Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Locus of Control (Lokus Kendali)

A. Definisi Locus of Control  Pervin (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa locus of control adalah bagian dari Social Learning Theory, yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupan seseorang.  Menurut Rotter (1966) locus of control adalah tingkatan di mana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka.  Definisi Locus of Control menurut Hirayappa (2009) mengacu pada keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi adalah karena kendali dirinya yaitu internal atau di luar kendali dirinya yaitu eksternal.  Definisi Locus of Control menurut Hanurawan (2010) adalah kecenderungan orang untuk mencari sebab suatu peristiwa pada arah tertentu. Dapat dikategorikan ke dalam locus of control internal dan eksternal.  Definisi Locus of Control menurut Ghufron & Risnawita (2011) adalah gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of Control merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu. Intinya: locus of control adalah keyakinan seseorang terhadap siapa pengendali nasib dan peristiwa yang dia alami. Reiss dan Mitra (1998) membagi locus of control menjadi dua: locus of control internal dan eksternal. Locus of Control Eksternal menganggap segala hasil yang didapat, baik atau buruk, berada di luar kendali mereka. Locus of control eksternal lebih memercayai faktor di luar kekuasaan mereka. Seperti keberuntungan, kesempatan, atau takdir. Sementara, locus of control internal adalah keyakinan seseorang bahwa dalam dirinya tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri. Orang dengan locus of control internal meyakini bahwa bukan takdir yang menentukan dirinya, tapi apa yang ia jalanilah yang menentukan takdir.

Locus of Control (Lokus Kendali) A. Definisi Locus of Control      Pervin (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa locus of control adalah bagian dari Social Learning Theory, yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupan seseorang. Menurut Rotter (1966) locus of control adalah tingkatan di mana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Definisi Locus of Control menurut Hirayappa (2009) mengacu pada keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi adalah karena kendali dirinya yaitu internal atau di luar kendali dirinya yaitu eksternal. Definisi Locus of Control menurut Hanurawan (2010) adalah kecenderungan orang untuk mencari sebab suatu peristiwa pada arah tertentu. Dapat dikategorikan ke dalam locus of control internal dan eksternal. Definisi Locus of Control menurut Ghufron & Risnawita (2011) adalah gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of Control merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu. Intinya: locus of control adalah keyakinan seseorang terhadap siapa pengendali nasib dan peristiwa yang dia alami. Reiss dan Mitra (1998) membagi locus of control menjadi dua: locus of control internal dan eksternal. Locus of Control Eksternal menganggap segala hasil yang didapat, baik atau buruk, berada di luar kendali mereka. Locus of control eksternal lebih memercayai faktor di luar kekuasaan mereka. Seperti keberuntungan, kesempatan, atau takdir. Sementara, locus of control internal adalah keyakinan seseorang bahwa dalam dirinya tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri. Orang dengan locus of control internal meyakini bahwa bukan takdir yang menentukan dirinya, tapi apa yang ia jalanilah yang menentukan takdir. Kesimpulan:   locus of control internal berarti keyakinan bahwa yang mengendalikan nasib adalah dirinya sendiri. locus of control eksternal berarti keyakinan seorang individu bahwa nasibnya dikendalikan oleh sesuatu di luar kendalinya. B. Faktor-faktor Pembentuk Locus of Control Ada tiga faktor yang memengaruhi locus of control. 1. Pengaruh keluarga. Kuzgun (dari Hamedoglu, Kantor, & Gulay, 2012) menyatakan bahwa keluarga bisa mempengaruhi locus of control mana yang lebih dominan dalam diri seseorang. Seseorang yang sejak kecil dikekang, dimanja, dan dididik dengan otoriter menyebabkan anak tersebut menjadi pemalu, suka bergantung, dan suka menyalahkan keadaan (Locus of control eksternal). Sementara individu yang sejak kecilnya dididik dengan demokratis, maka lebih mudah bergaul, percaya diri, dan punya rasa ingin tahu yang besar (Locus of control internal). 2. Faktor motivasi. Forte (dalam Karimi dan Alipour, 2011) menyatakan bahwa motivasi, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, bisa mempengaruhi locus of control seseorang. Saat seseorang sudah termotivasi, dia bisa mengevaluasi dirinya sendiri, dan membuat perubahan yang diperlukan. Locus of control internalnya menjadi dominan. Namun apabila seseorang tidak memiliki motivasi yang kuat terhadap sesuatu, maka locus of control eksternalnya menjadi dominan. C. Ciri-ciri Locus of Control Bagaimana ciri-ciri orang dengan locus of control tinggi? Locus of control terbagi menjadi dua: internal dan eksternal. Kedua locus ini ada dalam diri setiap orang, dan berkorelasi negatif. Artinya, bila locus of control internal tinggi, maka locus of control eksternalnya rendah. Apabila locus of control internalnya rendah, maka locus of control eksternalnya tinggi. Lee (1990) menyatakan bahwa orang yang locus of control eskternalnya tinggi cenderung mudah pasrah pada keadaan. Sementara, orang dengan locus of control internal tinggi cenderung memandang bahwa yang bisa mengubah nasib adalah dirinya sendiri. Individu seperti ini memiliki etos kerja tinggi, tahan banting menghadapi segala macam kesulitan baik dalam kehidupannya maupun dalam pekerjaannya. Meskipun kadang dia khawatir dan ragu, tapi perasaan tersebut relatif kecil dan seringkali diabaikannya. Orang-orang seperti ini tidak mau melarikan diri dari masalah yang ia hadapi (Lee, 1990). Andre (2008) menyebutkan perbedaan locus of control internal dan eksternal sebagai berikut: Locus of Control Internal       kontrol terhadap perilakunya baik lebih aktif dalam mencari informasi terkait situasi yang sedang ia hadapi harga dirinya tinggi kepuasan kerja yang lebih tinggi lebih baik dalam mengatasi stres percaya bahwa reward dan punishment yang ia dapatkan murni hasil kerjanya. Locus of Control Eksternal       sulit mengontrol diri pasif dalam mencari informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan situasi yang dihadapi self-esteemnya lebih rendah kepuasan kerjanya lebih rendah sulit mengatasi stres meyakini reward dan punishment yang ia dapat adalah karena suatu kekuatan yang berubah-ubah (seperti hari baik, hari sial, nasib) Crider (1983) menyebutkan ada beberapa perbedaan karakteristik antara locus of control internal dan eksternal. Locus of control internal      pekerja keras inisiatif yang tinggi selalu berusaha mencari pemecahan masalah selalu berpikir seefektif mungkin punya persepsi bahwa apabila berusaha keras maka berhasil Locus of control eksternal      kurang memiliki inisiatif mudah menyerah dan malas berusaha karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol kurang mencari informasi tambahan mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan (artinya dia berharap kalo bisa kerja dikit hasilnya banyak) lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain Kesimpulannya, orang dengan locus of control internal tinggi sifatnya pantang nyerah, inisiatif tinggi, dan pekerja keras. Sementara orang dengan locus of control eksternalnya tinggi sifatnya mudah menyerah, malas berusaha, dan sering menyalahkan orang lain dan keadaan. d. Skala Locus of Control Ada banyak skala yang bisa digunakan untuk mengukur locus of control. Namun yang paling sering digunakan adalah Work Locus of Control Scale versi Spector dan versi Rotter. Ingin mencari inspirasi dari variabel-variabel psikologi lain? Cek di sini. 1. Work Locus of Control Scale - Spector WLCS menggunakan 16 aitem pertanyaan dengan 5 poin skala: 1 - sangat tidak setuju 2 - tidak setuju 3 - tidak pasti 4 - setuju 5 - sangat setuju Proses skoring menggunakan skala Spector sedikit bias, karena tidak ada batasan yang jelas mengenai skor untuk locus of control internal maupun eksternal. Namun, teori Reiss dan Mitra (1998) mengatakan bahwa seorang subyek disebut memiliki locus of control internal bila jawabannya lebih rendah dari skor rata-rata. Dan apabila jawabannya lebih tinggi dari skor rata-rata, maka dia disebut memiliki locus of control eksternal tinggi. Teori Reiss dan Mitra dapat dijadikan landasan untuk para pengguna skala ini. 2. Rotter's Locus of Control Scale Skala Rotter terdiri dari 29 aitem, dengan model skala Gutman. Pada tiap aitem, salah satu jawaban bernilai 1, dan jawaban lainnya bernilai 0. Skor satu diberikan pada: 2.a 3.b 4.b 5.b 6.a 7.a 9.a 10.b 11.b 12.b 13.b 15.b 16.a 17.a 18.a 20.a 21.a 22.b 23.a 25.a 26.b 28.b 29.a Skala pada nomer 1, 8, 14, 19, 24, 27 hanya berfungsi sebagai filler item, sehingga tidak diikutkan dalam penilaian. Skala Rotter bisa dilihat di sini. Note: perlu diketahui bahwa Skala punya Rotter lebih sering digunakan untuk mengukur locus of control yang dikaitkan dengan kondisi klinis. Sementara skala Spector digunakan untuk locus of control yang dikaitkan dengan lingkungan dan kondisi kerja. referensi: 1. locus of control / lokus kendali 2. locus of control / lokus kendali 2 3. locus of control / lokus kendali 3 Artikel ini disadur dari blog psikologihore.com tentang locus of control (lokus kendali). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang lokus kendali dan variabel psikologi lainnya, kunjungi psikologihore.com/category/inspirasi-variabel.