekatan yang khas Katolik.‭ ‬Dikatakan:‭ ‬Dokumen ini berisi suatu tinjauan yang mempunyai dasar amat baik tentang panorama dari metode-metode yang ada sekarang ini dan dengan cara ini menawarkan bagi peneliti suatu orientasi tentang kemungkinan-kemungkinan dan batas-batas dari pendekatan tersebut. ‭ ‬Kitab Suci dipandang sebagai pewahyuan dan kebenaran yang diberikan Allah kepada manusia yang membimbing manusia kepada kebenaran dan iman yang sejati. Pada masa ini Gereja melihat bahwa status Kitab Suci tidak hanya sebagai norma dan pedoman berteologi,‭ ‬tapi mempunyai cakupan yang lebih luas.‭ ‬Gereja melihat perlunya Kitab Suci sebagai sarana untuk berliturgi, Lectio Divina,‭ ‬karya pastoral,‭ ‬gerakan ekumenis,‭ ‬dsb.‭ ‬Hal ini mengisyaratkan keterbukaan Gereja saat ini atas penafsiran Kitab Suci.‭ ‬Gereja terbuka terhadap segala macam metode dan pendekatan untuk menafsirkan Kitab Suci yang mana akan membantu Gereja untuk dapat semakin menyadari makna asali Kitab Suci dan juga maknanya bagi manusia saat ini.‭ ‬Singkatnya‭ ‬bagaimana Kitab Suci dapat berbicara pada manusia maka kini. Providentissimus Deus‭ Providentissimus Deus,‭ ‬adalah sebuah ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada tanggal‭ ‬16‭ ‬November‭ ‬1893.‭ ‬Di dalamnya ia membahas kembali sejarah‭ ‬penelitian Kitab Suci dari masa Bapa-bapa Gereja hingga saat itu,‭ ‬berbicara melawan kesalahan-kesalahan kaum Rasionalis dan kaum‭ "‬pengritik kelas tinggi‭" (‬para penganalisa asal usul sebuah teks‭)‬,‭ ‬dan menjabarkan prinsip-prinsip dari penelitian Kitab Suci dan pedoman bagaiman Kitab Suci itu harus diajarkan di seminari-seminari.‭ ‬Ia juga membahas masalah-masalah kontradiksi yang terlihat jelas antara Kitab Suci dan ilmu pengetahuan yang bersifat fisik,‭ ‬atau antara satu bagian Kitab Suci dengan yang lainnya,‭ ‬dan bagaimana kontradiksi tersebut bisa diselesaikan. Providentissimus Deus menjawab dua tantangan terhadap kekuasaan Kitab Suci,‭ ‬dimana keduanya tumbuh berkembang selama abad ke-19.‭ ‬Ilmu-ilmu pengetahuan fisik,‭ ‬terutama teori evolusi dan teori geologi mengenai usia bumi,‭ ‬memberikan tantangan terhadap posisi tradisional Kitab Suci mengenai penciptaan dunia yang dianggap terjadi‭ ‬6.000‭ ‬tahun yang lalu.‭ ‬Paus Leo XIII menulis bahwa ilmu pengetahuan yang benar tidak bisa mengkontradiksi Kitab Suci ketika sesuatu hal dijelaskan secara tepat,‭ ‬bahwa kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Bapa-bapa Gereja tidak membuktikan kesalahan di dalam Kitab Suci,‭ ‬dan bahwa sesuatu yang kelihatannya berhasil dibuktikan oleh ilmu pengetahuan ternyata dapat menjadi sesuatu yang salah.‭ ‬Metode historis-kritis untuk meneliti Kitab Suci mempertanyakan kehandalan Kitab Suci itu sendiri.‭ ‬Paus Leo XIII mengakui adanya kemungkinan kesalahan yang dibuat oleh para penulisnya namun melarang adanya interpretasi bahwa hanya sebagian Kitab Suci yang sama sekali tidak ada salahnya,‭ ‬sementara beberapa unsur lainnya bisa memiliki kesalahan. Bab II‭ ‬:‭ Hermeunitika‭ ‬:‭ ‬Jembatan yang Menghubungkan Dunia Alkitab dengan Seluruh Sejarah Kehidupan Manusia Dalam Hermeunitika,‭ ‬yang dipelajari bukan ayat kecilnya saja,‭ ‬tetapi semua dipelajari karena ayat kecil tersebut adalah bagian dari seluruh Kitab Suci.‭ ‬Alkitab ibarat gedung yang mempunyai ruangan-ruangan yang berbeda yang tiap ruangan walau berdiri sendiri tetapi tetap saja berhubungan dengan ruangan yang lain.‭ ‬Sehingga ruang yang satu berhubungan dengan ruangan yang membentuk sebuah gedung.‭ Demikian pun teks tak pernah dilepaskan dari keutuhannya,‭ ‬baik dari kitab di mana teks tersebut ditempatkan,‭ ‬maupun dari keseluruhan Kitab Suci.‭ ‬Pertanyaan yang mendasar seperti siapa penulisnya,‭ ‬kapan kitab tersebut ditulis,‭ ‬untuk siapa kitab tersebut ditulis penting untuk diketahui sebagai bagian dari Hermeunitika.‭ Sebuah tulisan telah dipertimbangkan melalui sebuah proses yang meliputi banyak kata dan capaian isi.‭ ‬Perencanaannya kompleks namun teratur.‭ ‬Dalam pemahaman inilah teks dipelajari‭ ‬: Literatur dalam Kitab Suci adalah instrumen,‭ ‬bukan menggantikan Kitab Suci.‭ ‬Kitab Suci adalah sabda Allah yang ditulis dalam bahasa manusia yang melewati sejarah yang begitu panjang,‭ ‬sepanjang sejarah manusia itu sendiri.‭ ‬Pada sejarahlah Allah hadir dan berkarya. Penulis dalam tuntuan Roh Kudus dibimbing menulis kitab yang merupakan Sabda Allah sendiri.‭ ‬Dari situlah diperlukan kreativitas amat dibutuhkan dalam membaca yang disertai dengan prosedur ilmiah akademik yang dapat dipertanggungjawabkan secara logis,‭ ‬koheren,‭ ‬sistematik dalam mengungkapkan pesannya secara langsung. Jangan terlalu menafsirkan sebuah perikop karena perikop bukanlah bacaan yang sekali baca dapat dimengerti isi dan makna pesannya. Kreativitas yang dimaksudkan meliputi bahasa,‭ ‬budaya dan pemilihan kata. Setiap saat peminat Kitab Suci haruslah menempatkan diri sebagai pemula sehingga terhindarkan sikap yang merasa diri tahu akan Kitab Suci.‭ ‬Sikap yang demikian ini hanya akan membuat peminat Kitab Suci merasa mampu dan menghilangkan kesempatan untuk mengerti lebih jauh makna dan pesan perikop. Dalam membaca perikop penting untuk membaca secara lengkap.‭ ‬Darimana mulai dan dimana diakhiri amat penting untuk diketahui oleh peminat.‭ ‬Selain itu juga perlu memperhatikan konteks dekatnya,‭ ‬yakni perikop apa yang mendahului dan menyusul perikop yang sedang dibaca.‭ ‬Juga konteks jauh dimana letak perikop dalam keseluruhan Kitab Suci. Kreativitas Metaforik‭ ‬:‭ ‬kreativitas dalam membaca yang melampaui cerita yang dituliskan. Konteks dekat‭ ‬ :‭ ‬perikop apa yang mendahului dan menyusul.‭ ‬Setiap perikop tak dapat dilepaskan dari perikop yang mendahului dan yang didahului karena saling berkaitan satu sama lain sebagai sebuah urutan cerita. Konteks jauh‭ ‬:‭ ‬letak perikop di antara buku. Struktur buku‭ ‬:‭ ‬pertimbangan struktur dengan akademis Sikap untuk berkreativitas metaforik. Hermeunitika‭ ‬:‭ ‬membahasakan dan menjembatani teks yang ada dengan zaman yang ada saat ini. Corak sastra Dalam Kitab Suci‭ ‬: Corak Hukum dan Peraturan Dalam budaya Timur Dekat Kuno,‭ ‬Hamorambi mengembangkan Kitab Hukum‭ ‬9792-750‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Pentateukh membentuk bagian yang disebut Kitab HUkum.‭ ‬Banyak dari tulisan ini mencakup hukum yang melarang,‭ ‬tetapi juga ada perintah,‭ ‬yakni‭ “‬Hormatilah ibu bapamu‭”‬.‭ ‬Kitab hukum tidak menyelamatkan,‭ ‬namun mengatur hidup manusia. Paulus sendiri berkata bahwa hukum itu mati,‭ ‬tidak menyelamatkan.‭ ‬Yang menyelamatkan adalah kasih Allah.‭ ‬Sedang Yesus sendiri mengkritik praktik keagamaan di zaman-Nya yang sekedar menjalankan hukum namun tak ada kasih saat melaksanakan hukum tersebut.‭ ‬Di sinilah Hermeunitika menemukan fungsinya untuk membandingkan perikop dan membahasakan Kitab Suci sesuai dengan konteks zamannya.‭ Sejarah Mengisahkan Israel sejak pendudukan Kanaan‭ (‬1500‭ ‬SM-587‭ ‬SM atau keruntuhan Yerusalem‭)‬.‭ ‬Kitab ini menggambarkan karya para tojoh penting,‭ ‬seperti Elia,‭ ‬Elisa,‭ ‬Raja-Raja Israel dan Yehuda.‭ ‬Kitab ini juga memuat informasi tentang peristiwa yang menyangkut Kerajaan Israel sesudah pecah menjadi‭ ‬2‭ ‬bagian. Puisi dan nyanyian Cakupannya amat luas.‭ ‬Kira-kira‭ ‬37%‭ ‬dari seluruh KItab Suci adalah pusi.‭ ‬Bentuk ini ada pada Mazmur,‭ ‬Ayub,‭ ‬Kidung Agung.‭ ‬Kidung Maria,‭ ‬Kidung Simeon dan Kidung Zakharia termasuk pada kategori ini. Kata-kata Hikmat dan Pepatah Memiliki gaya unik karena isinya tentang dunia dan pengalaman hidup.‭ ‬Contohnya adalah Injil,‭ ‬Surat-Surat Para Rasul dan Wahyu. Injil‭ Injil merupakan‭ ‬one story many dimensions.‭ ‬Berlaku umum bahwa Injil dipelajari terpisah,‭ ‬tetapi‭ ‬selalu dlam kaitannya dengan cerita-cerita di Injil lain juga dalam perspektif yang berbeda.‭ ‬Siapa penulisnya,‭ ‬untuk siapa ditulis,‭ ‬dimana dan kapan ditulis menjadi penting.‭ ‬Tetapi penting lagi untuk pembaca untuk bertanya bagaimana sikap selanjutnya setelah membaca perikop dalam Injil.‭ ‬Banyak kali kisah yang ada sama namun dimensinya berbeda,‭ ‬demikianpun peristiwa-peristiwa.‭ ‬Demikianpun peristiwa-peristiwa nampaknya sama tetapi berlainan. Perumpamaan‭ ‬: Perhatikan intinya,‭ ‬urutannya,‭ ‬karena yang akan dicapainya.‭ Sastra dalam bagian Kitab Suci Prosa naratif‭ ‬:‭ ‬ceritanya panjang.‭ ‬Contoh‭ ‬:‭ ‬Maria dan Yosef. Doa‭ ‬:‭ ‬isinya permohonan,‭ ‬ratapan,‭ ‬memuji dan bersyukur. Nubuat‭ ‬:‭ ‬kata-kata tentang kejadian yang akan dialami dan terjadi. Perumpaan‭ ‬:‭ ‬kisah yang diceritakan oleh Yesus Kristus. Silsilah‭ ‬:‭ ‬tulisan yang menerangkan keturunan demi keturunan. Apa yang dibutuhkan dalam Hermeunitika‭? Terjemahab Kitab Suci yang baik. Dalam memberikan interpretasi tidak dapat menggunakan cara yang sama antara perikop datu dengan yang lain karena jenisnya bisa saja berbeda. Adanya kecakapan bertanya secara mendalam bagi setiap pembaca mengenai persoalan Hermeunitika,‭ ‬yakni sikap‭ “‬Bagaimana sikap saya setelah saya membaca perikop ini‭?‬.‭ Penting untuk mengaetahui apa saja isi surat.‭ ‬Tapi yang lebih penting lagi adalah‭ “‬Apa yang hendak saya katakana tentang perikop ini‭?”‬ Bab III‭ ‬: Kitab-Kitab Dalam Gereja Katolik‭ ‬:‭ ‬Sebuah Ringkasan Pentateukh‭ ‬:-Menurut Teori Penyusunannya- K elima bagian dari hukum Yahudi‭ ‬,‭ ‬yakni Kejadian,‭ ‬Keluaran,‭ ‬Imamat,‭ ‬Bilangan,‭ ‬dan Ulangan adalah sebuah kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lain dimana kelima kitab ini menjadi dasar aturan hiduap keagamaan umat Yahudi.‭ ‬Tradisi menyebutkanbahwa Musa adalah penyusun seluruh KItab Pentateukh.‭ ‬Kata Pentateukh‭ ‬sendiri berasal dari kata Yunani‭ ‬,‭ ‬yakni‭ "‬Pentateukhos‭" ‬yang artinya adalah Kitab yang‭ "‬berisi lima kotak‭" (‬artinya:‭ ‬dibagi atas lima kotak,‭ ‬karena jumlahnya ada‭ ‬5‭ ‬gulungan‭)‬.‭ ‬Dari Pentateukh inilah akhirnya Bangsa Israel memahami jatidiri bangsanya di hadapan Tuhan karena janji-janj Allah kepada Bapa-Bapa Israel.‭ Kelima buku pertama dari PL,‭ ‬secara tradisional dipandang sebagai kitab Musa,‭ ‬tetapi secara ilmiah modern dipahami sebagai suatu himpunan tulisan yang disusun dari berbagai sumber dalam waktu yang berbeda-beda.‭ ‬Pentateukh juga dikenal sebagai Hukum Musa‭ (‬dalam bahasa Ibrani:‭ ‬Torah‭)‬.‭ ‬Orang Samaria berpegang pada kelima kitab ini sebagai Alkitab dalam terbitan mereka sendiri.‭ ‬Pentateukh adalah bagian Alkitab yang paling suci bagi orang Yahudi.‭ ‬Dan gulungan Torah ini diberi tempat terhormat di dalam sinagoga. Bangsa Israel melihat sejarah bangsa mereka dalam kerangka sejarah dunia dan mengaitkan kisah asal-usul mereka dengan kisah permulaan alam semesta dan sejarah umat manusia di masa purba.‭ ‬Kisah-kisah diceritakan kembali selama berabad-abad,‭ ‬disesuaikan dan ditafsirkan kembali.‭ ‬Baru setelah Allah memilih Musa sebagaii nabi,‭ ‬Musa mulai menyusun Kitab Pentateukh yang lalu menjadi dasar aturan keagamaan Umat Israel. Isi Pentateukh‭ Pentateukh menceritakan tindak kebijakan Allah terhadap dunia,‭ ‬dan terutama terhadap keluarga Abraham sejak penciptaan sampai kepada kematian Musa.‭ ‬Ada enam bagian utama: ‭ ‬Asal mula dunia ini dan asal mula bangsa-bangsa‭ (‬Kej‭ ‬1-11‭)‬.‭ ‬Bagian ini menceritakan penciptaan,‭ ‬kejatuhan manusia ke dalam dosa,‭ ‬permulaan peradaban manusia,‭ ‬air bah,‭ ‬Daftar Bangsa-bangsa dan menara Babel.‭ Zaman Bapak-bapak leluhur‭ (‬Kej‭ ‬12-50‭) ‬melukiskan pemanggilan Abraham,‭ ‬permulaan perjanjian dengan Abraham,‭ ‬kehidupan Ishak,‭ ‬Yakub dan Yusuf,‭ ‬dan bermukimnya keluarga perjanjian di Mesir.‭ Musa dan Keluaran dari Mesir‭ (‬Kel‭ ‬1-18‭)‬.‭ pemberian hukum di Sinai‭ (‬Kel‭ ‬19:1 -- Bil‭ ‬10:10‭)‬,‭ ‬mencakup pemberian hukum Taurat,‭ ‬pembuatan Kemah Suci,‭ ‬penetapan golongan Lewi,‭ ‬dan akhirnya persiapan untuk meneruskan perjalanan dari Sinai ke tanah Kanaan. ‭ ‬pengembaraan di padang gurun‭ (‬Bil‭ ‬10:11-36:13‭)‬.‭ Bagian ini menceritakan keberangkatan dari Sinai,‭ ‬menerima laporan utama dari para pengintai,‭ ‬hukuman Allah yg keras,‭ ‬nubuat nabi Bileam,‭ ‬Yosua ditetapkan mengganti Musa,‭ ‬dan pembagian tanah Kanaan kepada kedua belas suku Israel.‭ ‬Keenam,‭ ‬kata perpisahan terakhir dari Musa‭ (‬Ul‭ ‬1-34‭) ‬yg meringkaskan peristiwa-peristiwa Keluaran,‭ ‬mengulangi dan meluaskan hukum-hukum yg diberikan di Sinai,‭ ‬menerangkan apa yg dimaksud dengan ketaatan dan pengingkaran,‭ ‬dan memberkati suku-suku Israel yg siap untuk memasuki tanah Kanaan.‭ ‬Bagian ini diakhiri dengan keterangan tentang kematian Musa dan cara penguburannya. Teori-Teori Pembentukan Kitab Pentateukh Para ahli menaruh perhatian kepada pembentukan Pentateukh ketika diketahui dalam kitab bahasa Ibrani ada dua nama yang berbeda untuk menyebut nama Allah,‭ ‬yakni Yahwe‭ (‬YHWH‭) ‬dan Elohim yang diterjemahkan menjadi Allah.‭ ‬Yahwe‭ (‬YHWH‭) ‬sendiri pada kemudian diterjemahkan sebagai TUHAN Allah.‭ Adanya nama-nama yang berbeda ini dan pertentangan-pertentangan di dalam cerita banyak membingungkan para ahli Kitab Suci.‭ ‬Namun pada akhirnya,‭ ‬maslah tersebut terselesaikan dengan cara mambagi cerita-cerita itu ke dalam‭ ‬2‭ ‬Tradisi atau sumber.‭ ‬Pembagian ini didasarkan atas‭ ‬2‭ ‬nama tadi dan bentuk ceritanya.‭ ‬Melalui penelitian dan perbandingan,‭ ‬para ahli sampai pada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya ada‭ ‬4‭ ‘‬penulis‭” ‬yang terlibat dalam penyusunan Kitab Pentateukh.‭ ‬Mereka disebut dengan‭ ‬Yahwis‭ (‬Y‭)‬,‭ ‬Imam‭ (‬P atau Priest‭)‬,‭ ‬Elohim‭ (‬E‭) ‬dan Deuteronomis‭ (‬D‭) ‬atau Ulangan.‭ Sumber Yahwis Disebut demikian karena menyebut Allah dengan YHWH.‭ ‬Inilah sumber yangtertua,‭ ‬berasal dari abad X SM,‭ ‬zaman Daud dan Salomo.‭ ‬Cerita-cerita Yahwis biasanya ditandai dengan gaya cerita rakyat dan pelukisan tokoh yang bervariasi.‭ ‬Hal ini mengisyaratkan bahwa penulisnya mempunyai ketrampilan tinggi.‭ ‬Penulis membiarkan tokoh-tokoh berbicara melalui tindakannya dan jarang memberikan penilaian kepada tindakan sang tokoh.‭ ‬Penggambaran Tuhan secara manusiawi dalam Tradisi Yahwis memberi ciri yang amat pribadi tentang Allah.‭ ‬Bagi Yahwis,‭ ‬Allah terlibat secara aktif dalam sejarah manusia,‭ ‬khususnya dalam sejarah Bangsa Israel.‭ ‬Tradisi Yahwis memulai ceritanya dengan KIsah Penciptaan‭ (‬Kej‭ ‬2:4b-31‭)‬,‭ ‬yang menyajikan sejarah umat manusia sebagai latar belakang Yahwe memanggil Abaraham dan memberikannya janji.‭ ‬Perjanjian ini baru tergenapi dalam Kitab Keluaran dan penakhlukan Kanaan.‭ ‬Tema perjanjian dam pemenuhannya sangat ditonjolkan dalam penyajian sejarah bapa-bapa bangsa oleh Penulis Yahwis. Sumber Elohis Penyebutan Elohim bagi Allah sampai Kel‭ ‬3:14‭ ‬dimana Yahwe mewahyukan diri kepada Musa.‭ ‬Pada umumnya Tradisi Elohis ditanggalkan pada abad IX Sm dan berasal dari KerajaanUtara.‭ ‬Sumber Elohis terjalin sedemikian erat dengan Yahwis sehingga sukar untuk sama sekali memisahkan keduanya.‭ ‬Sumber Elohim berada di bawah Sumber Yahwis,‭ ‬maka apa‭ ‬yang tersisa dari Elohis sering tak tersisa lagi.‭ ‬Dalam kisah yang lebih utuh misalnya Kej‭ ‬22,‭ ‬tampak bahwa penulis Elohis sebenarnya mempunayi ketrampilan tinggi.‭ ‬Elohis lebih menyukai‭ “‬mimpi‭” ‬dan malaikat sebagai sarana komunikasi antara manusia dengan Allah daripada hubungan langsung dengan Allah seperi pada Tradisi Yahwis.‭ ‬Elohis terkenal dengan kepekaannya kepada nilai-nilai moral.‭ ‬Hal ini kelihatand ari usahanya menilai,‭ ‬menjelaskan dan memberi catatan pada tindakan-tindakan salah nenek moyang Israel.‭ ‬Elohis memulai ceritanya pada masa bapa-bapa bangsa dan pertama kali muncul dalam Kej‭ ‬20,‭ ‬walau mungkin secara tidak lengkap sudh terdapat sejak Kej‭ ‬15. Sumber Imam Tradisi ini juga lebih suka menggunakan kata Elohim untuk‭ ‬Allah sampai pada zaman Musa‭ (‬Kel‭ ‬6‭)‬.‭ ‬Walau karya Tradisi P yang sebenarnya diduga berasal dari masa Pembuangan Babel‭ (‬tahun‭ ‬550‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬sumber-sumber yang dipergunakan oleh penulis ini berasal dari masa yang jauh sebelumnya.‭ ‬Gaya tradisi P cenderung mengulang-ulang dan ceritanya disusun secara kaku,‭ ‬sehingga ada kesan resmi dalam penulisannya.‭ ‬Penulis Imam melestarikan ciri trasendensi Allah dengan menghindari penggambaran Allah secara manusiawi.‭ ‬Kitab Kejadian mulai dengan kisah Penciptaan karya Tradisi ini.‭ ‬Silsilah yang merupakan kerangka kitan Kejadian adalah buah karya Tradisi P.‭ ‬Begitu pula bentuk urutan waktu yang ada dalam Pentateukh berasak dari Tradisi ini. PERJANJIAN LAMA Kejadian Kitab‭ ‬Kejadian merupakan kitab pertama dalam urutan Pentateukh.‭ ‬Kitab ini mengajak pembacanya‭ ‬merenungkan masalah asal-usul seperti disarankan oleh namanya.‭ ‬Asal-usul alam semesta direnungkan dalam terang iman akan allah yang menyelenggarakan seluruh kehidupan ini ‭ ‬St.‭ ‬Darmawijaya,‭ ‬Pr,‭ ‬seluk beluk Kitab suci,‭ ‬Kanisius,‭ ‬Yogyakarta,‭ ‬hal‭ ‬23.‭ ‬Nama‭ "‬Kejadian‭" ‬merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti‭ "‬asal mula,‭ ‬sumber,‭ ‬penciptaan atau awal dari sesuatu.‭" ‬Kejadian merupakan‭ "‬kitab permulaan.‭" ‬Kitab‭ ‬Kejadian sebagai suatu karya sastra kuno berisikan cerita-cerita yang dipertanyakan nilai dunia kita yang canggih ini sering menentang kita.‭ ‬Namun,‭ ‬berhubung kitab ini merupakan bagian dari kitab suci,‭ ‬kita merasa bahwa kitab itu pasti menawarkan sesuatu bagi kita,‭ ‬sesuatu tentang Tuhan yang mengatasi waktu dan tempat Maksud Penulisan Leluhur Israel pada masa awal tidak menulis riwayat keluarga mereka.‭ ‬Yang mereka lakukan adalah menceritakan rangkaian kisah hidup mereka.‭ ‬Kisah-kisah itu diceritakan turun-temurun,‭ ‬dan baru ditulis dikemudian hari agar umat Israel memiliki catatan tentang bagaimana Allah menciptakan dunia ini dan bagaimana mereka menjadi menjadi umat Allah.‭ ‬Kitab ini juga menggambarkan bagaimana manusia pertamamemutuskan hubungan yang smepurna dengan Allah di Taman Eden.‭ ‬Namun,‭ ‬Allah tidak menyerah pada manusia.‭ ‬Ia bahkan memilih Abram dan Sarai‭ (‬kemudian disebut Abraham dan sarah‭)‬.‭ ‬Ia menyuruh‭ ‬mereka meninggalkan rumah mereka di Mesopotamia Utara dan pergi ke Kanaan,‭ ‬tanha yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan keturunannya.‭ ‬Allah juga berjanji kepada Abraham bahwa keturunnya akan menjadi bangsa yang besar yang membawa berkat Allah kepada semua bangsa lain di dunia.‭ ‬Dalam kitab‭ ‬Kejadian sejumlah silsilah juga dicatat untuk menjelaskan hubungan umat Israel satu sama lain dan dengan bangsa-bangsa lain di Timur dekat Kuno,‭ ‬Timur Tengah dan Afrika timur laut. Latar Belakang Kitab Menurut tradisi,‭ ‬Musa dianggap sebagai pengarang dan penyusun kelima kitab pertama dalam Alkitab,‭ ‬termasuk kitab‭ ‬Kejadian.sulit dikatakan dengan pasti kapan Musa hidup,‭ ‬tetapi Alkitab dan dokumen-dokumen kuno lain tampaknya menunjuk kepada masa antara‭ ‬1400‭ ‬dan‭ ‬1250‭ ‬SM.‭ ‬Kalau begitu usia kitab‭ ‬Kejadian sudah lebih dari‭ ‬3300‭ ‬tahun‭! ‬Akan tetapi,‭ ‬dalam dua abad terakhir,‭ ‬sejumlah ahli Alkitab berpendapat bahwa bagian-‭ ‬bagian kitab‭ ‬Kejadian dalam bentuknya yang kita kenal sekarang ini sebenaranya ditulis ulang jauh setelah masa hidup Musa,‭ ‬mungkin pada masa pembuangan Israel di Babel‭ (‬587-538‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Para ahli melihat bahwa ada dua cerita tentang penciptan dunia‭ (‬1:1-2:4‭ ‬dan‭ ‬2:‭ ‬4-25‭) ‬agak berbeda dan masing-masing menggunakan nama yang berbeda untuk Allah.‭ ‬Menurut mereka,‭ ‬kitab‭ ‬Kejadian ini mungkin merupakan kumpulan tulisan dari pengarang-pengarang yang berbeda,‭ ‬yang masing-masing memiliki kisah-kisah dan sejarah yang pentingmengenai leluhur-leluhur Israel pada masa terawal.‭ ‬Siapa pun yang menulis kitab ini,‭ ‬berita utamanya jelas,‭ ‬yakni‭ ‬:‭ ‬Allah Abraham,‭ ‬Sarah dan keturunan mereka‭ (‬umat Israel‭) ‬adalah pencipta dunia yang bertindak dalam sejarah untuk menyelamatkan semua orang. Bagaimana susunannya Kitab‭ ‬Kejadian dapat dibagi menjadi dua bagian utama.‭ ‬Pasal‭ ‬1-11‭ ‬adalah kisah tentang penciptaan duniadan keluarga-keluarga manusia yang paling awal,‭ ‬air bah,‭ ‬dan munculnya bahasa-bahasa yang berbeda.‭ ‬Pasal‭ ‬12-50‭ ‬berisi kisah tentang leluhur-leluhur umat Israel,‭ ‬dimulai dengan petualangan Abraham dan Sarah,‭ ‬dan berakhir dengan menetapnya keluarga Yakub di Mesir.‭ ‬Garis besar kitab ini sesuai dengan kedua bagian utama ini:Awal sejarah manusia ‭ ‬Penciptaan alam semesta dan manusia‭ ‬1:1--2:25‭ Pangkal dosa dan penderitaan‭ ‬3:1-24‭ Dari Adam sampai Nuh‭ ‬4:1--5:32‭ Nuh dan‭ ‬banjir besar‭ ‬6:1--10:32‭ Menara Babel‭ ‬11:1-9‭ Awal umat Allah,‭ ‬Israel Dari Sem sampai Abram‭ ‬11:10-32‭ Para Kepala Keluarga:‭ ‬Abraham,‭ ‬Ishak,‭ ‬Yakub‭ ‬12:1--35:29‭ Keturunan Esau‭ ‬36:1-43‭ Yusuf dan saudara-saudaranya‭ ‬37:1--45:28‭ Orang Israel di Mesir‭ ‬46:1--50:26‭ KELUARAN Isi Pokok Kitab kitab‭ ‬Keluaran Dalam perjanjian Lama berbahasa Yunani‭ (‬Septuaginta‭) ‬nama kitab‭ ‬Keluaran secara harafiah berarti‭ “‬keluar‭” ‬atau‭ “‬jalan keluar‭”‬.‭ ‬Nama ini diberikan untuk menegaskan bagaimana Allah memilih Musa untuk memimpin orang Ibrani keluara dari perbudakan di Mesir.‭ ‬Namun,‭ ‬dalam bahasa Ibrani disebut‭ ‘‬inilah nama-nama‭’ ‬yang diambil dari dua kata pertamanya.‭ ‬Ungkapan ini muncul dalam Kej.‭ ‬46:8‭ ‬yang memuat daftar beberapa nama leluhur Israel.‭ ‬Ini menandakan bahwa kitab‭ ‬Keluaran itu melanjutkan cerita tentang umat Allah yang sudah dimulai dalam kitab‭ ‬Kejadian. ‭ ‬Maskud Penulisannya Kitab‭ ‬Keluaran mengisahkan dua peristiwa penting dalam sejarah umat Isarel.‭ ‬Peristiwa pertama,‭ ‬keluarnya umat Israel‭ ‬dari Mesir yang diawali oleh kelahiran Musa.‭ ‬Ia akan menjadi pangeran Mesir,‭ ‬namun kemudian melaksanakan perintah Allah untuk membebaskan umat Ibrani dari perbudakan di Mesir.‭ ‬Cerita tentang keluarnya umat Israel dari Mesir ini meliputi kisah-kisah tentang tulah-tulah dahsyat yang didatangkan Allah atas Mesir untuk memaksa Rajanya mengizinkan umat Israel keluar dai Mesir.peristiwa itu juga mencakup keajaiban ketika umat menyeberangi Laut Teberau.‭ ‬Semua generasi yang akan datang akan mengenang peristiwa itu sebagai contoh yang sangat penting mengenai pertolongan Allah yang menyelamatkan. Peristiwa penting kedua adalah peristiwa di Gunung Sinai.‭ ‬Di situ Allah memberi sepuluh firman dan hukum-hukum lainnya kepada Musa dan umat.‭ ‬Hukum-hukum itu dimaksudkan membimbing umat mengenai bagaimana beribadah kepada Allah dan hidup bersama sebagai umat Allah.‭ ‬Hukum-hukum itu juga memuat perintah-perintah untuk membuat kemah suci dan perlengkapannya,‭ ‬dan pakaian imam.‭ ‬Perjanjian yang dibuat Allah dan umat di Sinai didasarkan pada perjanjian Allah yang dulu diberikan kepada Abraham.‭ ‬Namun untuk menerima berkat yang dijanjikan Allah itu,‭ ‬umat hanya harus setia hanya kepada Allah dan menuruti perintah‭ –‬perintah-Nya. Latar Belakang Kitab Peristiwa keluarnya Israel dari Mesir terjadi‭ ‬480‭ ‬tahun sebelum tahun ke-4‭ ‬pemerintahan Salomo‭(‬±970-931‭ ‬SM‭) ‬atau sekitar tahun‭ ‬1446‭ ‬SM.‭ ‬Namun angka‭ ‬480‭ ‬mungkin simbolis untuk‭ ‬12‭ ‬generasi.‭ ‬Dari bukti sejarah yang ada,‭ ‬tampaknya yang ditunjuk‭ ‬adalah Seti I dan Raamses II sebagai raja-raja Mesir semasa perbudakan di Mesir dan keluarnya Israel dari tanah itu.‭ ‬Secara historis,‭ ‬peristiwa‭ ‬Keluaran ini terjadi tidak lama sesudah tahun‭ ‬1300‭ ‬SM. Susunan Kitab Kitab‭ ‬Keluaran terdiri atas tiga bagian besar,‭ ‬terutama berdasarkan lokasi peristiwa-peristiwa. A.‭ ‬Musa memimpin umat Isarel keluar dari Mesir‭ (‬1:1-13:16‭) Masa-masa sulit bagi Israel dan musa‭ (‬1:1-2:25‭) Allah Israel versus Raja Mesir‭ (‬5:1-11:10‭) Hari paskah dan keluar dari Mesir‭ (‬12:1-13:16‭) B.‭ ‬Musa memimpin umat di Gurun‭ (‬13:17-18:27‭) Diselamatkan dari laut teberau‭ (‬13:15-18:27‭) Allah menyediakan air dan makanan‭ (‬15:22-17:7‭) Kemenangan dalam peperangan dan pengangkatan Hakim-hakim‭ (‬17:8-18:27‭) Musa dan umat Isarel di gunung Sinai Allah memberi hukum taurat kepada musa‭(‬19:1-24‭;‬23‭) Allah memberi petunjuk mengenai Ibadat‭ (‬25:‭ ‬1-31:18‭) Umat memberontak namun Allah tetap setia‭ (‬32:1-33:23‭) Perintah Allah dilaksanakan‭ (‬34:1-40:38‭) IMAMAT Isi Pokok Kitab kitab‭ ‬Imamat Dalam alkitab Ibrani,‭ ‬nama kitab ini diambil dari kata pertama yang muncul‭ (‬Tuhan memanggil‭)‬.‭ ‬Dalam bahsa Indoneis kitab ini disebut‭ “‬IMAMAT‭” ‬yang sebatulnya merupakan padanan nama yang ada dalam terjemahan Yunani Alkitab Ibrani‭ (‬Septuaginta‭)‬.‭ ‬Ini berkaitan denga orang Lewi,‭ ‬yang diberi tugas-tugas khusus dalam keimaman Israel.‭ ‬Namun orang Lewi hanya sekali disinggung‭ (‬25:32-34‭)‬.‭ ‬Kebanyakan tugas yang diterangkan dalam kitab ini harus dilakukan oleh keluarga harun.‭ ‬Merekalah yang sebenarnya menyelengggarakan berbagai kurban.‭ ‬Orang lewi melakukan pekerjaan-pekerjaan awal mempersiapkan kurban,‭ ‬membersihkan tempat kudus,‭ ‬dan mengangkut benda-benda kudus yang digunakan dalam ibadat. maksud penulisan Kitab Kitab‭ ‬Imamat juga dikenal sebagai‭ ‘‬buku panduan imam’sebuah nama yang diberikan oleh para rabi Yahudi.‭ ‬Sebagian besar kitab itu bisa dianggap sebagai buku panduan pelaksanan kurban dan upacara pembersihan/pengudusan,‭ ‬upacara yang membedakan Israel sebagai umat Allah yang kududs.‭ ‬Dalam kitab ini ditekankan alasan mengapa upacara itu dilakukan.‭ ‬Kasih dan kepedulian Allah terhadap Israel sudah jelas melalui peristiwa keluarnya Israel dari Mesir.‭ ‬Hukum-hukum yang dibeikan di Sinai membuktikan lebih jauh kepedulian Allah atas Israel.‭ ‬Hukum itu seperti payung yang melindungi sekaligus menjadi dasar bertindak bagi umat Israel.‭ ‬Jika umat setia kepada Allah,‭ ‬melaksanakan hukum-hukum dan upacara-upacara yang diperintahkan Allah,‭ ‬hidup mereka akan baik.‭ ‬Jika mereka menolak Allah,‭ ‬menolak melaksanakan hukum-hukum yang melindungi mereka dan menyembah berhala,‭ ‬mereka bisa menderita bahkan binasa.‭ ‬Ketika kita membaca uraian tanggung jawab para imam,‭ ‬antara lain memastikan kelayakan kurban-kurban yang dipersembahakan kepada Allah,‭ ‬mengajar umat tentang apa yang najis dan tidak,‭ ‬dan mengatur perayaan keagamaan sepanjang tahun,‭ ‬alasan penulisan kitab ini penting untuk selalu kita ingat.‭ ‬Kitab itu juga mengandung hukum-hukum tantang hewan yang dagingnya boleh dimakan,‭ ‬bahan untuk pakaian,‭ ‬perlakuan terhadap sesama,‭ ‬ dan hukuman atas dosa kepada Allah maupun sesama.‭ ‬Kitab‭ ‬Imamat menekankan peran imam-imam Israel yang dipilih untuk mewakili umat di hadapan Allah.‭ ‬Dalam upacara kurban,‭ ‬imam bersyukur kepada Allah,‭ ‬memohon berkat dan pengampunan dari Allah,‭ ‬dan menguduskan umat yang secara ritual najis.‭ ‬Imam adalah rantai penghubung yang penting dalam menjaga kesatuan antara Allah dan umat. Latar Belakang Kitab Kitab‭ ‬Imamat adalah kitab ketiga dalam Pentateukh,‭ ‬keliam kitab pertama Perjanjian Lama.‭ ‬Sebelum kitab‭ ‬Imamat terdapat kitab‭ ‬Keluaran yang berisi hukum-hukum yang diberikan Allah di gunung Sinai,petunjuk tentang pembanguan kemah pertemuan,‭ ‬dan pembuatan semua benda yang digunakan dalam ibadat.‭ ‬Kitab‭ ‬Imamat‭ ‬merinci kegiatan harian para imam dan umat Allah ketika mereka tinggal di perkemahan.‭ ‬Sesudah kitab‭ ‬Imamat,‭ ‬terdapat kitab Bilangan yang menggambarkan umat berpindah-pindah tempat.‭ ‬Kitab‭ ‬Imamat mungkin merupakan kumpulan bahan tulisan dari zaman Musa dan ajaran-ajaran tentang Hukum Allah yang mencerminkan kehidupan Israel di Kanaan lama sesudah Musa wafat.‭ ‬Pada waktu itu,‭ ‬umat tidak lagi beribadat dalm Kemah suci yang berpindah-pindah,‭ ‬yang mereka gunakan selama bertahun-tahun di Gunung Sinai dan di Kanaan.‭ ‬Kini mereka beribadat kepada Tuhan di dalam‭ ‬Bait Allah yang didirikan Salomo di Yerusalem‭ (‬±‭ ‬950‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Kendati demikian,‭ ‬banyak praktik agama dalam kitab‭ ‬Imamat di teruskan para Imam di‭ ‬Bait Allah. Susunan Kitab Garis besar berikut membagi kitab‭ ‬Imamat menjadi dua bagian utama. Israel‭;‬ kurban dan kekudusan umat‭ (‬1:1-16:34‭) Lima jenis kurban‭ (‬1:1-7:38‭) Penahbisan dan tugas imam Israel‭ (‬8:3-10:20‭) Mentahirkan kenajisan‭ (‬11:1-16:34‭) Israel‭ ; ‬umat Allah yang kudus‭ (‬17:1-27:34‭) Hukum untuk seluruh umat Allah‭ (‬17:1-20:27‭) Hukum tentang imam dan hari-hari raya keagamaan‭ (‬21:1-25:55‭) Menepati janji‭; ‬berkat karena ketaatan‭ (‬26:1-27:34‭) BILANGAN Isi Pokok Kitab kitab‭ ‬Bilangan‭ Nama Bilangan berasal dari bahasa Yunani‭ (‬arithmoi‭) ‬dan bahasa Latin‭ (‬Numeri‭)‬.‭ ‬Dalam bahasa Ibrani,‭ ‬nama kitab ini diambil dari kata-kata pertama yang berarti‭ ‘‬di gurun‭’‬.‭ ‬Kedua nama kitab itu mencerminkan isi kitab itu.‭ ‬Didalamnya termuat banyak daftar kelompok dan jumlah orang,‭ ‬namun yang lebih penting adalah gambaran perjalan orang Isarel di padang gurun menuju tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka.‭ ‬tanah perjanjian melambangkan kemerdekan sejati terlepas dari perbudakan di Mesir. Maksud penulisan Kitab Kitab Bilangan bercerita tentang perjalan umat Israel di padang gurun.‭ ‬Di sana mereka belajar bagaimana menata diri menurut kehendak Allah dan bagaimana orang lewi harus menolong para imam Israel.‭ ‬Umat juga mengetahui siapa yang akan dipilih untuk memimpin mereka memasuki Kanaan.‭ ‬Namun,‭ ‬perjalanan bangsa Israel di padang gurun juga menunjukkan sifat mereka yang suka memberontak.‭ ‬Mereka mengeluh karena Allah sudah membawa mereka ke padang gurun untuk menahan lapar atau mati kehausan.‭ ‬Mereka bersekongkol untuk menyingkirkan pemimpin mereka,‭ ‬Musa dan Harun.‭ ‬Karena dosa,‭ ‬Allah tidak mengizinkan mereka menempuh jalan yang mudah dan langsung menuju ke tanah perjanjian.‭ ‬Sebaliknya,‭ ‬mereka yang tergolong generasi tua‭ (‬termasuk Musa‭) ‬harus mengembara selama‭ ‬40‭ ‬tahun dan kemudian mati di padang gurun.‭ ‬Hanya generasi yang lebih muda,‭ ‬yang mengikuti pemimpin-pemimpin‭ ‬yang setia,‭ ‬Yosua dan Kaleb yang akan masuk ke Kanaan.‭ ‬Pelajaran yang dapat dipetik di sini adalah mengenai percaya kepada Allah.‭ ‬Mereka yang tat dan percaya kepada Allah akan menerima berkat‭ ‬.‭ ‬Mereka yang tidak taat dan tidak percaya,‭ ‬tidak akan menerima berkat yang terkait dengan janji-janji Allah. Memasuki tanah perjanjian adalah tujuan yang menggerakkan perjalanan umat Israel.‭ ‬Namun,‭ ‬bagi penduduk Kanaan dan sekitarnya,‭ ‬umat Israel merupakan ancaman dan karenanya harus ditentang.‭ ‬Kitab Bilangan memperkenalkan‭ ‬gagasan perang suci,‭ ‬di mana Allah menolong umat Israel memerangi dan menghancurkan musuh mereka. Latar Belakang Kitab Bilangan adalah kitab keempat dari lima kitan perjanjian lama yang disebut Pentateukh.‭ ‬Kitab ini meneruskan kisah bangsa Israel yang mengembara,‭ ‬mulai dari kitab‭ ‬Keluaran dan dilanjutkan dalam kitab‭ ‬Imamat.‭ ‬Imamat bercerita tentang umat Israel yang berkemah di gunung Sinai yang menerima hukum-hukum Allah menyangkut kekudusan.‭ ‬Kitab Bilangan bercerita tentang Israel yang terus bergerak.‭ ‬Secara tradisional,‭ ‬Musa dianggap sebagai pengarang kitab Bilangan.‭ ‬Banyak bahan dalam kitab itu bisa dirujuk sampai zaman Musa.‭ ‬Kendati demikian,‭ ‬mungkin baru berabad-abad kemudian,‭ ‬para ahli kitab dan editor menulis kitab itu sebagimana bentuknya sekarang. Susunan Kitab Bilangan Kitab Bilangan terbetuk dari banyak bahan yang berbeda-beda.‭ ‬Biasanya ada dua cara untuk melihat susunannya.‭ ‬Kitab itu dapat dibagai berdasarkan dua generasi Israel yang mengembara di padang Gurun,‭ ‬yakni generasi yang lebih tua dan tidak taat‭ (‬pasal‭ ‬1-25‭)‬,‭ ‬dan generasi yang lebih muda yang memasuki Kanaan,‭ ‬Tanah Perjanjian‭ (‬pasal‭ ‬26-36‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬kitab itu juga dapat dibagi menurut lokasi‭ ‬Kejadian.‭ ‬Garis besar berikut memakai pendekatan geografis menyangkut susunan kitab Bilangan Umat berkemah di gurun Sinai‭ (‬1:1-10:10‭) Umat Israel disensus dan diatur‭ (‬10:11-22:1‭) Kewajiban Imam dan orang lewi‭ (‬3:1-4:49‭) Perintah untuk umat‭ (‬5:1-10:10‭) Perjalanan dari gurun Sinai ke Moab‭ (‬10:11-22:1‭) Dari gurun Sinai ke gurun Paran‭ (‬10:11-22:1‭) Persoalan di gurun Paran di Kadesh‭ (‬13:1-20:13‭) Dari Kadesh ke Moab‭ (‬20:14-22:1‭) Berkemah di Moab:‭ ‬Bersiap memasuki Kanaan‭ (‬22:2-36:13‭) Kisah-kisah Bileam dan Pemujaan Baal‭ (‬22:2-25:18‭) Sensus dan pengarahan untuk generasi baru‭ (‬26:2-36:13‭) Siap menyeberangi sungai yordan‭ (‬31:1-36:13‭) ULANGAN Isi Pokok Kitab Kitab‭ ‬Ulangan‭? Kata yang diterjemah kan dengan‭ ‬Ulangan sebetulnya berasal dari kata yunani yang berarti hukum kedua.‭ ‬Para penerjemah Perjanjian Lama ke dalam bahasa yunani‭ (‬Septuaginta‭) ‬berpendat bahwa salinan hukum tuhan yang disebut dalam Ul.‭ ‬17:18‭ ‬adalah hukum kedua.‭ ‬Namun kitab‭ ‬Ulangan tidak harus dimengerti sebagai hukum kedua,‭ ‬melainkna penyampaian kembali atau pembaharuan hukum yang sebelumnya sudah diberikan Allah kepada Musa di gunung Sinai.‭ ‬Judul Ibrani untuk kitab itu adalah inilah‭ “‬perkataan-perkataan‭” ‬itu mengungkapkan rangkaian pidati Musa kepada orang Israel sebelum ia meninggal dunia. Kitab‭ ‬Ulangan menempati posisi penting dalam Pejanjian Lama.‭ ‬Kitab kelima ini mengakhiri bagian yang dikenal sebagai taurat yang berarti‭ “‬pengajaran‭”‬.‭ ‬Kitab itu juga melanjutkna kisah umat Allah yang sudah dimulai dalam kitab‭ ‬Keluaran.‭ ‬Tuhan memilih orang Israel dan mengeluarkan mereka dari perbudakan di Mesir.‭ ‬Di Sinai,‭ ‬tuhan memberikan mereka hukum-hukum dan perintah-perintah yang harus dipatuhi.‭ ‬Dengan demikian,‭ ‬kitab‭ ‬Ulangan mengacu kepada apa yang telah dikerjakan tuhan.‭ ‬Namun,‭ ‬perkataan-perkataan Musa juga mengarah ke depan dan menjadi pengajaran bagi generasi mendatang.‭ ‬Perjanjian Allah dengan umat Israel yang dicatat dalam kitab ini menjadi dasar dan pendahuluan bagi sejarah Israel yang tercatat dalam kitab‭ ‬Yosua,‭ ‬hakim-hakim,‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬samuel,‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬raja-raja. Maksud penulisann Kitab Ulangan Kitab‭ ‬Ulangan disajikan sebagi perkataan-perkataan terakhir Musa kepda generasi Israel yang siap memasuki tanah yang dijanjikan.‭ ‬Meski secara tradisional Musa dipandang sebagai penulis kitab‭ ‬Ulangan,‭ ‬bentuk final kitab itu juga menrapkan tradisi-tradisi Musa dan hukum itu dalam situasi keagamaan dan politik pada masa yang lebih kemudian.‭ ‬Hal itu dilakukan dengan dua cara.‭ ‬Pertama,‭ ‬Israel bisa memakai pesan kitab‭ ‬Ulangan untuk menilai kesuksesan atau kegagalan mereka sebagai bangsa‭; ‬mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian Allah dengan Israel akan membuah kan keberhasilan‭; ‬sebaliknya,‭ ‬ketidak taatan akan membuahkan kematian dan kehancuran.‭ ‬Kedua,‭ ‬dalam seluruh kitab ini berulang kali ditegaskan bahwa Allah telah memilih Israel karena kasih-Nya.‭ ‬Sebgai gantinya,‭ ‬Israel seharusnya‭ ‬mengasihi Allah dan setia kepada ketentuan-ketentuan dalam perjanjian Allah dengan mereka. Latar belakang Kitab Kitab‭ ‬2‭ ‬raja-raja bercerita tentang pembaharuan penting di Israel pada tahun‭ ‬621‭ (‬2Raj.‭ ‬22-23‭)‬.‭ ‬Pada waktu‭ ‬BAIT Allah di yerusalem sedang diperbaiki,‭ ‬para pekerja menemukan sebuah gulungan taurat.‭ ‬Ketika‭ ‬Yosia raja Yehuda mendengar isi kitab itu,‭ ‬ia merobek-robek pakaiannya karena sedih dan memanggil semua pemimpin bangsa.‭ ‬Yosia menyadari bahwa bangsanya sudah tidak mematuhi hukum tuhan.‭ ‬Jadi,‭ ‬ia memerintahkan agar diadakan pembaharuan-pembaharuan berdasarkan kitab hukum itu,‭ ‬meliputi penghancuran dan pembakaran semua mezbah,‭ ‬tempat-tempat pemujaan,‭ ‬dan tempat-tempat tinggi untuk memuja dewa-dewi selain Tuhan Allah Israel.‭ ‬Banyak pakar percaya bahwa kitab hukum yang ditemukan itu adalah kitab‭ ‬Ulangan,‭ ‬atau setidaknya bagian tengahnya‭ (‬Ul.‭ ‬12-26‭) Tidak jelas dari mana asal kitab hukum itu dan bagaimana sampai tersimpan di‭ ‬Bait Allah.‭ ‬Beberapa penafsir berpendapat tulisan-tulisan kuno itu dibawah ke Yerusalem oleh imam keturunan lewi yang melarikan diri dari penganiayaan Asyur di utara semasa pemerintahan Manasye‭ (‬687-642‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Meski banyak dari bahan kitab itu mungkin berasal dari zaman Musa‭ ‬,‭ ‬kitab‭ ‬ulangan dalam bentuknya yang sekarang ini,‭ ‬mungkin ditulis oleh para ahli kitab yang hidup berabad-abad kemudian. Susunann Kitab Ulangan Garis besar berikut mebagi kitab‭ ‬ULANGAN ke dalam lima bagian besar,‭ ‬terutama berdasarkan pidato-pidato Musa‭ ‬: Pendahuluan‭ (‬1:1-5‭) Pidato pertama:‭ ‬Musa mengulas‭ ‬KEJADIAN masa lampau‭ (‬1:6-4:43‭) Kesetiaan Allah di gurun‭ (‬1:6-3:29‭) Seruan untuk mendengar sabda Tuhan‭ (‬4:1-43‭) Pidato kedua:‭ ‬Musa menyampaikantuntutan Tuhan‭ (‬4:44-29:1‭) Kasihilah‭ ‬Allah dan hukum-hukum-Nya‭ (‬4:44-11:31‭) Bagaimana hidup sebagai umat Allah‭ (‬12:1-26:15‭) Memperbaharui Perjanjian‭ (‬26:16-29:1‭) Pidato ketiga:‭ ‬Israel Harus Memelihara Perjanjian dengan Tuhan‭(‬29:2-30:20‭) Pidato terakhir dan dan kematian Musa‭ (‬31:1-34:12‭) Seorang pemimpin untuk umat dan sebuah tempat untuk hukum Tuhan‭(‬31:1-29‭) Nyanyian dan berkat Musa‭(‬31:30-33:29‭) Musa meninggal‭ (‬31:1-12‭) YOSUA Isi Kitab‭ ‬Yosua Kitab‭ ‬Yosua bercerita tentang bagaimana suku-suku Israel menaklukan dan membagi-bagi Kanaan,‭ ‬tanah yang dijanjiakn itu.‭ ‬judul kitab ini berasal dari nama salah satu pemimpin bangsa Israel,‭ ‬yaitu‭ ‬Yosua.‭ ‬Ia diplih untuk untuk memimipin bangsa Israel setelah Musa meninggal.‭ ‬Namun,‭ ‬dalam kitab ini ditunjukkan bahwa pahlawan sesungguhnya adalah Tuhan.‭ ‬Tuhanlah yang menolong bangsa itu menaklukan bangsa Kanaan.‭ ‬Tindakan Tuhan itu menunjukkan bahwa sebagian dari perjanjian yang telah mulai digenapi.‭ ‬Dalam perjanjian yang pertama,‭ ‬Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa kelak keturunannya akan memiliki tanah mereka sendiri.‭ ‬perjanijian itu diulangi lagi kepada Musa yang selanjutnya menerima perjanjian Allah yang kedua berdasarkan hukum taurat.‭ ‬Bangsa Israel telah mengami pertolongan Allah di masa lampau.‭ ‬Sekarang‭ ‬mereka ditantang untuk percaya kepada Allah dan mematuhi hukum-Nya,‭ ‬baik sebelum mereka memaski tanah Kanaan maupun setelah mereka menaklukkan negeri itu. Nama‭ ‬Yosua berarti Tuhan menyelamatkan.‭ ‬Inilah yang akan dijarkan dalam kitab ini.‭ ‬Mereka yang percaya kepada Tuhan akan menerima pertolonganTuhan.‭ ‬Rencana Allah untuk memberikan tanah Kanaan kepada kepada orang Israel mulai terlaksana melalui sejumlah tokoh‭ (‬Yosua,‭ ‬Eleazar,‭ ‬Rahab,‭ ‬Kaleb‭) ‬dan melalui kuasa Allah dalam kekuatan alam‭ (‬penyebrangan sungai Yordan,‭ ‬hancurnya kota Yerikho,‭ ‬hujan batu dari langit‭)‬.‭ Maksud penulisan Kitab Kitab‭ ‬Yosua merupakan bagian dari sebuah kisah besar,‭ ‬mulai dari kitab‭ ‬Ulangan‭ ‬sampai kirab‭ ‬2‭ ‬raja-raja,‭ ‬yang menceritakan kehidupan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah di tanah perjanjian.‭ ‬Tema utama kitab inii adalah bahwa tanah Kanaan merupakan anugerah Tuhan.‭ ‬setia kepda Tuhan dan hukum-Nya adalah syarat agar tanah itu tetap terjaga sebagai milik mereka.‭ ‬Hanya dengan pertolongan Tuhan,‭ ‬bangsa Israel dapat merebut tanah itu.‭ ‬mereka dapat terus memilikinya hanya dengan mematuhi hukum Tuhan.‭ ‬tema itu ditekankan dalam dua pidato‭ ‬Yosua pada akhir kitab ini. Sejumlah peristiwa dalam kitab‭ ‬Yosua juga menjawab dua pertanyaan penting ini:‭ ‬bagaimana orang Israel memasuki tanah Kanaan‭? ‬Bagaimana tanah itu dibagi-bagi di antara suku-suku Israel‭? ‬Peristiwa-peristiwa‭ ‬yang diceritakan dalam kitab‭ ‬Yosua terjadi sekitar tahun‭ ‬1250-1225‭ ‬SM.‭ ‬Yosua memimpin suku-suku Israel dalam serangkaian‭ “‬perang suci‭” ‬melawan orang-orang Kanaan.‭ ‬Kitab‭ ‬Yosua melaporkan proses penakhlukan sejumlah kota besar dan kecil di Kanaan dengan cepat dan terkadang ajaib.‭ ‬Misalnya dalam pertempuran Yerikho,‭ ‬Tuhan meruntuhkan tembok kota.‭ ‬Selanjutnya,‭ ‬dalam pertempuran di Gibeon,‭ ‬Tuhan melempari tentara musuh dengan batu-batu besar dari langit dan menghancurkan mereka.‭ ‬Di bawah pimpinan‭ ‬Yosua,‭ ‬seluruh suku Israel bersama-sama menyeberangi sungai Yordan,‭ ‬maju menembus jantung tanah Kanaan,‭ ‬dan akhirnya mengambil alih tanah itu,‭ ‬meskipun tidak sepenuhnya berhasil. Bagian kedua dari kitab ini bercerita tentang bagaimana setiap suku menerima tanahnya.‭ ‬Tanah itu meliputi seluruh tanah di sebelah barat sungai Yordan dan sebagian tanah di sebelah timur sungai Yordan dan yang telah dijanjikan kepada suku-suku Gad,‭ ‬Ruben,‭ ‬dan setengah Manasye.‭ ‬Kitab ini juga menjelaskan mengapa suku Lewi dikhususkan untuk melayani Tuhan,‭ ‬tidak menerima bagian tanah seperti suku-suku lain.‭ ‬Sebaliknya,‭ ‬mereka diberi kota-kota yang tersebar di seluruh negeri. Llatar belakang Kitab Para arkeolog telah meneemukan bukti bahwa bagian-bagian wilayah Kanaan pernah diserang dalam kurun waktu antara‭ ‬1300dan‭ ‬1200‭ ‬SM.‭ ‬Kota Bethel,‭ ‬Lakhis,‭ ‬dan Debir telah hancur total.‭ ‬Beberapa tempat penting memang direbut dan dihancurkan oleh‭ ‬Yosua dan pasukan Israel.‭ ‬Namun,‭ ‬tidak semua tempat di mana orang-orang Kanaan hidup,‭ ‬dapat diambil alih oleh bangsa Israel.‭ ‬Seluruh wilayah itu baru bisa diambil alih pada zaman raja Daud‭ (‬sekitar‭ ‬1000‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬ketika seluruh suku Israel sudah bersatu dalam sebuah kerajaan yang berdiri di tanah Kanaan itu.‭ ‬kebudayaan dan agama Kanaan sangat berpengaruh terhadap orang Isarel selama beberapa abad.‭ ‬Menurut para penulis Alkitab,‭ ‬pemujaan ilah-ilah bangsa Kanaan itulah yang merupakan salah satu penyebab runtuhnya kerajaan utara‭ (‬Israel‭) ‬pada tahun‭ ‬722Sm dan kerajaan selatan‭ (‬Yehuda‭) ‬pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM. Susunan Kitab Yosua Kitab Yosua terdiri dari atas dua bagian utama.‭ ‬Bagaian pertama‭ (‬1-12‭) ‬adalah rangkaian kisah mengenai penaklukan kota-kota penting di Kanaan.‭ ‬Bagian ini mencakup beberapa kisah yang mnerangkan asal-mula peristiwa penting di Israel.‭ ‬Bagian kedua‭ (‬13-22‭) ‬berisikan batas-batas wilayah setiap suku dan daftar kota-kota.‭ ‬Kedua belas suku-suku mendapat bagian dari tanah perjanjian itu.‭ ‬sementara itu,‭ ‬suku Lewi diberikan kota yang tersebar di seluruh negeri.‭ ‬Pasal-pasal terakhir kitab ini‭ (‬23-24‭) ‬berbicara tentang perpisahan dan kematian‭ ‬YOSUA,‭ ‬dan pertemuan di Sikhem,‭ ‬di mana orang-orang Israel berjanji untuk setia dan taan kepada Tuhan Allah ketika mereka telah mendiami tanah yang dijanjikan itu. Penaklukan Bagian Barat Kanaan‭ (‬1:1-12:24‭) Memasuki Tanah Perjanjian‭ (‬1:1-5‭;‬15‭) Tuhan Memimpin Israel dalam Pertempuran‭ (‬6:1-12:24‭) Pembagian Tanah Perjanjian‭ (‬13:1-22:34‭) Hari-hari Terakhir‭ ‬YOSUA‭ (‬23:1-24:33‭) Pidato perpisahan‭ ‬YOSUA‭ (‬23:1-16‭) Pertemuan di Sikhem dan Tiga Penguburan‭ (‬24:1-33‭) Hakim-Hakim Isi Pokok Kitab kitab hakim-hakim Kitab hakim-hakim merupakan bagian dari rangkaian kisah-kisah besar dari kitab‭ ‬ULANGAN sampai kitab‭ ‬2‭ ‬Raja-raja,‭ ‬yang bercerita tentang Israel sebagai umat pilihan Allah di Kanaan,‭ ‬tanah perjanjian.‭ ‬Kitab Hakim-hakim berkisah tentang masa setelah suku-suku Israel mulai mendiami tanah Kanaan‭ ‬,‭ ‬tetapi sebeelum mereka bersatu sebagai bangsa di bawah seorang raja.‭ ‬Pada zaman ini,‭ ‬Tuhan memilih pemimpin khusus yang disebut‭ “‬hakim-hakim”untuk memimpin suku-suku Israel mengalahkan musuh-musuh mereka.‭ ‬Beberapa hakim memimpin seluruh suku.‭ ‬Namun,‭ ‬biasanya seorang hakim memimpin beberapa suku saja.‭ ‬Kisah-kisah menegenai para pahlawan Israel ini mengisi sebagian besar kitab Hakim-hakim. Maksud penulisan KItab Hakim-Hakim Agar orang Israel dapat bertahan hidup sebagai satu bangsa,‭ ‬mereka harus setia dan taat kepada hukum taurat dan beribadah hanya kepada Tuhan Allah.‭ ‬Jika mereka setia,‭ ‬mereka akan tetap tinggal di tanah Kanaan dan menerima berkat Tuhan.‭ ‬akan tetapi,‭ ‬jika mereka beribdah kepada allah lain,‭ ‬Tuhan akan membiarkan mereka dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Orang Isarel tidak dapat memperlihatkan kesetiaan yang teguh terhadap perjanjian mereka dengan Tuhan.‭ ‬kitab Hakim-hakim menggambarkan pola sikap dan tingkah laku bangsa Israel itu: Bangsa Israel tidak setia kepada Tuahn dan beribadat kepada allah-allah lain‭; Tuhan membiarkan musuh-musuh Israel menghukum mereka‭; Dalam kesukaran dan kesusahan,‭ ‬mereka berseru kepada Tuhan‭ ; Tuhan memilih seorang pembebas,‭ ‬atau hakim untuk memimpin orang Israel dalam pertempuran melawan musuh-musuh mereka‭; Ketika seorang hakim meninggal,‭ ‬siklus seperti ini dimulai lagi. Dengan demikian,‭ ‬penaklukan Kanaan menjadi perjuangan yang tidak ringan,‭ ‬yang berlangsung pada dua tingkatan.‭ ‬Pertama,‭ ‬suku-suku Israel dan penduduk asli saling berperang untuk menguasai tanah itu.‭ ‬kedua,‭ ‬iman bangsa Israel mendapat cobaan yang begitu berat dari agama dan kebudayaan penduduk Kanaan.‭ ‬Orang Israel harus belajar bahwa satu-satunya yang harus mereka sembah hanyalah Tuhan dan kalu tidaksetia,‭ ‬Tuahn akan menghukum mereka.‭ ‬Namuan,‭ ‬kitab ini juga memperlihatkan bahwa Tuhan selalu bersedia menolong dan memberikan kesempatan kepada bangsa Israel untuk memulai babak yang baru.‭ ‬Meskipun mereka sering meninggalkan Tuhan,‭ ‬Ia tidak pernah meninggalkan mereka begitu saja. Latar belakang KItab Hakim-Hakim Zaman hakim-hakim dimulai dengan kematian‭ ‬Yosua‭ ‬sekitar‭ ‬1200‭ ‬SM dan terus berlanjut sekurang-kurangnya sampai Samuel,‭ ‬hakim terakhir yang memilih Saul sebagai raja pertama Israel sekitar‭ ‬1030‭ ‬SM.‭ ‬Pada masa ini,‭ ‬Israel lebih merupakan kumpulan suku-suku yang ikatannya tidak sekuat bangsa yang bersatu padu.‭ ‬Hakim-hakim menyatukan beberapa atau semua orang Israel untuk sementara waktu.‭ ‬Namuan,‭ ‬penulis meringkas periode dalam sejarah Israel ini demikian:‭ “‬setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri‭”‬.‭ ‬agama dan kebudayaan Kanaan tetap merupakan godaan yang sangat berpengaruh terhadap bangsa Isarel.‭ ‬Inilah yang membuat mereka tidak menaati dan melupakan Allah.‭ ‬Orang-orang Israel kadang-kadang saling bertikai dan berperang. Hakim-hakim yang memimpin orang Israel selama masa yang penuh kekerasan dan ketidakpastian ini bukanlah hakim-hakim dalam arti sekarang,‭ ‬yang berurusan dengan bidang hukum dan pengadilan,‭ ‬meskipun Debora dan Samuel terkadang berperan seperti itu.‭ Susunan KItab Hakim-Hakim Kitab hakim-hakim umumnya terdiri atas rangkaian kisah-kisah yang berdiri sendiri-sendiri.‭ ‬kisah-kisah ini berfokus pada para pemimpin‭ (‬hakim‭) ‬yang tampil untuk menyelamatkan suku-suku Israel‭ (‬3:7-16:31‭)‬.‭ ‬Tindakan beberapa hakim ini digambarkan secara terperinci‭ ‬,‭ ‬sedangkan gambaran untuk hakim-hakim‭ “‬kecil‭” ‬hanya diberikan secara singkat. Dua pasal awal kitab ini memberikan latar untuk kisah para hakim,‭ ‬sementara pasal-pasal akhir‭ (‬17-21‭) ‬sama sekali tidak menyebut para hakim.‭ ‬Pasal-pasal terakhir kitab ini menunjukkan bahwa ancaman terhadap bangsa Israel tidak berasal dari musuh di luar,‭ ‬tetapi justru dari dalam bangsa Israel sendiri yang terus menerus berpaling dari Tuhan.‭ ‬Pasal-pasal itu memperlihatkan seorang pemimpin dan ketidaksetiaan mereka terhadap Tuhan.‭ ‬pasal-pasal tersebut mengisyaratkan bahwa persoalan yang menimpa bangsa Israel dapat diselesaikan jika seorang raja dipilih untuk memerintah seluruh suku.‭ ‬Secara garis besar,‭ ‬kitab ini disusun demikian: Israel menduduki Kanaan,‭ ‬tetapi berpaling dari Tuhan‭ (‬1:1-3:6‭) Kisah-kisah para pemimpin terpilih Israel,‭ ‬para hakim‭ (‬3:7-16:31‭) Otniel,‭ ‬Ehud,‭ ‬dan Samgar‭ (‬3:7-31‭) Debora‭(‬4:1-5:31‭) Gideon‭ (‬6:1-8:35‭) Abimelekh,‭ ‬Tola,‭ ‬dan Yair‭ (‬9:1-10:5‭) Yefta,‭ ‬Ebzan,‭ ‬Elon,‭ ‬dan Abdon‭ (‬10:6-12:15‭) Simson‭ (‬13:1-16:31‭) Masa kesukaran terus berlangsung‭ (‬17:1-21:25‭) Suku Dan,‭ ‬dan tempat peribadatan mereka‭ (‬17:1-21:31‭) Kejahatan di Gibea dan perang saudara melawan suku Benyamin‭ (‬19:1-21:25‭) Rut Isi Pokok Kitab kitab Rut‭ Kitab Rut merupakan sebuh kisah indah yang mengajarkan banyak hal antara lain: Rencana Allah dapat dipenuhi dengan cara yang tidak terduga-duga‭; Allah berkarya dalam hidup orang yang setia‭; Menolong orang lain dan setia kepada keluarga dan para sahabat dapat mengubah hidup dan membwa kebahagiaan‭ ; Allah melimpahkan kebaikan kepada semua orang‭ ‬,‭ ‬bukan hanya bagi orang Yahudi‭; Allah memperhatikan semua orang dan berkarya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Maksud penulisan Kitab Rut Kisah Rut yang ditulis untuk umat Israel memperlihatkan bagaimana Allah mempergunakan orang Yahudi dan orang dari bangsa lain untuk melaksanakan rencana-Nya di dunia.‭ ‬Rut bukan orang Israel,‭ ‬melainkan orang Moab.‭ ‬Jaminan perlindungan dari keluarganya sendiri ia lepaskan untuk hidup di Israel bersama mertuanya,‭ ‬Naomi,‭ ‬seorang janda Israel yang kedua anak laki-lakinya telah meninggal.‭ ‬Ayat-ayat terakhir kisah ini‭ (‬4:12-22‭) ‬menceritakan bagaiman Rut dan keturunannya menjadi nenek moyang Daud,‭ ‬raja terbesar Israel.‭ Latar belakang Kitab Rut Kisah Rut menceritakan sejumlah peristiwa yang terjadi zaman hakim-hakim,‭ ‬suatu periode sekitar‭ ‬200‭ ‬tahun sebelum Daud menjadi raja Israel pada tahun‭ ‬1000‭ ‬SM.‭ ‬Beberapa adat-istiadat orang Ibrani yang disebutkan dalam kisah Rut bersal dari zaman ini.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬beberpa waktu yang jauh lebih kemudian kira-kira tahun‭ ‬250‭ ‬SM.‭ ‬Dengan demikian,‭ ‬kisah ini diperkirakan baru ditulis beberapa abad setelah peristiwa-peristiwa yang dituturkan terjadi.‭ Susunan KItan Rut Kitab Rut mirip dengan cerita pendek yang melibatkan tokoh-tokohyang menariok.‭ ‬Alur ceritanya berakhir dengan situasi yang membahagiakan.‭ ‬Namun,‭ ‬cerita Rut menyampaikan pesan yang penting mengenai Allga dan umat-Nya.‭ ‬Garis besar kitab Rut adalah sebagai berikut: Rut memutuskan untuk meninggalkan Moab‭ (‬1:1-22‭) Rut tinggal di Israel‭ (‬2:1-4:22‭) 1‭ ‬Samuel Isi Pokok Kitab kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel Kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel adalah bagian pertama dari sebuah kitab yang sangat panjang karena terlalu panjang sehingga tidak cukup untuk satu gulungan,‭ ‬kitab ini dibagi menjadi dua bagian.‭ ‬Bagian keduanya sekarang dikenal dengan‭ ‬2‭ ‬Samuel.‭ ‬Kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Samuel menceritakan kehidupan Samuel,‭ ‬Saul,‭ ‬dan Daud-‭ ‬tiga orang yang dipilih oleh Tuhan.‭ ‬Namun kisah sesungguhnya adalah bagaimana ketiga tokoh itu,‭ ‬meski memiliki kelemahan,‭ ‬memimpin orang Israel menjadi bangsa yang kuat. Maksud penulisan Kitab Kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel berbicara tentang bagimana Allah memilih raja-raja pertama di Israel kuno.‭ ‬Selam dua abad,‭ ‬orang Israel hidup sebagai kumpulan dua belas suku,‭ ‬meskipun kesatuannya tidak terlalu erat mereka diperintah dari waktu ke waktu oleh para pemimpin yang disebut hakim-hakim.‭ ‬Para hakim ini diangkat oleh Allah ketika orang Israel mengalami kesukaran dan penderitaan.‭ ‬Samuel hakim terakhir,‭ ‬harus berunding dengan Allah karena bangsa Israel mendesak supaya seorang raja diberikan kepada mereka sama seperti bangsa-bangsa lain.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬ada yang berpandangan menginginkan adanya seorang raja adalah sikap melawan kepercayaan Israel kuno yang mengakui Allah sebagai raja.‭ ‬Kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel menampilkan pandangan kedua belah pihak‭ ‬:‭ ‬8:1-22‭ (‬menentang‭)‬,‭ ‬11:1-11‭ (‬menyetujui‭)‬. Walaupun enggan,‭ ‬Allah akhirnya menyetujui dan membiarkan bangsa Israel memiliki seorang raja.‭ ‬Ia tahu bahwa hal itu akan membawa perubahan besar bagi bangsa Israel dan tidak semua itu baik.‭ ‬Setelah memilih seorang raja,‭ ‬Allah mengingatkan Israel dan rajanya agar memelihara perjanjian-Nya dan tetap setia dan taat kepada Tuhan.‭ ‬namun,‭ ‬Saul tidak menaati Tuhan dan tidak ingin digantikan oleh Daud,‭ ‬raja baru yang dipilih oleh Allah.‭ ‬Seperti yang kelak disadari oleh Daud,‭ ‬raja pun harus tetap menaati Tuhan. Latar Belakang Kitab Kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Samuel mencakup hanya sekitar satu abad sejarah Israel‭ (‬tahun‭ ‬1080-970‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬dari kelahiran Samuel sampai kematian Daud.‭ ‬Kitan Hakim-hakim bercerita tentang bagaimana Israel terperosok ke dalam situasi yang penuh kekecauan tanpa hukum setelah menaklukan tanah yang dijanjikan.‭ ‬di akhir kitab Hakim-hakim dikatakan:‭ “‬Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel‭; ‬setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandanganya sendiri‭ (‬Hak.‭ ‬21:25‭)‬.‭ ‬Selain kekacauan yang bersifat internal,‭ ‬bangsa Israel juga terus-menerus menghadapi ancaman dari bangsa Filistin yang selalu ingin menyerangnya.‭ ‬Bangsa Filistin tinggal di pantai Laut Tengah,‭ ‬di sebelah barat Israel.‭ ‬Keadaan ini sering berubah.‭ ‬Di bagian awal kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel diceritakan bagaimana kedua belas suku Israel merasa takut dan gentar menghadapi bangsa Filistin. Namun,‭ ‬di akhir kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel,‭ ‬Daud digambarkan sebagai raja dari bangsa Israel yang bersatu dan sangat kuat.‭ ‬Perkembangan hidup keagamaan bangsa Israel pada masa itu juga mengsankan.‭ ‬Kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel menjelaskan bagaimna bangsa Israel berkumpul beberapa kali setahun untuk beribadat dan mempersembahkan kurban kepada Tuhan.‭ ‬Dalam bagian penutup kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel,‭ ‬Yerusalem telah menjadi pusat peribadatan.‭ ‬Daud juga telah mendirikan mezbah di tempat Salomo,‭ ‬puteranya,‭ ‬kelak akan mendirikan‭ ‬Bait Allah yang megah.‭ Susunan Kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel Kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel dapat dibagi dalam tiga bagian utama.‭ ‬Setiap bagian menampilkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Israel,‭ ‬yaitu,‭ ‬Samuel,‭ ‬Saul,‭ ‬dan Daud. Samuel‭ (‬1:1-7:17‭) Masa kanak-kanak Samuel‭ (‬1:1-2:10‭) Samuel di rumah Tuhan‭ (‬2:11-4:1a‭) Pertempuran melawan orang Filistin‭ (‬4:1b-7:1‭) Samuel memimpin orang Israel‭ (‬7:2-7:12‭) Saul‭ (‬8:1-15:35‭) Israel meminta seorang raja kepada Samuel‭ (‬8:1-32‭) Saul menjadi raja‭ (‬9:1-11:15‭) Ucapan perpisahan Samuel‭ (‬12:1-25‭) Saul tidak taat kepada Tuhan‭ (‬13:1-15:35‭) Daud‭ (‬16:1-31:13‭) Tuhan memilih Daud‭ (‬16:1-18:5‭) Saul berbalik melawan Daud‭ (‬18:6-19:17‭) Daud melarikan diri‭ (‬18:18-27:12‭) Saul dan anak-anaknya mati‭ (‬28:1-31:13‭) 2‭ ‬Samuel Isi Pokok Kitab kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel Bebrapa kisah terbaik Perjanjian Lama terdapat dalam kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Samuel.‭ ‬Kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel menuliskan kisah tentang Daud yang telah dimulai di bagian kedua‭ ‬1‭ ‬Samuel.‭ ‬Kitab ini mengisahkan kemenangan dan kegagalan Daud,‭ ‬dan memperlihatkan betapa pentingnya hubungan seseorang dengan Allah dalam menentukan kehidupannya sendiri dan nasib bangsa yang dipimpinnya. Maksud Penulisan Kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel Kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel melanjutkan kisah tentang raja-raja pertama Israel.‭ ‬Kitab‭ ‬1‭ ‬Samuel berakhir dengan kematian raja Saul.‭ ‬Kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel meneruskan dengan pemerintahan Daud dari sekitar tahun‭ ‬1010-970‭ ‬SM.‭ ‬Dalam bagian pertama dikisahkan bagaimana Daud mrnjadi raja Yehuda,‭ ‬kemudian menjadi raja seluruh Israel,‭ ‬melalui serangkaian kemenangan militer,‭ ‬dan dengan janji istimewa dari Allah.‭ ‬Namun,‭ ‬persoalan muncul setelah kemenangannya.‭ ‬Kehidupannya terpuruk setelah ia berbuat dosa dengan Batsyeba,‭ ‬merencanakan sebuah pembunuhan,‭ ‬dan menyaksikan keluarganya terpecah-belah. Latar Belakang Kitab Selain mengungkapkan sejumlah keberhasilan dan kelebihan Daud,‭ ‬penulis kitab ini juga memperlihatkan kegagalan dan kelemahan tokoh ini.‭ ‬kitab‭ ‬Yosua,‭ ‬Hakim-hakim,‭ ‬1-2‭ ‬Samuel,‭ ‬dan‭ ‬1-2‭ ‬Raja-raja berisi pengajaran-prngajran kepada orang Israel,‭ ‬yang dikumpulkan pada abad ke-‭ ‬7‭ ‬SM.‭ ‬Kitab-kitab ini berulang kali bercerita tentang apa yang terjadi terhadap seseorang atau sekelompok orang yang hidupnya tidak sesuai dengan perjanjian Allah.‭ ‬Israel telah berjanji untuk setia dan taat kepada Tuhan.‭ ‬keamanan dan kesehjateraan mereka bergantung pada kesetiaan mereka terhadap perjanjian itu.‭ ‬Namun,‭ ‬ternyata bangsa Israel terus melanggar perjanjian itu.‭ ‬para penulis kitab-kitab ini berusaha memahami siapa yamh bersalah atas perpecahan Israel,‭ ‬kekalahannya dari dua kerajaan kuat di timur,‭ ‬dan akhirnya pembuangan ke Babel. Kunci untuk memahami kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel adalah perjanjian antara Allah dan Daud‭ (‬7:16‭)‬.‭ ‬Allah berjanji kepada Daud bahwa keturunannya akan selalu menjadi raja.‭ ‬Janji ini mau mendorang umat Israel untuk mengharapkan seorang‭ ‬Mesias‭ ‬atau‭ “‬yang diurapi‭”‬.‭ ‬Ketika garis keturunan Daud terputus dengan jatuhnya kota Yerusalem,‭ ‬umat Israel bertanya-tanya tentang bagaimana Allah akan menggenapi perjanjian-Nya kepada Daud.‭ ‬Beberapa puluh tahun kemudian,‭ ‬beberapa nabi Israel berbicara tentang seorang raja baru dari keturunan Daud.‭ ‬Di kemudian hari,‭ ‬dalam zaman Perjanjian Baru,‭ ‬Yesus diyakini oleh para rasul sebagai raja baru‭ (‬Mesias‭) ‬ini. Susunan Kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel Kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel dapat dibagai dalam dua bagian.‭ ‬Bagian pertama berbicara mengenai kemenangan-kemenangan Daud,‭ ‬sedangkan bagian kedua berbicara tentang persoalan-persoalan yang menimpa Daud.‭ ‬Selain itu,‭ ‬ada juga bagian ketiga yang berisi kisah-kisah tentang Daud. Kemenangan-kemenangan Daud‭ (‬1:1-10:19‭) Ratapan Daud untuk saul dan Yonatan‭ (‬1:1-27‭) Dua raja Israel‭ (‬2:1-4:12‭) Daud menyatukan seluruh Israel‭ (‬5:1-6:23‭) Janji Allah kepada Daud‭ (‬7:1-29‭) Daud mengalahkan musuh-musuh Israel‭ (‬8:1-10:19‭) Masalah-masalah Daud‭ (‬11:1-20:26‭) Dosa-dosa Daud dan penderitaan akibat dosa itu‭ (‬11:1-12:31‭) Kekerasan mencabik keluarga Daud‭ (‬13:1-14:33‭) Absalom menentang Ayahnya‭ (‬15:1-19:43‭) Pemberontakan Seba‭ (‬20:1-26:‭) Kisah lain mengenai Daud‭ (‬21:1-24:25‭) Bencana kelaparan di Israel‭ (‬21:1-14‭) Kemenangan-kemenangan lain‭(‬21:15-22‭) Nyanyian syukur Daud‭ (‬22:1-23:7‭) Pahlawan-pahlawan Daud‭ (‬23:8-39‭) Dosa Daud mendatangkan malaikat pemusnah‭ (‬24:1-25‭) 1‭ ‬Raja-Raja Isi Pokok Kitab Kitab‭ ‬1‭ ‬Raja-raja Kitab‭ ‬1‭ ‬Raja-Raja merupakan bagian pertama dari satu kitab.‭ ‬Karena kitab ini terlalu panjang untuk ditempatkan dalam satu gulungan,‭ ‬kitab ini dibagi menjadi dua bagian,‭ ‬yaitu‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja.‭ ‬Kitab ini melanjutkan sejarah Israel yang dimulai dalma kitab Samuel.‭ ‬Namun,‭ ‬kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-raja mengisahkan sejarah Israel dengan cara yang khas.‭ ‬Kitab ini secara bergantian berkisah mengenai raja-raja Yehuda dan raja-raja Israel.‭ ‬Dengan demikian,‭ ‬kita dapat selalu membandingkan apa yang sedang terjadi di Utara‭ (‬Israel‭) ‬dengan apa yang terjadi di Selatan‭ (‬Yehuda‭)‬. Di samping itu,‭ ‬raja-raja dari dua kerajaan ini diperkenalkan dengan berbagai cara.‭ ‬Kisah mengenai para raja di yehuda dimulai dengan pola berikut ini: Awal pemerintahan raja itu disebut bersamaan dengan lamanya masa pemerintahan raja Israel yang masih berlangsung. Usia raja itu Nama ibunya Penilaian atas kepemimpinananya dengan berpatokan pada kepemimpinan Daud,‭ ‬raja terbesar Israel. Sementara itu,‭ ‬para raja Israel diperkenalkan dengan pola‭ ‬: Awal pemerintahan raja itu disebut bersamaan dengan lamanya masa pemerintahan raja Yehuda yang masih berlangsung Lokasi pusat pemerintahannya Masa pemerintahannya Penilaian negatif terhadap dirinya Maksud Penulisan Kitab‭ ‬1‭ ‬Raja-Raja Kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-raja ditulis untuk melengkapi sejarah bangsa Israel yang sudah dimulai dalam kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Samuel.‭ ‬Namun kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-raja memiliki tujuan lain.‭ ‬Sejarah bangsa itu dikisahkan melalui kehudupan para raja dan nabi.‭ ‬Kisah itu hendak menjelaskan sejarah tragis bangsa Israel sebagai bangsa yang gagal memelihara perjanjian yang dibuat dengan Allah,‭ ‬sebagaimana ditulis dalam kitab‭ ‬Ulangan.‭ ‬Kerajaan Utara dihancurkan oleh kerajaan Asyur pada tahun‭ ‬722‭ ‬SM.‭ ‬Pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM,‭ ‬kerajaan Selatan jatuh ke tangan raja Nebukadnezar dari Babel.‭ ‬Bait Allah dibakar habis,‭ ‬Yerusalem dihancurkan,‭ ‬dan para pemimpin atau kalangan atas kerajaan Yehuda,‭ ‬termasuk rajanya diangkut ke Babel.‭ ‬Bagi orang Israel yang tinggal di pembuangan,‭ ‬peristiwa itu memberi kesan seolah-olah Allah telah meninggalkan mereka. Namun,‭ ‬kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-raja memberikan pandangan yang berbeda:‭ ‬bukan Allah yang tidak setia kepada bangsa pilihan-Nya‭ ‬,‭ ‬tetapi para rajalah yang tidak setia karena mereka tidak taat kepada hukum Allah.‭ ‬Itulah sebabnya,‭ ‬dalam‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-raja diceritakan kembali sejarah Israel dengan menilai setiap pribadi raja sesuai dengan kesetiaannya.‭ ‬Jika seorang raja Yehuda setia dan taat kepada hukum Allah,‭ ‬khususnya beribadat di Yerusalem di tempat yang dipilih Tuhan,‭ ‬dia dipuji karena melakukan yang benar.‭ ‬Jika tidak taat dengan membiarkan peribadatan kepada allah-allah lain atau mengizinkan orang-orang beribadat di tempat lain di luar Yerusalem,‭ ‬raja itu dikecam karena melakukan apa yang jahat.‭ ‬Beberapa raja Yehuda dinilai melakukan apa yang benar,‭ ‬khususnya Hizkia dan Yosia,‭ ‬sebab mereka menjalankan peribadatan di‭ ‬Bait Allah di Yerusalem.‭ ‬Semua raja Israel dinilai melakukan apa yang jahat sebab beribadah di kuil-kuil tandingan di Betel dan Dan. Latar Belakang Kitab Bahan untuk kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬raja-raja mungkin dikumpulkan dari sejumlah sumber ketika umat Israel berada di pembuangan di Babel‭ (‬586-539‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Kumpulan sumber-sumber awal ini mungkin berasal dari masa pemerintahan Yosia yang meninggal pada tahun‭ ‬609‭ ‬SM.‭ ‬Yosia dilihat sebagai pengenapan janji Allah kepada Daud.‭ ‬Dengan memperlihatkan kejahatan yang dilakukan oleh para raja sebelumnya,‭ ‬para penulis kitab ini mengharapkan dukungan tehadap pembaharuan yang dicanangkan oleh Yosia.‭ ‬Namun,‭ ‬ketika umat sedang dihantui oleh bayang-bayang kekecewaan akibat pembuangan itu,‭ ‬tampaknya bahan-bahan yang ada ini telah mengalami penambahan atau pengembangan.‭ ‬Penambahan dimaksudkan untuk menun jukkan penghakiman Tuhan terhadap Israel adalah adil.‭ ‬Dalam bahan yang telah dikembangkan ini,‭ ‬dijelaskan bahwa Israel memang perlu menerima hukuman dari Allah karena ketidaktaatannya dan perlu berbalik kepada Allah jika mereka ingin pulang ke tanah yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka. Susunan Kitab Kitab‭ ‬1‭ ‬Raja-raja terbagi dalam tiga bagian pokok.‭ ‬Bagian pertama‭ (‬pasal‭ ‬1-2‭) ‬menceritakan tahun-tahun terakhir kehidupan Daud dan begaimana Salomo sebagai raj,‭ ‬khususnya mengenai pembanguanan dan penahbisan‭ ‬Bait Allah di Yerusalem.‭ ‬Bagian akhir‭ (‬pasal‭ ‬12-22‭) ‬dimulai dengan kisah penolakan suku-suku utara terhadap Rehabeam sebagai raja setelah kematian Salomo dan terpecahnya kerajaan itu menjadi dua,‭ ‬kerajaan Israel di Utara dan kerajaan Yehuda di Selatan.‭ ‬Selanjutnya,‭ ‬bagian ini berkisah tentang tindakan para raja dari kedua kerajaan itu sejak pertengahan abad ke-9‭ ‬SM.‭ ‬Setiap bagian dari kitab ini dapat dibagi lagi sebagai berikut: Salomo menjadi raja‭ (‬1:1-2:46‭) Israel dibawah pemerintahan raja Salomo‭ (‬3:1-11:49‭) Hikmat dan pemerintahan Salomo‭ (‬3:1-4:34‭) Salomo membagun dan menahbiskan‭ ‬Bait Allah‭ (‬5:1-8:66‭) Kekayaan dan hikmat Salomo‭ (‬9:1-10:29‭) Kejatuhan Salomo‭ (‬11:1-43‭) Kerajaan terpecah menjadi dua‭ (‬12:1-22:53‭) Suku-suku Utara memberontak‭ (‬12:1-14:31‭) Raja-raja pertama Yehuda dan Israel‭ (‬15:1-16:34‭) Nabi Elia‭ (‬17:1-19:21‭) Raja Ahab dan ratu Izebel‭ (‬20:1-22:40‭) Yosafat,‭ ‬Raja Yehuda,‭ ‬dan Ahazia,‭ ‬Raja Israel‭ (‬22:41-53‭) 2‭ ‬RAJA-RAJA Isi pokok‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja Isi dari kitab ini memuat kelanjutan cerita tentang‭ ‬sejarah bangsa Israel yang suda dimulai dalam kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Samuel.‭ ‬Sama seperti kitab‭ ‬1‭ ‬Raja-Raja,‭ ‬kitab‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja juga mengisahkan dengan cara yang khas.‭ ‬Raja-Raja Yehuda‭ (‬kerajaan selatan‭) ‬dan Raja-Raja Israel‭ (‬kerajaan Utara‭) ‬dikisahkan secara bergantian.‭ ‬Dengan demikian,‭ ‬pembaca dapat selalu membandingkan apa yang sedang terjadi di kerajaan Utara dengan apa yang sedang terjadi di kerajaan selatan. ‭ ‬Alkitab Edisi studi ‭ Maksud Penulisan‭ kitab‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja menekankan satu peristiwa penting,‭ ‬yaitu hancurnya Yerusalem pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Runtuhnya tembok Yerusalem terbakarnya‭ ‬Bait Allah,‭ ‬dan terbuangnya penduduk kota menimbulkan krisis iman diantara mereka yang masih hidup.‭ ‬Allah telah berjanji bahwa Yehuda akan dilindungi dan para rajanya akan memerintah selama-lamanya.‭ ‬Namun,‭ ‬dengan hancurnya Yerusalem dan terbakarnya‭ ‬Bait Allah,‭ ‬garis keturunan Raja-Raja dari keluarga Daud pun turut berakhir.‭ ‬Peristiwa-peristiwa itu menyebabkan kepercayaan mereka terhadap Allah terancam runtuh.‭ ‬Allah seakan-akan telah meninggalkan mereka. ‭ ‬Ibid.,‭ Menurut‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja,‭ ‬sejarah kerajaan israel telah berakhir sesudah kehancuran Yerusalem.‭ ‬Karena itu,‭ ‬kitab-kitab ini merupakan tanggapan atas peristiwa ini.‭ ‬kitab‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja memperlihatkan kepada bangsa Israel bahwa bukan Allah melainkan raja-raja merekalah yang tidak setia.‭ ‬Allah sudah cukup bersabar dengan Israel dan Yehuda,‭ ‬terutama sekali ketika umat dan raja-rajanya tidak setia kepada-Nya dengan beribadat kepada berhala-berhala.‭ ‬Para nabi telah diutus berkali-kali untuk memperingatkan mereka agar menyingkirkan ilah-ilah lain dan kembali kepada Tuhan.‭ ‬Akhirnya bangsa itu dihukum.‭ ‬Kedua kerajaan dihancurkan,‭ ‬dan bangsa Israel dipaksa hidup di negeri asing.‭ Ibid.,‭ Janji nabi Natan kepada Daud bahwa salah seorang keturunannya akan selalu memimpin Israel‭ (‬2‭ ‬Sam.7‭) ‬sering diulang dalam kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja.‭ ‬PengUlangan janji tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan harapan umat Israel bahwa kelak hukuman terhadap Israel akan berakhir,‭ ‬dan sekali lagi mereka akan diperintahkan oleh seorang raja keturunan Daud. ‭ ‬Ibid.,‭ Latar Belakang Kitab Kitab‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja mengisahkan sejarah kerajaan Israel dan Yehuda dalam kurun waktu‭ ‬300‭ ‬tahun.‭ ‬Pera penulis kitab ini menuliskan juga kisah ini sebagai interpretasi atas berbagai peristiwa yang menyebabkan hancurnya bangsa Israel.‭ ‬Dalam kitab ini nilai-nilai tradisional sangat ditekankan,‭ ‬dengan adanya sejumlah peringatan melawan sikap tidak setia terhadap Tuhan,‭ ‬dan seruan untuk taat kepada perintah-perintah Allah. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Para penulis kitab ini juga menjelaskan mengapa peristiwa-peristiwa ini bisa terjadi‭ (‬2‭ ‬Raj.‭ ‬17:7-23‭) ‬dan sejauh mana seorang raja yang sedang memerintah berlaku baik atau jahat.‭ ‬Penjelasan ini tekadang terlihat dalam pernyataan-pernyataan yang diucapkan oleh Allah,‭ ‬seorang raja,‭ ‬atau seorang nabi‭ (‬1‭ ‬Raj.‭ ‬9:3-9,‭ ‬11:11-13,‭ ‬14:7-16‭; ‬2‭ ‬Raj.‭ ‬20:16-18,‭ ‬22:15-20‭)‬. ‭ ‬Ibid., Susunan Kitab Secara garis besar,‭ ‬kitab ini dibagi dalam tiga bagian utama.‭ ‬Bagian pertama‭ (‬1:1-8:15‭) ‬berkaitan dengan berbagai kisah mengenai nabi Elisa.‭ ‬Bagia ke dua‭ (‬8:16-17:41‭) ‬menceritakan sejarah‭ ‬ke dua kerajaan sampai tahun‭ ‬722‭ ‬SM ketika bangsa Asyur menaklukan kerajaan utara‭ (‬Israel‭)‬,‭ ‬menghancurkan Samaria,‭ ‬ibu kotanya,‭ ‬dan menawan penduduknya.‭ ‬Dengan demikian‭ ‬,‭ ‬hanya kerajaan selatan‭ (‬Yehuda‭) ‬sendiri yang masih tersisa sebagai negara merdeka.‭ ‬Bagian Akhir‭ ‬(18-25‭) ‬menceritakan sejarah Yehuda sampai tahun‭ ‬586‭ ‬SM ketika kerajaan itu dikalahkan oleh Raja Nebukadnezar dari Babel.‭ ‬Ibu kota Yerusalem dihancurkan bersama dengan‭ ‬Bait Allah yang dibangun Oleh Salomo,‭ ‬dan sebagian penduduknya diangkut ke Babel sebagai tawanan.‭ ‬Kitab ini berakhir dengan kisah yang dapat membangkitkan harapan,‭ ‬yaitu dibebaskan Raja Yoyakhin dari penjara. ‭ ‬Ibid., Nabi Elisa‭ (‬1:1-8:15‭) Elisa menggantikan Elia sebagai Nabi‭ (‬1:1-2:25‭) Elisa Dan Yoram‭ (‬3:1-27‭) Mukjizat-mukjizat Elisa‭ (‬4:1-8:19‭) Raja-Raja Yehuda dan Israel‭ (‬8:16-17:41‭) Yehuda dan keturunannya‭ (‬9:1-14:29‭) Hari-hari Terakhir Kerajaan Israel‭ (‬15:1-17:41‭) Kerajaan Yehuda‭ (‬18:1-25:30‭) Raja Hizkia dan Serbuan Bangsa Asyur‭ (‬18:1-20:21‭) Dua Raja Jahat:‭ ‬Manasye dan Amon‭ (‬21:1-26‭) Raja Yosia dan Pembaharuannya‭ (‬22:1-23:30‭) Jatuhnya Yerusalem‭ (‬23:31-25:30‭) 1‭ ‬TAWARIKH Isi pokok kitab‭ ‬1‭ ‬Tawarikh Sejumlah daftar istilah atau silsilah yang mengawali kitab‭ ‬1‭ ‬Tawarikh menjadi ciri khas kitab ini.‭ ‬bagi penulis‭ ‬1‭ ‬Tawarikh dan para pembacanya yang baru saja kembali dari pembuangan di Babel,‭ ‬daftar keturunan manjadi kabar gembira.‭ ‬Sekembalinya dari pembuangan,‭ ‬sisa-sisa bangsa itu masi diliputi perasaan cemas akan hubungan mereka dengan Allah.‭ ‬Mereka bertanya-tanya apakah janji yang pernah dikatakan Allah bagi nenek moyang mereka masih tetap berlaku bagi mereka.‭ ‬Penulis‭ ‬1‭ ‬Tawarikh menggunakan daftar ini untuk menghubungkan generasi mereka sendiri dengan nenek moyang merekasampai pada Adam‭ (‬1‭ ‬Taw.‭ ‬1:1‭)‬.‭ ‬Bagi mereka yang cemas bahwa Allah sudah tidak lagi memberi perhatian,‭ ‬daftar keturunan ini memperlihatkan bahwa Israel masih merupakan bangsa yang dipilih dan dikasihi oleh Allah. ‭ ‬Ibid., Maksud Penulisan Kitab‭ ‬1‭ ‬Tawarikh menceritakan kembali kisah mengenai Raja Daud,‭ ‬yang sudah dikenal dalam kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel.‭ ‬Namun,‭ ‬sudut pandangannya lebih positif dan mengankat citra Daud.‭ ‬Penulis‭ ‬1‭ ‬Tawarikh menghubungakan Daud dengan Tabut Perjanjian,‭ ‬peribadatan di Yerusalem,‭ ‬dan persiapan yang saksama untuk pembangunan‭ ‬Bait Allah.‭ ‬Bebrapa kisah dalam kitab‭ ‬2‭ ‬Samuel yang menggambarkan keburukan Daud dihilangkan.‭ ‬Perzinahan Daud dengan Betsyeba,‭ ‬rencana pembunuhan dengan Uria,‭ ‬suami Betsyeba,‭ ‬dan peringatan keras Nabi Natan terhadap Daud‭ (‬2‭ ‬Sam.‭ ‬11:12‭) ‬tidak dimunculkan sama sekali. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Ada maksud tertentu sehingga kitab Daud ditampilkan dengan cara seperti ini.‭ ‬disini penulis Tawarikh ingin lebih memperlihatkan kekuatan dan kecakapan Daud dari pada kelemahannya.‭ ‬Kepercayaan dan kesetiaan Daud kepada Allah ditampilkan sebagai teladan bagi para pemimpin Israel.‭ ‬Setelah Allah memilih Daud dan keturunannya untuk memimpin Isarel dan mendirikan‭ ‬Bait Allah,‭ ‬Daud digambarkan sebagai orang yang menjadikan negeri Israel aman sentosa.‭ ‬Daut menemukan tempat‭ ‬Bait Allah harus didirikan,‭ ‬merencanakan pembangunan‭ ‬Bait Allah,‭ ‬dan mengatur peribadatan.‭ ‬Salomo,‭ ‬anak Daud,‭ ‬melanjutkan apa yang telah dimulai ayahnya,‭ ‬membangun‭ ‬Bait Allah‭ (‬lihat‭ ‬2‭ ‬Tawarikh‭)‬. ‭ ‬Ibid.,‭ ] Latar Belakang Pernah ada anggapan bahwa kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Tawarikh merupakan satu karya yang mencangkup juga kitab Ezra dan Nehemia,‭ ‬dan seluruhnya ditulis oleh Ezra.‭ ‬Ada beberapa alasannya.‭ ‬Sebagai contoh,‭ ‬dekrit Raja koresh muncul pada akhir kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh dan pada permulaan kitab Ezra‭ (‬2Taw.‭ ‬36:23‭; ‬Ezr.‭ ‬1:1-4‭)‬.‭ ‬Dalam‭ ‬1‭ ‬Esdras,‭ ‬sebuah versi kisah ini dalam bahasa Yunani mengutip dari‭ ‬2‭ ‬Taw.‭ ‬35‭ ‬dan sering kali dari kitab Ezra.‭ ‬Ke dua hal ini menunjuk bahwa ke dua kitab ini mungkin pernah tergabung menjadi satu.‭ ‬Selain itu,‭ ‬kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Tawarikh ditulis dalam gaya yang serupa dengann kitab Ezra dan Nehemia.‭ ‬Dalam kitab itu,‭ ‬terdapat sejumlah kosa kata yang serupa.‭ ‬Akhirnya,‭ ‬seluruh kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Tawarikh,‭ ‬Ezra,‭ ‬dan Nehemia menaruh perhatian yang besar pada peribadatan dan daftar keturunan. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬dewasa ini banyak ahli berpendapat bahwa kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Tawarikh harus dipisahkan dari Ezra dan Nehemia.‭ ‬Adanya tumpang tindih antara bagian akhir kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh dan bagian awal Ezra memang bisa menunjukan bahwa kitab-kitab ini pada mulanya merupakan satu kitab.‭ ‬Namun,‭ ‬hal itu dapat juga menjadi bukti adanya upaya untuk menggabungkan dua karya yang sebelumnya terpisah.‭ ‬Demikian pula dengan‭ ‬1‭ ‬Esdras‭; ‬tidak ada bukti yang cukup meyakinkan bahwa‭ ‬1Esdras merupakan tahap awal yang memperlihatkan kesatuan antara‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Tawarikh dan Ezra.‭ ‬Mungkin saja ini justru memperlihatkan suatu tahap dikemudian hari di mana kitab-kitab ini dihubungkan satu sama lain untuk alasan-alasan lainnya.‭ ‬Kitab-kitab ini memang ditulis dalam bahasa Ibrani yang sama,‭ ‬tetapi belum tentu penulisnya sama.‭ ‬Yang lebih penting di sini adalah perbedaan yang tampak mendasar untuk beberapa hal,‭ ‬yaitu identitas‭ “‬Israel‭”‬,‭ ‬Sabat,‭ ‬kawin campur,‭ ‬janji Allah yang mengukuhkan dinasti Daud,‭ ‬peran kenabian,‭ ‬tugas orang-orang lewi,‭ ‬dan arti penting peristiwa‭ ‬Keluaran. Susunan Kitab Kitab‭ ‬1‭ ‬Tawarikh terdiri atas dua bagian utama.‭ ‬Bagian‭ ‬pertama,‭ ‬1‭ ‬Taw.‭ ‬1-9,‭ ‬memakai daftar keturunan untuk menelusuri sejarah umat Allah dari Adam sampai pada masa akhir‭ ‬pembuangan di Babel.‭ ‬Bagian‭ ‬kedua,‭ ‬1‭ ‬Taw.‭ ‬10-29,‭ ‬menceritakan kembali kisah Daud,‭ ‬khususnya peranannya dalam membangun kehidupan peribadatan Israel. Dari Adam sampai Pembuangan‭ (‬1:1-9:34‭) Dari Adam sampai Yakub‭ (‬1:1‭’) Yehuda,‭ ‬Daud,‭ ‬dan Keturunannya‭ (‬2:1-4:23‭) Suku-suku Israel yang lainnya‭ (‬4:24-8:30‭) Daftar Keturunan yang kembali ke yerusalem‭ (‬9:1-34‭) Daud,‭ ‬Pendiri‭ ‬Bait Allah‭ (‬9:35-10:14‭) Daud memerintah di Yerusalem‭ (‬11:1-17:27‭) Pertemuan-pertemuan Daud‭ (‬18:1-20:8‭) Daud Berencana Mendirikan‭ ‬Bait Allah‭ (‬21:1-29:30‭) 2‭ ‬TAWARIKH Isi Pokok Kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh Kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh melanjutkan kisah yang sudah diceritakan dalam kitab‭ ‬1‭ ‬Tawarikh,‭ ‬dan juga dalam‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Samuel,‭ ‬serta‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja.‭ ‬Namun,‭ ‬kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh menyajikan kisah-kisah itu dari sudut pandang yang baru.‭ ‬Penulis kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan tata peribadatan yang benar ketimbang masalah-masalah politik.‭ Ibid.,‭ Dalam menceritakan kisah Salomo,‭ ‬penulis memusatkan perhatian pada‭ ‬Bait Allah yang dibangun Salomo.‭ ‬Ia menghilangkan kisah yang menarik sehubungan dengan pengankatan Salomo menjadi raja‭ (‬1‭ ‬Raj.‭ ‬1-2‭)‬.‭ ‬Berkaitan dengan para raja yang memerintah setelah Salomo,‭ ‬penulis memberi perhatian khusus pada Asa,‭ ‬Yosafat,‭ ‬Hizkia,‭ ‬dan Yosia,‭ ‬empat raja yang sangat setia dan taat serta mengabdikan dirinya untuk mebawa bangsa Israel kembali kepada Allah. ‭ ‬Ibid.,‭ Maksud Penulisan Sama seperti kitab‭ ‬1‭ ‬Tawarikh,‭ ‬kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh ditulis juga untuk orang-orang yang telah kembali dari pembuangan di Babel.‭ ‬Penulis kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh menegaskan bahwa rencana Allah bagi mereka tidak akan terpengaruh oleh kejatuhan Yehuda atau oleh hidup mereka di tanah asing dalam jangka waktu yang lama.‭ ‬Meskipun mereka merasa bahwa harapan-harapan mereka sebagai umat Allah telah musnah dengan kehancuran Yerusalem dan‭ ‬Bait Allah,‭ ‬penulis kitab ini bermaksud memperlihatkan kepada mereka bahwa semua itu hanyalah suatu tahapan dari penggenapan rencana Allah.‭ ‬Penulis ingin memberi semangat kepada mereka untuk menegakan kembali praktik-praktik dan lembaga-lembaga keagamaan dari tradisi sebelumnya. ‭ ‬Ibid., Latar Belakang Kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh mengulang kembali beberapa kisah yang telah diceritakan dalam kitab‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Raja-Raja,‭ ‬tetapi dari sudut pandang iman.‭ ‬Kisah-kisah itu perlu diceritakan kembali karena situasi pembacanya sangat berbeda dengan pembaca semula kitab Samuel dan Raja-Raja.‭ ‬Pra pembaca kitab Tawarikh telah hidup selama pembuangan dan juga telah mengalami kehancuran Yerusalem dan akhir pemerintahan keturunan Daud.‭ ‬Hidup mereka dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan,‭ ‬seperti‭ “‬mengapa semuanya ini terjadi pada kita‭?” ‬Kitab-kitab Samuel dan Raja-Raja menjawab pertanyaan-pertanyaan itu‭ ‬dengan memperlihatkan bahwa Allah tidak pernah gagal.‭ ‬Allah telah menggenapi peringatannya bahwa bangsa Israel akan dihukum,‭ ‬karena mereka tidak setia memelihara perjanjian dengan Allah dan tidak menaati firman-Nya. ‭ ‬Ibid.,‭ Namun,‭ ‬kitab-kitab Tawarikh ditujukan kepada mereka yang telah kembali dari pembuangan.‭ ‬Persoalan-persoalan mereka berbeda,‭ ‬sehingga kisah-kisah itu juga perlu diceritakan secara berbeda.‭ ‬bangsa ini tidak lagi mempertanyakan,‭ “‬Mengapa semua ini terjadi pada kita‭?” ‬Yang mereka persoalkan ialah hubungan mereka dengan masa lampua:‭ “‬Apakah kita masih umat Allah‭?” ‬dan‭ “‬Apa arti janji Allah kepada Daud bagi kita‭?” ‬Kitab-kitab Tawarikh menceritakan kembali kisah masa lampau Israel dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. ‭ ‬Ibid.,‭ Susunan Kitab Kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh disusun dalam tiga bagian utama.‭ ‬Bagian‭ ‬pertama‭ (‬2‭ ‬Taw.‭ ‬1-9‭) ‬bercerita tentang Salomo,‭ ‬pembangunan‭ ‬Bait Allah.‭ ‬Bagian‭ ‬kedua‭ ‬(2‭ ‬Taw.‭ ‬10-28‭) ‬menceritakan kisah terpecahnya kerajaan yang diikuti dengan pemberontakan suku-suku utara,‭ ‬tetapi kitab ini hanya mencatat sejarah kerajaan selatan,‭ ‬Yehuda.‭ ‬Bagian‭ ‬ketiga‭ (‬2‭ ‬Taw.‭ ‬29-36‭) ‬menyajikan kisah-kisah dari penaklukan kerajaan utara oleh bangsa Asyur sampai pembuangan orang Yehuda ke Babel.‭ ‬Pada Akhir kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh,‭ ‬Raja Koresh dan Persia mengumumkan berakhirnya masa pembuangan dan bangsa Israel diizinkan untuk kembali ke Yehuda. ‭ ‬Ibid.,‭ Salomo,‭ ‬Pembangun‭ ‬Bait Allah‭ (‬1:1-9:31‭) Hikmat dan Kekayaan Salomo‭ (‬1:1-17‭) Salomo Membangun‭ ‬Bait Allah‭ (‬2:1-5:21‭) Salomo Menahbiskan‭ ‬Bait Allah‭ (‬5:2-7:22‭) Masa Pemerintahan Salomo yang Panjang‭ (‬8:1-9:31‭) Kerajaan Terbagi‭ (‬10:1-28:27‭) Pendahuluan:‭ ‬Suku-suku Utara Memberontak‭ (‬10:1-11:4‭) Raja-raja Yehuda‭ (‬11:5-28:27‭) Akhir Kerajaan yang Terbagi‭ (‬29:1-36:23‭) Pembaruan Hizkia‭ (‬29:1-32:33‭) Manasye dan Amon‭ (‬33:1-25‭) Pembaruan Yosia‭ (‬34:1-25:27‭) Kejatuhan,‭ ‬Pembuangan,‭ ‬dan Kembalinya Yehuda‭ (‬36:1-23‭) EZRA Isi Pokok Kitab Ezra ‭ ‬Semula kitab Ezra dan Nehemia merupakan satu kitab.‭ ‬Kedua kitab ini merupakan sumber terpenting bagi sejarah bangsa Isarel tahun‭ ‬538-480‭ ‬SM.‭ ‬Dalam periode ini terbentuklah komunitas Yahudi setelah pembuangan ke Babel.‭ ‬Ezra,‭ ‬seorang imam sekaligus pemimpin religius yang penting pada waktu itu,‭ ‬dan Nehemia,‭ ‬yang ditunjuk menjadi bupati Yehuda,‭ ‬amat berperan dalam memulihkan dan membangun kembali kehidupan orang-orang Yahudi yang baru pulang dari pembuangan. ‭ ‬Ibid.,‭ ‬ Maksud Penulisan ‭ ‬kitab Ezra ditulis untuk membantu komunitas Yahudi di Yerusalem memahami jati diri mereka sebagai umat Allah.‭ ‬Penulis mengingatkan bagaimana komunitas itu terbentuk dan menggambarkan bagaimana sejumlah orang dari mereka kembali ke Yehuda dan dan berupaya menaati hukum Taurat,‭ ‬membangun kembali kota Yerusalem dan‭ ‬Bait Allah,‭ ‬serta menjaga kemurnian hidup mereka ditengah bengsa-bangsa asing. ‭ ‬Ibid., Latar Belakang Ada sejumlah persoalan dari sudut sejarah dan sastra berkaitan dengan kitab Ezra dan kitab Nehemia.‭ ‬Menurut pandangan tradisional,‭ ‬Ezra memulai tugasnya pada tahun ketujuh pemerintahan Artahsasta I‭ (‬sekitar‭ ‬458‭ ‬SM‭; ‬lihat Ezr.‭ ‬7:8‭)‬,‭ ‬dan Nehemia tiba di Yehuda tiga belas tahun sesudahnya,‭ ‬pada tahun kedua puluh pemerintahan Artahsasta‭ (‬sekitar‭ ‬445‭ ‬SM‭; ‬lihat Neh.‭ ‬1:1‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬menurut pandangan lain,‭ ‬mungkin lebih tepat juka urutan kedatangan Ezra dan Nehemia dalam pandangan tradisional itu dibalik.‭ ‬Dengan demikian,‭ ‬kesulitan-kesulitan di dalam teks dapat dijelaskan dengan lebih baik.‭ ‬Meurut pandangan terakhir ini,‭ ‬Nehemia tiba di Yerusalem pada tahun‭ ‬445‭ ‬SM,‭ ‬sedangkan Ezra datang sesudahnya,‭ ‬di tahun ketujuh pemerintahan Artahsasta II‭ (‬398‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Selain kedua pandangan ini,‭ ‬masih ada lagi pandangan ke tiga,‭ ‬yang menempatkan kedatangan Ezra sebelum Nehemia,‭ ‬namun keduanya diperkirakan mejalankan tugas dalam waktu yang bersamaan.‭ ‬Dalam pandangan ketiga ini,‭ ‬teks Ezr.‭ ‬7:8-9‭ ‬harus diubah,‭ ‬yakni dari‭ “‬ketujuh‭” ‬menjadi‭ “‬kedua puluh tujuh‭” ‬atau‭ “‬ketiga puluh tujuh‭”‬.‭ ‬Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai urutan nama yang lebih tepat. ‭ ‬Ibid.,‭ Penulis kedua kitab ini mungkin menggunakan sejumlah sumber yang berbeda.‭ ‬salah satu sumber yang paling penting adalah cerita-cerita dari Ezra dan Nehemia sendiri yang disebut‭ ”‬Catatan pribadi Ezra‭” ‬yang merupakan inti Ezr.‭ ‬8-10‭ ‬dan Neh.‭ ‬8-9,‭ ‬dan‭ “‬Catatan pribadi Nehemia‭” ‬yang menjadi sumber Neh.‭ ‬1-7,‭ ‬11:1-2,‭ ‬12:31-43,‭ ‬dan‭ ‬13:4-31.‭ ‬Penulis juga memanfaatkan sejumlah dokumen Persia yang ditulis dalam bahasa Aram‭ (‬Ezr.‭ ‬1:2-4,‭ ‬4:8-6:18,‭ ‬7:12-28‭)‬,‭ ‬dan banyak daftar orang. ‭ ‬Ibid.,‭ Susunan Kitab Awalnya kitab Ezra dan Nehemia merupakan satu kitab yang bercerita tentang bagaimana Allah memulihkan bangsa Yahudi di tanah air mereka di Israel.‭ ‬Susunan kitab ini berkaitan dengan dekrit kedua raja Persia,‭ ‬Koresh dan Artahsasta.‭ ‬Dekrit koresh mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke tanah air mereka dan membangun kembali‭ ‬Bait Allah‭ (‬Ezr.‭ ‬1:2-4‭)‬.‭ ‬Ini dilanjutkan dengan kisah kembalinya mereka ke tanah air dan pembangunan kembali‭ ‬Bait Allah‭ (‬Ezr.‭ ‬1-6‭)‬.‭ ‬Dalam Ezr7:12-26,‭ ‬Artahsasta memberi perintah kepada semua orang Yahudi untuk menaati hukum Taurat,‭ ‬lalu disusul dengan tugas Ezra.‭ ‬Pembacaan hukum Taurat oleh Ezra di hadapan seluruh umat menjadi dasar perubahan yang dilakukannya sebagai tanggapan atas berbagai persoalan yang ditemukannya dalam komunitas Yahudi itu‭ (‬Ezr.‭ ‬7-10‭; ‬Neh.‭ ‬8-10,‭ ‬13‭)‬.‭ ‬Artahsasta juga mengutus Nehemia ke Yerusalem‭ (‬Neh.‭ ‬2‭) ‬dan memberinya kuasa membangun kembali tembok kota Yerusalem‭ (‬Neh.‭ ‬2-7,‭ ‬12‭)‬. ‭ ‬Ibid.,‭ Secara garis besar,‭ ‬susunan kitab Ezra adalah sebagai berikut: Umat Allah Pulang dari Pembuangan dan Mulai membangun kembali‭ ‬Bait Allah‭ (‬1:1-6:22‭) Umat Allah Pulang ke Tanah Air‭ (‬1:1-4:23‭) Pembangunan‭ ‬Bait Allah Berlansung Kembali‭ (‬4:24-6:22‭) Ezra Pulang dan Memulihkan Umat Allah‭ (‬7:1-10:44‭) Ezra dan Tugasnya‭ (‬7:1-8:36‭) Ezra Menghadapi Berbagai Persoalan Umat‭ (‬9:1-10:44‭) NEHEMIA Isi Pokok Kitab Nehemiah Kitab Nehemia dan Ezra sebenarnya merupakan satu kitab.‭ ‬Keduanya menjadi satu-satunya alkitabiah tentang sejarah Israel pada periode tersebut.‭ ‬Selain itu,‭ ‬sosok Nehemia sendiri merupakan teladan pemimpin yang senantiasa memelihara imannya ketika menghadapi berbagai kesukaran. ‭ ‬Ibid., Maksud Penulisan‭ Sejarah Israel setelah pulang ke Yerusalem dari pembuangan di Babel sudah dimulai dalam kitab Ezra.‭ ‬Selain melanjutkan sejarah tersebut,‭ ‬kitab Nehemia juga secara khusus memuat cerita mengenai pembangunan kembali tembok Yerusalem,‭ ‬daftar orang‭ –‬orang yang kembali ke Yerusalem,‭ ‬dan janji orang Israel untuk beribadat dan tetap setia kepada Allah Israel. ‭ ‬Ibid., Latar Belakang‭ Kitab Ezra tidak lengkap tanpa kitab Nehemia.‭ ‬Begitu juga sebaliknya,‭ ‬kitab Nehemia tidak lengkap tanpa kitab Ezra.‭ ‬Ezra,‭ ‬ahli kitab itu,‭ ‬tampil lagi dalam kitab Nehemia.‭ ‬Peristiwa pembacaan hukum Taurat oleh Ezra di hadapan orang Yahudi di Yerusalem‭ (‬Neh.‭ ‬8-9‭) ‬menjadi peristiwa penting dalam kitab Nehemia.‭ ‬Sama dengan kitab Ezra,‭ ‬kitab Nehemiah juga kurang mementingkan ketetapan data historis.‭ ‬Penulisnya hanya mau menyampaikan apa yang dilakukan orang Yahudi setelah kembali ke Yerusalem. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Siapakah Nehemia‭? ‬Nehemiah adalah pelayan pribadi Raja Artahsasta‭ (‬Artaxerxes‭)‬.‭ ‬Selain sangat cakap,‭ ‬ia juga sangat dipercaya oleh raja sehingga mampu menduduki jabatan tinggi di istana raja Persia.‭ ‬Namun,‭ ‬yang terpenting,‭ ‬dia adalah seorang yahudi yang sangat mencintai dan setia kepada Allah Israel.‭ ‬Karena itu,‭ ‬tidak mengherankan kalau dia begitu sedih ketika mendengar bahwa tembok-tembok dan pintu gerbang kota suci‭ “‬Yerusalem‭” ‬tinggal reruntuhan saja.‭ ‬Dengan dukungan Artahsasta,‭ ‬Nehemia pulang ke Yerusalem.‭ ‬Sekalipun harus menghadapi banyak perlawanan,‭ ‬ia terus mengawasi dan memimpin pembangunan kembali tembok-tembok dan pintu gerbang kota Yerusalem.‭ Ibid.,‭ Susunan Kitab Secara garis besar,‭ ‬kitab Nehemia disusun sebagai berikut: ‭ ‬Ibid., Nehemiah pulang dan membangun tembok Yerusalem‭ (‬1:1-7:73‭) Nehemia dan tugasnya‭ (‬1:1-2:10‭) Nehemia mengawasi pembangunan kembali Yerusalem‭ (‬2:11-7:73‭) Komunitas baru diatas perjanjian-perjanjian sebelumnya‭ (‬8:1-10:39‭) Ezra mengajar umat‭ (‬8:1-17‭) Tanggapan umat‭ (‬9:1-10:39‭) Pekerjaan Nehemia berlanjut‭ (‬11:1-13:31‭) Yerusalem dihuni kembali‭ (‬11:1-12:26‭) Penahbisan yang penuh sukacita‭ (‬12:27-12:43‭) Pembaruan Nehemia yang terakhir‭ (‬12:44-13:31‭) ESTER‭ Isi Pokok Kitab Ester Ester berisikan sebuah cerita yang indah.‭ ‬Alur ceritanya penuh liku dan tokoh menarik.‭ ‬Gaya ceritanya juga khas dalam tradisi Yahudi.‭ ‬Umat digambarkan sedang mengalami pencobaan di negeri asing dan kemudian tampil sebagai pemenang.‭ ‬Pahlawan dalam cerita ini adalah Ester,‭ ‬seorang perempuan,‭ ‬sesuatu yang tidak lazim pada zaman itu.‭ ‬Dalam cerita ini,‭ ‬Ester berhasil menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Yahudi di lingkungan istana Persia dan mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan bangsanya. ‭ ‬Ibid.,‭ Penggunaan nama,‭ ‬waktu,‭ ‬dan ide dalam cerita ini memperlihatkan bahwa kitab ini lebih menyerupai sebuah novel sejarah modern daripada sebuah kitab sejarah.‭ ‬Contohnya,‭ ‬nama istri Raja Ahasyweros sebenarnya adalah Amestris,‭ ‬bukan Wasti,‭ ‬dan ia tidak pernah kehilangan takhtanya.‭ ‬Selain itu,‭ ‬orang Persia terkenal sebagai bangsa yang dapat menerima agama bangsa lain,‭ ‬dan bukan bangsa yang membunuh orang lain karena perbedaan agama.‭ ‬Ester adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang tidak menyebut nama Allah secara langsung.‭ ‬Namun,‭ ‬kehadiran allah dapat dilihat dalam kuasa-Nya yang memimpin Ester untuk menjadi ratu dan melindungi orang Yahudi. ‭ ‬Ibid., Maksud Penulisan Tampaknya kitab Ester ditulis sebagai penjelasan atasa pesta Purim yang dirayakan pada bulam abar,‭ ‬sekitar pertengahan Februari atau Maret.‭ ‬Purim aralah pesta meriah di mana setiap orang yang hadir dapat menikmatinya secara penuh.‭ ‬Talmud,‭ ‬salah satu buku keagamaan penting agama Yahudi dari abad ke-5M,‭ ‬memberi petunjuk,‭ “‬menumlah anggur sampai engkau tidak dapat lagi membedakan antara‭ ‘‬Diberkatilah Mordekhai’dan‭ ‘‬Terkutuklah Haman‭’‬.‭” ‬Mordekhai dan Haman adalah dua pemeran utama lainnya dalam cerita Ester ini.‭ ‬Kitab Ester bercerita tentang kemenangan orang Yahudi ditengah rencana untuk membinasakan mereka. ‭ ‬Ibid.,‭ Ada‭ ‬2‭ ‬versi kitab Ester‭; ‬yang satu dalam bahasa Ibrani,‭ ‬sedangkan yang lain dalam bahasa Yunani.‭ ‬Dalam versi bahasa Yunani,‭ ‬ceritanya bertambah dan dapat ditemukan dalam Apokrifa atau Deuterokanonika. ‭ ‬Ibid.,‭ Latar Belakang ‭ ‬Raja Koresh Agung dari Persia mengalahkan Babel pada tahun‭ ‬538‭ ‬SM.‭ ‬Ia mengizinkan oran Yahudi yang suda dipaksa tinggal di Babel selama Tujuh puluh tahun untuk kembali ke tanah air mereka.‭ ‬Namun,‭ ‬banyak orang Yahudi lebih menyukai tempat tinggal mereka yang baru dari pada puing-puing Yerusalem,‭ ‬dan mereka memutuskan untuk tetap tinggal di Babel.‭ ‬Dalam cerita ini,‭ ‬Mordekhai dan Ester,‭ ‬sepupunya,‭ ‬mewakili kelompok ini.‭ ‬Beberapa ahli menyatakan bahwa pengalaman Ester dan Mordekhai pada masa pemerintahan Ahasyweros‭ (‬Ahasyweros I,‭ ‬485-465‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬menceritaskan ulang sebuah mitos kuno Babel dengan maksud yang baru.‭ ‬Dalam cerita yang lama,‭ ‬Marduk,‭ ‬dewa Babel yang menjadi pahlawan‭ (‬diganti dengan Mordekhai di kitab Ester‭) ‬dan Ishtar,‭ ‬dewi cinta‭ (‬diganti dengan Ester dalam cerita ini‭) ‬mengalahkan para dewa jahat yang melawan mereka‭ (‬Haman dan pendukungnya‭)‬.‭ ‬Kitab Ester tentu tidak menyebut Mordekhai,‭ ‬Haman,‭ ‬atau Ester sebagai‭ “‬para dewa‭”‬,‭ ‬tetapi tetap menekankan kemenangan yang baik atas yang jahat. ‭ ‬Ibid.,‭ Susunan Kitab Ratu tidak menaati Raja‭ (‬1:1-22‭) Mordekhai,‭ ‬Ester,‭ ‬dan Haman‭ (‬2:1-3:6‭) Orang Yahudi dalam bahaya‭ (‬3:7-4:17‭) Ester menggunakan pengaruhnya‭ (‬5:1-7:10‭) Orang Yahudi membinasakan musuhnya‭ (‬8:1-9:19‭) Pesta purim‭ (‬9:20-10:3‭) AYUB Isi Pokok Kitab Ayub Kitab Ayub menyajikan cerita tentang penderitaan yang dialami oleh manusia.‭ ‬Keadaan ayub sendiri mendorong terjadinya serangkaian percakapan yang ditulis dalam bentuk puisi.‭ ‬Percakapan antara ayub dan sahabat-sahabatnya serta Tuhan ini berpusat pada pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang sulit.‭ ‬Dalam bagian cerita mengenai Ayub dan ketika Tuhan berbicara‭ (‬pasal‭ ‬38-41‭)‬,‭ ‬digunakan nama Ibrani untuk Tuhan‭ (‬YHWH‭)‬.‭ ‬Dalam bagian-bagian yang berbentuk puisi,‭ ‬digunakan beragam nama untuk Tuhan.‭ ‬Dalam Alkitab Ibrani,‭ ‬kitab Ayub masuk dalam kelompok‭ “‬tulisan-tulisan‭” ‬atau sastra‭ “‬Hikmat‭”‬. ‭ ‬Ibid.,‭ Maksud Penulisan Kitab Ayub berbicara tentang penyebab penderitaan manusia dan peran Tuhan dalam Penderitaan ini.‭ ‬Ayub sebagai pemeran utaman dalam cerita ini digambarkan sebagai orang yang saleh dan jujur,‭ ‬takut akan Allah dan menjahui kejahatan‭ (‬1:1‭)‬.‭ ‬Ia percaya kepada Tuhan dan diberkati dengan Anak yang banyak,‭ ‬kesehatan,‭ ‬dan kekayaan.‭ ‬Namu,‭ ‬ketika ayub kehilangan semuanya dan sangat menderita,‭ ‬kitab ini memusatkan perhatian terhadap pertanyaan:‭ ‬Mengapa seorang yang saleh dan setia seperti Ayub harus menderita‭? ‬Tokoh-tokoh lainnya dalan cerita ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan sejenis.‭ ‬Apakah semua penderitaan disebabkan oleh dosa manusia‭? ‬Apakah Tuhan menyebabkan manusia menderita‭? ‬Mengapa‭? ‬Kitab Ayub mengajak pembaca menggumuli pertanyaan-pertanyaan klasik ini bersama tokoh yang ada didalamnya.‭ ‬Akhirnya kesimpulan bahwa kusa dan cara Tuhan yang penuh rahasia itu kadang-kadang berada di luar jangkauan pengertian manusia.‭ ‬Namun,‭ ‬kehadiran Tuhan pada waktu kita menderita dapat memberi kita kekuatan untuk melanjutkan hidup dan menghadapi masa depan. Latar Belakang Kisah tentang Ayub diceritakan terjadi pada suatu masa sebelum bangsa Israel ada.‭ ‬Ayub disebut dalam kitab Yehezkiel‭ (‬14:14,‭ ‬20‭)‬,‭ ‬bersama dengan Nuh,‭ ‬sebagai orang yang setia di zaman purba.‭ ‬Pada masa Ayub,‭ ‬kekayaan diukur berdasarkan jumlah ternak dan pelayan yang dimiliki seseorang,‭ ‬bukan uang karena uang memang tidak digunakan secara umum pada waktu itu.‭ ‬Para musuh Ayub,‭ ‬orang Syeba dan Kasdim‭ (‬1:15,‭ ‬17‭)‬,‭ ‬hidup pada zaman leluhur Israel yang paling awal.‭ ‬Jenis kurban yang disebutkan dalam cerita ini‭ (‬42:8‭) ‬tampak merupakan kurban yang umum pada masa purbadan bukan kurban yang disyaratkan oleh para imam Israel di kemudian hari.‭ ‬Cerita Ayub sendiri kelihatannya mirip dengan cerita-cerita kuno yang berasal dari Babel dan Mesir. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Para ahli sulit memastikan kapan kitab Ayub ditulis,‭ ‬rentang waktu yang diperkirakan para ahli adalah antara zaman Musa‭ (‬sekita tahun‭ ‬1300‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬sampai ketika Yunani menggantikan Persia menguasai Pelestina‭ (‬tahun‭ ‬333‭ ‬SM‭)‬. ‭ ‬Ibid., Susunan Kitab Kitab Ayub terdiri atas serangkaian puisi yang ada dalam cerita prosa.‭ ‬Bagian pengantar‭ (‬pasal‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭) ‬dan kesimpulan‭ (‬42:7-17‭) ‬ditulis dalam bentuk narasi atau prosa,‭ ‬sedangkan pasal-pasal diantaranya‭ (‬3:1-42:6‭) ‬bferbentuk puisi.‭ ‬Bagian prosa menyajikan cerita tentang seseorang yang bernama Ayub,‭ ‬yang kehilangan anak-anaknya dan semua miliknya,‭ ‬tetapi kemudian memperoleh kembali kekayaannya dan memulai satu keluarga yang baru.‭ ‬Bagia puisi terdiri atas pidato-pidato dan khotbah-khotbah yang disampaikan oleh Ayub.‭ ‬Dalam bagian utama‭ (‬3:1-31:40‭)‬,‭ ‬Ayub dan tiga sahabatnyaberdebat bergantian beberapa kali.‭ ‬Ayub dan tiga sahabatnya secara bergantian memberikan pendapat mereka berulang kali. ‭ ‬Ibid.,‭ Cerita Ayub dimulai‭ (‬1:1-2:13‭) Ayub berbicara dengan sahabat-sahabatnya tentang penderitaannya‭ (‬3:1-31:40‭) Debat babak pertama‭ (‬3:1-14:22‭) Debat babak kedua‭ (‬15:21-21:34‭) Debat babak ketiga‭ (‬22:1-31:40‭) Elihu berbicara kepada Ayub dan dahabat-sahabat Ayub‭ (‬32:1-37:24‭) Tuhan berbicara kepada Ayub,‭ ‬dan Ayub menjawab‭ (‬38:1-42:6‭) Kisah Ayub berakhir‭ (‬42:7-17‭) MAZMUR Isi Pokok Kitab Mazmur Mazmur adalah kitab terpanjang di dalam Alkitab Ibrani.‭ ‬Kitab ini berisi nyayian pujian,‭ ‬doa untuk pertolongan Allah,‭ ‬dan syair yang menyatakan kepercayaan umat kepada Allah.‭ ‬Di kitab ini juga dinyatakan berbagai perasaan yang ada pada manusia,‭ ‬antaralai dukacirta dan sukacita,‭ ‬keraguan dan kepercayaan,‭ ‬hati yang terluka dan yang terhibur,‭ ‬kepuasan dan pengharapan,‭ ‬kemarahan dan ketenangan,‭ ‬keinginan balas dendam dan mengampuni.‭ ‬Sebagai contoh doa dan pujian,‭ ‬kitab mazmur ini mangajak pembaca untuk berbagi dengan Allah setiap bagian dari hidup mereka. ‭ ‬Ibid.,‭ Maksud Penulisan Pujian,‭ ‬pengucapan syukur,‭ ‬iman,‭ ‬pengharapan,‭ ‬dukacita karena dosa,‭ ‬kesetiaan,‭ ‬dan pertolongan Allah adalah gagasan-gagasan utama di dalam Alkitab.‭ ‬Gagasan-gagasan itu bergaug nyaring di dalam kitab Mazmur.‭ ‬Mazmur-mazmur perorang ini ditulis dan dikumpulkan untuk digunakan dalam ibadat umat.‭ ‬Kitab Mazmur menjadi kitab pujian atau buku doa yang pertama kali dipakai dalam ibadat di Bait Allah di Yerusalem.‭ ‬Di kemudian hari,‭ ‬kitab ini dipergunakan juga di rumah ibadat orang Yahudi‭ (‬sinagoga‭) ‬dan komunitas-komunitas Kristen‭ (‬jemaat‭)‬.‭ ‬Selain digunakan dalam ibadat‭ (‬pribadi dan umum‭)‬,‭ ‬kitab Mazmur juga dibaca dan dipelajari oleh mereka yang ingin mengetahui lebih banyak bagaimana manjalani hidup sebagai orang beriman yang setia kepada satu-satunya Allah yang menciptakan dan memelihara seluruh dunia dan memperhatikan setiap segi hidup manusia.‭ Ibid.,‭ Latar Belakang ‭ ‬Kitab Mazmur terbentuk selama ratusan tahun.‭ ‬Ada mazmur yang mungkin ditulis ai awal sejarah Israel,‭ ‬tetapi ada juga yang ditulis sesudah masa pembuangan di Babel.‭ ‬Tujuh puluh tiga mazmur menyebutkan Daut sebagai penulisnya.‭ ‬Daud adalah raja yang memerintah Israel selama‭ ‬1010-970‭ ‬SM.‭ ‬Daud mungkin menulis sebagian dari Mazmur ini,‭ ‬tetapi mazmur-mazmur lainnya mungkin berasal dari masa sesudah Daud.‭ ‬Orang-orang yang mengumpulkan mazmur-mazmur ini memakai nama Daud sebagai judul dari banyak mazmur dengan maksud untuk menghormati Daud.‭ ‬Judul tiga belas Mazmur menyebutkan situasi dalam kehidupan Daud‭ (‬contoh,‭ ‬lihat Mzm.‭ ‬3‭)‬.‭ ‬Daud digambnarkan sebagai contoh tentang bagaimana orang bergantung pada Allah ketika sedang menghadapi situasi sulit.‭ ‬Ini dimaksudkan untuk membantu orang yang beribadat supaya ketika menghadapi situasi yang sama,‭ ‬mereka tetap percaya kepada Allah.‭ Ibid., ‭ ‬Kitab Mazmur dibagi menjadi bagian atu jilid.‭ ‬Mazmur‭ ‬89,‭ ‬mazmur terakhir dari jilid III,‭ ‬bercerita tentang perjanjian Allah dan Daud,‭ ‬yaitu bahwa salah satu keturunan Daud akan selalu memerintah Israel‭ (‬89:1-37‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬bagian kedua dari mazmur ini menggambarkan bagaimana Allah marah dan mengakhiri perjanjian tersebut‭ (‬89:39-52‭)‬.‭ ‬Data ini mendorong sejumlah pakar menyimpulkan bahwa jilid I-II dibentuk sebagai tanggapan atas sejumlah peristiwa‭ ‬,‭ ‬yakni‭ ; ‬kehancuran Yerusalem dan Bait Allah pada tahun‭ ‬585‭ ‬SM,‭ ‬pembuangan orang Israel dari negeri mereka,‭ ‬dan lenyapnya garis keturunan Raja Daud.‭ Ibid., ‭ ‬Jilid IV kelihatannya dimaksudkan untuk menanggapi krisis ini dengan mengumumkan bahwa Allah adalah satu-satunya raja Israel,‭ ‬bahkan Allah atas seluruh dunia ini dan rakyat-Nya‭ (‬lih.‭ ‬Mzm.93-99‭)‬.‭ ‬Judul Mazmur‭ ‬90,‭ “‬Dosa Musa,‭ ‬abdi Allah‭” ‬,‭ ‬yang merupakan Mazmur pertama dalam jilid IV,‭ ‬sangat tepat.‭ ‬Musalah yang memimpin umat Israel sebelum mereka mempunyai seorang raja,‭ ‬satu negeri,‭ ‬atau satu Bait Allah. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Mazmur-mazmur lainya menyebut nama-nama lain sebagai penulisnya,‭ ‬seperti Asaf,‭ ‬dan Banikora.‭ ‬Adapula sejumlah mazmur yang berbicara tentang alat jenis alat music yang dipakai‭ (‬12,22,67,76‭) ‬atau mencantumkan informasi mengenai bagaimana dan kapan mazmur tersebut digunakan‭ (‬38,92,120-134‭)‬. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Yesus memakai mazmur ketika berkhotbah dan mengajar.‭ ‬Para penulis Perjanjian Baru sering mengutip Mazmur.‭ ‬Contohnya,‭ ‬satu ayat dari Mazmur‭ ‬118‭ ‬dikutip sebanyak enam kali dalam Perjanjian Baru. ‭ ‬Ibid.. . Susunan Kitab Kitab Mazmur adalah kumpulan dari seratus lima puluh nyanyian,‭ ‬doa,‭ ‬dan syair yang berbeda.‭ ‬Kareni itu,‭ ‬kitab ini tampaknya tidak mempunyai struktur yang jelas.‭ ‬Namun,‭ ‬ada kumpulan yang lebih kecil di dalam keseluruhan bagian yang lebih besar.‭ ‬Selain itu,‭ ‬penutup ayat yang sama,‭ “‬amin‭”‬,‭ ‬tampaknya menjadi pembagi kitab Mazmur yang besar ke dalam lima jilid yang lebih kecil‭ (‬41:14,‭ ‬72:19,‭ ‬89:53‭ ‬dan‭ ‬106:48‭)‬.‭ ‬Struktur dengan lima jiilid ini mungkin dimaksudkan untuk mengingatkan orang‭ ‬bahwa lima‭ “‬jilid‭” ‬mazmur mempunyai tujuan yang sama dengan lima kitab Musa‭ (‬Kejadian-Ulangan‭)‬,‭ ‬yaitu untuk mengajarkan kepada mereka tentang Allah dan apa artinya mengikut Allah. ‭ ‬Ibid., Kelima‭ “‬jilid‭” ‬yang membentuk garis kitab Mazmur adalah:‭ Jilid I‭ (‬1:1-41:13‭) Jilid II‭ (‬42:1-72:20‭) Jilid III‭ (‬73:1-89:52‭) Jilid IV‭ (‬90:1-106:48‭) Jilid V‭ (‬107:1-150:6‭) AMSAL Isi Pokok Kitab Amsal Kitab Amsal merupakan kumpulan ucapan-ucapan bijak.‭ ‬Awalnya,‭ ‬kitab ini termasuk dalam bagian Alkitab Ibrani yang dikenal sebagai‭ “‬Tulisan-tulisan‭” (‬keturim‭) ‬yang meliputi juga kitab-kitab‭ “‬hikmat‭” ‬lainnya,‭ ‬seperti Pengkhotbah dan Ayub.‭ ‬Bersama dengan Kidung Agung dan Pengkhotbah,‭ ‬kitab Amsal dianggap sebagai karya Salomo,‭ ‬raja Israel yang bijaksana. ‭ ‬Ibid.,‭ Maksud Penulisan Amsal‭ ‬1:17‭ ‬mengantar kitab ini secara keseluruhan dan menyatakan tujuan amsal-amsal di dalamnya,‭ ‬yaitu‭ “‬untuk mengetahui hikmat dan didikan,‭ ‬untuk menerima didikan yang menjadikan pandai,‭ ‬serta kebenaran,‭ ‬keadilan dan kejujuran,‭ ‬dan untuk memberi pengetahuan serta kebijaksanaan‭”‬.‭ ‬Kitab ini menyatakan bahwa diatas semua itu,‭ ‬pengetahuan sejati‭ (‬hikmat‭) ‬berawal dari menghormati dan menaati Tuhan,‭ ‬sumber hikmat‭ (‬2:6‭)‬.‭ ‬Kitab Amsal juga menggambarkan hikmat sebagai anugerah dari Tuhan.‭ ‬Semua pengikut Tuhan memiliki‭ “‬karunia‭” ‬ini dan diberi dorongan untuk menggunakannya.‭ ‬Orang‭ “‬bijak‭” ‬memahami pentingnya memperlakukan orang lain secara jujur dan adil,‭ ‬rendah hati,‭ ‬setia,‭ ‬bekerja keras,‭ ‬menghormati orang tua dan orang berkuasa lainnya,‭ ‬dan menunjukan keprihatinan terhadap orang miskin dan orang yang memerlukan bantuan. ‭ ‬Ibid.,‭ Seperti kitab hikmat lainnya,‭ ‬kitab Amsal tidak banyak berbicara tentang sejarah,‭ ‬hukum,‭ ‬atau kehidupan keagamaan Israel.‭ ‬Kitab ini memberi gambaran tentang pengajaran praktis dan petunjuk untuk dilakukan didalam keluarga,‭ ‬di sekolah,‭ ‬dan di lingkup istana.‭ ‬Secara umum,‭ ‬amsal-amsal memberi gambaran yang jelas tentang hidup.‭ ‬Amsal-amsal ini juga memperlihatkan bahwa tindaka-tindakan tertentu selalu menghasilkan akibat-akibat tertentu.‭ ‬Orang bijak tau keputusan apa yang harus diambil sebelum melangkah.‭ ‬Ia akan memiliki‭ “‬jalan‭” ‬yang menuju kepada berkat,‭ ‬kebahagiaan,‭ ‬bahkan kekayaan.‭ ‬Sebaliknya,‭ ‬orang bodoh selalu memilih jalan yang salah dan menerima akibatnya.‭ ‬Itulah sebabnya mengapa,‭ ‬misalnya,‭ ‬amsal-amsal Ibrani kuno memberi dorongan kepada orang tua untuk tegas dalam mendisiplinkan anak-anak mereka.‭ ‬anak-anak yang bodoh,‭ ‬tidak taat,‭ ‬dan yang tidak belajar hikmat ketika mereka muda akan tumbuh menjadi orang dewasa yang‭ “‬bodoh‭”‬.‭ ‬Kitab hikmat yang lain,‭ ‬seperti kitab Ayub dan kitab Pengkhotbah,‭ ‬berbicara tentang hal-hal yang lebih kompleks tentang mengapa orang yang benar kadang-kadang menderita,‭ ‬sedangkan orang jahat,‭ ‬termasuk orang bodoh dan pelaku kejahatan,‭ ‬kadang-kadang malah hidup sejahtera. ‭ ‬Ibid.,‭ Latar Belakang Kitab Amsal disebut kumpulan ucapan-ucapan bijak,‭ ‬khususnya dari salomo,‭ ‬raja Israel‭ (‬1:1,‭ ‬10:1,‭ ‬25:1‭)‬.‭ ‬Ia dikenal sebagai seorang yang sangat bijaksana dan penulis banyak ucapan bijak‭ (‬1Raj.‭ ‬4:29-34‭)‬.‭ ‬Walaupun sejumlah ucapan bijak dalam kitab ini mungkin berasal dari Salomo,‭ ‬para penulis lainnya juga disebutkan di sini.‭ ‬Kumpulan seperti yang kita miliki sekarang ini mungkin sudah disunting dan disusun dalam bentuk finalnya sekitar tiga atau empat ratus tahun sesudah kematian Salomo.‭ ‬Beberapa ucapan bijak mungkin berasal dari suatu kelompok yang dikenal sebagai‭ “‬orang bijak‭” ‬Israel‭ (‬Yer‭ ‬18:18‭) ‬.‭ ‬mereka adalah guru yang mengajarkan hikmat sejenis yang ada dalam kesusastraan bangsa-bangsa di sekitar Israel.‭ ‬Sebagai contoh,‭ ‬tiga puluh amsal di Ams.‭ ‬22:17-24:22‭ ‬memiliki gaya dan bahasa yang sama dengan satu koleksi Mesir kuno yang dikenal dengan Instruksi Amenemope.‭ ‬Amsal-amsal lain sama dengan yang ditemukan dalam hikmat Mesopotamia atau kesussastraan hikmat Asyur. ‭ ‬Ucapan-ucapan bijak dalam kitab Amsal mempunyai pandangan yang sama tentang hikmat dengan pandangan umum di dunia kuno,‭ ‬tetapi berbeda dengan hikmat bangsa-bangsa lain dalam hal pokok mengenai asal atau sumber hikmat.‭ ‬Kitab Amsal menyatakan,‭ ‬hikmat berasal dari Tuhan Allah,‭ ‬dan hikmat sudah ada bersama dengan TUHAN sejak penciptaan‭ (‬8:22-31‭)‬. ‭ ‬Ibid.,‭ Susunan‭ ‬Kitab Kitab Amsal adalah kumpulan ucapan-ucapan bijak yang dapat dibagi dalam beberapa kategori.‭ ‬Koleksi seperti ini memang sulit untuk disusun,‭ ‬tetapi ada beberapa pola umum yang dapat dilihat.‭ ‬Sembilan pasal pertama berisi sejumlah ucapan pendek dalam dua baris,‭ ‬atau‭ “‬pernyataan kebenaran‭”‬,‭ ‬dan meliputi petunjuk dari orang tua kepada anak.‭ ‬Hikmat juga digambarkan sebagai seorang‭ “‬perempuan‭” ‬yang mengajak semua orang untuk hidup sesuai dengan pengertian yang benar dan pertimbangan yang bijak‭ (‬8:1-9:6‭)‬. ‭ ‬Ibid., Ucapan hikmat dalam Ams.‭ ‬10:1-22:16‭ ‬disebut sebagai karya Salomo‭ (‬10:1‭)‬.‭ ‬Ucapan itu meliputi berbagai jenis amsal,‭ ‬khususnya ucapan-ucapan yang terdiri atas dua bagian,‭ ‬di mana bagian kedua bertentangan dengan bagian pertama. ‭ ‬Ibid.,‭ Tiga puluh ucapan bijak yang merupakan karya sekelompok orang bijak yang tidak dikenal‭ (‬22:17-24:22‭) ‬dan ucapan-ucapan selanjutnya yang berasal dari seorang penulis yang juga tidak dikenal‭ (‬24:23-24‭) ‬merupakan bagian lainnya.‭ ‬Bagian ini diikuti oleh sejumlah amsal‭ (‬25:1-29:27‭) ‬yang dianggap sebagai karya Salomo tetapi disalin pada masa Hizkia,‭ ‬raja Yehuda‭ (‬715-687‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Dua pasal terakhir adalah ucapan-ucapan bijak dari Agur‭ (‬30:1‭) ‬dan ibu Raja Lemuel‭ (‬31:1‭)‬.‭ ‬Bagian terakhir‭ (‬31:10-31‭) ‬dianggap sebagai akhir kitab‭ (‬epilog‭)‬.‭ ‬Bagian ini berbentuk puisi akrostik,‭ ‬artinya kata pertama dari tiap ayat dimulai dengan satu huruf yang berbeda dari abjad Ibrani. ‭ ‬Ibid.,‭ Kitab AMSAL dapat dibagi sebagai berikut: Hikmat,‭ ‬Nasehat,‭ ‬dan Petunjuk‭ (‬1-9‭) Pengantar‭ (‬1:1-7‭) Carilah Hikmat dan Jauhilah kebodohan‭ (‬1:8-7:27‭) Ajakan Hikmat untuk Mendapatkan Hidup‭ (‬8-9‭) Amsal-amsal Salomo‭ (‬10:1-22:16‭) Amsal-amsal Orang Bijak‭ (‬22:17-24:34‭) Amsal Salomo yang Dikumpulkan oleh Hizkia‭ (‬25-29‭) Perkataan Agur dan Amsal Ibu Lemuel‭ (‬30-31‭) PENGKHOTBAH‭ Isi Pokok Kitab Pengkhotbah Pengkhotbah adalan padanan untuk kata Ibrani‭ ‬Qohelet,‭ ‬yang artinya‭ “‬seorang yang mengumpulkan‭”‬.‭ ‬Penulis kitab ini tidak diketahui,‭ ‬tetapi banyak yang berpendapat bahwa ia adalah seorang guru,‭ ‬pengkhotbah,‭ ‬atau filsuf.‭ ‬Penulis tidak menuturkan cerita,‭ ‬tetapi menyampaikan pemikirannya tentang makna hidup.‭ ‬Ia memakai ucapan-ucapan,‭ ‬amsal,‭ ‬dan syair untuk mengungkapkan sudut pandangnya.‭ ‬Ungkapan kuncinya adalah‭ “‬kesia-siaan belaka‭”‬.‭ ‬Ungkapan ini dipakai untuk memulai dan mengakhiri kitabnya‭ (‬1:2,‭ ‬12:8‭)‬,‭ ‬dan diulangi di banyak bagian.‭ ‬Intinya menyatakan bahwa jawaban untuk banyak pertanyaan mengenai hidup ini tidaklah mudah ditemukan. ‭ ‬Ibid., Maksud Penulisan Kitab ini berbicara tentang upaya menemukan makna hidup.‭ ‬Penulis melihat dari sudut pandang manusia bahwa hidup ini sarat dengan kontradiksi dan misteri.‭ ‬Kerja keras adalah pemberiaan Allah‭ (‬5:19‭)‬,‭ ‬tetapi pekerjaan bisa menyusahkan dan sia-sia‭ (‬2:17‭)‬,‭ ‬sebab setelah mati,‭ ‬orang tidak mempunyai apa pun yang dapat diperlihatkan sebagai bukti kerja kerasnya‭ (‬5:13-15‭)‬,‭ ‬dan orang lain yang akan menikmati kekayaan mereka‭ (‬6:2‭)‬.‭ ‬Ketika seseorang miskin,‭ ‬tidak ada yang memberi perhatian kepadanya‭ (‬9:16‭)‬,‭ ‬tetapi menjadi orang kaya juga tidak menjamin kebahagiaan‭ (‬2:4-11,‭ ‬5:10-12‭)‬.‭ ‬Hikmat lebih baik dari pada kebodohan,‭ ‬tetapi baik orang yang berhikmat maupun orang bodo,‭ ‬semuanya akan mati‭ (‬2:13-16,‭ ‬3:20‭)‬.‭ ‬Mempunyai pengetahuan yang banyak juga menyusahkan‭ (‬1:18‭)‬.‭ ‬Di atas segalanya,‭ ‬hikmat manusia tidak dapat menolong siapa pun untuk mengerti jalan Allah‭ (‬18:17‭) ‬yang membuat segala sesuatu terjadi‭ (‬3:11,‭ ‬6:10,‭ ‬7:13-14,‭ ‬9:1‭)‬.‭ ‬Manusia harus menghormati dan menaati Allah‭ (‬5:7,‭ ‬8:12-13,‭ ‬12:13‭); ‬ia akan menghakimi perbuatan mereka‭ (‬12:4,‭ ‬3:17‭)‬.‭ ‬Hal yang sama juga akan dialami oleh semua orang,‭ ‬baik mereka yang hidup benar maupun yang berdosa‭ (‬9:2‭)‬. ‭ ‬Dengan hidup yang penuh kontradiksi,‭ ‬di manakah manusia dapat menemukan makna hidup‭? ‬Tidak mengherankan jika sebagian pembaca berpikir bahwa kitab PENGKHOTBAH tidak mempunyai pengharapan dan tidak memberi jawaban berkaitan dengan makna hidup.‭ ‬Namun,‭ ‬adapula yang melihat adanya harapan dan jawaban dalam ajakan yang diulangi oleh penulis untuk menikmati hidup sebagai satu pemberian Allah‭ (‬2:24-26‭)‬.‭ ‬Penulis menghadapi realita kehidupan dan melihat betapa sia-sianya hidup bagi manusia dengan pengertian yang terbatas.‭ ‬Namun,‭ ‬ia juga menyadari anugerah Allah dan menemukan sukacita di dalamnya.‭ ‬Ia tidak dapat memahami jalan Allah yang penuh dengan rahasia,‭ ‬tetapi ia tahu bahwa Allah mengatur masa depan.‭ ‬Sebab itu,‭ ‬ia berharap pada Allah dan mendorong orang lain untuk takut akan Allah dan memelihara hukum-Nya. ‭ ‬Ibid.,‭ Latar Belakang Jati diri penulis yang bijaksana ini ditulis dalam‭ ‬1:1‭ ‬sebagai putra Daud dan seorang raja di Yerusalem.‭ ‬Nama Salomo tidak disebut dalam kitab PENGKHOTBAH ini,‭ ‬tetapi dialah satu-satunya putera Daud yang menjadi raja di Yerusalem‭(‬1Raj.‭ ‬1‭)‬.‭ ‬Selain itu,‭ ‬salomo juga terkenal dengan hikmatnya dan diakui sebagai penulis kata-kata bijak dan nyanyian‭ (‬1Raj.‭ ‬3:5-12,‭ ‬4:29-34‭; ‬Ams.‭ ‬1:1‭)‬. ‭ ‬Ibid., ‭ ‬Di zaman kuno,‭ ‬menulis dengan memakai nama orang penting,‭ ‬seperti Salomo,‭ ‬merupakan hal yang lazim.‭ ‬Sebagian besar pakar sependapat bahwa Salomo bukanlah penulis kitab PENGKHOTBAH.‭ ‬Salah satu alasannya adalah bahasa Ibrani yang dipakai ternyata berasal dari waktu beberapa abad setelah masa Salomo yang memerintah tahun‭ ‬970-931‭ ‬SM.‭ ‬Alasan lainnya adalah dipakainya kata-kata Persia.‭ ‬Ini menunjukan bahwa kitab ini ditulis sesudah orang Israel kembali ke Yehuda dari pembuangan di Babel‭ (‬538‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Sejak masa ini,‭ ‬orang Yahudi sangat dipengaruhi oleh bahasa dan kebudayaan Persia.‭ ‬Selanjutnya,‭ ‬banyak pakar berpendapat bahwa penulis kitab PENGKHOTBAH tidak berbicara seperti seorang raja,‭ ‬tetapi seorang bawahan‭ (‬5:8-9,‭ ‬8:2-5,‭ ‬10:5-7,‭ ‬16-17,‭ ‬20‭)‬. ‭ ‬Ibid.,‭ Susunan Kitab Garis besar dibawah ini hanyalah salah satu dari sekian banyak garis besar yang diusulkan untuk kitab ini.‭ ‬Judul kitab diberikan dalam‭ ‬1:1,‭ ‬dan pengUlangan tema dalam‭ ‬1‭;‬2‭ ‬dan‭ ‬12‭;‬8‭ ‬memulai dan mengakhiri bagian pokok kitab.‭ ‬Dalam garis besar ini,‭ ‬inti kitab dibagi menjadi tiga bagian.‭ ‬Satu kesimpulan‭ (‬atau‭ “‬bagian akhir‭”) ‬ada dalam‭ ‬12:9-14. ‭ ‬Ibid., Orang yang Dikenal Sangat Bijaksana‭ (‬1:1‭) Pencarian Makna Hidup‭ (‬1:2-2:26‭) Hidup Membingungkan,‭ ‬tetapi Merupakan Pemberian Allah‭ (‬3:1-11:6‭) Nikmatilah Hidup dan Ingatlah akan Allah ketika Anda Muda‭ (‬11:7-12:8‭) Kesimpulan‭ (‬12:9-14‭) KIDUNG AGUNG Isi Pokok Kitab Kidung Agung Judul kitab ini berarti‭ “‬kidung yang terindah‭”‬,‭ ‬dan dalam beberapa terjemahan disebut‭ “‬Kidung Salomo‭” (‬lihat‭ ‬1:1‭)‬.‭ ‬Dalam Alkitab Ibrani,‭ ‬kitab ini dimasukan dalam bagian yang dikenal sebagai‭ “‬Tulisan-tulisan‭”‬.‭ ‬Mengapa kitab ini menjadi bagian dari Alkitab‭? ‬Pertanyaan ini menimbulkan banyak perdebatan di kalangan para Nabi Yahudi dan Kristen selama lebih dari dua ribu tahun.‭ ‬Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan ini sering kali didasarkan pada tafsiran atas kitab ini. ‭ ‬Ibid.,‭ Maksud Penulisan Sepintas lalu KIDUNG AGUNG adalah puisi yang merayakan cinta antara seorang pria dan seorang wanita.‭ ‬ada yang berpendapat bahwa kitab ini adalah kumpulan syair yang ditulis oleh seorang penulis.‭ ‬Ada juga yang berpendapat bahwa kitab ini adalah kumpulan nyayian cinta atau syair-syair yang dikumpulkan oleh seorang editor.‭ ‬Menurut beberapa pakar,‭ ‬KIDUNG AGUNG adalah sebuah drama,‭ ‬sedangkan pakar-pakar lainnya menunjukan bahwa beberapa bagian kitab ini hampir sama dengan nyayian pernikahan Mesopotamia purba atau syair cinta Mesir kuno.‭ ‬TUHAN sama sekali tidak disebut-sebut dalam kitab ini,‭ ‬dan semua syair kelihatannya hanya mengutarakan satu gambaran tentang cinta manusia. ‭ ‬Ibid., Jika kitab KIDUNG AGUNG hanyalah suatu kumpulan syair yang mengekspresikan kekuatan cinta seorang wanita terhadap seorang pria dan sebaliknya,‭ ‬mengapa kitab ini dimasukan dalam Alkitab‭? ‬Sampai akhir abad ke-2‭ ‬M pun para rabi Yahudi masi berdebat seputar pertanyaan apakah KIDUNG AGUNG dapat dipandang sebagai Kitab Suci atau tidak.‭ ‬Tulisan-tulisan Kristen yang muncul pada tahun-tahun awal era kekristenan juga memperdebatkan isu yang sama.‭ ‬Namun,‭ ‬akhirnya banyak rabi yahudi mengatakan bahwa kitab ini melambangkan cinta TUHAN kepada Orang Israel.‭ ‬tafsiran ini mungkin didasarkan pada kitab HOSEA‭ (‬1-3‭) ‬dan kitab YEREMIA‭ (‬2:20-3:5‭)‬,‭ ‬yang menggambarkan hubungan antara TUHAN dan Israel bagaikan suami isteri.‭ ‬Banyak penafsir Kristen berkesimpulan yang sama,‭ ‬menurut mereka kitab ini melambangkan hubungan Yesus Kristus‭ (‬mempelai pria‭) ‬dan gereja‭ (‬mempelai wanita‭)‬.‭ ‬tafsiran ini membantu proses penerimaan kitab ini menjadi bagian Alkitab. Latar Belakang Tidak ada kesepakatan di kalangan para pakar mengenai identitas penulis dan waktu penulisan kitab ini.‭ ‬Ayat pertama‭ (‬1:1‭) ‬menghubungkan kitab ini dengan Raja Salomo yang memerintah Israel pada tahun‭ ‬970-931‭ ‬SM.‭ ‬Namun,‭ ‬bahasa Ibrani dalam ayat ini dapat diterjemahkan dengan berbagai cara.‭ ‬Kitab ini dapat ditulis‭ “‬oleh‭”‬,‭ “‬sesuai dengan‭”‬,‭ ‬atau‭ “‬untuk‭” ‬Salomo‭; ‬atau dapat juga diterjemahkan dengan‭ “‬menjadi milik‭” ‬atau‭ “‬dipersembahkan kepada‭” ‬Salomo.‭ ‬Jadi,‭ ‬kitab ini dimiliki oleh‭ (‬atau dihubungkan dengan‭) ‬Salomo,‭ ‬yang dikenal sebagai penulis perkataan bijak dan puisi‭ (‬1Raj.‭ ‬4:32‭) ‬di Israel purba.‭ ‬Sebagaimana kitab PENGKHOTBAH,‭ ‬dengan mencantumkan nama Salomo dalam kitab ini bertambahlah otoritasnya sebagai kitab Hikmat Israel yang sesungguhnya. ‭ ‬Ibid.,‭ Susunan Kitab Jika kitab ini kumpulan puisi,‭ ‬mungkin seoran editorlah yang menyusunnya sehingga puisi-puisi tersebut terjalin menjadi satu.‭ ‬Kisah cinta diantara dua kekasih menjadi pusat puisi dan penghubung antara berbagai adegan.‭ ‬Namun,‭ ‬ada bagian yang sulit untuk diketahui siapa sebenarnya yang berbicara,‭ ‬dan tidak selalu mudah untuk melihat bagaimana bagian-bagian puisi itu berhubungan satu sama lain.‭ ‬garis besar di bawah ini hanyalah salah satu dari sekian banyak cara mengelompokkan kitab ini. ‭ ‬Ibid., Kidung Salomo‭ (‬1:1‭) Cinta Bersemi‭ (‬1:2-2:7‭) Cinta Bermimpi‭ (‬2:8-3:5‭) Cinta Membuat Rencana‭ (‬3:6-6:10‭) Cinta Menari‭ (‬6:11-8:4‭) Cinta Tidak untuk Dijual‭ (‬8:5-14‭) YESAYA Isi Pokok Kitab Kitab Yesaya berisi beberapa puisi indah dan kata-kata pengharapan yang paling terkenal dalam Alkitab.‭ ‬Nubuat yang disampaikan Yesaya memperlihatkan pemahamannya yang mendalam tentang hubungan hukum Tuhan dengan sejarah Israel,‭ ‬umat pilihan Allah.‭ ‬Umat dan para pemimpinnya tidak mematuhi hukum Tuhan sehingga mereka dihukum.‭ ‬Mereka dibuang ke Babel,‭ ‬kemudian kembali ke Yehuda.‭ ‬Bait Allah dibuang ke Babel,‭ ‬kemudian kembali ke Yehuda.‭ ‬Bait Allah dibangun kembali,‭ ‬seperti yang telah dijanjikan Allah,‭ ‬dan umat menantikan masa depan yang lebih cerah. Para penulis PB sering mengutip kitab Yesaya untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias,‭ ‬Raja keturunan Daud yang telah lama dinantikan.‭ ‬Kedatangan-Nya merupakan penggenapan janji Allah mengenai keselamatan dan masa depan umat manusia.‭ ‬Mesias digambarkan sebagai orang yang akan memerintah kerajaan Daud untuk selamanya dan membawa damai kekal‭ (‬9:5-6,‭ ‬11:1-9‭)‬.‭ ‬Para pengajar Kristen juga mengartikan kesengsaraan dan kematian Yesus sebagai penggenapan nubuat-nubuat dalam kitab Yesaya mengenai karya Hamba Tuhan. Maksud‭ ‬Penulisannya Arti nama Yesaya sendiri menyatakan salah satu tema penting kitab ini.‭ ‬Dalam bahasa Ibrani,‭ ‬nama itu berarti‭ “‬Tuhan‭ (‬Yhwh‭) ‬menyelamatkan.‭” ‬Tema penting dalam bagian tengah kitab ini‭ (‬pasal‭ ‬40-55‭) ‬adalah penghiburan dan pengharapan bagi umat pilihan Allah yang hidup di pembuangan di Babel.‭ ‬Tuhan Israel,‭ ‬Yang Mahakudus,‭ ‬akan membuka jalan bagi umat untuk kembali ke Yehuda dan memulihkan Bait Allah di Gunung Sion,‭ ‬gunung kudus Yerusalem.‭ ‬Di sanalah Ia sekali lagi akan tinggal di antara umat‭ (‬Kel‭ ‬25:8‭; ‬2Sam‭ ‬6:1-2‭; ‬1Raj‭ ‬8:1-2‭; ‬10-13‭)‬. Bagian pertama kitab Yesaya‭ (‬pasal‭ ‬1-39‭) ‬juga berisi kabar buruk tentang datangnya penghukuman Allah.‭ ‬Banyak orang Israel telah menolak Tuhan dengan menyembah ilah lain dan mempersembahkan kurban kepada berhala kayu dan batu.‭ ‬Para pemimpin Israel juga membuat perjanjian damai dengan kekuatan-kekuatan asing serta membayar pajak kepada mereka.‭ ‬Mereka tidak percaya kepada Allah sebagai satu-satunya yang mampu menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir.‭ ‬Mereka menolak hukum yang telah diberikan Allah kepada Musa dan umat Israel.‭ ‬Hukum itu memerintahkan umat untuk menyembah Tuhan Allah saja serta mengupayakan keadilan dengan menolong mereka yang berkekurangan‭ (‬1:16-17,‭ ‬3:8-15‭)‬.‭ ‬Karena mengabaikan Tuhan dan tidak taat kepada-Nya,‭ ‬penduduk Yerusalem dan Yehuda dihukum,‭ ‬mereka kalah di tangan musuh. Bagian terakhir kitab Yesaya‭ (‬pasal‭ ‬56-66‭) ‬menggambarkan umat Israel yang telah diperintahkan untuk membangun kembali Sion dan hidup sesuai perintah-perintah Allah.‭ ‬Umat Israel yang baru akan menjadi contoh nyata keadilan Tuhan‭ (‬60:1-3,‭ ‬61:1-4‭)‬.‭ ‬Bangsa-bangsa akan mengakui kuasa Allah Israel‭ (‬62:1-3‭) ‬bahkan melayani umat Allah‭ (‬60:10-18‭)‬. Latar Belakang Kitab Yesaya tinggal di atau dekat Yerusalem.‭ ‬Ia menyampaikan pesan dari Tuhan selama masa pemerintahan empat raja Yehuda yang berbeda.‭ ‬Karya Yesaya sebagai nabi dimulai ketika ia menerima penglihatan dari Tuhan di dalam Bait Allah.‭ ‬Peristiwa itu terjadi pada tahun‭ ‬742‭ ‬SM,‭ ‬tahun meninggalnya Raja Uzia‭ (‬6:1‭)‬.‭ ‬Saat itu,‭ ‬pasukan Asyur telah merebut Aram‭ (‬Siria‭) ‬dan mengancam kerajaan utara‭ (‬Israel‭)‬.‭ ‬Tahun‭ ‬733‭ ‬SM,‭ ‬raja Aram dan raja Israel menyerang Yehuda dan memaksa Ahaz,‭ ‬raja Yehuda,‭ ‬untuk bergabung dengan mereka melawan Asyur.‭ ‬Sebaliknya,‭ ‬Ahaz membuat perjanjian dengan raja Asyur,‭ ‬dan mengabaikan peringatan yang disampaikan Yesaya untuk tidak membuat perjanjian seperti itu.‭ ‬Strategi Ahaz gagal ketika Asyur menyerang dan mengalahkan kerajaan utara tahun‭ ‬721SM.‭ ‬Kekalahan Israel itu membuat Yehuda menjadi sasaran empuk bagi Asyur.‭ ‬Tahun‭ ‬701‭ ‬SM,‭ ‬Sanherib,‭ ‬raja Asyur,‭ ‬mengancam akan merebut Yerusalem.‭ ‬Namun,‭ ‬Raja Hizkia tetap setia kepada Tuhan dan Yerusalem pun luput. Namun,‭ ‬kesukaran Yehuda belum selesai.‭ ‬Ketika beberapa tamu dari Babel datang mengunjungi Hizkia,‭ ‬Yesaya berkata bahwa kelak kerajaan Babel akan merebut Yerusalem dan membawa banyak orang Israel ke pembuangan bersama barang-barang berharga dari istana dan Bait Allah‭ (‬Pasal‭ ‬39‭)‬.‭ ‬Perkataan Yesaya itu terbukti benar lebih dari seratus tahun kemudian,‭ ‬ketika Babel mengalahkan Yehuda dan menghancurkan Yerusalem.‭ ‬Kelompok terakhir dari orang Israel ditawan ke Babel pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Nubuat-nubuat dalam pasal‭ ‬40-55‭ ‬mengandaikan kekalahan itu telah terjadi sehingga kini pemberitaan nabi bersifat menghibur dan memberi pengharapan.‭ ‬Tuhan akan memakai Koresh,‭ ‬raja Persia,‭ ‬untuk mengalahkan Babel‭ (‬41:2-4‭)‬.‭ ‬Koresh juga akan mengizikan orang Yehuda pulang untuk membangun kembali Yerusalem dan Bait Allah‭ (‬44:28‭; ‬45:13‭; ‬Ezr.‭ ‬1:1-4‭)‬.‭ ‬Ia mengalahkan Babel tahun‭ ‬539‭ ‬SM.‭ ‬Tahun‭ ‬538‭ ‬SM,‭ ‬ia mengeluarkan perintah resmi yang mengizinkan orang Israel kembali ke Yehuda. Umat membangun kembali Bait Allah yang ditahbiskan tahun‭ ‬515‭ ‬SM.‭ ‬Saat itu,‭ ‬tembok-tembok kota Yerusalem belum dibangun kembali‭ (‬Ezr‭ ‬6:13-15‭; ‬Neh‭ ‬1-6‭)‬.‭ ‬Meski amat berhubungan dengan pasal‭ ‬40-55,‭ ‬masa sesudah kembali ke Yehuda menjadi fokus bagian akhir kitab Yesaya‭ (‬pasal‭ ‬56-66‭)‬. Susunan Kitab Kitab Yesaya sering dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan situasi historis yang tampaknya melatarbelakangi setiap bagian.‭ ‬Bagian pertama‭ (‬pasal‭ ‬1-39‭) ‬terutama membahas sejarah Israel dan Yehuda dari sekitar tahun‭ ‬740‭ ‬SM sampai sekitar tahun‭ ‬700‭ ‬SM.‭ ‬Berita penghukuman Yehuda,‭ ‬Israel,‭ ‬dan bangsa-bangsa di sekitarnya adalah tema terpenting bagian ini,‭ ‬tetapi ada juga kata-kata pengharapan dan pemulihan‭ (‬11:1-12:6,‭ ‬14:1-2,‭ ‬24-27,‭ ‬34-35‭)‬.‭ ‬Hukuman Tuhan atas Babel terjadi sekitar‭ ‬150‭ ‬tahun sesudah masa Yesaya dan itu juga dinubuatkan dalam bagian ini‭ (‬13:1-14:22‭)‬. Bagian kedua kitab Yesaya‭ (‬pasal‭ ‬40-55‭) ‬berfokus pada janji-janji Allah kepada orang Yehuda bahwa mereka akan kembali dari pembuangan di Babel.‭ ‬Namun,‭ ‬bagian ini juga mencantumkan kecaman keras bagi mereka yang percaya kepada berhala dan tidak percaya kepada Allah Israel yang hidup‭ (‬44:12-20‭)‬. Bagian akhir kitab Yesaya‭ (‬pasal‭ ‬56-66‭) ‬berfokus pada pembangunan kembali Bait Allah di Gunung Sion yang suci dan suatu permulaan baru untuk Yerusalem dan penduduknya.‭ ‬Namun,‭ ‬umat Allah juga dituntut untuk menyingkirkan berhala dan mematuhi perintah-perintah Allah.‭ ‬Janji-janji Allah tentang ciptaan baru‭ (‬65:17-25‭) ‬disertai dengan ancaman-ancaman hukuman bagi mereka yang menolak Tuhan dan hukum-Nya‭ (‬65:1-16‭)‬. Garis besar kitab ini adalah sebagai berikut: Bagian pertama:‭ ‬Sebelum pembuangan‭ (‬1:1-39:8‭) Pengantar‭ (‬1:1-31‭) Nubuat-nubuat tentang Yehuda dan Yerusalem‭ (‬2:1-12:6‭) Nubuat tentang bangsa-bangsa lain‭ (‬13:1-23:18‭) Nubuat tentang pengadilan Allah di masa yang akan datang‭ (‬24:1-27:13‭) Orang yang memberontak kepada Allah akan dihukum‭ (‬28:1-33:24‭) Nubuat tentang penghukuman dan sukacita‭ (‬34:1-35:10‭) Pemerintahan Hizkia‭ (‬36:1-39:8‭) Bagian kedua:‭ ‬Kabar baik bagi umat Allah di Pembuangan‭ (‬40:1-55:13‭) Babel dikalahkan dan umat Allah dibebaskan‭ (‬40:1-48:22‭) Yerusalem akan dibangun kembali‭ (‬49:1-55:13‭) Bagian ketiga:‭ ‬Peringatan dan janji untuk umat Allah yang baru sesudah pembuangan‭ (‬56:1-66:24‭) Lakukanlah yang benar dan patuhilah hukum-hukum Allah‭ (‬56:1-59:21‭) Bersukacitalah,‭ ‬hai Yerusalem,‭ ‬aku telah menyelamatkanmu‭ (‬60:1-62:12‭) Aku akan memberkati pelayan-pelayan-Ku,‭ ‬tetapi menghukum orang berdosa‭ (‬63:1-66:24‭) YEREMIA Isi Pokok Kitab Nabi Yeremia hidup pada waktu bangsa Israel mengalami pergolakan yang hebat.‭ ‬Kerajaan Yehuda yang kecil terjebak di tengah-tengah persaingan kerajaan-kerajaan besar yang berusaha menancapkan kekuasaan di kawasan itu.‭ ‬Yeremia mulai berkarya sebagai nabi Allah pada tahun‭ ‬627‭ ‬SM ketika dia masih muda,‭ ‬mungkin kurang dari‭ ‬20‭ ‬tahun.‭ ‬Dia masih terus berkarya beberapa tahun setelah Babel merebut Yerusalem,‭ ‬ibu kota Yehuda,‭ ‬pada tahun‭ ‬597‭ ‬SM.‭ ‬Sebagai seorang nabi,‭ ‬Yeremia memperingatkan para raja,‭ ‬imam,‭ ‬dan rakyat Yehuda akan malapetaka besar yang segera menimpa mereka. Kita juga mengetahui cukup banyak mengenai perasaan nabi ini terhadap umat Allah.‭ ‬Yeremia turut merasakan kemarahan sekaligus kesedihan Allah karena umat-Nya berpaling dari Allah dan hanya mengikuti kemauan mereka sendiri.‭ ‬Penderitaan yang ia tanggung merupakan cermin penderitaan yang akan dialami oleh Yehuda.‭ ‬Selama masa hidup Yeremia,‭ ‬Yehuda ditaklukkan oleh kerajaan Babel.‭ ‬Beberapa pemuka rakyat dan sebagian rakyatnya diangkut ke pembuangan.‭ ‬Namun,‭ ‬kejatuhan Yehuda bukanlah kata akhir.‭ ‬Yeremia pun menyampaikan berita penghiburan dan harapan kepada mereka yang berada di pembuangan:‭ ‬Allah berjanji akan mengikat perjanjian baru dengan umat Allah di masa yang akan datang‭ (‬Yer‭ ‬30-31‭)‬. Maksud Penulisan Kitab Yeremia mungkin pernah mendengar berita Nabi Hosea,‭ ‬nabi yang berkarya di Israel sekitar seratus tahun sebelumnya.‭ ‬Berita mereka hampir mirip.‭ ‬Baik Yeremia maupun Hosea menyerukan agar bangsa Israel selalu setia kepada Tuhan,‭ ‬yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan tetap memelihara perjanjian-Nya.‭ ‬Dalam beritanya,‭ ‬Yeremia memberi peringatan keras kepada umat Allah untuk tidak menyimpang dari perjanjian yang diadakan oleh Tuhan Allah dengan Musa dan nenek moyang mereka di Gunung Sinai.‭ ‬Mereka harus menaati dan menempatkan hukum Allah di atas segalanya. Namun,‭ ‬mereka justru berbuat dosa dengan beribadat kepada ilah-ilah lain.‭ ‬Para rajanya lebih mengandalkan kekuatan militernya sendiri dan kekuasaan bangsa-bangsa asing daripada menyerahkan diri pada perlindungan Tuhan.‭ ‬Berita yang disampaikan Yeremia kepada Yehuda terdiri atas dua hal.‭ ‬Pertama,‭ ‬dia memperingatkan bahwa Yehuda akan dikalahkan dan Kota Yerusalem akan dihancurkan.‭ ‬Dia akan mengikat perjanjian yang baru dengan umat-Nya setelah masa penghukuman di pembuangan selesai‭ (‬Yer‭ ‬31:31-34‭)‬.‭ ‬Malapetaka pasti akan terjadi,‭ ‬tetapi masa depan akan penuh dengan pengharapan. Latar Belakang Kitab Berita Yeremia disampaikan selama pemerintahan lima raja terakhir kerajaan Yehuda,‭ ‬yang dimulai pada‭ “‬tahun yang ketiga belas dari pemerintahan Yosia,‭ ‬raja Yehuda.‭” (‬627‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Yosia dinilai sebagai seorang raja yang baik dan setia.‭ ‬Dia melakukan pembaruan keagamaan dengan berpedoman pada gulungan kitab yang berisi sebagian dari kitab Ulangan.‭ ‬Gulungan kitab ini,‭ ‬yang ditemukan dalam Bait Allah di Yerusalem pada sekitar tahun‭ ‬621‭ ‬SM,‭ ‬mendorong Yosia untuk memusnahkan berhala ilah-ilah asing dalam Bait Allah dan memerintahkan agar seluruh rakyat segera berbalik kepada Tuhan. Yosia juga ingin menegakkan kembali kejayaan kerajaan Israel sebagaimana pernah dialami pada zaman Daud dan Salomo.‭ ‬Karena itu,‭ ‬Yosia terus berupaya untuk membebaskan suku Israel di utara pada tahun‭ ‬722‭ ‬SM.‭ ‬Yosia juga berusaha menjauhkan diri dari pengaruh Mesir,‭ ‬kerajaan tetangga yang kuat di sebelah barat.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬Yosia terbunuh oleh tentara Mesir dalam pertempuran di Megido pada tahun‭ ‬609‭ ‬SM.‭ ‬Yoahas,‭ ‬anak Yosia,‭ ‬naik takhta dan memerintah Yehuda selama tiga bulan pada tahun‭ ‬609‭ ‬SM.‭ ‬Namun,‭ ‬selanjutnya raja Mesir mengangkat Yoyakim‭ (‬yang memerintah pada tahun‭ ‬609-598‭ ‬SM‭) ‬sebagai raja Yehuda. Pada zaman Raja Yoyakim,‭ ‬peribadatan kepada ilah-ilah asing yang sebelumnya telah dihapus oleh Yosia,‭ ‬mulai marak kembali.‭ ‬Dia membakar berita Nabi Yeremia yang tertulis dalam sebuah gulungan kitab.‭ ‬Dalam gulungan kitab itu,‭ ‬Yeremia memperingatkan bahwa Allah akan menggunakan kekuatan baru yang sedang bangkit,‭ ‬yaitu Babel,‭ ‬untuk menghukum dosa-dosa Yehuda.‭ ‬Yoyakim juga tidak mau mendengarkan permintaan Yeremia untuk membayar uang tebusan kepada Nebukadnezar,‭ ‬raja Babel,‭ ‬supaya Yehuda tetap terhindar dari serangan tentara Babel yang sangat kuat itu.‭ ‬Inilah masa-masa gelap dalam tugas pewartaan Yeremia dan Barukh,‭ ‬sahabatnya.‭ ‬Mereka terpaksa menyembunyikan diri.‭ ‬Yeremia pun menulis pengakuan-pengakuannya. Pada tahun‭ ‬598‭ ‬SM,‭ ‬Nebukadnezar menyerbu Yehuda.‭ ‬Ternyata Yoyakim telah meninggal sebelumnya.‭ ‬Jadi,‭ ‬Nebukadnezar mengangkut Yoyakhin,‭ ‬akan Yoyakim yang masih muda itu‭ (‬yang memerintah hanya tiga bulan pada tahun‭ ‬598‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬sebagai tawanan bersama dengan sejumlah penduduk dari kalangan atas kerajaan.‭ ‬Kemudian Nebukadnezar mengangkat Zedekia sebagai raja boneka,‭ ‬dan Yehuda wajib membayar pajak yang sangat tinggi kepada raja Babel. Sepuluh tahun kemudian,‭ ‬situasi di Yehuda mulai memburuk ketika kalangan atas kerajaan dan para nabi palsu mengadakan persekongkolan melawan Babel dan Nabi Yeremia.‭ ‬Karena nubuat malapetaka dan usulannya agar Yehuda membayar pajak kepada Babel untuk menghindari penyerangan,‭ ‬Yeremia dianggap sebagai pengkhianat.‭ ‬Yeremia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara,‭ ‬dan kemudian ditempatkan sebagai tahanan rumah.‭ ‬Akhirnya,‭ ‬ketika Zedekia mengadakan perjanjian dengan Mesir dan dengan demikian melanggar perjanjian dengan Babel,‭ ‬Nebukadnezar datang kembali untuk menyerang dan menghancurkan Yerusalem pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Dia membunuh anak-anak Zedekia,‭ ‬membutakan raja,‭ ‬dan mengangkutnya bersama sebagian penduduk Yehuda ke pembuangan di Babel.‭ (‬Yer‭ ‬39:52‭; ‬2Raj‭ ‬24:18-25:21‭)‬. Yeremia tidak turut dibuang dan tetap tinggal di Yerusalem.‭ ‬Ia berusaha menolong sisa-sisa orang yang tinggal di Yehuda.‭ ‬Pada masa inilah,‭ ‬pemberitaannya mengalami perubahan.‭ ‬Nubuat malapetaka dan kehancuran beralih menjadi warta pengharapan dan janji tentang perjanjian baru antara Tuhan dan umat-Nya.‭ ‬Yeremia dan Barukh terpaksa melarikan diri ke Mesir ketika sejumlah pemberontak itu menganggap Yeremia sebagai pengkhianat.‭ ‬Inilah hal terakhir yang kita ketahui mengenai nabi besar ini yang mengalami penderitaan hebat demi Yehuda yang dikasihinya. Susunan Kitab Kitab Yeremia berisi berita Nabi Yeremia mengenai malapetaka yang akan menimpa Yehuda,‭ ‬yaitu jatuhnya Yerusalem dan Yehuda,‭ ‬dan harapan setelah malapetaka itu berlalu.‭ ‬Banyak peristiwa besar terjadi selama Yeremia berkarya.‭ ‬Namun,‭ ‬berita Yeremia yang termuat dalam kitab ini tidak menggambar peristiwa-peristiwa itu secara teratur.‭ ‬Berita itu secara acak dikelompokkan menurut tema,‭ ‬bukan menurut urutan waktu.‭ ‬Hal itu tentu saja akan membingungkan jika kitab ini dibaca secara berurutan.‭ ‬Bukan kronologi pemberitaan Yeremia saja yang tidak teratur,‭ ‬tetapi juga gaya penulisannya berbeda-beda.‭ ‬Ada bagian yang ditulis dalam bentuk sajak,‭ ‬yang dikenal sebagai khotbah nubuat.‭ ‬Bagian lainnya berbentuk seperti wejangan,‭ ‬yang hampir mirip dengan wejangan Musa dalam kitab Ulangan.‭ ‬Ada juga bagian lain yang berupa cerita,‭ ‬yang melukiskan peritiwa-peristiwa dalam hidup Yeremia dan laporan mengenai kehancuran Yehuda dan Yerusalem oleh Nebukadnezar.‭ ‬Sebagian tulisan ini dikerjakan oleh Barukh,‭ ‬sahabat Yeremia,‭ ‬yang menulis beberapa bagian berita Yeremia ini pada setidaknya dua gulungan kitab yang berbeda. Garis besar kitab Yeremia di bawah ini hanyalah salah satu usulan saja. Perkenalan diri Yeremia sebagai nabi Tuhan‭ (‬1:1-19‭) Perkataan-perkataan peringatan dan penghukuman‭ (‬2:1-25:38‭) Nubuat awal Yeremia‭ (‬2:1-6:30‭) Kisah kehidupan Yeremia‭ (‬7:1-13:27‭) Masa dukacita yang mendalam‭ (‬14:1-17:27‭) Persekongkolan terhadap Yeremia dan peringatan terhadap Yehuda‭ (‬18:1-25:38‭) Yeremia melawan nabi-nabi palsu‭ (‬26:1-29:32‭) Pulang ke tanah air dan permulaan yang baru‭ (‬30:1-33:26‭) Malapetaka yang menimpa Yehuda dan Yerusalem‭ (‬34:1-44:30‭) Kisah seputar pelayanan Yeremia‭ (‬34:1-38:28‭) Jatuhnya Yerusalem dan pengungsian ke Mesir‭ (‬39:1-44:30‭) Penghukuman terhadap bangsa-bangsa‭ (‬45:1-51:64‭) Cerita lain tentang kejatuhan Yerusalem‭ (‬52:1-34‭) RATAPAN Isi Pokok Kitab Kitab Ratapan sebenarnya merupakan kumpulan lima puisi yang terpisah.‭ ‬Setiap pasal dalam kitab ini memuat satu puisi.‭ ‬Puisi-puisi itu mengungkapkan rasa dukacita yang begitu mendalam dengan kata-kata yang memilukan hati.‭ ‬Namun,‭ ‬puisi-puisi itu kerap dipergunakan dalam peribadatan.‭ ‬Dalam sinagoga-sinagoga saat ini,‭ ‬kitab Ratapan didaraskan dengan suara lantang pada hari kesembilan bulan Ab‭ (‬akhir Juli‭)‬,‭ ‬yakni pada hari puasa,‭ ‬untuk mengenang kehancuran Bait Suci Yerusalem pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM dan Bait Suci kedua pada tahun‭ ‬70‭ ‬M.‭ ‬Sejumlah gereja Kristen juga mencantumkan kitab Ratapan sebagai bacaan-bacaannya dalam peribadatannya selama Minggu Suci,‭ ‬seminggu sebelum Paskah.‭ ‬Penderitaan dan dukacita umat ini akan selalu berkumandang tanpa henti.‭ ‬Namun,‭ ‬hal yang sama juga berlaku pada harapan akan pemulihan dan pembaruan karena belas kasih Allah.‭ ‬Dalam kitab Ratapan,‭ ‬kita tidak hanya menemukan ungkapan kesedihan yang begitu dalam,‭ ‬keluhan-keluhan,‭ ‬tetapi juga kepercayaan yang tidak tergoyahkan akan pengharapan dan belas kasih Allah.‭ Maksud Penulisan Kitab Kelima puisi ini ibarat saksi mata yang sedang mengisahkan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah bangsa Yahudi.‭ ‬Kota kudus Allah‭ (‬Yerusalem‭) ‬dan tempat kudus Allah‭ (‬Bait Suci‭) ‬dirampok dan dihancurkan oleh musuh-musuh bangsa Israel.‭ ‬Selain untuk meratapi kehancuran itu,‭ ‬puisi-puisi ini juga ditulis untuk mengantar umat Allah menemukan makna berharga dari tragedi yang memilukan tersebut.‭ ‬Tragedi kadang kala mengungkapkan kehendak Allah yang sesungguhnya.‭ ‬Allah memang menghukum bangsa Israel karena dosa-dosa mereka,‭ ‬tetapi Dia sama sekali tidak pernah meninggalkan mereka.‭ Latar Belakang Kitab Setelah bertahun-tahun ditindas,‭ ‬menyusul pemberontakan yang gagal pada tahun‭ ‬597‭ ‬SM,‭ ‬akhirnya Yehuda,‭ ‬kerajaan kecil itu,‭ ‬ditaklukkan oleh Babel,‭ ‬kerajaan yang sangat kuat,‭ ‬pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Penaklukan dan penghancuran Yerusalem yang dikisahkan dalam‭ ‬2Raj‭ ‬25‭ ‬ini,‭ ‬berlangsung begitu cepat dan mengerikan serta berhasil memusnahkan segala-galanya.‭ ‬Raja Zedekia yang memerintah Yehuda tahun‭ ‬598-586‭ ‬SM,‭ ‬ditawan dan dibuang ke Babel bersama sejumlah penduduk Yerusalem,‭ ‬meliputi para pemuka masyarakat,‭ ‬para imam,‭ ‬dan tukang-tukang.‭ ‬Orang-orang miskin dan para petani ditinggalkan di Yehuda.‭ Septuaginta,‭ ‬terjemahan Yunani dari Alkitab Ibrani,‭ ‬menyebut kitab ini‭ “‬Ratapan Yeremia‭”‬.‭ ‬Ungkapan perasaan hati dalam puisi-puisi ini hampir mirip dengan ungkapan yang biasa dipergunakan Nabi Yeremia. Kitab‭ ‬2‭ ‬Tawarikh mencantumkan suatu puisi ratapan yang ditulis oleh Yeremia.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬puisi ratapan itu ditulis untuk mengenang kematian Raja Yosia‭ (‬609‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬bukan kehancuran Yerusalem‭ (‬597‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Naskah kitab Ratapan berbahasa Ibrani yang tertua sekaligus terbaik tidak mencantumkan nama pengarangnya. Kumpulan puisi ini mungkin bukan karya satu pengarang saja.‭ ‬Puisi-puisi ini‭ –‬entah itu disusun oleh orang Yehuda di pembuangan Babel atau mereka yang ditinggalkan di Yehuda‭ – ‬pastilah ditulis oleh saksi mata yang menyaksikan tragedi yang mengerikan ini.‭ ‬Sama seperti yang sering dijumpai,‭ ‬para pengarang puisi-puisi ini tidak diketahui. Susunan Kitab Kelima puisi dalam kitab ini diungkapkan entah oleh Kota Yeruselem sendiri atau oleh penulis yang menyebut dirinya‭ “‬nabi‭”‬.‭ ‬Pasal‭ ‬1-2,‭ ‬dan‭ ‬4‭ ‬merupakan puisi dukacita bersama atas kehancuran Yerusalem.‭ ‬Pasal‭ ‬3‭ ‬adalah puisi ratapan perseorangan,‭ ‬serupa dengan Syair Hamba Tuhan dalam Yesaya‭ ‬53,‭ ‬yang diakhiri dengan doa syukur dan iman kepada Allah.‭ ‬Pasal‭ ‬5‭ ‬adalah doa umum memohon kemurahan dan belas kasihan. Puisi-puisi itu disusun sedemikian rupa sehingga pembaca mudah mengingatnya.‭ ‬Puisi dalam pasal‭ ‬1-4‭ ‬digubah menurut abjad,‭ ‬artinya masing-masing ayat‭ (‬Bait‭)‬.‭ ‬Satu ayat dimulai secara berurutan dengan salah satu huruf dari kedua puluh dua huruf itu.‭ ‬Pasal‭ ‬3‭ ‬terdiri atas‭ ‬66‭ ‬ayat‭ (‬Bait‭)‬.‭ ‬Satu ayat dimulai secara berurutan dengan salah satu huruf dari kedua puluh dua huruf itu.‭ ‬Pasal‭ ‬3‭ ‬terdiri dari‭ ‬66‭ ‬ayat‭ (‬Bait‭)‬.‭ ‬Pasal‭ ‬5‭ ‬juga terdiri atas‭ ‬22‭ ‬ayat‭ (‬Bait‭)‬,‭ ‬tetapi huruf awalnya tidak mengikuti urutan abjad.‭ Susunan puisi yang begitu indah dan teratur ini memperlihatkan bahwa puisi ratapan ini ditulis dengan begitu teliti dan penuh penghayatan.‭ ‬Jadi,‭ ‬puisi-puisi ini sangat cocok dipakai dalam ibadat bersama,‭ ‬di mana puisi-puisi kitab Ratapan ini dibacakan dengan suara lantang oleh pemimpin jemaat atau pemimpin ibadat.‭ ‬Pasal‭ ‬3‭ ‬ditempatkan secara khusus karena mengandung pesan yang sangat penting.‭ ‬Pasal‭ ‬3‭ ‬berada di tengah kitab,‭ ‬disusun berdasarkan bilangan‭ ‬3,‭ ‬yang dalam dunia kuno berarti kesempurnaan atau kepenuhna.‭ ‬Pasal ini begitu istimewa karena berbicara tentang kasih Allah yang tak pernah berakhir dan keinginan Allah untuk menyelamatkan bangsa itu dari para musuhnya. Ratapan pertama:‭ ‬Keruntuhan dan kesunyian Yerusalem‭ (‬1:1-22‭) Ratapan kedua:‭ ‬Murka Allah terhadap Sion‭ (‬2:1-22‭) Ratapan ketiga:‭ ‬Penghiburan dalam penderitaan‭ (‬3:1-66‭) Ratapan keempat:‭ ‬Sengsara Sion yang dahsyat‭ (‬4:1-22‭) Ratapan kelima:‭ ‬Doa untuk pemulihan‭ (‬5:1-22‭) YEHEZKIEL Isi Pokok Kitab Dibandingkan dengan kitab-kitab nabi lainnya,‭ ‬kitab Yehezkiel tergolong unik,‭ ‬sebab kisahnya ditulis dengan memakai kata ganti orang pertama,‭ “‬aku‭”‬.‭ ‬Penglihatan,‭ ‬nubuat,‭ ‬dan perbuatan aneh Nabi Yehezkiel dipaparkan dari sudut pandang nabi sendiri.‭ ‬Kitab ini biasanya dianggap sulit ditafsirkan dan bahkan pernah dipandang sebagai kitab yang berbahaya.‭ ‬Beberapa rabi Yahudi pernah agak terganggu dengan penglihatan Yehezkiel tentang Bait Suci yang baru‭ (‬40-48‭)‬,‭ ‬sebab tampaknya bertentangan dengan beberapa bagian dalam Taurat.‭ ‬Demikian pula dengan penglihatan tentang kemuliaan Allah yang seolah-olah begitu nyata.‭ ‬Mereka khawatir hal itu akan memicu perdebatan seputar misteri Allah.‭ ‬Ada yang beranggapan bahwa setiap orang akan bingung jika berupaya memahami penglihatan-penglihatan itu secara mendalam.‭ ‬Karena itu,‭ ‬ada yang berpikir bahwa kitab Yehezkiel sebaiknya dibaca hanya oleh mereka yang berumur di atas tiga puluh tahun. Maksud Penulisan Kitab Dalam tahun-tahun menjelang Yehezkiel dipanggil sebagai nabi,‭ ‬kerajaan Yehuda terperangkap dalam persaingan kekuasaan antara Mesir dan Babel.‭ ‬Babel akhirnya berhasil menduduki Yehuda dan mengambil alih Yerusalem pada tahun‭ ‬597‭ ‬SM.‭ ‬Beberapa pemimpin Yehuda,‭ ‬termasuk Raja Yoyakhin dan Nabi Yehezkiel sendiri,‭ ‬ditawan dan dibuang ke Babel.‭ ‬Sepuluh tahun kemudian,‭ ‬Yehuda memberontak terhadap Babel.‭ ‬Lalu Nebukadnezar,‭ ‬raja Babel,‭ ‬mengirim tentaranya untuk menghentikan pemberontakan itu,‭ ‬dan sekaligus menghancurkan Yerusalem beserta Bait Sucinya.‭ ‬Penduduk yang diangkut ke pembuangan jauh lebih banyak daripada sebelumnya.‭ ‬Mengapa Tuhan Allah Israel membiarkan malapetaka besar itu terjadi‭? ‬Penglihatan yang diterima Yehezkiel dan nubuatnya menjelaskan semua itu.‭ ‬Yehezkiel menyampaikan nubuat malapetaka itu dan memperingatkan orang Yehuda dan Yerusalem tentang dosa-dosa mereka terhadap Allah.‭ ‬Mereka telah beribadat kepada ilah-ilah lain.‭ ‬Pada masa-masa sulit,‭ ‬mereka lebih suka mengandaikan raja-raja asing daripada mengharapkan pertolongan Allah.‭ ‬Hidup mereka sudah tidak sesuai lagi dengan hukum Taurat.‭ ‬Dosa dan kebebalan hati mereka telah menajiskan seluruh negeri dan Bait Suci.‭ ‬Karena itu,‭ “‬Kemuliaan Tuhan‭” ‬meninggalkan Bait Suci di Yerusalem.‭ ‬Bangsa milik Tuhan ini akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Babel dan hidup sebagai tawanan di pembuangan. Namun,‭ ‬Yehezkiel juga menyampaikan nubuat yang membangkitkan harapan akan masa depan yang lebih baik.‭ ‬Tuhan berjanji akan membebaskan mereka dari pembuangan dan menuntun mereka kembali ke Yerusalem.‭ ‬Mereka akan dapat beribadat lagi kepada Tuhan di Bait Suci yang baru dan hidup sesuai dengan hukum Taurat.‭ ‬Kemuliaan Tuhan akan bersinar lagi di Yerusalem.‭ ‬Bangsa Israel dan bangsa-bangsa sekitarnya akan mengakui bahwa tidak ada ilah lain selain Tuhan,‭ ‬Allah Israel. Latar Belakang Kitab Dalam beberapa kitab nabi,‭ ‬hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali informasi yang membantu untuk menentukan waktu hidup nabi dan pemberitaannya.‭ ‬Namun,‭ ‬dalam beberapa nubuat Yehezkiel,‭ ‬khususnya di bagian awal,‭ ‬tertera tanggal yang jelas‭ (‬lihat‭ ‬1:1-3,‭ ‬8:1,‭ ‬dan‭ ‬40:1‭)‬.‭ ‬Berdasarkan tanggal-tanggal itu,‭ ‬Yehezkiel diperkirakan mulai berkarya sebagai nabi pada akhir Juni atau awal Juli tahun‭ ‬593‭ ‬SM.‭ ‬Pada waktu menerima penglihatan yang pertama,‭ ‬Yehezkiel tinggal di Sungai Kebar di Babel.‭ ‬Setelah Babel merebut kota Yerusalem pada tahun‭ ‬597‭ ‬SM,‭ ‬ia dan sejumlah keluarga terkemuka Israel meninggalkan Yerusalem dan menetap di Babel sebagai kaum buangan.‭ ‬Pada saat yang sama,‭ ‬raja Babel mengangkat Zedekia,‭ ‬paman Yoyakhin,‭ ‬menjadi raja di Yehuda‭ (‬lihat‭ ‬2Raj‭ ‬24:8-17‭)‬. Pada mulanya Zedekia setia kepada Babel.‭ ‬Namun,‭ ‬dia akhirnya memberontak terhadap Nebukadnezar‭ (‬2‭ ‬Raj‭ ‬24:18-20‭)‬.‭ ‬Akibatnya,‭ ‬untuk kedua kalinya Nebukadnezar menyerang Yehdua dan menghancurkan Yerusalem beserta Bait Sucinya‭ (‬tahun‭ ‬587‭ ‬atau‭ ‬586‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Sebagai besar nubuat Yehezkiel disampaikan antara tahun‭ ‬593‭ ‬dan‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Nubuatnya berisi peringatan bagi penduduk Yehuda akan datangnya penghukuman Allah‭ – ‬kekalahan mereka di tangan bangsa Babel akibat dosa dan ketidaksetiaan mereka.‭ ‬Nubuat Yehezkiel tentang Bait Suci di Yerusalem di masa depan disampaikan tahun‭ ‬573‭ ‬SM.‭ ‬Nubuat tentang jatuhnya Kota Tirus disampaikan sesudahnya.‭ (‬571‭ ‬SM‭)‬. Susunan Kitab Bentuk akhir kitab Yehezkiel disusun secara rapi dan teliti dengan tanggal yang jelas.‭ ‬Tanggal-tanggal itu berkaitan dengan sejumlah peristiwa yang terjadi pada tahun-tahun menjelang dan sesudah jatuhnya Yerusalem ke tangan bangsa Babel.‭ ‬Tema pokok nubuat Yehezkiel juga berkaitan dengan kajatuhan Yerusalem ini.‭ ‬Pasal‭ ‬1-32‭ ‬berisi nubuat Yehezkiel tentang hukuman dan malapetaka yang menimpa Yehuda dan bangsa-bangsa lain.‭ ‬Pasal‭ ‬33-48‭ ‬lebih menyoroti tindakan Tuhan untuk memulihkan Yehuda dan mengantar umat-Nya menuju masa depan yang baru dan cemerlang. Kitab Yehezkiel dibagi dalam dua bagian utama.‭ ‬Pembagian itu tercermin dalam dua kisah panggilan Yehezkiel sebagai nabi.‭ ‬Bagian pertama dimulai dengan kisah panggilan Yehezkiel menjadi penjaga umat Israel‭ (‬3:16-21‭)‬.‭ ‬Kisah ini diulang lagi dalam Yeh‭ ‬33:1-9.‭ ‬Permulaan bagian pertama menceritakan Yehezkiel menjadi bisu‭ (‬3:22-27‭)‬,‭ ‬dan permulaan bagian kedua menceritakan ia disembuhkan kembali‭ (‬33:22‭)‬.‭ ‬Kitab Yehezkiel dapat disusun sebagai berikut: Tuhan akan menghukum Yehuda dan Yerusalem‭ (‬1:1-24:27‭) Yehezkiel dipanggil sebagai nabi‭ (‬1:1-3:27‭) Malapetaka‭ (‬4:1-7:27‭) Kemuliaan Tuhan meninggalkan Yerusalem‭ (‬8:1-11:25‭) Nubuat tentang Malapetaka yang menimpa Yehuda dan Yerusalem‭ (‬12:1-24:27‭) Nubuat-nubuat penghukuman terhadap bangsa-bangsa asing‭ (‬25:1-32:32‭) Tuhan akan memulihkan Yerusalem dan Israel‭ (‬33:1-39:29‭) Penjaga dan gembala‭ (‬33:1-34:31‭) Mempersiapkan jalan untuk masa depan Yehuda yang baru‭ (‬35:1-39:29‭) Kemuliaan Tuhan kembali ke Yehuda dan Yerusalem‭ (‬40:1-48:35‭) Bait Suci yang baru‭ (‬40:1-44:3‭) Hukum dan peraturan bagi umat Allah‭ (‬44:4-46:24‭) Pembagian tanah‭ (‬47:1-48:34‭) DANIEL Isi Pokok Kitab Alkitab Ibrani memasukkan kitab Daniel ke dalam kelompok‭ “‬tulisan-tulisan‭” (‬ketuvim‭)‬,‭ ‬sedangkan Alkitab Yunani‭ (‬Septuaginta,‭ ‬dari abad‭ ‬2-3‭ ‬SM‭) ‬menggolongkannya sebagai‭ “‬kitab para nabi‭” (‬nevi’im‭)‬.‭ ‬Kitab Daniel dilihat sebagai kitab nubuat,‭ ‬sekaligus sebagai tulisan apokaliptik‭ (‬yang menggunakan berbagai simbol dan tanda untuk menyingkap atau mewahyukan kehendak dan kuasa Allah‭)‬. Enam pasal pertama kitab Daniel bercerita tentang Daniel dan teman-temannya,‭ ‬yakni pemuda-pemuda Yehuda yang ikut dibuang ke Babel.‭ ‬Di sana mereka berhasil menjadi pegawai istana,‭ ‬tetapi tidak berarti hidup mereka menjadi mudah.‭ ‬Para pemuda itu harus menghadapi berbagai peristiwa yang menguji iman mereka.‭ ‬Bagian kedua‭ (‬pasal‭ ‬7-12‭) ‬mengisahkan sejumlah penglihatan yang dialami Daniel.‭ ‬Penglihatan-penglihatan itu menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah manusia.‭ ‬Pesan tersembunyi di balik penglihatan-penglihatan itu memberi harapan bagi umat Allah yang tetap setia pada iman mereka dalam masa-masa penganiayaan yang berat. Kitab Daniel memang unik,‭ ‬karena sebagian isi kitab ini‭ (‬2:4-7:28‭) ‬ditulis dalam bahasa Aram,‭ ‬sebagian lagi dalam bahasa Ibrani.‭ ‬Tidak diketahui mengapa hal itu bisa terjadi.‭ ‬Menurut sejumlah ahli Alkitab,‭ ‬itu menunjukkan bahwa Kitab Daniel ditulis jauh sesudah peristiwa-peristiwa yang menjadi latar belakang historis kisah-kisah dalam pasal‭ ‬1-6.‭ ‬Namun,‭ ‬ada juga yang tetap meyakini bahwa kitab Daniel ditulis pada masa pembuangan Babel,‭ ‬abad ke-6‭ ‬SM. Maksud Penulisan Kitab Kitab Daniel ditulis agar umat Allah tidak kehilangan harapan dalam masa-masa yang penuh kesulitan dan penderitaan.‭ ‬Mereka didorong agar dengan penuh keberanian tetap memegang teguh iman mereka kepada Allah.‭ ‬Daniel dan teman-temannya ditampilkan penulis sebagai pahlawan sekaligus teladan.‭ ‬Para pemuda ini tetap setia dan tidak berpaling dari Allah,‭ ‬walaupun mereka hidup di tengah-tengah bangsa asing yang menganiaya mereka.‭ Latar Belakang Kitab Bangsa Israel sering sekali mengecewakan hati Allah yang telah memilih mereka.‭ ‬Mereka sering jatuh ke dalam dosa dengan meninggalkan Allah dan berpaling kepada berhala-berhala.‭ ‬Hukum Taurat pun mereka langgar.‭ ‬Hal itu sudah terjadi ketika orang Israel masih menetap di Palestina.‭ ‬Sebagai hukuman,‭ ‬Allah membuang mereka ke Babel‭ (‬587-538‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Di tanah pembuangan,‭ ‬godaan untuk meninggalkan Allah ternyata semakin besar.‭ ‬Di situ orang Israel hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda dan memuja berbagai macam dewa.‭ ‬Pada tahun‭ ‬538‭ ‬SM,‭ ‬Koresh II,‭ ‬raja Persia,‭ ‬menaklukkan Babel dan mengizinkan bangsa-bangsa taklukan Babel pulang ke negerinya masing-masing.‭ ‬Orang Yahudi pun kembali ke Yudea.‭ ‬Namun,‭ ‬beberapa ratus tahun kemudian,‭ ‬Palestina jatuh dalam kekuasaan Antiokhus IV Epifanes‭ (‬175-164‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Pada masa ini,‭ ‬orang Yahudi mengalami penganiayaan yang sangat besar.‭ ‬Antiokhus membakar kitab-kitab suci Yahudi,‭ ‬melarang mereka beribadat di Bait Allah,‭ ‬dan membunuh siapa saja yang berani menentangnya.‭ ‬Peristiwa-peristiwa yang mengerikan ini dicatat dalam kitab‭ ‬1-2‭ ‬Makabe. Meskipun para ahli berbeda pendapat tentang kapan tepatnya kitab Daniel ditulis,‭ ‬hampir semua menyepakati bahwa penglihatan-penglihatan Daniel mau menggambarkan penderitaan orang Yahudi pada masa Aktiokhus IV,‭ ‬raja yang menganiaya dan memaksa orang Yahudi meninggalkan iman mereka.‭ ‬Jika kitab Daniel ditulis saat pembuangan Babel‭ (‬abad ke-6‭ ‬SM‭) ‬penglihatan-penglihatan Daniel dapat dipahami sebagai pewahyuan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa mendatang.‭ ‬Jika kitab Daniel ditulis pada masa Antiokhus IV‭ (‬pertengahan abad ke-2‭ ‬SM‭) ‬penglihatan-penglihatan Daniel dapat dipandang sebagai simbolisasi pengalaman nyata yang dialami oleh penulis.‭ ‬Yang jelas,‭ ‬kitab Daniel merupakan kesaksian akan kuasa Allah dan perlindungan-Nya kepada umat-Nya yang menderita.‭ Susunan Kitab Kitab Daniel dapat dibagi menjadi dua bagian utama:‭ ‬pasal‭ ‬1-6‭ (‬kisah Daniel dan teman-temannya yang mengalami pembuangan di Babel‭) ‬dan pasal‭ ‬7-12‭ (‬penglihatan-penglihatan yang dialami Daniel beserta penjelasannya‭)‬.‭ ‬Berikut ini adalah garis besar kitab ini: Kisah-kisah Daniel di Babel‭ (‬1:1-6:29‭) Allah menyertai Daniel dan teman-temannya‭ (‬1‭;‬1-3‭;‬300 Mimpi Nebukadnezar,‭ ‬tulisan di dinding,‭ ‬dan gua singa‭ (‬4:1-6:29‭) Penglihatan-penglihatan Daniel‭ (‬7:1-12:13‭) Dua penglihatan dan sebuah doa‭ (‬7‭;‬1-9:27‭) Penglihatan terakhir‭ (‬10:1-12:13‭) HOSEA Isi Pokok Kitab Hosea adalah bentuk singkat dari nama Ibrani‭ ‬Hosyaiah yang berarti‭ “‬Tuhan telah menyelamatkan‭”‬.‭ ‬Ia hidup dan menulis di kerajaan utara‭ (‬Israel‭)‬.‭ ‬Menurut banyak penafsir,‭ ‬ketika Asyur menyerang Israel,‭ ‬Hosea mungkin sudah lari ke kerajaan selatan‭ (‬Yehuda‭)‬,‭ ‬membawa serta nubuat-nubuatnya.‭ ‬Tiga pasal pertama kitab Hosea bercerita tentang pernikahan Hosea dengan Gomer,‭ ‬perempuan yang mungkin pernah menjadi pelacur di kuil Baal,‭ ‬dewa kesuburan orang Kanaan.‭ ‬Kehidupan keluarga Hosea menjadi sebuah ilustrasi hidup dari pesan yang disampaikannya.‭ ‬Hosea memakai bahasa dan gambaran dari agama Kanaan untuk memberantas penyembahan Baal. Maksud Penulisan Kitab Hosea meminta orang Israel dan Yehuda untuk setia kepada Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir dan telah menepati janji-Nya memberikan mereka tanah.‭ ‬Namun,‭ ‬umat-Nya berdosa dengan menyembah ilah lain.‭ ‬Untuk melindungi bangsa,‭ ‬para pemimpinnya lebih mengandalkan kekuatan militer sendiri dan negeri-negeri asing sekutunya daripada mengandalkan Tuhan.‭ ‬Hosea memperingatkan umat Israel bahwa mereka akan dihukum karena tidak setia kepada Tuhan.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬ia juga memberi harapan bahwa Allah akan mengampuni mereka dan memberi mereka sebuah permulaan yang baru sebagai umat pilihan-Nya. Latar Belakang Kitab Mengapa umat berpaling dari Tuhan Allah sesudah mereka hidup makmur di tanah perjanjian‭ (‬Kanaan‭)? ‬Ketika umat Israel menetap di Kanaan,‭ ‬mereka tidak mengusir semua orang Kanaan keluar dari tanah itu.‭ ‬Sebaliknya,‭ ‬mereka menetap di antara orang-orang Kanaan dan mulai mengikuti cara hidup mereka.‭ ‬Dewa-dewa Kanaan dipercaya mampu memberi hujan dan membuat tanah subur untuk hasil panen yang baik.‭ ‬Karena itu,‭ ‬sebagian orang Israel mulai ikut serta dalam upacara-upacara keagamaan yang memuja dewa-dewi Kanaan.‭ ‬Upacara-upacara ini mencakup juga ritus pelacuran.‭ ‬Pada masa ini juga‭ (‬750-722‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬Israel diancam oleh kerajaan Asyur yang kuat.‭ ‬Raja-raja Israel menyogok para pemimpin Asyur dengan hadiah-hadiah untuk mencegah mereka merebut tanah Israel.‭ ‬Pada kesempatan lain,‭ ‬mereka meminta negeri lain seperti Mesir untuk membantu mereka menghadapi Asyur.‭ ‬Akhirnya,‭ ‬upaya-upaya politik untuk menyelamatkan tanah air mereka gagal,‭ ‬Asyur mengalahkan kerajaan utara‭ (‬Israel‭) ‬tahun‭ ‬722‭ ‬dan memaksa banyak penduduknya meninggalkan tanah air mereka. Kebanyakan nubuat dalam kitab ini ditujukan kepada kerajaan utara‭ (‬Israel‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬kerajaan selatan‭ (‬Yehuda‭) ‬juga disebut di beberapa tempat‭ (‬5:5,‭ ‬10-15,‭ ‬6:4-11,‭ ‬12:3‭)‬.‭ ‬Menurut sebagian penafsir,‭ ‬nubuat-nubuat yang menyebut Yehuda mungkin ditambahkan kemudian sehingga pesan Hosea yang tegas untuk tetap setia kepada Tuhan ini berlaku untuk seluruh umat Allah.‭ Susunan Kitab Kitab Hosea terdiri atas dua bagian.‭ ‬Bagian pertama‭ (‬pasal‭ ‬1-3‭) ‬membandingkan perkawinan Hosea dengan hubungan Tuhan dan umat Israel.‭ ‬Bagian kedua berisi pemberitaan Hosea kepada umat dan para pemimpin Israel serta Yehuda.‭ ‬Kata-katanya menggambarkan kemarahan dan penghakiman Allah,‭ ‬namun juga janji Allah untuk mengampuni umat.‭ ‬Garis besar kitab ini adalah sebagai berikut: Keluarga Hosea dibandingkan dengan Israel yang tidak setia‭ (‬1:1-3:5‭) Pemberitaan Hosea kepada Israel,‭ ‬Yehuda,‭ ‬dan para pemimpin mereka‭ (‬4:1-14:10‭) Israel dan Yehuda tidak setia kepada Tuhan‭ (‬4:1-5:15‭) Umat berusaha mengandalkan Tuhan namun gagal‭ (‬6:1-8:14‭) Tuhan akan menghukum Israel‭ (‬9:1-14:1‭) Orang-orang yang kembali kepada Tuhan akan diampuni‭ (‬14:2-10‭) YOEL Isi Pokok Kitab‭ Kitab Yoel termasuk kelompok kitab nabi-nabi.‭ ‬Yang bisa kita ketahui dengan pasti tentang nabi itu hanyalah namanya yang dalam bahasa Ibrani berarti‭ “‬Tuhan‭ (‬YHWH‭) ‬adalah Allah.‭” ‬Yoel menggunakan bahasa yang sangat hidup tentang akibat yang ditimbulkan oleh hama belalang.‭ ‬Serangan dahsyat dilakukan oleh begitu banyak belalang yang beterbangan di atas tanah sehingga menghalangi sinar matahari.‭ ‬Yoel membandingkan kegelapan yang diakibatkan oleh belalang ini dengan Hari Tuhan,‭ ‬peristiwa luar biasa yang disebut beberapa kali lagi.‭ ‬Pada hari itu,‭ ‬Allah akan menghakimi dan menghukum bangsa-bangsa yang telah menganiaya Israel.‭ Yoel berdoa kepada Allah dan memperingatkan umat bahwa Tuhan akan mengirim pasukan-Nya untuk berperang demi keadilan.‭ ‬Ia membandingkan hama belalang itu dengan kuda-kuda dalam peperangan.‭ ‬Suara kuda-kuda itu luar biasa,‭ ‬dan tampang mereka terlihat menakutkan.‭ ‬Namun,‭ ‬tetap ada harapan jika umat berpaling kepada Tuhan dengan segenap hati.‭ ‬Tuhan akan mendengarkan mereka dan menyelamatkan mereka dari kehancuran,‭ ‬tidak hanya dengan memulihkan panen tetapi juga dengan memberi jaminan kepada setiap orang bahwa Ia benar-benar Allah mereka.‭ ‬Bahkan Tuhan akan menolong mereka memahami masa depan lewat Roh Allah‭ (‬nubuat‭)‬.‭ ‬Ia akan melindungi mereka dan memelihara umat-Nya di Gunung Sion. Maksud Penulisan Kitab Yoel menyampaikan pesan Allah kepada umat Israel bahwa Hari Tuhan sudah dekat.‭ ‬Ia melihat hama belalang sebagai tanda bahwa Allah sedang menghukum Israel karena dosa-dosa mereka,‭ ‬dan memperingatkan bahwa pasukan yang sesungguhnya akan segera datang menyerang.‭ ‬Namun,‭ ‬Yoel juga ingin umat tahu bahwa belum terlambat bagi mereka untuk berbalik kepada Tuhan,‭ ‬memohon ampun,‭ ‬dan menerima berkat-Nya lagi.‭ Latar belakang kitab Sejumlah kitab nabi memberi informasi tentang siapa raja yang sedang memerintah pada waktu nabi yang bersangkutan berkarya.‭ ‬Informasi itu sangat menolong kita untuk mengetaui kapan seorang nabi berkarya dan bisa mengaitkan apa yang dikatakan nabi tersebut dengan situasi historis tertentu.‭ ‬Kitab Yoel tidak menyebut raja atau penguasa tertentu,‭ ‬sehingga sulit menentukan waktu yang pasti untuk kitab ini.‭ ‬Selama ini,‭ ‬perkiraan untuk masa Yoel berkarya adalah antara tahun‭ ‬800-300‭ ‬SM. Ada beberapa petunjuk dalam kitab ini tentang siapa Yoel dan kapan ia berkarya.‭ ‬Ia berbicara tentang Yehuda,‭ ‬Yerusalem,‭ ‬dan Bait Allah.‭ ‬Ia tidak menyebut nama raja,‭ ‬tetapi ada rujukan terhadap para imam dan tua-tua.‭ ‬Tentara yang menyerang yang disebut dalam kitab ini sering dihubungkan dengan tentara Asyur,‭ ‬negara yang menaklukkan Israel‭ (‬kerajaan utara‭) ‬pada tahun‭ ‬721‭ ‬SM,‭ ‬atau Babel,‭ ‬yang mengalahkan Yehuda‭ (‬kerajaan selatan‭) ‬pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM dan menawan banyak pemimpinnya ke pembuangan.‭ ‬Sejumlah ahli berpendapat bahwa Yoel hidup dan berkarya di Yudea setelah umat kembali dari pembuangan dan membangun kembali Bait Allah pada‭ ‬515‭ ‬SM.‭ Susunan Kitab Meski dibagi ke dalam tiga pasal,‭ ‬kitab ini terdiri atas dua bagian utama.‭ ‬Yang pertama‭ (‬1:1-2:17‭) ‬bercerita tentang serangan hama belalang,‭ ‬serangan pasukan Tuhan yang tidak dapat dihentikan,‭ ‬juga mencakup perkataan Yoel yang menyuruh umat bertobat.‭ ‬Bagian kedua‭ (‬2:18-3:21‭) ‬melukiskan bagaimana Tuhan akan menyelamatkan umat Israel dan menjatuhkan hari penghakiman saat musuh-musuh Israel akan dibunuh. Ajakan Tuhan kepada Israel‭ (‬1:1-2:17‭) Berkat Tuhan dan hukuman atas bangsa-bangsa‭ (‬2:18-3:21‭) AMOS Isi‭ ‬Pokok Kitab kitab Amos Amos bukanlah seorang nabi‭ ‘‬profesional’yang menjadi anggota perkumpulan nabi‭ (‬1‭ ‬Sam‭ ‬19:18-24‭) ‬atau berkarya di istana raja‭ (‬1‭ ‬Taw‭ ‬21:9,‭ ‬25:5‭)‬.‭ ‬Sebaliknya,‭ ‬ia adalah seorang peternak domba‭ (‬1:1‭) ‬dan pemungut buah ara‭ (‬7:14‭) ‬di dekat kota kecil Tekoa yang terletak di selatan Yerusalem di kerajaan selatan‭ (‬Yehuda‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬Tuhan memilih Amos untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat dan para pemimpin kerajaan utara‭ (‬Israel‭)‬. Meskipun ada banyak nabi di Israel sebelum Amos‭ (‬1‭ ‬Sam‭ ‬9:9-13‭; ‬2‭ ‬Sam‭ ‬12‭)‬,‭ ‬nubuat-nubuat Amos diyakini sebagai yang pertama ditulis dalam sebuah kitab tersendiri. Maksud Penulisan Kitab Amos diutus untuk memberitahu umat Israel bahwa Tuhan akan menghukum mereka,‭ ‬sebab orang kaya dan penguasa negeri itu merampok kaum miskin dan memperlakukan mereka dengan tidak adil.‭ ‬Selain itu,‭ ‬banyak umat dan para imam menyembah ilah lain selain Tuhan di tempat-tempat ibadah yang didirikan raja-raja Israel.‭ ‬Amos menyampaikan firman Allah di Kota Betel‭ (‬7:10‭)‬,‭ ‬tempat Yerobeam I,‭ ‬raja Israel,‭ ‬dulu mendirikan mezbah berhala‭ (‬1‭ ‬Raj‭ ‬12:25-13:10‭)‬.‭ ‬Pemberitaan Amos juga berisi kata-kata penghukuman terhadap beberapa negeri tetangga Israel dan Yehuda. Latar Belakang Kitab Ayat pertama kitab ini mengatakan bahwa Amos bernubuat pada waktu Uzia menjadi raja Yehuda‭ (‬781-740‭ ‬SM‭) ‬dan Yerobeam II menjadi raja Israel‭ (‬786-746‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Jika gempa bumi yang disebut dalam ayat ini adalah gempa yang terjadi sekitar tahun‭ ‬760‭ ‬SM,‭ ‬dalam ayat ini adalah gempa yang terjadi sekitar tahun‭ ‬760‭ ‬SM,‭ ‬Amos mungkin bernubuat antara tahun‭ ‬762‭ ‬dan‭ ‬750‭ ‬SM.‭ ‬Yerobeam II memerintah Israel dalam suasana damai.‭ ‬Tanpa perlu mengkhawatirkan ancaman militer yang serius,‭ ‬Israel menjadi bangsa yang makmur.‭ ‬Banyak orang menjadi kaya,‭ ‬membangun rumah bagus‭ (‬3:15‭)‬,‭ ‬dan berpesta pora‭ (‬4:1‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬orang kaya tidak memakai kekayaan atau pengaruh mereka untuk menolong sesama.‭ ‬Sebaliknya,‭ ‬mereka semakin serakah.‭ ‬Mereka menipu orang jujur dan membebani orang miskin dengan pajak yang berat.‭ ‬Umat tetap melakukan perayaan-perayaan keagamaan,‭ ‬tetapi Tuhan mulai bosan dengan ibadat-ibadat mereka yang pura-pura.‭ ‬Tuhan menghendaki mereka memperlakukan sesama dengan adil dan setia hanya kepad Tuhan.‭ Susunan Kitab‭ Kitab Amos bisa dibagi menjadi dua bagian utama.‭ ‬Bagian pertama‭ (‬1:1-6:14‭) ‬merupakan berita tentang hukuman atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya.‭ ‬Bagian kedua‭ (‬7:1-9:15‭) ‬berisi penglihatan-penglihatan Amos tentang penghakiman Tuhan yang akan datang atas Israel dan juga menggambarkan sebuah masa depan saat Tuhan menolong Israel membangun kembali kerajaannya dan menjadi makmur‭ (‬9:11-15‭)‬. Hukuman atas Israel dan negeri-negeri sekitar‭ (‬1:1-6:14‭) Amos bernubuat tentang negeri-negeri sekitar‭ (‬1:1-2:5‭) Amos memberitahukan penghukuman Tuhan atas Israel‭ (‬2:6-6:14‭) Penglihatan-penglihatan tentang hukuman dan pemulihan Israel‭ (‬7:1-9:15‭) Penglihatan-penglihatan tentang hukuman‭ (‬7:1-9:10‭) Tuhan memulihkan Israel‭ (‬9:11-15‭) OBAJA Isi Pokok Kitab kitab Obaja Kitab Obaja adalah kitab tersingkat dalam Perjanjian Lama‭; ‬begitu singkatnya sampai tidak perlu dibagi menurut pasal.‭ ‬Obaja adalah nama yang umum di Israel kuno dan artinya‭ “‬penyembah Tuhan‭”‬.‭ ‬Pengetahuan kita tentang pribadi Obaja hanya berasal dari kitab ini,‭ ‬yang mungkin ditulis sesudah serangan Babel ke Yerusalem‭ (‬587‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Kitab nabi-nabi lain,‭ ‬seperti Yesaya dan Yeremia,‭ ‬berbicara tentang dosa-dosa banyak bangsa‭ (‬Yes‭ ‬13:15-21‭; ‬Yer‭ ‬46-51‭)‬.‭ ‬Kitab Obaja berbicara tentang dosa-dosa satu bangsa saja.‭ ‬Bangsa itu adalah Edom,‭ ‬yang berbatasan dengan negeri Yehuda di sebelah selatan,‭ ‬dekat Laut Mati. Maksud Penulisan Kitab Obaja menyalahkan bangsa Edom,‭ ‬keturunan Esau‭ (‬ayat‭ ‬9‭) ‬sebab mereka memperlakukan Israel,‭ ‬keturunan Yakub,‭ ‬saudara kandung Esau,‭ ‬dengan sewenang-wenang‭ (‬ayat‭ ‬10,‭ ‬12‭)‬.‭ ‬Lebih dari itu,‭ ‬Obaja berbicara keras menentang kesombongan Edom.‭ ‬Kendati Edom hanyalah sebuah bangsa kecil,‭ ‬bangsa ini yakin bahwa tidak ada musuh yang bisa menghancurkan kota-kota benteng mereka yang dibangun tinggi di atas gunung batu.‭ ‬Namun,‭ ‬Obaja menyatakan bahwa tidak ada bangsa yang memberontak melawan Allah,‭ ‬termasuk Edom,‭ ‬bisa luput dari hukuman Allah.‭ ‬Nubuat Obaja juga menggambarkan kemenangan umat Tuhan di masa depan‭; ‬mereka akan merebut dan memerintah banyak wilayah di sekitarnya,‭ ‬termasuk Edom‭ (‬ayat‭ ‬21‭)‬. Latar Belakang Kitab Kitab Obaja adalah bagian dari kisah kepahitan yang berlangsung lama antara dua keluarga:‭ ‬keluarga Yakub‭ (‬nenek moyang orang Israel‭) ‬dan keluarga Esau‭ (‬nenek moyang orang Edom‭)‬.‭ ‬Ratusan tahun sebelum zaman Obaja,‭ ‬Yakub menipu Esau,‭ ‬saudaranya,‭ ‬soal hal kesulungan.‭ ‬Esau membenci Yakub namun kemudian mengampuninya‭ (‬Kej‭ ‬33:1-16‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬persoalan antara keturunan Yakub dan Esau dimulai lagi di zaman Musa‭ (‬Bil‭ ‬20:14-21‭) ‬lalu berlanjut di zaman Raja Daud ketika Edom ditaklukkan Israel‭ (‬2‭ ‬Sam‭ ‬8:13-14‭); ‬dan di zaman Raja Ahas‭ (‬736-716‭ ‬SM‭) ‬ketika orang Edom memperoleh kembali kemerdekaannya dari Yehuda.‭ ‬Persoalan Israel dengan Edom juga disinggung dalam tulisan nabi-nabi lain. Kitab Obaja tidak mencantumkan waktu atau nama tokoh tertentu yang dapat menjadi petunjuk tentang zamannya.‭ ‬Namun,‭ ‬serangan ke Yerusalem yang disinggung dalam ayat‭ ‬11‭ ‬amat mungkin adalah serangan Babel yang berlangsung pada tahun‭ ‬587‭ ‬atau‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Orang Edom tidak melakukan apa-apa untuk menolong Yehuda,‭ ‬tetapi hanya menonton dan bergembira atas kemenangan musuh.‭ ‬Orang Edom bahkan bergerak ke utara,‭ ‬ke Yehuda selatan untuk merampas tanah dan harta benda mereka kepada orang Babel‭ (‬ayat‭ ‬14‭)‬.‭ ‬Obaja menyatakan,‭ ‬tidak ada pertahanan fisik atau perjanjian dengan sekutu yang bisa melindungi Edom dari hukuman Allah yang akan datang.‭ ‬Suatu hari kelak,‭ ‬Edom akan dihancurkan‭ (‬ayat‭ ‬9,‭ ‬15,‭ ‬18‭) ‬dan Israel akan merebut tanah Edom‭ (‬ayat‭ ‬19‭)‬.‭ ‬Pada abad ke-4‭ ‬SM,‭ ‬tanah Edom diambil alih orang Nabatea,‭ ‬orang Arab yang tinggal di barat laut Gurun Arab. Susunan Kitab Kitab yang singkat ini dapat dibagi menjadi dua bagian utama: Hukuman Allah atas Edom dan bangsa-bangsa‭ (‬1-16‭) Ekspansi dan kemenangan Israel‭ (‬17-21‭) YUNUS Isi Pokok Kitab Semua kitab nabi lainnya berisi banyak nubuat dari nabi yang namanya menjadi nama kitab tersebut.‭ ‬Namun,‭ ‬kitab Yunus hanya berisi satu nubuat‭ (‬3:4‭)‬.‭ ‬Beberapa kitab nabi juga berisi informasi historis tentang nabi yang bersangkutan,‭ ‬tetapi kitab Yunus lebih berupa cerita dari awal hingga akhir. Maksud Penulisan Isi pemberitaan kitab Yunus menentang pandangan picik yang sering dianut umat Israel selama atau sesudah masa pembuangan di Babel‭ (‬597-539‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Pembuangan itu dipandang sebagai hukuman,‭ ‬sebab umat telah berpaling dari Tuhan.‭ ‬Sesudah pembuangan,‭ ‬Israel bergumul bagaimana menjaga jati jidi mereka sebagai umat pilihan Allah.‭ ‬Sebagian orang yakin bahwa cara terbaik untuk itu adalah dengan memisahkan diri dari bangsa-bangsa lain.‭ ‬Itu menimbulkan kesombongan dan sikap tidak toleran terhadap orang-orang yang bukan Yahudi.‭ ‬Banyak orang lupa bahwa Allah telah memilih umat Israel untuk menjadi berkat bagi semua orang di bumi‭ (‬Kej‭ ‬12:3‭) ‬dan terang bagi bangsa-bangsa lain‭ (‬Yes‭ ‬49:6‭)‬.‭ ‬Kitab Yunus melawan sikap ini dengan menunjukkan kepada umat betapa bodohnya terus-menerus membatasi Allah untuk diri sendiri,‭ ‬sebab Allah adalah Allah semua orang.‭ ‬Allah bisa menunjukkan belas kasihan kepada siapa saja,‭ ‬termasuk musuh. Latar Belakang Kitab Asyur adalah sebuah kekuatan agresif dan destruktif di Timur Dekat kuno.‭ ‬Ketika ia menaklukkan bangsa-bangsa lain,‭ ‬keluarga-keluarga sering dipisahkan dan dikirim ke daerah berbeda-beda.‭ ‬Sebagai akibatnya,‭ ‬Asyur dibenci banyak bangsa di dunia kuno,‭ ‬terutama umat Israel yang telah dikalahkan Asyur tahun‭ ‬722‭ ‬SM.‭ ‬Kesepuluh suku Israel yang dibuang dari daerah mereka masing-masing,‭ ‬seluruhnya dimusnahkan,‭ ‬dan tidak pernah terdengar lagi.‭ ‬Dengan mengutus Yunus ke Niniwe,‭ ‬ibu kota Asyur,‭ ‬kasih dan kemurahan hati Allah yang mengampuni musuh yang paling dibenci Israel mungkin mencerminkan sikap serupa dalam diri orang Israel pada umumnya.‭ ‬Israel berusaha membentengi hubungan istimewa mereka dengan Allah dan tidak rela hubungan itu diperluas kepada bangsa-bangsa lain,‭ ‬terutama mereka yang jelas menjadi musuh Allah dan umat Allah. Susunan Kitab Yunus berusaha lari dari Tuhan‭ (‬1:1-16‭) Tuhan menyelamatkan Yunus‭ (‬1:17-2:10‭) Yunus di Niniwe‭ (‬3:1-4:11‭) MIKHA Isi pokok kitab‭ Dalam bahasa Ibrani,‭ ‬Mikha berarti‭ “‬siapakah seperti Tuhan‭”‬.‭ ‬Ungkapan ini lebih merupakan sebuah seruan daripada sebuah pertanyaan,‭ ‬sebab dalam kitab ini Nabi Mikha menyatakan bahwa tidak ada yang lebih berkuasa daripada Tuhan Allah.‭ ‬Allah menghukum pemimpin-pemimpin dunia dan bangsa-bangsa yang menentang Allah dan mengabaikan kepedulian Allah terhadap keadilan.‭ ‬Namun,‭ ‬Ia juga menyelamatkan orang yang mengakui dosanya dan kembali kepada-Nya‭ (‬7:9,‭ ‬18:19‭)‬. Bagi Mikha,‭ ‬latar belakangnya yang berasal dari kota kecil tidak menjadi masalah.‭ ‬Ia tetap berani mengkritik para pemimpin di ibu kota Israel dan Yehuda.‭ ‬Keberanian Mikha yang begitu besar masih diingat orang lebih dari seratus tahun kemudian pada masa Nabi Yeremia‭ (‬Yer‭ ‬26:18‭)‬. Mikha‭ ‬5:1-4‭ ‬menjadi ayat penting bagi umat Kristiani.‭ ‬Ayat itu bercerita tentang seorang gembala dari Betlehem yang akan menjadi domba-dombanya dan membawa damai bagi dunia.‭ ‬Bagi penulis Injil Matius,‭ “‬gembala‭” ‬ini adalah Yesus dari Nazareth.‭ (‬Mat‭ ‬2:1-6‭) Maksud Penulisan Kitab Tuhan Allah telah membuat perjanjian dengan nenek moyang umat Israel:‭ ‬Abraham dan Yakub,‭ ‬dan Musa.‭ ‬Allah berjanji memberkati Israel dengan tanah dan banyak keturunan,‭ ‬jika mereka menyembah Allah saja dan mematuhi hukum-Nya.‭ ‬Mikha mengatakan bahwa banyak umat Allah telah mengabaikan hukum Allah dan terancam kehilangan janji-janji-Nya.‭ ‬Berita kitab ini terutama ditujukan untuk Samaria,‭ ‬ibu kota kerajaan utara‭ (‬Israel‭)‬,‭ ‬dan untuk Yerusalem,‭ ‬ibu kota kerajaan selatan‭ (‬Yehuda‭)‬.‭ ‬Bukannya beribadat dan taat kepada Tuhan,‭ ‬para pemimpin dan penduduk kedua kota itu malah menyembah ilah-ilah lain.‭ ‬Mereka juga menipu dan merampok orang miskin.‭ ‬Karena itu,‭ ‬Tuhan akan menghukum Israel dan Yehuda. Namun,‭ ‬Mikha juga menubuatkan bahwa kelak Allah akan menyelamatkan umat-Nya.‭ ‬Allah akan memimpin mereka pulang agar mereka kembali dapat beribadah di Yerusalem‭ (‬4:1-13‭) ‬dan memilih seorang pemimpin yang akan menjaga umat layaknya seorang gembala dan memberi mereka keamanan‭ (‬5:1-4‭)‬.‭ ‬Mikha dan Yesaya sama-sama memiliki pengharapan bahwa kelak hukum Tuhan akan dipatuhi semua bangsa,‭ ‬dan semua senjata perang akan dibuat kembali menjadi bajak dan pisau pemangkas.‭ ‬Meski umat Allah telah menderita di tangan bangsa-bangsa seperti Asyur‭ (‬5:4-5‭) ‬dan Babel‭ (‬7‭;‬12‭)‬,‭ ‬Tuhan akan mengampuni Israel dan memperbaharui janji-janji yang dibuat-Nya dengan nenek moyang mereka‭ (‬7:18-20‭)‬. Latar Belakang Kitab Mikha berasal dari sebuah kota kecil di Moresyet yang barangkali terletak sekita‭ ‬38‭ ‬km di selatan Yerusalem.‭ ‬Menurut‭ ‬1:1,‭ ‬Mikha bernubuat semasa Yotam‭ (‬740-736‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬Ahas‭ (‬736-716‭ ‬SM‭) ‬dan Hizkia‭ (‬716-687‭) ‬memerintah di Yehuda.‭ ‬Ia mengkritik para pemimpin Samaria dan Yerusalem dengan mengulangi peringatan-peringatan yang disampaikan nabi-nabi sebelumnya,‭ ‬yakni Amos dan Hosea.‭ ‬Para pemimpin dan penduduk memperlakukan orang miskin dengan tidak adil‭ (‬1:2-7‭)‬.‭ ‬Peringatan-peringatan itu digenapi tahun‭ ‬722-721‭ ‬SM ketika Asyur menyerang Israel dan menaklukkan Samaria.‭ ‬Banyak penduduk Israel dari kerajaan utara dipaksa meninggalkan negeri mereka dan tinggal di bagian-bagian lain dari kerajaan Asyur. Mikha memperingatkan para pemimpin Yerusalem bahwa mereka akan menerima hukuman yang sama,‭ ‬sebab mereka melakukan sebagian dari kejahatan yang sama‭ (‬1:8-2:11,‭ ‬3:8-12‭)‬.‭ ‬Tahun‭ ‬701‭ ‬SM,‭ ‬orang Asyur melewati kampung halaman Mikha untuk menghancurkan kota-kota di Yehuda.‭ ‬Yerusalem dikepung namun gagal dihancurkan,‭ ‬karena Hizkia meminta pertolongan Allah‭ (‬2‭ ‬Raj‭ ‬18:13-19:37‭)‬.‭ ‬Tahun‭ ‬586‭ ‬SM,‭ ‬Babel,‭ ‬musuh lainnya,‭ ‬merebut Yerusalem dan banyak warga terkemuka ditawan ke pembuangan di Babel‭ (‬2‭ ‬Raj‭ ‬25:1-21‭)‬. Namun,‭ ‬kehancuran Samaria dan Yerusalem bukan kata akhir dari Allah.‭ ‬Walaupun Allah bertindak sebagai hakim,‭ ‬Ia tetap peduli kepada umat-Nya.‭ ‬Kelak mereka akan kembali ke Yerusalem dan menyembah Tuhan di Bait Suci.‭ ‬Seorang pemimpin baru akan memimpin umat Allah layaknya seorang gembala yang setia dan memulai suatu masa damai.‭ ‬Tahun‭ ‬539‭ ‬SM,‭ ‬orang Persia menaklukkan Babel dan membolehkan orang-orang Yehuda pulang untuk membangun kembali Yerusalem dan Bait Suci.‭ ‬Bait Suci yang baru itu ditahbiskan tahun‭ ‬515‭ ‬SM.‭ ‬Kata-kata pengharapan dari MIkha mengulangi janji-janji besar sejumlah nabi Israel.‭ (‬Yes‭ ‬45:1-13,‭ ‬52:1-12,‭ ‬59:9-21‭; ‬Yer‭ ‬46:27-28‭; ‬Yeh‭ ‬37‭; ‬Za‭ ‬9:9-17‭)‬. Susunan Kitab Nubuat-nubuat dalam kitab Mikha berisi bencana dan harapan.‭ ‬Penafsir menunjukkan banyak kesamaan antara nubuat Mikha dan Yesaya.‭ ‬Kesamaan ini membuat sebagian orang menyimpulkan bahwa bentuk akhir kitab Mikha adalah hasil karya editor kemudian,‭ ‬meskipun ini juga tidak pasti.‭ Garis besar kitab Mikha adalah sebagai berikut: Berita hukuman atas Israel dan Yehuda‭ (‬1:1-3:12‭) Berita harapan untuk umat Allah‭ (‬4:1-5:15‭) Tuhan menggugat umat Israel ke pengadilan karena dosa mereka‭ (‬6:1-7:7‭) Tuhan mengampuni orang-orang yang mengakui dosanya‭ (‬7:8-20‭) NAHUM Isi‭ ‬Pokok Surat Nahum Hanya sedikit yang bisa kita ketahui tentang Nabi Nahum.‭ ‬Bahkan Elkosh‭ (‬1:1‭)‬,‭ ‬kampung halamannya,‭ ‬tidak jelas ada di mana.‭ ‬Mungkin ada di suatu tempat di Yehuda.‭ ‬Dalam bahasa Ibrani,‭ ‬Nahum berarti‭ “‬penghiburan‭”‬.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬Nabi Nahum menyampaikan berita hukuman yang keras kepada bangsa Asyur‭; ‬tidak ada penghiburan.‭ ‬Berita Nahun yang keras tentang hukuman atas Niniwe,‭ ‬ibu kota Asyur,‭ ‬sering dibandingkan dan dipertentangkan dengan pesan kitab Yunus yang bercerita tentang penduduk Niniwe yang bertobat dan kemudian diampuni Allah. Maksud Penulisan Kitab Nabi Nahum menubuatkan kejatuhan kerajaan Asyur dan Niniwe,‭ ‬ibu kotanya.‭ ‬Asyur yang berkuasa telah membuat sejumlah bangsa lain menderita,‭ ‬termasuk umat Israel.‭ ‬Asyur memang telah menyerang dan mengalahkan Kerajaan Utara‭ (‬Israel‭) ‬pada tahun‭ ‬722‭ ‬SM,‭ ‬serta menawan banyak penduduknya ke pembuangan.‭ ‬Selama seratus tahun berikutnya,‭ ‬Asyur terus menjadi ancaman bagi Kerajaan Selatan‭ (‬Yehuda‭)‬.‭ ‬Namun Nahum menenangkan penduduk Yehuda bahwa Allah segera akan membebaskan mereka dari‭ “‬belenggu-belenggu‭” ‬Asyur‭ (‬1:13‭)‬,‭ ‬sehingga mereka sekali lagi bisa menikmati damai dan merayakan hari-hari keagamaan mareka‭ (‬1:15‭)‬.‭ ‬Tuhan adalah‭ “‬tempat pengungsian pada waktu kesusahan‭’ (‬1:7‭)‬.‭ ‬Kitab Nahum tentang malapetaka untuk Asyur menghibur bangsa-bangsa yang diancam dan dirugikan oleh Asyur.‭ ‬Itu mengulangi sebuah tema umum dalam pesan nabi-nabi Israel:‭ ‬Tuhan peduli pada keadilan dan akan menghukum bangsa-bangsa atau orang-orang yang memakai kuasa mereka untuk menganiaya orang lain. Latar Belakang Kitab‭ Tahun‭ ‬853‭ ‬SM,‭ ‬di Qarqar,‭ ‬Asyur menyerang dan menang atas sekelompok bangsa yang bersekutu,‭ ‬termasuk juga Kerajaan Utara‭ (‬Israel‭)‬.‭ ‬Selama dua ratus tahun berikutnya,‭ ‬Asyur merupakan kekuatan paling tangguh di Timur Dekat kuno.‭ ‬Asyur menaklukkan banyak bangsa,‭ ‬termasuk Israel dan Yehuda,‭ ‬dan membebani mereka dengan pajak yang berat. Para ahli tidak dapat memastikan kapan tepatnya Nabi Nahum hidup dan bernubuat,‭ ‬tetapi diperkirakan sesudah tahun‭ ‬663‭ ‬SM ketika Asyur mengalahkan Tebe,‭ ‬kota di Mesir‭ (‬3:8-10‭)‬,‭ ‬dan sebelum tahun‭ ‬612‭ ‬SM ketika NIniwe,‭ ‬ibu kota Asyur,‭ ‬dihancurkan oleh sekelompok bangsa,‭ ‬antara lain Babel dan Media.‭ ‬Nubuat Nahum kemungkinan besar berasal dari zaman Yosia,‭ ‬raja Yehuda‭ (‬640-609‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Hal ini berarti Nahum hidup dan bernubuat bersamaan dengan Nabi Zefanya dan Yeremia yang masih muda. Susunan Kitab Kitab Nahum dapat dibagi menjadi dua bagian utama.‭ ‬Yang pertama adalah sebuah mazmur yang menggambarkan kuasa Tuhan Allah dan bagaimana Tuhan akan melepaskan Yehuda dari belenggu-belenggu pengaruh Asyur.‭ ‬Bagian kedua dari kitab itu berisi nubuat-nubuat tentang kejatuhan Niniwe,‭ ‬ibu kota Asyur. Pengharapan untuk Yehuda:‭ ‬Tuhan akan menghentikan kuasa Asyur‭ (‬1:1-15‭) Kata-kata keras Nahum tentang hukuman atas Niniwe‭ (‬2:1-3:19‭) HABAKUK Isi Pokok Kitab‭ Kitab singkat ini berisi percakapan yang berisi banyak doa antara Nabi Habakuk dengan Tuhan Allah.‭ ‬Habakuk tidak takut mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting kepada Allah tentang peristiwa-peristiwa yang tidak dipahaminya.‭ ‬Ia terutama terganggu karena Allah mau memakai orang Babel yang kejam untuk menghukum orang Yehuda.‭ ‬Komentar-komentar terhadap kitab Habakuk ditemukan di antara naskah-naskah Laut Mati,‭ ‬yang ditulis pada abad-abad sebelum Kristus.‭ ‬Para penulis PB,‭ ‬seperti Rasul Paulus‭ (‬Rm‭ ‬1:17,‭ ‬Gal‭ ‬3:11‭) ‬dan penulis kitab Ibrani‭ (‬10:38‭)‬,‭ ‬mengutip Hab‭ ‬2:4. Maksud Penulisan Kitab‭ Habakuk mengeluh bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda.‭ ‬Habakuk menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel.‭ ‬Bagi Habakuk,‭ ‬jalan keluar ini lebih buruk daripada kejahatan Yehuda,‭ ‬sebab perilaku orang Babel lebih buruk dibandingkan dengan perilaku orang Yehuda dan para pemimpinnya‭! Kitab Habakuk adalah contoh yang baik bagaimana doa orang yang beriman dapat beisi pengaduan sekaligus pujian,‭ ‬mempertanyakan sekaligus percaya.‭ ‬Orang Babel boleh saja menghukum Yehuda,‭ ‬namun Babel akhirnya akan jatuh,‭ ‬sebab para pemimipnnya mendewakan kekuatan mereka sendiri‭ (‬1:11‭)‬.‭ ‬Bukan orang sombong yang diterima Tuhan,‭ ‬tetapi orang yang hidup oleh iman‭ (‬2:4‭)‬.‭ ‬Iman akan diuji melalui saat-saat sulit,‭ ‬namun Habakuk menunjukkan pentingnya terus memuji Allah,‭ ‬satu-satunya sumber kekuatan yang sejati dan satu-satunya penyelamat‭ (‬3:17-19‭)‬. Latar Belakang Kitab Kita dapat mengetahui tentang Habakuk hanya dari kitab Habakuk sendiri.‭ ‬Ia menyebut dirinya nabi,‭ ‬orang yang berbicara atas nama Allah.‭ ‬Beberapa tradisi kuno mengatakan bahwa Habakuk juga adalah seorang imam yang melayani di‭ ‬Bait Suci Yerusalem.‭ ‬Istilah-istilah tertentu atau petunjuk tertentu‭ (‬seperti‭ “‬dengan permainan kecapi‭”‬,‭ ‬3:19‭) ‬mendorong banyak penafsir menyimpulkan bahwa doa dalam pasal‭ ‬3‭ ‬adalah doa yang dipakai dalam ibadah Israel. Habakuk berbicara tentang zamam yang penuh dengan kekerasan,‭ ‬ketidakadilan yang parah dan ketiadaan hukum di antara umat Allah‭ (‬1:2-4‭)‬.‭ ‬Situasi ini sering terjadi dalam sejarah Israel,‭ ‬namun ungkapan‭ “‬membangkitkan orang Kasdim‭” (‬1:6‭) ‬tampaknya menjadi petunjuk bahwa Habakuk menulis kitab itu segera sebelum atau sesudah tahun‭ ‬600‭ ‬SM.‭ ‬Pada masa itulah Babel menjadi kerajaan paling kuat di Timur Dekat kuno.‭ ‬Tahun‭ ‬612‭ ‬SM mereka menaklukkan Niniwe,‭ ‬kota Asyur,‭ ‬sebelum mengalahkan Mesir pada pertempuran di Karkemis tahun‭ ‬605‭ ‬SM.‭ ‬Yoyakim,‭ ‬raja Yehuda,‭ ‬memaksa rakyatnya sendiri membayar pajak yang berat.‭ ‬Uang pajak itu kebanyakan mengalir ke perbendaharaan raja Babel,‭ ‬agar ia tidak menyerang Yehuda.‭ ‬Akhirnya,‭ ‬Yoyakim memberontak terhadap Babel tahun‭ ‬602‭ ‬SM.‭ ‬Tahun‭ ‬598‭ ‬SM Babel menyerang Yehuda dan mengepung Yeruselam.‭ ‬Yoyakim menghilang dan Yoyakin,‭ ‬raja baru,‭ ‬ditawan ke Babel‭ (‬2‭ ‬Raj‭ ‬24:1-12‭)‬.‭ ‬Sebelas tahun kemudian,‭ ‬Babel merebut dan menghancurkan kota Yerusalem dan Bait Suci,‭ ‬karena sebuah pemberontakan lain.‭ ‬Kitab Habakuk mungkin dipakai untuk ibadah di Bait Suci sebelum dihancurkan tahun‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Dalam tradisi Yahudi,‭ ‬pasal‭ ‬3‭ ‬kitab Habakuk adalah salah satu bacaan pada hari kedua Pesta Panen,‭ ‬yang telah menjadi perayaan untuk memperingati pemberitaan hukum Taurat di Gunung Sinai. Susunan Kitab Kitab Habakuk terdiri atas dua bagian utama.‭ ‬Bagian pertama‭ (‬1:1-2:20‭) ‬berisi dua percakapan antara Habakuk dan Allah.‭ ‬Bagian kedua‭ (‬3:1-19‭) ‬berisi doa atau nyanyian Habakuk untuk memuji Allah karena menolong umat Israel pada masa lalu.‭ ‬Nabi mengungkapkan imannya pada Allah,‭ ‬kendati ia dan umat sedang menghadapi masa-masa sulit. Percakapan Habakuk dengan Allah‭ (‬1:1-2:20‭) Doa pujian dan iman Habakuk‭ (‬3:1-19‭) ZEFANYA Isi Pokok Surat Zefanya Dalam bahasa Ibrani,‭ ‬nama Zefanya mungkin berarti‭ “‬Tuhan telah bersembunyi‭” ‬atau‭ “‬Penjaga/Pengintai bagi Tuhan‭” ‬atau‭ “‬Tuhan melindungi‭”‬.‭ ‬Dia satu-satunya nabi yang silsilah keluarganya disebutkan hingga empat generasi‭ (‬1:1‭)‬.‭ ‬Sebagai buyut Hizkia,‭ ‬raja Yehuda‭ (‬716-687‭ ‬SM‭)‬,‭ ‬Zefanya mungkin berasal dari keluarga berada dan terpandang.‭ ‬Ia amat mengenal kebiasaan dan politik istana di Yerusalem.‭ ‬Mungkin ia juga mengenal Nabi Nahum dan Yeremia yang kurang lebih sezaman dengannya. Maksud Penulisan Kitab Ada dua pesan inti kitab Zefanya.‭ ‬Pertama,‭ ‬memberitahukan hari Tuhan akan segera tiba.‭ ‬Penduduk Yehuda percaya,‭ ‬suatu hari kelak Tuhan akan menjadikan mereka berkuasa dan menghancurkan musuh-musuh mereka.‭ ‬Namun,‭ ‬Zefanya memberitahukan bahwa ketika hari Tuhan tiba,‭ ‬Tuhan akan menghukum semua yang tidak taat kepada-Nya,‭ ‬termasuk Yehuda dan bangsa-bangsa lain.‭ ‬Zefanya menggambarkan bagaimana rakyat dan para pemimpin sudah tidak taat kepada Tuhan:‭ ‬banyak orang menyembah berhala‭ (‬1:5‭)‬,‭ ‬raja dan para pemimpin mengikuti tata cara orang asing‭ (‬1:8‭) ‬dan menyalahgunakan kekuassaan mereka‭ (‬1:9,‭ ‬3:3‭)‬,‭ ‬nabi-nabi palsu mengatakan umat tidak perlu mengkhawatirakn tuntutan Tuhan sebab Tuhan tidak peduli‭ (‬1:12‭)‬,‭ ‬para imam menajiskan Bait Allah dan memutarbalikkan hukum Taurat‭ (‬3:4‭)‬.‭ ‬Zefanya menyuruh umat merendahkan diri,‭ ‬taat kepada Tuhan,‭ ‬dan menyembah Allah saja‭ (‬2:3,‭ ‬3:12‭)‬.‭ ‬Kalau semua itu dilakukan,‭ ‬mereka masih bisa terhindar dari hukuman mengerikan yang akan menghancurkan mereka‭ (‬2:4-15‭)‬. Namun,‭ ‬ada pesan kedua dari kitab Zefanya.‭ ‬Tuhan juga ingin membentuk umat baru yang akan‭ ‘‬hidup benar‭ (‬3:13‭) ‬dan bersukacita dalam perayaan keagamaan mereka‭ (‬3:14‭)‬,‭ ‬sebab Tuhan telah memberi mereka kemenangan dan memulihkan mereka dengan kasih-Nya‭ (‬3:15-17‭)‬.‭ ‬Tuhan akan membawa pulang ke Yehuda mereka yang tercerai-berai atau terbuang karena perang.‭ ‬Mereka sekali lagi akan menyembah Tuhan di Yerusalem dan bangsa-bangsa lain akan melihat betapa diberkatinya mereka oleh Tuhan‭ (‬3:18-20‭)‬. Latar Belakang Kitab Zefanya mungkin bernubuat menjelang pemerintahan Raja Yosia‭ (‬640-609‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Rakyat Yehuda amat dipengaruhi Asyur yang berkuasa selama pemerintahan Manasye‭ (‬687-642‭ ‬SM‭) ‬dan Amon‭ (‬642-640‭ ‬SM‭)‬.‭ ‬Tampaknya kedua raja ini dan raja Yehuda yang lain mengikuti kebiasaan-kebiasaan dan mengenakan pakaian seperti orang Asyur‭ (‬1:8‭)‬.‭ ‬Rakyat dibolehkan menyembah bintang-bintang dan dewa-dewa asing,‭ ‬seperti Baal dan Milkom‭ (‬1:4-5‭)‬.‭ ‬Pesan Zefanya jelas:‭ ‬Yehuda dan para pemimpinnya harus membarui diri dan berbalik kepada Tuhan.‭ ‬Berita ini juga yang kemudian disampaikan Raja Yosia kepada umat tahun‭ ‬621‭ ‬SM,‭ ‬sesudah kitab Taurat ditemukan di dalam Bait Suci Yerusalem‭ (‬2Raj‭ ‬22-23‭)‬.‭ ‬Yosua menyingkirkan dewa-dewa asing dari Bait Allah dan mendorong umat untuk hidup sesuai dengan hukum yang diberikan Musa kepada mereka.‭ ‬Namun,‭ ‬Yosia dibunuh oleh orang Mesir dalam pertempuran di Megido tahun‭ ‬609‭ ‬SM dan para pemimpin Yerusalem kembali ke cara-cara hidup mereka yang jahat.‭ Mungkin sebagain nubuat Zefanya terhadap Yerusalem terjadi sesudah Yosia berupaya mereformasi Yerusalem dan para pemimpinnya.‭ ‬Sesudah Yosia,‭ ‬tokoh reformasi itu,‭ ‬wafat,‭ ‬Zefanya melaporkan bahwa orang-orang ingin berbuat dosa lagi‭ (‬3:7‭)‬.‭ ‬Akhirnya,‭ ‬peringatan-peringatan Zefanya tentang hari penghakiman menjadi kenyataan ketika orang Babel menawan dan menghancurkan Yerusalem tahun‭ ‬587‭ ‬atau‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Setelah hampir‭ ‬50‭ ‬tahun,‭ ‬barulah orang-orang yang ditawan ke Babel diperbolehkan pulang ke Yehuda dan mulai membangun kembali Yerusalem dan Bait Suci,‭ ‬zaman yang penuh harapan yang tampaknya digambarkan dalam‭ ‬3:18-20. Susunan Kitab Ada tiga bagian utama kitab Zefanya.‭ ‬Dua bagian pertama berfokus pada hukuman Allah.‭ ‬Bagian terakhir berbicara tentang zaman sukacita sesudah hari penghakiman berlalu. Hari penghakiman atas Yehuda‭ (‬1:1-2:3‭) Hari penghukuman atas semua orang‭ (‬2:4-3:13‭) Hari sukacita dijanjikan‭ (‬3:14-20‭) HAGAI Isi Pokok Kitab‭ Hagai adalah nabi pertama yang diutus Allah kepada orang yahudi sesudah mereka kembali ke Yehuda dari pembuangan di Babel.‭ ‬Bahasa Hagai jelas dan langsung,‭ ‬tidak puitis seperti kebanyakan nabi.‭ ‬Kendati nama Hagai berarti‭ “‬meriah‭”‬,‭ ‬pesannya tetap serius. Maksud Penulisan Kitab ini mencatat upaya Hagai yang tidak kenal lelah mendorong penduduk Yehuda membangun kembali Bait Suci di Yerusalem.‭ ‬Hagai mengatakan bahwa umat mengalami masa-masa sulit,‭ ‬sebab umat berhenti mengerjakan pembangunan Bait Suci‭ (‬1:6-11‭)‬.‭ ‬Jika mereka mulai bekerja lagi dan membangun kembali Bait Suci,‭ ‬Allah sekali lagi akan memenuhi Bait-Nya dengan kemuliaan dan memberkati umat dengan damai sejahtera‭ (‬2:7-9‭)‬.‭ ‬Hagai juga menubuatkan bahwa Zerubabel,‭ ‬gubernur Yehuda,‭ ‬akan berkuasa dalam kerajaan yang dipulihkan‭ (‬2:21-23‭)‬.‭ ‬Janji-janji ini sungguh bermakna terutama bagi orang Yahudi yang sudah melewati masa pembuangan di Babel dan kini berada di bawah kekuasaan Persia. Latar Belakang Kitab‭ Tahun‭ ‬538‭ ‬SM,‭ ‬Raja Koresh mengizinkan orang-orang Yahudi yang telah ditawan di Babel selama‭ ‬70‭ ‬tahun pulang ke Yerusalem‭ (‬Ezr‭ ‬1:2-4‭)‬.‭ ‬Sekitar‭ ‬40‭ ‬ribu orang kembali bersama Gubernur Zerubabel dan Imam Besar Yosua.‭ ‬Mereka mulai membangun kembali Yerusalem serta Bait Sucinya yang telah dihancurkan tahun‭ ‬587‭ ‬SM.‭ ‬Fondasi Bait Suci langsung diletakkan.‭ ‬Namun,‭ ‬sekelompok orang sekitarnya menentang pembanguan tersebut dan merecoki pembangunannya sebab mereka tidak ingin penduduk Yehuda menjadi bangsa yang kuat kembali‭ (‬Ezr‭ ‬3:1-4:23‭)‬.‭ ‬Lima belas tahun kemudian,‭ ‬tidak ada kemajuan dengan pembangunan Bait Suci. Tahun‭ ‬522‭ ‬SM,‭ ‬Darius,‭ ‬raja Persia berikutnya,‭ ‬mendorong orang-orang Yahudi supaya memulai lagi pembangunan‭ (‬Ezr‭ ‬4:24‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬umat mengeluh bahwa mereka tidak bisa meneruskan pembangunan,‭ ‬sebab panen tidak cukup,‭ ‬makanan sedikit,‭ ‬dan uang kurang‭ (‬1:1-6‭)‬.‭ ‬Tahun‭ ‬520‭ ‬SM,‭ ‬Nabi Hagai memperingatkan umat bahwa waktu telah habis.‭ ‬Umat Allah telah cukup lama menunda pembangunan kembali Bait Suci.‭ ‬Hagai dan Nabi Zakharia‭ (‬ezr‭ ‬5:1-2‭) ‬menantang dan mendorong umat menyelesaikan pembangunan kembali Bait Suci yang dibangun kembali itu akhirnya diresmikan‭ (‬Ezr‭ ‬6:13-15‭)‬.‭ ‬Para ahli tidak dapat memastikan apakah Hagai masih hidup dan sempat melihat Bait Suci itu ketika selesai dibangun kembali.‭ Bagaimana susunannya‭? Kitab Hagai dapat dibagi menjadi dua bagian: Ajakan untuk membangun kembali Bait Suci‭ (‬1:1-15‭) Tuhan akan memberkati Yehuda dan Zerubabel,‭ ‬pemimpinnya‭ (‬2:1-23‭) ZAKHARIA Isi Pokok Surat Kitab Zakharia terdiri atas beberapa jenis sastra yang biasanya terdapat dalam kitab-kitab nabi,‭ ‬antara lain penglihatan,‭ ‬perkataan nabi‭ (‬orakel‭)‬,‭ ‬dan tulisan apokaliptik.‭ ‬Tulisan-tulisan apokaliptik sering berfokus para‭ “‬akhir zaman‭”‬,‭ ‬yakni ketika Allah mengalahkan kejahatan dan menghadirkan ciptaan baru.‭ ‬Jenis tulisan ini umumnya berisi penglihatan dan gambaran simbolis berupa hewan,‭ ‬malaikat,‭ ‬roh jahat,‭ ‬dan angka.‭ ‬Tulisan-tulisan itu sering dimaksudkan untuk menghibur umat yang sedang mengalami penindasan.‭ ‬Mereka dihibur dengan janji kemenangan akhir atas‭ “‬musuh-musuh‭”‬.‭ Para penulis kitab-kitab Injil mengutip kitab Zakharia secara langsung‭ (‬Mat‭ ‬21:5,‭ ‬Mrk‭ ‬14:27,‭ ‬Yoh‭ ‬12:15‭) ‬ataupun tidak langsung‭ (‬bandingkan Mat‭ ‬26:15‭ ‬dan Za‭ ‬11:12‭; ‬Mat‭ ‬26:28‭ ‬dan Za‭ ‬9:11‭)‬.‭ ‬Maksudnya untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah penggenapan nubuat-nubuat tentang Mesias.‭ ‬Kitab Zakharia juga banyak dipakai dalam kitab Wahyu,‭ ‬sebab kedua kitab itu menubuatkan kemenagan Allah atas semua musuh dan penciptaan Yerusalem baru,‭ ‬tempat Allah akan memberkati dan memberikan kehidupan baru kepada semua orang yang setia‭ (‬bnd.‭ ‬Why‭ ‬22:1‭ ‬dan Za‭ ‬14:8‭ ‬Why‭ ‬22:3‭ ‬dan Za‭ ‬14:10-11‭)‬. Maksud Penulisan Kitab Rakyat Yehuda kembali ke Yerusalem dari pembuangan di Babel pada tahun‭ ‬538‭ ‬SM.‭ ‬Mereka segera meletakkan fondasi bagi Bait Allah yang baru untuk menggantikan Bait Allah yang dihancurkan Babel tahun‭ ‬586‭ ‬SM.‭ ‬Namun,‭ ‬pekerjaan itu terhenti,‭ ‬sehingga seperti halnya Nabi Hagai,‭ ‬tahun‭ ‬520‭ ‬SM Zakharia mendesak warga Yerusalem menyelesaikan pekerjaan tersebut.‭ ‬Mengapa pembangunan kembali Bait Allah begitu penting.‭ ‬Karena Bait itu menjadi pusat ibadah dan sekaligus lambang berkat Allah yang diperbarui untuk umat Allah yang dipulihkan.‭ Selain itu,‭ ‬kitab Zakharia berfokus juga pada sejumlah persoalan yang dihadapi rakyat Yehuda sesudah kembali dari pembuangan.‭ ‬Karena Yehuda kini hanya merupakan sebuah provinsi kecil dalam kerajaan Persia dan tidak ada lagi raja di Israel,‭ ‬kepemimpinan seperti apa yang bisa diharapkan‭? ‬Bagaimana tentang janji Allah kepada Raja Daud bahwa salah seorang dari keturunannya akan memerintah atas Israel‭ (‬2Sam‭ ‬7‭;‬12-16‭) –‬Apakah ini masih perlu diharapkan‭? ‬Apakah Allah akan terus melindungi mereka sesudah mereka kembali ke tanah air‭? ‬Allah telah menghukum mereka kembali ke tanah air‭? ‬Allah telah menghukum mereka pada masa lalu dengan membiarkan musuh-musuh mengambil tanah mereka dan banyak dari mereka pergi ke pembuangan.‭ ‬Apakah Allah akan menghukum mereka lagi dengan cara ini‭? ‬Apa yang bisa mereka harapkan terjadi dalam waktu dekat‭? ‬Di mana tempat mereka dalam keseluruhan rencana Allah bagi dunia‭? Zakharia mengatakan bahwa keturunan Daud,‭ ‬Zerubabel,‭ ‬akan menjadi gubernur Yehuda,‭ ‬dan Yosua akan menjadi imam besar.‭ ‬Zakharia juga mengatakan bahwa di masa depan,‭ ‬Yehuda dan Yerusalem akan diserang oleh musuh-musuh,‭ ‬namun Tuhan akan tampil dan menyelamatkan umat-Nya.‭ ‬Umat akan berbalik kepada Tuhan,‭ ‬dan Ia akan mengampuni mereka.‭ ‬Gunung-gunung di sekitar Yerusalem akan diratakan:‭ ‬sementara Yerusalem akan tetap berada di atas bukit yang menjulang tinggi melebihi tanah sekitarnya.‭ ‬Air kehidupan akan mengalir dari Yeruselen,‭ ‬dan semua orang di bumi akan menyembah Tuhan‭ (‬14:8-11‭)‬. Latar Belakang Kitab Kitab Zakharia sebenarnya merupakan dua kitab yang digulung menjadi satu.‭ ‬Kitab pertama‭ (‬pasal‭ ‬1-8‭) ‬ditulis Nabi Zakharia yang bernubuat kepada penduduk Yehuda pada tahun‭ ‬520-518‭ ‬SM.‭ ‬Seperti Nabi Hagai,‭ ‬Zakharia mendorong umat untuk percaya kepada Allah dan membangun kembali Bait Allah.‭ ‬Namun,‭ ‬tidak seperti nubuat Hagai yang sederhana dan langsung,‭ ‬pemberitaan Zakharia disampaikan lewat delapan penglihatan dan juga nubuat-nubuat.‭ ‬Penglihatan-penglihatan itu menggambarkan siapa yang akhirnya memerintah Yehuda.‭ ‬Tampaknya penglihatan-penglihatan itu menekankan kemitraan antara Zerubabel,‭ ‬pemimpin sipil,‭ ‬dan Imam Besar Yosua,‭ ‬pemimpin agama. Para ahli sulit menemukan dengan tepat latar belakang sejarah dari bagian kedua kitab ini‭ (‬pasal‭ ‬9-14‭)‬,‭ ‬yang tampaknya terbagi lagi menjadi dua bagian.‭ ‬Bagian pertama‭ (‬pasal‭ ‬9-11‭) ‬tentang hukuman Tuhan atas musuh-musuh Israel dan para gembala‭ (‬pemimpin‭) ‬Israel yang tidak layak,‭ ‬sebab mereka sudah tidak setia.‭ ‬Bagian ini juga memberi gambaran bagaimana Tuhan akan membawa pulang para tawanan yang tercerai-berai di negeri-negeri lain.‭ ‬Seorang raja dinubuatkan yang akan membawa damai bagi bangsa-bangsa.‭ ‬Sebutan‭ “‬Yunani‭” ‬dalam‭ ‬9:13‭ ‬mungkin menunjuk pada mereka yang memerintah Yehuda sesudah Aleksander Agung menaklukkan Persia tahun‭ ‬333‭ ‬SM.‭ ‬Fokus bagian kedua‭ (‬pasal‭ ‬12-14‭) ‬adalah masa depan yang tidak diketahui.‭ ‬Yerusalem dan Yehuda akan tewas.‭ ‬Namun,‭ ‬Tuhan akan datang untuk menyelamatkna dan menciptakan Yerusalem yang suci dan baru,‭ ‬tempat Tuhan akan memerintah sebagai Raja. Bagaimana susunannya‭? Berdasarkan perkembangan dua bagian yang digambarkan di atas,‭ ‬kitab Zakharia dapat dibagi sebagai berikut: Zakharia bernubuat kepada penduduk Yehuda pada zaman Darius,‭ ‬Raja Persia‭ (‬1:1-8:23‭) Pengantar‭ (‬1:1-6‭) Delapan penglihatan Zakharia‭ (‬1:7-6:8‭) Yosua dijadikan Imam Besar‭ (‬6:9-15‭) Pertanyaan-pertanyaan dan janji-janji‭ (‬7:1-8:23‭) Penglihatan-penglihatan tentang masa depan Israel‭ (‬9:1-11:17‭) Hukuman dan kemenangan‭ (‬9:1-11:17‭) Tuhan akan memerintah sebagai raja di Yerusalem‭ (‬12:1-14:21‭) MALEAKHI Isi Pokok‭ ‬Kitab‭ Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dalam‭ “‬Gulungan Dua Belas‭” ‬dalam Alkitab Ibrani‭ (‬atau yang dikenal juga sebagai‭ “‬Nabi-nabi Kecil‭”)‬.‭ ‬Nama‭ “‬Maleakhi‭” ‬berarti‭ “‬utusanku‭”‬.‭ ‬Nama ini bisa saja nama pengarang kitab ini atau hanya gambaran bahwa pengarangnya adalah seorang utusan Allah,‭ ‬seperti yang dipakai dalam Mal‭ ‬3:1. Maleakhi barangkali menulis kitab ini dengan maksud seolah-olah ia sedang melaporkan sebuah kasus hukum dalam sidang pengadilan.‭ ‬Beritanya berbentuk argumentasi di mana tuduhan dan tanggapan disampaikan secara bergantian antara Allah dan penduduk Yehuda. Maksud Penulisan Kitab‭ Karena kasih-Nya,‭ ‬Allah telah memilih umat Israel menjadi anak-anak-Nya yang berharga.‭ ‬Karena kasih juga,‭ ‬Allah berjanji memberkati umat jika mereka mau mematuhi perintah-perintah-Nya.‭ ‬Allah menghendaki umat memberi tanggapan terhadap kasih-Nya itu dengan hidup dalam ketaatan.‭ ‬Namun,‭ ‬umat selalu lupa bahwa Allah mengasihi mereka,‭ ‬sehingga peraturan dan tuntutan Allah dirasakan sebagai beban.‭ ‬Antara lain,‭ ‬hewan kurban harus sempurna‭; ‬tidak pelit memberi persembahan untuk mendukung ibadat di Bait Allah,‭ ‬dan janji perkawinan suami kepada istri bersifat kekal. Ketika umat melupakan kasih Allah atau tidak lagi percaya kepada-Nya,‭ ‬mereka juga kehilangan keinginan untuk mematuhi peraturan dan beribadah kepada-Nya.‭ ‬Para imam dan umat mengabaikan begitu saja sebagian dari peraturan dan ibadat itu dan tidak peduli dengan kebutuhan sesamanya.‭ ‬Kitab Maleakhi ditulis untuk mengingatkan umat akan kasih Allah dan mendorong mereka supaya dengan sukacita mematuhi Allah. Latar Belakang Kitab‭ Pada tahun‭ ‬586‭ ‬SM,‭ ‬Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan oleh Babel.‭ ‬Banyak penduduk Yehuda ditawan ke Babel.‭ ‬Tahun‭ ‬538‭ ‬SM sesudah Persia mengalahkan Babel,‭ ‬sebagian orang Israel yang ditawan itu kembali ke Yehuda dan Yerusalem,‭ ‬ibu kotanya.‭ ‬Nabi Hagai dan Nabi Zakharia mendorong umat untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.‭ ‬Mereka menjanjikan datangnya hari keberhasilan dan kemakmuran.‭ ‬Bait Allah yang baru di Yerusalem diselesaikan dan ditahbiskan pada tahun‭ ‬515‭ ‬SM.‭ ‬Namun,‭ ‬Yehuda tidak memperoleh kemerdekaan dari Persia dan juga tidak menjadi makmur.‭ ‬Orang-orang Yahudi‭ (‬demikianlah sebutan bagi mereka yang kembali dari Babel‭) ‬tetap merupakan bangsa kecil dan berada di bawah kuasa bangsa-bangsa yang lebih kuat‭ (‬Persia sampai sekitar tahun‭ ‬333‭ ‬SM dan kemudian Yunani sampai masa pemerintahan Romawi pada abad ke-1‭ ‬SM‭)‬.‭ Kitab Maleakhi mungkin ditulis sekitar tahun‭ ‬470-440‭ ‬SM,‭ ‬sesudah pembangunan kembali Bait Allah dan sekitar masa Ezra dan Nehemia.‭ ‬Pada waktu itu,‭ ‬Yehuda berada di bawah kekuasaan Persia.‭ ‬Pajak barangkali tinggi‭ (‬1:8‭)‬,‭ ‬dan masa kekeringan dan kerusakan panen yang disebabkan oleh hama belalang telah menyebabkan kelaparan‭ (‬3:10-11‭)‬.‭ ‬Hidup menjadi sulit.‭ ‬Banyak orang di Yehuda,‭ ‬termasuk para pemimpin agama,‭ ‬mulai mempertanyakan apakah Tuhan Allah benar-benar peduli dengan mereka.‭ ‬Mereka mungkin ragu apakah keadaan akan berubah,‭ ‬kalaupun mereka hidup seperti yang diharapkan Allah atau menyembah-Nya secara benar. Susunan Kitab Kitab Maleakhi berbentuk rangkaian pertanyaan dan jawaban antara Allah dan umat Israel.‭ ‬Isinya hanya bisa dipahami dengan jelas jika pembaca terus bertanya‭ “‬apa pertanyaannya‭?” ‬dan‭ “‬siapa yang sedang berbicara‭?” ‬Sejumlah pertanyaan-pertanyaan memang dinyatakan secara jelas dalam teks.‭ ‬Namun,‭ ‬kadang-kadang pembaca harus mencari tahu sendiri apa pertanyaan yang ada di balik pemberitaan Maleakhi.‭ ‬Garis besar berikut ini merupakan ringkasan kitab: Malekhi menyatakan kasih Allah kepada Israel‭ (‬1:1-5‭) Para imam yang tidak setia dan janji-janji yang dilanggar‭ (‬1:6-2:16‭) Allah berjanji menghukum kejahatan dan membalas kebaikan‭ (‬2:17-4:6‭) PERJANJIAN BARU MATIUS Isi Pokok Injil Seperti injil-injil yang lain,‭ ‬Injil Matius berbicara tentang hidup dan ajaran-ajaran Yesus.‭ ‬Injil ini juga berbicara tentang apa artinya menjadi anggota umat Allah,‭ ‬dan memberikan nasihat-nasihat tentang hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.‭ Maksud Penulisan Injil Matius menulis injilnya bagi orang-orang yang mengenal Perjanjian Lama.‭ ‬Ia sering memperlihatkan bagaimana teks-teks Perjanjian Lama melihat jauh ke depan dan menunjuk pada diri Yesus sebagai Mesias yagn diutus Allah. Latar Belalang Injil Injil Matius menunjukkan bahwa Kabar Baik yang diberitakan Yesus didasarkan pada hukum dan ajaran Perjanjian Lama.‭ ‬Di Gunung Sinai,‭ ‬Allah memberi hukum yang mengatur hidup bangsa Israel kepada Musa.‭ ‬Demikian juga dalam khotbah di bukit versi Matius,‭ ‬Yesus naik ke tempat yang tinggi,‭ ‬yaitu ke atas bukit,‭ ‬dan mengajarkan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.‭ ‬Teks yang berbicara tentang karya dan ajaran Yesus dalam Injil Matius dikelompokkan menjadi lima bagian,‭ ‬sebagiamana ada lima kitab Musa dalam Perjanjian Lama‭ (‬Kejadian,‭ ‬Keluaran,‭ ‬Imamat,‭ ‬BIlangan,‭ ‬dan Ulangan‭)‬.‭ ‬Matius juga ingin menunjukkan bahwa sejumlah besar perbuatan dan perkataan Yesus telah dinubuaktan ratusan tahun sebelumnya oleh para nabi Israel dan Yesus membawa harapan baru bahwa segala bangsa akan mengambil bagian dalam keselamatan Israel.‭ ‬Yesus membawa Kabar Baik yang baru dan kabar itu ditujukan bagi semua bangsa,‭ ‬bukan hanya bagi bangsa yang hidup di bawah hukum Taurat.‭ ‬Yesus mengundang setiap orang untuk percaya,‭ ‬mengabdi kepada Allah,‭ ‬dan mengasihi sesama. Susunan Injil Matius Susunan Injil Matius adalah sebagai berikut: Allah mengutus Yesus,‭ ‬Sang Mesias‭ (‬1:1-4:11‭) Asal usul Yesus‭ (‬1:1-2:23‭) Menyiapkan jalan bagi Yesus‭ (‬3:1-4:11‭) Yesus memberitakan Kabar baik di Galilea dan Yudea‭ (‬4:12-25:46‭) Yesus berkhotbah dan memilih para murid-Nya yang pertama‭ (‬4:12-25‭) Yesus mengajar orang banyak dari atas bukit‭ (‬5:1-7:29‭) Yesus menyembuhkan banyak orang dan membuat mukjizat-mukjizat‭ (‬8:1-9:38‭) Yesus mengutus kedua belas rasul‭ (‬10:1-42‭) Yesus menghadapi para lawan dan pertanyaan-pertanyaan mereka‭ (‬11:1-12:50‭) Yesus menceritakan kisah-kisah tentang Kerajaan Allah‭ (‬13:1-58‭) Yesus adalah mesias‭ (‬14:1-17:27‭) Yesus mengajar para murid-Nya‭ (‬18:1-34‭) Yesus berhadapan dengan para lawan di Yudea‭ (‬19:1-23:39‭) Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah yang sedang datang‭ (‬24:1-25:46‭) Yesus mati dan dibangkitkan untuk menggenapi rencana Allah‭ (‬26:1-28:20‭) MARKUS Isi Pokok Kitab Injil Markus Dibandingkan dengan keempat kitab Injil yang lain,‭ ‬Markus merupakan injil yang paling pendek dan mungkin juga yang paling tua.‭ ‬Bahasanya sederhana,‭ ‬tetapi kisahnya penuh daya.‭ ‬Injil Matius dan Lukas banyak memakai bahan yang ada dalam Markus,‭ ‬namun mereka mengembangkan dan menyusus bahan-bahan itu secara berbeda.‭ ‬linjl Markus banyak berkisah tentan karya Yesus,‭ ‬termasuk mukjizat dan penyembuhan yang dilakukan-Nya.‭ ‬Namun,‭ ‬dalam pandangan Markus,‭ ‬mukjizat Yesus yang terbesar adalah sengsara dan kematian-Nya.‭ ‬Orang pertama yang memahami mukjizat ini adalah kepala pasukan Roma yang ketika melihat Yesus mati di salib berkata,‭ “‬Sungguh,‭ ‬orang ini Anak Allah‭!” (‬15:38‭) Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting seputar jati diri Yesu dapat ditemukan dalam Injil Markus,‭ ‬misalnya: Bagaimana Yesus menggenapi nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama‭? Bagaimana Yesus dapat disebut Anak Allah‭? ‬Bagaimana Ia kelak tampil sebagai Anak Manusia‭? Bagaimana dan mengapa Yesus mati‭? ‬Bagimana ia akan datang kembali‭? Bagaimana umat Allah yang baru mesti menjalani kehidupan ini‭? Maksud penulisan Injil Markus Injil Markus dibuka dengan kalimat:‭ “‬Inilah permulaan injil tentang Yesus Kristus,‭ ‬Anak Allah.‭“ ‬Dari awal sampai akhir Injilnya,‭ ‬penulis Markus ingin menunjukkan kebenaran pernyataan tersebut.‭ ‬Perkataan-perkataan dan tindakan-tindakan Yesus menjadi bukti bahwa Ia sungguh Kristus dan Anak Allah.‭ Latar Belakang Injil Markus Penulis Injil Markus biasanya menjelaskan istilah-istilah bahasa Aram dan adat istiadat Yahudi yang muncul dalam tulisannya.‭ ‬Hal ini biasanya dianggap sebagai tanda bahwa Injil ini diharapkan untuk dimengerti oleh bangsa-bangsa lain atau orang-orang Kristen non-Yahudi.‭ ‬Dalam Injil Markus,‭ ‬Petrus memainkan peran yang cukup menonjol.‭ ‬Menurut‭ ‬1Ptr.‭ ‬5:13,‭ ‬Markus memiliki hubungan dengan Petrus.‭ ‬Oleh karena itu,‭ ‬sejak abad kedua tradisi meyakini bahwa Markuslah yang menulis injil ini Susunan Injil Markus‭ Dalam Injil Markus,‭ ‬Yesus berkali-kali melarang orang-orang,‭ ‬bahkan juga roh-roh jahat,‭ ‬menceritakan pada orang lain tentang siapa diri-Nya atau apa yang telah dilakukan-Nya.‭ ‬Baru pada bagian akhir,‭ ‬kepala pasukan Romawi menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah,‭ ‬tepat seperti yang dikatakan Markus pada permulaan Injilnya.‭ ‬Itulah sebabnya membaca Injil Markus bagaikan membaca sebuah misteri.‭ ‬Sepanjang Injil Markus,‭ ‬penulis memberikan pentunjuk-petunjuk untuk membantu pembaca menemukan sendiri identitas Yesus yang sejati.‭ Dalam Pasal‭ ‬16,‭ ‬kita akan menemukan tiga macam penutup Injil Markus yang berbeda.‭ ‬Hal ini terjadi karena perbedaan naskah-naskah Injil Markus dalam bahasa Yunani.‭ ‬Sejumlah naskah yang paling dan paling penting berakhir pada ayat‭ ‬8‭ ‬ini‭; ‬dan ada naskah lain lagi yang memasukkan ayat‭ ‬9-20. Kita dapat membuat garis besar Injil Markus sebagai berikut: Yesus mempersiapkan karya-Nya‭ (‬1:1-20‭) Yesus memberitakan Kerajaan Allah di Galilea‭ (‬1:21-9:50‭) Penyembuhan,‭ ‬mukjizat,‭ ‬dan perumpamaan‭ (‬1:21-8:26‭) Yesus adalah Mesias‭ (‬8:27-9:13‭) Karya-karya lain di Galilea‭ (‬9:14-50‭) Yesus mengajar dan membuat mukjizat di Yudea‭ (‬10:1-52‭) Yesus di Yerusalem‭ (‬11:1-15:47‭) Pengajaran di Bait Allah‭ (‬11:1-12:44‭) Kedatangan Kerajaan Allah‭ (‬13:1-37‭) Yesus bersiap menghadap kematian-Nya‭ (‬14:1-42‭) Saat-saat terakhir‭ (‬14:43-15:47‭) Yesus bangkit‭ (‬16:1-20‭) LUKAS Isi Pokok Kitab Injil Lukas Penulis Injil Lukas agaknya juga penulis Kisah Para Rasul.‭ ‬Hal itu terlihat dalam kata pengantar dua kitab tersebut‭ (‬lihat Luk‭ ‬1:1-4‭ ‬dan Kis‭ ‬1:1-5‭)‬.‭ ‬Lukas mengisahkan kehidupan Yesus mulai dari kelahiran sampai kenaikan-Nya ke surga.‭ ‬Kisah Para Rasul melanjutkan kisah tersebut dengan menampilkan para murid Yesus yang meneruskan pewartaan karya dan kehidupan Yesus. Maksud penulisan Injil Lukas‭ Penulis Injil Lukas menyatakan bahwa dia telah‭ “‬menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya dan mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur‭” (‬1:3‭) ‬tentang peristiwa Yesus.‭ ‬Kitab ini ditulisnya bagi Teofilus,‭ ‬sahabatnya atau mungkin juga seorang terhormat yang mendukung pewartaannya. Latar Belakang Injil Lukas Dalam menulis Injil Lukas,‭ ‬penulis memanfaatkan setidaknya tiga sumber,‭ ‬yaitu:‭ ‬Injil Markus‭; ‬kumpulan perkataan Yesus,‭ ‬yang juga dipakai oleh penulis Injil Matius‭; ‬dan kumpulan kisah yang tidak dipakai oleh penulis Injil lain.‭ ‬Lukas agaknya ditulis setelah tahun‭ ‬70,‭ ‬yaitu setelah pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah di kota itu.‭ ‬Hal itu tampak dalam Lukas‭ ‬19:43-44‭ ‬yang mengisahkan peristiwa tersebut dengan terinci.‭ ‬Dibanding Injil-injil lain,‭ ‬Lukas terbilang paling lengkap dalam mengisahkan kelahiran Yesus.‭ ‬Selain itu,‭ ‬beberapa perumpamaan Yesus yang terkenal hanya dapat ditemukan dalam Lukas,‭ ‬seperti‭ “‬Orang Samaria yang Baik Hati‭”‬,‭ “‬Domba yang hilang‭”‬,‭ ‬dan‭ “‬Anak yang hilang.‭ ‬Hanya Lukas yang menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakheus.‭ ‬Janji Yesus kepada salah seorang penjahat yang disalibkan bersama-Nya bahwa ia akan masuk dalam kehidupan surgawi bersama-Nya juga hanya dapat ditemukan dalam Lukas.‭ Lukas,‭ ‬dan Kisah Para Rasul,‭ ‬sering berbicara tentang Roh Kudus.‭ ‬Lukas juga memperlihatkan bahwa bagi Yesus,‭ ‬doa merupakan hal yang sangat penting.‭ ‬Tiga perumpamaan Yesus yang mengajarkan pentingnya doa muncul dalam Injil ini. Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada orang-orang miskin.‭ ‬Ia mewartakan Injil bagi mereka‭; ‬orang-orang miskin itu diberkati Allah‭; ‬diundang masuk dalam perjamuan surgawi.‭ ‬Ada juga kisah tentang pengemis miskin bernama Lazarus yang diangkat ke surga oleh para malaikat.‭ ‬Yesus sendiri memerintahkan murid-murid-Nya untuk menjual apa pun yang mereka miliki dan memberi sedekah kepada orang-orang miskin‭ (‬12:33‭)‬. Menurut tradisi,‭ ‬penulis Lukas dan Kisah Para Rasul adalah orang yang sama.‭ ‬Dia disebut-sebut sebagai teman Paulus,‭ ‬sekaligus rekan kerjanya‭ (‬Flm‭ ‬24‭; ‬Kol‭ ‬4:14‭)‬. Ia menulis Injil Lukas layaknya seorang sejarawan atau penulis biografi Yunani dan Romawi pada masa itu.‭ ‬Banyak yang berpendapat bahwa penulis Lukas agaknya bukan seorang Yahudi.‭ ‬Dia hidup di luar Yudea,‭ ‬dan menulis untuk‭ “‬Orang-orang Bukan Yahudi‭”‬.‭ ‬Pendapat tersebut didukung oleh tema kunci injil Lukas bahwa Allah mengutus Yesus untuk menjadi Juruselamat bagi seluruh umat manusia,‭ ‬baik orang Yahudi maupun bangsa lain.‭ Susunan Injil Lukas Perhatikan dalam garis besar di bawah ini bagaimana Lukas disusun seputar peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus dan tempat-tempat di mana peristiwa-peristiwa tersebut terjadi. Mempersiapkan jalan bagi Yesus‭ (‬1:1-4:13‭) Pengantar:‭ ‬Mengapa Lukas menulis Injil ini‭ (‬1:1-4‭) Dua kelahiran ajaib‭ (‬1:5-2:21‭) Yesus sebagai kanak-kanak‭ (‬2:22-52‭) Yesus Anak Allah‭ (‬3:1-4:13‭) Yesus di Galilea‭ (‬4:14-9:50‭) Berbagai reaksi terhadap Yesus‭ (‬4:14-37‭) Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih para murid-Nya‭ (‬4:38-5:32‭) Yesus melanjutkan karya-Nya di Galilea‭ (‬5:33-9:17‭) Siapa Yesus dan apa yang harus Dia lakukan‭ (‬9:18-50‭) Yesus pergi ke Yerusalen‭ (‬9:51-19:27‭) Para murid dan orang-orang yang tidak percaya‭ (‬9:51-10:42‭) Yesus mengajarkan banyak hal‭ (‬11:1-12:59‭) Pengajaran tentang Kerajaan Allah‭ (‬13:1-14:35‭) Yang hilang,‭ ‬ditemukan‭ (‬15:1-320 Para hamba yang setia‭ (‬16:1-19:27‭) Minggu terakhir Yesus di Yerusalem‭ (‬19:28-23:56‭) Yesus mengajar di Yerusalem‭ (‬19:28-21:38‭) Hari-hari terakhir Yesus:‭ ‬pengadilan dan kematian-Nya‭ (‬22:1-23:56‭) Yesus bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada para murid-Nya‭ (‬24:1-53‭) YOHANES Isi Pokok Kitab Injil Yohanes Cara Yohanes menuturkan kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus berbeda dengan Injil Matius,‭ ‬Markus,‭ ‬dan Lukas.‭ ‬Yohanes memberikan banyak perhatian kepada tiga pertanyaan pokok: Siapa Yesus‭?‬ Dalam bab pertama,‭ ‬penulis injil ini menyebut Yesus adalah‭ “‬Firman‭”‬,‭ ‬yang ada bersama Allah ketika Allah menciptakan dan memberi hidup kepada segala sesuatu.‭ ‬Firman ini menjadi seorang manusia‭ (‬1:14‭)‬,‭ ‬sehingga orang dapat melihat seperti apa Allah itu sesungguhnya.‭ ‬Yohanes Pembaptis menyebut Yesus‭ “‬Anak domba Allah,‭ ‬yang menghapus dosa dunia‭” (‬1:29‭)‬.‭ ‬Filipus segera percaya kepada Yesus sebagai‭ “‬Dia,‭ ‬yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi.‭” (‬1:45‭)‬.‭ ‬Natanael menyebut Yesus‭ “‬Anak Allah dan Raja orang Israel‭” (‬1:49‭)‬.‭ ‬Dalam Injil ini,‭ ‬Yesus menggambarkan diri-Nya sendiri sebagai:‭ ‬Sang Mesias‭ (‬4:25-26‭); ‬roti hidup‭ (‬6:35‭); ‬sumber air hidup‭ (‬7:37-39‭); ‬gembala yang baik‭ (‬10:14‭); ‬dia yang membangkitkan orang mati‭ (‬11:25‭); ‬jalan,‭ ‬kebenaran,‭ ‬dan hidup‭ (‬7:37-39‭); ‬pokok anggur yang benar‭ (‬15:1‭)‬.‭ ‬Ketika Yesus menjelaskan siapa diri-Nya dan apa yang sedang Allah kerjakan melalui diri-Nya,‭ ‬Ia menggunakan kata-kata‭ “‬Aku adalah‭”‬.‭ ‬Kata-kata ini sama dengan kata-kata yang ALlah gunakan‭ “‬Aku adalah‭” ‬ketika memperkenalkan diri-Nya kepada Musa dan umat-Nya‭ (‬Kel‭ ‬3:13-15‭)‬. Apa perbuatan Yesus yang membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah‭? ‬Yohanes menggambarkan banyak mukjizat‭ (“‬tanda-tanda‭”) ‬yang mengungkapkan makna yang lebih mendalam dari tindakan-tindakan dan kata-kata Yesus.‭ ‬Dengan mengubah air menjadi anggur,‭ ‬meredakan angin ribut di danau,‭ ‬memberi makan orang banyak yang kelaparan,‭ ‬menyembuhkan orang sakit,‭ ‬dan membangkitkan orang mati,‭ ‬Yesus memperlihatkan bahwa Ia adalah Anak Allah dan bahwa Ia sedang melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah,‭ ‬yaitu menganugerahkan kehidupan baru bagi semua orang.‭ Bagaimana hubungan antara para pengikut Yesus dan orang-orang yang menentang diri-Nya‭? ‬Injil ini menolong kita untuk memahami dengan lebih baik pergumulan yang ada di antara orang-orang yang mengikuti ajaran-ajaran baru Yesus dan orang-orang yang merasa mereka tidak dapat melakukan itu dan masih tetap setia kepada aturan-aturan hukum Taurat. Maksud Penulisan Injil Yohanes Yohanes‭ ‬20:31‭ ‬dengan jelas menyatakan mengapa Injil ini ditulis:‭ “‬Semua yang tercantum di sini telah dicatat,‭ ‬supaya kamu percaya,‭ ‬bahwa Yesuslah Mesias,‭ ‬Anak Allah,‭ ‬dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.‭” Latar Belakang Injil Yohanes Injil Yohanes tampaknya ditulis cukup lama setelah Yesus mati dan dibangkitkan,‭ ‬dan mungkin sekali setelah tentara Romawi menghancurkan Bait Alah dan mengakhiri pemberontakan Yahudi tahun‭ ‬70‭ ‬M.‭ ‬Setelah masa ini,‭ ‬orang Yahudi yang telah menerima ajaran-ajaran Yesus mulai dikucilkan dari tempat-tempat pertemuan Yahudi‭ (‬sinagoga-sinagoga‭) ‬untuk mencegah mereka menyebarluarkan berita tentang Yesus di sana.‭ ‬Hal ini tiga kali disinggung dalam Injil Yohanes.‭ (‬9:22-23,‭ ‬12:42,‭ ‬16:1‭)‬. Susunan Injil Yohanes Kejadian-Kejadian di dalam Injil ini bergerak maju mundur dengan cepat antara Galilea dan wilayah di dalam dan di sekitar Yerusalem.‭ ‬Waktu juga ditandai oleh perayaan-perayaan Yahudi tertentu.‭ ‬Pada dasarnya,‭ ‬garis besar injil ini dapat digambarkan dalam susunan berikut ini: Siapakah Yesus‭ (‬1:1-51‭) Tujuh tanda Yesus‭ (‬2:1-11:440 Tanda-tanda ini menyebabkan orang melihat Yesus entah sebagai sahabat atau sebagai musuh.‭ Tanda pertama‭ –‬Yesus di perkawinan di Kana‭ (‬2:1-12‭) Yesus di Yudea dan Samaria‭ (‬2:13-4:42‭) Tanda kedua‭ –‬Yesus menyembuhkan anak pegawai istana‭ (‬4:43-54‭) Tanda ketiga‭ –‬Yesus menyembuhkan seorang yang sakit‭ (‬5:1-47‭) Tanda keempat‭ –‬Yesus memberi makan lima ribu orang‭ (‬6:1-15‭) Tanda kelima‭ –‬Yesus berjalan di atas air‭ (‬6:16-21‭) Yesus mengajar di Galilea dan Yudea‭ (‬6:22-8:59‭) Tanda keenam‭ – ‬Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir‭ (‬9:1-41‭) Gembala yang baik dan kawanan domba yang sejati‭ (‬10:1-42‭) Tanda ketujuh‭ –‬Yesus membangkitkan Lazarus‭ (‬11:1-44‭) Hari-hari terakhir Yesus‭ (‬11:45-19:42‭) Persiapan-persiapan untuk kematian Yesus‭ (‬11:45-12:50‭) Yesus mempersiapkan para murid-Nya‭ (‬13:1-17:26‭) Penangkapan,‭ ‬pengadilan,‭ ‬dan kematian Yesus di kayu salib‭ (‬18:1-19:42‭) Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya‭ (‬20:1-21:25‭) KISAH PARA RASUL Isi Pokok Kitab Kisah Para Rasul Kisah Para Rasul adalah bagian kedua dari karya penulis Injil Lukas.‭ ‬Dalam Injil Lukas ia sudah menulis‭ “‬segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,‭ ‬sampai pada hari Ia terangkat‭” (‬Kis‭ ‬1:1-2‭)‬.‭ ‬Ini menjadi permulaan Kisah Para Rasul.‭ ‬Yesus akan segera terangkat ke surga.‭ ‬Namun,‭ ‬sebelum itu terjadi,‭ ‬Ia memerintahkan para murid-Nya,‭ “‬Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.‭” ‬Lalu Ia menjanjikan turunnya Roh Kudus yang akan memberi kuasa kepada semua murid-Nya‭ (‬1:8‭)‬. Maksud Penulisan Kisah Para Rasul Penulis Kisah Para Rasul hendak menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat menghalangi penyebarluasan Injil Yesus ke seluruh dunia.‭ ‬Namun,‭ ‬ini baru sebagian dari kisahnya.‭ ‬Kisah Para Rasul juga menceritakan bagaimana jemaat perdana bergulat untuk menentukan siapa saja yang dapat menjadi anggota umat Allah.‭ ‬Oleh karena anggota jemaat perdana adalah orang-orang Yahudi,‭ ‬wajar jika banyak dari antara mereka yang berpikir bahwa amanat Yesus hanya ditujukan bagi orang-orang Yahudi.‭ ‬Namun,‭ ‬Roh Kudus menunjukkan kepada mereka bahwa Yesus datang untuk mengajar segala bangsa dan suku bangsa menjadi bagian dari umat Allah.‭ ‬Kisah Para Rasul‭ ‬15‭ ‬bercerita tentang sidang penting yang berlangsung di Yerusalem.‭ ‬Para pemimpin jemaat perdana sepakat bahwa melalui pemberitaan Injil tentang Yesus,‭ ‬Roh Kudus tengah memimpin jemaat untuk menyapa orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Latar Belakang Penulisan Kisah Para Rasul Penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul memakai gaya penulisan yang sama,‭ ‬yang digunakan oleh para sejarawan masa itu.‭ ‬Dia mengetahui banyak hal tentang orang dan tempat yang pernah dikunjungi para rasul dan bagaimana mereka menyebarkan Injil dengan mengadakan mukjizat-mukjizat dalam nama Yesus. Kisah Para Rasul juga bercerita tentang Saulus‭ (‬Paulus‭)‬,‭ ‬seorang Yahudi yang taat,‭ ‬yang berusaha menghentikan gerakan Yesus‭ (‬Kis‭ ‬8:1-3,‭ ‬9:1-2‭)‬.‭ ‬Dalam perjalanannya untuk menangkap para pengikut Yesus,‭ ‬Saulus berjumpa dengan Yesus dalam suatu penglihatan yang mengubah hidupnya.‭ ‬Ia menjadi seorang rasul Yesus dan penginjil besar.‭ ‬Bagian kedua dari Kisah Para Rasul umumnya bercerita tentang khotbah-khotbah dan pengalaman-pengalaman Paulus,‭ ‬termasuk berbagai perjalanannya ke seluruh kawasan sekitar Laut Tengah sebelah timur dan utara.‭ ‬Ia memberitakan Injil tentang Yesus sampai ke Roma,‭ ‬kota yang paling penting di dunia pada saat itu‭ (‬28:16-31‭)‬. Susunan Kisah Para Rasul Berita tentang Yesus menyebar keluar dari Yerusalem dan masuk ke wilayah-wilayah yang makin meluas.‭ ‬Garis besar berikut ini didasarkan pada cara Injil itu disebarluaskan ke wilayah-wilayah yang sudah dikenal pada waktu itu,‭ ‬mulai dari Yerusalem sampai ke Roma,‭ ‬ibu kota kekaisaran Romawi. Roh Kudus memberikan kuasa kepada para rasul Yesus‭ (‬1:1-2:47‭) Para rasul mempersiapkan diri untuk menerima Roh Kudus‭ (‬1:1-26‭) Allah menurunkan Roh Kudus‭ (‬2:1-47‭) Jemaat di Yerusalem‭ (‬3:1-83‭) Petrus dan Yohanes‭ (‬3:1-4:22‭) Kehidupan jemaat perdana di Yerusalem‭ (‬4:23-5:42‭) Para pemimpin bagi jemaat yang baru‭ (‬6:1-8:3‭) Injil diberitakan di dunia bukan Yahudi‭ (‬9:32-15:35‭) Petrus berkhotbah dan mewujudkan Injil itu‭ (‬9:32-15:35‭) Jemaat yang sedang bertumbuh menghadapi penganiayaan‭ (‬11:19-12:25‭) Perjalanan Saulus dan Barnabas untuk memberitakan Injil‭ (‬13:1-14:28‭) Sidang penting di Yerusalem‭ (‬15:1-35‭) Injil diberitakan di Asia Kecil,‭ ‬Yunani,‭ ‬dan Roma‭ (‬15:36-28:31‭) Perjalanan Paulus yang kedua‭ (‬15:36-18:23‭) Perjalanan Paulus yang ketiga‭ (‬18:24-21:16‭) Paulus di Yerusalem‭ (‬21:17-23:22‭) Paulus di Kaisarea‭ (‬23:23-26:32‭) Paulus memberitakan Injil ke Roma‭ (‬27:1-28:31‭) Surat‭ –‬Surat Paulus Surat-surat Paulus merupakan beberapa tulisan tertua di dalam Perjanjian Baru.‭ ‬Surat-suratnya yang paling awal ditulis kemungkinan besar ditulis pada periode‭ ‬50-60‭ ‬M sebelum penulisan Injil-Injil,‭ ‬Kisah Para Rasul dan kitab-kitab lainnya yang ada pada Perjanjian Baru. Paulus sendiri adalah orang Yahudi yang dibesarkan di Tarsus dengan adat Farisi yang ketat,‭ ‬sebuah kelompok yang mengajar dan hidup menurut hukum Taurat Gal‭ ‬1:134‭; ‬Flp‭ ‬3:5. Surat Paulus kepada Jemaat di‭ ‬ROMA Isi pokok Surat kepada Jemaat di Roma Dalam surat ini,‭ ‬Paulus secara terperinci memberikan rangkuman tentang Injil Yesus Kristus.‭ ‬Surat Roma bukanlah sekedar surat,‭ ‬tetapi terutama sebuah uraian teologis yang tersusun dengan rapi.‭ ‬Pada zaman jemaat Perdana,‭ ‬kadang umat Yahudi dan non-Yahudi tak sepakat mengenai manusia‭ ‬“dibenarkan‭”‬ di hadapan Allah dan bagaimana para pengikut Kristus yang seharusnya hidup.‭ ‬Pada surat ini,‭ ‬Paulus dengan berani menyatakan bahwa Injil adalah‭ ‬“kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,‭ ‬pertama-tama orang Yahudi,‭ ‬tetapi juga orang Yunani‭” Rm‭ ‬1:16. Maksud Penulisan Paulus menulis surat ini sekitar tahun‭ ‬55-56‭ ‬M untuk memperkenalkan dirinya kepada jemaat Kristus di Roma.‭ ‬Jemaat di Roma tampaknya terdiri atas jemaat bukan Yahudi yang baru mengimani Kristus,‭ ‬dan orang Kristen yang baru kembali ke Roma setelah dibuang beberapa tahun sebelumnya.‭ ‬Seperti orang Kristen pada umumnya,‭ ‬mereka juga juga memiliki pemahaman Injil.‭ ‬Orang Yahudi di Roma dan di Yerusalem terus menaati hukum Taurat,‭ ‬namun orang bukan Yahudi tak menaatinya,‭ ‬hingga muncullah pertanyaan siapakan yang ibadatnya benar‭? ‬Di mana tempat khas umat Israel,‭ ‬padahal Injil juga dibagikan kepada bangsa lain. Paulus dalam surat kepada jemaat di Roma mengajarkan bahwa Injil didasarkan pada janji Allah kepada Abraham,‭ ‬nenek moyang umat Israel,‭ ‬yang kemudian diberikan Musa dan umat Israel,‭ ‬menunjukkan bagaimana umat Allah harus hidup.‭ ‬Selanjutnya,‭ ‬Allah telah mengutus Yesus Putra-Nya untuk menebus dosa dan kesalahan manusia agar manusia dibenarkan karena imannya.‭ ‬Keadaan ini tidak terlaksana dalam hukum Taurat sendiri Rm‭ ‬3:21-26.‭ ‬Namun hal ini tidak berarti bahwa hukum Taurat tak lagi berguna atau orang yang menaati hukum Taurat bukan lagi bagian dari Allah.‭ ‬Paulus menegaskan bahwa hanya mereka yang beriman kepada Kristus Yesus yang dapat diterima sepenuhnya oleh Allah.‭ Latar Belakang Sekelompok orang‭ ‬yang beriman kepada Yesus Kristus telah hidup di Roma jauh sebelum Paulus merencanakan kunjungan ke sana.‭ ‬Pada‭ ‬49-50‭ ‬M,‭ ‬orang Yahudi dan kelompok baru pengikut Kristus bertikai hebat sehingga Kaisar Klaudius mengusir mereka ke luar Roma Kis‭ ‬18:1-4.‭ ‬Di antara mereka ada sepasang suami-istri,‭ ‬yakni Akwila dan Priskila Priskila dan Akwila adalah sepasang suami-istri yang bersahabat dengan Paulus.‭ ‬Akwila berasal dari Pontus.‭ ‬Amat mungkin bahwa mereka telah menjadi Kristen sebelum mereka bertemu dengan Paulus.,‭ ‬yang kemudian bekerja bersama dengan Paulus menjadi tukang kemah di Korintus dan Efesus Kis‭ ‬18:3‭; ‬1Kor‭ ‬16:19‭; ‬Rm‭ ‬16:3‭)‬. Akhirnya,‭ ‬sebagian dari pengikut Yesus kembali ke Roma dan Paulus berharap dapat mengunjungi mereka dalam perjalanannya untuk memberitakan Injil ke Spanyol Rm‭ ‬15:28‭)‬.‭ ‬Paulus akhirnya tiba di Roma ketika dibawa sebagai tawanan kekaisaran Romawi Kis‭ ‬17-28‭)‬.‭ Susunan kitab Surat Roma ditulis dengan menggunakan gaya penulisan Yunani tradisional pada abad pertama.‭ ‬Para penulis pada zaman itu terbiasa untuk memnperkenalkan diri pada awal tulisannya,‭ ‬lalu kepada siapa surat tersebut ditulis.‭ ‬Selanjutnya adalah salam Rm‭ ‬1:8-27.‭ ‬Pada surat-surat Paulus,‭ ‬doa ucapan syukur mengikuti salam dan pada akhir surat ada salam penutup dan berkat Rm‭ ‬16:1-27‭)‬. Garis besar keseluruhan surat Roma: Paulus memperkenalkan dirinya dan Injil‭ (‬1:1-17‭) Setiap orang bersalah di hadapan Allah‭ (‬1:18-3:20‭) Bagaimana Allah membenarkan manusia‭ (‬3:21-4:25‭) Menjalankan hidup beriman yang baru‭ (‬5:1-8:39‭) Allah menjangkau umat Israel‭ (‬9:1-11:36‭) Hidup dalam tubuh kristus‭ (‬12:1-15:13‭) Rencana-rencana Paulus dan salam‭ (‬15:14-16:27‭) Surat Rasul Paulus yang Pertama kepada Jemaat di‭ ‬ Korintus Isi Pokok‭ Isi pokonya adalah pandangan yang jelas mengenai‭ ‬pokok berbagai persoalan yang dihadapai para pengikut Kristus pada zaman perdana.‭ ‬Surat ini juga mengemukakan ajaran-ajaran Paulus,‭ ‬di antaranya karunia-karunia Roh dan mengenai ajaran kasih dan karunia paling utama dari semua karunis roh lainnya. ‭ ‬1‭ ‬Kor‭ ‬12-14‭ ‬Pasal‭ ‬15‭ ‬berisi kata peneguhan dari Paulus tentang Allah yang mengalahkan kematian dan menjanjikan kebangkitan rohani bagi semua yang beriman kepada Kristus. Maksud penulisan Paulus pernah mengunjungi Korintus dan tinggal di sana untuk memberitakan Injil Kis‭ ‬18:1-7.‭ ‬Di sana Paulus akrab dengan orang-orang Korintus.‭ ‬Ia menulis surat kepada mereka‭ ‬yang ia anggap sebagai sahabat dan menjawab persoalan dan keraguan yang timbul di antara mereka.‭ ‬Ia prihatin dengan perselisihan yang timbul di antara mereka yang mengakibatkan perselisihan dan perpecahan Kis‭ ‬1:10-4:21‭)‬.‭ ‬Ia juga prihatin dengan tindakan dan perlakuan satu kepada yang lain.‭ ‬Paulus mengirim surat yang berisi tentang makanan persembahan Kis‭ ‬8:1-13‭ ‬dan perkawinan Kis‭ ‬7:1-40‭ ‬.‭ ‬Mereka sebelumnya telah mengirim pertanyaan kepada Paulus perihal itu.‭ ‬Paulus juga memberitahukan niatnya bahwa ia ingin kembali ke Korintus dan tinggal di sana. Latar belakangnya Meski dinamakan‭ ‬1‭ ‬Korintus,‭ ‬surat ini bukanlah surat pertama yang ditulis Paulus kepada jemaat ini.‭ ‬Dalam surat ini Paulus telah menyebutkan bahwa ia telah mengirimkan surat lain sebelumnya. ‭ ! ‬kor‭ ‬5:9‭ ‬Kota Korintus merupakan sebuah kota yang memiliki pelabuhan di barat dan timurnya.‭ ‬Kota Korintus merupakan kota yang sangat duniawi dengan berbagai macam kebudayaan ada di sana.‭ ‬Di Korintus sendiri memiliki kebudayaan menyenbah dewi cinta,‭ ‬Aphrodite.‭ ‬Surat ini berisi pergumulan yang terus dihadapi oleh jemaat di Korintus yang berhadapan dengan kebudayaan kota besar. Susunan Kitab‭ 1‭ ‬Korintus mungkin hanya memiliki‭ ‬1‭ ‬surat tetapi mungkin juga terdiri atas beberapa surat yang telah dikirimkan sebelumnya.‭ ‬Meskipun demikian,‭ ‬surat ini diawali dengan salam dan diakhiri dengan salam penutup menurut gaya penulisan surat-surat lainnya.‭ ‬Sebagian besar surat ini membahas berbagai macam masalah dan pertanyaan yang dihadapi oleh jemaat di Korintus.‭ ‬Menjelang akhirnya,‭ ‬Paulus mengemukakan rencana-rencananya di kemudian hari.‭ Garis besarnya: Salam dan ucapan syukur‭ (‬1:1-9‭) Dipersatukan oleh salin Kristus‭ (‬1:10-2:16‭) Percaya kepada pemberitaan Para Rasul‭ (‬3:1-4:21‭) Nasihat menyangkut hubungan antar manusia‭ (‬5:1-7:40‭) Menyembah Allah dan bukan berhala-berhala‭ (‬8:1-11:1‭) Tuntunan dalam‭ ‬beribadat dan penggunaan-penggunaan karunia rohani‭ (‬11:2-14:40‭) Makna kemenangan Kristus atas kematian‭ (‬15:1-58‭) Rencana dan salam terakhir‭ (‬16:1-24‭) Surat Rasul Paulus‭ ‬yang Kedua kepada Jemaat di‭ ‬Korintus Isi Pokok Surat ini menggambarkan hubungan pribdai antara Paulus dengan jemaat di Korintus,‭ ‬khususnya bagaimana ia mencoba menjawab semua serangan terhadap dirinya.‭ ‬Meskipun banyak yang mendukungnya,‭ ‬sebagian menentang kewibawaannya sebagai seorang rasul.‭ ‬Sejumlah orangh mengkritik cara Paulus mengajar dan menulis,‭ ‬dan yang lainnya menganggap ia kurang bersahabat dan komentarnya terlalu keras.‭ ‬Paulus membela diri seraya memberikan pengajaran-pengajaran yang penting,‭ ‬seperti: Mengampuni orang lain‭ (‬2:5-17‭) Perjanjian baru yang berasal dari Roh Kudus,‭ ‬bukan dari hukum Taurat‭ (‬3:1-18‭) Bagaimana seorang yang milik Kristus adalah manusia yang baru‭ (‬5:17-21‭) Memberi secara sukarela untuk menolong secara umat Allah di Yerusalem‭ (‬8:115,‭ ‬9:1-15‭) Bagaimana Allah telah mengubah kehidupan Paulus sendiri‭ (‬12:1-9‭) Maksud penulisan Paulus ingin memberikan kekuatan kepada jemaat di Korintus dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.‭ ‬Palus juga berjanji untuk mengunjungi mereka.‭ ‬Namun pada awal surat ini Paulus menjelaskan mengapa ia berubah pikiran.‭ ‬Ia tidak datang ke Korintus agar ia tidak dianggap keras dan terlalu menuntut ‭ ‬2‭ ‬Kor‭ ‬1:23,‭ ‬juga karena ia ingin melihat apakah jemaat di Korintus melaksanakan petunjuk-petunjuk yang telah ia berikan untuk mengampuni orang lain dan menghibur orang yang bersalah ‭ ‬2‭ ‬Kor‭ ‬2:5-11.‭ Paulus juga menulis surat ini untuk membela dirinya sebagai Rasul Kristus yang sejati dan mendorong orang Korintus agar rela menyumbang uang untuk menolong jemaat Kristen di wilayah-wilayah lain.‭ Latar belakang Kitab Paulus menulis beberapa surat kepada jemaat di Korintus,‭ ‬termasuk surat yang sebelumnya disebutkan dalam‭ ‬1‭ ‬Kor.‭ ‬5:9.‭ ‬Ia juga menyebutkan beberapa surat lain ketika ia sedang bersedih ‭ ‬2Kor‭ ‬2:3-4.‭ ‬Surat‭ ‬2‭ ‬Korintus ini sangat mungkin terdiri atas‭ ‬2‭ ‬surat Paulus yang terpisah namun akhirnya dijadikan satu.‭ ‬Yang pertama terdiri atas‭ ‬9‭ ‬pasal‭ (‬1-9‭) ‬dan bagian kedua pasal‭ ‬10-13.‭ ‬Mungkin‭ ‬6:14-7:1‭ ‬merupakan bagiandari surat yang lain.‭ ‬Kedua bagian surat ini lalu digabungkan dan menjadi urat‭ ‬2‭ ‬Korintus. Susunannya adalah demikian‭ ‬: Salam dan doa ucapan syukur‭ (‬1:1-11‭) Paulus ingini berdamai dengan lawan-lawannya‭ (‬1:12-16:13,‭ ‬7:2-16‭) Bagian yang mungkin berasal dari surat lain‭ (‬6:14-7:1‭) Paulus mendorong Jemaat Korintus agar menjadi penyumbang sukarela‭ (‬8:1-9:1-15‭) Paulus membela dirinya sebagai rasul Kristus yang sejati‭ (‬10:1-12:2‭) Nasihat-nasihat terakhir dan salam‭ (‬13:1-13‭) Surat Rasul Paulus‭ ‬yang Pertama‭ ‬kepada Jemaat di‭ ‬ Galatia Isi Pokok Kitab‭ Galatia adalah surat yang sangat pribadi,‭ ‬sehingga membantu kita memahami karakter Paulus dan keyakinan-keyakinannya yang kuat.‭ ‬Surat ini juga memberikan beberapa petunjuk tentang periode awal kehidupan Paulus.‭ ‬Yang paling penting,‭ ‬Galatia memberikan pandangan mengenai‭ ‬kontroversi yang dihadapi oleh jemaat perdana.‭ ‬Kontroversi ini dan tanggapan Paulus amat mempengaruhi cara Paulus memberitakan Injil.‭ ‬Paulus mengajarkan bahwa Allah menghendaki manusia menjadi anak-anak-Nya melalui iman akan Kristus Gal‭ ‬1:16‭)‬,‭ ‬bukan dengan hukum Taurat.‭ ‬Kristus membebaskan anak-anak Allah dari hukum Taurat Gal‭ ‬5:1,‭ ‬dan Roh Kudus menuntun mereka Gal‭ ‬5:16‭ ‬serta menolong mereka menjadi pengasih,‭ ‬murah hati dan baik Gal‭ ‬5:22-23. Maksud penulisan kitab Surat ini ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan jemaat di Galatia mengetahui bahwa ia juga adalah seorang rasul Yesus Kristus.‭ ‬Paulus juga mau menegaskan bahwa amanat yang ia beritakan mengenai Yesus Kristus adalah satu-satunya yang benar Gal‭ ‬1:6-9.‭ ‬Dalam kunjungan yang sebelumnya,‭ ‬Paulus telah memberitakan Injil Yesus Kristus kepada mereka Gal‭ ‬1:7-8.‭ ‬Dalam surat ini,‭ ‬terkandung kemarahan Paulus karena terlah beredar ajaran bahwa untuk menjadi anak-anak Allah haruslah menaati hukum Taurat.‭ ‬Para guru palsu ini mengklaim bahwa mereka mengikuti aturan serta ajaran yang mereka dapatkan dari guru-guru di Yerusalem,‭ ‬termasuk Yakobus,‭ ‬saudara Yesus sendiri Gal‭ ‬1:19. Akan tetapi Paulus memberitahukan bahwa dirinya pun diakui sebagai rasul sebagaimana rasul-rasul Yesus yang lain yang ada di Yerusalem dan mereka pun setuju bahwa orang bukan Yahudi pun dapat menjadi umat Allah tanpa menaati hukum Taurat dan tradisi-tradisi Yahudi.‭ Latar Belakang Galatia adalah wilayah bagian tengah,‭ ‬bagian utara Asia Kecil‭ (‬Turki‭)‬.‭ ‬Kebanyakan penduduknya adalah orang Gaul atau orang Keltik yang telah lama tinggal di wilayah tersebuat sebelum tahun‭ ‬200‭ ‬SM.‭ ‬Pada zaman Paulus,‭ ‬orang Romawi mengusai wilayah ini,‭ ‬yang dinamakan Galatia pada tahun‭ ‬25‭ ‬SM oleh Kaisar Agustus.‭ ‬Tidak jelas di mana atau kapan persisnya Paulus menulis surat ini. Bagaimana susunannya‭? Galatia adalah surat yang diawali dengan salam‭ (‬1:1-4‭) ‬dan diakhiri dengan berkat singkat‭ (‬6:18‭)‬.‭ ‬Paulus menggunakan surat ini terutama untuk menentang guru-guru palsu yang memberikan ajaran yang melawan dan meresahkan jemaat di Galatia serta membela diri dan memberikan ajaran yang benar mengenai Yesus Kristus. Garis besarnya‭ ‬: Paulus membela kerasulan dan ajarannya‭ (‬1:1-2:21‭) Iman akan Kristus adalah jalan menjadi anak-anak Allah‭ (‬3:1-4:31‭) Kristus memberikan kebebasan,‭ ‬dan Roh Menuntun Orang Beriman‭ (‬5:1-6:10‭) Peringatan-peringatan terakhir‭ (‬6:11-18‭) Surat Rasul Paulus‭ ‬yang Kedua‭ ‬kepada Jemaat di‭ ‬ Galatia Isi Pokok Surat‭ Surat ini merangkum banyak ajaran penting yang terdapat dalam surat-surat Paulus.‭ ‬Surat ini diawali dengan bagaimana Allah membangkitkan Kristus Yesus yang sekarang ini memerintah bersama Allah Bapa.‭ ‬Selanjutnya,‭ ‬surat ini menjelaskan bagaimana Yesus mempersatukan orang bukan Yahudi‭ ‬dengan yang Yahudi dengan‭ “‬merubuhkan tembol pemisah,‭ ‬yakni perseturuan‭” ‬yang memisahkan mereka‭ (‬2:14‭)‬.‭ ‬Mereka yang beriman kepada Yesus telah dipilih Allah untuk menjadi satu bagian dari satu tubuh,‭ ‬yakni jemaat.‭ ‬Tubuh ini memiliki satu Tuhan,‭ ‬satu iman,‭ ‬satu baptisan‭ (‬4:5‭)‬.‭ ‬Kristus telah memilih berbagai orang dalam jemaat untuk mendapat karunia-karunia‭ ‬yang berbeda,‭ ‬seperti rasul,‭ ‬nabi,‭ ‬pemberita Injil,‭ ‬para gembala umat dan pengajar‭ (‬4:11‭)‬.‭ ‬Dua pasal terakhir dalam surat ini memberikan petunjuk-petunjuk untuk hidup sebagai umat Allah,‭ ‬termasuk senjata rohani yang Allah berikan agar umat-Nya dapat bertahan melawan Iblis dan pengusa-penguasa kegelapan‭ (‬6:10-17‭)‬. Maksud Penulisan Surat‭ Dalam surat-surat Paulus ada banyak petunjuk tentang alasan Paulus menulis surat-surat tersebut.‭ ‬Namun pada surat Efesus tidak menyebutkan persoalan atau tema tertentu yang digumuli jemaat di Efesus.‭ ‬Oleh sebab itu‭ ‬,‭ ‬sulit memastikan untuk apakah surat ini ditulis.‭ ‬Kisah para rasul‭ ‬19:20‭ ‬mungkin dapat memberikan petunjuk.‭ ‬Pasal ini berkisah tentang keberhasilan Paulus memberitakan Injil kepada orang Efesus.‭ ‬Kemudian mereka berdebat dengan mereka mengenai Dewi Artemis,‭ ‬dewo termasyur di Efesus.‭ ‬Pemimpin setempat menolak menghukum Paulus ketika hampir terjadi huru-hara,‭ ‬tetapi Paulus sepertinya berpendapat lebih baik untuk meninggalkan kota itu.‭ ‬Lalu Paulus bertemu dengan pemimpin jemaat di Efesus dan menguatkan hati mereka dengan penuguhan-peneguhan‭ ‬agar mereka tabah menjalani iman mereka.‭ ‬Kesulitan jemaat di Efesus disebabkan oleh beberapa orang‭ ‬yang berusaha memecah-belah para pengikut Kristus menjadi kelompok-kelompok yang berbeda,‭ ‬bukannya mengikuti pemberitaan yang diberikan oleh Paulus.‭ ‬Jadi Paulus mengangkat masalah kesatuan jemaat sebagai salah satu persoalan utama dalam surat Efesus. Latar Belakang Banyak naskah yang menyebutkan bahwa surat ini ditujukan kepada‭” ‬orang-orang Kudusyang ada di Efesus‭”‬.‭ ‬Namun sejumlah kecil naskah,‭ ‬termasuk naskah tertua,‭ ‬tidak menyebutkan orang Efesus sebagai penerimanya.‭ ‬Surat ini mungkin ditujukan kepada sejumlah orang di Asia Kecil.‭ ‬Gaya penulisan Yunani dan kosakata yang ada pada surat ini agak berbeda dengan surat-surat Paulus yang lainnnya.‭ ‬Selian itu‭ ‬,‭ ‬Paulus juga telah tinggal di Efesus selama kurang lebih‭ ‬3‭ ‬tahun untuk membangun jemaat di sana Kis‭ ‬18:19-21‭; ‬19:1-20‭; ‬20:17-38,‭ ‬tetapi nampaknya penulis dan penerima surat ini belum pernah bertemu Ef‭ ‬1:15.‭ ‬Oleh karena itu,‭ ‬para ahli saling berbeda pendapat mengenai siapa dan kapan waktu penulisannya.‭ ‬Namun,‭ ‬karena adanya kesamaan dengan surat-surat Paulus yang lainnya,‭ ‬khususnya dengan surat Kolose‭ ‬,‭ ‬surat ini dihubungkan dengan surat Paulus. Susunan Kitab Di antara salam singkat‭ (‬1:1-2‭)‬,‭ ‬dan kata penutup‭ (‬6:21-24‭)‬,‭ ‬terdapat ajaran-ajaran umum tentang iman Kristen dan petunjuk-petunjuk bagaimana para pengikut Kristus harus hidup sebagai umat Allah.‭ ‬Garus besarnya adalah demikian: Salam,‭ ‬berkat,‭ ‬dan doa‭ (‬1:1-23‭) Kristus mempersatukan dalam mendamaikan umat Allah‭ (‬2:1-3:21‭) Hidup sebagai tubuh Kristus,‭ ‬anak-anak terang‭ (‬4:1-6:24‭) Surat Kepada Jemaat di‭ ‬Filipi Isi surat Filipi Surat ini ditulis oleh Paulus ketika ia sedang berada dalam penjara di sebuah kota yang tidak disebutkan namanya.‭ ‬Meskipun menghadapi masa sulit,‭ ‬Paulus tetap ingin mengingatkan jemaat di Filipi untuk tetap setia kepada Injil Kristus,‭ ‬yang pertama kali diberikatan kepada mereka Kis‭ ‬.‭ ‬16:12-40‭; ‬Flp‭ ‬4:15-17.‭ ‬Paulus mengingatkan mereka bahwa mungkin saja mereka akan mengalami penderitaan yang sama dengannya,‭ ‬tetapi mereka tetap tak boleh takut karena‭ ‬“segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku‭”‬. ‭ ‬Flp.‭ ‬4:13‭ ‬kata-kata peneguhan iman yang terdapat dalam surat singkat ini memberi kekuatan kepada orang-orang Kristen sejak pertama kali ditulis. Maksud penulisannya Paulus ingin berterima kasih kepada jemaat di Filipi karen telah menolongnya dengan pemberian dan doa Flp.‭ ‬1:5‭; ‬4:10-19.‭ ‬Paulus juga ingin menceritakan apa yang terjadi pada dirinya sejak ia ditangkap oleh tentara Romawi.‭ ‬Paulus juga menyadari masalah-masalah yang dihadapi jemaat di Filipi beberapa saat sebelumnya.‭ ‬Jemaat Kristen di sana berdebat apakah para pengikut Yesus yang baru harus menaati hukum Taurat atau tidak Flp.‭ ‬3:2-11. Latar belakangnya Dilaporkan dalam Kisah Para rasul bahwa Filipi adalah kota pertama yang dikunjungi oleh Paulus setelah ia menyeberangi Asia Kecil menuju Eropa Tenggara Kis‭ ‬16:11-12.‭ ‬Filipi adalah kota pentingdi Makedonia dan berada di ujung timur dari jalur yang disebut Jalur Egnasia.‭ ‬Jalur ini biasanya digunakan oleh para pedagang dan pasukan Romawi untuk membawa barang dan perlengkapan dari timur kekaisaran menuju kota Roma di sebelah barat.‭ ‬Filipi sendiri diambil ari nama Filipus II,‭ ‬ayah Aleksander Agung yang membangun kota tersebut menjadi kota berbenteng dan ibu kota kerajaan yang tengah berkembang pada abad ke-4‭ ‬SM. Surat ini merupakan kelompok dari surat-surat penjara bersama dengan surat Efesus,‭ ‬Kolose,‭ ‬dan Filemon.‭ ‬Beberapa kali Paulus dipenjara atau di mana ia dipenjara,‭ ‬tidak diketahui dengan‭ ‬pasti.‭ ‬Kisah para Rasul hanya mengatakan bahwa Paulus dipenjara di Efesus Kis.‭ ‬19:1-21‭ ‬dan Kaisarea Kis.‭ ‬24:24-26:32,‭ ‬dan mungkin berada dalam‭ ‬tahanan rumah di Roma Kis‭ ‬28:1-30.‭ ‬Mungkin saja Paulus menulis surat ini ketika di penjara atau sedang menjadi tahanan rumah.‭ Susunan Surat‭ Paulus mengawali suratnya dengan salam yang biasa digunakan dalam surat-surat resmi Yunani dan mengakhirinya dengan salam penutup‭ (‬4:21-23‭)‬.‭ ‬Seperti pada suratnya yang lain,‭ ‬surat inu juga didahului dengan pendahuluan lalu doa,‭ ‬dan ucapan syukur kepada jemaat yang dituju.‭ ‬Kemudian Paulus menceritakan keadaannya sendiri,‭ ‬memberikan nasihat dan menguatkan jemaat di Filipi dan berterima kasih karena pertolongan yang telah mereka berikan kepadanya pada masa yang lalu. Garis besarnya: Paulus menyampaikan salam dan mengucap syukur dan doa bagi jemaat di Filipi‭ (‬1:1-11‭) Hidup bagi Kristus,‭ ‬Hamba Allah yang rendah hati‭ (‬1:12-2:18‭) Peneguhan dan nasihat‭ (‬2:19-4:9‭) Ucapan terima kasih dan salam penutup‭ (‬4:10-23‭) Surat Kepada Jemaat di‭ ‬Kolose Isi Pokok Surat Pada surat ini Paulus menuliskan perubahan-perubahan besar yang akan terjadi ketika Yesus datang kembai ke dunia lalu menakhlukkan kuasa-kuasa jahat dan memerintah dunia.‭ ‬Surat Kolose melukiskan apa yang telah Yesus Kristus lakukan.‭ ‬Ketika Kristus mati di kayu salib,‭ ‬semua kuasa yang melawan Allah dikalahkan Kol‭ ‬2:15,20.‭ ‬Dalam surat ini juga terdapat nyanyian pujian yang inadh tentang jati diri Kristus Kol‭ ‬1:15-20.‭ ‬Ia adalah Anak Allah Kol‭ ‬1:15‭ ‬dan kepala‭ “‬tubuh,‭ ‬yaitu jemaat‭” Kol‭ ‬1:18.‭ ‬Paulus mengatakan bahwa Yesus adalah kunci yang membuka rahasia Allah. Maksud Penulisan Kitab Penulis hendaknay mendorong jemaat Kristen di Kolose untuk tetap mengikuti Yesus Kristus Kol‭ ‬2:6‭ ‬dan tidak dibodohi oleh ajaran-ajaran sesat atau diombang-ambingkan oleh berbagai macam paham dan praktik keagamaan yang diajarkan di Asia Kecil di masa itu Kol‭ ‬2:8‭; ‬16-23.‭ ‬Penulis juga hendak meyakinkan jemaat di Kolose untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya serta berkenan kepada-Nya.‭ ‬Itu berarti mereka harus meninggalkan hal-hal buruk yang menjadi bagian hidup mereka di masa lalu Kol‭ ‬3:1-9‭ ‬dan hidup sebagai umat yang baik,‭ ‬rendah hati dan penyayang Kol‭ ‬3:12-14.‭ ‬Ada juga aturan yang menyangkut tentang hubungan antara anggota. Latar Belakang Surat Kolose adalah sebuah kota kecil di Asia Kecil yangterletak di sebelah timur pelabuhan utama,‭ ‬Efesus dan berdekatan dengan Kota Laodokia dan ibukita Hierapolis.‭ ‬Sejumlah kota disebutkan pada surat ini.‭ ‬Paulus tak pernah mengunjungi Kolose,‭ ‬tetapi ia bersyukur bahwa ia tahu bahwa jemaat di Kolose teguh dalam iman Kol‭ ‬1:3-7,2:6-7.‭ ‬Sebelumnya jemaat di Kolose telah mendengarkan Injil dari Epafras,‭ ‬salah satu kawan seperjalanan Paulus,‭ ‬yang pernah tinggal di Kolose Kol‭ ‬1:7,‭ ‬54:12-13. Beberapa ahli berpendapat bahwa surat ini mungkin tidaklah ditulis oleh Paulus sendiri,‭ ‬tetapioleh salah seorang pengikutnya beberapa dekade setelah Paulus meninggal tahun‭ ‬64‭ ‬atau‭ ‬65‭ ‬M.‭ ‬Dalam zaman itu,‭ ‬memang ada kebiasaan seorang murid menulis sesuatu dengan menggunakan nama gurunya sebagai bentuk penghormatan bagi sang guru. Susunan Surat Surat Kolose memiliki salam pembuka dan penutup seperti dalam beberapa surat Paulus yang‭ ‬lain.‭ ‬Salam pembuka‭ (‬1:1-2‭) ‬identik dengan salam pembuka dalam surat Efesus‭ (‬Ef.‭ ‬1:1-2‭)‬.‭ ‬Garis besarnya adalah demikian: Salam,‭ ‬doa,‭ ‬nyanyian pujian bagi Kristus‭ (‬1:1-23‭) Paulus mengajarkan kebanaran tentang Kristus‭ (‬1:24-2:19‭) Hiduip baru di dalam Kristus‭ (‬2:20-4:6‭) Salam penutup dan nasihat‭ (‬4:7-18‭) Surat‭ ‬Rasul Paulus yang Pertama‭ ‬Kepada Jemaat di Tesalonika Isi Pokok Surat Surat pendek ini memperlihatkan hubungan antara Paulus dengan jemaat do Tesalonika.‭ ‬Lebih dari setengahnya berisi doa dan ungkapan syukur Paulus atas iman mereka.‭ ‬Ia seperti seorang gembala yang peduli akan kawanannya dan bersyukur atas waktu yang pernah dilewatkannya bersama mereka.‭ ‬Berulang kali Paulus mengulang frase‭ “‬kamu tahu‭” ‬dan‭ “‬Kamu ingat‭”‬,‭ ‬lalu mengingatkan jemaat di Tesalonika tentang apa yang telah diajarkannya.‭ ‬Itu memperlihatkan bahwa Paulus menulis kepada orang-orang yang telah menjadi pengikut Kristus Yesus. Maksud Penulisan Surat Paulus memberi salam kepada jemaat di Tesalonika dan mengucapkan terima kasih kepada mereka karena iman mereka.‭ ‬Ia juga mengabarkan bahwa ia berniat untuk mengunjungi mereka kembali ‭ ‬1‭ ‬Tes‭ ‬3:11.‭ ‬Tampaknya beberapa pengikut Kristus menanyakan kepada Paulus mengenai nasib saudara seiman yang telah meninggal sebelum kedatangan Kristus yang kedua kalinya,‭ ‬sehingga Paulus berusaha untuk memberikan jawaban ‭ ‬1‭ ‬Tes‭ ‬4:13-18.‭ ‬Selanjutnya Paulus memberikan peringatan untuk terus berjaga-jaga setaiap saat menyambut kedatangan‭ ‬Kristus kembali ‭ ‬1‭ ‬Tes‭ ‬5:11.‭ ‬Paulus juga memberikan nasihat tentang cara hidup yang dikehendaki Allah ‭ ‬1‭ ‬Tes‭ ‬4:1-12. Latar Belakang Surat Tidak jelas berapa lama Paulus tinggal di Tesalonika,‭ ‬tetapi Paulus mengatakan bahwa ia berkerja keras dan lama untuk membiayai hidupnya sendiri sambil membangun jemaat ditesalonika.‭ Tesalonika sendiri adalah sebuah kota yang menjadi ibukota Makedoni di wilayah utara Yunani,‭ ‬berada jalan utama antara timur dan barat kekaisaran Romawi.‭ ‬Banyak dari warganya yang menyembah berhala sebelum menjadi Kristen.‭ ‬Namun kini mereka telah setia kepada Allah,‭ ‬dan melalui merekalah Firman tersebar dan dikenal.‭ ‬Surat ini mungkinlah surat yang paling tua,‭ ‬dan bahkan mungkin tulisan yang paling tua di antara tulisan di Perjanjian Baru. Bagaimana susunannya‭? Iman jemaat Tesalonika dan karya Paulus‭ ( ‬1:1-3,‭ ‬3:13‭) Hidup Kristen dan kedatangan Kristus‭ (‬4:1-5:22‭) Salam penutup‭ (‬5:23-28‭) Surat Kedua‭ ‬ Kepada Jemaat di‭ ‬Tesalonika Isi Pokok Surat Sama seperti‭ ‬1‭ ‬Tesalonika,‭ ‬penulis surat ini pun bersyukur pada Allah,‭ ‬karena jemaat Kristen Tesalonika terus tumbuh dalam imankendati mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan.‭ ‬Penulis menyampaikan bahwa mereka terus menjadi contoh bagi jemaat-jemaat lainnya.‭ ‬Dari surat ini dapat diyakini lebih jauh keyakinan Paulus tentang kedatangan Kristus kembali,‭ ‬dan ajaran mengenai persiapan yang tepat menghadapi peristiwa tersebut. Maksud Penulisan Surat Sejumlah anggota jemaat di Tesalonika kecewa karena ada yang mengatakan bahwa Kristus sudah datang kembali dan mereka telah kehilangan kesempatan untuk menikmati peristiwa tersebut.‭ ‬Namun kepada mereka Paulus mengatakan apa yang akan terjadi bila Kristus telah datang kembali:‭ ‬orang yang tidak suka akan kebenaran dan suka yang jahat akan dihukum ‭ ‬2‭ ‬Tes‭ ‬2:12.‭ ‬Mereka yang setia kepada Yesus akan diselamatkan ‭ ‬2‭ ‬Tes‭ ‬2:13.‭ ‬Jemaat di Tesalonika dimint auntuk mendoakan penyebaran iman Injil ‭ ‬2‭ ‬Tes‭ ‬3:1-5.‭ ‬Mereka diperingatkan untuk menuruti ajaran-ajaran Paulus dan tidak bermalas-malasan ‭ ‬2‭ ‬Tes‭ ‬6:6-13. Latar Belakang Surat Amat mungkin surat ini ditulis tak ama setelah‭ ‬1‭ ‬Tesalonika ditulis.‭ ‬Jemaat Tesalonika menjadi teladan dalam hal imandan cinta ksih,‭ ‬namun beberapa dari mereka mendengarkan ajaran-ajaran palsu berkaitan dengan kaedatangan Kristus yang kedua kalinya.‭ ‬Oelh karena itu,‭ ‬penulis‭ ‬2‭ ‬Tesalonika lebih banyak menerangkan‭ ‬tentang kedatangantuhan kembali dan kemenangan atas‭ “‬manusia durhaka‭”‬.‭ ‬Sebagai penutup penulis mengingatkan jemaat di Tesalonika bahwa kepercayaan mereka akan Kristus yang segera kembali bukanlah alasan untuk berhenti bekerja. Susunan Surat Kebenarann tentang kedatangan Kristus kembali‭ (‬1:1-2:17‭) Doa dan peringatan‭ (‬3:1-18‭) Surat Rasul Paulus yang Pertama‭ ‬Kepada Jemaat di Timotius Isi Pokok Surat‭ 1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Timotius erta Titus sering disebut‭ “‬Surat-Surat Penggembalaan‭” ‬karena isinya menyangkut tanggub jawab mereka yang menjadi pemimipin jemaat Kristen Perdana.‭ ‬Meskipun ditujukan kepada Timotius secara pribadi,‭ ‬sesungguhnya‭ ‬1‭ ‬Timotius merupakan buku panduan bagi para pemimpin jemaat Kristen perdana karena memuat begutu banyak ketentuan dan petunjuk yang berguna guna mengelola perkembangan jemaat yang baru dan sedang berkembang. Maksud Penulisan Surat 1‭ ‬Timotius ditulis dengan tujuan menasihati seliuruh jemaat dan memperingatkan mereka agar waspada terhadap ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan.‭ ‬Di dalam buku ini juga ada petunjuk untuk memilih pemimpin jemaat,‭ ‬penjelasan tentang jabatan,‭ ‬serta tanggung jawab para pemimpin itu. Latar Belakang Penulisan‭ ‬Surat Timotius adalah murid Paulus ‭ ‬1‭ ‬Kor‭ ‬4:17‭; ‬ibunya seorang Kristen Yahudi,‭ ‬sedangkan ayahnya bukan Yahudi yang berasal dari Listra Kis‭ ‬16:1.‭ ‬Dalam surat-suratnya,‭ ‬Paulus sering menyebut Timotius sebagai rekan kerja ‭ ‬2‭ ‬Kor‭ ‬1:1‭; ‬1‭ ‬Tes:11‭; ‬Fil‭ ‬1‭ ‬.‭ ‬Timotius adalah tangan kanan Paulus,‭ ‬oleh sebab itu ia sering ditugaskan sebagai utusan.‭ ‬Nama Timotius sering disebutkan bersama dengan Paulus dalam beberapa surat‭ (‬2‭ ‬Korintus,‭ ‬1-2‭ ‬Tesalonika,‭ ‬Filipi,‭ ‬Filemon‭)‬.‭ ‬Timotius bekerja dengan Paulus dan menemani Paulus dalam perjalanannya.‭ ‬Karena itulah Paulus menggangap Timotius seperti anaknya sendiri. Timotius mungkin ditulis menjelang akhir hidup Paulus.‭ ‬Menurut pendapat lain,‭ ‬surat ini ditulis atas nama Paulus oleh salah seorang pengikutnya,‭ ‬beberapa waktu setelah kematiannya.‭ ‬Struktur jemaat dan ajaran-ajaran sesat yang disebut dalam surat ini menunjukkan‭ ‬1‭ ‬Timotius mungkin ditulis‭ ‬1‭ ‬atau‭ ‬2‭ ‬generasi setelah kematian Paulus.‭ Susunan Surat Nasihat-nasihat tentang kehidupan jemaat‭ (‬1:1-3:13‭) Iamn yang benar dan peringatan tentang ajaran-ajaran sesat‭ (‬3:14-4:5‭) Nasihat kepada Timotius dan para pemimpin jemaat‭ (‬4:6-6-21‭) Surat Rasul Paulus yang kedua Kepada Jemaat di Timotius Isi Pokok Kitab Surat kedua kepada Timotius ini lebih pribadi daripada surat yang pertama.‭ ‬Paulus menyebut Timotius sebagai‭ “‬anak yang terkasih‭” ‬dan selalu mengingatnya dalam doa-doanya ‭ ‬2‭ ‬Tim‭ ‬1:2-3.‭ ‬Nama‭ ‬ibu dan nenek Timotius disebut dalam surat ini dan diingatkan bahwa Paulus telah menumpangkan tangan di atas kepalanya.‭ ‬Hal ini berarti Roh Kudus selalu membimbing Timotius dalam pelayanannya. Maksud Penuilsan Kitab Situasi jemaat Kristen perdana‭ ‬berubah-ubah sepanjang abad pertama.‭ ‬Para pemimpin jemaat terancam penjara,‭ ‬ditangkap dan dihukum oleh pemerintah Romawi.‭ ‬Jemaat sendiri dibingungkan oleh ajaran-ajaran baru yang berbeda dengan berita Injil yang sejati tentang kematian dan kebangkitan Kristus Yesus.‭ ‬Penulis mengajak Timotius menjadi‭ “‬seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus‭” ‬dan berani menanggung penderitaan ‭ ‬2‭ ‬Tim‭ ‬2:1-3.‭ ‬Beberapa orang yang mengaku diri sebagi pengikut Kristus telah terjerat Iblis.‭ ‬Jadi,‭ ‬penulis memperingatkan Timotius agar menjauhkan diri dari godaan yang biasa mejerat orang muda ‭ ‬2‭ ‬Tim‭ ‬2:20-26,‭ ‬3:1-9.‭ ‬Penulis mendorong Timotius untuk terus memberitakan Injil Tuhan,‭ ‬meskipun mungkin tidak selalu diterima dengan baik.‭ ‬Timotius harus menguasai dirinya dan bersabar menghadapi jemaat yang dilayaninya. Latar Belakang Penulisan Kitab Paulus digambarkan sedang berada dalam penjara ketika menulis surat ini.‭ ‬Ia akan segera menghadapi hukuman mati.‭ ‬Bagi Paulus,‭ ‬Timotius sudah seperti anaknya sendiri karena mereka telah mengadakan perjalanan bersama-sama dengan‭ ‬erat. Seperti‭ ‬1‭ ‬Timotius,‭ ‬2‭ ‬Timotius mungkin ditulis Paulus menjelang akhir hidupnya.‭ ‬Namun,‭ ‬mungkin pula surat ini ditulis salah seorang pengikut Paulus,‭ ‬satu atau dua generasi setelah kematiannya.‭ Bagaimana susunannya‭? Nasihat dan peringatan bagi Timotius‭ (‬1:1-2:26‭) Berani dan setia sampai akhir‭ (‬3:1-4:8‭) Pesan terakhir dan salam‭ ((‬4:9-22‭) Surat Rasul Paulus‭ ‬Kepada Titus Isi pokok surat kepada Titus Titus sahabat dekat Paulus,‭ ‬bekerja bersama rasul itu di Asia Kecil dan Yunani.‭ ‬Ia berperan penting dalam perkembangan jemaat di Korintus.‭ ‬Titus rupanya menerima surat ini waktu ia di Pulau Kreta.‭ ‬Paulus meninggalkan dia disitlu supaya dia menetapkan pematia-penatua di setiap kota.‭ (‬Tit‭ ‬1:4‭; ‬Kis‭ ‬27:7-13‭) Alkitab Edisi Studi,‭ ‬Jakarta:LAI,‭ ‬Hal.‭ ‬1968 Maksud penulisan Sutrat ini ditulis sebagai dukungan kepada Titus untuk terus mengajarkan iman yang benar dan membimbing jemaat agar tetap hidup sesuai dengan kehendak Allah.‭ ‬Sejumlah orang dalam jemaat di Kreta rupanya berusaha menyesatkan anggota lainnya dengan ajaran-ajaran sesat‭ (‬1:10-14,‭ ‬3:9-10‭)‬.‭ ‬Surat kepada Titus juga memuat petunjuk dan nasihat kepada para pemimpin jemaat dan bagi seluruh anggota jemaat Allah. ‭ ‬Ibid‭ Latar belakang Surat kepada Titus terutama berisi petunjuk dan nasihat kepada para pemimin jemaat agar memegang teguh iman yang benar dan hidup dengan baik.‭ ‬Perhatian penulis pada pengelolaan jemaat menunjukan bahwa surat kepada Titus adalah salah satu surat Paulus yang terakhir.‭ ‬Bashkan mungkin juga surat ini ditulis atas nama Paulus,‭ ‬setelah Paulus sendiri meninggal.‭ ‬Hal seperti ini umum dilakukan pada masa itu untuk menghormati seseorang dan karyanya. Susunan Kitab Garis besar surat kepada Titus ada;ah sebagai berikut: Pemimpin jemaat dan para pengajar sesat‭ (‬1:1-16‭) Apa yang diimani dan bagaimana hidup sebagai umat Allah‭ (‬2:1-3:15‭) Surat Rasul Paulus Kepada Filemon Isi Surat‭ Surat kepada Filemon mirip dengan durat-sirat di dunia Romawi pada zaman itu.‭ ‬Inilah surat Paulus yang paing pendej dan juga paling pribadi.‭ ‬Dari isinya kita mengetahui bahwa Paulus dan Filemon memiliki hubungan yang sangat erat.‭ ‬Kebanyakan orang yang namanya disebut dalan surat ini,‭ ‬termasuk onesimus‭ (‬budak Filemon‭)‬,‭ ‬disebut juga dalam surat Kolose‭ (‬Kol‭ ‬4:7-9‭)‬. ‭ ‬Ibid,‭ ‬hal.1973 Maksud penulisan Filemon meru‭ ‬pakan tukang kayu yang aggaknya tinggal di kolose.‭ ‬Seperti tukang kayu umumnya pada masa itu,‭ ‬ia memiliki budak.‭ ‬Filemon juga seorang Kristen yang rumahnya digunakan untuk pertemuan jemaat.‭ ‬Paulus menulis surat ini demi kepentingan Onesimus,‭ ‬budak yang melarikan diri dari rumah Filemon.‭ ‬Onsimus sudah mengimani Kristus dan menjadi sahabat yang sangat bergharga di mata Pauus.‭ ‬Ia mengatakan bahwa mengirim Onesimus kembali kepada Filemin dan berharap Filemon mau menerima Omesimus kembali sebagai saudara seiman yang terkasih. Latar belakang Paulus mungkin menulis surat ini ketika ia berada dalanm penjara di Efesus,‭ ‬atau ketika ia menjadi tahanan di Roma,‭ ‬dimana seorang prajurit selalu mengawasi Paulus dan siap saja yang mengunjuninya‭ (‬Kis‭ ‬28:16-21‭) Paulus menghendaki Filemon memperlakukan budaknya yang kembali itu dengan baik dan penuh kasih.‭ ‬Ia tahu bahwa menuirut hukum Romawi,‭ ‬seoranbg tuan sebenarnya dapat menghukum budaknya yang melarikan diri dengan hukuman berat.‭ ‬Paulus tidak mempersoalkan hak Filemon untuk memiliki budak.‭ ‬Perbudakan adalah suatu kenyataan masyarakat pada waktu itu dan paulus tampaknya menerina hal itu‭ (‬1‭ ‬Kor‭ ‬7-20-22‭)‬.‭ ‬Dalam surat-suratnya Paulus menasihati para budak agar taat pada tuan mereka.‭ ‬Namun,‭ ‬yang lebih penting,‭ ‬ia menasihati para tuan agar bersikap adil dan jujur dengan para budak mereka‭ (‬Kol‭ ‬3:22-4:1‭)‬.‭ ‬Dalam surat Galatia,‭ ‬Paulus mengatakan bahwa para hamba dan orang merdeka yang mengimani Yesus Kristus,‭ ‬sederajat sebagai anggota umat Allah‭ (‬Gak‭ ‬3:26-28‭)‬. Susunan Surat Susunan surat kepada Filemon adalah sebagai berikut: Salam dan doa bagi Filemon‭ (‬1-3‭) Pesan Paulus kepadea Filemon mengenai Onesimus‭ (‬4-22‭) Salam penutup dan doa‭ (‬23-25‭)‬. Surat Kepada Orang-Orang Ibrani Isi pokok Surat Ibrani Surat Ibrani berbicara tentang iman dengan cara yang khas,‭ ‬sebab penulisnya memanfaatkan baik perjanjian lama maupun gagasan-gagasan dari budaya dan filsafat Yunani.‭ ‬Akan tetapi bahasa Yunani yang dipakai penulis Ibrani lebih rumit dibandingkan dengan kitap Perjanjian Baru lainnya.‭ ‬Unstuck membuktikan pendapatnya,‭ ‬penulis menggunakan teknik-teknik berdebat dan berpidato pada zamannya. Karena diakhiri dengan salam penutupm,‭ ‬kitab ini biasanya digolongkan dalam surat.‭ ‬Namun,‭ ‬surat Ibrani sebenarnya adalah sebuah kotbah pengajaran yang disusun secara teliti untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang iman krietiani dan untuk memberitahukan belapa pentingnya Yesus.‭ Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬1979 Maksud penulisan Banyaj kalangan beragama pada abad pertama,‭ ‬baik Yahudi maupun bukan Yahudi,‭ ‬mempunyai sejumlah pertanyaan mendasar menyangkut iman Kristiani.‭ ‬Surat Ibrani memperlihatkan bagaimana kekristenan didasarkan pada tradisi Yahudi,‭ ‬sealigus menjalaskan bahwa keduanya beda.‭ ‬Perbedaan utama terletak pada diri Yesus,‭ ‬yang ioleh jemaat Kristen dipandang sebagai imam besar yang sempurna.‭ ‬Ia mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna untuk menebus dosa-dosa manusia,‭ ‬sekali untuk selama-lamanya‭ (‬9:23-10:18‭)‬.‭ ‬Dengan kematian dan kebangkitan-Nya,‭ ‬Yesus telah membuka jalan bagi manusia untuk datang kepada Allah. Penulis menyatakan bahwa Yesus lebih besar dari pada semua malaikat Allah‭ (‬1:5-14‭)‬,‭ ‬semua nabi bahkan Musa dan Yosua‭ (‬2:1-4:14‭)‬.‭ ‬Pengampunan dosa dan kehidupan baru yang ditawarkan Yesus dimungkinkan hanya karena iman.‭ ‬Bagi para pengikut Yesus iman menjadi dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat‭ (‬11:1‭)‬.‭ ‬Penulis memuji tokoh tokoh iman di masa lampau.‭ ‬Mereka menjadi bagian dari banyak saksi yang menyaksikan dan mendukung jemaat Kristen yang sedang mengalami perlombaan iman‭ (‬12:1‭)‬.‭ ‬Di atas segalanya,‭ ‬jemaat Kristen harus terus mengarahkan mata kepada Yesus,‭ ‬pemimpin mereka dalam perlombaan iman ini,‭ ‬yang akan menyempurnakan iman mereka‭ (‬12:2-3‭)‬. ‭ ‬Ibid hal.‭ ‬1980‭ Latar belakang Para ahli tidak dapat memastikan siapa yang menulis surat Ibrani atau kapan surat ini ditulis.‭ ‬Penulis memakai gaya bahasa Yunani yang berbeda dari dengan bahasa dalam surat-surat Paulus.‭ ‬Gagasan-gagasannya yang mendalam tentang identitas dan karya Yesus mungkin lahir melalui proses pemikiran yangf cukup panjang.‭ ‬Karena itu,‭ ‬surat Ibrani diperkirakan ditulis setelah tahun‭ ‬60‭ ‬dan sebelum tahun‭ ‬95,‭ ‬saat surat ini mulai dikutip oleh Klemens dari Roma dalam sebuah suratnya. Para ahli juga tidak dapat memperkirakan kepada siapa surat ini ditunjukan.‭ ‬Ibrani‭ ‬13:24‭ ‬menyinggung tentang‭ “‬saudara-saudara di Italia‭” ‬yang mungkin mengirim salam untuk teman-teman mereka di rumah.‭ ‬Sejumlah anggota jemaat yang disapa penulis sedang menanggung masalah yang berat.‭ ‬Mereka dihina di depanumum dan harta mereka dirampas‭ (‬10:32-34‭)‬.‭ ‬Sebagian jemaat juga sudah tida ikut dalam ibadah,‭ ‬mungkin karena ternyata Kristus tidak segera datang,‭ ‬seperti yang mereka harapkan‭ (‬10:25‭)‬.‭ ‬Semua itu menunjukan bahwa surat Ibrani agaknya ditunjukan kepada sebuah jemaat Kristen generasi kedua. Susunan surat Ibrani adalah sebuah kotbah atau pidato yang tersusun rapi,‭ ‬sehingga gagasan yang ingin disampaikan penulis terlihat dengan jelas.‭ ‬Nasihat dan informasi disampaikan secara bergantian.‭ ‬Jalan pikiran dalam surat Ibrani dapat dikelompokan kedalam lima tema utama.‭ ‬Masing-masing tema diikuti oleh nasihat-nasihat bagaimana jemaat harus hidup sesuai dengan kehedak Allah. Allah mengutus Yesus untuk menyucikan dan membaharui dunia‭ (‬1:1-2:4‭) Yesus lebih tinggi dari pada Musa‭ (‬2:5-4:13‭) Yesus adalah imam besar yang agung‭ (‬4:14-6:12‭) Kurban Yesus Menfghasilkan Perjanjian Baru‭ (‬:13-10:39‭) Iman merupakan jalan untuk selalu menjadi milik Allah‭ (‬11:1-13:25‭) ibid Surat Yakobus Isi pokok surat Yakobus Sebagaimana lazimnya sebuaqh surat,‭ ‬Yakobus juga diawali dengan sebuah salam yang ditunjukan kepada jemaat Kristen yang tersebar di seluruh kekaisaran Roma‭ (‬1:1‭)‬.‭ ‬Sebenarnya surat Yakobus lebih mirip buku kecil yang berisi berbagai nasihat dan petunjuk tentang bagaimana umat Allah harus hidup dan memperlakuka sesamanya.‭ ‬Berbagai nasihat dan petunjuk itu sangat konkrit‭; ‬jangan putus asa menanggung kemiskinan‭; ‬jangan menyerah menghadapi ujian iman‭; ‬hendaknya kita lambat untuk marah‭; ‬jangan berpihak pada orang aya dan mengabaikan orang mikin‭; ‬kasihilah sesama‭; ‬kekanglah lidah dan keinginan‭; ‬percayalah pada hikmat Allah‭; ‬lawanlah iblis‭; ‬janganlah memegahkan diri‭; ‬bantulah rang miskin‭; ‬bersabarlah menantikan kedatangan Tuhan‭; ‬dan berdoalah bagi orang yang menderita. Maksud penulisan Bagi penulis surat Yakobus,‭ ‬iman berarti bertindak‭! ‬Menurutnya,‭ ‬iman tanpa perbuatan baik adalah iman yang mati.‭ ‬Ia menantang umat Allah untuk melaksanakan‭ “‬hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci‭”‬,‭ ‬yaitu mengasihi sesama seperti diri sendiri‭ (‬2:8‭)‬. Latar belakang Surat ini ditunjukan kepada kedua belas suku perantauan.‭ ‬Dua bekas suku yang dimaksud disini bukan umat Israel,‭ ‬melaikan jemaat Keisten yang melihat dirinya sebagai ahli waris tradisi Yahudi. Penulis menyebut dirinya Yakobus.‭ ‬Menurut tradisi,‭ ‬Yakobus adalah saudara Yesus.‭ ‬Surat ini memang berisi nasihat-nasihat dan ajaran-ajaran yang serupa dengan ajaran-ajaran Yesus sebagaimana yang tertulis dalam Injil.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬bentuk dan bahasa surat ini menunjukan bahwa penulis terbiasa dengan berbagai istilah dalam budaya Yunani abad pertama.‭ ‬Ini berarti penulis mungkin hidup jauh sesudah Yakobus,‭ ‬saudara Yesus(Mrk‭ ‬6:3‭)‬,‭ ‬dan juga Yakobus sang rasul‭ (‬Mat‭ ‬4:21‭)‬. Susunan surat Yakobus Setelah menyampaikan sebuah salam yang singkat,‭ ‬penulis menyampaikan nasihatnya tentang hidup sebagai umat Allah.‭ ‬Susuna surat Yakobus adalah sebagai berikut: Memohon hikmat dari Allah dan bertekun dalam pencobaan‭ (‬1:1-18‭) Tunjukanlah bahwa imanmu hidup‭! (‬1:19-2:26‭) Jagalah lidahmu dan jadilah bijak‭ (‬3:1-5:6‭) Bersabar,‭ ‬berbelas kasih,‭ ‬dan berdoalah‭! (‬5:7-20‭) Surat Petrus yang Pertama Isi pokok surat‭ ‬1‭ ‬Petrus Sarana komunikasi yang dulu umum dipajkai oleh ornag Yunani dan Romawi adalah surat.‭ ‬Demikian juga penulis surat‭ ‬1Pertus‭ ‬yang menyampaikan gagasan-gagasannya melalui surat.‭ ‬1‭ ‬Petrus diawali dan diakhiri dengan salam.‭ ‬Pesan utama surat ini‭ (‬1:3-5:11‭) ‬didasarkan pada tema dan gagasan yang banyak muncul dalam kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.‭ ‬Berdasarkan kitab-kitab Injil,‭ ‬penulis misalnya menyatakan pentingnya kematian dan kebangkitan Yesus.‭ ‬Ajaran-ajaran Yesus tentang iman,‭ ‬kerendahan hati,‭ ‬dan suka cita dalam penderitaan juga dimunculkan kembali.‭ ‬Seperti Kisah Para Rasul,‭ ‬surat‭ ‬1‭ ‬Petrus juga menyabutkan pemberitaan Injil yang dilakuka Petrus,‭ ‬Silwanus dan Markus.‭ ‬Melalui surat‭ ‬1‭ ‬Petrus,‭ ‬kita akan melihat gambaran jemaat Kristen Perdana yang berkumpul di rumah-rumah.‭ ‬Penulis mengajak umat untuk mengikuti teladak Kristus,‭ ‬hidup dengan baik dan siap sedia menaggung penderitaan.‭ ‬Tema-tema ini juga muncul dalam surat-surat Paulus.‭ ‬Gambaran jemaat Kristen pada surat ini mirip dengan gambaran dalam surat‭ ‬1‭ ‬Yohanes.‭ ‬Surat‭ ‬1‭ ‬Petrus juga menyerupai surat Ibrani yang menggambarkan sikap para lawan.‭ ‬Karena ketakutan dan kebencian terhadap jemaat,‭ ‬mereka menganiaya jemaat Kristen dan menyingirkan orang Kristen dari masyarakat. ‭ ‬Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬2012 Maksud penulisan Surat ini ditunjukan kepada jemaat Kristen yang tersebar si wilayah Asia Kecil bagian utara‭ (‬1:1‭)‬.‭ ‬Penulis menghendaki agar orang yang membaca surat ini sadar bahwa mereka akan menanggung penderitaan karena iman mereka.‭ ‬Mamun penderitaan tidak akan mengalahkan mereka karena Yasus telah menderita,‭ ‬sengsara dan mati untuk mengampuni dosa mereka,‭ ‬karena Allah telahmembangkitkan mereka dari kematian.‭ ‬Orang Kristen berharap akan dibangkitkan menuju hidup baru,‭ ‬dan‭ ‬harapan itu sudah dimulaoi sejak pembabtisan.‭ ‬Tema-tema penting lain dalan‭ ‬1‭ ‬Petris adalah: Dalam diri Yesus Kristus Allah berkarya untuk membentuk uat yang baru bagi-Nya‭ (‬1:3-25,3:4-12‭) Sebagai umat Allag yang baru,‭ ‬jemaat dipilih untuk hidup kudus seagai bangsa yang kudus‭ (‬1:13-2:17,3:1-7,4:1-11,5:1-11‭) Umat Allah yang baru harus menaati hukum dan perintah Romawi‭ (‬2:13-17‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬mereka harus menghormati Kristus dan menaati Allah lebih dari segala sesuatu‭ ‬bahkan jika karena itu mereka mengalami penderitaan dan kehilangan dahabat-sahabat‭ (‬4:1-4‭)‬.‭ Orang yang dibabtis akan diselamatkan dan mengalami kehidupan yang baru bersama Kristus‭ (‬3:21-22‭) Ibid,‭ ‬hal‭ ‬2012-2013 Latar belakang Menurut tradisi,‭ ‬surat ini ditulis oleh Petrus,‭ ‬murid Yesus‭ (‬1:1‭)‬.‭ ‬Surat ini juga berisi salam dari rekan-rekan sekerja Paulus,‭ ‬yaitu Silwanus dan Markus. Akan tetapi,‭ ‬mengingat kualitas tata bahasa dan gaya penulisan surat ini,‭ ‬banyak para ahli berpendapat hampir tidak mungkin Petrus,‭ ‬seorang nelayan Galilea,‭ ‬yang menjadi penulisnya.‭ ‬Penulis memakai nama Petrus untuk surat ini sebagai bentuk penghormatan kepadanya.‭ ‬Praktis seperti ini‭ ( ‬disebut‭ ‬pseudonim‭) ‬umum terjadi pada zaman itu.‭ ‬Surat‭ ‬1Petrus banyak menyinggung penderitaan yang sedang dan akan diderita oleh jemaat.‭ ‬,Oleh karena itu,‭ ‬surat ini agagknya ditulis ketika pemerintah Romawi mulai menganiaya jemaat Kristen.‭ ‬Sebelum pemerintahan Kaisar Domitianus‭ (‬tahun‭ ‬81-‭ ‬96‭)‬,‭ ‬kekaisaran romawi tidak menganiaya orang Kristen karena menganggap ekristenan sebagai bagian dari agama Yahudi yang dilindungi oleh pemerintah‭ (‬penganiayaan orang Kristen oleh Kaisar Nero,‭ ‬sekitar tahun‭ ‬64,‭ ‬adalah suatu kekecualian‭)‬.‭ ‬Pada masa Kaisar Domitianus Agama Kristen sudah terpisah sama sekali dari agama Yahudi.‭ ‬Pemerintah Romawi mulai menganiaya orang-orang Kristen yang menolak‭ ‬menyembah kaisar yang menganggap dirinya sebagai dewa.‭ ‬Tampaknya surat‭ ‬1‭ ‬Petrus memuat juga bagian-bagian dari rumusan iman serta pujian-pujian yang dipakai pada jemaat Kristen pada waktu itu. ‭ ‬Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬2013 Susunan surat Isi surat ini memuat berbagai macam nasihat,‭ ‬ajaran,‭ ‬dan nyanyian pujian yang dapat dikelompokan sebagai berikut: Dipilih,‭ ‬dilindungi dan diselamatkan‭ (‬1:1-12‭) Hidup sebagai umat Allah yang kudus‭ (‬1:13-3:22‭) Melayani dan menanggung penderitaan sampai akhir‭ (‬3:21-22‭) Surat Petrus yang Kedua Isi pokok surat‭ ‬2‭ ‬Petrus Meskipun bentuknya menyerupai surat,‭ ‬karena diawali dengan salam,‭ ‬2‭ ‬Petrus sebenarnya dimaksudkan sebagai nasihat perpisahan atau wasiat terakhir dari Rasul Petrus.‭ ‬Penulis menyampaian sejumlah peringatan dan nasihat terakhir kepada jemaat Kristen,‭ ‬karena aia akan menanggalkan kemah tubuhnya‭ (‬1:14‭)‬.‭ ‬2‭ ‬Petrus mirip dengan beberapa pesa atau kotbah perpisahan lain dalam Alkitab‭ (‬Yos‭ ‬23:24‭; ‬Mrk‭ ‬13‭; ‬Yoh‭ ‬13-17‭; ‬Kis‭ ‬20:17-35‭)‬. Meskipun surat ini berisai masihat dan peringatan bagi jemaat,‭ ‬penulisnya juga menyinggung‭ ‬berbagai persoalan konkret yang selalu mengancam iman jemaat‭ (‬2:10-22,3:8-9‭)‬.‭ ‬Beberapa bagian‭ ‬2‭ ‬Petrus tampaknuya meliliki kaitan erat dengan surat Yudas.‭ ‬Hal itu menjadi salah satu faktor yang menyulitkan para ahli untuk menentukan siapa penulis‭ ‬2‭ ‬Petrus dan kapan ditulisnya. Maksud penulisan Penulis memperingatkan jemaat mengenai para nabi dan guru palsiu yang berusaha menjauhkan umat dari kebenaran.‭ ‬Menurutnya ketika berhadapan dengan nabi dan guru palsu,‭ ‬jemaat harus‭ ‬berpegang dengan iman mereka.‭ ‬Jemaat juga harus menjadi teladan bagi orang lain dengan hidup secara benar.‭ ‬Penulis menginginkan agar jemaat hidup sesuai dengan anugrah Allah‭ (‬1:3‭) ‬dan berpeganga teguh pada kebenaran yang telah mereka terima.‭ ‬Mereka tidak boleh lupa bawa Tuhan akan datang kembali,‭ ‬mesikipun kedatangan itu tidak secepat yang mereka harapkan‭ (‬3:4‭)‬.‭ ‬Pada masa penantian ini jemaat diharapan bersifat sabar dan taat kepada Allah dengan hidup tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan-Nya‭ (‬3:14‭)‬. Latar belakang Penulis memperkenalkan dirinya sebagai Simon Petrus‭ (‬1:1-2‭)‬,‭ ‬salah satu murid yang turut menyaksikan peristiwa Yesus dimuliakan di gunung‭ (‬peristiwa transeigurasi,‭ !‬:17-18‭; ‬Mat‭ ‬17:1-9‭; ‬Mrk‭ ‬9:2-8‭)‬.‭ ‬Banyak ahli berpendapat bahwa surat ini ditulid oleh seorang murid Petrus,‭ ‬setelah Petrus meninggal,‭ ‬untuk menghormati sang guru dan mempertahankan ajaran para rasul yang diserang oleh pihak-pihak lain: Dibandingkan dengan surat-surat lain,‭ ‬gaya bahasa surat ini lebih mencerminan pengaruh budaya Yunani abad ke‭ ‬2.‭ ‬Rasul petrus sendiri adalah seorang nelayan sederhana dari Galilea yang mungkin sudah meninggal sekitar tahun‭ ‬65‭ ‬di Roma. Penulis menyebut surat-surat Pulus‭ (‬3:15-16‭) ‬seakan-akan surat itu sudah menjadi kitab suci bagi jemaat Kristen.‭ ‬Jika para enulis Perjanjian Baru menyebut‭ “‬Kitab Suci‭”‬,‭ ‬biasanya yang dimaksud adalah kitab Ibrani‭ (‬yang kita sebut Perjanjian Lama‭)‬.‭ ‬Itulah Kitab Suci yang digunakan Yesus dan para rasaul sebelum Perjanjian Baru ditulis.‭ ‬Petrus dan Paulus kurang lebih meninggal pada waktu yang sama‭ ( ‬sekitar tahun‭ ‬60-an‭)‬.‭ ‬Dan tampaknya tidak mungkin surat-surat Paulus sudah dianggap sebagai Kitab Suci Kristen segera setelah kematiannya. Surat-surat dalam Perjanjian Baru umumnya mengharapkan Yesus segera datang kembali ke dunia.‭ ‬Namun dalam‭ ‬2‭ ‬Petrus ada guru-guru palsu yang mengejek harapan itu.‭ ‬Mereka berkatam sejak bapa-bapa leluhur mereka meinggal,‭ ‬segala sesuatu tetap seperti semula dunia diciptakan.‭ ‬Petrus termasuk bapa-bapa leluhur itu.‭ ‬Dalam surat ini,‭ ‬penulis menasihati agar jemaat sabar menantikan kedatangan Tuhan dan tidak kehilangan pengharapan,‭ ‬sebab Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya‭ (‬3:9‭)‬.‭ ‬Nasihat semacam itu ternyata tidak akan muncul di Zaman Petrus. Perbandingan surat Petrus dan Yudas akan memperlihatkan bahwa penulis‭ ‬2‭ ‬Petrus menggunakan sebagian besar isi surat Yudas untuk mendukung ajaran-ajarannya‭ (‬2Ptr‭ ‬2:1-3‭; ‬Yud‭ ‬4-9‭)‬.‭ ‬Surat Yudas diperkirakan ditulis setelah sebagian besar surat Perjanjian Baru lainnya.‭ ‬Karena itu surat‭ ‬2‭ ‬Petrus seharusnya lebih kemudian lagi. Susunan surat‭ ‬2‭ ‬Petrus Surat ini diawali dengan salam singkat yang ditunjukan kepada jemaat Kristen pada umumnya‭(‬1:1-2‭)‬.‭ ‬Namun,‭ ‬surat ini tidak diakhiri dengan salam,‭ ‬melainkan berkat‭ (‬3:18‭)‬.‭ ‬Surat‭ ‬2‭ ‬Petrus dapat dibagi sebagai berikut: Hidup saleh dan bebrpegang teguh pada kebenaran‭ (‬1:1-21‭) Waspadalah‭ ‬terhadap nabi dan guru palsu‭ (‬2:1-22‭) Bersiaplah Tuhan pasti akan datang‭ (‬3:1-18‭) Ibid,‭ ‬Hal‭ ‬2021-2022 Surat Rasul Yohanes yang Pertama Isi pokok surat‭ ‬1‭ ‬Yohanes Meskipun disebut surat,‭ ‬1‭ ‬Yohanes tidak seperti surat-surat Yunani kuno pada umumnya.‭ ‬Misalnya dalam surat ini tidak ada salam yang menyapa umat yang dikiriinya.‭ ‬Karena menyebut Yesus sebagai‭ “‬Firman Allah‭” ‬dan menasihati jemaat agar saling mengasihi,‭ ‬1‭ ‬Yohanes selalu dihubungkan dengan Injil Yohanes.‭ Maksud Penulisan 1‭ ‬Yohanes dan surat-surat yang lain agaknya ditulis untuk mendorong jemaat agar tetap teguh berpegang pada kebenaran bahwa Yesus,‭ ‬Anak Allah,‭ ‬adalah sungguh manusia dan benar-benar menumpahkan darah-Nya untuk menyucikan manusia dari segala dosa.‭ ‬Ada anggota jemaat yang secara keliru menganggap bahwa Yesus kelihatannya seperti manusia,‭ ‬namun Dia sebenarnya aalah mahluk rohani.‭ ‬Merka juga meyakini bahwa hidup rohani lebih penting daripada kehidupan moral,‭ ‬dan pengetahuan rohani lebih penting daripada kaidah-kaidah moral.‭ ‬Mereka mengajarkan bahwa norma-norma moral hanya berlaku bagi mereka yang tidak mampu melihat lebih jauh dari kehidupan fisik saja.‭ ‬Orang-orang ini meyakini bahwa mereka telah dilahirkan kembali secara rohani.‭ ‬Hal itu tidak mungkin lagi membuat mereka berbuat doasa,‭ ‬dan karena itu tidak ada dosa yang harus diakui‭ (‬1:9-10‭)‬. Anak-anak Allah yang sejati percaya bahwa Yesus telah datang sebagai manusia‭ (‬4:2‭) ‬dan Dia sungguh-sungguh anak Allah‭ (‬2:22,3:23‭)‬.‭ ‬Selain itu anak-anak Allah yang sejati adalah orang-orang yang juga taat kepada Allah dan saling mengasihi‭ (‬3:11-24‭)‬.‭ ‬Hanya orang yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar manusia,‭ ‬dan mengasihi sesamanya,‭ ‬akan memiliki hidup kekal. Latar belakang 1‭ ‬Yohanes agaknya ditulis pada akhir abad pertama atau awal abad ke dua.‭ ‬Pada masa itu,‭ ‬jemaat Kristen Perdana mencoba merumuskan apa ciri-ciri khas anak-anak Allah yang sejati.‭ ‬Berbagai aliran keagamaan bemunculan dan cukup menonjol adalah aliran Gnostik,‭ ‬yang berpandangan bahwa dunia materi adalah jahat,‭ ‬sedangkan dunia rohani itu baik.‭ ‬Menurut para penganut aliran Gnostik,‭ ‬tujuan hidup manusia adalah memperoleh pengetahuan khusus yang akan membebaskan diri mereka dari dunia yang nyata ini.‭ ‬Itulah pengetahuan yang tertinggi,‭ ‬yang akan memisahkan manusia dari duania yang jahat ini.‭ ‬Akan tetapi,‭ ‬penulis‭ ‬1‭ ‬Yohanes memperlihatkan bahwa Allahlah yang menciptakan dunia ini.‭ ‬Allah telah mengutus Yesus untuk membebaskan dunia dari kejahatan dan mempersatukan dunia ini dengan Allah. Susunan surat 1‭ ‬Yohanes tidak diawali dan diakhiri dengan salam.‭ ‬Surat ini dapat disusun sebagaiberikut: Hidup dalam terang‭ (‬1:1-2:17‭) Anak-anak Allah dan anak-anak iblis‭ (‬2:18-3:10‭) Kasih yang berasal dari Allah‭ (‬3:11-4:21‭) Iman yang mengalahkan dunia‭ (‬5:1-21‭) Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬2028-2029 Surat Rasul Yohanes yang Kedua Isi pokok surat‭ ‬2‭ ‬Yohanes Sebagaimana surat pada umumnya,‭ ‬dalam‭ ‬2‭ ‬Yohanes dapat dijumpai salam pembuka‭ ‬dan penutup.‭ ‬Melalui surat ini penulis menasihati jemaat untuk saling mengasihi dan hidup dalam kebenaran. Maksud Penulisan Disamping meneguhkan jemaat,‭ ‬Penulis‭ ‬2‭ ‬Yohanes juga mengingatkan mereka agar berhati-hati terhadap para penyesat dan antikristus yang menyangkal bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia.‭ ‬Penulis melarang jemaat menerima orang-orang itu dalam rumah mereka. Latar belakang ‭“{‬Ibu yang terpilih‭” (‬1:1‭) ‬dan‭ “‬saudari yang terpilih‭” (‬1:13‭) ‬mungkin mengacu pada dua kelompok jemaat Kristen yang berbeda,‭ ‬bukan dua individu tertentu.‭ ‬Lihat juga pengantar‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬3‭ ‬Yohanes. Susunan surat Susunan‭ ‬2‭ ‬Yohanes yang singkat ini sebagai berikut: Salam‭ (‬1:1-3‭) Hidup dalam kebenaran dan saling mengasihi‭ (‬1:4-13‭) Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬2037 Surat Rasul Yohanes yang Ketiga Isi pokok‭ ‬surat‭ ‬3‭ ‬Yohanes Seperti‭ ‬2‭ ‬Yohanes,‭ ‬3‭ ‬Yohanes juga diawali dan diakhiri dengan salam.‭ ‬Namun berbeda dengan‭ ‬2‭ ‬Yohanes,‭ ‬surat ini ditunjukan kepada seseorng yang bernama Gayus. Maksud penulisan Penulis mendoaan Gayus dan mengungkapkan sukacitanya,‭ ‬karena rekannya itu telah menyambut para pengikut Yesus yang berkunjung ketempatya untuk memberitakan Injil.‭ ‬Diotrefes,‭ ‬salah seorang‭ ‬pemimpin jemaat di sana,‭ ‬menolak kedatangan para pemberita Injil tersebut dan meminta anggota jemaat lainnya melakukan hal yang sama.‭ ‬Penulis mendorong Gayus untuk tetap menyambut kedatangan para pemberita Injil tersebut‭ ‬,‭ ‬meskipun hal itu bertentangan dengan permintaan Diotrefes. Latar belakang Latar bekajang‭ ‬3‭ ‬Yohanes dapat dibaca pada‭ ‬1‭ ‬dan‭ ‬2‭ ‬Yohanes‭! Susunan surat Susunan‭ ‬3‭ ‬Yohanes adalah sebagai berikut: Salam‭ (‬1:1-4‭) Menyambut saudara-saudara seiman‭ (‬1:5-15‭) Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬2039 Surat Yudas Isi pokok surat Yudas Penulis surat Yudas memberi paringatan keras kepada jemat agar mewaspadai nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu yang mencoba menjauhkan mereka dari kebenaran.‭ ‬Dalam suratnya ini,‭ ‬penulis memanfaatkan sejumlah kisah dalam Perjanjian Lama,‭ ‬bahkan dua kitab apokrif Yahudi,‭ ‬yaitu pengangkatan Musa dan‭ ‬1‭ ‬Henokh.‭ ‬Sebagian teks surat Yudas dapat pula ditemukan dalam‭ ‬2‭ ‬Petrus‭ (‬bdk‭ ‬2Ptr‭ ‬2:1-8‭ ‬dgn Yud‭ ‬4-16‭)‬. Maksud penulisannya Penulis surat Yudas mencemaskan kehadiran orang-orang fasik yang menyusup ketengah jemaat.‭ ‬Orang-orang fasik ini berkeyakinan bahwa orang boleh hidup sesuka hatu dan melakukan hal-hal yang tidak bermoral,‭ ‬karena Allah maha baik dan selalu mengampuni dosa-dosa manusia.‭ ‬Mereka bahkan menyangkal bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya penguasa dan Tuhan kita.‭ ‬Oleh karena itu penulis mendorong jemaat agar brjuang untuk mempertahankan iman mereka.‭ ‬Iman itu harus diwujudkan dalam tingkah‭ –‬laku yang baik sehingga jemaat sungguh hidup dalam kasih Allah.‭ ‬Ini berarti jemaat harus menghindari tingkah laku dan perbuatan dosa,‭ ‬membantu saudara-saudara yang imannya goyah,‭ ‬dan menyelamatkan mereka yang memerlukan bantuan. Latar Belakang Penulis surat singkat ini memperkenalkan dirinya sebagai Yudas‭ (‬Ibrani=Yehuda‭)‬.‭ ‬Yehuda adalah nama salah seorang anak Yakub‭ (‬Kej‭ ‬29:35‭)‬.‭ ‬Baik Daud maupun Yesus berasal dari suku Yehuda. Menurut Mat‭ ‬13:55‭ ‬dan Mark‭ ‬6:3,‭ ‬salah seorang saudara Yesus juga bernama Yudas.‭ ‬Yakobus,‭ ‬saudara Yesus yang lain,‭ ‬kemudian menjadi pemimpin jemaat Kristen perdana di Yerusalem.‭ ‬Mungkin Yudas juga adalah salah satu pemimpin jemaat di Palestina. Para ahli tidak tahu dengan jelas kepada siapa surat ini ditunjukan.‭ ‬Jemaat yang dituju surat Yudas barangkali adalah orang Kristen genersi pertama yang berlatar belakang Yahudi,‭ ‬sebab nereka mengenal dengan baik Alkitab Ibrani‭ (‬Perjanjian Lama‭)‬.‭ ‬Akan tetapi beberapa ahli lain berpendapat bahwa surat ini ditulis setelah Yakobus dan Yudas,‭ ‬kedua saudara Yesus,‭ ‬meninggal.‭ ‬Bahasa dan latar belakang surat ini lebih mencerminkan situasi yang dialami jemaat yang lebih kemudian dari generasi Kristen pertama.‭ ‬Selain itu,‭ ‬ajaran-ajaran palsu yang dikritik okeh penulis surat Yudas umumnya belum muncul dan menjadi masalah serius bagi jemaat Kristen generasi pertama. Susunan surat Surat Yudas disusun sebagai berikut: Salam dan doa‭ (‬1-2‭) Mempertahankan iman melawan orang fasik‭ (‬3-25‭) Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬2041-2042 Wahyu Isi pokok kitab Wahyu Kata‭ ‘‬wahyu‭” ‬adalah terjemahan dari bahasa Yunani‭ ‬apokalypsis,‭ ‬yang artinya pengungkapan atau penyingkapan.‭ ‬Kitab Wahyu merupakan salah wsatu contoh tulisan apokaliptik.‭ ‬Tulisan-tulisan yang berupaya membukakan rahasia surgawi kepada manusia,‭ ‬dan sering berbicara mengenai akhir zaman manusia.‭ ‬Tulisan-tulisan ini biasanya membagi seluruh alam semesta atas dua bagian,‭ ‬yaitu yang baik dan yang jahat.‭ ‬Pada akhir zaman,‭ ‬duania yang baik,‭ ‬yang dukuasai oleh Allah akan memperoleh kemenangan akhir atas dunia jahat,‭ ‬yang dikuasai oleh Iblis.‭ ‬Setela mengalahkan kuasa kejahatan Allah akan memperbaharui seluruh ciptaan,‭ ‬dan umat beriman akan hidup bersamanya selama-lamanya.‭ ‬Teks-teks apokalptik dapat ditemui dalam kitab-kitab lain dalam Alkitab,‭ ‬misalnya Daniel‭ ‬7-12‭ ‬dan Mark‭ ‬13.‭ ‬Akan tetapi Wahyu adalah satu-satunya kitab yang seluruhnya apokaliptik. Kitab Wahyu merangsang imajinasi kita,‭ ‬karena menampilkan pelbagaipenglihatan yang dasyat mengenai hari kedatangan Tuhan.‭ ‬Penglihatan-pemglihatanitu hadir dalam beracam-macam simbol seperti manusia dalam rupa hewan atau binatang-binatang buas,‭ ‬warna dan angka-angka dengan makna tersembunyi,‭ ‬serta ramalan-ramalan tentang akhir zaman. Pemulis kitabWahyu mengenal Perjanjian Lama dengan sangat baik.‭ ‬Lebih dari setengah kitab Wahyu baik secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada Perjanjian Lama.‭ ‬Hal ini sangat penting untuk dapat memahami kitab Wahyu dengan sangat baik. Maksud penulisan Sekitar akir abad pertama,‭ ‬seluruh penduduk di kekaisaran Romawi diwajibkan untu menyembah dan mempersembahkan kurban kepada kaisar-kaisar yang menganggap diri mereka sebagai dewa.‭ ‬Orang-orang yang menolak dianggap penghianat dan dapat dijatuhi hukuman mati.‭ ‬Situasi seprti ini membuat jemaat Kristen bertanya-tanya:‭ ‬kalau mereka tidak taat kepada Roma apakah jemaat akan punah‭? ‬Bagaimana dengan keyakainan mereka bahwa Allah akan memerintah di dunia ini‭? ‬Penulis kitab Wahyu menerima pesan khusus dari Allah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.‭ ‬Ia menyampaikan pesan itu kepada tujuh jemaat Kristen di Asia Kecil,‭ ‬namun sebenarnya pesan itu ditunjukan kepada seluruh jemaat Kristen.‭ ‬Pesan itu terutama berisi tiga hal: Dunia penuh dengan kejahatan,‭ ‬jemaat Kristen mungkin harus menderita dan mati Yesus adalah Tuhan,‭ ‬Ia akan menaklukan seluruh umat manusia dan kekuatan,‭ ‬termasuk kekaisaran Romawi yang melawan Allah Allah menganugerahkan upah yang melimpa kepada jemaat yang setia kepada-Nya,‭ ‬terutama mereka yang kehilangan nyawa demi dia. Itulah pesan kitab Wahyu yang meneguhkan jemaat Kristen perdana yang mengalami penganiayaan hebat karena iman mereka.‭ ‬Melalui kitab Wahyu jemaat mengetahui bahwa meskipun kekaisaran Romawi saat itu sangat berkuasa dan kejam,‭ ‬pada akhirnya,‭ ‬Yesuslah,‭ ‬sang Anak Domba Allah yang akan menang. Latar belakang Identitas Yohanes,‭ ‬penulis Kitab ini,‭ ‬sampai saat ini masih diperdebatkan.‭ ‬Yohanes adalah nama yang umum digunakan dalam kalangan Yahudi dan Kristen.‭ ‬Penulis kitab ini tidak pernah mengatakan bahwa ia adalah salah seorang dari kedua belas rasul.‭ ‬Yang mudah diperkirakan,‭ ‬meskipun tidak pasti,‭ ‬adalah saat penulisan kitab ini.‭ ‬Kaisar Domitianus‭ (‬memerintah tahun‭ ‬81-91‭) ‬adalah kaisar pertama yang memaksa orang kristen menyembah kaisar sebagai dewa.‭ ‬Kaisar Tryanus kemudian menertapkan kebijakan yang mengharuskan agar setiap orang juga menyembah kaisar-kaisar yang sudah meninggal.‭ ‬Karena kitab Wahyu berbicara mengenai penganiayaan orang Kristen yang menolak menyembah kaisar,‭ ‬para ahli berpendapat bahwa kitab ini mungkin ditulis pada akhir pemerintahan Domitianus atau ketika Trayanus memerintah.‭ ‬Namun ada juga ahli yang berpendapat kitab ini ditulis sebelum kehancuran Yerusalem tahun‭ ‬70. Angka-angka yang muncul dalam kitab Wahyu mempunyai mana tertentu.‭ ‬Angka tujuh,‭ ‬misalnya,‭ ‬melambangkan kepenuhan atau kesempurnaan.‭ ‬Simbol-simbol liainjuga dipakai,‭ ‬misalnya simbol utama untuk kuasa-kuasa yang menentang Allah adalah kota‭ “‬Babel‭”‬.‭ ‬Pembaca pada waktu itu mengetahui bahwa yang dimaksud adalah Roma.‭ ‬Mereka juga mengetahui bahwa simbol untuk‭ “‬Anak Domba Allah‭” ‬adalah Yesus Kristus. Susunan Kitab Wahyu Kitab yang cukup rumit ini terbagi dalam bagian-bagian yang berkesinambungan,‭ ‬yang memperlihatkan pergulatan jemaat menghadapi lawan-lawan Allah.‭ ‬Pergulatan ini berawal dari kisah tujuh jemaat dan berakhir dengan kemenangan besar Allah,‭ ‬serta penglihatan tentang langit dan bumi yang baru,‭ ‬yang diciptakan Allah pada akhir zaman.‭ ‬Kitab Wahyu disusun sebagai berikut: Doa dan nubuat Yohanes‭ (‬1:1-8‭) Penglihatan bagi tujuh jemaat‭ (‬1:9-3:22‭) Penglihatan tentang Allah dan Anak Domba‭ (‬4:1-5:14‭) Tujuh materai dibuka‭ (‬6:1-8:5‭) Tujuh sangkakala‭ (‬8:6-11:19‭) Lawan-lawan Allah‭ (‬12:1-13:18‭) Penglihatan tentang penghakiman dan perlindungan Allah‭ (‬14:1-16:21‭) Kemenangan atas lawan-lawan Allah‭ ‬17:1-20:15‭) Allah membarui segala sesuatu‭ (‬21:1-22:5‭) Janji,‭ ‬berkat,‭ ‬dan peringatan-peringatan terakhir‭ (‬22:6-21‭) Ibid,‭ ‬hal.‭ ‬2045-2046 Contoh pembahasan Hermeunitika berdasarkan perikop Perjanjian Lama‭ ‬: Kejadian‭ ‬27-28‭ ‬:‭ ‬9 Perikop ini menceritakan tentang kisah Ishak dengan kedua orang putrnya,‭ ‬yakni Esau sebagai anak sulung dan Yakub sebagai anak bungsu.‭ ‬Diceritakan bahwa Ishak telah tua dan ia ingin memberikan hak anak sulungnya kepada Esau.‭ ‬namun sebelum memberikan hak kesulungan tersebut,‭ ‬Ishak meminta Esau untuk berburu binatang buruan dan memberikan binatang tersebut kepada Ishak dalam bentuk makanan olahan.‭ ‬Maka pergilah Esau berburu. Ketika‭ ‬Esau berburu,‭ ‬datanglah Ribka kepada Takub dan ia menceritakan apa yang telah terjadi antara Ishak dan Esau.‭ ‬Ribka meminta Yakub untuk berpura-pura menjadi Esau dengan berdandan mengenakan pakaian binatang yang berbulu.‭ ‬Setelah menerima kambing-kambing dari Yakub,‭ ‬dipotong dan diolahlah daging kambing itu oleh Ribka.‭ ‬Setelah siap masakan kambing domba oleh Ribka,‭ ‬menghadaplah Yakub yang berpura-pura sebagai Esau dan datang kepada Ishak.‭ Segera Ishak menyambut Yakub yang dikiranya sebagai Esau anak sulungnya.‭ ‬Setelah memasstikan bahwa yang datang adalah Esau dengan menyentuh badan Yakub,‭ ‬Esau makan hidangan yang dikiranya adalah hasil buruan itu.‭ ‬Maka puaslah hati Ishak.‭ ‬Lalu diciumlah Ishak oleh Yakub dan berkat hak sulung itu diucapkan oleh Ishak kepada Yakub,‭ ‬katanya,‭ ‬“Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.‭ ‬Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.‭ ‬Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu,‭ ‬dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu‭; ‬jadilah tuan atas saudara-saudaramu,‭ ‬dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu.‭ ‬Siapa yang mengutuk engkau,‭ ‬terkutuklah ia,‭ ‬dan siapa yang memberkati engkau,‭ ‬diberkatilah ia.‭" Setelah Ishak selesai memberi hak anak sulung itu,‭ ‬keluarlah Yakub dan masuklah Esau.‭ ‬Namun betapa kagetnya Esau ketika Ishak berkata bahwa ia telah memberikan hak anak sulungnya kepada Yakub.‭ ‬Lalu berkatalah Ishak,‭ ‬"Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau,‭ ‬dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya,‭ ‬dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur‭; ‬maka kepadamu,‭ ‬apa lagi yang dapat kuperbuat,‭ ‬ya anakku‭?"‬ Kata Esau kepada ayahnya:‭ ‬"Hanya berkat yang satu itukah ada padamu,‭ ‬ya bapa‭? ‬Berkatilah aku ini juga,‭ ‬ya bapa‭!"‬ Dan dengan suara keras menangislah Esau.‭ ‬Lalu Ishak,‭ ‬ayahnya,‭ ‬menjawabnya:‭ ‬"Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas.‭ ‬Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu.‭ ‬Tetapi akan terjadi kelak,‭ ‬apabila engkau berusaha sungguh-sungguh,‭ ‬maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu.‭"‬ Maka murkalah Esau dan ia berniat membunuh Yakub adiknya. Ribka mendengar kabar buruk tersebut,‭ ‬maka cepat-cepat ia pergi kepada Yakub dan menyuruhnya melarikan diri mencari selamat.‭ ‬Yakub diperintahkan pergi kepada Laban,‭ ‬saudara Ribka.‭ ‬Disuruhnyalah Yakub tinggal di sana sampai reda kemarahan Esau.‭ ‬Maka pergilah Yakub seperti yang diperintahkan ibunya kepadanya. Kemudian Ishak memanggil Yakub,‭ ‬lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya,‭ ‬katanya:‭ ‬"Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan.‭ ‬Bersiaplah,‭ ‬pergilah ke Padan-Aram,‭ ‬ke rumah Betuel,‭ ‬ayah ibumu,‭ ‬dan ambillah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban,‭ ‬saudara ibumu.‭ ‬Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau,‭ ‬membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak,‭ ‬sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa.‭ ‬Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham,‭ ‬kepadamu serta kepada keturunanmu,‭ ‬sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing,‭ ‬yang telah diberikan Allah kepada Abraham.‭" ‬Dan pergilah Yakub seperti yang telah diperintahkan kepadanya. Kejadian‭ ‬37‭ ‬:‭ ‬12-‭ ‬36 Cerita ini mengenai kedua belas anak Yakub.‭ ‬Mereka adalah‭ ‬.‭ ‬Mereka semua,‭ ‬kecuali Benyamin,‭ ‬merasa iri kepada Yusuf karena Yakub,‭ ‬yang diberi nama pula Israel,‭ ‬lebih sayang kepada Yusuf.‭ ‬Bahkan kepada Yusuf diberikan kain yang begitu bagus sehingga makin terbakarlah api cemburu mereka. Suatu hari,‭ ‬diperintahkan kepada Yusuf untuk pergi kepada saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba.‭ ‬Ia pergi ke tanah Sikhem.‭ ‬Namun di sana tak didapatinya saudara-saudaranya karena menurut seorang yang ada di sana semua saudaranya telah berpindah tempat ke yang bernama Dotan.‭ ‬Maka pergilah Yusuf ke tanah yang disebut Yotam tersebut. Ketika dalam perjalanan menyusul saudara-saudaranya,‭ ‬semua saudaranya tela melihat Yusuf.‭ ‬Maka muncullah kesepakatan di antara mereka untuk membunuh dan membinasakan Yusuf.‭ ‬Namun ketika mendengar hal tersebut,‭ ‬Ruben berkata berkata kepada mereka,‭"‬Janganlah tumpahkan darah,‭ ‬lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini,‭ ‬tetapi janganlah apa-apakan dia‭" ‬--‭ ‬maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya‭”‬. Lalu ketika sampai Yusuf menyusul saudara-saudaranya,‭ ‬dpaksalah ia melepas pakaiannya yang maha indah itu.‭ ‬Ia lalu dilemparkan ke dalam sumur yang telah kering airnya.‭ ‬Kemudian duduklah mereka untuk makan.‭ ‬Ketika sedang duduk,‭ ‬nampaklah kepada mereka rombongan orang Ismael yang sedang menjual damar,‭ ‬balsam dan damar ladan.‭ ‬Lalu berkatalah Yehuda kepada semua saudaranya,‭ "‬Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya‭? ‬Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini,‭ ‬tetapi janganlah kita apa-apakan dia,‭ ‬karena ia saudara kita,‭ ‬darah daging kita.‭" ‬Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu lalu diangkatnya Yusuf dari sumur itudan dijual dengan dua puluh syikal keping perak dan dibawalah Yusuf ke Mesir. Lalu pulanglah mereka semua dan bertemu dengan Yakub.‭ ‬Kepada Yakub mereka berkata bahwa Yusuf telah mati karena diterkam binatang buas.‭ ‬Mereka memberikan kain yang Yakub sendiri hadiahkan kepada mereka.‭ ‬Ketika disentuhnya kain itu,‭ ‬dikenalilah bahwa memang kain itu adalah kain miliknya.‭ ‬Lalu dikoyakkan pakaiannya sendiri dan Yakub berkabung.‭ ‬Sedang Yusuf sendiri telah berada di tanah Mesir dan bekerja kepada Pontifar,‭ ‬seorang pegawai istana,‭ ‬kepala pengawal raja. ‭ ‬Hakim‭ ‬4‭ ‬: Perikop ini menceritakan bagaimana Israel yang jahat di mata Tuhan tetap dibantu Tuhan untuk menang untuk pertempuran yang dihadapi Israel melawan Kanaan.‭ ‬Cerita diawali dengan keterangan bahwa Ehud telah wafat.‭ ‬Ehud adalah anak Gera,‭ ‬orang dari suku Benyamin yang kidal.‭ ‬setelah Ehud mati,‭ ‬oleh Tuhan bangsa Israel dijajah oleh Bangsa Kanaan yang waktu itu dipimpin oleh Raja Yabim dan panglima perangnya adalah Sisera yang diam di Hasoret-Hagoyim.‭ ‬Sisera sendiri mempunyai‭ ‬900‭ ‬kereta besi dan telah‭ ‬20‭ ‬tahun lamanya menindas bangsa Israel dengan kejam. Lalu mucullah Deborah,‭ ‬seorang nabi perempuan,‭ ‬istri dari Lapidot.‭ ‬Deborah diangkat sebagai hakim atas bangsa Israel.‭ ‬Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim,‭ ‬dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.‭ ‬Oleh Deborah dipanggillah Barak,‭ ‬bin Abinoam dari Kedesh yang ada di daerah Naftali.‭ ‬Kepada Barak diperintahkan untuk membawa‭ ‬10.000‭ ‬orang dari suku Naftali dan Zebulon untuk bergerak ke Gunung Tabor. Deborah berkata bahwa ia akan membuat Sisera beserta pasukannya pergi menyusul ke sungai Kison.‭ ‬Namun Barak pun melakukan penawaran bahwa Deborah haruslah ikut mnyertai Barak dan orang-orang yang mengikutinya.‭ ‬Deborah mengiyakan permintaan Barak tersebut,‭ ‬namun dengan sebuah peringatan.‭ ‬Katanya,‭"‬Baik,‭ ‬aku turut‭! ‬Hanya,‭ ‬engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini,‭ ‬sebab Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.‭" ‬ Maka berangkatlah Deborah beserta Barak yang membawa seluruh pasukan seperti yang telah diperintahkan Deborah ke Kedesh.‭ ‬Pun dengan Sisera,‭ ‬setelah mendengar kabar bahwa bangsa Israel telah berangkat,‭ ‬ia pun berangkat. Lalu berkatalah Debora kepada Barak:‭ "‬Bersiaplah,‭ ‬sebab inilah harinya Tuhan menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu.‭ ‬Bukankah Tuhan telah maju di depan engkau‭?" ‬Lulu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia,‭ ‬dan Tuhan mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak,‭ ‬sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan‭ ‬berjalan kaki. Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim,‭ ‬dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang‭; ‬tidak ada seorang pun yang tinggal hidup.‭ ‬Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael,‭ ‬isteri Heber,‭ ‬orang Keni itu,‭ ‬sebab ada perhubungan baik antara Yabin,‭ ‬raja Hazor,‭ ‬dengan keluarga Heber,‭ ‬orang Keni itu.‭ ‬Yael itu pun keluar mendapatkan Sisera,‭ ‬dan berkata kepadanya:‭ "‬Singgahlah,‭ ‬tuanku,‭ ‬silakan masuk.‭ ‬Jangan takut.‭" ‬Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut.‭ ‬Ketika ia tertidur,‭ ‬Yael mengambil patok kemah lalu mematok kepala Sisera hingga tembus ke tanah hingga matilah Sisera di tangan Yael. Lalu datanglah Barak dan menanyakan keberadaan Sisera.‭ ‬Maka diantarlah Barak kepada Sisera yang telah mati. Hakim‭ ‬19‭ ‬: Diceritakan bahwa saat itu tak ada raja yang memerintah di Israel.‭ ‬Diceritakan pula bahwa ada seorang Lewi yang tinggal di balik pegunungan Efraim.‭ ‬Ia mengambil istri seorang budak yang berasal dari Betlehem-Yehuda.‭ ‬Tetapi gundiknya itu berlaku serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya di Betlehem-Yehuda,‭ ‬lalu tinggal di sana empat bulan lamanya.‭ ‬Maka berkemaslah suaminya,‭ ‬yang membawa seorang bujang lelaki dan sepasang keledai untuk menyusul istrinya tersebut. Maka sampailah ia di rumah istrinya itu.‭ ‬Ketika melihat bahwa anaknya disusul oleh suaminya,‭ ‬bersukacitalah hati ayah dari gundik itu.‭ ‬Karena sukacita itu,‭ ‬ia meminta agar suami anaknya‭ ‬itu tinggl‭ ‬3‭ ‬hari lamanya bersama-sama dengan mereka.‭ ‬Maka tinggallah ia selama tiga hari di rumah itu.‭ ‬Demikianlah yang terjadi hingga hari kelima.‭ Ketika hari yang kelima dan pengelana itu diminta untuk tinggal lagi,‭ ‬ia menolak.‭ ‬Akhirnya pulanglah ia bersama dengan sepasang keledainya dan juga gundik yang adalah istrinya tersebut.‭ ‬Ketika mereka dekat ke Yebus dan ketika matahari telah sangat rendah,‭ ‬berkatalah bujang itu kepada tuannya,‭ ‬"Marilah kita singgah di kota orang Yebus ini dan bermalam di situ.‭"‬ Tetapi tuannya menjawabnya,‭"‬Kita tidak akan singgah di kota asing yang bukan kepunyaan orang Israel,‭ ‬tetapi kita akan berjalan terus sampai ke Gibea.‭"‬ Lagi katanya kepada bujangnya:‭ "‬Marilah kita berjalan sampai ke salah satu tempat yang di sana dan bermalam di Gibea atau di Rama.‭" ‬Maka berjalanlah mereka dan singgah di Gibea untuk bermalam di situ.‭ ‬Mereka berencana akan bermalam di tanah lapang yang terbuka. Lalu datanglah seorang tua yang baru saja pulang dari ladang.‭ ‬Orang tua berasal dari pegunungan Efraim dan tinggal di Gibea,‭ ‬namun penduduk setempat adalah orang Benyamin.‭ ‬Kemudin orang tua itu bertanya kepada mereka,‭ ‬"Ke manakah engkau pergi dan dari manakah engkau datang‭?"‬.‭ ‬Jawabnya kepadanya:‭ "‬Kami sedang dalam perjalanan dari Betlehem-Yehuda ke balik pegunungan Efraim.‭ ‬Dari sanalah aku berasal‭; ‬aku tadinya pergi ke Betlehem-Yehuda dan sekarang sedang berjalan pulang ke rumah.‭ ‬Tetapi tidak ada orang yang mengajak aku ke rumahnya,‭ ‬walaupun ada padaku jerami dan makanan untuk keledai kami,‭ ‬pula roti dan anggur untuk aku sendiri,‭ ‬untuk hambamu perempuan ini dan untuk bujang yang bersama-sama dengan hambamu ini‭; ‬kami tidak kekurangan sesuatu.‭" Lalu berkatalah orang tua itu:‭ "‬Jangan kuatir‭! ‬Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang menanggung,‭ ‬tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini.‭"‬ Sesudah itu dibawanyalah dia masuk ke rumahnya,‭ ‬lalu keledai-keledai diberinya makan‭; ‬maka mereka pun membasuh kaki,‭ ‬makan dan minum. Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya,‭ ‬datanglah orang-orang kota itu,‭ ‬orang-orang dursila,‭ ‬mengepung rumah itu.‭ ‬Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua,‭ ‬pemilik rumah itu:‭ ‬"Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu,‭ ‬supaya kami pakai dia.‭"‬ Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka:‭ ‬"Tidak,‭ ‬saudara-saudaraku,‭ ‬janganlah kiranya berbuat jahat‭; ‬karena orang ini telah masuk ke rumahku,‭ ‬janganlah kamu berbuat noda.‭ ‬Tetapi ada anakku perempuan,‭ ‬yang masih perawan,‭ ‬dan juga gundik orang itu,‭ ‬baiklah kubawa keduanya ke luar‭; ‬perkosalah mereka dan perbuatlah dengan mereka apa yang kamu pandang baik,‭ ‬tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda.‭" Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya.‭ ‬Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar,‭ ‬kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman,‭ ‬sampai pagi.‭ ‬Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu. Menjelang pagi perempuan itu pulang,‭ ‬tetapi ia jatuh rebah di depan pintu rumah orang itu,‭ ‬tempat tuannya bermalam,‭ ‬dan ia tergeletak di sana sampai fajar.‭ ‬Pada waktu tuannya bangun pagi-pagi,‭ ‬dibukanya pintu rumah dan pergi ke luar untuk melanjutkan perjalanannya,‭ ‬tetapi tampaklah perempuan itu,‭ ‬gundiknya,‭ ‬tergeletak di depan pintu rumah dengan tangannya pada ambang pintu. Berkatalah ia kepada perempuan itu:‭ ‬"Bangunlah,‭ ‬marilah kita pergi.‭"‬Tetapi tidak ada jawabnya.‭ ‬Lalu diangkat mayat itu ke atas keledaidan berjalan pulang. Sesampai di rumah,‭ ‬diambilnyalah pisau lalu dipotong tubuh mayat gundik itu‭ ‬menurut tulang-tulangnya menjadi dua belas potongan,‭ ‬lalu dikirimnya ke seluruh daerah orang Israel. Dan setiap orang yang melihatnya,‭ ‬berkata:‭ "‬Hal yang demikian belum pernah terjadi dan belum pernah terlihat,‭ ‬sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang.‭ ‬Perhatikanlah itu,‭ ‬pertimbangkanlah,‭ ‬lalu berbicaralah‭!" 1‭ ‬Samuel‭ ‬9-10‭ ‬:‭ ‬6 Cerita dalam perikop ini adalah mengenai pengurapan Saul menjadi raja Israel oleh Nabi Samuel.‭ ‬Saul adalah anak laki-laki dari Kish bin Abiel,‭ ‬bin Zeror,‭ ‬bin Bekhorat,‭ ‬bin Afiah,‭ ‬seorang suku Benyamin,‭ ‬seorang yang berada.‭ ‬Saul sendiri adalah seorang muda yang elok rupanya‭; ‬tidak ada seorang pun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya.‭ Suatu hari,‭ ‬ayah Saul kehilangan keledai-keledai betinanya,maka berkatalah ia kepada Saul,‭ ‬“Ambillah salah seorang bujang,‭ ‬bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.‭" Lalu setelah mengajak seorang hamba bersamanya,‭ ‬mereka berjalan melalui pegunungan Efraim‭; ‬juga mereka berjalan melalui tanah Salisa.‭ ‬Tetapi tidak ditemukan keledai tersebut.‭ ‬Kemudian mereka berjalan melalui tanah Sahalim,‭ ‬tetapi keledai-keledai itu tidak ada‭; ‬kemudian mereka berjalan melalui tanah Benyamin,‭ ‬tetapi tidak menemuinya.‭ ‬Ketika mereka sampai di tanah Zuf,‭ ‬berkatalah Saul kepada bujangnya yang bersama-sama dengan dia:‭ "‬Mari,‭ ‬kita pulang.‭ ‬Nanti ayahku tidak lagi memikirkan keledai-keledai itu,‭ ‬tetapi kuatir mengenai kita.‭"‬ Tetapi bujang itu menjawab,‭ ‬"Tunggu,‭ ‬di kota ini ada seorang abdi Allah,‭ ‬seorang yang terhormat‭; ‬segala yang dikatakannya pasti terjadi.‭ ‬Marilah kita pergi ke sana sekarang juga,‭ ‬mungkin ia dapat memberitahukan kepada kita tentang perjalanan yang kita tempuh ini.‭" Jawab Saul kepadanya,‭ "‬Tetapi kalau kita pergi,‭ ‬apakah yang kita bawa kepada orang itu‭? ‬Sebab roti di kantong kita telah habis,‭ ‬dan tidak ada pemberian untuk dibawa kepada abdi Allah itu.‭ ‬Apakah yang ada pada kita‭?" ‬Namun pada Saul bujang itu memberi tahu bahwa ia masih memiliki seperempat syikal perak.‭ ‬Maka pergilah mereka untuk mencari petunjuk Allah melalui nabi. Ketika telah masuk ke dalam kota,‭ ‬mereka mendapat informasi bahwa nabi akan naik ke bukit dan untuk memberkati korban yang akan dijadikan sebagai makanan pesta.‭ ‬Maka naiklah mereka ke kota,‭ ‬dan ketika mereka masuk kota,‭ ‬Samuel yang berjalan keluar untuk naik ke bukit,‭ ‬berpapasan dengan mereka. Ternyata‭ ‬Tuhan telah memberitahu Samuel,‭ ‬sehari sebelum kedatangan Saul,‭ ‬demikian,‭"‬Besok kira-kira waktu ini Aku akan menyuruh kepadamu seorang laki-laki dari tanah Benyamin‭; ‬engkau akan mengurapi dia menjadi raja atas umat-Ku Israel dan ia akan menyelamatkan umat-Ku dari tangan orang Filistin.‭ ‬Sebab Aku telah memperhatikan sengsara umat-Ku itu,‭ ‬karena teriakannya telah sampai kepada-Ku.‭" Maka ketika Samuel melihat Saul,‭ ‬Tuhan memberitahu bahwa Saullah yang Tuhan maksudkan yang mana akan menjadi raja atas Israel.‭ ‬Kemudian bertanyalah Saul kepada Samuel dimana nabi yang dapat membantunya menemukan domba-domba betina milik ayahnya yanh telah hilang.‭ ‬Jawab Samuel kepada Saul,‭ ‬katanya:‭ "‬Akulah pelihat itu.‭ ‬Naiklah mendahului aku ke bukit.‭ ‬Hari ini kamu makan bersama-sama dengan daku‭; ‬besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.Adapun keledai-keledaimu,‭ ‬yang telah hilang tiga hari lamanya sampai sekarang,‭ ‬janganlah engkau kuatir,‭ ‬sebab telah diketemukan.‭ ‬Tetapi siapakah yang memiliki segala yang diingini orang Israel‭? ‬Bukankah itu ada padamu dan pada seluruh kaum keluargamu‭?"‬.‭ ‬Maka heranlah Saul,‭ ‬katanya,‭"‬Bukankah aku seorang suku Benyamin,‭ ‬suku yang terkecil di Israel‭? ‬Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin‭? ‬Mengapa bapa berkata demikian kepadaku‭?"‬.‭ ‬Lalu diajaklah Saul dan bujangnya masuk ke dalam pendopo dan makan di sana‭ ‬dengan bagian yang telah Samuel minta untuk disediakan sebelumnya.‭ ‬Sesudah perjamuan makan tersebut,‭ ‬Samuel mengajak Saul ke atas sotoh dan berceita banyak hal di sana.‭ ‬Sesudah itu mereka tidur. Setelah pagi datang,‭ ‬Samuel memanggil Saul yang ada di atas sotoh,‭ ‬lalu mereka turun sampai di ujung kota,‭ ‬di sana Samuel mengambil buli-buli berisi minyak,‭ ‬dituangnyalah ke atas kepala Saul,‭ ‬diciumnya Saul sambil berkata:‭ "‬Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel‭? ‬Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan,‭ ‬dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.‭ ‬Inilah tandanya bagimu,‭ ‬bahwa Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:‭ ‬Apabila engkau pada hari ini pergi meninggalkan aku,‭ ‬maka engkau akan bertemu dengan dua orang laki-laki di dekat kubur Rahel,‭ ‬di daerah Benyamin,‭ ‬di Zelzah.‭ ‬Mereka akan berkata kepadamu:‭ ‬Keledai-keledai yang engkau cari itu telah diketemukan‭; ‬dan ayahmu tidak memikirkan keledai-keledai itu lagi,‭ ‬tetapi ia kuatir mengenai kamu,‭ ‬katanya:‭ ‬Apakah yang akan kuperbuat untuk anakku itu‭? ‬Dari sana engkau akan berjalan terus lagi dan sampai ke pohon tarbantin Tabor,‭ ‬maka di sana engkau akan ditemui oleh tiga orang laki-laki yang naik menghadap Allah di Betel‭; ‬seorang membawa tiga ekor anak kambing,‭ ‬seorang membawa tiga ketul roti dan yang lain lagi sebuyung anggur.‭ ‬Mereka akan memberi salam kepadamu dan memberikan kepadamu dua ketul roti yang akan kauterima dari mereka.‭ ‬Sesudah itu engkau akan sampai ke Gibea Allah,‭ ‬tempat kedudukan pasukan orang Filistin.‭ ‬Dan apabila engkau masuk kota,‭ ‬engkau akan berjumpa di sana dengan serombongan nabi,‭ ‬yang turun dari bukit pengorbanan dengan gambus,‭ ‬rebana,‭ ‬suling dan kecapi di depan mereka‭; ‬mereka sendiri akan kepenuhan seperti nabi.‭ ‬Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu‭; ‬engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.‭ ‬Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu,‭ ‬lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu,‭ ‬sebab Allah menyertai engkau. 10:8‭ ‬Engkau harus pergi ke Gilgal mendahului aku,‭ ‬dan camkanlah,‭ ‬aku akan datang kepadamu untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.‭ ‬Engkau harus menunggu tujuh hari lamanya,‭ ‬sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.‭" Setelah upacara pengurapan itu selesai,‭ ‬pergilah Samuel pulang.‭ ‬Dan terjadilah apa yang telah dikatakan Samuel hari itu juga.‭ ‬Bahkan ketika Saul berpapasan dengan sekelompok nabi,‭ ‬heranlah mereka atas apa yang‭ ‬terjadi dalam diri Saul.‭ ‬Dan ketika telah sampai di rumah,‭ ‬ketika pamannya menanyakan apa yang telah terjadi,‭ ‬Saul menceritakan perjalanannya.‭ ‬Namun cerita tentang ia telah menjadi raja,‭ ‬tak ia ceritakan. 2‭ ‬Sam‭ ‬3:6-21 Perikop ini menceritakan mengenai cerita antara Abner bin Ner,‭ ‬panglima Saul.‭ ‬Diceritakan bahwa oleh Isyboset Abner dituduh bersetuh dengan gundik keluarga Saul.‭ ‬Maka marahlah Abner kepada Isyboset karena Abner merasa selama hidupnya ia terus setia kepada keluarga Saul dengan tidak membiarkan Saul kalah dari Daud.‭ ‬Lalu dalam kemarahan dan kekecewaannya,‭ ‬bersumpahlah ia,‭ “‬Kiranya Allah menghukum Abner,‭ ‬bahkan lebih lagi dari pada itu,‭ ‬jika tidak kulakukan kepada Daud seperti yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepadanya,‭ ‬yakni memindahkan kerajaan dari keluarga Saul dan mendirikan takhta kerajaan Daud atas Israel dan atas Yehuda,‭ ‬dari Dan sampai Bersyeba.‭" ‬Kemudian Abner mengirim utusan kepada Daud dengan isi pesan bahwa ia akan membantu Daud mendapatkan seluruh wilayah kerajaan Israel.‭ ‬Dan Daud menyetujui apa yang ditawarkan oleh Abner tersebut,‭ ‬dengan syarat bahwa Abner harus datang membawa Mikhal,‭ ‬anak perempuan Saul.‭ Pun Daud juga mengirim utusan kepada Isyboset perihal Mikhal yang sebenarnya adalah hak Daud karena Daud telah mendapatkan‭ ‬100‭ ‬kulit khatan orang Filistin.‭ ‬Maka Isyboset mengambil Mikhal dari suaminya,‭ ‬yakni Paltiel bin Lais.‭ Ketika istrinya pergi meninggalkan Paltiel,‭ ‬Paltiel menangisi kepergian istrinya dengan terus mengikuti istrinya hingga di sebuah tempat yang bernama Bahurim.‭ ‬Maka datanglah Abner dan mengajak Paltiel pulang,‭ ‬dan terjadilah demikian. Setelah itu Abner menemui tua-tua Israel dan kepada orang-orang Benyamin.‭ ‬Ia menyatakan bahwa sebenarnya Israel adalah milik Daud karena Tuhan sendiri telah menjanjikan hal tersebut langsung kepada Daud.‭ ‬Tuhan telah menjanjikan kepada Daud bahwa melalui Daudlah seluruh umat Israel akan diselamatkan dari penjajahan bangsa Filistin.‭ ‬Maka setujulah mereka semua akan apa yang dikatakan oleh Abner.‭ ‬Dan sejak itu Abner menjadi bawahan Daud yang membantu Daud dalam gerakan melawan Saul. 2‭ ‬Sam:‭ ‬24 Cerita pada perikop ini mengenai sensus penduduk yang dilakukan oleh Daud yang membawa penyesalan pada Daud dan membuat Tuhan Allah murka.‭ ‬Ceritanya dimulai dengan titah Daud untuk menghitung berapa banyak umat Israel yang ada saat itu.‭ ‬Penghitungan dilakukan kepada selurugh rakyat di Israel dan Yehuda. Perintah itu diberikan oleh Daud kepada Yoab dan para panglima tentara yang ada di istana.‭ ‬Sebenarnya Yoab sendiri merasa keberatan dengan apa yang telah diperintahkan kepadanya,‭ ‬namun karena kesetiaannya kepada Daud,‭ ‬maka dilaksanakanlah perintah itu.‭ Selama‭ ‬9‭ ‬bulan‭ ‬20‭ ‬hari mereka menjelajahi seluruh negeri.‭ ‬Dari Aroer hingga arah Gad dan Yaezer.‭ ‬Lalu sampai pada Gilead Sidon.‭ ‬Setelah semuanya terhitung,‭ ‬kembalilah mereka ke Yerusalem dan memberikan laporan kepada Daud yang telah menanti.‭ ‬Di Israel semuanya ada‭ ‬800.000‭ ‬dan Yehuda‭ ‬500.000‭ ‬yang dapat menggunakan pedang. Namun ketika Daud mengetahui jumlah yang ada di kerajaannya,‭ ‬maka menyesallah Daud akan apa yang telah diperintahkannya tersebut.‭ ‬Ia merasa berdosa kepada Allah maka berdoalah Daud pada Allah memohon perlindungan dan pengampunan.‭ ‬Lalu datanglah firman dari Tuhan kepada Nabi Gad bahwa Tuhan akan menghukum Daud dengan‭ ‬3‭ ‬pilihan dan Daud harus memilih satu di antara ketiganya.‭ ‬Ketiga hukuman tersebut adalah wabah kelaparabn selama‭ ‬3‭ ‬tahun,‭ ‬Daud harus melarikan diri selama‭ ‬3‭ ‬bulan dari kejaran lawannya atau akan ada penyakit sampar selama‭ ‬3‭ ‬hari di negeri Israel. Maka jawab Daud kepada Nabi Gad sebagai wakil Tuhan,‭ ‬katanya,‭ ‬"Sangat susah hatiku,‭ ‬biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN,‭ ‬sebab besar kasih sayang-Nya‭; ‬tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia‭”‬.‭ ‬Maka terjadilah wabah sampar selama‭ ‬3‭ ‬hari yang dipilih oleh Daud. Setelah hari yang ketiga menyesallah Tuhan akan segala yang telah terjadi di Israel.‭ ‬Maka Tuhan mememrintah kepada malaikat untuk menurunkan tangannya sehingga berhentilah wabah itu.‭ ‬Ketika melihat itu,‭ ‬Daud meratap,‭ ‬katanya,‭ ‬"Sesungguhnya,‭ ‬aku telah berdosa,‭ ‬dan aku telah membuat kesalahan,‭ ‬tetapi domba-domba ini,‭ ‬apakah yang dilakukan mereka‭? ‬Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku.‭"‬. Lalu datanglah Gad dan memberikan perintah kepada Daud untuk mendirikan mezsbah persembahan di tempat pengirikan Arauna.‭ ‬Maka diperbuatlah apa yang‭ ‬telah disabdakan Gad dengan membeli domba-domba yang ada di‭ ‬sana. 1‭ ‬Raja-Raja‭ ‬1 Perikop in bercerita tentang tahta Daud yang diperebutkan oleh Adonia dari Salomo.‭ ‬Adonia,‭ ‬anak Dauda dari Hagit ingin menjadi raja ketika Daud telah tiba dan akan meletakkan tahta kepada penerusnya.‭ ‬Adonia sangat menginginkan diri menjadi raja.‭ ‬Maka dibawalah kereta-kereta perang dan pasukan berkuda‭ ‬50‭ ‬jumlahnya.‭ ‬Untuk menjadi raja,‭ ‬ia bekerja sama dengan Yoab dan imam Abyatar. Lalu terdengarlah kabar itu oleh Nabi Natan,‭ ‬imam Zadok dan Benaya bin Yoyada.‭ ‬Mereka memberitahukan rencana tersebut kepada Batsyeba.‭ ‬Kata nabi Natan,‭ ‬"Tidakkah engkau mendengar,‭ ‬bahwa Adonia anak Hagit,‭ ‬telah menjadi raja,‭ ‬sedang tuan kita Daud tidak mengetahuinya‭? ‬Karena itu,‭ ‬baiklah kuberi nasihat kepadamu,‭ ‬supaya engkau dapat menyelamatkan nyawamu dan nyawa anakmu Salomo.‭ ‬Pergilah masuk menghadap raja Daud dan katakan kepadanya:‭ ‬Bukankah tuanku sendiri,‭ ‬ya rajaku,‭ ‬telah bersumpah kepada hambamu ini:‭ ‬Anakmu Salomo,‭ ‬akan menjadi raja sesudah aku dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku‭? ‬Mengapakah sekarang Adonia menjadi raja‭? ‬Dan selagi engkau berbicara di sana dengan raja,‭ ‬aku pun akan masuk pula dan menyokong perkataanmu itu.‭" Maka dilakukanlah oleh Batsyeba seperti apa yang telah dikatakan Natan kepadanya.‭ ‬Maka kata Batsyeba di pangkuan Daud,‭ ‬"Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN,‭ ‬Allahmu,‭ ‬kepada hambamu ini:‭ ‬Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku,‭ ‬dan ia akan duduk di atas takhtaku.‭ ‬Tetapi sekarang,‭ ‬lihatlah,‭ ‬Adonia telah menjadi raja,‭ ‬sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya.‭ ‬Ia telah menyembelih banyak lembu,‭ ‬ternak gemukan dan domba,‭ ‬dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab,‭ ‬panglima itu,‭ ‬tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya.‭ ‬Dan kepadamulah,‭ ‬ya tuanku raja,‭ ‬tertuju mata seluruh orang Israel,‭ ‬supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku.‭ ‬Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya.‭"‬ Lalu masuklah Natan dan ikut meyakinkan Daud.‭ ‬Dan oleh Natan dan Imam Zadok,‭ ‬diurapilan Salomo menjadi raja Israel yang sah menggantikan daud. Raja-Raja‭ ‬:‭ ‬13 Cerita ini mengenai nabi-nabi yang ada di Israel ketika diperintah oleh Yerobeam.‭ ‬Ketika itu Yerobeam berbuat jahat di mata Tuhan sehingga dikirimlah nabi untuk memperingatkan Yerobeam.‭ ‬Namun ketika peringatan iu disampaikan,‭ ‬Yerobeam tak mau bertobat sehingga tangannya menjadi kaku tak bisa digerakkan.‭ ‬Namun karena didoakan oleh nabi,‭ ‬maka kembalilah tangan itu sehingga dapat digunakan kembali. Namun pada perjalanan pulang,‭ ‬nabi itu diserang oleh singa dan diterkam,‭ ‬namun tidak dimakan.‭ ‬Mayatnya dibiarkan begitu saja tergeletak di jalan.‭ ‬Ketika teman nabi itu tahu,‭ ‬menyusullah ia mengambil mayatnya.‭ ‬Namun walai di sana ada singa,‭ ‬ia sama sekali tak diterkam dan dicabik.‭ ‬Singa itu hanya melihatnya hingga ia pergi meninggalkan tempat itu.‭ ‬Maka dikuburlah nabi itu dengan pesan bahwa bila ia meninggal ia ingin dikuburkan di tempat itu bersama-sama dengan nabi yang telah dihukum Tuhan itu. Daftar Pustaka:‭ Pidyarto,‭ ‬O.‭ ‬Carm.‭ ‬Mempertanggungjawabkan Iman Katolik:‭ ‬Buku Kesatu‭ ‬.‭ ‬Dioma,‭ ‬Malang.‭ ‬1997. Pidyarto,‭ ‬O.‭ ‬Carm.‭ ‬Mempertanggungjawabkan Iman Katolik:‭ ‬Buku Kelima.‭ ‬Dioma,‭ ‬Malang.‭ ‬1997. Bergant CSA,‭ ‬Dianne.‭ ‬Tafsir Alkitab Perjanjian Lama.‭ ‬Kanisius,‭ ‬Jogjakarta.‭ ‬2006. Lembaga Alkitab Indonesia.‭ ‬Alkitab Edisi Studi.‭ ‬Lembaga Alkitab Indonesia,‭ ‬Jakarta.‭ ‬2001. Situmorang,‭ ‬Martinus.‭ ‬Musa dan KItab Tauratnya.‭ ‬Kanisius,‭ ‬Jogjakarta.‭ ‬2013. Janes,‭ ‬Petra.‭ ‬Mengenal Alkitab‭ ‬:‭ ‬Latar Belakang Pengarang dan Ciri Khas Penulisannya.‭ ‬Kanisius,‭ ‬Jogjakarta.‭ ‬2011. Ryan,‭ ‬Rafael.‭ ‬Di Antara Kitab-Kitab.‭ ‬Kanisius,‭ ‬Jogjakarta.‭ ‬2009. Kristina,‭ ‬Maria.‭ ‬Hermenunitika,‭ ‬Sebuah Jawaban Persoalam Masa Kini.‭ ‬Obor,‭ ‬2011. Daftar Internet‭ ‬: www.TheFreethinker.org./‭ ‬Pendekatan-pendekatan Kritis Hermeneutik‭ www.katolisitas.org/Hermeunitika www.ekaristi.org/kitabsucigerejakatolik‭ www.alkitabsabda.org/pentateukh‭ www.hasilkonsili.org/lengkap‭ Martinus Rikiwi Setiaji Tugas Hermeunitika 199