Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ZAHRA RAHMATIKA1, AGUS SUSANTI2, BETI SUSILAWATI3, ABDUL LATIEF ARUNG ARAFAH4, JUNI HARTIWI5 Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Institut Teknologi Bisnis dan Bahasa Dian Cipta Cendikia 1 zahrarahma@radenintan.ac.id, 2agussusanti@radenintan.ac.id, 3 betisusilawati@radenintan.ac.id, 4Abdullatiefarungarafah@radenintan.ac.id, 5 juni_marvel@yahoo.com, , ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari fenomena kebijakan merdeka belajar yang baru digaungkan oleh Kementerian Pendidikan. Kebijakan pendidikan merupakan sebuah keputusan yang dibuat oleh pemerintah dalam bidang pendidikan sebagai respon dari masalah-masalah pendidikan yang terjadi di masyarakat. Masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran umumnya berkaitan dengan pola pembelajaran konvensional yang digunakan oleh guru. Pola tersebut cukup membuat siswa mudah merasa bosan. Meningkatkan mutu pendidikan tidak akan berpengaruh secara signifikan tanpa guru yang berkualitas. Oleh karena itu pentingnya implementasi pembelajaran pada mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) oleh guru pendidikan agama islam didasari dengan konsep yang baik, dalam hal ini sebagai pengembangan inovasi sehingga bisa tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah guru PAI. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu, triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Hasil penelitian ini didapat implementasi kurikulum merdeka belajar pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah dijalankan dengan baik. Dalam proses implementasinya diketahui bahwa, terdapat upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sekolah dalam menyikapi dan melaksanakan implementasi kurikulum Merdeka Belajar. Dalam implementasi kurikulum merdeka belajar terdapat faktor kendala yaitu kurangnya pemahaman guru dan siswa terkait apa itu kurikulum merdeka belajar. Kata Kunci: Merdeka Belajar, Pendidikan Agama Islam ABSTRACT This research departs from the phenomenon of the independent learning policy which has just been promoted by the Ministry of Education. Educational policy is a decision made by the government in the field of education as a response to educational problems that occur in society. Problems that often occur in learning are generally related to conventional learning patterns used by teachers. This pattern is enough to make students feel bored easily. Improving the quality of education will not have a significant effect without quality teachers. Therefore, it is important to implement learning in Islamic Religious Education (PAI) subjects by Islamic religious education teachers based on good concepts, in this case as developing innovation so that the expected learning objectives can be achieved. This research was conducted to determine the implementation of the Independent Learning Curriculum in Islamic Religious Education learning. This research uses a qualitative research approach. The population and sample in this study were PAI teachers. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews and documentation. To test the validity of the data, researchers used triangulation Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 43 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 techniques, namely, source triangulation, technique triangulation and time triangulation. The results of this research show that the implementation of the independent learning curriculum in Islamic Religious Education learning has been carried out well. In the implementation process, it is known that there are efforts to plan, implement and evaluate schools in responding to and implementing the implementation of the Merdeka Belajar curriculum. In implementing the independent learning curriculum, there is an obstacle factor, namely the lack of understanding by teachers and students regarding what the independent learning curriculum is. Keywords: Freedom to Learn, Islamic Religious Education PENDAHULUAN Sebuah negara dikatakan sukses dapat diamati dari sistem pendidikan yang diterapkan. Hal memegang peranan penting sebab menjadi tonggak pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan adalah proses untuk memberdayakan diri manusia berbagai macam situasi serta elemen-elemen yang paling dipertimbangkan adalah kesadaran, kecerahan diri, berdaya guna, juga perubahan sikap (Soyomukti, 2021). Pendidikan menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani, maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Hal itu dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma serta mewariskan pada generasi berikutnya agar dapat dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan. (Ihsan, 2005). Merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi lembaga pendidikan berada di era 5.0. Sebuah organisasi pendidikan harus mampu menghadirkan keseimbangan antara sistem pendidikan dengan perkembangan zaman. Sistem pendidikan idealnya dapat melahirkan peserta didik dengan kapabilitas berpikir dan bernalar kritis dalam menyelesaikan masalah, sarat kreativitas, penuh inovasi, serta keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi. Selain itu, mempunyai keterampilan menggali, menyerap dan mentransfer pengetahuan serta mahir dalam memanfaatkan teknologi dan informasi. (Muhammad, 2020). Perkembangan zaman pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dalam berbagai desain pembelajaran, baik berupa metode, strategi dan berkaitan dengan administratif atau desain implementasi pembelajarannya. Dinamika pendidikan berperan penting sebagai agen perubahan sosial (social agent of change). Pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk mencapai kesuksesan dengan keterampilan-keterampilan yang ada, akan tetapi juga ditujukan untuk mengembangkan potensi seseorang untuk memilih kekuatan spiritual (Wardoyo, 2018). Peran kebijakan pendidikan adalah pedoman, konsep atau dasar rencana, solusi serta inovasi untuk melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan. Peran-peran kebijakan pendidikan di Indonesia tersebut kurang terealisasikan dan terkadang pelaksanaan kebijakan itu sendiri menjadi masalah baru di masyarakat, di karenakan strategi pelaksanaan kebijakan pendidikan belum dilakukan secara optimal oleh pemerintah. Kebijakan pendidikan di Indonesia sering berganti sehingga terdapat ungkapan “ganti menteri, ganti kebijakan” di masyarakat. Paket-paket kebijakan baru selalu dibawa ketika terjadi pergantian kepemimpinan menteri. Kebijakan pendidikan berganti seringkali menimbulkan masalah yaitu fasilitas pendukung dan pengimplementasian kebijakan pendidikan yang kurang dipersiapkan. Contohnya masyarakat merasa proses pergantian KTSP menuju Kurtilas belum maksimal karena terdapat masalah yaitu kurangnya persiapan komponen pendukung pelaksanaan kebijakan pendidikan seperti buku-buku kurikulum baru yang belum terdistribusi ke sejumlah wilayah serta belum adanya sosialisasi dan pelatihan lebih lanjut terhadap puluhan ribu guru tentang Kurtilas (Kasiono, 2015). Ini menjadikan para pelaku pendidikan seperti guru, siswa, dosen dan mahasiswa kurang memahami isi kebijakan sehingga tidak nyaman dalam melaksanakan kebijakan Kurtilas tersebut. Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 44 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 Pergantian kebijakan pendidikan juga dilakukan oleh Mendikbud RI kabinet Indonesia Maju. Beliau berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui bidang pendidikan di Indonesia dengan menerapkan kebijakan baru yang dinamakan Merdeka Belajar. Merdeka belajar yang ditawarkan sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara atau yang sering kita kenal dengan sebutan Bapak Pendidikan Nasional, yang berpandangan bahwa sistem pendidikan harus berdasarkan asas kemerdekaan. Kemerdekaan yang berarti setiap manusia diberikan kebebasan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam mengatur hidupnya agar sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Oleh karenanya diharapkan setiap peserta didik dapat menanamkan jiwa merdeka di dalam dirinya baik secara lahir dan batin. Merdeka belajar berhubungan dengan teori belajar konstruktivistik. Konstruktivistik anak mengkonstruksi pengetahuan sebagai hasil interaksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapi. Fokusnya terdapat pada keaktifan individu dalam membentuk pengetahuan yakni siswa selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru bertindak sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi kondusif agar konstruksi pengetahuan pada diri siswa terbangun dalam pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspres (cepat), transformatif, efektif, aplikatif, variatif, progresif, aktual dan faktual. Siswa akan senantiasa enerjik, optimis, prospektif, kreatif dan selalu berani untuk mencoba hal baru. Para siswa kategori ini menganggap bahwa membaca buku yang bergizi tak kalah nikmatnya dengan menyantap makanan (Anwar, 2022). Tugas seorang guru lebih berat dan lebih kompleks, dan hanya dapat diatasi dengan sebuah kurikulum yang baik, program, sekolah yang baik dan SDM yang unggul. Program merdeka belajar ini merupakan salah satu konsep revitalisasi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Program merdeka belajar ini sangat membantu guru dalam menyelesaikan tugas administrasi, seperti RPP yang disederhanakan. Tantangan bagi guru adalah keterampilan dalam menghadapi kemajuan zaman yang dimaksudkan cyber-physical system, dengan didukung oleh kemajuan teknologi, basis informasi, pengetahuan, inovasi, dan jejaring, namun guru terbatasi dengan kesejahteraan ekonomi dan sarana prasarana yang kurang terpenihi dengan baik. Belajar adalah sebuah aktivitas manusia yang secara terus-menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Ini menunjukkan bahwa belajar tidak pernah dibatasi oleh waktu, tempat maupun usia, seperti yang disebutkan pada hadist berikut: َ ‫سله َم‬ ‫صلهى ه‬ َ َ‫اض ُع ْالع ِْل ِم ِع ْند‬ ‫غي ِْر أ َ ْه ِل ِه َك ُمقَ ِل ِد‬ ُ ‫قَا َل َر‬ ِ ‫سو ُل ه‬ َ ٌ ‫ضة‬ َ ‫طلَبُ ْالع ِْل ِم فَ ِري‬ َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫علَى ُك ِل ُم ْسل ٍِم َو َو‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫َّللا‬ ْ ُّ ُ ‫ه‬ ‫ير ال َج ْوه ََر َواللؤْ ل َؤ َوالذهَب‬ ِ ‫َاز‬ ِ ‫ْال َخن‬ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi." (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah no. 224). Hadits ini adalah dasar pegangan bahwa setiap umat islam tanpa terkecuali, dia mempunyai kewajiban untuk mencari ilmu. Tidak hanya yang kaya, miskin, ganteng, cantik, jelek, tapi semuanya diwajibkan untuk mencari ilmu. Dan sebaliknya, jika di masa hidupnya dia sama sekali tidak mempunyai keinginan dan beranjak untuk belajar, maka dosa besar baginya. Kejenuhan peserta didik akan terjadi dalam pembelajaran yang tidak inovatif, sehingga guru harus dapat mempertimbangkan strategi pembelajaran dan metode yang tepat untuk digunakan ketika proses pembelajaran. Tentu ini menuntut agar pendidik bisa menjadi seorang guru yang profesional dalam memenuhi syarat empat kompetensi tersebut. Bagi guru di SMP Gisting Tanggamus, perubahan sistem pendidikan merupakan tantangan tersendiri untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa. Perubahan ini membuat SMP Gisting Tanggamus berusaha melaksanakan kegiatan Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 45 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 pembelajaran efektif, inovatif dan efisien. Oleh karenanya seorang guru perlu meningkatkan mutu sehingga dapat mengikuti arus perubahan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran PAI tidak terlepas dari setiap komponen mempertimbangkan visi dan misi sekolah diantaranya yaitu menyiapkan lulusan yang mempunyai ilmu pengetahuan agama yang baik berikut berakhlakul karimah dan menjalankan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sehinga implementasi pembelajaran PAI di SMP Gisting Tanggamus dikembangkan dengan memperhatikan kondisi geografis, SDM dan sarana dan prasarana. Hasil oberservasi awal yang dilakukan kepada guru pendidikan agama Islam SMP Gisting Tanggamus mengenai merdeka belajar adalah bahwa permasalahan terkait dengan kesiapan guru untuk pelaksanaan merdeka belajar ini. Masih banyak yang perlu ditingkatkan antara lain guru masih belum menguasai pengetahuan berbasis teknologi dan informasi dalam proses pembelajaran. Dalam hal pelaksanaan merdeka belajar, guru pendidikan agama Islam belum terlihat maksimal karena banyak guru menerapkan pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru pendidikan agama Islam pun belum mampu melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa. Padahal pembelajaran merdeka belajar menuntut siswa dan guru untuk lebih memfokuskan pada minat bakat yang dimiliki, melalui belajar diluar kelas untuk mengetahui hal-hal baru. Idealnya, kebijakan menteri dapat dijalankan di semua jenis lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Akan tetapi, semua kebijakan tersebut sudah dilaksanakan belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menganalisis bagaimana SMP Gisting Tanggamus sebagai pelaksana di lapangan menrapkan konsep merdeka belajar, serta kesiapan sekolah dalam mempersiapkan pelaksanaan program konsep merdeka belajar khususnya pada mata pelajaran PAI. Sehingga penelitian ini diberi judul, “Kurikulum Merdeka Belajar Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Gisting Tanggamus”. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati (Arifin, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah guru PAI SMP Gisting Tanggamus. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua guru PAI yang mengajar di SMP Gisting Tanggamus. Untuk mendapatkan data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan maka dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan ialah, observasi, interview dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. triangulasi dalam menguji keabsahan data juga dapat dikatakan sebagai pengecekan data dengan berbagai sumber, berbagai cara dan berbagai waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Merdeka belajar merupakan tawaran dalam merekonstruksi sistem pendidikan dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan bangsa yang dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman. Dengan cara, mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan untuk memanusiakan manusia atau pendidikan yang membebaskan. Dalam konsep merdeka belajar, antara guru dan peserta didik merupakan subyek dalam sistem pembelajaran. Artinya guru bukan dijadikan sumber kebenaran peserta didik, namun guru dan peserta didik berkolaborasi bergerak mencari kebenaran. Melainkan posisi guru di ruang kelas bukan untuk menanam atau untuk menyeragamkan kebenaran menurut guru, namun menggali kebenaran, daya nalar dan kritisnya peserta didik melihat dunia dan fenomenanya. Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 46 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 Peluang berkembangnya internet dan teknologi menjadi momentum kemerdekaan belajar. Karena dapat meretas sistem pendidikan yang kaku atau tidak membebaskan. Termasuk mereformasi beban kerja guru dan sekolah yang terlalu dicurahkan pada hal yang administratif. Oleh sebab itu kebebasan untuk berinovasi, belajar dengan mandiri, dan kreatif dapat dilakukan oleh unit pendidikan, guru dan peserta didik. kebijakan merdeka belajar memberikan makna yang tersirat dalam pesanya bahwa peserta didik diberi kebebasan dalam menentukan masa depan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya bukan berdasarkan tekanan yang menyebabkan peserta didik stress dan kehilangan rasa percaya dirinya sebagaimana kasus terjadi disebabkan adanya pelaksanaan ujian nasional. Penerapan kurikulum merdeka belajar di setiap lembaga pendidikan tidak terlepas dari sumber hukum yang telah disusun oleh KEMENDIKBUD RISTEK dan telah disahkan, adapun dasar hukumnya sebagai berikut: Kepmendikbud Ristek No. 56 Tahun 2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya. Kurikulum merdeka belajar yang diterapkan di SMP Gisting Tanggamus membutuhkan beberapa tahapan yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sedangkan penyajian pertama yang akan peneliti paparkan kali ini mengenai perencanaan dari kurikulum merdeka belajar. Kepala sekolah SMP Gisting Tanggamus menjelaskan pemaparannya terkait apa yang disampaikan dalam wawancara dengan peneliti melalui penjelasan visi SMP Gisting Tanggamus. ”Kami menjadikan SMP Gisting Tanggamus sebagai sekolah yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik dan unggul dalam ibadah dan akhlakul karimah. Serta didukung oleh visi yang diangkat oleh SMP Gisting Tanggamus yaitu, Menghasilkan Tamatan Yang Berakhlak Mulia, Cakap dan Terampil, atas dasar visi itulah kepala sekolah beserta para wakil kepala sekolah bidang masing–masing saling bersinergi untuk mensukseskan visi tersebut” Berikutnya adalah hasil wawancara dengan wakil kepala Sekolah bidang kurikulum SMP Gisting Tanggamus: ”SMP Gisting Tanggamus ini memang merupakan sekolah yang berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik juga mampu jadi percontohan budaya nilai nilai etika yang baik hal ini didukung dengan visi misi yang diusung oleh SMP Gisting Tanggamus, menjadikan seluruh elemen atau masyarakat sekolah ikut berperan aktif untuk mendukung dan mensukseskan program–program sekolah, sehingga SMP Gisting Tanggamus mampu menjadi sekolah yang berprestasi dan unggul.” Dari hasil wawancara di atas yang peneliti lakukan kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, bahwa kepala sekolah SMP Gisting Tanggamus memaparkan bahwa terciptanya siswa yang berprestasi dan budaya akhlakul karimah merupakan bentuk kerjasama semua pihak, mulai dari tenaga pendidik, seluruh wakil kepala sekolah dan semua masyarakat sekolah, hal ini juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang telah memberikan kebijakan baru berupa penggunaan kurikulum terbaru yang dikenal dengan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Perencanaan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar sudah digagas oleh beliau, adapun hasil wawancaranya sebagai berikut: “Saya melakukan perencanaan terlebih dahulu dalam mengambil keputusan untuk menjalankan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan perencanaan awal saya dimulai dengan membentuk team pembantu kepala sekolah terlebih dahulu yang mana dasar saya membentuk team pembantu kepala sekolah berdasarkan peraturan dari dinas pendidikan provinsi Lampung, adapun tim yang saya bentuk meliputi, wakil kepala Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 47 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, serta wakil kepala sekolah di bidang tata usaha, yang nantinya semua wakil kepala sekolah sesuai bidang masing-masing melaksanakan tugasnya” Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam beliau memaparkan bahwa: “SMP Gisting Tanggamus melaksanakan Implementasi kurikulum merdeka belajar merupakan bentuk dari menjalankan kebijakan pemerintah terkait kurikulum terbaru. Semua elemen ikut berperan aktif dalam mengimplementasikan Kurikulum merdeka belajar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat kepala sekolah yaitu melalui pembentukan tim pembantu kepala sekolah, yang dilaksanakan oleh semua guru SMP Gisting. Tanpa perencanaan yang disusun kepala sekolah tentu implementasi kurikulum merdeka belajar tentulah kurang maksimal dan terlaksana dengan baik.” Berdasarkan dari data wawancara di atas dapat dimaksudkan bahwa kepala sekolah selalu teliti dan tersusun rapi dalam menjalankan program dan berhati hati dalam mengambil kebijakan yang apabila menyangkut kebijakan besar seperti implementasi kurikulum merdeka belajar, hal ini yang menjadikan seluruh elemen sekolah merasa tidak ada keraguan sedikitpun dalam melaksanakan implementasi kurikulum merdeka belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Gisting Tanggamus. Data wawancara di atas relevan dengan data observasi yang peneliti lakukan sebagai berikut: 1. Dalam implementasi kurikulum mereka belajar yang diterapkan di SMP Gisting Tanggamus ini peneliti melakukan observasi yang peneliti temukan bahwasanya kepala sekolah membentuk tim pembantu kepala sekolah terlebih dahulu dalam proses perencanaan, dikarenakan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka ini SMP Gisting Tanggamus perlu berbagai pihak terkait yang didukung oleh dewan guru yang dibentuk oleh kepala sekolah dan diaplikasikan ke semua guru. Dan dalam proses ini menitik beratkan kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih erat kaitanya dengan peserta didik. 2. Kepala sekolah mengirim utusan guru-guru untuk mengikuti pelatihan untuk mempelajari implementasi kurikulum merdeka belajar, supaya lebih mendalam pengetahuan dan wawasan terkait kurikulum merdeka belajar yang akan diterapkan di SMP Gisting Tanggamus. Selain itu, sekolah juga melaksanakan penyusunan instrumen penilaian untuk keberlangsungan penilaian pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar. 3. Peneliti juga mendapati terkait perencanaan yang disusun untuk mensukseskan keberlangsungan kurikulum merdeka belajar di SMP Gisting Tanggamus ini banyak sekali upaya yang disusun guna terlaksananya proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum medika belajar ini antara lain: analisis capaian pembelajaran, penyusunan tujuan pembelajaran dan menyusun alur tujuan pembelajaran. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan merupakan sebuah tindakan dari sebuah perencanaan yang telah disusun secara rapi dan terorganisir, demikian yang dilaksanakan oleh SMP Gisting Tanggamus yaitu setelah melaksanakan perencanaan Kurikulum Merdeka Belajar pada peserta didik, kepala sekolah melaksanakan dari hasil perencanaan tersebut. Berdasarkan dari wawancara dengan salah satu guru Pendidikan Agama Islam yang lain yaitu sebagai berikut: “Semenjak SMP Gisting Tanggamus menjadi salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka belajar, serangkaian perencanaan untuk melaksanakan kurikulum merdeka tersebut mulai disusun dengan teliti dan sangat mateng oleh kepala sekolah dan Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 48 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 tentunya melibatkan banyak bapak ibu dewan guru termasuk guru mata pelajaran yang ada tak terkecuali untuk mata pelajaran pendidikan agama islam ini memang diajak diskusi lebih mendalam oleh pihak sekolah dikarenakan pada mata pelajaran pendidikan agama islam ini ada perubahan terkait kebijakan kurikulum terbaru ini, yang mana perubahanya terletak pada alokasi waktu jam pelajaran,oleh karena itu dalam pelaksanaanya setiap guru mapel tak terkecuali guru PAI merumuskan penyusunan pengembangan modul ajar yang dijadikan acuan dalam proses pembelajaran, selain dalam modul ajar tersebut berisikan ringkasan atau ulasan materi pembelajaran, juga berisikan beberapa tahapan penyesuaian pembelajaran dengan menganalisis capaian pembelajaran dengan terus menganalisis karakteristik peserta didik dalam pembelajaran.” Berdasarkan dari data hasil wawancara di atas peneliti juga melakukan observasi langsung di lapangan, adapun yang didapat oleh peneliti terkait data observasi yang peneliti lakukan yaitu, dalam melaksanakan implementasi kurikulum merdeka sekolah melaksanakan langkah awal dengan menyusun dan menembangkan modul ajar, karena itu merupakan instrument dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dari modul ajar inilah acuan dalam pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Berdasarkan data wawancara dan observasi yang diperoleh peneliti terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Gisting Tanggamus adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh SMP Gisting Tanggamus dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar adalah dengan memberikan penyambutan siswa setiap pagi sebelum masuk ke kelas untuk menerima pembelajaran, hal ini merupakan bagian dari projek penguatan profil pelajar pancasila yang terdapat dalam kurikulum merdeka belajar. 2. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik. 3. Penyusunan modul ajar oleh guru-guru SMP Gisting Tanggamus merupakan hal yang mendasar untuk dilaksanakan oleh segenap dewan guru, pasalnya modul ajar tersebut merupakan pedoman dalam pembelajaran. 4. Mengembangkan modul ajar. 5. Pengolahan asesmen formatif dan sumatif. Evaluasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah perencanaan lalu pelaksanaan selanjutnya evaluasi yang dilaksanakan sebagai pengukur atau koreksi atas pelaksanaan dari sebuah rencana yang disusun oleh SMP Gisting Tanggamus dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Berikut merupakan hasil wawancara dengan kepala sekolah beliau mengatakan bahwa: “Saya selaku kepala sekolah SMP Gisting Tanggamus ini banyak sekali yang mendukung saya dalam setiap program atau perencanaan yang disusun untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka belajar di SMP Gisting Tanggamus. Terlebih dukungan penuh dari tim pembantu kepala sekolah dan seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SMP Gisting Tanggamus, yang mana berperan aktif dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar. Adapun semua kegiatan maupun perencanaan yang sudah saya susun selalu saya laksanakan evaluasi untuk melihat sisi kekurangan dan kelebihan dari perencanaan yang saya susun dan pelaksanaan yang telah terlaksana” Berdasarkan wawancara guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lainnya memaparkan bahwa: “Evaluasi yang dilaksanakan kepala sekolah dimaksudkan untuk koreksi yang tujuanya untuk perbaikan-perbaikan bilamana terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam melaksanakan perencanaan yang telah disusun dalam mengimplementasikan kurikulum mereka belajar di SMP Gisting Tanggamus, serta kepala sekolah mengambil upaya Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 49 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 bilamana terdapat kekurangan dalam hasil evaluasi yang kepala sekolah laksanakan dalam hal ini kepala sekolah mengevaluasi dari bentuk pelaporan kemajuan belajar serta evaluasi pembelajaran dan assessment.” Juga guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berikutnya menambahkan dalam wawancaranya sebagai berikut: “SMP Gisting Tanggamus melaksanakan evaluasi dengan berbagai metode dalam mengukur laporan kemajuan belajar yang ditunjukkan oleh beberapa guru mata pelajaran serta evaluasi pembelajaran dan assessment, yang pada akhirnya dari situlah dapat diambil kesimpulan terkait implementasi kurikulum merdeka belajar ini apakah ada kekurangan dan kesalahan dalam pelaksanaanya bisa terlihat dari pelaporan yang ditujukan atau ditunjukkan oleh setiap guru mata pelajaran untuk lebih lanjutnya dilaksanakan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut” Berdasarkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang peneliti laksanakan, bahwasanya evaluasi implementasi kurikulum merdeka belajar di SMP Gisting Tanggamus memiliki beberapa tahapan yaitu: 1. Laporan kemajuan belajar, proses ini merupakan sebuah tolak ukur dari keberhasilan dari sebuah ketercapaian pembelajaran dengan selalu diwujudkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. 2. Evaluasi pembelajaran dan asesmen, evaluasi ini memang difungsikan sebagai langkah akhir untuk mengevaluasi yaitu tahapan penilaian guna melihat hasil dari kegiatan belajar mengajar terkait pemahaman peserta didik, dan penilaian berupa formatif maupun sumatif. 1. 2. 3. 4. Perencanaan Analisis capaian pembelajaran Penyusunan tujuan pembelajaran Menyusun alur tujuan pembelajaran Asesmen diagnostik Tabel 1. Temuan Penelitian Pelaksanaan 1. Mengembangkan modul ajar 2. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik 3. Pengolahan asesmen formatif dan sumatif Evaluasi 1. Laporan kemajuan belajar 2. Evaluasi pembelajaran dan asesmen Pembahasan Azkiya (2023) dalam penelitian tentang Implementasi Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri 29 Jakarta, menemukan bahwa implementasi kurikulum merdeka telah dilakukan dalam 3 kegiatan yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, ditambah adanya kegiatan projek P5. Dan permasalahan yang muncul saat implementasi adalah pendidik kurang mengikuti pelatihan, pembelajaran terdiferensiasi yang kurang maksimal, dan mindset. Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut antara lain dengan mengikuti pelatihan internal dan eksternal, meningkatkan kreatifitas guru dan sharing kepada sesame pendidik atau kepada orang yang lebih tahu. Lebih lanjut Aini (2022) menemukan fakta baru dalam penelitiannya tentang Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMK Negeri 5 Pekanbaru bahwa dalam implementasinya guru telah berusaha menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL), bahan ajar juga telah dipersiapkan dengan baik dan Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 50 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 disampaikan melalui beberapa jenis media yaitu slide powerpoint dan video pembelajaran melalui social media antara lain zoom, watsapp, googlemeet, googleclassroom dan sebagainya. Namun demikian, dalam pelaksanaannya, sang guru menemukan kendala yaitu adalanya perbedaan kemampuan siswa dalam membaca al quran, hal ini patut menjadi perhatian untuk dicarikan solusi agar pemebalajaran dapat berjalan dengan hasil yang maksimal. Rifa’i dkk (2022) dalam analisa nya terhadap Penerapan Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Agama Islam di Sekolah bahwasannya implementasi dapat berjalan dengan baik ketika pemetaan dan pengidentifikasian terhadap siswa berjalan optimal, karena hal ini kemudahan guru dalam menentukan tujuan pemebelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebermanfaatan bagi siswa. Berdasarkan hasil penelitian kali ini penulis dapat menarik benang merah keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dan penelitian-penelitian terdahulu, bahwa implementasi kurikulum merdeka pada mata pelajaran pendidikan agama Islam berjalan sesuai skenario yang sudah disusun yang meliputi perencanaan sekolah, penyusunan tujuan pembelajaran, penyusunan alur tujuan pembelajaran, dan asesmen diagnostic tentang kurikulum merdeka belajar. Dan dalam upaya memberikan kemudahan bagi siswa, guru telah berusaha mengembangkan modul ajar yang telah disusun sesuai tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Anwar (2022) yang menyatakan bahwa siswa akan senantiasa enerjik, optimis, prospektif, kreatif dan selalu berani untuk mencoba hal baru. Para siswa kategori ini menganggap bahwa membaca buku yang bergizi tak kalah nikmatnya dengan menyantap makanan. Sehingga tingkat retensi terhadap pengetahuan yang telah disampaikan akan lebih lama tertinggal dalam memori siswa. Selanjutnya pengolahan asesmen formatif dan sumatif telah juga dilakukan sebagai tahapan akhir dalam rangkaian sebuah kegiatan pembelajaran yang tentu saja tujuannya adalah sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah pembelajaran. Adapun dalam melakukan evaluasi terhadap implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, sekolah telah melakukan beberapa hal seperti; laporan kemajuan belajar dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Wardoyo (2018) mengatakan bahwa pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk mencapai kesuksesan dengan keterampilan-keterampilan yang ada, akan tetapi juga ditujukan untuk mengembangkan potensi seseorang untuk memilih kekuatan spiritual. Terkait dengan hal ini sekolah telah melakukan tahapan demi tahapan pembelajaran sesuai dengan Kepmendikbud Ristek No. 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka), dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, dengan harapan bahwa rangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun dapat dengan maksimal dilakukan dalam upaya mengembangkan potensi siswa agar memiliki kekuatan spiritual dalam hal ini, ilmu dan akhlak sesuai syariat Agama Islam, sehingga dapat terciptalah generasi emas yang diidam idamkan selama ini. KESIMPULAN Merujuk dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa: Implementasi Merdeka Belajar pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Gisting Tanggamus sudah cukup baik dengan adanya hal-hal berikut: 1) Terdapat upaya perencanaan sekolah dalam menyikapi dan melaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, perencanaan dilakukan dengan melakukan analisis capaian pembelajaran, penyusunan tujuan pembelajaran, menyusun alur tujuan pembelajaran, serta asesmen diagnostic terkait kurikulum merdeka belajar. 2) Pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dilakukan beberapa hal seperti, mengembangkan modul ajar, penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif. 3) Evaluasi implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dilakukan beberapa hal seperti, laporan kemajuan belajar dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 51 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 Februari 2024 E-ISSN : 2777-0575 P-ISSN : 2777-0583 Berdasarkan dari hasil kesimpulan dari penelitian maka peneliti dapat memberikan saran yaitu: bagi SMP Gisting Tanggamus yang dijadikan tempat penelitian yang berfokus penelitiannya kepada implementasi kurikulum merdeka belajar diharapkan mampu sebagai bahan informasi sekaligus koreksi tentang bagaimana kurikulum yang diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan mampu dikorelasikan dengan baik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang menumbuhkan karakter yang kuat dalam diri siswa. Bagi tim pembantu kepala sekolah dalam bidang masing-masing tetap selalu meningkatkan motivasinya dan kerjasamanya dalam ikut serta melaksanakan kurikulum mereka belajar di SMP Gisting Tanggamus. DAFTAR PUSTAKA Ahmad. (2017). Membangun Guru Berkarakter. Bandung: KDT. Anwar, Chairul. (2022). Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: SUKA-Press. Anwar, Chairul. (2019). Multikulturalisme, Globalisasi, dan Tantangan Pendidikan Abad ke21. Yogyakarta: DIVA Press. Arriesanti, Hani Dewi et al. (2014). “Penerapan Multimedia Audio Galery Ilearning Community and Services (Magic) Sebagai Media Penyimpanan Dokumentasi Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Jurnal CCIT, Vol. 7, No. 2. Azkiya, Shafira. (2023). tentang Implementasi Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Negeri 29 Jakarta. Upublished. Jakarta: FKIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Desmita. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung: Remaja Rosdakarya. Direktorat Jenderal. (2020). Pendidikan Tinggi, Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI. Fitrotun, N. N., et al. (2020). “Persepsi Calon Guru PAI terhadap Merdeka Belajar”, Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 15, Nomor 2, http://doi.org/10.19105/tjpi.v15i2.3387 Hidayat, Ahmad Wahyu. (2018), “Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di SDN Demangan Yogyakarta”, Jurnal Tarbiyatun, Vol. 9, No. 2. Ismail. (2015). “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI dalam Pembelajaran”, Jurnal MUDARRISUNA, Vol. 4, No. 2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Lestari, Sevi. (2022). “Kajian Konsep Merdeka Belajar dari Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 4, No. 4. Majid, Abdul and Chaerul Rochman. (2014). Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhammad Yamin, Syahrir. (2020). “Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode Pembelajaran)”, Jurnal Ilmiah Mandala Education, Vol. 6 No. 1 Permendikbud. (2019). “Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 43/2019 Merdeka belajar”. Pusat Asesmen Dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sholihah, Jamilatus et al. (2022). “Persepsi Guru Pendidikan Agama Islam Tentang Kebijakan Merdeka Belajar Di Madrasah Tsanawiyah Ykui Sekargadung Dukun Gresik”, Prodi PAI FAI Universitas Muhammadiyah Gresik. Zaini, M. (2022). “Persepsi Guru Terhadap Program Sekolah Penggerak dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Multi Kasus pada Sekolah Penggerak di Banjarbaru”, Tesis Program Studi Pendidikan Agama Islam, UIN Antasari Banjarmasin. Copyright (c) 2024 LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 52