Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku dalam bentuk dan
dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit maupun penulis.
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang No. 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
(2) Barangsiapa
dengan
sengaja
menyiarkan,
memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
MANAJEMEN PENDIDIKAN SENI
Penyusun:
Dr. Dian Herdiati, M.Pd
Ririn Despriliani, S.Pd., M.Si
Penata Letak:
Iis Nurul Fadhila
Pendesain Sampul:
Alamat:
Jl. Martapura lama, Km. 07,
RT. 07, Kecamatan Sungai
Tabuk,
Kelurahan
Sungai
Lulut,
Kabupaten
Banjar,
Kalimantan Selatan.
Telp. 0897-1169-692
Tim Ruang Karya
Diterbitkan Oleh:
Email:
kirimnaskah@ruangkarya.id
Ruang Karya
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Cetakan Pertama Maret 2024
Copyright 2024
ISBN : 978-623-353-882-4
Halaman 178, Ukuran A5
Apabila menemukan kesalahan cetak dan atau kekeliruan
informasi pada buku ini, harap menghubungi Penerbit.
Terima kasih.
RUANG KARYA
“Berkarya selagi muda, bermanfaat selagi bisa”
MANAJEMEN
PENDIDIKAN SENI
Dr. Dian Herdiati, M.Pd
Ririn Despriliani, S.Pd., M.Pd
v
KATA PENGANTAR
Segenap puji bagi Allah kami panjatkan, atas berkah dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dan tim dapat menyelesaikan
buku yang berjudul Manajemen Pendidikan Seni sesuai
harapan.
Adapun, buku ini disusun berdasarkan bidang kepakaran
penulis dan tim. Buku ini dibuat sebagai salah satu bahan
referensi bagi pendidik seni, mahasiswa dan masyarakat
yang memerlukan pengetahuan mengenai Manajemen
Pendidikan Seni. Buku ini menjelaskan tentang konsep
dasar serta prinsip-prinsip dalam Manajemen Pendidikan
Seni mulai dari merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan dan mengevaluasi. Semoga hadirnya buku ini
dapat menambah kekayaan pengetahuan bagi pendidik seni,
mahasiswa dan masyarakat.
Adanya keterbatasan waktu dalam menuliskan buku ini,
pastinya masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun sebagai bahan perbaikan buku ini.
vi
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulisan ini. Semoga
buku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Jakarta, Maret 2024
Penulis
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Tujuan Buku .....................................................................................
C. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Seni ......................
1
1
3
6
BAB 2
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN SENI .................
A. Definisi Manajemen Pendidikan Seni .....................................
B. Peran Pendidikan Seni dalam Sistem Pendidikan .............
C. Hubungan Antara Manajemen dan Pendidikan Seni ........
10
10
13
18
BAB 3
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN SENI .............. 24
A. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen .......................................... 24
B. Prinsip-prinsip Khusus dalam Konteks Pendidikan Seni ... 39
BAB 4
PERENCANAAN KURIKULUM SENI ............................................. 51
A. Pengembangan Kurikulum Seni ............................................... 53
B. Pemilihan Materi Ajar Seni ........................................................ 57
C. Integrasi Seni dalam Kurikulum Umum ................................ 59
viii
BAB 5
PENGORGANISASIAN PROGRAM SENI .....................................
A. Struktur Organisasi Program Seni ..........................................
B. Peran Guru dan Staf dalam Program Seni ............................
C. Pengelolaan Sumber Daya dalam Program Seni ................
64
64
71
74
BAB 6
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI .....................................
A. Metode Pembelajaran Efektif dalam Pendidikan Seni .....
B. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Seni ...........
C. Evaluasi Pembelajaran Seni .......................................................
78
80
87
89
BAB 7
PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA ................................... 91
A. Peran Pendidikan Seni dalam Pengembangan
Kreativitas ........................................................................................ 93
B. Strategi Pengembangan Kreativitas dalam Pembelajaran
Seni ...................................................................................................... 100
BAB 8
MANAJEMEN KELAS DALAM KONTEKS SENI ......................... 108
A. Strategi Manajemen Kelas untuk Pembelajaran Seni ...... 110
B. Menangani Tantangan Khusus dalam Kelas Seni .............. 119
BAB 9
KOLABORASI DAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS
SENI ..................................................................................................... 122
A. Kolaborasi Antar Guru Seni ....................................................... 123
B. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas dalam
Pendidikan Seni .............................................................................. 127
ix
BAB 10
EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA SENI ............................... 129
A. Metode Evaluasi Kinerja Seni .................................................... 131
B. Penilaian Kreativitas dan Ekspresi Seni ................................ 145
BAB 11
MANAJEMEN KONFLIK DALAM PEMBELAJARAN SENI ........ 148
A. Jenis Konflik dalam Konteks Seni ............................................ 150
B. Strategi Manajemen Konflik untuk Pendidikan Seni ........ 158
BAB 12
TANTANGAN DAN PELUANG DALAM MANAJEMEN
PENDIDIKAN SENI ........................................................................... 169
A. Tantangan Global dalam Pendidikan Seni ............................ 169
B. Peluang Pengembangan Pendidikan Seni ............................. 171
BAB 13
PRAKTIK TERBAIK DALAM IMPLEMENTASI KONSEP
MANAJEMEN PENDIDIKAN SENI .................................................. 173
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 177
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang manajemen pendidikan seni melibatkan
pemahaman mendalam tentang hubungan antara seni dan
pendidikan serta kebutuhan untuk mengelola dan
mengarahkan sistem pendidikan seni agar efektif dan
berdaya guna. Seni memiliki peran yang sangat penting
dalam pengembangan manusia secara holistik, termasuk
pengembangan kreativitas, pemikiran kritis, ekspresi diri,
dan empati. Oleh karena itu, manajemen pendidikan seni
menjadi krusial untuk memastikan bahwa pelajaran seni
disampaikan dengan baik, sumber daya didistribusikan
secara adil, dan tujuan pendidikan tercapai.
Pendidikan seni memberikan pengalaman yang unik
dan berharga bagi siswa, memungkinkan mereka untuk
mengekspresikan diri mereka sendiri melalui berbagai
media artistik seperti lukisan, musik, tari, teater, dan
lainnya. Namun, dalam mengelola pendidikan seni,
1
beberapa tantangan muncul. Salah satunya adalah
persepsi bahwa seni tidak sebanding dengan mata
pelajaran
lainnya
seperti
matematika
atau
sains.
Akibatnya, dana dan sumber daya untuk pendidikan seni
sering kali terbatas, dan kurikulum seni dapat diabaikan
atau dipangkas. Manajemen pendidikan seni harus
mengatasi pandangan ini dan memastikan bahwa seni
diintegrasikan secara merata dan serius dalam kurikulum
pendidikan.
Selain itu, manajemen pendidikan seni juga harus
memperhitungkan keberagaman budaya dan kepentingan
siswa. Pendekatan yang efektif dalam mengelola pendidikan
seni mempertimbangkan berbagai kebutuhan dan minat
siswa dari latar belakang yang berbeda. Ini termasuk
memastikan representasi budaya yang adil dalam
kurikulum seni, menyediakan lingkungan yang inklusif
bagi semua siswa, dan memfasilitasi ekspresi seni yang
beragam.
Selain manajemen kurikulum dan sumber daya,
manajemen pendidikan seni juga berkaitan dengan
pengembangan profesionalisme guru seni. Guru seni perlu
memiliki pemahaman yang mendalam tentang subjek seni
yang mereka ajarkan, tetapi juga perlu memiliki
2
keterampilan
manajerial
untuk
mengelola
kelas,
menginspirasi siswa, dan mengevaluasi karya seni
mereka. Manajemen pendidikan seni harus menyediakan
pelatihan dan dukungan yang memadai bagi guru seni
untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa mereka.
Secara keseluruhan, latar belakang manajemen
pendidikan seni mencerminkan pentingnya seni dalam
pembangunan individu dan masyarakat. Ini melibatkan
pengakuan akan nilai seni dalam pendidikan, upaya untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi oleh pendidikan seni,
dan pengembangan strategi manajemen yang efektif
untuk memastikan pendidikan seni yang berkelanjutan
dan bermakna bagi semua siswa.
B. Tujuan Buku
Tujuan dan manfaat dari manajemen pendidikan seni
mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan
pengembangan individu, masyarakat, dan budaya secara
keseluruhan.
Tujuan Manajemen Pendidikan Seni:
1. Mengembangkan Kreativitas: Tujuan utama dari
pendidikan seni adalah untuk mengembangkan
3
kreativitas siswa. Ini melibatkan pemberian kesempatan
kepada siswa untuk mengeksplorasi berbagai media
artistik dan menemukan keunikan ekspresi mereka
sendiri.
2. Mendorong Pemikiran Kritis: Melalui pendidikan
seni, siswa diajak untuk mempertanyakan, menganalisis,
dan memahami karya seni. Ini membantu mereka
mengembangkan keterampilan pemikiran kritis yang
penting dalam berbagai aspek kehidupan.
3. Menginspirasi Ekspresi Dirinya: Tujuan lainnya
adalah untuk memberdayakan siswa untuk mengungkapkan dan menyampaikan diri mereka sendiri melalui
berbagai bentuk seni. Hal ini membantu mereka
memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar
mereka dengan lebih baik.
4. Memupuk Keterampilan Kolaboratif: Pendidikan
seni seringkali melibatkan proyek kolaboratif di mana
siswa bekerja bersama untuk menciptakan karya seni.
Ini membantu memupuk keterampilan kerja sama
dan komunikasi yang diperlukan untuk sukses dalam
masyarakat yang lebih luas.
5. Menghargai Keanekaragaman Budaya: Melalui
penelitian dan eksplorasi karya seni dari berbagai
4
budaya, tujuan pendidikan seni adalah untuk meningkatkan
pemahaman
dan
penghargaan
terhadap
keanekaragaman budaya di seluruh dunia.
Manfaat Manajemen Pendidikan Seni:
1. Pengembangan Individu Holistik: Pendidikan seni
membantu mengembangkan individu secara holistik,
mencakup aspek emosional, intelektual, sosial, dan
fisik.
2. Meningkatkan Prestasi Akademik: Penelitian telah
menunjukkan bahwa pelibatan dalam pendidikan
seni dapat meningkatkan prestasi akademik secara
keseluruhan, termasuk dalam mata pelajaran lain
seperti matematika dan bahasa.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Mental: Ekspresi
seni dapat menjadi sarana untuk meredakan stres,
mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kesejahteraan
mental siswa.
4. Membangun Komunitas yang Berdaya: Pendidikan
seni dapat menjadi titik fokus untuk membangun
komunitas yang berdaya, baik di dalam maupun di
luar sekolah, di mana siswa dan anggota masyarakat
5
dapat berkumpul dan berkolaborasi dalam menciptakan
karya seni yang bermakna.
5. Mempersiapkan untuk Dunia Kerja yang Beragam:
Keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan
seni, seperti kreativitas, kerja sama, dan pemikiran
kritis, sangat berharga dalam dunia kerja yang
semakin kompleks dan beragam.
Dengan
memahami
tujuan
dan
manfaat
dari
manajemen pendidikan seni, pendidik dan pengambil
kebijakan dapat memastikan bahwa pendidikan seni
diberikan dengan cara yang optimal, sehingga memberikan
dampak positif yang maksimal bagi siswa dan masyarakat
secara keseluruhan.
C. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Seni
Ruang lingkup manajemen pendidikan seni mencakup
berbagai aspek yang berkaitan dengan perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan pengembangan program
pendidikan seni. Ini melibatkan manajemen sumber daya,
pengembangan
kurikulum,
pengelolaan
fasilitas,
pengembangan profesionalisme guru, dan pemantauan
6
kemajuan siswa. Berikut adalah beberapa aspek utama
dari ruang lingkup manajemen pendidikan seni:
1. Perencanaan Kurikulum: Manajemen pendidikan
seni mencakup perencanaan kurikulum yang mencakup
berbagai bidang seni seperti seni rupa, musik, teater,
dan
tari,
serta
pengembangan
media
digital.
Perencanaan ini harus memperhitungkan standar
akademik, kebutuhan siswa, dan tujuan pendidikan.
2. Pengelolaan Sumber Daya: Ini termasuk pengelolaan
anggaran, perolehan sumber daya fisik seperti alat
musik, bahan seni, peralatan teater, serta pengelolaan
sumber daya manusia seperti guru seni dan staf
pendukung.
3. Pengembangan Profesionalisme Guru: Manajemen
pendidikan seni memerlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru seni melalui
pelatihan, workshop, dan program pengembangan
profesional lainnya. Ini penting untuk memastikan
bahwa guru seni memiliki kualifikasi dan keterampilan
yang diperlukan untuk memberikan pendidikan seni
yang berkualitas.
4. Evaluasi dan Pemantauan: Salah satu bagian dari
manajemen pendidikan seni adalah evaluasi dan
7
pemantauan program pendidikan seni. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan dan
standar yang ditetapkan tercapai. Evaluasi dan
pemantauan ini melibatkan penggunaan berbagai
metode evaluasi, termasuk penilaian karya seni, ujian,
dan pengamatan kinerja siswa.
5. Pengembangan Kemitraan: Manajemen pendidikan
seni juga melibatkan organisasi seni, institusi
pendidikan, dan masyarakat lokal melalui pengembangan
kemitraan dalam mendukung program pendidikan
seni, seperti melaksanakan kolaborasi dalam penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan acara seni, dan
program pengayaan seni.
6. Integrasi Teknologi: Dalam era digital saat ini,
manajemen pendidikan seni juga mencakup integrasi
teknologi dalam pengajaran seni, termasuk penggunaan
perangkat lunak desain grafis, perangkat lunak
produksi musik, dan alat-alat kreatif digital lainnya
untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.
7. Pendekatan Inklusif: Manajemen pendidikan seni
harus memperhatikan kebutuhan semua siswa,
termasuk siswa dengan kebutuhan khusus dan siswa
dari latar belakang budaya yang beragam. Ini
8
melibatkan pembangunan lingkungan yang inklusif
dan penyediaan aksesibilitas yang memadai untuk
semua siswa.
Melalui pemahaman yang komprehensif tentang
ruang lingkup manajemen pendidikan seni, pemangku
kepentingan pendidikan dapat mengembangkan dan
mengimplementasikan program pendidikan seni yang
efektif dan berdaya guna untuk meningkatkan pembelajaran
dan pengalaman siswa dalam seni.
9
BAB 2
KONSEP DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN SENI
A. Definisi Manajemen Pendidikan Seni
Manajemen pendidikan seni adalah suatu pendekatan
yang sistematis dan strategis dalam mengelola semua
aspek
pendidikan
seni,
mulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan, hingga evaluasi, dengan tujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran dan
pembelajaran seni. Pendekatan ini menggabungkan
prinsip-prinsip manajemen umum dengan konteks
pendidikan seni yang unik, seperti seni rupa, musik, tari,
teater, dan sastra. Manajemen pendidikan seni melibatkan
pemahaman mendalam tentang pentingnya seni dalam
pengembangan individu secara holistik, baik dari segi
kreativitas, ekspresi diri, maupun pemahaman terhadap
budaya.
Pertama-tama, manajemen pendidikan seni melibatkan
identifikasi tujuan dan visi pendidikan seni yang jelas,
10
yang mencakup pengembangan keterampilan seni,
apresiasi terhadap keindahan, dan pemahaman terhadap
konteks budaya. Selanjutnya, manajemen pendidikan seni
melibatkan perumusan kebijakan dan strategi yang
mendukung pencapaian tujuan tersebut, termasuk alokasi
sumber daya, pengembangan kurikulum, dan rencana
pembelajaran yang berorientasi pada hasil.
Dalam praktiknya, manajemen pendidikan seni
melibatkan pengelolaan aspek administratif, seperti
penganggaran, pengadaan fasilitas dan peralatan, serta
pengelolaan kepegawaian, termasuk perekrutan dan
pengembangan staf pengajar yang berkualitas. Selain itu,
manajemen pendidikan seni juga menekankan pentingnya
keterlibatan komunitas dan stakeholder lainnya, seperti
orang tua, industri kreatif, dan lembaga budaya, untuk
mendukung dan memperkaya pengalaman belajar siswa
dalam seni.
Di samping itu, manajemen pendidikan seni juga
mencakup implementasi strategi evaluasi yang komprehensif
untuk mengukur keberhasilan program pendidikan seni,
baik dari segi pencapaian akademik maupun pengembangan
keterampilan seni dan kreativitas siswa. Evaluasi ini
11
penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pendidikan seni yang diselenggarakan.
Manajemen pendidikan seni juga harus responsif
terhadap perkembangan dan tren dalam dunia seni dan
pendidikan, termasuk integrasi teknologi digital dalam
pembelajaran seni, serta perubahan dalam kebijakan
pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini memerlukan
pemantauan yang berkelanjutan terhadap perubahan
tersebut dan adaptasi terhadap konteks yang berubah.
Selain itu, manajemen pendidikan seni juga berperan
dalam mempromosikan inklusivitas dan keadilan dalam
akses terhadap pendidikan seni, memastikan bahwa
semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk
mengembangkan potensi seni mereka, tanpa memandang
latar belakang sosial, ekonomi, atau kemampuan.
Penting juga untuk memperhatikan keberlanjutan
program pendidikan seni, baik dari segi keuangan
maupun
dampak
lingkungan,
dengan
memastikan
penggunaan sumber daya secara bijaksana dan menjaga
kesinambungan program dalam jangka panjang.
Dalam konteks globalisasi, manajemen pendidikan
seni juga mencakup promosi kolaborasi internasional
dalam bidang seni dan pendidikan, untuk memperluas
12
wawasan siswa dan mengakses sumber daya yang lebih
luas.
Manajemen pendidikan seni bukan hanya tentang
administrasi dan pengelolaan, tetapi juga tentang
membentuk budaya organisasi yang mendukung inovasi,
kreativitas, dan kolaborasi di antara semua pemangku
kepentingan dalam pendidikan seni, dengan tujuan
menciptakan lingkungan belajar yang memadai dan
memperkaya bagi semua individu.
Secara keseluruhan, manajemen pendidikan seni
adalah upaya terpadu untuk memastikan bahwa pendidikan
seni tidak hanya dijalankan secara efisien, tetapi juga
efektif dalam mencapai tujuan-tujuan yang berkaitan
dengan pengembangan individu dan masyarakat secara
keseluruhan, melalui apresiasi dan partisipasi dalam
bidang seni yang beragam dan kaya akan nilai-nilai
budaya.
B. Peran Pendidikan Seni dalam Sistem Pendidikan
Pendidikan Seni memiliki peran yang sangat penting
dalam sistem pendidikan, karena tidak hanya melibatkan
aspek kreatif dan ekspresif, tetapi juga memperkaya
pengalaman belajar siswa secara holistik. Salah satu peran
13
utamanya adalah memfasilitasi pengembangan kreativitas
siswa. Melalui seni, siswa dapat bereksplorasi, berekspresi,
dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang
penting untuk inovasi dan pemecahan masalah di masa
depan.
Selain itu, Pendidikan Seni juga membantu dalam
pengembangan kemampuan berkomunikasi siswa. Melalui
media seni, siswa belajar untuk menyampaikan ide dan
emosi secara efektif, baik secara verbal maupun nonverbal. Mereka belajar memahami berbagai bentuk
ekspresi dan persepsi yang dapat memperkaya cara
mereka berkomunikasi dengan orang lain.
Pendidikan Seni juga memainkan peran penting
dalam pengembangan keterampilan kolaboratif. Dalam
proyek seni bersama, siswa belajar bekerja sama, berbagi
ide, dan menghargai kontribusi masing-masing individu.
Ini membantu mereka memahami pentingnya kerja tim
dan membangun keterampilan sosial yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, Pendidikan Seni membantu dalam
membangun pemahaman yang lebih dalam tentang
budaya dan sejarah. Melalui seni, siswa dapat mempelajari
tentang nilai-nilai, tradisi, dan identitas budaya suatu
14
masyarakat. Mereka juga dapat menggali pemahaman
yang
lebih
mendalam
tentang
sejarah
seni
dan
peranannya dalam perkembangan manusia.
Pendidikan Seni juga memfasilitasi pengembangan
keterampilan motorik halus dan koordinasi fisik. Aktivitas
seperti melukis, menggambar, atau memahat memerlukan
kontrol motorik yang baik dan membantu dalam
pengembangan keterampilan ini pada anak-anak.
Selain itu, Pendidikan Seni juga memainkan peran
dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.
Melalui proses kreatif dalam seni, siswa diajak untuk
mencari solusi atas tantangan yang dihadapi dalam
menciptakan karya seni mereka sendiri.
Pendidikan Seni juga memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mengembangkan rasa apresiasi terhadap
keindahan dan estetika. Mereka belajar untuk menghargai
berbagai bentuk seni dan keunikan ekspresi individual
yang tercermin dalam karya seni.
Selanjutnya, Pendidikan Seni juga memainkan peran
dalam pembangunan rasa percaya diri siswa. Ketika siswa
berhasil menciptakan karya seni yang mereka banggakan,
itu dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan
15
memberi mereka dorongan positif untuk mengeksplorasi
kemampuan kreatif mereka lebih lanjut.
Pendidikan Seni juga membantu dalam mengembangkan
kemampuan
pemecahan
masalah
abstrak.
Melalui
eksplorasi seni, siswa belajar untuk berpikir di luar kotak
dan menemukan solusi yang unik untuk masalah yang
kompleks.
Selain itu, Pendidikan Seni dapat menjadi medium
untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai
penting. Melalui karya seni, siswa dapat menggambarkan
isu-isu sosial, lingkungan, atau politik, dan membangun
kesadaran terhadap masalah-masalah ini dalam masyarakat.
Pendidikan Seni juga memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan mengobservasi
dan menganalisis. Mereka belajar untuk melihat dunia
dengan mata yang lebih kritis dan menginterpretasikan
berbagai bentuk ekspresi seni.
Selanjutnya, Pendidikan Seni juga dapat menjadi
sarana untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Melalui aktivitas seni yang menarik
dan menyenangkan, siswa dapat lebih terlibat dalam
pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang konsep-konsep yang diajarkan.
16
Pendidikan Seni juga membantu dalam memperkuat
koneksi antara otak kanan dan kiri. Aktivitas seni
melibatkan penggunaan imajinasi dan kreativitas dari
otak kanan, sementara juga memerlukan pemrosesan
logis dan analitis dari otak kiri.
Selain itu, Pendidikan Seni juga dapat menjadi wadah
untuk membangun hubungan emosional antara guru dan
siswa. Melalui seni, guru dapat memahami lebih baik
kepentingan dan bakat unik setiap siswa, sehingga dapat
memberikan dukungan yang lebih efektif dalam
pengembangan kreativitas mereka.
Pendidikan Seni juga membantu dalam memperluas
perspektif siswa tentang dunia. Melalui eksplorasi
berbagai bentuk seni dari berbagai budaya dan tradisi,
siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang keragaman manusia dan menghargai
keanekaragaman tersebut.
Selanjutnya, Pendidikan Seni juga dapat menjadi alat
untuk meningkatkan literasi visual siswa. Mereka belajar
untuk membaca, memahami, dan menginterpretasikan
pesan-pesan yang disampaikan melalui berbagai bentuk
ekspresi visual.
17
Pendidikan Seni juga membantu dalam membangun
ketahanan mental dan emosional siswa. Aktivitas seni
dapat menjadi outlet untuk mengekspresikan emosi,
mengelola stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental.
Terakhir, Pendidikan Seni juga dapat berperan dalam
mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan
dunia yang terus berubah. Kemampuan adaptasi,
fleksibilitas, dan pemikiran kreatif yang dikembangkan
melalui seni dapat membantu siswa menjadi lebih siap
menghadapi masa depan yang tidak pasti.
C. Hubungan Antara Manajemen dan Pendidikan
Seni
Manajemen dan pendidikan seni mungkin terlihat
memiliki hubungan yang tidak langsung pada pandangan
pertama. Namun, ketika kita mengeksplorasi kedua
bidang ini secara lebih mendalam, kita akan menemukan
bahwa ada beberapa titik persinggungan yang menarik
antara keduanya. Pertama-tama, manajemen memiliki
peran penting dalam pengelolaan sumber daya yang
diperlukan untuk mendukung pendidikan seni. Ini
mencakup alokasi anggaran untuk mendukung program
seni, pengelolaan waktu untuk menyelenggarakan kelas,
18
dan manajemen ruang dan fasilitas untuk kegiatan seni.
Tanpa manajemen yang efektif, program seni di institusi
pendidikan dapat mengalami kesulitan dalam menyediakan
sumber daya yang diperlukan bagi siswa untuk
berkembang dalam bidang seni.
Selain itu, pendidikan seni juga dapat memberikan
kontribusi signifikan terhadap pengembangan keterampilan
manajemen pada para pelajar. Keterlibatan dalam seni
seringkali melibatkan proses perencanaan, organisasi, dan
eksekusi proyek, yang semuanya merupakan komponen
penting dari keterampilan manajemen. Misalnya, seorang
siswa yang terlibat dalam produksi teater harus
merencanakan jadwal latihan, mengatur distribusi peran,
dan mengelola anggaran untuk properti dan kostum.
Melalui
pengalaman
semacam
ini,
siswa
dapat
mengembangkan keterampilan manajemen yang dapat
mereka terapkan dalam konteks lain di luar seni.
Selanjutnya, pendidikan seni juga dapat mempromosikan pemikiran kreatif dan inovatif, yang merupakan aspek
penting dari manajemen modern. Dalam dunia bisnis dan
organisasi, kreativitas sering kali menjadi kunci untuk
menciptakan solusi yang inovatif dan memecahkan
masalah yang kompleks. Melalui eksplorasi berbagai
19
bentuk seni seperti lukisan, musik, teater, atau tari, siswa
dilatih untuk berpikir di luar kotak dan mengembangkan
ide-ide baru. Kemampuan ini sangat berharga dalam
manajemen di mana tantangan sering kali membutuhkan
solusi yang tidak konvensional.
Selain itu, pendidikan seni juga dapat berkontribusi
pada pengembangan keterampilan interpersonal dan
kepemimpinan yang penting dalam manajemen. Kolaborasi
adalah unsur penting dalam seni, baik dalam bentuk
produksi kelompok dalam teater atau penampilan
ansambel dalam musik. Siswa belajar bekerja sama,
mendengarkan ide-ide rekan-rekan mereka, dan menghargai
peran
individu
dalam
mencapai
tujuan
bersama.
Keterampilan seperti komunikasi efektif, negosiasi, dan
kerjasama tim yang diperoleh melalui pengalaman seni ini
dapat membantu mereka menjadi pemimpin yang lebih
efektif di tempat kerja nanti.
Selain itu, manajemen juga memiliki peran penting
dalam mempromosikan dan mendukung program seni di
institusi pendidikan. Manajer dalam lingkungan pendidikan
harus mampu mengadvokasi untuk kepentingan program
seni di tengah tekanan anggaran dan persaingan dengan
program-program lain. Mereka juga bertanggung jawab
20
untuk merancang strategi pemasaran yang efektif untuk
menarik siswa ke program seni dan memastikan
keberlanjutan jangka panjang dari program tersebut.
Di sisi lain, seni juga dapat memberikan inspirasi bagi
praktisi manajemen. Konsep-konsep seperti kreativitas,
ekspresi diri, dan interpretasi yang mendalam dapat
merangsang
pemikiran
kritis
dan
reflektif,
yang
merupakan aspek penting dari kepemimpinan dan
pengambilan keputusan yang efektif. Manajer yang
terinspirasi oleh seni mungkin lebih cenderung untuk
mencari
solusi
yang
inovatif
dan
berani
dalam
menghadapi tantangan yang kompleks.
Selain itu, pendidikan seni juga memiliki potensi
untuk membantu dalam pengembangan kemampuan
komunikasi yang penting dalam manajemen. Baik melalui
karya seni visual, pertunjukan panggung, atau karya tulis
kreatif, siswa seni belajar untuk menyampaikan ide dan
emosi secara efektif kepada audiens mereka. Kemampuan
untuk berkomunikasi dengan jelas dan persuasif adalah
aset berharga dalam manajemen, di mana komunikasi
yang efektif sering kali menjadi kunci dalam mempengaruhi
orang lain dan membangun hubungan yang kuat.
21
Tidak hanya itu, manajemen dan pendidikan seni juga
memiliki kesamaan dalam hal penekanan pada keberagaman
dan inklusi. Dalam seni, keberagaman dihargai karena
berkontribusi pada keragaman perspektif dan ekspresi
kreatif. Demikian pula, manajemen yang efektif di
lingkungan yang semakin global membutuhkan pemahaman
yang mendalam tentang keberagaman budaya dan nilainilai yang beragam. Dengan mempromosikan keberagaman
dan inklusi dalam pendidikan seni, kita dapat membantu
membentuk pemimpin masa depan yang sensitif terhadap
perbedaan dan mampu memimpin tim yang beragam
dengan sukses.
Selain itu, manajemen juga memiliki peran penting
dalam memastikan keberlanjutan program seni di
institusi pendidikan. Manajer pendidikan harus dapat
mengelola sumber daya dengan efisien dan merencanakan
strategi jangka panjang untuk mendukung program seni
di tengah perubahan lingkungan eksternal yang dinamis.
Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa program-program ini tetap relevan dan responsif
terhadap kebutuhan siswa dan masyarakat secara
keseluruhan.
22
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen
dan pendidikan seni memiliki hubungan yang kompleks
dan
saling
mendukung.
Manajemen
menyediakan
kerangka kerja yang diperlukan untuk mendukung
program
seni
di
institusi
pendidikan,
sementara
pendidikan seni memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan manajemen yang
berharga dan memperkaya pemikiran kreatif mereka.
Melalui sinergi antara kedua bidang ini, kita dapat
menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif,
inovatif, dan berkelanjutan untuk masa depan.
23
BAB 3
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
PENDIDIKAN SENI
A. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen
Menurut Henry Fayol (C.P.Uzuegbu, 2015) terdapat
14 prinsip manajemen, yaitu:
1.
Pembagian Kerja (Division of Work), sebagai prinsip
fundamental dalam manajemen, melibatkan upaya
untuk mengalokasikan pekerjaan kepada setiap bagian
sumber daya manusia yang ada dalam suatu lingkaran
manajemen. Tujuan utamanya adalah untuk membangun
pengalaman serta terus mengasah keahlian individu
agar mereka menjadi lebih produktif dan menguntungkan bagi organisasi. Dengan mengelompok-kan pekerjaan
sesuai dengan keahlian dan minat masing-masing
anggota tim, pembagian kerja memungkinkan untuk
optimalisasi efisiensi dalam mencapai tujuan bersama.
Melalui pengalaman yang terus berkembang dan
penguasaan keterampilan yang mendalam, anggota
tim dapat menemukan peran mereka yang paling
24
cocok dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan.
Hasilnya, kinerja individu meningkat, memberikan
kontribusi signifikan terhadap kesuksesan keseluruhan
organisasi. Dengan demikian, pembagian kerja bukan
hanya tentang alokasi tugas, tetapi juga merupakan
strategi untuk memanfaatkan potensi individu secara
optimal dalam mencapai keunggulan kompetitif.
2.
Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and
Responsibility), merupakan dua elemen yang tak
terpisahkan dalam lingkup manajemen. Pemberian
wewenang kepada sumber daya manusia dalam
sebuah organisasi sangat penting untuk memastikan
bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan mereka
dengan maksimal. Wewenang ini mencakup otoritas
untuk membuat keputusan, mengambil tindakan, dan
melaksanakan tugas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi. Namun, pemberian wewenang harus
selalu diikuti dengan pemberian tanggung jawab yang
sesuai. Tanggung jawab ini mencakup kewajiban
untuk bertanggung jawab atas hasil dari keputusan
dan tindakan yang diambil. Seimbangnya wewenang
dan tanggung jawab sangat penting untuk menjaga
keseimbangan dalam organisasi. Ketika seseorang
25
memiliki wewenang tanpa tanggung jawab yang sesuai,
hal ini dapat mengakibatkan kurangnya akuntabilitas
dan
potensi
kesalahan
yang
tidak
terkelola.
Sebaliknya, jika tanggung jawab melebihi wewenang
yang diberikan, individu mungkin merasa tidak
memiliki kendali atas pekerjaan mereka dan motivasi
mereka
dapat
terpengaruh.
Oleh
karena
itu,
keselarasan antara wewenang dan tanggung jawab
merupakan prinsip penting dalam memastikan
efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas
organisasi.
3.
Prinsip disiplin (Discipline), dalam konteks manajemen
menegaskan pentingnya menjaga konsistensi dan
kepatuhan terhadap aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan. Disiplin ini erat kaitannya dengan
pemberian wewenang kepada manajer dan anggota
tim. Jika wewenang yang diberikan kepada seorang
manajer
tidak
dijalankan
dengan
semestinya,
misalnya dalam hal pengambilan keputusan atau
pelaksanaan tugas-tugas tertentu, maka kemungkinan
terjadinya pelanggaran terhadap prinsip disiplin
menjadi lebih tinggi. Kehilangan prinsip kedisiplinan
dapat
menyebab-kan
berbagai
26
masalah
dalam
organisasi, seperti penurunan produktivitas, konflik
antar anggota tim, bahkan kerugian finansial. Oleh
karena itu, manajer dan anggota tim harus secara
konsisten mematuhi aturan dan prosedur yang
berlaku, serta bertanggung jawab atas tindakan dan
keputusan yang mereka ambil. Dengan menjaga
prinsip disiplin, organisasi dapat menciptakan
lingkungan
kerja
yang
teratur,
efisien,
dan
berorientasi pada pencapaian tujuan bersama.
4.
Prinsip Kesatuan Perintah (Unity of Command)
merupakan landasan penting dalam struktur organisasi
yang menekankan bahwa setiap bawahan harus
menerima perintah dari satu manajer di atasnya dan
bertanggung jawab kepada manajer tersebut. Prinsip
ini menegaskan bahwa kejelasan hierarki dalam
memberikan instruksi merupakan kunci untuk menjaga
keteraturan dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas.
Jika seorang bawahan diperintah oleh lebih dari satu
manajer, akan timbul kebingungan dan potensi
terjadinya konflik dalam organisasi. Dengan menerapkan
prinsip Kesatuan Perintah, bawahan akan mengetahui
kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka, mengurangi ambiguitas
27
dan potensi kesalahan. Selain itu, prinsip ini juga
membantu menghindari tumpang tindih tanggung
jawab dan memfasilitasi pelaporan yang jelas dari
bawahan kepada manajer mereka. Dengan demikian,
Kesatuan Perintah tidak hanya memperkuat struktur
organisasi, tetapi juga meningkatkan koordinasi,
konsistensi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan
tugas-tugas organisasi.
5.
Kesatuan Pengarahan (Unity of Direction) adalah
prinsip manajemen yang menegaskan pentingnya
adanya satu arah atau tujuan yang sama bagi setiap
komunitas pekerjaan, yang kemudian dipimpin oleh
seorang manajer tunggal. Prinsip ini menciptakan
kesatuan visi dan fokus dalam mencapai tujuan
organisasi, serta memastikan bahwa semua anggota
tim bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Dengan adanya satu manajer
yang bertanggung jawab atas pengarahan komunitas
pekerjaan, proses pengambilan keputusan menjadi
lebih efisien dan terarah. Kesatuan Pengarahan juga
mengurangi risiko terjadinya konflik dalam organisasi
yang disebabkan oleh perbedaan arah atau prioritas
antara berbagai komunitas pekerjaan. Dengan demikian,
28
prinsip ini membantu meningkatkan efektivitas,
koordinasi, dan konsistensi dalam upaya mencapai
tujuan organisasi secara keseluruhan. Kesatuan
Pengarahan memberikan landasan yang kuat bagi
manajer untuk mengarahkan energi dan sumber daya
organisasi menuju pencapaian tujuan yang bersamasama ditetapkan.
6.
Prinsip
Subordinasi
Kepentingan
Perseorangan
(Subordination of Individual Interest), terhadap Kepentingan
Umum menegaskan bahwa kepentingan individu
harus didahulukan di bawah kepentingan keseluruhan
organisasi. Hal ini menekankan bahwa setiap anggota
organisasi harus siap untuk mengorbankan kepentingan
pribadi mereka demi mencapai tujuan bersama yang
lebih besar. Fokus utama adalah pada tujuan dan misi
organisasi, bukan pada tujuan individual yang
mungkin bertentangan dengan kepentingan umum.
Dengan menerapkan prinsip ini, organisasi dapat
menciptakan
lingkungan
di
mana
kolaborasi,
solidaritas, dan komitmen terhadap visi bersama
menjadi prioritas utama. Subordinasi Kepentingan
Perseorangan terhadap Kepentingan Umum membantu
mencegah egoisme dan persaingan yang tidak sehat di
29
antara anggota organisasi, serta memastikan bahwa
semua sumber daya dan upaya diarahkan secara
efektif menuju pencapaian tujuan organisasi. Oleh
karena itu, prinsip ini merupakan fondasi yang
penting dalam membangun budaya organisasi yang
berpusat pada kerjasama dan pencapaian kesuksesan
bersama.
7.
Prinsip Penggajian Pegawai (Remuneration), merupakan
aspek penting dalam manajemen yang menekankan
perlunya memperhatikan besaran gaji yang diberikan
kepada anggota lingkaran manajemen. Gaji yang
diberikan haruslah adil dan memuaskan agar dapat
memberikan motivasi dan kepuasan kepada para
pegawai. Pemberian gaji yang sesuai dengan kontribusi
dan kinerja individu tidak hanya memperkuat rasa
keadilan dalam organisasi, tetapi juga dapat menjadi
insentif yang kuat untuk mendorong karyawan untuk
bekerja maksimal dalam mencapai tujuan organisasi.
Ketika pegawai merasa bahwa upaya dan dedikasi
mereka dihargai melalui penggajian yang adil, mereka
cenderung lebih termotivasi dan berkomitmen terhadap
pekerjaan mereka. Hal ini dapat meningkatkan
produktivitas,
kualitas
30
kerja,
serta
membantu
menciptakan lingkungan kerja yang positif dan
berorientasi pada pencapaian tujuan bersama. Dengan
demikian, prinsip Penggajian Pegawai menjadi penting
dalam membentuk budaya organisasi yang berkelanjutan
dan
memastikan
kesejahteraan
serta
motivasi
karyawan dalam jangka panjang.
8.
Prinsip Pemusatan (Centralization) dalam manajemen
merupakan pedoman yang menentukan sejauh mana
kekuasaan dan keputusan diperlakukan secara sentral
atau terpusat dalam organisasi. Prinsip ini bertujuan
untuk mengatur batasan agar tidak terjadi tindakan
sewenang-wenang dari manajer puncak atau otoritas
yang terlalu terkonsentrasi di tangan sedikit individu.
Dengan menerapkan tingkat pemusatan yang tepat,
organisasi dapat memastikan bahwa keputusan dapat
diambil secara efisien dan efektif sesuai dengan
tingkat hierarki yang ada. Di sisi lain, terlalu banyak
pemusatan dapat menghambat fleksibilitas dan
responsivitas dalam pengambilan keputusan, serta
menghambat inisiatif dan kreativitas di tingkat yang
lebih rendah dalam organisasi. Oleh karena itu,
prinsip Pemusatan harus dijalankan dengan bijaksana,
dengan mempertimbang-kan konteks, ukuran, dan
31
kompleksitas organisasi, serta memastikan adanya
mekanisme pengawasan dan akuntabilitas yang
memadai. Dengan demikian, prinsip Pemusatan
membantu menjaga keseimbangan antara otoritas
pusat dan otonomi lokal dalam organisasi, sehingga
memungkinkan terciptanya lingkungan kerja yang
efisien, terstruktur, dan berorientasi pada pencapaian
tujuan bersama.
9.
Prinsip Hirarki atau Rangkaian Perintah (Chain of
Command) adalah landasan yang menegaskan bahwa
aliran perintah dalam suatu organisasi harus
mengikuti jalur hierarki, bergerak dari atas ke bawah
dengan jarak yang terdekat. Prinsip ini menunjukkan
pentingnya menjaga ketertiban dan keteraturan
dalam organisasi, serta memastikan bahwa setiap
tugas atau keputusan disampaikan dan diterima
dengan jelas sesuai dengan struktur yang telah
ditetapkan. Dalam konteks ini, perintah tidak
diperkenankan untuk melompati atau mengabaikan
tingkatan struktur yang ada. Hal ini membantu
mencegah kebingungan, konflik peran, dan potensi
kesalahpahaman yang mungkin timbul jika aliran
perintah tidak teratur. Dengan menjalankan prinsip
32
Hirarki atau Rangkaian Perintah, organisasi dapat
menciptakan lingkungan kerja yang terstruktur, di
mana tanggung jawab dan kewenangan masingmasing individu dalam organisasi menjadi jelas dan
terdefinisi. Dengan demikian, prinsip ini tidak hanya
memfasilitasi komunikasi yang efektif, tetapi juga
membantu menciptakan kerjasama yang harmonis
antara berbagai tingkatan dalam organisasi, yang
pada akhirnya mengarah pada pencapaian tujuan
bersama dengan lebih efisien dan terorganisir.
10. Prinsip
Ketertiban
(Order),
dalam
manajemen
menekankan pentingnya menjaga keteraturan dan
disiplin tinggi di seluruh bagian organisasi, baik di
tingkat atasan maupun di tingkat bawahan. Ketika
setiap anggota organisasi mengikuti asas disiplin yang
tinggi, maka tercipta ketertiban yang mendasar bagi
kelancaran operasional dan pencapaian tujuan
bersama. Prinsip ini menciptakan lingkungan kerja
yang terstruktur dan teratur, di mana tugas-tugas dan
tanggung jawab dipahami dengan jelas, serta
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Ketika setiap individu memahami peran dan tanggung
jawabnya dengan baik, maka kolaborasi antar bagian
33
organisasi dapat berjalan dengan lebih lancar dan
efisien. Disiplin yang tinggi juga menciptakan budaya
kerja yang positif, di mana setiap anggota organisasi
merasa
bertanggung
jawab
atas
kontribusinya
terhadap kesuksesan organisasi secara keseluruhan.
Oleh karena itu, prinsip Ketertiban menjadi landasan
penting dalam membangun budaya kerja yang efektif
dan produktif, yang pada akhirnya berdampak pada
pencapaian tujuan organisasi dengan lebih baik.
11. Prinsip Keadilan dan Kejujuran (Equity) dalam
manajemen memiliki peran yang penting dalam
membangun hubungan yang baik antara atasan dan
bawahan. Prinsip ini menekankan pentingnya tindakan
yang adil dan jujur dari para manajer dalam
memimpin, yang pada gilirannya dapat mendorong
ketaatan dan kesetiaan bawahan kepada atasannya.
Ketika bawahan merasa bahwa mereka diperlakukan
secara adil dan jujur oleh para manajer mereka, maka
mereka cenderung merasa dihargai dan diakui atas
kontribusi dan kerja keras mereka. Hal ini dapat
memperkuat hubungan kepercayaan antara atasan
dan bawahan, serta meningkatkan motivasi dan
komitmen bawahan terhadap organisasi. Adanya
34
prinsip keadilan dan kejujuran juga menciptakan
lingkungan kerja yang transparan dan etis, di mana
setiap keputusan dan tindakan dipertimbangkan
dengan hati-hati dan berdasarkan pada prinsipprinsip yang adil dan jujur. Akibatnya, timbul rasa
tunduk dan patuh dari bawahan kepada atasannya
bukan karena ketakutan atau paksaan, melainkan
karena pengakuan akan integritas dan kompetensi
atasannya. Dengan demikian, prinsip Keadilan dan
Kejujuran bukan hanya menciptakan suasana kerja
yang harmonis, tetapi juga menjadi fondasi yang kuat
dalam membangun budaya organisasi yang berorientasi
pada integritas, kepercayaan, dan kolaborasi yang
produktif.
12. Prinsip Stabilitas Masa Jabatan dalam Kepegawaian
(Stability of Tenure of Personnel) merupakan landasan
penting dalam manajemen sumber daya manusia yang
menekankan pentingnya menempatkan pegawai di
posisi yang sesuai dan memberikan stabilitas dalam
jabatan
mereka.
Prinsip
ini
bertujuan
untuk
meminimalisir perputaran pegawai yang berlebihan,
yang dapat mengganggu kelancaran dan kontinuitas
jalannya suatu pekerjaan. Dengan menempatkan
35
pegawai di posisi yang tepat, baik dari segi
keterampilan maupun kecocokan budaya, organisasi
dapat mengurangi risiko kehilangan talenta berharga
dan pengalaman yang telah terakumulasi. Stabilitas
masa jabatan juga memberikan kesempatan bagi
pegawai
untuk
mengembangkan
keahlian
dan
membangun hubungan kerja yang kuat dengan rekan
kerja dan atasan mereka, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan produktivitas dan kinerja keseluruhan
tim. Selain itu, dengan mengurangi perputaran pegawai,
organisasi juga dapat menghemat biaya yang terkait
dengan proses perekrutan, pelatihan, dan integrasi
pegawai baru. Dengan demikian, prinsip Stabilitas
Masa Jabatan dalam Kepegawaian tidak hanya
mendukung kelancaran operasional organisasi, tetapi
juga berkontribusi pada pembangunan budaya kerja
yang stabil, berkelanjutan, dan berorientasi pada
pencapaian tujuan jangka panjang.
13. Prinsip Prakarsa (Initiative) dalam manajemen
memperkuat peran dan kontribusi pegawai dalam
suatu organisasi dengan mendorong mereka untuk
mengemukakan ide-ide baru dan mengambil langkah
proaktif dalam menciptakan nilai tambah bagi
36
kemajuan organisasi. Dengan melibatkan pegawai
dalam suatu lingkaran manajemen, manajer memberikan
ruang bagi kreativitas dan inovasi dari seluruh
anggota tim. Ini tidak hanya meningkatkan motivasi
dan minat pegawai terlibat dalam proses pengambilan
keputusan, tetapi juga menghasilkan solusi-solusi
baru dan ide-ide segar yang dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi. Ketika pegawai
merasa didorong untuk mengambil inisiatif dan
berkontribusi secara aktif, mereka menjadi lebih
terlibat dan berkomitmen terhadap kesuksesan
organisasi. Inisiatif yang diambil oleh pegawai juga
dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis
dan inovatif, yang mendorong pertumbuhan dan
perkembangan organisasi secara keseluruhan. Dengan
demikian, prinsip Prakarsa bukan hanya menghasilkan
nilai tambah bagi organisasi, tetapi juga memperkuat
budaya kerja yang berorientasi pada keterlibatan,
kolaborasi, dan perubahan yang positif.
14. Prinsip Semangat Kesatuan (Esprit de Corps) dalam
manajemen
menekankan
pentingnya
memupuk
semangat kesatuan di antara anggota tim atau
organisasi. Salah satu cara untuk menciptakan
37
semangat kesatuan adalah melalui kepemimpinan
yang efektif dari manajer. Manajer yang memiliki
kemampuan kepemimpinan yang baik mampu
menginspirasi, membimbing, dan memberdayakan
anggota tim untuk bekerja bersama-sama dengan
tekad dan semangat yang sama. Dengan membangun
hubungan yang kuat dan memperhatikan kebutuhan
serta aspirasi anggota tim, manajer dapat menciptakan
lingkungan kerja yang membangkitkan semangat dan
antusiasme dalam mencapai tujuan bersama. Pentingnya
semangat kesatuan ini tidak hanya membuat anggota
tim merasa dihargai dan termotivasi, tetapi juga
mendorong mereka untuk menjalankan tugas-tugas
mereka dengan penuh kesadaran dan rasa nyaman,
tanpa adanya unsur paksaan. Ketika anggota tim
merasa termotivasi dan memiliki rasa kepemilikan
terhadap tujuan organisasi, mereka cenderung
bekerja dengan lebih efektif, berkolaborasi dengan
lebih baik, dan meraih kesuksesan bersama-sama.
Oleh
karena
itu,
prinsip
Semangat
Kesatuan
merupakan elemen kunci dalam membentuk budaya
kerja yang inklusif, harmonis, dan berorientasi pada
pencapaian tujuan bersama.
38
B. Prinsip-prinsip Khusus dalam Konteks
Pendidikan Seni
Dalam konteks pendidikan seni, ada beberapa prinsip
khusus yang dapat membimbing proses manajemen di
sekolah atau lembaga pendidikan seni. Berikut beberapa
prinsip khusus yang relevan:
1. Kreativitas dan Ekspresi
Pendidikan seni adalah panggung utama di mana
kreativitas
dan
ekspresi
individu
dipelihara
dan
ditingkatkan. Dalam konteks ini, prinsip-prinsip manajemen
menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan ini. Pertama, manajemen harus
mempromosikan budaya eksplorasi yang memungkinkan
siswa untuk mengeksplorasi berbagai media, teknik, dan
ide-ide baru. Ini dapat dilakukan dengan memberikan
ruang untuk percobaan dan kesalahan, serta memberikan
sumber daya yang diperlukan untuk mengeksplorasi
minat dan bakat individual. Selain itu, manajemen juga
harus mendorong inovasi dengan mendorong siswa untuk
berpikir di luar kotak, mengeksplorasi cara-cara baru
untuk menyampaikan pesan dan merespon dunia di
sekitar mereka dengan cara yang unik dan orisinal.
39
Kedua, lingkungan belajar harus menciptakan ruang
bagi ekspresi diri yang otentik. Prinsip-prinsip manajemen
dalam pendidikan seni harus memastikan bahwa siswa
merasa didukung untuk mengekspresikan diri mereka
sendiri dengan cara yang mereka anggap paling sesuai. Ini
berarti memfasilitasi dialog terbuka, memberikan umpan
balik yang konstruktif, dan membangun kepercayaan diri
siswa dalam menyampaikan gagasan dan emosi mereka
melalui seni. Dengan menciptakan lingkungan yang
mendukung eksplorasi, inovasi, dan ekspresi diri,
pendidikan seni dapat menjadi wahana yang kuat untuk
mengembangkan kreativitas siswa serta membantu
mereka menjadi individu yang lebih percaya diri dan
berpikiran terbuka.
2. Fleksibilitas Kurikulum
Fleksibilitas dalam kurikulum pendidikan seni
menjadi aspek krusial dalam menciptakan pengalaman
belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
Prinsip-prinsip manajemen harus bertujuan untuk
memastikan bahwa kurikulum dapat disesuaikan dengan
beragam gaya belajar dan minat siswa secara efektif. Ini
bisa dicapai dengan mengadopsi pendekatan diferensiasi,
40
di mana materi pembelajaran disampaikan dengan cara
yang berbeda sesuai dengan preferensi belajar individu.
Selain itu, manajemen juga dapat memfasilitasi kerja sama
antara guru dan siswa dalam merancang bagian dari
kurikulum, memungkinkan siswa untuk memilih proyek
atau topik yang sesuai dengan minat mereka. Dengan
memastikan fleksibilitas ini, kurikulum seni dapat
menjadi lebih inklusif dan memberdayakan siswa untuk
mengeksplorasi potensi kreatif mereka sesuai dengan
cara yang paling memadai bagi masing-masing individu.
3. Kolaborasi Antar Disiplin Seni
Kolaborasi antar disiplin seni adalah esensi dari
pendidikan seni yang holistik dan beragam. Prinsip
manajemen dalam konteks ini harus bertujuan untuk
memfasilitasi interaksi yang kuat antara guru dan siswa
dari berbagai bidang seni. Ini dapat dicapai dengan
menciptakan platform komunikasi dan kerja sama yang
memungkinkan para guru untuk berbagi pengetahuan,
pengalaman, dan sumber daya antar disiplin. Misalnya,
melalui rapat guru lintas disiplin atau workshop
kolaboratif, guru dapat saling belajar tentang pendekatan,
41
teknik, dan proyek yang dapat mengintegrasikan beberapa
disiplin seni sekaligus.
Selain itu, manajemen juga dapat memfasilitasi
kolaborasi antar siswa dari berbagai disiplin seni. Ini bisa
melibatkan proyek lintas disiplin di mana siswa bekerja
bersama untuk menciptakan karya seni yang menggabungkan elemen-elemen dari beberapa bidang seni yang
berbeda. Dengan mendorong kolaborasi seperti ini,
prinsip manajemen tidak hanya memperkaya pengalaman
belajar siswa tetapi juga mempersiapkan mereka untuk
menghargai dan berpartisipasi dalam kerja tim lintas
disiplin di masa depan.
4. Penggunaan Sumber Daya Kreatif
Penggunaan sumber daya kreatif adalah aspek
penting dalam pendidikan seni yang efektif. Prinsip
manajemen harus fokus pada memastikan ketersediaan
dan aksesibilitas sumber daya yang diperlukan untuk
mendukung eksperimen dan produksi seni. Ini termasuk
menyediakan peralatan seni yang beragam, mulai dari
pensil dan kanvas hingga perangkat lunak desain digital,
serta bahan-bahan seperti cat, kain, atau clay. Selain itu,
manajemen harus memperhatikan ketersediaan ruang
42
yang memadai untuk eksperimen dan produksi seni, baik
dalam bentuk studio seni yang dilengkapi dengan fasilitas
lengkap atau ruang kelas yang dapat diubah menjadi
tempat kreatif yang inspiratif.
Selanjutnya,
prinsip
manajemen
juga
harus
memperhatikan pemeliharaan dan pembaruan sumber
daya kreatif ini. Ini termasuk perawatan rutin peralatan
seni untuk memastikan fungsionalitasnya yang optimal,
serta peningkatan dan penambahan sumber daya baru
sesuai dengan perkembangan teknologi dan tren dalam
dunia seni. Dengan memastikan ketersediaan dan
penggunaan
sumber daya kreatif yang memadai,
manajemen tidak hanya mendukung pengembangan
kreativitas siswa tetapi juga memfasilitasi lingkungan
belajar yang memicu inspirasi dan inovasi dalam proses
pembelajaran seni.
5. Penghargaan terhadap Proses dan Hasil
Penghargaan terhadap proses dan hasil merupakan
prinsip penting dalam pendidikan seni yang berorientasi
pada pengembangan kreativitas dan ekspresi siswa.
Manajemen harus memastikan bahwa penghargaan
diberikan tidak hanya terfokus pada hasil akhir dari karya
43
seni, tetapi juga pada proses kreatif yang menghasilkannya.
Ini dapat dicapai dengan mendorong apresiasi terhadap
upaya eksplorasi, percobaan, dan risiko yang diambil
siswa dalam menciptakan karya seni mereka. Misalnya,
pameran seni atau pertunjukan di sekolah dapat menjadi
kesempatan untuk mengakui dan merayakan perjalanan
kreatif siswa serta memperlihatkan nilai dari eksplorasi
dan proses dalam mencapai hasil akhir.
Selain itu, manajemen juga dapat memberikan
dukungan dan umpan balik yang memperkuat pentingnya
proses kreatif dalam pembelajaran seni. Guru dan staf
sekolah dapat memberikan penghargaan kepada siswa
yang menunjukkan dedikasi, ketekunan, dan inisiatif
dalam menjalani proses kreatif mereka. Dengan memberikan
penghargaan yang seimbang antara proses dan hasil,
prinsip
manajemen
ini
tidak
hanya
menghargai
pencapaian individu siswa tetapi juga memupuk sikap
yang berkelanjutan terhadap eksplorasi kreatif dan
pembelajaran yang terus-menerus dalam pendidikan seni.
6. Dukungan Terhadap Pengembangan Bakat:
Dukungan terhadap pengembangan bakat siswa
dalam berbagai bidang seni adalah suatu keharusan dalam
44
sistem pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada
pengembangan individu secara menyeluruh. Prinsip
manajemen harus melibatkan penciptaan programprogram yang beragam dan peluang-peluang yang
memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan mengasah
bakat mereka dalam seni. Ini dapat mencakup pendanaan
dan fasilitasi program ekstrakurikuler yang menawarkan
pelatihan intensif dalam disiplin seni tertentu, seperti
paduan suara, orkestra, tari, atau teater. Selain itu,
manajemen juga dapat bekerja sama dengan lembaga seni
lokal
atau
profesional
untuk
menyelenggarakan
workshop atau seminar yang memperluas wawasan siswa
tentang dunia seni serta memberikan kesempatan untuk
berinteraksi dengan praktisi seni yang berpengalaman.
Selanjutnya,
penting
bagi
manajemen
untuk
memberikan dukungan dalam penyelenggaraan kompetisi
seni di tingkat sekolah maupun regional. Kompetisi seni
dapat menjadi platform bagi siswa untuk menampilkan
bakat dan karya mereka, serta memberikan motivasi
tambahan untuk terus mengembangkan keterampilan
seni mereka. Dengan menciptakan program-program dan
peluang-peluang yang mendukung pengembangan bakat
siswa dalam berbagai bidang seni, prinsip manajemen
45
tidak
hanya
membantu
siswa
menemukan
dan
mengekspresikan minat serta bakat mereka dalam seni,
tetapi juga mempersiapkan mereka untuk mengejar
karier di bidang seni atau untuk melanjutkan pendidikan
di bidang seni secara lebih lanjut.
7. Konteks Budaya dan Multikultural
Memperhitungkan konteks budaya dan multikultural
adalah kunci dalam merancang pendidikan seni yang
inklusif dan memperkaya pengalaman belajar siswa.
Prinsip manajemen harus fokus pada memastikan bahwa
kurikulum seni mencakup representasi yang luas dari
karya seni dan ekspresi budaya dari berbagai latar
belakang etnis, ras, dan budaya. Ini bisa mencakup
memperkenalkan siswa pada seni tradisional dan
kontemporer dari berbagai budaya di seluruh dunia, serta
memberikan pemahaman mendalam tentang konteks
sejarah dan sosial di mana karya seni tersebut dihasilkan.
Selain itu, manajemen juga harus memberikan ruang bagi
siswa untuk mengekspresikan identitas budaya mereka
sendiri melalui karya seni, baik melalui proyek seni
pribadi maupun kolaboratif yang memperkaya diskusi
tentang keberagaman budaya di kelas.
46
Selanjutnya, prinsip manajemen juga harus memastikan
bahwa lingkungan belajar seni menciptakan ruang yang
aman dan mendukung untuk mengeksplorasi dan
merayakan perbedaan budaya. Ini bisa dicapai dengan
mempromosikan dialog terbuka tentang isu-isu multikultural
dalam seni, menghargai dan memperkuat keberagaman
perspektif, serta melibatkan siswa dalam proyek-proyek
kolaboratif yang menghargai dan merayakan keberagaman
budaya mereka. Dengan memperhitungkan konteks
budaya dan multikultural, pendidikan seni tidak hanya
menjadi
tempat
untuk
mengeksplorasi
kreativitas
individual tetapi juga menjadi wahana untuk memperluas
pemahaman siswa tentang dunia serta menghargai
keberagaman budaya yang kaya.
8. Evaluasi yang Holistik
Evaluasi yang holistik adalah landasan yang penting
dalam memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan
penghargaan yang layak atas upaya kreatif mereka dalam
pendidikan seni. Prinsip manajemen harus menekankan
pentingnya melihat karya seni dari berbagai sudut
pandang, mengakui keberagaman gaya ekspresi dan latar
belakang siswa. Dalam konteks ini, manajemen harus
47
memastikan bahwa proses evaluasi mencakup aspek
kreatif, teknis, dan ekspresif dari karya seni. Hal ini bisa
mencakup pertimbangan tentang inovasi dalam konsep
dan penggunaan media, keahlian teknis dalam menerapkan
teknik seni, serta kemampuan siswa untuk menyampaikan
pesan atau emosi secara efektif melalui karya seni mereka.
Dengan memberikan penilaian yang holistik, manajemen
membantu memperkuat kepercayaan diri siswa, serta
mendorong mereka untuk terus berkembang dalam
berbagai aspek kreatif mereka.
Selanjutnya, prinsip manajemen harus mempromosikan
pendekatan penilaian yang sensitif terhadap keunikan
dan keberagaman ekspresi siswa. Ini berarti tidak hanya
membandingkan karya seni satu siswa dengan yang
lainnya secara langsung, tetapi juga menghargai setiap
siswa sebagai individu dengan bakat dan gaya ekspresi
yang unik. Manajemen harus memastikan bahwa
penilaian tidak menjadi hambatan bagi siswa untuk
mengeksplorasi
kreativitas
mereka
sendiri,
tetapi
sebaliknya, menjadi alat untuk memberikan umpan balik
yang konstruktif dan mendorong perkembangan yang
berkelanjutan dalam seni. Dengan pendekatan evaluasi
yang holistik, pendidikan seni menjadi lebih inklusif dan
48
memungkinkan setiap siswa untuk merasa dihargai dan
didukung dalam perjalanan kreatif mereka.
9. Keterlibatan Komunitas
Keterlibatan komunitas dalam pendidikan seni
membuka peluang besar untuk memperluas pengalaman
belajar siswa di luar lingkungan sekolah. Prinsip
manajemen harus mencakup penciptaan kesempatan
untuk kolaborasi antara siswa, guru, dan anggota
komunitas lokal dalam proyek seni yang menarik dan
bermanfaat. Misalnya, proyek seni yang melibatkan
seniman lokal atau organisasi seni komunitas dapat
menjadi sarana bagi siswa untuk belajar dari praktisi seni
yang berpengalaman dan mendapatkan wawasan tentang
bagaimana seni dapat menjadi kekuatan yang menginspirasi
dan mempersatukan masyarakat. Selain itu, manajemen
juga dapat mendukung penyelenggaraan pertunjukan
publik atau pameran seni di mana siswa dapat
memamerkan
karya
mereka
kepada
masyarakat,
memberikan kesempatan untuk mendapatkan umpan
balik dari audiens, dan merasakan dampak positif yang
dihasilkan oleh karya seni mereka dalam komunitas.
49
Lebih lanjut, prinsip manajemen harus menggarisbawahi
pentingnya
membangun
hubungan
yang
berkelanjutan antara sekolah dan komunitas. Ini bisa
melibatkan membangun kemitraan strategis dengan
lembaga-lembaga
seni
lokal,
mengundang anggota
komunitas untuk berpartisipasi dalam kegiatan seni di
sekolah, atau melibatkan siswa dalam proyek-proyek
pelayanan masyarakat yang menggunakan seni sebagai
alat untuk memberikan dampak positif dalam komunitas
mereka. Dengan memfasilitasi keterlibatan komunitas
dalam pendidikan seni, prinsip manajemen membantu
menghubungkan pengalaman belajar siswa dengan dunia
nyata serta memperkuat hubungan antara sekolah dan
masyarakat, yang pada gilirannya memperkaya dan
memperluas pembelajaran mereka.
Prinsip-prinsip khusus ini dapat membantu menciptakan
lingkungan
mendukung,
dan
pendidikan
memperkaya
seni
bagi
yang
dinamis,
siswa
untuk
mengeksplorasi dan mengembangkan potensi seni
mereka.
50
BAB 4
PERENCANAAN
KURIKULUM SENI
Perencanaan kurikulum seni merupakan proses yang
penting dalam membangun landasan pendidikan seni
yang kokoh dan relevan bagi para siswa. Kurikulum seni
tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
artistik, tetapi juga untuk memperkaya pemahaman siswa
tentang budaya, sejarah, dan ekspresi manusia melalui
berbagai bentuk seni.
Langkah pertama dalam perencanaan kurikulum seni
adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan
dapat diukur. Tujuan ini harus mencakup aspek kognitif,
emosional, dan sosial dalam pengembangan siswa.
Misalnya, tujuan kurikulum seni mungkin termasuk
pengembangan keterampilan teknis dalam melukis atau
memahami makna simbolik dalam karya seni.
Setelah menetapkan tujuan, langkah berikutnya
adalah merancang struktur kurikulum yang komprehensif.
Ini melibatkan pemilihan materi pembelajaran yang
51
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa serta
pengaturan urutan pembelajaran yang logis. Misalnya,
kurikulum seni mungkin dimulai dengan pemahaman
dasar tentang berbagai media seni sebelum melangkah ke
teknik-teknik yang lebih kompleks.
Selain
itu,
perencanaan
kurikulum
seni
juga
memperhitungkan metode pengajaran yang efektif.
Pengajaran seni sering kali melibatkan pendekatan
berbasis proyek, kolaborasi, dan refleksi. Guru seni juga
dapat memanfaatkan teknologi modern untuk memperluas
pengalaman belajar siswa, seperti melalui penggunaan
perangkat lunak desain grafis atau perangkat lunak
animasi.
Selama proses perencanaan, penting untuk mempertimbangkan keberagaman budaya dan latar belakang
siswa. Kurikulum seni yang inklusif harus mencakup
berbagai tradisi seni dari berbagai budaya serta
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan
identitas mereka sendiri melalui karya seni.
Terakhir, evaluasi berkelanjutan adalah bagian
integral dari perencanaan kurikulum seni. Ini memungkinkan guru untuk melacak kemajuan siswa, menilai
52
efektivitas pengajaran, dan melakukan penyesuaian jika
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan individu siswa.
Dengan melakukan perencanaan kurikulum seni
secara cermat dan holistik, pendidik dapat menciptakan
pengalaman belajar yang memotivasi, membangun, dan
mendalam bagi para siswa, membantu mereka mengembangkan apresiasi seni yang mendalam dan keterampilan
kreatif yang berharga.
A. Pengembangan Kurikulum Seni
Pengembangan kurikulum seni adalah suatu proses
yang penting dalam menyempurnakan landasan pendidikan
seni agar sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan siswa. Dalam mengembangkan kurikulum
seni, beberapa aspek harus dipertimbangkan dengan
seksama guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Pertama-tama, pengembangan kurikulum seni harus
memperhatikan aspek kreativitas. Seni merupakan wadah
yang sangat penting bagi ekspresi kreatif individu. Oleh
karena itu, kurikulum seni harus dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat merangsang dan mengembangkan
kreativitas siswa dalam berbagai bentuk seni, seperti seni
musik, tari, rupa, teater, dan lain sebagainya.
53
Selain itu, kurikulum seni juga harus mampu
membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan
emosional mereka. Seni memiliki kekuatan untuk
mengekspresikan
dan
memahami
beragam
emosi
manusia, mulai dari kegembiraan hingga kesedihan.
Dengan demikian, kurikulum seni harus menyediakan
ruang bagi siswa untuk mengekspresikan dan memahami
emosi mereka melalui karya seni yang mereka ciptakan.
Aspek estetika juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum seni. Seni
memiliki keindahan tersendiri yang dapat memperkaya
pengalaman estetika siswa. Oleh karena itu, kurikulum
seni harus memberikan pemahaman yang mendalam
tentang keindahan dan estetika seni kepada siswa, serta
melatih mereka untuk mengapresiasi dan menciptakan
karya seni yang indah.
Selanjutnya, kurikulum seni juga harus memperhatikan
aspek etika. Seni bukan hanya sekadar bentuk ekspresi
kreatif, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai
dan norma-norma etika dalam masyarakat. Oleh karena
itu, kurikulum seni harus mengintegrasikan pembelajaran
tentang etika seni, seperti penghargaan terhadap hak
cipta, penghormatan terhadap keberagaman budaya, dan
54
sikap bertanggung jawab terhadap karya seni yang
diciptakan.
Pengembangan kurikulum seni juga harus memperhatikan aspek penjiwaan. Seni memiliki kekuatan untuk
merangsang dan menyentuh hati dan jiwa individu. Oleh
karena itu, kurikulum seni harus dirancang sedemikian
rupa
sehingga
mampu
memperdalam
pengalaman
penjiwaan siswa melalui eksplorasi dan penghayatan seni.
Dalam menyusun kurikulum seni, penting juga untuk
memperhatikan peran dan fungsi kurikulum dalam
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum seni harus
dirancang sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan
pendidikan secara keseluruhan, yaitu pembentukan
karakter siswa agar menjadi individu yang mandiri,
kreatif, dan bertanggung jawab.
Bagi para pendidik, kurikulum seni juga harus
memberikan pedoman yang jelas dalam mengorganisir
pembelajaran, melakukan evaluasi, dan mengatur kegiatan
pendidikan dan pembelajaran secara efektif. Selain itu,
kurikulum seni juga harus menjadi pedoman bagi
pimpinan dan pembina sekolah dalam melakukan
supervisi terhadap proses pembelajaran seni guna
meningkatkan kualitas pendidikan seni di sekolah.
55
Tidak hanya itu, kurikulum seni juga memiliki fungsi
yang penting bagi orang tua siswa. Orang tua perlu terlibat
aktif dalam mendukung proses pendidikan seni anak-anak
mereka.
Oleh
karena
itu,
kurikulum
seni
harus
memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada
orang tua tentang perkembangan seni anak-anak mereka
di sekolah.
Selain itu, kurikulum seni juga memiliki fungsi yang
penting bagi sekolah pada tingkat atas. Kurikulum seni
harus dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki
kesinambungan dan keterkaitan dengan kurikulum seni di
tingkat yang lebih rendah. Hal ini penting agar tercipta
korelasi keilmuan yang sinergis dalam pengembangan
kurikulum seni.
Terakhir, pengembangan kurikulum seni juga harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan stakeholders
lainnya.
Kurikulum
seni
harus dirancang dengan
memperhitungkan kebutuhan dan harapan masyarakat,
serta memperoleh dukungan dari berbagai pihak untuk
memperlancar pelaksanaan program pendidikan seni.
Dengan memperhatikan semua aspek tersebut,
pengembangan kurikulum seni dapat memberikan
kontribusi yang besar dalam meningkatkan kualitas
56
pendidikan seni dan membentuk generasi yang kreatif,
beretika, dan berjiwa seni.
B. Pemilihan Materi Ajar Seni
Dalam pemilihan materi ajar seni, seorang pendidik
seni harus mempertimbangkan berbagai faktor yang
meliputi
kepentingan
siswa,
tujuan
pembelajaran,
keberagaman budaya, dan kemajuan teknologi. Pertamatama, pemilihan materi ajar seni haruslah sesuai dengan
kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Kurikulum ini akan menjadi pedoman
utama dalam menentukan materi ajar yang relevan dan
tepat. Selain itu, seorang pendidik seni perlu mempertimbangkan kepentingan dan minat siswa dalam rangka
menjaga keterlibatan dan motivasi belajar mereka.
Pemilihan materi ajar seni juga harus mencakup
berbagai media dan teknik seni agar siswa dapat
mengembangkan keterampilan mereka secara holistik.
Hal ini termasuk seni visual, seni pertunjukan, seni musik,
seni rupa, dan lain sebagainya. Dengan memperkenalkan
siswa
pada
berbagai
jenis
seni,
mereka
dapat
mengembangkan apresiasi yang lebih luas terhadap
keindahan dan ekspresi.
57
Selain itu, pendidik seni juga perlu memperhitungkan
aspek keberagaman budaya dalam pemilihan materi ajar.
Materi ajar seni seharusnya mencerminkan keanekaragaman budaya dan tradisi seni yang ada di masyarakat.
Dengan memperkenalkan siswa pada berbagai budaya
dan tradisi seni, mereka dapat memperluas wawasan dan
pemahaman mereka tentang dunia.
Pemilihan materi ajar seni juga harus memperhitungkan perkembangan teknologi yang terus berubah.
Teknologi telah memainkan peran yang semakin penting
dalam seni modern, baik sebagai media ekspresi maupun
alat pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik seni perlu
memasukkan teknologi dalam materi ajar mereka untuk
mempersiapkan siswa menghadapi dunia seni yang terus
berkembang.
Selanjutnya, pendidik seni perlu mempertimbangkan
keseimbangan antara tradisional dan kontemporer dalam
pemilihan materi ajar. Siswa perlu memahami keduanya
agar dapat menghargai warisan seni sekaligus memahami
tren dan perkembangan seni masa kini.
Pemilihan materi ajar seni juga harus memperhatikan
aspek kreativitas dan eksplorasi. Materi ajar haruslah
memberikan siswa kebebasan untuk bereksperimen dan
58
mengekspresikan diri mereka sendiri. Ini akan membantu
mereka mengembangkan keterampilan seni mereka
secara individu dan menemukan gaya ekspresi mereka
sendiri.
Selain itu, pendidik seni perlu mempertimbangkan
keberlanjutan dalam pemilihan materi ajar. Materi ajar
seni seharusnya mempromosikan kesadaran lingkungan
dan memperkenalkan konsep seni berkelanjutan kepada
siswa.
Terakhir, pendidik seni juga perlu memperhatikan
respons siswa terhadap materi ajar. Evaluasi terus
menerus terhadap respons siswa dapat membantu dalam
menyesuaikan dan meningkatkan materi ajar agar lebih
efektif dan relevan bagi kebutuhan siswa. Dengan
memperhatikan semua faktor ini, seorang pendidik seni
dapat memilih materi ajar yang tepat dan bervariasi untuk
mendukung perkembangan seni dan pemahaman siswa
secara menyeluruh.
C. Integrasi Seni dalam Kurikulum Umum
Integrasi seni dalam kurikulum umum adalah suatu
pendekatan yang mendasarkan pada penggabungan seni
ke dalam kurikulum pendidikan secara menyeluruh, tidak
59
hanya sebagai mata pelajaran terpisah tetapi juga sebagai
bagian
integral dari pembelajaran
lintas disiplin.
Pendekatan ini memperkuat koneksi antara seni dengan
bidang studi lain seperti ilmu pengetahuan, matematika,
bahasa, dan sejarah. Dalam konteks ini, seni tidak hanya
dipandang sebagai hiburan atau aktivitas tambahan,
tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan
kreativitas, berpikir kritis, dan memperdalam pemahaman
terhadap dunia sekitar.
Integrasi seni dalam kurikulum umum memberikan
peluang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
yang sangat berharga dalam kehidupan mereka, seperti
berkolaborasi, berkomunikasi, dan memecahkan masalah
secara kreatif. Dalam pembelajaran seni, siswa belajar
untuk mengamati, menganalisis, dan mengekspresikan
ide-ide mereka melalui berbagai media dan teknik.
Namun, integrasi seni tidak hanya memperkuat aspek
kreatif, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa
dengan memperluas perspektif mereka terhadap dunia.
Salah satu manfaat utama dari integrasi seni dalam
kurikulum umum adalah kemampuannya untuk merangsang
imajinasi dan minat siswa terhadap pembelajaran.
Dengan menyajikan materi pelajaran melalui pendekatan
60
artistik, guru dapat membantu siswa untuk lebih terlibat
dan termotivasi dalam proses belajar. Selain itu, seni juga
memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi dan
mengungkapkan identitas mereka sendiri, sehingga
memperkuat rasa penghargaan diri dan kepercayaan diri.
Integrasi
seni
dalam
kurikulum
umum
juga
mempromosikan inklusivitas dan keragaman. Dalam
ruang seni, beragam latar belakang, budaya, dan
pengalaman dapat disatukan untuk menciptakan pengalaman
belajar yang unik dan berharga bagi setiap individu. Ini
membantu membangun hubungan sosial yang lebih kuat
di antara siswa, karena mereka belajar untuk menghargai
dan menghormati perbedaan satu sama lain.
Selain itu, integrasi seni dalam kurikulum umum juga
mendukung perkembangan keterampilan sosial dan
emosional siswa. Melalui kolaborasi dalam proyek seni,
siswa belajar untuk bekerja sama, memecahkan konflik,
dan memahami perspektif orang lain. Ini mempersiapkan
mereka untuk sukses di dunia nyata, di mana
keterampilan interpersonal menjadi semakin penting.
Tidak
hanya
itu,
integrasi
seni
juga
dapat
memperkuat koneksi antara siswa dan materi pelajaran.
Dengan menyajikan konsep-konsep abstrak melalui
61
medium visual atau performatif, siswa dapat mengalami
materi pelajaran dengan cara yang lebih konkret dan
mudah dipahami. Ini membantu memperdalam pemahaman
mereka dan meningkatkan retensi informasi.
Namun,
tantangan
juga
dapat
muncul
dalam
menerapkan integrasi seni dalam kurikulum umum. Salah
satunya adalah kurangnya sumber daya dan pelatihan
bagi guru untuk mengintegrasikan seni ke dalam
pembelajaran mereka. Diperlukan dukungan yang kuat
dari pihak sekolah dan pemerintah untuk menyediakan
pelatihan yang diperlukan dan memastikan bahwa
sumber daya seni tersedia untuk semua siswa.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa integrasi seni
tidak boleh menggantikan pendidikan seni mandiri. Mata
pelajaran seni yang berdiri sendiri tetap penting untuk
memberikan siswa kesempatan untuk mendalami teknik
dan teori seni yang lebih mendalam. Integrasi seni dalam
kurikulum umum haruslah melengkapi, bukan menggantikan,
pendidikan seni yang mandiri.
Dengan demikian, integrasi seni dalam kurikulum
umum adalah langkah yang penting menuju pendidikan
yang lebih holistik dan berkelanjutan. Ini membuka pintu
bagi pengalaman belajar yang lebih kaya dan bermakna
62
bagi siswa, mempersiapkan mereka untuk menghadapi
tantangan
dunia
yang
terus
berkembang
dengan
kreativitas, kepercayaan diri, dan keterampilan yang
dibutuhkan.
63
BAB 5
PENGORGANISASIAN
PROGRAM SENI
A. Struktur Organisasi Program Seni
Struktur organisasi sebuah program seni dapat
bervariasi tergantung pada skala dan kompleksitas
program tersebut. Berikut adalah contoh struktur
organisasi yang umum digunakan dalam program seni:
1. Direktur (Pimpinan) Program Seni
Direktur Program Seni memiliki tanggung jawab yang
meliputi manajemen keseluruhan program seni. Hal ini
melibatkan pengembangan strategi yang efektif untuk
mencapai tujuan program, pengambilan keputusan dan
koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Selain itu,
memastikan bahwa program seni berjalan sesuai dengan
visi dan misi yang ditetapkan, serta menjaga kualitas dan
keberlanjutan inisiatif seni yang dikelola. Peran ini
memerlukan kreativitas, kepemimpinan, serta kemampuan
64
untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan beragam
stakeholders.
2. Koordinator Acara
Koordinator Acara, memiliki tugas utama adalah
merencanakan dan melaksanakan berbagai acara seni,
termasuk pertunjukan, pameran, dan festival. Koordinator
acara bertanggung jawab atas semua aspek perencanaan,
mulai dari penjadwalan hingga logistik, serta memastikan
koordinasi yang lancar dengan seniman, pengrajin, dan
performer
yang
terlibat.
Peran
ini
memerlukan
kemampuan organisasi yang kuat, keahlian dalam
berkomunikasi, serta kemampuan untuk bekerja secara
efektif dalam tim untuk menciptakan pengalaman seni
yang berkesan bagi para penonton dan peserta acara.
3. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan, memiliki tanggung jawab yang
meliputi manajemen anggaran program seni secara
keseluruhan. Manajer Keuangan bertanggung jawab atas
monitoring pengeluaran, mengelola pembayaran kepada
seniman dan vendor, serta mengkoordinasikan penagihan
dan pemasukan keuangan. Peran ini membutuhkan
keahlian dalam perencanaan keuangan, pengelolaan
65
anggaran, dan pemantauan pengeluaran yang efisien,
serta kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan
keseimbangan keuangan yang sehat dalam pelaksanaan
program seni.
4. Kurator / Kurator Seni
Seorang Kurator Seni, berperan untuk memilih karya
seni yang akan dipamerkan atau dipertunjukkan dalam
program seni. Selain itu juga membantu mengembangkan
tema atau konsep acara yang sesuai dengan visi artistik
dan tujuan program tersebut. Tugas utama Seorang
Kurator Seni adalah menyelenggarakan pameran atau
pertunjukan seni yang menarik, beragam, dan relevan
dengan audiens target. Peran ini memerlukan pemahaman
mendalam
tentang
seni
serta
kemampuan
untuk
mengidentifikasi karya yang berkualitas dan memiliki
daya tarik artistik yang kuat.
5. Koordinator Pemasaran dan Komunikasi
Tanggung jawab utama sebagai Koordinator Pemasaran
dan Komunikasi, adalah merancang dan melaksanakan
strategi pemasaran yang efektif untuk program seni. Hal
ini mencakup promosi acara, manajemen media sosial,
66
pembuatan materi promosi, dan kerjasama dengan mitra
pemasaran. Peran ini memerlukan kreativitas dalam
mengembangkan kampanye pemasaran yang menarik serta
kemampuan
untuk
mengelola
dan
memanfaatkan
berbagai platform komunikasi untuk menjangkau audiens
yang lebih luas. Kerjasama dengan mitra pemasaran juga
menjadi bagian penting dalam memperluas jangkauan
dan meningkatkan kehadiran program seni di kalangan
masyarakat.
6. Koordinator Pendidikan dan Partisipasi
Masyarakat
Tanggung jawab sebagai Koordinator Pendidikan dan
Partisipasi Masyarakat, adalah mengelola program
pendidikan seni, workshop, dan kegiatan partisipasi
masyarakat. Saya bekerja untuk membangun kemitraan
dengan sekolah, lembaga pendidikan, dan organisasi
masyarakat
guna
meningkatkan
partisipasi
dan
kesadaran masyarakat tentang seni. Melalui inisiatif ini,
Koordinator Pendidikan dan Partisipasi Masyarakat
berusaha untuk menciptakan peluang belajar dan
interaksi langsung dengan seni bagi berbagai lapisan
masyarakat, menginspirasi dan meningkatkan apresiasi
67
terhadap ekspresi seni serta memberdayakan komunitas
untuk lebih terlibat dalam kegiatan seni lokal dan
regional.
7. Koordinator Teknis
Peran
Koordinator
Teknis,
adalah
mengelola
infrastruktur dan kebutuhan teknis untuk berbagai acara
seni. Hal ini mencakup sistem suara, pencahayaan,
panggung, dan peralatan teknis lainnya yang diperlukan.
Selain itu, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
semua aspek teknis berfungsi dengan baik selama acara,
memastikan kenyamanan dan keselamatan bagi para
penonton dan peserta. Peran ini memerlukan pemahaman
yang mendalam tentang teknologi dan peralatan terkait,
serta kemampuan untuk mengatasi masalah teknis secara
efisien dan cepat selama pelaksanaan acara.
8. Staf Administrasi
Tanggung jawab sebagai bagian dari staf administrasi,
adalah membantu tugas administratif sehari-hari yang
mendukung kelancaran operasional program seni. Hal ini
mencakup manajemen jadwal, komunikasi internal, dan
administrasi
umum seperti
pengelolaan
dokumen,
pengaturan pertemuan, serta pemeliharaan arsip dan
68
catatan. Dalam peran ini, ketelitian, keterampilan
organisasi, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan
baik menjadi kunci untuk memastikan bahwa semua
proses administratif berjalan dengan lancar, membantu
tim seni fokus pada kreasi dan pelaksanaan program
dengan efisiensi.
9. Staf Produksi
Peran sebagai bagian dari staf produksi, adalah
bertanggung jawab atas produksi dan pelaksanaan teknis
acara seni. Hal ini mencakup pengaturan panggung,
pemeliharaan peralatan, dan koordinasi logistik untuk
memastikan semua aspek teknis acara berjalan lancar.
Saya bekerja secara erat dengan koordinator teknis dan
tim lainnya untuk menyusun rencana produksi yang
efektif, mengawasi persiapan dan pelaksanaan acara
dengan cermat, serta menangani masalah teknis yang
mungkin timbul selama acara. Peran ini membutuhkan
keterampilan organisasi yang kuat, kemampuan dalam
manajemen waktu, dan ketelitian dalam detail untuk
memastikan kesuksesan produksi acara seni.
69
10. Volunter dan Magang
Volunter dan magang memegang peran penting dalam
mendukung berbagai aspek program seni. Mereka bekerja
secara sukarela atau sebagai magang, membantu dalam
berbagai tugas seperti menjadi usher, staf bantuan, atau
asisten produksi. Meskipun mereka mungkin tidak
memiliki pengalaman profesional yang luas, mereka
membawa semangat dan dedikasi yang tak ternilai,
membantu menjalankan acara dengan lancar dan
memberikan pengalaman yang memuaskan bagi para
pengunjung. Melalui partisipasi mereka, volunter dan
magang berkontribusi pada keberhasilan keseluruhan
program seni dan membantu memperkuat komunitas seni
lokal.
Struktur ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan
spesifik program seni, dan beberapa peran dapat
digabungkan tergantung pada ukuran dan sumber daya
organisasi.
70
B. Peran Guru dan Staf dalam Program Seni
Peran guru dalam pembelajaran seni budaya
sangatlah penting dan beragam. Sebagai pengajar, guru
tidak hanya bertugas memberikan pengetahuan tentang
seni budaya kepada siswa, tetapi juga memiliki tanggung
jawab untuk menginspirasi, memotivasi, dan membimbing
mereka agar dapat mengembangkan potensi seni mereka
secara optimal.
Salah satu peran utama guru adalah sebagai
motivator. Guru dapat membangkitkan semangat siswa
melalui berbagai cara, seperti memberikan motivasi
melalui
cerita
inspiratif
yang
mengaitkan
materi
pembelajaran dengan kehidupan nyata. Dengan bercerita,
guru dapat membuat pembelajaran lebih hidup dan
relevan bagi siswa, sehingga mereka lebih tertarik dan
termotivasi untuk belajar.
Selain itu, memberikan pujian kepada siswa merupakan
salah satu cara efektif untuk meningkatkan motivasi dan
kepercayaan diri mereka. Melalui pujian, guru dapat
memberikan pengakuan atas prestasi dan usaha siswa
dalam pembelajaran seni budaya. Hal ini tidak hanya akan
meningkatkan semangat belajar siswa, tetapi juga
memperkuat hubungan antara guru dan siswa.
71
Penghargaan juga merupakan bentuk motivasi yang
efektif dalam pembelajaran seni budaya. Guru dapat
memberikan penghargaan kepada siswa yang telah
menunjukkan kemajuan atau hasil yang baik dalam
pelajaran. Penghargaan ini bisa berupa pujian secara
langsung, sertifikat penghargaan, atau hadiah kecil
sebagai bentuk apresiasi atas prestasi siswa. Dengan
memberikan penghargaan, guru dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk terus berusaha dan mengembangkan
potensi seni mereka.
Selain sebagai motivator, guru juga memiliki peran
sebagai pengajar dan pembimbing. Sebagai pengajar, guru
bertanggung
jawab
untuk
menyampaikan
materi
pembelajaran seni budaya dengan cara yang menarik dan
mudah dipahami oleh siswa. Guru perlu menggunakan
berbagai metode dan teknik pengajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan
agar pembelajaran menjadi lebih efektif.
Sebagai pembimbing, guru bertugas untuk membantu
siswa dalam mengembangkan kreativitas dan bakat seni
mereka. Guru dapat memberikan arahan, masukan, dan
dukungan kepada siswa dalam menghasilkan karya seni
yang berkualitas. Selain itu, guru juga perlu memberikan
72
pemahaman tentang nilai-nilai seni budaya serta etika
dalam berkarya seni kepada siswa.
Dalam sebuah program seni budaya, peran guru tidak
hanya terbatas pada interaksi dengan siswa, tetapi juga
melibatkan kerja sama dengan staf dan kolega lainnya.
Guru perlu bekerja sama dengan guru-guru lain dalam
menyusun kurikulum, mengembangkan materi pembelajaran,
dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Selain itu, guru juga
perlu bekerja sama dengan staf pendukung seperti kepala
sekolah, guru pendamping, dan petugas administrasi untuk
menjamin kelancaran dan kesuksesan program seni
budaya.
Dalam mengembangkan program seni budaya, guru
perlu memperhatikan berbagai aspek seperti pemilihan
materi pembelajaran yang relevan, penggunaan teknologi
dalam pembelajaran seni, dan pengorganisasian kegiatan
ekstrakurikuler seni. Guru juga perlu memperhatikan
kebutuhan dan minat siswa dalam merancang program
pembelajaran yang sesuai.
Sebagai pemimpin dalam kelas, guru memiliki
tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif dan inklusif bagi semua siswa. Guru perlu
menciptakan suasana kelas yang aman, nyaman, dan
73
bersemangat agar siswa merasa termotivasi untuk belajar
dan berkarya dalam bidang seni budaya.
Dalam menjalankan peran mereka, guru perlu
memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kreativitas
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran,
serta
kepedulian dan empati terhadap siswa. Guru juga perlu
terus mengembangkan diri melalui pelatihan dan
pendidikan lanjutan agar dapat menjalankan peran
mereka dengan lebih baik dan efektif.
Secara keseluruhan, peran guru dalam program seni
budaya sangatlah penting dalam membantu siswa
mengembangkan potensi seni mereka, meningkatkan
motivasi belajar, serta menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif dan inklusif. Dengan menjalankan peran
mereka dengan baik, guru dapat memberikan kontribusi
yang besar dalam pengembangan pendidikan seni budaya
di sekolah.
C. Pengelolaan Sumber Daya dalam Program Seni
Pengelolaan sumber daya dalam program seni adalah
aspek kunci yang memainkan peran vital dalam
memastikan keberlanjutan, kreativitas, dan dampak
positif dalam industri seni dan budaya. Dengan
74
memahami pentingnya manajemen sumber daya, praktisi
seni dapat mengoptimalkan penggunaan waktu, uang,
tenaga, dan materi untuk mencapai tujuan mereka.
Pertama-tama, dalam aspek keuangan, pengelolaan dana
yang efektif memungkinkan pengembangan proyek seni,
termasuk produksi, promosi, dan distribusi karya seni.
Selain itu, manajemen waktu yang baik memungkinkan
seniman dan organisasi seni untuk mengatur jadwal
produksi, pameran, dan pertunjukan dengan efisien,
memaksimalkan produktivitas dan kualitas hasil akhir.
Dalam hal tenaga kerja, pengelolaan sumber daya manusia
melibatkan merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan talenta yang diperlukan untuk mendukung berbagai
aspek program seni.
Di samping itu, manajemen materi sangat penting
dalam memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan
dalam karya seni dipergunakan dengan efisien dan
bertanggung jawab secara lingkungan. Ini juga mencakup
pemeliharaan dan pemulihan barang-barang seni yang
penting untuk menjaga keutuhan karya seni tersebut.
Pengelolaan risiko juga menjadi bagian penting dari
manajemen sumber daya, mengidentifikasi potensi
75
ancaman atau hambatan dalam pencapaian tujuan seni
dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
Penting juga
untuk mempertimbangkan aspek
keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya dalam
program seni. Ini mencakup penggunaan bahan-bahan
ramah lingkungan, praktik produksi yang bertanggung
jawab, dan partisipasi dalam inisiatif yang mendukung
keberlanjutan lingkungan dan sosial. Pengelolaan sumber
daya dalam program seni juga melibatkan penilaian terusmenerus
terhadap
efektivitas
program,
dengan
menganalisis data, umpan balik, dan kinerja untuk
meningkatkan proses dan hasil. Keterlibatan dan
kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,
termasuk seniman, pengurus seni, pembiaya, dan
penonton, juga merupakan bagian penting dari pengelolaan
sumber daya dalam program seni.
Selain itu, pengelolaan sumber daya dalam program
seni juga melibatkan penggunaan teknologi dan inovasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Ini bisa
meliputi
penggunaan perangkat
lunak manajemen
proyek, platform digital untuk promosi dan distribusi
karya seni, serta teknologi kreatif untuk produksi seni
yang inovatif. Dalam konteks globalisasi, pengelolaan
76
sumber daya juga mencakup strategi untuk memasuki
pasar internasional, mengelola kerjasama lintas-batas,
dan memahami dinamika budaya yang berbeda.
Keterlibatan dengan masyarakat juga penting dalam
pengelolaan sumber daya dalam program seni. Ini
melibatkan program pendidikan dan partisipasi masyarakat
yang berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan dan
relevansi program seni dalam komunitas lokal dan lebih
luas. Dalam era digital, pemanfaatan media sosial dan
platform online juga menjadi bagian penting dari
pengelolaan sumber daya, memungkinkan seniman dan
organisasi seni untuk terhubung dengan audiens mereka
secara langsung dan secara efektif.
Dengan demikian, pengelolaan sumber daya dalam
program seni mencakup berbagai aspek yang saling
terkait dan saling mendukung untuk memastikan
kesuksesan jangka panjang dan dampak positif dalam
industri seni dan budaya. Dengan pendekatan yang
holistik dan terintegrasi terhadap manajemen sumber
daya, praktisi seni dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung kreativitas, inovasi, dan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
77
BAB 6
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN SENI
Pelaksanaan pembelajaran seni adalah proses di
mana guru mengajar dan siswa belajar tentang berbagai
aspek seni, termasuk seni visual, musik, tari, teater, dan
seni rupa lainnya. Pembelajaran seni tidak hanya tentang
mengajarkan keterampilan teknis dalam menciptakan
karya
seni,
tetapi
juga
tentang
memahami
dan
mengapresiasi karya seni serta konteks budaya di mana
karya seni itu muncul.
Ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran seni, mulai dari metode
yang sangat terstruktur hingga pendekatan yang lebih
eksperimental dan berpusat pada siswa. Beberapa
sekolah menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek di mana siswa memiliki kebebasan untuk
mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri dalam
seni, sementara yang lain mungkin lebih memilih
78
pendekatan yang lebih terstruktur dengan fokus pada
teknik tertentu.
Selain itu, pembelajaran seni sering kali melibatkan
kolaborasi antara guru dan siswa, di mana guru berperan
sebagai fasilitator dan sumber daya, sementara siswa aktif
terlibat dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Ini
dapat melibatkan diskusi, demonstrasi, praktik langsung,
dan penilaian formatif yang berkelanjutan.
Pentingnya pembelajaran seni tidak hanya terletak
pada pengembangan keterampilan kreatif, tetapi juga
pada pengembangan keterampilan kritis, komunikasi, dan
kolaborasi. Seni memainkan peran penting dalam
membantu siswa memahami diri mereka sendiri dan
dunia di sekitar mereka, serta dalam membangun rasa
empati dan toleransi terhadap budaya dan pengalaman
yang berbeda. Oleh karena itu, pembelajaran seni harus
diintegrasikan secara luas dalam kurikulum pendidikan
untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik dan
beragam bagi semua siswa.
79
A. Metode Pembelajaran Efektif dalam Pendidikan
Seni
Ada beberapa metode pembelajaran yang efektif
dalam pendidikan seni yang dapat meningkatkan pemahaman
dan apresiasi siswa terhadap seni. Berikut adalah
beberapa di antaranya:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah suatu pendekatan
dalam pendidikan seni di mana siswa diberikan proyek
seni yang menantang, memberikan kebebasan eksplorasi
atas minat dan kreativitas mereka sendiri. Dalam metode
ini, peran guru berubah menjadi seorang fasilitator yang
memberikan bimbingan dan dukungan saat siswa
menciptakan karya seni mereka sendiri. Guru tidak lagi
hanya memberikan instruksi langsung, tetapi memfasilitasi
proses
belajar
siswa,
mendorong
mereka
untuk
menemukan dan mengembangkan keterampilan serta
pengetahuan mereka sendiri melalui praktik seni yang
aktif.
Pendekatan ini memberikan ruang bagi siswa untuk
belajar dengan cara yang lebih praktis dan eksperimental,
yang memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan
80
konsep-konsep teoritis yang telah mereka pelajari dalam
konteks yang nyata. Melalui proyek seni yang mereka pilih
sendiri, siswa dapat mengalami proses kreatif secara
langsung, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap
eksekusi dan refleksi. Hal ini tidak hanya membantu siswa
untuk membangun keterampilan seni praktis, tetapi juga
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang proses kreatif dan keputusan seni.
Dengan demikian, Pembelajaran Berbasis Proyek
tidak hanya memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
minat dan bakat mereka sendiri dalam seni, tetapi juga
memfasilitasi pembelajaran yang holistik dan berkelanjutan.
Siswa belajar tidak hanya tentang teknik dan konsep seni,
tetapi
juga
tentang
keterampilan
berpikir
kritis,
pemecahan masalah, serta kolaborasi dengan rekan-rekan
mereka. Melalui pengalaman langsung ini, siswa dapat
mengembangkan
kepercayaan
diri
mereka
dalam
keterampilan seni mereka sendiri, serta menghargai
keragaman dalam ekspresi seni dan pandangan dunia.
2. Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Pembelajaran Berbasis Pengalaman adalah pendekatan
yang menekankan pengalaman langsung dengan seni
81
sebagai
metode
utama
pembelajaran.
Konsep
ini
mengajak siswa untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas
langsung seperti mengunjungi galeri seni, menonton
pertunjukan seni secara langsung, atau berpartisipasi
dalam workshop seni. Melalui pengalaman langsung ini,
siswa memiliki kesempatan unik untuk merasakan dan
menghayati karya seni secara mendalam. Mereka dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konteks
budaya di mana karya seni itu dibuat, serta ekspresi
artistik yang terkandung di dalamnya.
Dalam konteks pembelajaran berbasis pengalaman,
siswa tidak hanya sekadar mempelajari seni dari buku
atau kuliah, tetapi mereka benar-benar terlibat dalam
proses eksplorasi dan penemuan. Misalnya, melalui
kunjungan ke galeri seni, mereka dapat melihat langsung
karya
seni
dari
berbagai
periode
dan
budaya,
memungkinkan mereka untuk mengaitkan apa yang
mereka pelajari dalam kelas dengan karya seni yang
nyata. Begitu juga, dengan menghadiri pertunjukan seni
langsung atau berpartisipasi dalam workshop seni, siswa
dapat secara aktif terlibat dalam proses kreatif,
memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan
82
mereka sendiri dan mendapatkan wawasan yang lebih
dalam tentang proses seni.
Selain meningkatkan pemahaman tentang seni itu
sendiri, pembelajaran berbasis pengalaman juga dapat
memberikan manfaat tambahan bagi siswa, seperti
peningkatan keterampilan kritis, kemampuan berpikir
kreatif, dan penghargaan terhadap keberagaman budaya.
Dengan cara ini, pendekatan ini tidak hanya memperkaya
pengalaman belajar siswa tetapi juga mempersiapkan
mereka untuk menjadi individu yang lebih berpengetahuan,
terbuka, dan peka terhadap seni dan budaya di sekitar
mereka.
3. Pembelajaran Kolaboratif
Pendekatan pembelajaran kolaboratif menempatkan
siswa dalam kelompok untuk bersama-sama menciptakan
karya seni. Dalam lingkungan ini, kolaborasi menjadi
fokus utama, dengan siswa belajar untuk bekerja bersama,
berkomunikasi, dan mengembangkan keterampilan sosial
mereka. Melalui proses ini, mereka tidak hanya
mendapatkan pengalaman dalam menciptakan karya seni,
tetapi juga memiliki kesempatan untuk saling belajar dan
berbagi ide-ide. Guru memainkan peran sebagai fasilitator
83
yang memberikan arahan dan bimbingan, tetapi siswa
memiliki otonomi penuh dalam mengendalikan proses
kreatif mereka sendiri. Dengan demikian, pendekatan ini
tidak hanya memupuk kolaborasi yang efektif di antara
siswa, tetapi juga memperkuat rasa tanggung jawab dan
kepercayaan diri mereka dalam mengelola proyek seni
secara mandiri.
4. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran seni
membuka
peluang
yang
luas
bagi
siswa
untuk
mengeksplorasi dan mengembangkan kreativitas mereka.
Integrasi teknologi memungkinkan akses mudah ke
berbagai sumber daya seperti tutorial online, aplikasi
kreatif, dan perangkat lunak desain yang mendukung
proses pembelajaran. Dengan menggunakan teknologi ini,
siswa dapat lebih leluasa dalam mengeksplorasi teknik
baru dalam seni, menciptakan karya seni digital dengan
beragam media, dan berkolaborasi secara online dengan
rekan-rekan sejawat di berbagai belahan dunia. Hal ini
tidak hanya memperluas wawasan mereka tentang seni,
tetapi juga membuka kesempatan untuk berbagi ide dan
pengalaman dengan individu lain yang memiliki minat
84
yang sama. Dengan demikian, pembelajaran seni yang
berbasis teknologi tidak hanya memperkaya pengalaman
belajar siswa, tetapi juga mempromosikan keterlibatan
global dan pertukaran budaya dalam konteks seni.
5. Pembelajaran Terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan seni dengan mata pelajaran lain, seperti sejarah,
sastra, atau sains, memberikan kesempatan yang luas bagi
siswa untuk menggali lebih dalam peran seni dalam
masyarakat dan budaya. Dengan memasukkan elemen
seni ke dalam kurikulum mata pelajaran lain, siswa dapat
memahami bagaimana seni memengaruhi dan tercermin
dalam konteks sejarah, sastra, atau bahkan ilmu
pengetahuan. Misalnya, melalui pembelajaran seni yang
terkait dengan sejarah, siswa tidak hanya memahami
karya seni sebagai hasil kreativitas, tetapi juga sebagai
cerminan nilai, kepercayaan, dan perkembangan budaya
pada masa lalu. Integrasi seni dengan ilmu pengetahuan
juga memungkinkan siswa untuk menjelajahi konsepkonsep abstrak melalui pendekatan yang lebih visual dan
praktis, memperkuat pemahaman mereka tentang materi
pelajaran yang mungkin sulit dipahami secara konvensional.
85
Selain itu, pendekatan ini juga dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dengan mengaitkan pembelajaran seni
dengan minat dan kebutuhan mereka dalam mata
pelajaran lain. Dengan menghubungkan seni dengan
topik-topik yang relevan dan menarik bagi siswa,
pembelajaran menjadi lebih berarti dan memicu motivasi
intrinsik untuk belajar. Dengan demikian, pendekatan
pembelajaran terpadu ini tidak hanya memperluas
wawasan siswa tentang seni, tetapi juga memperkaya
pemahaman mereka tentang dunia secara keseluruhan.
Setiap metode pembelajaran ini memiliki kelebihan
dan tantangan sendiri, dan penting bagi guru untuk
memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan minat
siswa mereka. Dengan mengadopsi pendekatan yang
beragam
dan
fleksibel,
guru
dapat
menciptakan
pengalaman pembelajaran yang berarti dan memperkaya
bagi semua siswa dalam pendidikan seni.
86
B. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran
Seni
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran seni
telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita
mengajarkan dan memahami kreativitas. Dengan adopsi
teknologi modern seperti perangkat lunak desain grafis,
aplikasi multimedia, dan perangkat keras canggih, siswa
dan guru seni memiliki akses yang lebih besar untuk
mengeksplorasi berbagai teknik, medium, dan gaya
artistik. Salah satu keuntungan utama dari pemanfaatan
teknologi adalah kemampuannya untuk memberikan
pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendalam.
Misalnya,
menggunakan
perangkat
lunak
animasi
memungkinkan siswa untuk membuat karya seni animasi
yang dinamis dan bergerak, sementara aplikasi realitas
virtual (VR) atau augmented reality (AR) memungkinkan
mereka untuk mengalami seni secara langsung dalam
lingkungan digital yang imersif.
Selain itu, teknologi juga membuka pintu bagi
kolaborasi global dalam pembelajaran seni. Melalui
platform daring dan jejaring sosial khusus seni, siswa
dapat berbagi karya mereka dengan sesama seniman dari
seluruh dunia, mendapatkan umpan balik langsung, dan
87
belajar dari berbagai perspektif budaya. Ini tidak hanya
memperluas wawasan mereka tentang seni, tetapi juga
membantu memperkuat keterampilan kolaboratif dan
komunikatif yang penting dalam dunia seni kontemporer.
Namun, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran
seni juga menimbulkan tantangan tertentu. Salah satunya
adalah risiko kehilangan elemen tangibles dari pengalaman
seni yang sebenarnya, seperti sentuhan fisik pada medium
dan bahan, yang dapat memengaruhi pemahaman dan
apresiasi siswa terhadap karya seni. Oleh karena itu,
pendekatan yang seimbang antara penggunaan teknologi
dan pengalaman langsung dalam seni menjadi penting
untuk memastikan bahwa siswa tidak kehilangan koneksi
dengan aspek-aspek esensial dari proses kreatif.
Secara keseluruhan, pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran seni menawarkan peluang yang luar biasa
untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan
seni, sambil memperluas batas-batas kreativitas dan
kolaborasi di dalamnya. Dengan terus mengembangkan
dan mengintegrasikan teknologi dengan bijaksana dalam
kurikulum seni, kita dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang memadukan kecanggihan teknologi
dengan esensi keindahan dan ekspresi dalam seni.
88
C. Evaluasi Pembelajaran Seni
Evaluasi pembelajaran seni merupakan proses
penting dalam pendidikan seni yang bertujuan untuk
mengukur kemajuan siswa dalam memahami, menginterpretasikan, dan menciptakan karya seni. Evaluasi ini tidak
hanya mencakup aspek teknis seperti kemampuan
menggambar atau melukis, tetapi juga mempertimbangkan
aspek kreatifitas, pemahaman konsep, dan ekspresi diri
siswa. Pendekatan evaluasi yang efektif dalam seni sering
kali bersifat holistik, memperhatikan perkembangan
artistik siswa secara menyeluruh.
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran seni,
berbagai metode penilaian dapat digunakan, termasuk
portofolio, proyek seni, presentasi, diskusi, dan penugasan
tertulis. Portofolio seni, misalnya, dapat mencakup
berbagai karya yang dihasilkan oleh siswa selama periode
pembelajaran, memberikan gambaran yang komprehensif
tentang perkembangan keterampilan dan pemahaman
mereka dalam seni. Proyek seni memungkinkan siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks
praktis, sementara penugasan tertulis dapat membantu
mereka mengartikulasikan pemahaman mereka tentang
konsep seni dan proses kreatif.
89
Selain itu, evaluasi pembelajaran seni juga harus
memperhatikan konteks budaya, sosial, dan historis di
mana karya seni diproduksi. Hal ini memungkinkan siswa
untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
tentang seni sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
dan sebagai cerminan masyarakat tempat mereka tinggal.
Evaluasi yang memperhitungkan konteks ini dapat
membantu siswa mengembangkan keterampilan analitis
yang lebih kuat dan memahami peran seni dalam
pembentukan identitas individu dan kolektif.
Selain memberikan umpan balik kepada siswa,
evaluasi pembelajaran seni juga dapat digunakan oleh
guru untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajaran
mereka. Dengan memperhatikan respons dan hasil siswa
terhadap berbagai pendekatan pembelajaran, guru dapat
mengidentifikasi strategi yang paling efektif untuk
merangsang kreativitas dan pemahaman siswa dalam
seni. Ini memungkinkan guru untuk terus meningkatkan
praktik pengajaran mereka dan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung perkembangan artistik
siswa secara optimal.
90
BAB 7
PENGEMBANGAN
KREATIVITAS SISWA
Pengembangan kreativitas siswa merupakan aspek
penting
dalam
pendidikan
yang
bertujuan
untuk
membantu siswa mengembangkan potensi kreatif mereka
dalam berbagai bidang. Salah satu tujuan utamanya
adalah untuk mempersiapkan siswa agar mampu
menghadapi tantangan dan memecahkan masalah dengan
cara yang inovatif dan kreatif. Proses pengembangan
kreativitas siswa melibatkan berbagai pendekatan dan
strategi pembelajaran yang dirancang untuk merangsang
imajinasi, pemikiran asosiatif, serta kemampuan berpikir
kritis.
Pendekatan yang umum dalam pengembangan
kreativitas siswa meliputi penggunaan metode pembelajaran
yang aktif dan kolaboratif, seperti pembelajaran berbasis
proyek, diskusi kelompok, dan simulasi. Selain itu,
memfasilitasi suasana belajar yang mendukung dan
mendorong eksplorasi ide-ide baru juga menjadi kunci
91
dalam mengembangkan kreativitas siswa. Guru dapat
memberikan ruang bagi siswa untuk bereksperimen,
mencoba hal-hal baru, dan berbagi ide-ide mereka dengan
bebas tanpa takut dihakimi atau salah.
Selain itu, integrasi teknologi dalam pembelajaran
juga
dapat
menjadi
sarana
yang
efektif
untuk
mengembangkan kreativitas siswa. Penggunaan aplikasi
dan perangkat lunak kreatif dapat memberikan siswa
kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai media dan
alat dalam mengekspresikan ide-ide mereka dengan cara
yang beragam. Dengan demikian, siswa dapat belajar
untuk berpikir di luar batasan dan mengembangkan
keterampilan yang relevan dengan tuntutan dunia
modern yang terus berkembang.
Selain dari aspek pembelajaran formal di sekolah,
pengembangan kreativitas siswa juga dapat didukung
melalui kegiatan di luar kurikulum, seperti klub atau
komunitas seni, workshop kreatif, dan kompetisi.
Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan semacam ini dapat
membantu siswa menemukan minat mereka dan
mengasah keterampilan kreatif mereka melalui pengalaman
praktis dan kolaboratif.
92
Secara keseluruhan, pengembangan kreativitas siswa
merupakan proses yang berkelanjutan dan holistik yang
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk
guru, orang tua, dan lingkungan belajar yang merangsang.
Dengan memprioritaskan pengembangan kreativitas
siswa, pendidikan dapat membantu menciptakan generasi
yang inovatif dan adaptif, siap menghadapi tantangan
masa depan dengan cara yang baru dan kreatif.
A. Peran Pendidikan Seni dalam Pengembangan
Kreativitas
Pendidikan seni memainkan peran yang sangat
penting dalam pengembangan kreativitas siswa. Ini
karena seni menciptakan lingkungan di mana siswa dapat
mengeksplorasi, berekspresi, dan mengembangkan
keterampilan kreatif mereka. Berikut adalah beberapa
peran kunci pendidikan seni dalam pengembangan
kreativitas:
1. Stimulasi Imajinasi
Pendidikan seni memegang peran penting dalam
merangsang imajinasi siswa, mengajak mereka untuk
menjelajahi dunia ide-ide dengan kebebasan dan
kreativitas. Melalui pelajaran seni, siswa diberi kesempatan
93
untuk melampaui batasan konvensional, mendorong
mereka untuk berpikir di luar kotak dan mengeksplorasi
beragam gagasan yang belum terpikirkan sebelumnya. Ini
membangkitkan keterlibatan emosional dan intelektual
yang mendalam, memungkinkan siswa untuk mengekspresikan diri mereka dengan cara yang unik dan pribadi.
Dengan menciptakan karya seni yang orisinal, siswa
belajar untuk menghargai keberagaman perspektif dan
menerima tantangan sebagai kesempatan untuk pertumbuhan.
Dengan demikian, pendidikan seni tidak hanya memberi
mereka keterampilan teknis, tetapi juga membentuk
mereka menjadi individu yang berpikiran terbuka,
inovatif, dan berdaya kreasi.
2. Pengembangan Kemampuan Berpikir Asosiatif
Pendidikan seni memiliki peran penting dalam
pengembangan kemampuan berpikir asosiatif pada siswa.
Melalui pendekatan ini, siswa didorong untuk menjelajahi
konsep-konsep yang berbeda dan menggabung-kan ide-ide
yang tidak biasa. Proses ini tidak hanya menghasilkan
karya seni yang kreatif, tetapi juga merangsang pikiran
siswa untuk melihat hubungan yang mungkin tidak
terlihat oleh orang lain. Dalam lingkungan seni, siswa
94
diberi kebebasan untuk bereksperimen dengan berbagai
materi, teknik, dan gagasan, yang membuka peluang
untuk mengembangkan kemampuan berpikir asosiatif
mereka. Ketika mereka terlibat dalam proses kreatif, siswa
belajar untuk memperluas pandangan mereka
dan
menemukan solusi yang inovatif melalui penggabungan
ide-ide yang tidak konvensional. Dengan demikian,
pendidikan seni bukan hanya tentang menghasilkan karya
seni, tetapi juga tentang membentuk pola pikir yang
kreatif dan asosiatif yang dapat diterapkan dalam
berbagai konteks kehidupan.
3. Pelatihan Keterampilan Kreatif
Pelatihan keterampilan kreatif melalui praktik seni
adalah sebuah proses yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan teknis dan artistik yang
penting untuk mengekspresikan ide-ide mereka dengan
cara yang unik dan kreatif. Dalam lingkungan ini, siswa
memiliki kesempatan untuk eksplorasi yang mendalam
terhadap berbagai media, teknik, dan gaya ekspresi.
Melalui eksperimen kontinu dengan berbagai aspek seni,
mereka dapat menemukan cara terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan mereka dengan keaslian dan kekuatan
95
emosional yang lebih besar. Proses ini tidak hanya
mengajarkan siswa untuk menjadi lebih terampil dalam
aspek teknis seni, tetapi juga mendorong mereka untuk
memperluas
batas-batas
kreativitas
mereka
dan
memahami bagaimana mereka dapat menggunakan seni
sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan dunia di sekitar mereka. Dengan begitu, pelatihan
keterampilan kreatif ini tidak hanya merangsang
pertumbuhan artistik individu, tetapi juga memfasilitasi
pengembangan kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan
ekspresif yang penting dalam perkembangan holistik
siswa.
4. Penguatan Kepercayaan Diri
Penguatan kepercayaan diri merupakan aspek
penting dalam perkembangan individu, terutama dalam
konteks pendidikan. Salah satu cara yang efektif untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah melalui
pendidikan seni. Ketika siswa berhasil menciptakan karya
seni yang mereka banggakan, hal ini tidak hanya menjadi
bukti konkrit atas kemampuan mereka, tetapi juga
menjadi pendorong penting dalam membangun rasa
percaya diri yang kuat.
96
Pendidikan seni memberikan platform yang unik bagi
siswa untuk mengekspresikan diri mereka tanpa batasan
yang ketat. Proses ini memberi mereka kesempatan untuk
mengasah kreativitas mereka dan melihat potensi yang
sebelumnya mungkin terabaikan. Ketika siswa melihat
hasil karya mereka, mereka tidak hanya menghargai
kemampuan mereka sendiri, tetapi juga merasakan
kepuasan dalam pencapaian mereka. Ini memperkuat
keyakinan bahwa mereka mampu menghadapi tantangan
dan mencapai hasil yang positif.
Lebih jauh lagi, ketika siswa diakui atas karya seni
mereka, baik oleh guru maupun oleh teman sebaya, hal ini
memberikan validasi eksternal terhadap upaya dan
prestasi mereka. Ini tidak hanya meningkatkan rasa
percaya diri mereka, tetapi juga memberikan dorongan
motivasi yang kuat untuk terus berkembang dan
bereksperimen dalam seni. Dengan demikian, pendidikan
seni tidak hanya tentang pembelajaran teknik dan
keterampilan, tetapi juga tentang memupuk rasa percaya
diri yang kokoh dan semangat untuk terus berusaha.
Dalam keseluruhan konteks pendidikan, penting
untuk mengakui peran vital yang dimainkan oleh
pendidikan seni dalam membentuk kepribadian siswa
97
secara menyeluruh. Dengan memberikan ruang bagi
ekspresi kreatif dan menghargai hasil karya mereka, kita
secara aktif membantu siswa untuk membangun fondasi
kepercayaan diri yang akan membawa mereka menuju
kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
5. Penyadaran Estetika
Penyadaran Estetika merupakan suatu proses penting
dalam pendidikan seni yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep keindahan dan estetika. Melalui belajar
seni, siswa diberikan kesempatan untuk menjelajahi dan
menghargai karya seni yang berasal dari berbagai budaya
dan periode waktu. Mereka tidak hanya belajar mengenai
teknik-teknik artistik, tetapi juga memahami bagaimana
unsur-unsur desain dan ekspresi dalam karya seni dapat
mempengaruhi persepsi mereka terhadap dunia di
sekitar. Dengan demikian, penyadaran estetika tidak
hanya mengajarkan siswa untuk menjadi pengamat yang
kritis terhadap karya seni, tetapi juga membantu mereka
membuka pikiran mereka terhadap keberagaman budaya
dan pandangan dunia yang berbeda-beda. Melalui proses
ini, siswa dapat memperluas pandangan mereka tentang
98
keindahan, memperkaya pengalaman estetika mereka, dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi
secara kreatif dan reflektif.
6. Kreativitas dalam Penyelesaian Masalah
Pendidikan seni memainkan peran penting dalam
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang
kreatif di kalangan siswa. Lebih dari sekadar belajar
tentang teknik-teknik artistik, siswa juga diajak untuk
mengasah kemampuan mereka dalam menemukan solusisolusi inovatif untuk tantangan-tantangan yang dihadapi.
Dalam
proses
ini,
mereka
diberi
ruang
untuk
bereksperimen dan berpikir terbuka, sehingga memungkinkan
mereka untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan
tanpa rasa takut akan kegagalan. Pendidikan seni
memfasilitasi proses berpikir yang kreatif dan fleksibel, di
mana siswa diajarkan untuk melihat masalah dari
berbagai sudut pandang dan menemukan solusi-solusi
yang tidak konvensional. Dengan demikian, mereka tidak
hanya belajar bagaimana membuat karya seni yang unik,
tetapi
juga
bagaimana
menghadapi
permasalahan
kehidupan dengan sikap yang lebih kreatif dan inovatif.
Dalam lingkungan pendidikan seni, kesalahan bukanlah
99
hal yang ditakuti, tetapi merupakan bagian yang penting
dalam proses pembelajaran, karena dari kesalahan itulah
seringkali muncul ide-ide baru dan solusi-solusi yang
tidak terduga. Oleh karena itu, pendidikan seni tidak
hanya melatih keterampilan artistik, tetapi juga memupuk
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara
kreatif dan inovatif, yang merupakan keterampilan yang
sangat berharga dalam menghadapi tantangan di masa
depan.
Dengan demikian, pendidikan seni memainkan peran
yang
tak
tergantikan
dalam
membantu
siswa
mengembangkan kreativitas mereka. Ini bukan hanya
tentang menciptakan seniman, tetapi juga tentang
membantu siswa menjadi individu yang lebih kreatif,
adaptif, dan inovatif dalam berbagai aspek kehidupan
mereka.
B. Strategi Pengembangan Kreativitas dalam
Pembelajaran Seni
Strategi pengembangan kreativitas dalam pembelajaran
seni mencakup berbagai pendekatan dan metode yang
100
dirancang untuk merangsang imajinasi, mendorong
eksperimen, dan memfasilitasi ekspresi kreatif siswa.
Berikut beberapa strategi yang sering digunakan dalam
pembelajaran seni untuk mengembangkan kreativitas
siswa:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek adalah pendekatan
yang memungkinkan siswa untuk mendalami konsepkonsep
seni
melalui
proyek-proyek
kreatif
yang
melibatkan tahap penelitian, perencanaan, dan eksekusi.
Dalam konteks ini, siswa diberi tugas untuk mengeksplorasi
berbagai aspek seni, baik itu teknik, tema, maupun gaya,
dengan memberikan kebebasan bagi mereka untuk
mengembangkan ide-ide mereka sendiri. Proyek-proyek
tersebut
memberikan
ruang
bagi
siswa
untuk
mengeksplorasi dan mengekspresikan kreativitas mereka
secara unik, sambil mempertimbangkan pandangan
pribadi mereka terhadap seni. Dengan pendekatan ini,
siswa tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih
dalam tentang konsep-konsep seni, tetapi juga mengasah
keterampilan kritis, kolaboratif, dan problem-solving
mereka melalui proses penelitian, perencanaan, dan
101
pelaksanaan proyek. Hasil akhir dari proyek-proyek ini
seringkali merupakan karya seni yang unik dan bermakna,
yang mencerminkan perjalanan dan eksplorasi siswa dalam
menghadapi konsep-konsep seni tersebut.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah memperkenalkan siswa pada tantangan yang mengharuskan
mereka untuk menyelesaikan masalah kreatif dengan
menggunakan konsep-konsep seni. Dalam lingkungan ini,
siswa didorong untuk melibatkan pemikiran inovatif dan
menemukan solusi yang unik untuk situasi yang mereka
hadapi. Melalui proses ini, mereka dapat mengasah
keterampilan kreatif mereka, memperluas pandangan
mereka tentang seni, dan mengembangkan kemampuan
untuk berpikir di luar kotak. Siswa diberi kesempatan
untuk menjelajahi berbagai pendekatan dan teknik
artistik saat mereka menghadapi tantangan yang
memerlukan imajinasi dan eksperimen. Pendekatan ini
tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa dalam
seni, tetapi juga membantu mereka mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah yang berguna dalam
berbagai konteks kehidupan mereka. Dengan mendorong
102
siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses kreatif,
pembelajaran berbasis masalah menciptakan lingkungan
yang merangsang pertumbuhan dan pembelajaran yang
berarti.
3. Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan interdisipliner dalam pendidikan menjadi
semakin penting karena mengintegrasikan seni dengan
disiplin ilmu lain seperti sains, matematika, atau bahasa
dapat menghasilkan pengalaman pembelajaran yang lebih
holistik dan merangsang pemikiran lintas bidang serta
kreativitas siswa. Saat siswa diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi konsep-konsep yang kompleks melalui
lensa seni, mereka dapat memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam dan solusi yang lebih inovatif. Misalnya,
melalui proyek seni yang melibatkan konsep matematika
seperti geometri atau fraktal, siswa dapat memperoleh
pemahaman
yang
lebih
baik
tentang
abstraksi
matematika dan bagaimana konsep tersebut terwujud
dalam bentuk visual. Begitu pula, integrasi seni dengan
sains
dapat
memungkinkan
siswa
untuk
memvisualisasikan konsep-konsep ilmiah yang kompleks,
membuatnya lebih mudah dipahami dan menginspirasi
103
mereka untuk menggali lebih dalam ke dalam subjek
tersebut. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya
membuka pintu bagi pemahaman yang lebih luas, tetapi
juga
memperkaya
proses
pembelajaran
dengan
membangkitkan kreativitas dan ketertarikan siswa dalam
berbagai bidang studi.
4. Kolaborasi dan Dikusi
Mendorong kolaborasi dan diskusi di antara siswa
merupakan suatu langkah penting dalam merangsang
pertukaran ide dan inspirasi dalam menciptakan karya
seni. Melalui interaksi ini, siswa dapat secara aktif berbagi
perspektif mereka, memberikan umpan balik, dan
mengembangkan pemikiran kritis. Kolaborasi memungkinkan mereka untuk menggabungkan berbagai bakat dan
keahlian, menciptakan kesempatan untuk eksplorasi lebih
lanjut dan pengembangan ide yang lebih kaya. Diskusi
tentang karya seni juga memperluas wawasan siswa
tentang berbagai pendekatan kreatif yang mungkin
terinspirasi dari pengalaman dan latar belakang beragam.
Dengan mendengarkan pandangan yang berbeda-beda,
siswa dapat mengasah kemampuan mereka untuk
memahami dan menghargai perspektif orang lain,
104
memperkaya pemahaman mereka tentang seni secara
keseluruhan. Melalui proses ini, kolaborasi dan diskusi
bukan hanya sekadar menghasilkan karya seni yang lebih
beragam dan kreatif, tetapi juga memperkuat koneksi
sosial dan keterampilan interpersonal siswa dalam
konteks seni.
5. Eksplorasi Media dan Teknik
Eksplorasi Media dan Teknik seni adalah suatu
pendekatan yang memberikan siswa kesempatan luas
untuk bereksperimen dengan berbagai alat, media, dan
teknik dalam proses kreatif mereka. Dalam lingkungan ini,
siswa didorong untuk mengeksplorasi dan menemukan cara
baru untuk menyampaikan ide-ide mereka dengan cara
yang unik dan personal. Melalui eksperimen ini, siswa
tidak hanya belajar tentang berbagai medium seni dan
teknik yang ada, tetapi juga mengembangkan keterampilan
teknis yang diperlukan untuk merealisasikan visi kreatif
mereka secara efektif. Dengan melakukan percobaan yang
beragam, mereka dapat menemukan media dan teknik
yang paling sesuai dengan gaya ekspresi mereka sendiri,
serta
meningkatkan
pemahaman
mereka
tentang
bagaimana setiap media dapat memengaruhi pesan yang
105
ingin disampaikan. Selain itu, eksplorasi ini juga
membantu siswa memahami hubungan antara konsep
artistik dan aplikasi teknisnya, memperkaya proses
belajar
seni
mereka
secara
keseluruhan.
Dengan
demikian, pendekatan ini tidak hanya memperluas
wawasan siswa tentang seni, tetapi juga memungkinkan
mereka untuk mengasah keterampilan yang diperlukan
untuk menghasilkan karya seni yang bermakna dan orisinal.
6. Pertunjukan dan Pameran
Menggelar pertunjukan atau pameran karya seni
siswa merupakan langkah yang sangat penting dalam
memperkuat dan memotivasi bakat kreatif mereka. Dalam
acara semacam ini, siswa memiliki kesempatan unik
untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri melalui
karya seni yang mereka hasilkan. Selain itu, mereka juga
dapat berbagi karya-karya tersebut dengan publik, baik
sesama siswa, guru, maupun masyarakat luas, yang dapat
memberikan umpan balik yang berharga. Melalui umpan
balik ini, siswa dapat memperoleh wawasan baru tentang
kualitas dan potensi karya mereka, yang secara langsung
merangsang pertumbuhan kreatif mereka. Selain itu,
partisipasi dalam pertunjukan atau pameran dapat
106
meningkatkan kepercayaan diri siswa, karena mereka
merasa dihargai dan diakui atas upaya serta bakat seni
mereka. Ini juga memperluas pandangan mereka tentang
berbagai bentuk seni dan menginspirasi mereka untuk
terus mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan
mereka lebih lanjut. Dengan demikian, pertunjukan atau
pameran karya seni siswa tidak hanya merupakan acara
yang menyenangkan, tetapi juga menjadi sarana penting
dalam mendukung pertumbuhan kreatif dan pengembangan
pribadi mereka.
Dengan menggabungkan berbagai strategi ini dalam
pembelajaran seni, guru dapat menciptakan lingkungan
belajar yang merangsang dan mendukung pengembangan
kreativitas siswa. Ini bukan hanya tentang mengajarkan
teknik atau konsep seni, tetapi juga tentang membantu
siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang
dapat mereka terapkan dalam berbagai aspek kehidupan
mereka.
107
BAB 8
MANAJEMEN KELAS
DALAM KONTEKS SENI
Manajemen
kelas dalam konteks seni
adalah
pendekatan yang memadukan prinsip-prinsip manajemen
kelas dengan kebutuhan khusus dalam pembelajaran seni.
Dalam pengaturan kelas seni, guru harus memperhatikan
elemen-elemen unik yang membedakan pembelajaran
seni dari mata pelajaran lainnya. Pertama, fleksibilitas
sangat penting dalam mengelola kelas seni karena
kreativitas sering kali membutuhkan ruang untuk
berekspresi. Guru harus memberikan kebebasan kepada
siswa untuk mengeksplorasi berbagai teknik dan media,
sambil tetap memberikan arahan yang jelas dan tujuan
yang dapat dicapai.
Kedua, kolaborasi dan komunikasi aktif adalah kunci
dalam manajemen kelas seni. Siswa sering kali bekerja
dalam kelompok atau pasangan untuk proyek seni,
sehingga guru perlu memfasilitasi kerja sama yang efektif
dan memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan
108
untuk berkontribusi. Selain itu, komunikasi terbuka
antara guru dan siswa membantu dalam memperjelas
instruksi, memberikan umpan balik, dan mendorong
diskusi yang mendalam tentang karya seni.
Selain itu, pengakuan atas keragaman dalam bakat
dan minat adalah aspek penting dari manajemen kelas
seni. Setiap siswa memiliki kekuatan unik dalam seni, dan
guru harus memfasilitasi pengembangan dan ekspresi
bakat individu. Ini dapat dilakukan melalui penugasan
proyek yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
minat mereka sendiri, serta memberikan dukungan
individual kepada siswa yang memerlukan bimbingan
tambahan.
Terakhir, pengelolaan sumber daya dan lingkungan
fisik juga menjadi bagian integral dari manajemen kelas
seni. Guru harus memastikan bahwa ruang kelas
dilengkapi dengan peralatan dan bahan yang cukup untuk
mendukung pembelajaran seni yang efektif. Selain itu,
lingkungan fisik yang merangsang kreativitas, seperti
dinding papan tulis yang dapat dihapus atau ruang galeri
untuk menampilkan karya seni siswa, dapat membantu
memotivasi dan menginspirasi siswa.
109
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip ini, manajemen
kelas dalam konteks seni dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung dan memungkinkan siswa
untuk mengembangkan keterampilan seni mereka secara
maksimal.
A. Strategi Manajemen Kelas untuk Pembelajaran
Seni
Strategi manajemen kelas yang efektif untuk
pembelajaran seni membutuhkan pendekatan yang
memadukan prinsip-prinsip manajemen kelas dengan
kebutuhan khusus dalam konteks seni. Berikut adalah
beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Membangun Lingkungan yang Mendukung
Kreativitas
Penting bagi para pendidik untuk menciptakan
lingkungan yang memfasilitasi dan mendorong kreativitas di
dalam kelas mereka. Salah satu cara untuk mencapai hal
ini adalah dengan memperkaya ruang kelas dengan karya
seni yang menginspirasi, baik itu hasil karya siswa
sebelumnya atau karya seniman terkenal. Melalui paparan
ini, siswa dapat terinspirasi dan merangsang imajinasi
mereka sendiri. Selain itu, guru juga harus menyediakan
110
akses ke berbagai jenis media seni, seperti cat, pensil
warna, kanvas, atau bahkan perangkat lunak desain
komputer. Dengan memiliki beragam alat ini, siswa
memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai
teknik dan mengekspresikan ide-ide mereka dengan cara
yang paling mereka sukai. Lebih dari itu, memberikan
kebebasan ekspresi kepada siswa merupakan langkah
krusial dalam mendukung kreativitas mereka. Ketika siswa
diberikan kepercayaan untuk mengekspresikan diri mereka
tanpa takut akan penilaian negatif, mereka akan lebih
cenderung
untuk
berani
mengambil
risiko
dan
mengeksplorasi ide-ide baru. Dengan demikian, menciptakan
lingkungan yang mempromosikan kreativitas di kelas
akan membantu membentuk siswa menjadi individu yang
inovatif dan berdaya saing tinggi di masa depan.
2. Menetapkan Aturan yang Jelas
Penting untuk mengakui bahwa dalam dunia seni,
terdapat kebebasan ekspresi yang sangat dihargai.
Namun, untuk menciptakan lingkungan yang produktif
dan berdaya, penegakan aturan yang jelas sangatlah
penting. Ini tidak hanya mencakup prosedur yang jelas
untuk penggunaan peralatan dan ruang kelas, tetapi juga
111
norma-norma perilaku yang diharapkan dari setiap
individu yang terlibat.
Aturan yang jelas dan terdefinisi dengan baik
memberikan dasar yang kokoh bagi kreativitas untuk
berkembang. Misalnya, dengan menetapkan prosedur
yang jelas untuk penggunaan peralatan, baik guru
maupun siswa dapat merasa lebih percaya diri dalam
menciptakan karya seni tanpa khawatir tentang konflik
atau kerusakan yang tidak disengaja. Selain itu, aturan ini
juga membantu dalam menjaga keamanan dan kebersihan
ruang kelas, yang merupakan aspek penting dalam
memfasilitasi lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran.
Tidak hanya itu, norma-norma perilaku yang
diharapkan membentuk dasar bagi interaksi sosial yang
positif dan menghormati di antara semua anggota
komunitas seni. Ini termasuk tetapi tidak terbatas pada
menghormati pendapat orang lain, bekerja sama dalam
proyek-proyek kelompok, dan menghargai keragaman ide
dan latar belakang. Dengan membangun fondasi perilaku
yang baik, komunitas seni dapat menjadi tempat di mana
setiap individu merasa didukung dan dihargai, sehingga
memungkinkan ekspresi kreatif untuk berkembang secara
optimal.
112
Dalam kesimpulannya, walaupun seni adalah tentang
kebebasan ekspresi, menetapkan aturan yang jelas dan
harapan yang jelas sangat penting untuk menciptakan
lingkungan yang produktif dan berdaya. Dengan memiliki
struktur yang kokoh, para seniman dapat merasa lebih
percaya diri dalam bereksperimen dan berkolaborasi,
sementara juga memastikan keselamatan dan kesejahteraan
bersama.
3. Memberikan Pemandu dan Inspirasi
Sebagai pemandu dan sumber inspirasi bagi siswa,
peran guru dalam memberikan arahan yang mendalam
dan kontekstual sangat penting dalam pengembangan
pemahaman seni. Guru seni dapat menjadi jembatan
antara siswa dan keajaiban seni, menyelenggarakan
presentasi yang menggugah pikiran tentang seniman
terkenal, teknik seni khas, atau gerakan seni yang
mempengaruhi zaman mereka. Dalam proses ini, mereka
tidak hanya memberikan informasi tentang karya-karya
besar atau periode tertentu dalam sejarah seni, tetapi juga
menanamkan pengertian mendalam tentang proses
kreatif dan signifikansinya dalam konteks sosial dan
budaya. Melalui ceramah dan diskusi, guru dapat
113
merangsang minat siswa, mendorong mereka untuk
mengeksplorasi kreativitas mereka sendiri, dan membantu
mereka menemukan keunikan dan bakat mereka dalam
seni. Dengan menyajikan contoh-contoh inspiratif dan
memberikan pandangan yang mendalam, guru seni
memainkan peran kunci dalam membimbing siswa
menuju pemahaman yang lebih dalam tentang seni, serta
menginspirasi mereka untuk mengejar pencapaian yang
luar biasa dalam bidang ini.
4. Mendorong Kolaborasi dan Diskusi
Penting bagi guru seni untuk memperkuat kolaborasi
dan diskusi di kelas, mengingat seni sering kali melibatkan
proses kolaboratif dan reflektif yang kaya. Dalam
menumbuhkan atmosfer yang mendukung, guru dapat
mengintegrasikan berbagai aktivitas seperti diskusi
kelompok, proyek bersama, dan sesi kritik saling
menguntungkan. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat
berbagi gagasan, pandangan, dan pengalaman mereka,
memperkaya pemahaman kolektif tentang seni. Proyek
bersama memungkinkan siswa untuk bekerja secara
timbal balik, menggabungkan keahlian dan ide-ide
mereka untuk menciptakan karya yang lebih kompleks
114
dan
beragam.
Sementara
itu,
sesi
kritik
saling
menguntungkan memungkinkan siswa untuk belajar
memberikan dan menerima umpan balik konstruktif,
mengasah kemampuan analisis mereka, dan memperdalam
apresiasi terhadap karya seni mereka dan teman sekelas
mereka. Dengan mendorong diskusi dan kerja sama ini,
guru membantu menciptakan lingkungan di mana siswa
dapat mengembangkan keterampilan sosial, kreativitas,
dan pemikiran kritis yang esensial dalam seni.
5. Memberikan Umpan Balik Konstruktif
Umpan balik yang konstruktif dan terarah memegang
peran penting dalam pengembangan keterampilan seni
bagi siswa. Sebagai panduan, guru harus mampu
memberikan umpan balik yang spesifik dan mendukung,
memperhatikan setiap aspek karya siswa dengan cermat.
Dengan memberikan pujian yang tulus atas apa yang
berhasil dilakukan oleh siswa, guru dapat membangun
kepercayaan diri mereka. Namun, penting juga untuk
mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perbaikan
dengan jelas dan konkret. Dalam memberikan umpan
balik, guru dapat menyoroti elemen-elemen seperti
teknik, komposisi, atau ekspresi, memberikan contoh
115
konkret atau saran untuk memperbaiki kualitas karya.
Selain itu, guru juga perlu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk merespons umpan balik tersebut,
sehingga mereka dapat memahami dengan lebih baik dan
memiliki kesempatan untuk memperbaiki karya mereka
sesuai dengan arahan yang diberikan. Dengan demikian,
proses pemberian umpan balik yang konstruktif dan
berfokus
pada
pengembangan
keterampilan
akan
membantu siswa dalam mengembangkan potensi seni
mereka secara efektif.
6. Mengelola Waktu dengan Bijaksana
Mengelola waktu dengan bijaksana merupakan
keterampilan penting bagi guru seni yang ingin
memaksimalkan potensi pembelajaran siswa dalam
proyek-proyek seni. Dalam konteks ini, guru harus
mampu mengatur waktu dengan efisien agar tidak hanya
memastikan penyelesaian proyek tepat waktu, tetapi juga
memberikan ruang bagi eksplorasi kreatif dan refleksi
mendalam. Untuk mencapai hal ini, guru dapat mulai
dengan membuat jadwal yang jelas dan terstruktur untuk
tahap-tahap proyek, memperhitungkan kompleksitasnya
116
dan membaginya menjadi tugas-tugas yang terkelola
dengan baik.
Selain itu, memberikan tenggat waktu yang realistis
sangat penting agar siswa tidak merasa tertekan atau
terburu-buru dalam menyelesaikan proyek mereka.
Tenggat waktu yang terlalu ketat dapat menghambat
proses kreatif dan mengurangi kualitas hasil akhir. Oleh
karena itu, guru perlu mempertimbangkan secara cermat
waktu yang diperlukan untuk setiap tahap proyek serta
memberikan fleksibilitas jika diperlukan.
Pemanfaatan waktu kelas dengan bijaksana juga
menjadi kunci dalam mengoptimalkan pembelajaran seni.
Guru dapat menggunakan waktu kelas untuk memberikan
arahan yang jelas, mendemonstrasikan teknik-teknik
tertentu, dan memberikan umpan balik langsung kepada
siswa. Selain itu, menyediakan waktu untuk diskusi dan
kolaborasi antar siswa juga penting untuk memfasilitasi
pertukaran ide dan dukungan antar rekan satu tim.
Dengan demikian, pengelolaan waktu yang efektif tidak
hanya memastikan penyelesaian proyek yang sukses,
tetapi juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendukung, memungkinkan siswa untuk berkembang
117
secara kreatif dan mengembangkan keterampilan seni
mereka dengan maksimal.
7. Menghormati Keanekaragaman Bakat dan Minat
Penting bagi setiap guru untuk mengakui dan
menghargai keanekaragaman bakat dan minat yang
dimiliki oleh setiap siswa dalam seni. Keanekaragaman ini
mencakup berbagai bentuk ekspresi seni, seperti lukisan,
musik, tari, teater, dan banyak lagi. Dengan memahami
bahwa setiap siswa memiliki kekuatan dan minat yang
unik, guru dapat memberikan dukungan yang sesuai dan
tantangan yang memadai sesuai dengan tingkat individual
siswa. Hal ini menciptakan lingkungan yang inklusif dan
memungkinkan setiap siswa untuk berkembang sesuai
dengan potensi maksimal mereka dalam seni. Melalui
pengakuan akan keanekaragaman ini, guru dapat
memotivasi dan mendorong siswa untuk mengeksplorasi
berbagai bentuk seni, merasakan keberhasilan dalam
pencapaian mereka, dan merasakan kepuasan yang
mendalam dalam proses belajar dan berkembang dalam
seni. Dengan demikian, menghormati keanekaragaman
bakat dan minat dalam seni bukan hanya tentang
118
memberikan peluang, tetapi juga tentang membuka pintu
bagi pengembangan potensi kreatif yang tak terbatas.
Dengan menerapkan strategi manajemen kelas ini,
guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendukung, merangsang, dan memungkinkan siswa
untuk mengembangkan potensi seni mereka secara
maksimal.
B. Menangani Tantangan Khusus dalam Kelas Seni
Menangani tantangan khusus dalam kelas seni
membutuhkan pemahaman mendalam tentang dinamika
pembelajaran seni serta kemampuan untuk mengatasi
masalah yang mungkin muncul. Salah satu tantangan yang
sering dihadapi adalah variasi tingkat keterampilan di
antara
siswa.
pengalaman
Beberapa
dan
siswa
keterampilan
mungkin
seni
memiliki
sebelumnya,
sementara yang lain mungkin baru mulai belajar. Guru
perlu merancang pengalaman pembelajaran yang dapat
mengakomodasi tingkat keterampilan yang beragam ini
dengan memberikan tantangan yang sesuai bagi setiap
siswa.
119
Selain itu, masalah manajemen waktu juga dapat
menjadi tantangan dalam kelas seni. Proyek seni sering
kali membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
diselesaikan daripada tugas-tugas di mata pelajaran lain.
Guru harus dapat mengelola waktu secara efisien,
memberikan jadwal yang realistis, dan memberikan
dukungan tambahan kepada siswa yang membutuhkannya
untuk menyelesaikan proyek dengan baik.
Tantangan lainnya mungkin terkait dengan pengelolaan
sumber daya dan peralatan. Seni sering melibatkan
penggunaan berbagai jenis media dan bahan, dan tidak
jarang terjadi keterbatasan dalam hal peralatan atau
bahan
yang
tersedia.
Guru
harus
kreatif
dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada dan mencari cara
untuk memberikan akses yang setara kepada semua
siswa.
Selain itu, masalah perilaku juga dapat muncul dalam
kelas seni, terutama karena pengaturan yang lebih santai
dan kreatif. Guru perlu memperhatikan perilaku siswa
dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
menangani masalah jika terjadi, sambil tetap mempertahankan suasana yang mendukung dan terbuka untuk ekspresi
kreatif.
120
Dengan kesadaran akan tantangan-tantangan ini dan
dengan menggunakan strategi manajemen kelas yang
efektif, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang inklusif, merangsang, dan mendukung di dalam kelas
seni.
Ini
akan
membantu
setiap
siswa
untuk
mengembangkan keterampilan seni mereka secara
optimal dan menikmati proses pembelajaran.
121
BAB 9
KOLABORASI DAN KOMUNIKASI
DALAM KOMUNITAS SENI
Kolaborasi dan komunikasi memegang peran penting
dalam membentuk komunitas seni yang produktif dan
berdaya. Dalam konteks seni, kolaborasi sering kali
melibatkan sejumlah seniman atau individu dengan latar
belakang yang berbeda untuk bekerja bersama dalam
proyek-proyek kreatif. Melalui kolaborasi, mereka dapat
memanfaatkan keahlian dan perspektif unik masingmasing untuk menciptakan karya-karya yang lebih
beragam dan berdaya saing.
Komunikasi efektif menjadi kunci dalam menjalankan
kolaborasi seni. Ini melibatkan kemampuan untuk
mengungkapkan ide, memberikan umpan balik, dan
beradaptasi dengan kontribusi dari berbagai pihak.
Komunikasi yang baik memungkinkan anggota tim untuk
memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan bersama,
peran masing-masing, dan harapan yang realistis. Dalam
komunitas seni, platform komunikasi yang terbuka dan
122
inklusif seperti pertemuan rutin, forum online, atau grup
diskusi dapat membantu memfasilitasi dialog yang
produktif dan memperkuat ikatan antar anggota.
Selain itu, kolaborasi dan komunikasi dalam komunitas
seni juga dapat memperluas jaringan profesional dan
menciptakan kesempatan baru. Melalui kemitraan dan
proyek bersama, seniman dapat mengakses sumber daya
yang lebih besar, memperluas audiens mereka, dan
mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang
industri seni secara keseluruhan. Oleh karena itu,
membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung
dalam komunitas seni tidak hanya meningkatkan kualitas
karya-karya yang dihasilkan, tetapi juga memperkaya
pengalaman individu dalam perjalanan seni mereka.
A. Kolaborasi Antar Guru Seni
Kolaborasi antar guru seni adalah praktik di mana
para pendidik seni bekerja sama untuk mengembangkan
dan menyajikan pengalaman pembelajaran yang kaya dan
mendalam bagi siswa mereka. Dalam konteks ini, guru
seni dari berbagai disiplin seperti seni visual, musik, tari,
teater, dan sastra dapat bergabung untuk menciptakan
pengalaman yang holistik dan multidimensi bagi siswa
123
mereka. Kolaborasi ini dapat terjadi dalam berbagai
bentuk, mulai dari penyusunan kurikulum bersama,
pengembangan proyek seni lintas disiplin, hingga
penyelenggaraan pertunjukan atau pameran seni yang
melibatkan berbagai jenis karya.
Salah satu manfaat utama dari kolaborasi antar guru
seni adalah terciptanya kesempatan untuk mengintegrasikan berbagai aspek seni ke dalam kurikulum, sehingga
siswa dapat memahami hubungan antara berbagai
disiplin seni dan memperoleh pemahaman yang lebih
menyeluruh tentang ekspresi kreatif. Melalui kolaborasi
ini, guru seni juga dapat saling membagi pengetahuan dan
pengalaman mereka, memperkaya praktek mengajar
masing-masing dan memberikan inspirasi baru dalam
menyajikan materi pembelajaran kepada siswa.
Selain itu, kolaborasi antar guru seni juga dapat
membantu memperluas jaringan profesional mereka,
menciptakan kesempatan untuk pertukaran ide dan
praktik terbaik dalam pengajaran seni. Dengan berbagi
sumber daya, guru-guru dapat saling mendukung dalam
menghadapi tantangan dan memaksimalkan potensi
pembelajaran siswa dalam domain seni. Kolaborasi ini
juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih
124
inklusif dan mendukung, di mana kolaborasi dan tim kerja
menjadi nilai yang dihargai.
Secara keseluruhan, kolaborasi antar guru seni
merupakan pendekatan yang kuat dalam meningkatkan
pengalaman belajar seni bagi siswa, memperkaya praktik
mengajar guru-guru seni, dan memperkuat komunitas
pendidik seni secara keseluruhan. Dengan berkolaborasi,
guru seni dapat menciptakan lingkungan pembelajaran
yang mendalam, beragam, dan memotivasi bagi siswa
mereka, sambil terus mengembangkan dan memperkaya
diri mereka sendiri sebagai pendidik seni.
Sebagai contoh, pertimbangkan sebuah proyek
kolaboratif antara guru seni rupa dan guru musik di
sebuah sekolah menengah. Mereka dapat merencanakan
proyek di mana siswa akan menciptakan karya seni rupa
seperti lukisan atau instalasi berdasarkan interpretasi
mereka tentang komposisi musik tertentu. Prosesnya
dimulai dengan guru musik yang memperkenalkan siswa
pada berbagai genre musik dan menganalisis bagaimana
elemen-elemen musik seperti melodi, harmoni, dan ritme
mempengaruhi suasana dan emosi. Kemudian, guru seni
visual dapat mengajar siswa tentang prinsip-prinsip
desain dan teknik lukisan atau pemodelan yang
125
memungkinkan mereka untuk merefleksikan interpretasi
mereka tentang musik dalam karya visual.
Selama proyek ini berlangsung, kedua guru dapat
bekerja sama dalam memberikan panduan dan masukan
kepada siswa. Guru musik dapat membantu siswa
memahami perbedaan antara tempo cepat dan lambat
dalam musik, sementara guru seni rupa dapat membantu
siswa menggambarkan perbedaan tersebut dalam karya
mereka melalui penggunaan garis, warna, dan tekstur.
Melalui diskusi antara kedua guru, siswa juga dapat
memahami hubungan yang kompleks antara musik dan
seni visual serta cara mereka saling mempengaruhi.
Kolaborasi ini juga dapat melibatkan pertunjukan
atau pameran akhir di mana karya seni visual yang
dihasilkan dipasangkan dengan pertunjukan musik
langsung atau rekaman. Ini memberi siswa kesempatan
untuk melihat dampak karya seni mereka dalam konteks
yang lebih luas dan mengekspresikan diri melalui lebih
dari satu media seni. Sementara itu, guru-guru dapat
menggunakan momen ini untuk merayakan kreativitas
siswa dan mengakui kolaborasi antar disiplin sebagai
elemen penting dalam pendidikan seni yang komprehensif.
126
Dengan demikian, melalui kolaborasi antar guru seni
rupa dan musik, siswa dapat mengalami pendekatan
belajar yang holistik dan mendalam, sambil mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang keterkaitan
antara berbagai disiplin seni.
B. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas dalam
Pendidikan Seni
Keterlibatan orang tua dan komunitas dalam
pendidikan seni memiliki peran penting dalam memperkaya
pengalaman belajar siswa serta memperluas dampak
positif pendidikan seni di masyarakat. Orang tua adalah
salah satu faktor utama dalam membentuk minat dan
apresiasi anak terhadap seni. Dengan mendukung anakanak mereka dalam eksplorasi seni, orang tua dapat
membantu membangun kepercayaan diri, kreativitas, dan
pemecahan masalah anak-anak mereka. Ini dapat
dilakukan dengan cara mendukung kegiatan seni di
rumah, menghadiri acara seni di sekolah, serta secara aktif
berpartisipasi dalam kegiatan seni bersama anak-anak
mereka.
Di sisi lain, keterlibatan komunitas dalam pendidikan
seni dapat memperluas akses siswa terhadap berbagai
127
macam pengalaman seni di luar lingkungan sekolah.
Berbagai organisasi seni dan budaya, galeri, museum, dan
lembaga seni lainnya dapat menjadi sumber daya
berharga bagi pendidikan seni. Melalui program-program
kolaboratif antara sekolah dan komunitas seni lokal, siswa
dapat
terlibat
dalam
workshop,
pameran,
dan
pertunjukan seni yang memperkaya pemahaman mereka
tentang berbagai bentuk seni dan budaya.
Selain itu, keterlibatan orang tua dan komunitas
dalam pendidikan seni juga dapat meningkatkan rasa
memiliki siswa terhadap lingkungan mereka. Melalui
proyek seni komunitas, siswa dapat berkontribusi pada
kegiatan yang memperindah lingkungan mereka dan
memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas.
Hal ini dapat memperkuat hubungan antara sekolah,
siswa, orang tua, dan komunitas, menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan mendukung. Dengan demikian,
keterlibatan orang tua dan komunitas adalah aspek
penting
dari
pendidikan
seni
berkelanjutan.
128
yang
holistik
dan
BAB 10
EVALUASI DAN PENILAIAN
KINERJA SENI
Evaluasi dan penilaian kinerja seni merupakan proses
yang penting dalam dunia seni untuk mengukur dan
mengevaluasi kemampuan, kualitas, dan pencapaian
seorang seniman atau karya seni. Tujuan utama dari
evaluasi dan penilaian ini adalah untuk memberikan
umpan balik konstruktif kepada seniman, memperkuat
keahlian dan kekuatan mereka, serta mengidentifikasi
area yang perlu ditingkatkan. Metode evaluasi dan
penilaian kinerja seni dapat bervariasi tergantung pada
jenis seni yang dievaluasi, seperti seni rupa, musik, tari,
teater, atau sastra.
Salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam
evaluasi kinerja seni adalah melalui penilaian oleh para
ahli atau juri yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam
bidang
tersebut.
Para
juri
ini
biasanya
mengevaluasi karya seni berdasarkan kriteria tertentu
seperti kreativitas, teknik, ekspresi, dan pesan yang
129
disampaikan. Mereka juga dapat memberikan skor atau
feedback tertulis yang mendetail kepada seniman untuk
membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan
karya mereka.
Selain penilaian oleh ahli atau juri, evaluasi kinerja
seni juga dapat dilakukan melalui penonton atau audiens.
Respons dan tanggapan dari penonton dapat menjadi
indikator penting dalam mengevaluasi efektivitas sebuah
karya seni dalam menyampaikan pesan atau emosi kepada
masyarakat luas. Dengan mendengarkan tanggapan dari
penonton, seorang seniman dapat memperoleh wawasan
berharga tentang bagaimana karya mereka diterima oleh
khalayak dan menggunakannya sebagai dasar untuk
pengembangan karya masa depan.
Selain itu, teknologi juga telah memainkan peran yang
semakin penting dalam evaluasi dan penilaian kinerja
seni. Dengan adanya platform digital dan media sosial,
seniman dapat membagikan karya mereka secara luas dan
menerima umpan balik dari berbagai kalangan secara
online. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperluas
jangkauan audiens mereka dan mendapatkan perspektif
yang lebih beragam dalam mengevaluasi kinerja seni
mereka.
130
Secara keseluruhan, evaluasi dan penilaian kinerja
seni merupakan proses yang kompleks dan multidimensional yang melibatkan berbagai pihak termasuk
seniman, ahli seni, dan penonton. Dengan adanya umpan
balik dan evaluasi yang konstruktif, seniman dapat terus
meningkatkan kemampuan mereka dan menghasilkan
karya seni yang lebih berkualitas serta relevan dengan
zaman.
A. Metode Evaluasi Kinerja Seni
Metode evaluasi kinerja seni adalah cara untuk
menilai atau mengukur kualitas, keberhasilan, atau
efektivitas karya seni. Berikut adalah beberapa metode
umum yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja seni:
1. Penilaian Kritik
Penilaian kritik seni merupakan suatu proses yang
melibatkan analisis mendalam dan evaluasi terhadap
karya seni oleh para ahli atau kritikus seni yang memiliki
pemahaman mendalam serta pengalaman luas dalam
bidang tersebut. Mereka tidak hanya sekadar memberikan
pandangan atau tanggapan, tetapi juga melakukan
penelusuran yang komprehensif terhadap berbagai aspek
yang terkandung dalam karya seni yang diulas. Aspek131
aspek yang menjadi perhatian utama dalam penilaian
kritik seni mencakup konsep yang terkandung dalam
karya, teknik yang digunakan oleh seniman, ekspresi yang
disampaikan melalui karya, serta dampak yang dimiliki
karya tersebut dalam konteks lebih luas, baik dari segi
budaya, sosial, maupun emosional. Para kritikus seni juga
mampu memberikan wawasan yang mendalam mengenai
nuansa, makna tersembunyi, dan pesan yang ingin
disampaikan oleh seniman melalui karyanya. Dengan
pendekatan yang kritis dan berbasis pengetahuan yang
kokoh, penilaian kritik seni memberikan kontribusi
berharga dalam memahami, menghargai, dan merangsang
perkembangan dunia seni secara keseluruhan.
2. Evaluasi oleh Publik
Evaluasi oleh publik merupakan suatu metode yang
melibatkan pendapat dan tanggapan dari masyarakat
umum atau audiens terhadap karya seni. Pendekatan ini
bertujuan untuk memahami bagaimana karya seni
tersebut dipahami, dinikmati, dan diterima oleh khalayak.
Metode ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai
dari jajak pendapat daring, survei di lokasi, hingga diskusi
kelompok fokus. Melalui pengumpulan data dan analisis
132
terhadap tanggapan publik, penilai dapat memperoleh
wawasan yang berharga mengenai respon emosional,
interpretasi, dan apresiasi terhadap karya seni tersebut.
Jajak pendapat dan survei merupakan alat yang
umum digunakan dalam evaluasi oleh publik. Mereka
memungkinkan penilai untuk mengumpulkan data secara
luas dari berbagai lapisan masyarakat, yang kemudian
dapat dianalisis secara kuantitatif untuk mengidentifikasi
tren dan pola dalam persepsi terhadap karya seni. Di sisi
lain, diskusi kelompok fokus menawarkan pendekatan
yang lebih mendalam dengan memberikan ruang bagi
partisipan untuk berbagi pandangan, pemikiran, dan
reaksi mereka secara langsung. Diskusi semacam itu
memungkinkan
para
penilai
untuk
mendapatkan
pemahaman yang lebih kaya akan beragam perspektif dan
interpretasi terhadap karya seni yang dievaluasi.
Namun demikian, evaluasi oleh publik juga memiliki
sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kesulitan dalam
mengukur kualitas estetika atau nilai artistik suatu karya
seni secara objektif. Selain itu, tanggapan publik sering kali
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti tren
budaya, persepsi media, dan konteks sosial-politik yang
mungkin tidak selalu mencerminkan keunggulan intrinsik
133
dari karya seni itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi
penilai
untuk
mempertimbangkan
dengan
hati-hati
kerangka analisis dan interpretasi yang mereka gunakan
dalam mengevaluasi respons publik terhadap karya seni.
Dengan demikian, evaluasi oleh publik dapat menjadi alat
yang berharga dalam memahami interaksi kompleks
antara
karya
seni
dan
masyarakat
yang
mengkonsumsinya.
3. Penjualan dan Pasar Seni
Salah satu metode yang sering digunakan untuk
mengevaluasi kinerja karya seni adalah melalui analisis
pasar seni. Pasar seni berfungsi sebagai indikator utama
dari apresiasi dan permintaan terhadap karya seni.
Faktor-faktor seperti penjualan, harga yang ditawarkan,
dan popularitas dapat memberikan gambaran yang kuat
tentang bagaimana sebuah karya seni diterima oleh
masyarakat. Jika sebuah karya seni berhasil terjual
dengan harga yang tinggi dan mendapatkan perhatian
yang besar dari para kolektor dan penggemar seni, hal itu
menunjukkan bahwa karya tersebut dianggap bernilai
dan dihargai oleh pasar. Sebaliknya, jika karya seni
mengalami kesulitan dalam penjualan atau hanya
134
mendapatkan tawaran harga rendah, bisa jadi itu
mencerminkan kurangnya apresiasi atau minat terhadap
karya tersebut.
Selain itu, pasar seni juga dapat memberikan
wawasan tentang tren dan preferensi saat ini di dunia
seni. Sebuah karya seni yang berhasil menarik perhatian
banyak pembeli dan mendapatkan penawaran harga yang
kompetitif mungkin mencerminkan kecocokan antara
karya tersebut dengan tren atau tema yang sedang
populer. Di sisi lain, karya seni yang mungkin memiliki
nilai artistik yang tinggi namun kurang sesuai dengan
preferensi pasar saat ini mungkin menghadapi tantangan
dalam mencapai harga yang diharapkan atau menarik
minat pembeli.
Selain dari segi finansial, popularitas sebuah karya
seni di pasar seni juga dapat memberikan pengakuan dan
eksposur yang lebih luas bagi seniman. Kehadiran sebuah
karya seni dalam pameran atau lelang yang prestisius
dapat meningkatkan reputasi seniman dan meningkatkan
nilai karya seni tersebut secara keseluruhan. Dengan
demikian, pasar seni bukan hanya tempat untuk membeli
dan menjual karya seni, tetapi juga merupakan cerminan
135
dari dinamika kompleks antara nilai artistik, permintaan
pasar, dan apresiasi seni secara umum.
Contoh lain yang kondisi pasar dan penjualannya jauh
berbeda ada pada seni musik. Salah satu metrik utama
dalam menilai nilai seni musik adalah penjualan rekaman
dan performa di pasar musik. Penjualan album fisik atau
digital, unduhan lagu, dan streaming menjadi indikator
penting dalam mengevaluasi popularitas seorang artis
atau
band.
Sebagai
contoh,
artis
yang
berhasil
mendominasi tangga lagu, menjual jutaan album, atau
memiliki jutaan streaming biasanya dianggap sukses
secara komersial. Namun, penting untuk diingat bahwa
popularitas komersial tidak selalu mencerminkan kualitas
seni sejati.
Selain itu, penampilan langsung juga menjadi faktor
penilaian yang signifikan dalam pasar seni musik. Konser,
festival, dan tur merupakan sumber pendapatan penting
bagi musisi. Tingkat penjualan tiket, jumlah penonton, dan
respon audiens dapat memberikan gambaran tentang
seberapa besar dampak sebuah seniman di dalam industri
musik. Reputasi seniman dalam konser live, termasuk
keterampilan panggung dan koneksi emosional dengan
136
penonton,
juga
memainkan
peran penting dalam
menentukan nilai seni mereka.
Selain aspek komersial, penilaian seni musik juga
dapat melibatkan kritik dari para ahli dan pengamat
musik. Ulasan musik dari kritikus musik terkenal atau
publikasi bergengsi sering kali mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap sebuah karya musik. Apresiasi seni
musik dari sudut pandang artistik, inovasi, atau
keunggulan teknis juga menjadi bagian dari penilaian ini.
Selain itu, penghargaan seperti Grammy Awards atau
penghargaan industri lainnya juga menjadi penanda
prestise dalam penilaian seni musik.
Pasar seni musik juga terus berubah seiring dengan
perkembangan teknologi dan tren sosial. Faktor-faktor
seperti perubahan dalam model distribusi musik,
penggunaan platform streaming, dan peran media sosial
dapat memengaruhi cara seni musik dinilai dan
dipasarkan. Dalam konteks ini, penilaian seni musik tidak
hanya mencakup aspek komersial dan kritik, tetapi juga
respons terhadap dinamika pasar dan perubahan budaya
yang lebih luas.
137
4. Pengakuan dan Penghargaan
Pengakuan dan penghargaan dari organisasi seni atau
komunitas
seni
memiliki
peran
penting
dalam
mengevaluasi kinerja seni. Mereka tidak hanya menandai
pencapaian tertentu, tetapi juga memberikan validasi atas
kualitas dan relevansi karya seni tersebut. Penghargaan
seperti penghargaan bergengsi, nominasi, atau hadiah
dalam festival seni adalah bentuk apresiasi yang berarti
bagi para seniman. Mereka bukan hanya sekadar pujian
kosong, melainkan penanda prestasi yang diakui oleh
rekan seprofesi dan masyarakat umum. Dalam dunia seni
yang seringkali subjektif, pengakuan semacam ini dapat
menjadi
pijakan
yang kuat
bagi seniman
untuk
mengembangkan karya-karya mereka lebih lanjut.
Lebih dari sekadar mengangkat nama, penghargaan
seni juga memberikan dorongan moral dan motivasi
kepada para seniman untuk terus menghasilkan karya
berkualitas. Menerima pengakuan dari rekan-rekan
seprofesi dan ahli dalam industri seni dapat memperkuat
rasa percaya diri mereka dan memotivasi mereka untuk
mengeksplorasi ide-ide baru dan teknik yang lebih maju.
Selain itu, penghargaan juga dapat membuka pintu untuk
peluang kolaborasi dan pameran lebih lanjut, yang pada
138
gilirannya dapat membantu meningkatkan visibilitas dan
karier seniman.
Namun, perlu diingat bahwa penghargaan tidak boleh
menjadi satu-satunya ukuran kesuksesan dalam seni.
Meskipun dapat memberikan dorongan positif, tetapi
seniman juga harus tetap mempertahankan integritas dan
fokus pada ekspresi kreatif mereka tanpa terlalu terpaku
pada pengakuan eksternal. Terlebih lagi, tidak semua
karya seni yang bernilai mendapatkan penghargaan, dan
sebaliknya, beberapa karya yang sangat berharga
mungkin tidak pernah diakui secara resmi. Oleh karena
itu, sementara penghargaan dan pengakuan memiliki nilai
penting dalam dunia seni, mereka juga harus dipandang
sebagai bagian dari gambaran yang lebih besar tentang
pencapaian dan perkembangan seni secara keseluruhan.
5. Evaluasi Institusional
Evaluasi institusional merupakan suatu proses
penting yang dilakukan oleh lembaga seni seperti galeri,
museum, atau lembaga seni lainnya. Dalam konteks ini,
evaluasi tidak hanya mencakup penilaian terhadap karya
seni secara individu, tetapi juga mengevaluasi sejauh
mana karya seni tersebut sesuai dengan misi dan tujuan
139
institusi tersebut. Aspek-aspek yang dipertimbangkan
dalam evaluasi ini meliputi relevansi karya seni terhadap
konteks zaman dan masyarakat saat ini, keaslian atau
autentisitas karya seni, serta kontribusi yang dapat
diberikan oleh karya seni tersebut terhadap koleksi atau
misi institusi.
Pertama-tama, relevansi karya seni menjadi aspek
penting dalam evaluasi institusional. Institusi seni perlu
memastikan bahwa koleksinya dapat berbicara dengan
audiens modern dan mencerminkan isu-isu yang relevan
dalam masyarakat. Karya seni yang dapat menginspirasi,
memprovokasi pemikiran, atau memicu diskusi tentang
masalah-masalah kontemporer memiliki nilai yang tinggi
dalam konteks ini.
Selanjutnya, keaslian karya seni menjadi faktor kunci
dalam evaluasi. Institusi seni harus memastikan bahwa
karya-karya yang mereka pamerkan adalah asli dan tidak
dipalsukan. Keaslian ini tidak hanya mencakup autentisitas
materi dan teknik, tetapi juga menguji apakah karya seni
tersebut memang diciptakan oleh seniman yang diklaim
sebagai penciptanya.
Terakhir, kontribusi karya seni terhadap koleksi atau
misi institusi juga menjadi pertimbangan penting. Karya
140
seni dapat dianggap bernilai bagi sebuah institusi jika
dapat memperkaya atau melengkapi koleksi yang ada,
atau jika dapat membantu institusi untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, seperti pendidikan, pemajangan
karya seni lokal atau internasional, atau memberikan
sudut pandang yang unik terhadap suatu tema atau
periode tertentu.
Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut
secara komprehensif, institusi seni dapat melakukan
evaluasi yang holistik terhadap karya seni yang mereka
kelola, sehingga dapat memastikan bahwa koleksi mereka
tetap relevan, otentik, dan berkontribusi terhadap misi
dan tujuan institusi tersebut.
6. Analisis Komparatif
Analisis komparatif merupakan suatu pendekatan
yang digunakan untuk membandingkan karya seni
dengan karya seni lainnya yang memiliki konteks yang
sama atau serupa. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengeksplorasi dan menilai keunikan, inovasi, serta
prestasi relatif dari karya seni tersebut. Dalam melakukan
analisis komparatif, para peneliti atau penikmat seni akan
memperhatikan berbagai aspek, seperti gaya, tema,
141
teknik, dan pesan yang disampaikan oleh karya seni yang
dibandingkan. Proses ini memungkinkan untuk menemukan
perbedaan dan persamaan antara karya seni tersebut,
serta memahami kontribusi masing-masing terhadap
bidang seni secara lebih mendalam.
Dengan membandingkan karya seni, baik itu lukisan,
patung, musik, sastra, atau karya seni visual lainnya,
dalam konteks yang sama atau serupa, analisis komparatif
dapat memberikan wawasan yang berharga tentang
bagaimana pengaruh, gaya, dan pendekatan berbeda
dapat muncul dari satu karya seni ke karya seni lainnya.
Misalnya, dalam membandingkan dua lukisan impresionis,
analisis komparatif dapat mengungkap bagaimana
penggunaan cahaya dan warna yang berbeda dapat
menciptakan suasana yang berbeda dalam setiap lukisan
tersebut. Selain itu, analisis ini juga memungkinkan untuk
mengidentifikasi tren atau perkembangan dalam suatu
aliran seni, serta memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana karya seni tersebut berinteraksi
dengan konteks sosial, politik, atau budaya pada saat itu.
Lebih lanjut, analisis komparatif juga dapat menjadi
alat yang efektif dalam mendukung proses pengajaran dan
pembelajaran seni. Dengan membandingkan karya seni
142
dari berbagai periode atau budaya, para pengajar dapat
membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman
yang
lebih
mendalam
tentang
keragaman
dan
kompleksitas dalam ekspresi seni. Melalui perbandingan
ini, siswa dapat mengembangkan kemampuan kritis
mereka, mengasah keterampilan analitis, dan memperluas
pandangan mereka tentang seni secara keseluruhan.
Analisis komparatif juga dapat memberikan inspirasi bagi
seniman untuk bereksperimen dengan pendekatan baru
atau mengambil sudut pandang yang berbeda dalam karya
seni mereka, sehingga memperkaya dan memperluas
wawasan dalam dunia seni.
7. Evaluasi Sejarah
Evaluasi karya seni dalam konteks sejarah seni adalah
suatu proses penting yang melibatkan pemahaman
mendalam tentang peran, pengaruh, dan dampaknya
dalam perkembangan sejarah seni dan budaya. Dalam
melakukan evaluasi ini, tidak hanya memadai untuk
melihat karya seni sebagai objek estetika semata, tetapi
juga sebagai dokumen yang merefleksikan nilai-nilai,
ideologi, dan konteks sosial pada masa pembuatannya.
Setiap karya seni memiliki keterkaitan yang kompleks
143
dengan periode waktu di mana ia diciptakan, serta dengan
faktor-faktor
budaya,
politik,
dan
ekonomi
yang
memengaruhi penciptaannya. Melalui evaluasi ini, kita
dapat mengidentifikasi bagaimana karya seni tersebut
berkontribusi dalam mengubah atau memperkuat arus
utama dalam sejarah seni, serta bagaimana hal itu
tercermin dalam evolusi dan perubahan budaya yang
lebih luas.
Selain itu, evaluasi karya seni dalam konteks sejarah
seni memungkinkan kita untuk memahami lebih baik
tentang hubungannya dengan karya seni lainnya dalam
periode yang sama atau sebelumnya, serta bagaimana
karya tersebut mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh karya-karya tersebut. Hal ini membantu kita dalam
memahami naratif yang lebih lengkap tentang perkembangan
seni dari waktu ke waktu, termasuk perubahan gaya,
teknik, dan tema yang muncul. Dengan demikian, evaluasi
sejarah seni juga memainkan peran penting dalam
memperkaya pemahaman kita tentang warisan budaya
manusia secara keseluruhan.
Lebih dari sekedar mengapresiasi keindahan visual,
evaluasi
karya
seni
dalam konteks sejarah seni
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
144
makna, tujuan, dan dampaknya dalam masyarakat. Ini
memungkinkan kita untuk melihat karya seni sebagai
bagian integral dari naratif budaya yang lebih besar, yang
terus berkembang dan berubah seiring waktu. Dengan
memahami konteks sejarah dan budaya dari sebuah karya
seni, kita dapat menghargai nilainya sebagai sumber
pengetahuan yang kaya akan masa lalu, serta sebagai
inspirasi untuk pemikiran dan penciptaan yang lebih
lanjut di masa depan.
Penting untuk diingat bahwa setiap metode evaluasi
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan
seringkali kombinasi beberapa metode akan memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja sebuah
karya seni. Selain itu, evaluasi kinerja seni juga dapat
sangat subjektif dan tergantung pada perspektif individu
atau kelompok yang melakukan evaluasi.
B. Penilaian Kreativitas dan Ekspresi Seni
Penilaian kreativitas dan ekspresi seni merupakan
aspek
penting
dalam
mengevaluasi
kinerja
seni.
Kreativitas merujuk pada kemampuan seorang seniman
145
untuk menghasilkan ide-ide baru, orisinal, dan inovatif
dalam karya seninya. Evaluasi terhadap kreativitas
mencakup penilaian terhadap keunikan, ketajaman
konsep, dan kemampuan seniman untuk menghadirkan
sudut pandang yang segar atau cara penyampaian yang
inovatif. Seorang seniman yang mampu menciptakan
karya-karya yang memecahkan batasan-batasan konvensional
atau
menghadirkan
ide-ide
yang
belum
pernah
terpikirkan sebelumnya dapat dianggap memiliki tingkat
kreativitas yang tinggi.
Selain kreativitas, ekspresi seni juga merupakan
faktor penting dalam evaluasi kinerja seni. Ekspresi seni
mencerminkan kemampuan seorang seniman untuk
menyampaikan emosi, gagasan, atau pesan melalui karya
seninya dengan cara yang kuat dan mendalam. Evaluasi
terhadap ekspresi seni meliputi analisis terhadap
bagaimana seniman menggambarkan dan mengkomunikasikan makna dan perasaan melalui berbagai elemen artistik,
seperti warna, bentuk, komposisi, dan teknik ekspresif.
Sebuah karya seni yang mampu menginspirasi perasaan
dan merangsang pemikiran pada penontonnya seringkali
dianggap memiliki ekspresi seni yang kuat.
146
Dalam menilai kreativitas dan ekspresi seni, penting
untuk mempertimbangkan konteks budaya, sejarah, dan
sosial di mana karya seni tersebut diciptakan. Kreativitas
dan ekspresi seni dapat dipengaruhi oleh pengalaman
pribadi seniman, kondisi sosial-politik, dan trend artistik
saat itu. Oleh karena itu, evaluasi terhadap kreativitas dan
ekspresi seni juga memperhatikan bagaimana karya seni
tersebut berkontribusi terhadap dialog budaya atau
memperkaya warisan artistik secara lebih luas.
Terakhir, penting untuk diingat bahwa penilaian
terhadap kreativitas dan ekspresi seni seringkali bersifat
subjektif dan dapat bervariasi antara individu atau
kelompok yang melakukan evaluasi. Namun demikian,
dengan menggunakan kerangka evaluasi yang obyektif
dan mempertimbangkan berbagai aspek yang relevan,
penilaian terhadap kreativitas dan ekspresi seni dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
nilai dan dampak sebuah karya seni dalam konteks
artistik dan budaya.
147
BAB 11
MANAJEMEN KONFLIK DALAM
PEMBELAJARAN SENI
Manajemen
konflik
dalam
pembelajaran
seni
merupakan suatu pendekatan yang penting untuk
menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan
harmonis di kelas seni. Konflik dalam konteks pembelajaran
seni bisa muncul dari berbagai sumber, seperti perbedaan
pendapat tentang interpretasi karya seni, ketidaksepakatan
dalam proses kolaborasi, atau persaingan antar siswa
dalam mencapai tujuan artistik mereka. Pentingnya
manajemen konflik dalam pembelajaran seni adalah untuk
memfasilitasi dialog yang konstruktif, mempromosikan
pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai perspektif
seni, serta meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan konflik secara damai dan produktif.
Salah satu strategi utama dalam manajemen konflik
dalam pembelajaran seni adalah membangun kesadaran
diri pada siswa tentang emosi dan persepsi mereka
terhadap karya seni dan proses belajar. Guru seni dapat
148
membantu siswa mengenali emosi-emosi yang muncul
ketika mereka berhadapan dengan konflik, dan membimbing
mereka untuk mengeksplorasi aspek-aspek yang memicu
reaksi tersebut. Dengan demikian, siswa dapat belajar
untuk mengelola emosi mereka dengan lebih efektif,
sehingga konflik dapat diselesaikan dengan cara yang
lebih produktif.
Selain itu, pendekatan kolaboratif juga merupakan
kunci dalam manajemen konflik dalam pembelajaran seni.
Guru seni dapat mengembangkan kegiatan kolaboratif yang
mendorong siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan
konflik dan mencapai solusi yang memuaskan bagi semua
pihak. Melalui kolaborasi, siswa belajar untuk mendengarkan dan menghargai pandangan orang lain, serta
menghargai keberagaman dalam interpretasi seni.
Selanjutnya, penting bagi guru seni untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan terbuka di kelas, di mana siswa
merasa nyaman untuk berbagi ide dan ekspresi mereka
tanpa takut akan dihakimi atau diremehkan. Dengan
menciptakan atmosfer yang mendukung, guru seni dapat
membantu mengurangi potensi konflik dan memfasilitasi
komunikasi yang lebih efektif antara siswa.
149
Dalam konteks pembelajaran seni, konflik juga dapat
dilihat sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan
pembelajaran. Guru seni dapat mengajarkan siswa untuk
melihat konflik sebagai bagian alami dari proses kreatif, di
mana perbedaan pendapat dapat menghasilkan ide-ide
baru dan perspektif yang berharga. Dengan demikian,
manajemen konflik dalam pembelajaran seni tidak hanya
tentang menyelesaikan masalah, tetapi juga tentang
membantu siswa memanfaatkan konflik untuk pertumbuhan
pribadi dan artistik mereka.
A. Jenis Konflik dalam Konteks Seni
Dalam konteks seni, konflik dapat muncul dalam
berbagai bentuk dan dari berbagai sumber. Beberapa jenis
konflik yang umum terjadi dalam pembelajaran seni
meliputi:
1. Konflik Interpretasi
Konflik interpretasi dalam konteks seni muncul ketika
individu-individu memiliki pandangan yang berbeda
tentang makna atau interpretasi suatu karya seni. Hal ini
seringkali
dipicu
oleh
perbedaan
latar
belakang,
pengalaman, dan persepsi tiap individu. Sebagai contoh,
sekelompok siswa yang sedang menganalisis sebuah lukisan
150
mungkin menemukan bahwa satu siswa melihatnya
sebagai kritik sosial yang tajam, sedangkan yang lain
melihatnya sebagai ungkapan mendalam dari emosi
pribadi. Perbedaan pandangan ini bisa berasal dari
pengalaman hidup, latar belakang budaya, atau bahkan
pemahaman estetika yang berbeda-beda.
Pentingnya konflik interpretasi dalam konteks seni
adalah bahwa itu mencerminkan keragaman manusia
dalam menghadapi dan memahami karya seni. Meskipun
pandangan yang berbeda-beda ini dapat menyebabkan
konflik, mereka juga memberikan kesempatan untuk
mendalami pemahaman masing-masing individu terhadap
karya seni tersebut. Diskusi yang beragam dan terbuka
tentang interpretasi seni dapat memperkaya pemahaman
kita tentang dunia, serta membantu kita melihat dari
sudut pandang yang berbeda-beda. Dengan demikian,
konflik interpretasi dapat dianggap sebagai bagian alami
dari proses penghayatan dan penafsiran seni, yang pada
akhirnya dapat memperkaya pengalaman kita sebagai
manusia.
151
2. Konflik Kreatif
Konflik kreatif merupakan fenomena yang sering
terjadi ketika individu-individu berkolaborasi dalam
suatu proyek seni. Dalam proses kolaboratif seperti
pementasan teater, pembuatan film, atau proyek seni
visual bersama, perbedaan ide atau pendapat antara para
anggota tim dapat menghasilkan ketegangan yang disebut
sebagai konflik kreatif. Seringkali, konflik semacam ini
muncul karena perbedaan pandangan tentang arah atau
eksekusi karya tersebut. Misalnya, ada yang mungkin
memiliki preferensi terhadap gaya artistik tertentu,
sementara yang lainnya mungkin memiliki pendapat yang
berbeda tentang teknik yang sebaiknya digunakan atau
konsep keseluruhan dari proyek seni itu sendiri.
Namun, meskipun konflik kreatif seringkali dianggap
sebagai hal yang negatif, sebenarnya dapat menjadi
sumber inspirasi dan inovasi yang sangat kuat. Ketika
individu-individu dengan latar belakang dan pandangan
yang berbeda-beda berkolaborasi, mereka membawa
beragam ide dan perspektif yang dapat memperkaya hasil
akhir dari proyek seni tersebut. Konflik kreatif dapat
mendorong anggota tim untuk berpikir lebih kreatif,
152
mencari solusi yang inovatif, dan mengeksplorasi ide-ide
baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Pentingnya mengelola konflik kreatif dengan baik
dalam kolaborasi seni adalah untuk memastikan bahwa
ketegangan yang muncul tidak menghambat produktivitas
tim atau merusak hubungan antar anggota tim. Dengan
komunikasi yang terbuka dan penerimaan terhadap
perbedaan pendapat, konflik kreatif dapat diubah menjadi
kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama. Melalui
dialog yang konstruktif dan kolaborasi yang sinergis,
anggota tim dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam
tentang visi bersama mereka dan menciptakan karya seni
yang lebih kuat dan bermakna.
3. Konflik Kompetitif
Dalam dunia seni, konflik kompetitif muncul saat para
seniman, baik itu siswa maupun profesional, bersaing
untuk mendapatkan pengakuan atau apresiasi atas karyakarya mereka. Persaingan semacam ini dapat terjadi
dalam berbagai konteks, mulai dari kompetisi seni yang
formal hingga audisi untuk peran dalam drama, serta
pameran karya seni. Meskipun kompetisi dapat memacu
153
kreativitas dan kemajuan individu, dampak psikologisnya
tidak selalu positif.
Saat terlibat dalam kompetisi seni, siswa sering kali
merasakan tekanan untuk tampil baik dan mencapai
kesempurnaan dalam karya-karya mereka. Dorongan ini
dapat memicu rasa cemas, ketidakpastian, dan bahkan
kecemasan kinerja yang berlebihan. Pada saat yang sama,
perlombaan yang intens dapat menciptakan atmosfer
yang tidak sehat di antara siswa, dimana kecemburuan,
ketidakpuasan, dan perasaan tidak adil mungkin muncul.
Tidak jarang siswa merasa terbebani dengan
perbandingan diri mereka dengan sesama, yang dapat
mengurangi kepercayaan diri mereka dan menghambat
eksplorasi kreativitas yang lebih luas. Selain itu, ketika
penghargaan atau pengakuan dalam seni menjadi tujuan
utama, esensi seni sebagai ekspresi diri dan proses
pembelajaran bisa terlupakan. Ini dapat mengarah pada
pengalaman yang kurang memuaskan secara keseluruhan, di
mana siswa mungkin lebih fokus pada keberhasilan lomba
daripada pengembangan keterampilan seni mereka.
Pendekatan yang lebih seimbang terhadap kompetisi
seni dapat membantu meredakan konflik yang muncul.
Penting untuk mempromosikan semangat kerjasama dan
154
apresiasi terhadap beragam bentuk ekspresi seni, bukan
hanya mengedepankan persaingan yang ketat. Memberikan
ruang untuk refleksi yang mendalam tentang nilai sejati
dari seni sebagai alat untuk pemahaman diri dan
penemuan kreatif dapat membantu mengurangi tekanan
yang tidak perlu. Dengan demikian, siswa dapat
merasakan kepuasan dalam proses kreatif mereka sendiri,
tanpa perlu terlalu bergantung pada pengakuan eksternal
atau hasil kompetitif.
4. Konflik Personal
Konflik personal dalam konteks pembelajaran seni
merujuk pada ketegangan atau pertentangan antara
individu yang terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini
dapat disebabkan oleh perbedaan kepribadian, nilai-nilai,
atau pengalaman pribadi antara siswa, bahkan antara
siswa dan guru. Misalnya, perbedaan preferensi artistik
atau pendekatan kreatif dapat memicu konflik antara
siswa yang memiliki perspektif yang berbeda. Di sisi lain,
perbedaan dalam pola komunikasi atau cara berinteraksi
juga dapat memunculkan konflik personal. Konflik seperti
ini dapat mempengaruhi dinamika kelompok di dalam
kelas seni, mengganggu kolaborasi yang efektif dan
155
menghambat proses belajar. Penting bagi para pendidik
seni untuk mengakui dan mengelola konflik personal
dengan bijaksana, mendorong dialog terbuka, dan
menciptakan
lingkungan
yang
mendukung
untuk
mengatasi perbedaan yang mungkin timbul. Dengan
demikian, konflik personal dapat menjadi peluang untuk
pertumbuhan dan pemahaman yang lebih dalam tentang
seni serta interaksi sosial.
5. Konflik Antara Guru dan Siswa
Konflik antara guru dan siswa merupakan salah satu
dinamika yang tak terhindarkan dalam pembelajaran seni.
Sumber konflik bisa berasal dari berbagai faktor, mulai
dari perbedaan ekspektasi, metode pengajaran, hingga
penilaian karya seni. Misalnya, seorang guru mungkin
memiliki harapan yang tinggi terhadap kualitas karya seni
siswa, sedangkan siswa mungkin merasa tertekan atau
tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan. Selain
itu, perbedaan pendekatan dalam metode pengajaran juga
dapat memicu konflik, di mana siswa mungkin memiliki
preferensi terhadap gaya pembelajaran tertentu yang
mungkin tidak selalu sesuai dengan pendekatan yang
digunakan oleh guru.
156
Konflik semacam ini tidak hanya dapat menghambat
proses belajar, tetapi juga berpotensi mempengaruhi
motivasi
siswa
untuk
berpartisipasi
aktif
dalam
pembelajaran seni. Rasa frustrasi dan ketidaknyamanan
yang muncul akibat konflik dapat mengganggu konsentrasi
siswa dan menurunkan minat mereka dalam belajar seni.
Hal ini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
tidak kondusif, di mana siswa mungkin merasa tidak
termotivasi untuk mengeksplorasi kreativitas mereka
atau berbagi ide-ide mereka dengan guru dan rekan
sekelas.
Untuk mengatasi konflik antara guru dan siswa dalam
pembelajaran seni, penting bagi kedua belah pihak untuk
terbuka terhadap komunikasi dan pemahaman. Guru
perlu memahami kebutuhan dan preferensi siswa,
sementara
siswa
perlu
menghargai
otoritas
dan
pengalaman guru dalam mengajar seni. Membangun
hubungan yang positif dan saling menghormati antara
guru dan siswa dapat membantu mengurangi potensi
konflik dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih
harmonis dan produktif. Selain itu, penting juga untuk
menciptakan ruang bagi siswa untuk berekspresi dan
berkolaborasi dalam pembelajaran seni, sehingga mereka
157
merasa didengar dan dihargai dalam proses belajar
mereka. Dengan demikian, konflik antara guru dan siswa
dalam pembelajaran seni dapat diubah menjadi peluang
untuk pertumbuhan dan pengembangan yang lebih baik
bagi kedua belah pihak.
Memahami jenis-jenis konflik ini penting bagi guru
seni untuk dapat mengelola konflik secara efektif,
memfasilitasi komunikasi yang konstruktif, dan menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan
artistik dan pribadi siswa.
B. Strategi Manajemen Konflik untuk Pendidikan
Seni
Strategi manajemen konflik untuk pendidikan seni
sangat penting karena seni sering kali melibatkan
ekspresi pribadi, perbedaan pendapat, dan kreativitas
yang tinggi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat
diterapkan
dalam manajemen
pendidikan seni:
158
konflik
di
konteks
1. Komunikasi Terbuka
Komunikasi Terbuka memegang peran penting dalam
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan
dinamis. Merupakan prinsip yang mendasari hubungan
antara guru dan siswa, serta interaksi antar-siswa.
Dengan membangun saluran komunikasi yang terbuka,
para pelajar merasa didengar dan dihargai dalam proses
pembelajaran mereka. Guru menjadi lebih mudah
mendeteksi
kebutuhan
dan
kekhawatiran
siswa,
memungkinkan mereka untuk memberikan bimbingan
yang lebih efektif dan mendukung. Selain itu, komunikasi
terbuka juga mendorong kolaborasi antara sesama siswa,
memperluas cakupan pembelajaran di luar kelas. Ini
menciptakan lingkungan di mana ide-ide dan pandangan
dapat bertukar secara bebas, memperkaya pengalaman
belajar semua individu yang terlibat. Dengan adanya
komunikasi terbuka, terjalinlah ikatan yang lebih kuat
antara anggota komunitas sekolah, menciptakan fondasi
yang kokoh untuk pertumbuhan intelektual dan sosial
yang berkelanjutan.
159
2. Pemahaman Emosi
Pemahaman Emosi dalam Seni merupakan aspek
krusial yang sering kali terabaikan dalam proses kreatif.
Seni memiliki kekuatan untuk memicu emosi yang kuat,
baik bagi para pengamat maupun penciptanya sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menjadi
fasilitator dalam membuka diskusi tentang beragam
emosi yang terlibat dalam sebuah karya seni. Melalui
dialog terbuka ini, siswa dapat memahami bahwa ekspresi
emosi dalam seni adalah hal yang normal dan beragam,
serta penting untuk dihargai. Guru harus menciptakan
lingkungan yang aman dan mendukung di mana siswa
merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaan mereka
terhadap karya seni, baik yang mereka buat sendiri
maupun karya orang lain. Dengan memberikan ruang bagi
siswa untuk berekspresi, guru dapat membantu mereka
mengeksplorasi dan memahami perasaan mereka dengan
lebih baik, sehingga memperkaya pengalaman seni mereka
secara keseluruhan.
3. Penekanan pada Kolaborasi
Pentingnya kolaborasi di antara siswa dalam konteks
pendidikan tidak dapat diragukan lagi. Melalui kolaborasi,
160
siswa dapat belajar tidak hanya dari materi yang
diajarkan, tetapi juga satu sama lain. Ini menciptakan
lingkungan di mana pemahaman sudut pandang yang
berbeda dihargai, dan di mana kontribusi setiap individu
diakui dan diapresiasi. Kolaborasi bukan hanya tentang
bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi
juga tentang membangun keterampilan interpersonal
yang vital dalam kehidupan sehari-hari. Ketika siswa
berkolaborasi, mereka belajar untuk mendengarkan,
bernegosiasi, dan menyelesaikan perbedaan dengan cara
yang membangun, bukan merusak. Hal ini mengurangi
kemungkinan konflik antar individu dan menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan, kreativitas,
dan pemecahan masalah bersama. Dengan demikian,
memperkuat penekanan pada kolaborasi dalam pendidikan
tidak hanya membantu meningkatkan hasil akademis,
tetapi juga membentuk siswa menjadi individu yang lebih
adaptif, toleran, dan mampu berkontribusi dalam
masyarakat yang majemuk.
4. Pengembangan Keterampilan Manajemen Konflik
Pengembangan keterampilan manajemen konflik
merupakan aspek penting dalam membekali siswa
161
dengan
kemampuan untuk menghadapi tantangan
interpersonal dengan cara yang konstruktif. Melalui
kegiatan atau pelatihan khusus, siswa dapat diajarkan
untuk menguasai keterampilan-keterampilan esensial
seperti mendengarkan dengan empati, berbicara dengan
sopan, dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
Mendengarkan dengan empati memungkinkan siswa untuk
memahami perspektif dan perasaan orang lain secara
lebih mendalam, sehingga meminimalkan kemungkinan
munculnya kesalahpahaman atau pertentangan yang
tidak perlu. Berbicara dengan sopan juga merupakan
unsur kunci dalam manajemen konflik yang efektif,
karena
komunikasi
yang
baik
dapat
membantu
menghindari eskalasi konflik yang tidak perlu. Selain itu,
kemampuan
untuk
mencari
solusi
yang
saling
menguntungkan memungkinkan siswa untuk menemukan
jalan keluar yang memuaskan bagi semua pihak yang
terlibat, bukan sekadar mengejar kemenangan pribadi.
Dengan demikian, melalui pendekatan ini, siswa akan
dapat menghadapi konflik secara lebih bijaksana dan
produktif, serta membangun hubungan yang lebih
harmonis dengan orang lain di lingkungan sekolah dan
kehidupan sehari-hari mereka.
162
5. Fasilitasi Diskusi
Fasilitasi diskusi merupakan metode yang efektif bagi
guru untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang
perbedaan pendapat atau konflik yang muncul dalam
konteks seni. Dalam diskusi yang terstruktur, siswa diberi
kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai perspektif
dari teman sekelas mereka. Guru dapat memulai diskusi
dengan memperkenalkan topik yang menimbulkan
perbedaan pendapat atau kontroversi dalam seni, seperti
interpretasi karya seni atau nilai-nilai estetika yang
berbeda. Selanjutnya, guru dapat meminta siswa untuk
mengungkapkan pendapat mereka secara terbuka, serta
menyediakan ruang bagi mereka untuk mendengarkan
dengan penuh perhatian terhadap pandangan orang lain.
Selama diskusi, guru berperan sebagai fasilitator yang
membimbing percakapan dengan bertanya pertanyaan yang
mendalam dan merangsang pemikiran kritis. Mereka dapat
mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi alasan di balik
pendapat mereka, mempertimbangkan perspektif orang
lain, dan mencari titik kesepahaman atau solusi yang
memadai. Selain itu, guru juga dapat memperkenalkan
pendekatan komunikasi yang efektif, seperti mendengar-
163
kan aktif dan menyampaikan pendapat dengan sopan dan
terbuka.
Melalui diskusi semacam ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial dan empati mereka, serta
memperdalam pemahaman mereka tentang seni sebagai
medium ekspresi yang melibatkan beragam perspektif.
Mereka juga dapat belajar bagaimana bekerja sama untuk
mencapai kesepakatan atau solusi yang memadai dalam
menghadapi konflik atau perbedaan pendapat. Seiring
berjalannya diskusi, siswa dapat merasakan kepuasan
dalam mengeksplorasi kompleksitas seni dan memperluas
wawasan mereka tentang dunia di sekitar mereka.
6. Penghargaan terhadap Diversitas
Penghargaan terhadap diversitas dalam ekspresi seni
dan sudut pandang bukan hanya relevan dalam konteks
kreativitas, tetapi juga menjadi kunci penting dalam
mengelola konflik dalam masyarakat yang semakin
multikultural. Memperkenalkan siswa pada berbagai
budaya, gaya, dan teknik seni memiliki dampak yang
signifikan dalam membentuk pemahaman mereka tentang
keunikan setiap individu serta mendorong penghargaan
terhadap perbedaan. Melalui eksplorasi seni yang inklusif,
164
siswa dapat memperluas pandangan mereka tentang
dunia,
menghargai
beragam
latar
belakang
dan
pengalaman yang dimiliki oleh individu-individu di
sekitar mereka.
Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini bukan
hanya tentang memperkenalkan karya seni dari berbagai
budaya, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi siswa
untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dengan cara
yang otentik. Dengan memungkinkan siswa untuk
mengeksplorasi berbagai bentuk ekspresi seni, baik itu
melalui lukisan, tari, musik, atau bentuk seni lainnya,
mereka dapat menemukan kesamaan dan perbedaan yang
ada di antara mereka. Hal ini tidak hanya membantu
memperluas perspektif mereka, tetapi juga memupuk
rasa empati dan pengertian terhadap orang lain, yang
pada gilirannya dapat mengurangi ketegangan dan konflik
yang mungkin timbul karena ketidakpahaman atau
ketakutan akan yang berbeda.
Lebih jauh lagi, penghargaan terhadap diversitas
dalam seni bukan hanya tentang memahami keberagaman
budaya, tetapi juga tentang merayakan keunikan
individual. Ketika siswa diperkenalkan pada berbagai
gaya dan teknik seni, mereka dapat menemukan cara unik
165
untuk mengekspresikan identitas mereka sendiri. Ini
tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mereka,
tetapi juga mengajarkan mereka untuk menghormati dan
memperjuangkan kebebasan berekspresi bagi diri mereka
sendiri dan orang lain di sekitar mereka. Dengan
demikian, penghargaan terhadap diversitas dalam seni
tidak hanya membantu menciptakan lingkungan yang
inklusif dan harmonis, tetapi juga mempersiapkan
generasi masa depan untuk menghadapi dunia yang
semakin kompleks dan beragam dengan pemahaman yang
lebih mendalam dan keterbukaan yang lebih besar.
7. Memberikan Ruang untuk Eksperimen
Memberi ruang bagi siswa untuk bereksperimen dan
mengekspresikan
diri
dalam
karya
seni
mereka
merupakan suatu pendekatan yang dapat mengurangi
konflik dan meningkatkan kreativitas di lingkungan
belajar. Saat siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan ide dan perasaan mereka secara bebas tanpa rasa
takut akan penilaian, hal ini menciptakan suasana yang
mendukung pertumbuhan pribadi dan kolaborasi yang
positif. Dalam suasana yang membebaskan ini, siswa
merasa lebih dihargai dan diakui sebagai individu dengan
166
ide-ide yang berharga, yang mendorong mereka untuk
merasa lebih terbuka terhadap ide-ide dari orang lain.
Ketika siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan
diri dalam karya seni, mereka dapat mengeksplorasi
berbagai teknik dan konsep tanpa batasan yang ketat. Hal
ini mendorong mereka untuk mengembangkan kepercayaan
diri dan keberanian untuk berpikir di luar kotak. Selain
itu, dengan memberikan ruang untuk bereksperimen,
siswa dapat belajar dari kesalahan mereka tanpa takut
akan hukuman atau penilaian negatif. Proses ini
memungkinkan
mereka
untuk berkembang secara
holistik sebagai individu yang kreatif dan mandiri.
Lebih jauh lagi, ketika siswa merasa bahwa pendapat
dan ide mereka dihargai, mereka lebih mungkin untuk
menjadi pembelajar yang kolaboratif. Mereka akan
merasa lebih termotivasi untuk berbagi ide-ide mereka
dengan teman-teman sekelas dan terbuka terhadap ideide baru yang diajukan oleh orang lain. Ini menciptakan
lingkungan yang mempromosikan kerja tim, empati, dan
penghargaan terhadap keberagaman. Dengan demikian,
memberikan ruang bagi eksperimen dan ekspresi dalam
karya seni tidak hanya membantu mengurangi konflik,
167
tetapi juga memperkuat komunitas belajar yang inklusif
dan berdaya.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, guru seni
dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
di mana siswa dapat mengatasi konflik dengan cara yang
konstruktif dan memperkaya pengalaman mereka dalam
belajar seni.
168
BAB 12
TANTANGAN DAN PELUANG DALAM
MANAJEMEN PENDIDIKAN SENI
A. Tantangan Global dalam Pendidikan Seni
Tantangan global dalam pendidikan seni mencakup
berbagai aspek yang memengaruhi pengajaran dan
pembelajaran seni di seluruh dunia. Salah satu tantangan
utama adalah pemangkasan anggaran dalam pendidikan
seni, yang seringkali membuat kurikulum seni dihapus
atau dikurangi secara signifikan. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya akses siswa terhadap pelajaran seni yang
kaya dan bervariasi. Selain itu, dalam era digital yang
terus berkembang, teknologi memainkan peran penting
dalam pendidikan seni, namun tidak semua sekolah
memiliki akses atau infrastruktur yang memadai untuk
mengintegrasikan
teknologi
dengan
efektif
dalam
pembelajaran seni.
Selain itu, ada juga tantangan terkait dengan penilaian
dalam pendidikan seni. Banyak dari aspek kreatif dan
ekspresif seni sulit untuk diukur secara objektif, sehingga
169
seringkali pendidikan seni diabaikan dalam program
penilaian standar. Ini dapat mengurangi perhatian dan
sumber daya yang dialokasikan untuk mata pelajaran seni
di sekolah.
Tantangan global lainnya dalam pendidikan seni
adalah menciptakan lingkungan yang inklusif dan
beragam di kelas seni. Dalam pendidikan seni yang efektif,
penting untuk memperhatikan dan memahami latar
belakang budaya, kepercayaan, dan pengalaman siswa.
Namun, menciptakan lingkungan yang mendukung bagi
semua siswa dapat menjadi tantangan, terutama dalam
konteks global yang semakin beragam.
Terakhir, tantangan penting lainnya adalah mempersiapkan siswa untuk berkembang dalam industri seni yang
terus berubah. Pendidikan seni harus mempersiapkan
siswa dengan keterampilan kreatif, kolaboratif, dan teknis
yang diperlukan untuk berhasil di berbagai bidang seni,
termasuk seni visual, musik, teater, tari, dan media digital.
Ini membutuhkan pendekatan yang terus berkembang
dalam kurikulum seni, serta kemitraan yang kuat antara
sekolah, industri seni, dan komunitas lokal.
170
B. Peluang Pengembangan Pendidikan Seni
Peluang pengembangan pendidikan seni adalah salah
satu aspek penting dalam memperkuat dan memperluas
peran seni dalam sistem pendidikan. Salah satu peluang
yang
penting
adalah
integrasi
teknologi
dalam
pembelajaran seni. Teknologi dapat digunakan untuk
memperluas kreativitas siswa, memberikan akses ke
sumber daya seni yang lebih luas, dan memungkinkan
kolaborasi yang lebih baik antara siswa dan guru seni di
seluruh
dunia.
Penggunaan
perangkat
lunak
dan
perangkat keras yang canggih juga dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan teknis dalam seni digital,
fotografi, desain grafis, dan produksi multimedia.
Selain itu, pengembangan kurikulum seni yang lebih
inklusif dan beragam merupakan peluang penting untuk
memperluas akses siswa terhadap pelajaran seni yang
relevan dengan kehidupan mereka. Ini mencakup
memperkenalkan siswa pada berbagai bentuk seni dari
berbagai budaya, memperhatikan keberagaman siswa
dalam kelas seni, dan menciptakan ruang untuk ekspresi
identitas budaya dan pengalaman pribadi dalam karya
seni mereka.
171
Pengembangan kemitraan dengan industri seni dan
komunitas lokal juga merupakan peluang yang penting
dalam pendidikan seni. Melalui kemitraan semacam itu,
siswa dapat terlibat dalam proyek seni nyata, mendapatkan
wawasan tentang karier di berbagai bidang seni, dan
mengembangkan keterampilan praktis yang relevan
dengan industri seni. Ini dapat mencakup magang di galeri
seni, kolaborasi dengan seniman profesional, atau
partisipasi dalam proyek seni komunitas.
Terakhir, peningkatan dukungan dan pengakuan
untuk pendidikan seni dalam kebijakan pendidikan
adalah peluang yang penting untuk memperkuat peran
seni dalam sistem pendidikan. Dengan menempatkan
pendidikan seni sebagai prioritas dalam kebijakan
pendidikan, lebih banyak sumber daya dan dukungan
dapat dialokasikan untuk mendukung program seni di
semua tingkatan pendidikan. Ini akan membantu
memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses yang
setara dan kesempatan untuk belajar melalui seni,
mengembangkan kreativitas mereka, dan mencapai
potensi mereka sepenuhnya dalam bidang ini.
172
BAB 13
Praktik Terbaik dalam Implementasi
Konsep Manajemen Pendidikan Seni
Implementasi konsep manajemen dalam pendidikan
seni merupakan upaya penting untuk memastikan
efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan program pendidikan
seni di berbagai tingkatan. Praktik terbaik dalam
implementasi
konsep
manajemen
pendidikan
seni
melibatkan beberapa aspek kunci.
Pertama, pengembangan kurikulum yang holistik dan
berorientasi pada hasil. Ini mencakup penentuan tujuan
pembelajaran yang jelas, pemilihan metode pengajaran
yang sesuai, dan pengintegrasian berbagai aspek seni
seperti visual, musik, teater, tari, dan seni rupa dalam
kurikulum.
Kedua, pengelolaan sumber daya yang efisien.
Manajemen pendidikan seni harus memastikan penggunaan
yang efektif dan efisien dari sumber daya yang tersedia,
termasuk waktu, tenaga pengajar, fasilitas, dan peralatan.
Hal ini mencakup perencanaan yang matang, alokasi
173
anggaran yang tepat, dan pemeliharaan fasilitas dan
peralatan.
Ketiga, pembinaan staf pengajar yang berkualitas.
Tenaga pengajar yang kompeten dan terampil memiliki
peran krusial dalam kesuksesan program penbdidikan
seni. Oleh karena itu, praktik terbaik melibatkan pelatihan
dan pengembangan kontinu bagi staf pengajar, serta
pengakuan atas kontribusi mereka dalam meningkatkan
mutu pendidikan seni.
Keempat, keterlibatan komunitas dan kolaborasi
lintas sektor. Melibatkan orang tua, masyarakat, dan pihak
terkait lainnya dapat memperkuat program pendidikan
seni dengan menyediakan dukungan, sumber daya
tambahan, dan peluang kolaborasi yang memperluas
jangkauan dan dampak program.
Kelima, evaluasi dan peningkatan berkelanjutan.
Implementasi
konsep manajemen
pendidikan
seni
memerlukan siklus evaluasi yang terus-menerus untuk
mengukur pencapaian tujuan, mengevaluasi efektivitas
metode pengajaran, dan mengidentifikasi area-area yang
perlu ditingkatkan. Hasil evaluasi ini harus digunakan
untuk
merancang
perbaikan
program pendidikan seni.
174
berkelanjutan
dalam
Dengan menerapkan praktik terbaik ini, program
pendidikan seni dapat menjadi lebih efektif dalam
mencapai tujuan pendidikan, membangun keterampilan
seni dan kreativitas siswa, serta memperkaya pengalaman
belajar mereka secara menyeluruh.
175
DAFTAR PUSTAKA
Cook, Curtis W & Hunsaker, Philip L. (2011). Management
and Organizational Behavior. New York: McGrawHill/Irwin
Emzir.
(2010).
Metodologi
Penelitian
Pendidikan,
Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Handoko, TH. (2008). Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta:BPFE
Handriadi, et.al., (2023). MANAJEMEN PENDIDIKAN
(Konsep dan Aplikasi). Magelang : PT. Adikarya
Pratama Globalindo
Haryanto, et.al., (2024). Manajemen Pendidikan. Banjarnegara:
PT Penerbit Qriset Indonesia.
Hasbullah. (2009). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Hasan,Muhammad, et.al., (2023 ). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
Tahta Media Group
Hersey. PH, etc. (2013). Management Of Organizational
Behavior. USA: Pearson Education ,Inc.
Hersey, PH and Blanchard K H. (1994). Manajemen
Perilaku Organisasi : pendayagunaan sumber daya
176
manusia (Agus Dharma, Penerjemah). Jakarta:
Erlangga
Hidayati,Wiji, et.al., (2021). MANAJEMEN KURIKULUM
DAN PROGRAM PENDIDIKAN (Konsep dan Strategi
Pengembangan). Yogyakarta: Semesta Aksara Indartono,
Setyabudi. (2014). Conflict Management. Yogyakarta:
Aksara Media Pratama
Kamil, Mustofa. (2019). Model pendidikan dan pelatihan
(Konsep dan Aplikasi). Bandung: CV Alfabeta.
Majid, A. (2013). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Malayu, H. (2012). Manajemen: Dasar, Pengertian dan
Masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyasa, HE. (2022). Manajemen Pendidikan Karakter.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pamadhi, Adjar, dkk. (2021). Pendidikan Seni di SD.
Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sagala, S. (2017). Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk
Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
177
Scrivener, Jim. (2012). Classroom Management Conflict.
Cambridge University Press.
Siagian, P. S. (2019). Manajemen Sumber daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, P. S. (2007). Fungsi-fungsi manajerial. Jakarta:
Bumi Aksara.
Simbolon, M. M. (2004). Dasar-dasar Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sherly, dkk. (2020). Manajemen Pendidikan (tinjauan
Teori dan Praktis).Bandung:Widina Bhakti Persada
Sudjana, HD. (2007). Sistem Dan Manajemen Pelatihan:
teori dan aplikasi. Bandung: Falah Production.
Sudjana. (2000). Manajemen Program Pendidikan: untuk
Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan SDM.
Bandung: Falah Production.
Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung:
Falah Production.
Sugiyono. (2014). Memahami penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutiyono.(2012). Paradigma Pendidikan Seni Di Indonesia.
Yogyakarta: UNY Press.
178
Syafaruddin, dan Amiruddin, H. (2017). Manajemen
Kurikulum. Medan: Perdana Mulya Sarana
Takari, M. (2008). Manajemen Seni. Fakultas Sastra
Universitas Sumtara Utara: Studia Kultura
Terry, George R dan Leslie W Rue. (2016). Dasar-dasar
Manajemen (Ticoalu,GA,Penerjemah). Jakarta: Bumi
Aksara.
Usman, Husaini. (2022). Manajemen (Teori, Praktik, dan
Riset Pendidikan). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Wijaya,Candra, dkk. (2023). Manajemen Pengembangan
Kompetensi Guru, Medan: UMSU Press
Uzuegbu C.P. PhD & Nnadozie C. O. (2015). Henry Fayol’s
14 Principles of Management: Implications for
Libraries and Information Centres, Journal of
Information Science Theory and Practice, theory and
practice 3(2): 58-72,
Zaini, Mohammad. (2020). Manajemen Kurikulum Terintegrasi.
Yogyakarta: CV.Pustaka Ilmu
179
BIOGRAFI PENULIS
Dian Herdiati, lahir di Jakarta, 06
Desember 1963. Penulis menyelesaikan
pendidikan S-1 pada tahun 1986 di
jurusan Seni Musik IKIP Jakarta;
Magister (S-2) Manajemen Pendidikan
di Program Pasca Sarjana Universitas
Negeri Jakarta tahun 2013; Doktor (S3) Manajemen Pendidikan di Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Jakarta. Saat ini penulis adalah dosen
di Prodi Pendidikan Musik Universitas Negeri Jakarta.
Di tingkat nasional, mulai tahun 2009-2023, dipercaya
untuk menjadi juri Festival Lomba Seni Siswa Sekolah
Dasar (FLS2N-SD). Di tahun 2013 hingga tahun 2021 didapuk
oleh Kemdikbud Dirjen Dikdasmen sebagai koordinator
sekaligus narasumber Nasional pada Program “Bimtek
Ekstrakurikuler Kesenian Sekolah Dasar” untuk mempersiapkan sekolah berbudaya mutu: melalui pembinaan
ekstrakurikuler seni. Di tahun 2022, saya terlibat dalam
kegiatan “Ajang Talenta” sebagai narasumber wakil dari
bidang seni.
180
Sebagai seorang dosen, penulis aktif melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi dan melakukan publikasi
yang berupa jurnal maupun prosiding dan juga pernah
menghasilkan sebuah buku di tahun 2015 berjudul “Teori
Musik”. Memiliki 21 Hak Cipta Karya Ilmiah. Selain itu,
saat ini penulis berperan aktif sebagai Asesor Lembaga
Akreditasi Mandiri Kependidikan.
Sinta ID 6687957, Scopus ID 57224932304. Link
Goegle Scholar dapat diakses melalui https://scholar.
google.co.id/citations?hl=id&pli=1&user=tn6ptB8AAAAJ
Keterlibatan penulis secara profesional dan manajerial
ini tidak terlepas dari concern penulis terhadap mutu
pendidikan, terutama mutu pembelajaran di bidang seni.
Hal ini sesuai dengan motto saya, “menjadi orang yang
bermanfaat bagi orang lain”.
181
BIOGRAFI PENULIS
Ririn Despriliani, lahir di Tangerang,
14 Desember 1988. Penulis menyelesaikan pendidikan S-1 pada tahun 2013 di
jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas
Negeri Jakarta; Magister (S-2) Psikologi
di Program Pasca Sarjana Universitas
Padjadjaran 2016. Saat ini
penulis
adalah dosen di Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini.
Di tingkat nasional, mulai tahun 2018 dipercaya untuk
menjadi juri Festival Lomba Seni Siswa Sekolah Dasar
(FLS2N-SMA). Di tahun 2019 berpartisipasi terlibat pada
Program “Bimtek Ekstrakurikuler Kesenian Sekolah Dasar”
untuk mempersiapkan sekolah berbudaya mutu: melalui
pembinaan ekstrakurikuler seni.
Sebagai seorang dosen, penulis aktif melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi dan melakukan publikasi
yang berupa jurnal nasional dan internasional maupun
prosiding serta menghasilkan buku berjudul “Psikologi
Perkembangan Anak dan Kematangan Sosial AUD”.
Memiliki 7 Hak Cipta Karya Ilmiah. Sinta ID 6687982, Link
182
Goegle Scholar dapat diakses melalui: https://scholar.
google.com/citations?user=1Xxtw3MAAAAJ&hl=en
Keterlibatan penulis secara profesional baik menjadi
akademisi dan praktisi ini tidak terlepas dari concern
penulis terhadap mutu pendidikan, terutama mutu
pembelajaran di bidang seni.
183
184