Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PengantarLingkungan LingkunganPesisir Pesisir Pengantar Analisis Pengaruh Pendapatan Critical Review Rencana Zonasi Sektor Transportasi Terhadap Wilayah Pesisir PDRB KotaRepublik SurabayaKenya Hardianti Fitri 3613100004 Arini Natasya Perencanaan Wilayah dan Kota 3613100014 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Anindita Wilandari 3613100026 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Diaz Kusumawardani 2015 3613100037 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu target utama yang perlu dicapai. Pembangunan ekonomi itu pada dasarnya meliputi usaha masyarakat secara keseluruhan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu, pengertian pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembangunan tersebut, maka pembangunan perlu didukung oleh berbagi faktor baik ekonomi maupun faktor non ekonomi agar proses pembangunan dapat berjalan dengan lancer. Salah satu faktor yang sangat mendukung dan mempengaruhi jalannya roda pembangunan tersebut adalah infrastruktur. Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup social dan ekonomi (Grigg,1998). Transportasi adalah mengangkut atau memindahkan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya yang terpisah secara spasial dengan menggunakan sebuah alat angkut yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Secara umum transportasi meliputi transportasi darat, laut dan udara. Transportasi digunakan untuk memudahkan mobilitas manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Infrastruktur transportasi ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA mencakup transportasi jalan, perkeretaapian, angkutan sungai, danau dan penyebrangan, transportasi laut dan transportasi udara. Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan dan perkembangan ekonomi, social, politik, dan mobilitas penduduk yang tumbuh bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sector tersebut. Perannya sangat penting baik dalam proses produksi maupun dalam menunjang distribusi komoditi ekonomi dan ekspor. Perkembangan akan permintaan kebutuhan transportasi terus berkembang pesat, sedangkan perkembangan penyediaan layanan fasilitas transportasi perkotaan sangat rendah. Pada umumnya, permasalahan transportasi kota terletak pada permasalahan kemacetan lalu lintas dan sistem angkutan umum. Keduanya mempengaruhi mobilitas penduduk. Ketidak efisiensi dan efektiftas dalam penggunaan sistem angkutan umum yang ada mengakibatkan aksesbilitas dan mobilitas terganggu sehingga terjadi kemacetan lalu lintas. Masalah lalu lintas tersebut menimbulkan kerugian yang besar pada pemakai jalan, terutama dalam hal pemborosan bahan bakar, efisiensi waktu, dan rendahnya tingkat kenyamanan. Surabaya sebagai kota besar di Indonesia juga menghadapi permasalahan dan tantangan dalam aspek transportasi. Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang terjadi akibat tingkat mobilitas dan aksesbilitas penduduk yang tinggi. Mayoritas kota-kota besar di Indonesia mengalami permasalahan yang serupa. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Surabaya merupakan pusat kegiatan perdagangan barang dan jasa, industri, maupun pemerintahan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat menyebabkan tingkat pergerakan penduduk semakin meningkat. Peningkatan mobilitas penduduk tersebut menyebabkan peningkatan terhadap penggunaan kendaraan bermotor. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan panjang jalan. Pada akhirnya, kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya titik-titik kemacetan di sebagian besar jalan di Kota Surabaya. Titik kemacetan yang terjadi biasanya terdapat di jalan dimana menjadi penghubung antara pusat kota dengan daerah su-urban seperti di Jalan Ahmad Yani Surabaya. 2 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di perkotaan menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan mobilitas juga semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya kendaraan pribadi. Ditambah lagi kecenderungan penduduk kota Surabaya lebih suka memakai kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Akibatnya, terjadi penurunan efisiensi penggunaan sarana jaringan jalan yang semakin menyulitkan untuk mengurangi kemacetan. Berdasarkan uraian diatas, penuis mencoba untuk menganalisa pengaruh transportasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya. Untuk itu penulis mengambil judul Analisis Pengaruh Pendapatan Sektor Transportasi terhadap PDRB Kota Surabaya 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang akan dilakukan adalah seabgai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pembiayaan jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya? 2. Bagaimana pengaruh jumlah kendaraan bermotor terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya ? 3. Bagaimana pengaruh besarnya pajak kendaraan bermotor terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh kendaraan bermotor terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya. 3 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Transportasi mengandung unsur-unsur yang meliputi adanya muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai pengangkutnya, ada jalanan yang dapat dilalui, ada terminal asal dan terminal tujuan, serta sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakan transportasi tersebut. Secara umum, transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (orang dan/atau barang) dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana. Berdasarkan media dimana elemen dan arusnya berpindah, sistem transportasi dikategorikan dalam empat sub-sistem yaitu (1) transportasi darat; jalan raya dan rel, (2) transportasi udara; domestik dan internasional, (3) transportasi air; daerah pedalaman, daerah pantai, dan daerah lautan/samudera, dan (4) pipa saluran; minyak, gas, dll.  Sementara itu, peranan dari transportasi adalah sebagai berikut : Aspek sosial dan budaya Dampak sosial yang dapat dirasakan dengan adanya transportasi adalah adanya peningkatan standar hidup. Transportasi menekankan biaya dan memperbesar kuantitas keanekaragaman barang, hingga terbuka kemungkinan adanya perbaikan dalam perumahan, sandang, dan pangan serta rekreasi dan adanya peningkatan perumahan dan intelegensi masyarakat. Sedangkan untuk budaya, dampak yang dapat dirasakan adalah terbukanya kemungkinan keseragaman dalam gaya hidup, kebiasaan,  dan bahasa. Aspek ekonomi Perananan pengangkutan tidak hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilitas manusia. Pengankutan juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara optimal. Dari aspek ekonomi pengangkutan dapat ditinjau dari sudut ekonomi mikro dan makro, yaitu pada pihak perusahaan pengangkutan (operator) dan pada pihak pemakai jasa angkutan (user). 4 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA Kegiatan Ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi. Ekonomi juga merupakan faktor penentu pengembangan transportasi alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya sistem transportasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi dan distribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan menjamin paar yang lebih luas. 2.2 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada akhirnya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk kepada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan atau nilai akhir pasar (total market value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan dari suatu perekonomian selama kurun waktu satu tahun. 2.3 Produk Domestik Regional Bruto Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu adalah Produk Domestik Reigional Bruto (PDRB).Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dan jasa dalam suatu wilayah, menerapkan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi.PDRB dapat didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan 5 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.PDRB dinilai sebagai tolak ukur pembangunan yang paling operasional dalam skala negara di dunia (Rustiadi, 2009). PDRB pada dasarnya merupakan total produksi kotor dari suatu wilayah, yakni total nilai tambah dari semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara atau wilayah dalam periode satu tahun. dengan demikian PDRB mempunyai arti nilai tambah dari aktivitas produktif manusia. PDRB berfungsi untuk menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh seluruh penduduk di suatu wilayah atau provinsi, digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke tahun, menunjukkan kemampuan sember daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah atau provinsi, nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar.Terdapat dua jenis PDRB, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.PDRB menurut penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri maupun perdagangan antar pulau atau provinsi.PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar.PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB dan PDRB perkapita atau persatu orang.PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut. 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Faktor-faktor transportasi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi didapatkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut : a. Tonny Judiantono melakukan penelitian dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Indikator Transportasi Jalan Raya dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat” pada tahun 2006. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui indikator transportasi Jalan Raya tiap Kabupaten/Kota di Jawa Barat serta hubungan indikator transportasi dan keuangan daerah di Jawa Barat. Faktor-faktor yang digunakan penulis dalam mengukur pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat adalah panjang jalan, jumlah kendaraan, PAD, belanja daerah, PDRB, dan kontribusi transportasi. 6 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA Dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis dalam makalah ini, didapatkan hasil sebagai berikut :   pertumbuhan jaringan jalan hanya 2% saja tiap tahunnya, tidak sebanding dengan kenaikan jumlah kendaraan yang mencapai 26% per tahun jumlah kendaraan/1000 penduduk meningkat 66%, jumlah kendaraan/rumah tangga meningkat 59% dan jumlah kendaraan/Km panjang jalan naik 66%, yang  artinya jalanan makin padat oleh kendaraan  masih tergabung dengan Propinsi Banten pertumbuhan ekonomi Jawa Barat jauh lebih cepat tumbuh dibandingkan ketika peningkatan jumlah kendaraan berkolerasi positif dengan peningkatan PAD dan Belaja Daerah, sebaliknya penambahan panjang jalan berkolerasi negatif terhadap PAD, PDRB dan kontribusi sektor transportasi pada PDRB. 7 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur yang terletak di tepi pantai Utara Provinsi Jawa Timur. Lebih tepatnya berada di antara 7° 9'- 7° 21' Lintang Selatan dan 112° 36' - 112° 54' Bujur Timur. Batas Wilayah Kota Surabaya adalah sebagai berikut :   Utara : Selat Madura Selatan : Kabupaten Sidoarjo  Barat : Kabupaten Gresik Timur : Selat Madura  Secara topografi, sebagian besar wilayah Kota Surabaya (25.919,04 Ha) merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3 - 6 meter di atas permukaan laut pada kemiringan kurang dari 3%, sebagian lagi pada sebelah Barat (12,77%) dan sebelah Selatan (6,52%) merupakan daerah perbukitan landai dengan ketinggian 25 - 50 meter di atas permukaan laut dan pada kemiringan 5 – 15%. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kota Surabaya memiliki penduduk hingga akhir tahun 2010 sebanyak 2.929.528 orang dengan komposisi yang relatif seimbang antara laki-laki dengan perempuan yaitu terdiri dari 50,18% Laki-laki dan 49,82% perempuan. Dengan luas wilayah yang seluas 33.048 Ha maka tingkat kepadatan Kota Surabaya sebesar 8.864 jiwa/km2. 3.2 Gambaran Umum Perekonomian Kota Surabaya Perkembangan ekonomi Surabaya relatif tinggi dibanding dengan pertumbuhan rata- rata Nasional (5,74%) maupun Jawa Timur (5,90%) pada tahun 2006-2010. Surabaya sebagai ibukota provinsi, sangat diuntungkan dengan adanya infrastruktur penunjang ekonomi seperti Terminal Purabaya, Pelabuhan Tanjung Perak, Bandara Internasional Juanda, dan Stasiun Kereta Api Gubeng, yang mempunyai peran cukup strategis dan diperhitungkan dalam menentukan arah kebijakan pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Kekuatan ekonomi dan segala aktivitas ekonomi yang ada, merupakan salah satu penggerak utama ekonomi 8 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA Jawa Timur. Hal ini tercermin dari output Surabaya yang memberikan kontribusi paling besar dibanding kabupaten/kota lain di Jawa Timur yang mencapai 26,35% terhadap perekonomian 9 Jawa Timur (diukur dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB Surabaya 2010). Kota Surabaya berada di lokasi yang cukup strategis untuk perdagangan, ekspor dan impor sehingga dapat menghasilkan tingkat perekonomian yang cukup stabil. Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi Surabaya yang relatif tinggi di tahun 2010 mencapai 7,09% dan juga pertumbuhan positif pada sub sektor pengangkutan dan komunikasi (9,41%) dan sub sektor perdagangan, hotel dan restoran (8,47%). Tabel 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB tahun 2006 s.d. 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Kota Surabaya (dalam Milyar Rupiah dan %) SEKTOR 2006 % 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % Sektor Primer 154,25 0,13 153,82 0,11 162,61 0,10 176,2 0,10 189,63 0,10 I. 145,01 0,12 145,48 0,10 153,00 0,09 165,89 0,09 178,30 0,09 0,01 8,35 0,01 9,61 0,01 10,31 0,01 11,32 0,01 Pertanian Pertambanga II. n & 9,24 Penggalian 44.024.4 Sektor Sekunder 34,2 35,11 49.487,24 34,61 55.703,03 8 III Industri 3 30.932,3 Pengolahan 24,11 38.594,05 6 32,6 67.048,51 1 23,7 24,67 34.469,36 . 33,7 60.188,42 8 23,1 41.277,02 0 22,1 45.508,52 2 8 I Listrik, Gas, V 3.401,38 2,71 4.687,04 3,28 5.795,78 3,56 6.662,81 3,73 7.453,10 3,63 9.690,74 7,73 10.330,84 7,23 11.340,19 6,96 12.248,59 6,86 14.086,89 6,87 106.940,7 65,6 118.194,3 66,1 137.923,3 67,2 3 7 5 9 3 3 dan Air . V Konstruksi . 81.181,7 Sektor Tersier 64,76 93.345,25 8 65,28 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA Perdagangan V 51.834,9 I. 42,8 41,35 60.156,31 , Hotel dan 42,07 69.721,73 8 42,7 76.354,51 2 10 43,3 88.851,24 6 1 Restoran Pengangkuta V 12.137,9 n & II. 9,68 13.619,06 9,52 15.015,84 9,22 17.099,70 9,58 20.230,54 9,86 5,76 8.382,02 5,86 9.630,01 5,91 10.879,17 6,09 12.388,90 6,04 7,97 11.187,87 7,82 12.573,15 7,72 13.860,96 7,76 16.452,65 8,02 0 Komunikasi V Keuangan, III Persewaan & 7.214,88 . Js. Perus IX Jasa-Jasa 9.994,02 . Total PDRB 125.360, 142.986,3 100 Surabaya 51 162.833,3 100 1 178.558,9 100 8 205.161,4 100 7 100 7 Sumber : RPJMD Kota Surabaya Tahun 2010-2015 Tabel 2 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB tahun 2006 s.d. 2010 Atas Dasar Harga Konstan Kota Surabaya (dalam Milyar Rupiah dan %) SEKTOR 2006 % 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % Sektor Primer 97,68 0,14 89,23 0,12 82,9 0,11 84,44 0,11 85,53 0,10 I. 90,9 0,13 83,22 0,11 76,80 0,10 78,24 0,10 79,17 0,09 & 6,78 0,01 6,01 0,01 6,1 0,01 6,2 0,01 6,35 0,01 24.260,71 33,16 25.176,36 Pertanian Pertambanga II. n Penggalian 23.086,6 33,5 Sektor Sekunder III Industri 2 5 16.579,6 24,0 32,3 9 Pengolahan 3 9 1.391,38 2,02 23,69 17.995,48 30,9 27.195,58 4 23,1 17.331,93 . 31,7 26.034,28 6 22,6 18.542,20 5 21,8 19.225,16 1 9 I Listrik, V dan Air . Gas, 1.763,95 2,41 1.836,59 2,36 1.962,34 2,39 2.080,13 2,37 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA V Konstruksi 5.115,61 7,43 45.632,7 66,3 5.164,82 7,06 5.344,29 48.810,10 66,72 52.458,60 6,88 5.529,74 6,74 . Sektor Tersier 5 1 27.579,0 40,0 67,5 5.890,3011 6,71 68,1 55.895,99 0 68,9 60.547,73 5 4 Perdagangan V I. 41,5 29.647,74 , Hotel dan 9 40,52 32.308,31 8 41,6 34.135,78 7 42,1 37.025,58 2 6 Restoran Pengangkuta V 10,9 n & 7.534,56 II. 10,7 7.959,69 10,88 8.346,24 5 11,2 9.215,35 4 11,4 10.082,26 4 8 Komunikasi V Keuangan, III Persewaan & 4.462,07 . Js. Perus 6,48 4.801,35 6,56 5.037,07 6,48 5.368,47 6,55 5.745,70 6,54 8,80 6.401,31 8,75 6.766,98 8,71 7.176,39 8,75 7.694,19 8,76 100 73.160,03 100 77.717,87 100 82.014,71 100 87.828,84 100 IX Jasa-Jasa 6.057,04 . Total PDRB 68.817,0 Surabaya 6 Sumber : RPJMD Kota Surabaya Tahun 2010-2015 3.3 Gambaran Umum Persoalan Ekonomi Kota Kota Surabaya sebagai salah satu kota di Jawa Timur memiliki peran strategis pada skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur, dan pada skala regional sebagai kota perdagangan dan jasa yang pada simpul transportasi (darat, udara dan laut) nasional dan internasional sehingga memberi peluang bagi Kota Surabaya untuk meningkatkan perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Dalam kaitannya dengan kondisi tersebut, Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah dimasa mendatang. Berdasarkan tinjauan pustaka, faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian sebelumnya antara lain adalah panjang jalan, jumlah kendaraan, PAD, belanja daerah, PDRB, dan kontribusi transportasi. Dari keenam faktor tersebut, data yang diperoleh sangat terbatas ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA pada empat faktor diantaranya seperti panjang jalan, jumlah kendaraan, PAD, serta belanja daerah. Sedangkan untuk faktor PDRB dan konstribusi transportasi, data yang diperoleh lengkap sehingga kita menggunakan kedua faktor tersebut dalam penelitian ini. PDRB sebagai variabel dependen (y) dan konstribusi transportasi sebagai variabel independen (x). Rincian data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 PDRB dan Kontribusi Transportasi Kota Surabaya Tahun 2010-2014 Tahun PDRB Konstribusi Transportasi 2010 173120000 152530000 2011 186210000 163140000 2012 200400000 175180000 2013 215120000 187320000 2014 230909808 200245080 Sumber : www.surabayakota.bps.go.id dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tahun 2015 12 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA PDRB dan Kontribusi Transportasi Kota Surabaya Tahun 2010-2014 250000000 200000000 150000000 PDRB Kontribusi Transportasi 100000000 50000000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Gambar 1 Diagram PDRB dan Kontribusi Transportasi Kota Surabaya Tahun 2010-2014 Sumber : Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa nilai PDRB terus naik dari tahun 2010-2014. Sama halnya dengan nilai kontribusi transportasi yang juga naik tiap tahunnya dari tahun 2010 hingga 2014. 13 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA Persentase Kenaikan Nilai PDRB dan Kontribusi Transportasi Kota Surabaya Tahun 2010-2014 7,2 7,08 7,1 7,03 7 6,87 6,9 6,84 6,84 6,8 6,7 6,6 PDRB 6,5 6,48 6,45 6,5 Kontribusi Transportasi 6,4 6,3 6,2 6,1 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 Gambar 2 Grafik Persentase Kenaikan Nilai PDRB dan Kontribusi Transportasi Kota Surabaya Tahun 2010-2014 Sumber : Hasil Analisis, 2015 Persentase kenaikan nilai PDRB Kota Surabaya pada tahun 2010 ke 2011 adalah sebesar 7,03%, dari tahun 2011 ke 2012 sebesar 7,08%, tahun 2012 ke 2013 sebesar 6,84%, dan dari tahun 2013 ke 2014 yaitu sebesar 6,84%. Rata-rata persentase kenaikan nilai PDRB Kota Surabaya dari tahun 2010 ke 2014 adalah sebesar 6,95%. Sementara itu, persentase kenaikan nilai kontribusi transportasi Kota Surabaya pada tahun 2010 ke 2011 sebesar 6,50%, untuk tahun 2011 ke 2012 adalah sebesar 6,87%, tahun 2012 ke 2013 sebesar 6,48%, dan tahun 2013 ke 2014 adalah 6,45%. Rata-rata persentase kenaikan nilai kontribusi transportasi Kota Surabaya tahun 2010-2014 adalah sebesar 6,58%. 14 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sektor Transportasi terhadap Ekonomi Kota Pembangunan infrastruktur transportasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Sektor yang mungkin akan memberikan dampak cukup baik terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah transportasi. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya pertumbuhan sektor jasa angkutan udara, darat, dan laut yang terkait dengan arus distribusi barang antarwilayah. Sampai saat ini sektor yang mempunyai kontribusi paling tinggi adalah transportasi. 4.2 Kontribusi Sektor Transportasi terhadap PDRB Kota Surabaya Besarnya kontribusi sektor transportasi terhadap PDRB di Kota Surabaya mempunyai rata – rata 7% setiap tahunnya, membuat pengaruh kontribusi sektor transportasi cukup signifikan terhadap PDRB. Hal ini membuktikan bahwa Kota Surabaya berperan penting sebagai salah satu kota penghubung transportasi dan kota terbesar kedua di Indonesia. Sebagai sebuah kota megapolitan, mobilitas didalam kota ini merupakan hal utama dalam aksesibilitas masyarakat. Surabaya merupakan Kota dengan sektor transportasi yang luas, didalam kota ini terdapat pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pelabuhan tersibuk kedua setalah Tanjung Priok dan Pusat Perdagangan Terbesar di Indonesia bagian timur. Selain terdapat pelabuhan, terminal dan transportasi darat lain seperti Pajak Kendaraan merupakan faktor faktor kontribusi sektor transportasi. 4.2.1 Model Regresi Linear Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear dimana Varibel (x) atau variabel independent merupakan Pendapatan Sektor Transportasi dengan periode waktu 2010 – 2014. Dan variabel dependent nya adalah PDRB Kota Surabaya periode waktu 2010 – 2014. Model regresi Linear nya adalah sebagai berikut: = + 15 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA Y = Variabel dependent  PDRB Kota Surabaya 16 α = Intercept β = Koefisien Regresi X = Variabel Independent  Pendapatan Sektor Transportasi Kota Surabaya Berdasarkan analisis permodelan diatas maka dapat diambil hipotesis, dimana jika terjadi kenaikan pada Pendapatan Sektor Transportasi sebanyak β maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan. 4.2.2 Hasil Analisis Kontribusi Pendapatan Sektor Transportasi Terhadap PDRB Hasil analisis menggunakan aplikasi komputer IBM SPSS 20.0 adalah sebagai berikut Coefficientsa Model Unstandardized Standardize Coefficients d t Sig. ,000 1,000 Coefficients B (Constant) Std. Error 2,665E016 Beta ,003 1 Zscore(Sektor_Tra ns) 1,000 ,004 1,000 a. Dependent Variable: Zscore(PDRB) Sehingga didapat persamaan sebagai berikut: = , × Dari persamaan di atas didapat interpretasi yaitu: −16 + 272,47 7 ,000 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA • Konstanta sebesar 2,665x10-16 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan atau penurunan Pendapatan Sektor Transportasi, maka jumlah PDRB akan sebesar 5,451x10-16 • Koefisien regresi X sebesar 1 menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah pendapatan sektor transportasi sebesar 1 akan berpengaruh pada peningkatan jumlah PDRB sebesar 1. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependent berdasarkan probabilitas : 1. Jika probabilitas > 0,05 maka tidak ada hubungan antara X dan Y 2. Jika probabilitas < 0,05 maka ada hubungan antara X dan Y Berdasarkan hasil signifikansinya adalah 0,000 sehingga model regresi untuk variabel jumlah PDRB signifikan terhadap jumlah pendapatan sektor transportasi. 4.3 Pengaruh Pembiayaan Jalan Terhadap Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sektor transportasi tertuju pada penyediaan sarana dan prasarana transportasi, seperti pembangunan jalan dan jembatan. Pembiayaan pembangunan Jalan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan jumlah kendaraan, hal ini signifikan dengan pembangunan prasarana dan sarana transpportasi akan memudahkan sistem transportasi, mobilitas dan aksesibilitas masyarakat. Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Surabaya membuat kebutuhan akan prasarana dan sarana Jalan terus meningkat. 4.3.1 Model Regresi Linear Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear dimana Varibel (x) atau variabel independent merupakan Pembiayaan Pembangunan Jalan dengan periode waktu 2010 – 2014. Dan variabel dependent nya adalah Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor periode waktu 2010 – 2014. Model regresi Linear nya adalah sebagai berikut: 17 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA = + 18 Y = Variabel dependent  Peningkatan Jumlah Kendaraan Bermotor α = Intercept β = Koefisien Regresi X = Variabel Independent  Pembiayaan Pembangunan Jalan Berdasarkan analisis permodelan diatas maka dapat diambil hipotesis, dimana jika terjadi kenaikan pada Jumlah Kendaraan Bermotor sebanyak β maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan. 4.3.2 Hasil Analisis Hasil analisis menggunakan aplikasi komputer IBM SPSS 20.0 adalah sebagai berikut Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model (Constant) 1 B 4,345E016 Std. Error ,192 Zscore(Pembiayaa ,928 ,215 n) a. Dependent Variable: Zscore(Jumlah_Kendaraan) Sehingga didapat persamaan sebagai berikut: = , × −16 Dari persamaan di atas didapat interpretasi yaitu: • Standardize d Coefficients Beta ,928 t Sig. ,000 1,000 4,318 ,023 + , Konstanta sebesar 4,345x10-16 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan atau penurunan Pembiayaan Pembangunan, maka jumlah kendaraan akan sebesar 5,451x10-16 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA • Koefisien regresi X sebesar 0,928 menyatakan bahwa setiap penambahan pembiayaan pembangunan akan berpengaruh pada peningkatan jumlah kendaraan sebesar 0,928 satuan Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependent berdasarkan probabilitas : 1. Jika probabilitas > 0,05 maka tidak ada hubungan antara X dan Y 2. Jika probabilitas < 0,05 maka ada hubungan antara X dan Y Berdasarkan hasil signifikansinya adalah 0,023 sehingga model regresi untuk variabel jumlah kendaraan signifikan terhadap pembiayaan pembangunan. 19 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN SEKTOR TRANSPORTASI TERHADAP PDRB KOTA SURABAYA BAB IV 20 Kesimpulan dan Rekomendasi 5.1 Kesimpulan   Rata-rata persentase kenaikan nilai kontribusi transportasi Kota Surabaya tahun 2010-2014 adalah sebesar 6,58%. PDRB dan Pendapatan Sektor Transportasi mempunyai hubungan linear dengan, Konstanta sebesar 2,665x10-16 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan atau penurunan Pendapatan Sektor Transportasi, maka jumlah PDRB akan sebesar - 5,451x10-16 . Koefisien regresi X sebesar 1 menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah pendapatan sektor transportasi sebesar 1 akan berpengaruh  pada peningkatan jumlah PDRB sebesar 1. Pembiayaan Pembangunan dan Jumlah Kendaraan mempunyai hubungan linear dengan, Konstanta sebesar 4,345x10-16 menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan atau penurunan Pembiayaan Pembangunan, maka jumlah kendaraan akan sebesar - 5,451x10-16 Koefisien regresi X sebesar 0,928 menyatakan bahwa setiap penambahan pembiayaan pembangunan akan berpengaruh pada peningkatan jumlah kendaraan sebesar 0,928 satuan 5.2 Rekomendasi  Optimalisasi peningkatan pendapatan sektor Transportasi, Sektor Transportasi merupakan sektor unggulan dalam Pendapatan Daerah Kota Surabaya, sehingga sektor ini berpotensi lebih dikembangkan lagi secara meluas baik  dari sisi pelayanan maupun perbaikan prasarana dan sarana. Pengeluaraan untuk pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana harus di alokasikan dengan maksimal dan multiguna.