Seminar Daring Nasional Pengobatan Komplementer dan Alternatif (PKA) dalam Psikologi Klinis, oleh Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, Selasa, 17 Nov 2020.
Kumpulan alat tes psikologi. Lengkap dengan software skoring psikotes. memudahkan skoring psikotes. Otomatis skoring hanya dengan sekali input jawaban testee.
Unlimited. Multi install. Hanya software skoring tanpa soal.
A. Definisi Locus of Control Pervin (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa locus of control adalah bagian dari Social Learning Theory, yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan... more
A. Definisi Locus of Control Pervin (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa locus of control adalah bagian dari Social Learning Theory, yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupan seseorang. Menurut Rotter (1966) locus of control adalah tingkatan di mana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Definisi Locus of Control menurut Hirayappa (2009) mengacu pada keyakinan seseorang bahwa apa yang terjadi adalah karena kendali dirinya yaitu internal atau di luar kendali dirinya yaitu eksternal. Definisi Locus of Control menurut Hanurawan (2010) adalah kecenderungan orang untuk mencari sebab suatu peristiwa pada arah tertentu. Dapat dikategorikan ke dalam locus of control internal dan eksternal. Definisi Locus of Control menurut Ghufron & Risnawita (2011) adalah gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of Control merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu. Intinya: locus of control adalah keyakinan seseorang terhadap siapa pengendali nasib dan peristiwa yang dia alami. Reiss dan Mitra (1998) membagi locus of control menjadi dua: locus of control internal dan eksternal. Locus of Control Eksternal menganggap segala hasil yang didapat, baik atau buruk, berada di luar kendali mereka. Locus of control eksternal lebih memercayai faktor di luar kekuasaan mereka. Seperti keberuntungan, kesempatan, atau takdir. Sementara, locus of control internal adalah keyakinan seseorang bahwa dalam dirinya tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri. Orang dengan locus of control internal meyakini bahwa bukan takdir yang menentukan dirinya, tapi apa yang ia jalanilah yang menentukan takdir.
Standard Prinsip Kode Etik Psi, Klinis yang telah di tentukan dari American Psychologist Assosiation's (APA) dan Asosiasation’s Clinical Psychologist Australia ( ACPA )
Menurut Semiun (2006) secara singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk diteliti dan... more
Menurut Semiun (2006) secara singkat dapat dikatakan ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia. Alexander Schneiders mengatakan bahwa: “Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai
Lansia merupakan fase terakhir pertumbuhan manusia. Lansia merupakan periode kemasakan sekaligus sebagai periode kemunduran individu. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh lansia, termasuk permasalahan psikologis.
Jual alat tes psikologi full version. Juga jual software skoring tes psikologi. Mudah. Nggak ribet. Otomatis skoring hanya sekali input jawban testee. Unlimited. Pakai excell. Multi install. Kirim by email. Hanya software tanpa soal.... more
Jual alat tes psikologi full version. Juga jual software skoring tes psikologi. Mudah. Nggak ribet. Otomatis skoring hanya sekali input jawban testee.
Unlimited. Pakai excell. Multi install. Kirim by email. Hanya software tanpa soal. Soal mengadakan sendiri.
Students who are depressed will have problem to concentrate to finish their studies. Depression is one of mood disorders due to intense sadness, hopeless and withdrawal from others which disrupts daily activities and behavior. The purpose... more
Students who are depressed will have problem to concentrate to finish their studies. Depression is one of mood disorders due to intense sadness, hopeless and withdrawal from others which disrupts daily activities and behavior. The purpose of this study is to analyze and explain the usefulness of Cognitive Therapy in dealing with depressed students. Cognitive therapy is a process of treatment to help client to correct his faulty belief and thinking that can impact on client"s emotion and behavior. This study uses a qualitative method. The type of research used is a Case Study. The subjects were several students who showed symptoms of depression. Pendahuluan Dalam dunia Pendidikan Tinggi, sering kali ditemukan bahwa ada mahasiswa yang mengalami problem psikologis seperti stress, cemas dan depresi karena kesulitan finansial untuk membiayai kuliahnya, beban tugas-tugas kuliah yang berat dan makin sulit, belum ujian skripsi serta kebingungan untuk memutuskan entahkah lanjut kuliah atau berhenti kuliah supaya bisa bekerja mencari nafkah dan membantu orang tuanya. Tak jarang pula ditemukan bahwa ada mahasiswa yang mengalami depresi akibat ditinggal pergi pacar, atau karena kematian seorang anggota keluarga atau sahabat dekatnya. Depresi termasuk dalam gangguan mood, yaitu gangguan suasana hati. Dua gangguan suasana hati yang terdapat dalam DSM-IV-TR (Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision) adalah
Perilaku tidak etis banyak ditemukan dalam berbagai setting kehidupan. Pada level organisasi, perilaku tidak etis banyak dilakukan oleh individu maupun dalam kelompok. Semakin banyak masalah yang dihadapi oleh pihak managemen dalam... more
Perilaku tidak etis banyak ditemukan dalam berbagai setting kehidupan. Pada level organisasi, perilaku tidak etis banyak dilakukan oleh individu maupun dalam kelompok. Semakin banyak masalah yang dihadapi oleh pihak managemen dalam menjalankan kehidupan organisasi berkaitan dengan masalah etika. Banyaknya skandal yang dihadapi oleh suatu organisasi seringkali muncul disebabkan kurangnya keseimbangan dalam meletakkan/menempatkan aspek identitas etis dalam konsep diri dan perilaku anggotanya. Untuk dapat memahami bagaimana suatu perilaku tidak etis bisa dilakukan oleh individu maupun kelompok maka perlu ditinjau lebih mendalam munculnya perilaku tersebut berdasar teori mengenai moralitas. Literatur review ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mekanisme individu memilih untuk melakukan perilaku tidak etis, serta bagaimana proses ini bisa ditiru oleh individu lainnya dalam persfektif moral disengangement. Dengan melakukan review yang mendalam mengenai berbagai penelitian yang relevan, maka diharapkan tercipta gambaran mengenai mekanisme terbentuknya perilaku tidak etis serta cara untuk mengantisipasi nya. Kata kunci: unethical behavior, moral disengangement
Psikoterapi suportif bertujuan menciptakan hubungan terapeutik sebagai penopang atau jembatan untuk pasien. Ia memiliki akar di hampir setiap terapi yang mengakui efek amelioratif dari dukungan emosional dan suasana yang stabil dan penuh... more
Psikoterapi suportif bertujuan menciptakan hubungan terapeutik sebagai penopang atau jembatan untuk pasien. Ia memiliki akar di hampir setiap terapi yang mengakui efek amelioratif dari dukungan emosional dan suasana yang stabil dan penuh perhatian dalam penatalaksanaan pasien. Sebagai sikap nonspesifik terhadap penyakit mental, itu mendahului psikiatri ilmiah, dengan dasar pengobatan moral abad ke-18, ketika, untuk pertama kalinya, pasien diperlakukan dengan pemahaman dan kebaikan dalam lingkungan interpersonal yang manusiawi bebas dari pembatasan mekanis. Perspektif itu mendasari berbagai perkembangan, seperti terapi lingkungan untuk merehabilitasi pasien rawat inap kronis; intervensi krisis untuk membantu orang lain yang berfungsi melalui periode gejolak besar atau stres yang tiba-tiba; dan bimbingan atau praktik konseling untuk anak-anak, mantan pasien, dan non-pasien yang membutuhkan bantuan sementara di bidang sosial, akademik, atau kejuruan tetapi tidak menjamin eksplorasi jangka panjang atau mendalam.
Penelitian ini dilakukan pada anggota kepolisian di Polres Pesisir Selatan yang akan dimutasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara self efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi pada anggota kepolisian... more
Penelitian ini dilakukan pada anggota kepolisian di Polres Pesisir Selatan yang akan dimutasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara self efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi pada anggota kepolisian Polres Pesisir Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kepolisian Polres Pesisir Selatan yang akan dimutasi yang berjumlah 42 orang. Adapun subjek penelitian ini menggunakan teknik Sampling Jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.Alat ukur yang digunakan adalah Skala self efficacy yang peneliti susun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Bandura (dalam Ghufron dan Risnawati, 2011) dan Skala kecemasan yang peneliti susun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Calhoun dan Acocella (dalam Safaria dan Saputra, 2009). Metode analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi product moment (pearson), yang menunjukkan bahwa r =-0,816 self dengan nila p = 0,000 (<0,01) artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi pada anggota kepolisian Polres Pesisir Selatan. Berarti hipotesis penelitian diterima. Adapun sumbangan efektif dari variable self efficacy dengan kecemasan sebesar 67%, hal ini dapat diartikan bahwa self efficacy mampu memberikan kontribusi positif terhadap kecemasan sebesar 67%.
Fanaticism towards idols makes fans doing cyberbullying to defend their idols. This study aims to understand the level of cyberbullying and gender differences in K-Pop fans. The subjects of this study were 163 K-Pop fans aged 18-21 years.... more
Fanaticism towards idols makes fans doing cyberbullying to defend their idols. This study aims to understand the level of cyberbullying and gender differences in K-Pop fans. The subjects of this study were 163 K-Pop fans aged 18-21 years. Data collection was performed using the Cyberbullying Scale. The analysis technique used is descriptive analysis and t test. The results showed that of 163 research subjects, there were no (0%) K-Pop fans with cyberbullying with a high category, 10 K-Pop fans (6.1%) who had cyberbullying with a moderate category, and 153 K-Pop fans (93.9%) have low cyberbullying. This shows that the majority of K-Pop fans in this study had cyberbullying in the low category. From the independent sample t-test results obtained t =-1.793 in cyberbullying with p = 0.075, meaning there is no significant difference between cyberbullying in men and women. Based on the results of this study it can be concluded that cyberbullying in most K-Pop fans is low and there is no gender difference in cyberbulling behavior in K-Pop fans.. Abstrak Fanatisme terhadap idola membuat penggemar untuk melakukan cyberbullying untuk membela idolanya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tingkat cyberbullying dan perbedaan jenis kelamin pada penggemar K-Pop. Subjek penelitian ini yaitu 163 penggemar K-Pop berusia 18-21 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Cyberbullying. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 163 subjek penelitian, tidak ada (0%) penggemar K-Pop dengan cyberbullying dengan kategori tinggi, 10 penggemar K-Pop (6,1 %) yang memiliki cyberbullying dengan kategori sedang, dan 153 penggemar K-Pop (93,9 %) memiliki cyberbullying dengan kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penggemar K-Pop dalam penelitian ini memiliki cyberbullying dalam kategori rendah. Dari hasil uji independent sample t-test diperoleh t =-1.793 pada cyberbullying dengan p = 0,075, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara cyberbullying pada laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cyberbullying pada sebagian besar penggemar K-Pop rendah dan tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam perilaku cyberbulling pada penggemar K-Pop.
This issue’s films are for children. The Dreamstone (1990); Potsworth & Co. (1990); Princess Tutu (2002); Princess Minky Momo trans from Japanese "Mahô no purinsesu Minkî Momo" (1982)
Disampaikan dalam kuliah umum mata kuliah Biopsikologi di Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial & Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada 29/05/2021. Link rekaman dapat dilihat di [link]
Problem psikologis seorang janda masih memiliki sedikit perhatian. Hal tersebut terlihat dari minimnya penelitian yang mengkaji problem psikologis para janda. Khususnya janda karena ditinggal meninggal pasangan. Seorang janda memiliki... more
Problem psikologis seorang janda masih memiliki sedikit perhatian. Hal tersebut terlihat dari minimnya penelitian yang mengkaji problem psikologis para janda. Khususnya janda karena ditinggal meninggal pasangan. Seorang janda memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami gangguan psikologis (stres, cemas, dan depresi) dibandingkan dengan Ibu rumah tangga yang masih hidup bersama dengan pasangannya. Sedangkan gangguan psikologis seperti stres, depresi, cemas dan seterusnya, memiliki dampak negatif terhadap psikis dan fisiologis seorang individu. Sehingga, memberikan alternatif program yang bertujuan pada pemulihan ganguan psikologis janda menjadi hal penting. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa aspek spiritualitas berpengaruh positif terhadap kesehatan fisik maupun psikologis. Oleh karena itu memberikan program membangun spiritualitas bagi janda yang mengalami gejala gangguan psikologis. Berdasakan hasil analisis visual dengan desain penelitian single subject design menunjukkan bahwa ada penurunan tingkat stres secara psikilogis dan fisiologis setelah dilakukannya program membangun spiritualitas pada subjek tersebut. Tingkat stres diukur dengan alat ukur skala DASS (Distress Anciety Stress Scale) dan form respon fisiologis. Sementara hasil pendekatan fenomenologi memberikan makna tentang spiritualitas menurut subjek secara pribadi.
BAB I Contoh Kasus Nama: M Usia: 19 tahun M saat ini merupakan seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. M terlihat seperti orang-orang pada umumnya, tapi M memiliki kecemasan yang tinggi ketika berada di sekitar... more
BAB I Contoh Kasus Nama: M Usia: 19 tahun M saat ini merupakan seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. M terlihat seperti orang-orang pada umumnya, tapi M memiliki kecemasan yang tinggi ketika berada di sekitar keramaian. M akan bergetar hebat dan akan merasakan dingin di seluruh tubuhnya. Padahal, M berkuliah di jurusan yang memaksanya untuk berinteraksi dengan orang-orang baru. M juga takut untuk berada di tengah keramaian, Ia takut ketika orang-orang memandangnya, saat seperti itu Ia akan takut apa yang Ia lakukan adalah salah. M baik dalam berkomunikasi, prestasi akademisnya juga baik, segala tugas dan pekerjaan di luar kampus juga organisasi M jalani. Tapi, tidak dengan keramaian apalagi dengan suasana yang tingkat kebisingan yang amat sangat. Untuk melakukan absensi dengan tapping KTM ke depan kelas yang dikerumuni teman-teman sekelasnyapun M akan gemetar karena rasa cemas dan saat itu juga tangannya akan dingin seketika. Segala kecemasan yang M rasakan Ia dapati dari masa kecilnya. Ketika M berusia 6 tahun, keluarganya tidak lagi harmonis. Kedua orangtuanya bertengkar sepanjang malam. M menjadi saksi di setiap pertengkaran yang ada. Ia ikut ke pertemuan keluarga dan mendapati orang-orang yang menatapnya miris. Ia mendengar seluruh bisikan orang-orang yang mencibir keluarganya. Hubungannya dengan orangtuanyapun tidak lagi harmonis. Perhatian Ayah dan Ibunya tidak lagi untuknya. Segala prestasi yang M dapat, tidak lagi diapresiasi. Sejak itu, M merasa apa yang Ia lakukan selalu salah. Hal ini ternyata Ia tanamkan sampai saat ini. M selalu berusaha ntuk mencoba berbaur dengan orang-orang baru. M aktif di organisasi juga salah satu UKM di kampusnya, dan terika di salah satu pekerjaan. M mengaku bahwa self confidence-nya akan mudah hilang ketika apa yang dia lakukan tidak mendapat apresiasi yang Ia ekspektasikan. Ketika apresiasi itu tidak Ia dapatkan, Ia merasa bahwa itu merupakan kesalahan yang fatal. M bisa tiba-tiba sakit dan jatuh pingsan hanya karena kecemasannya tersebut. Sampai saat ini, M masih mengalami kecemasan-kecemasan tersebut di setiap harinya. Satu-satunya cara untuk mencegah kecemasan itu muncul terlalu intensif adalah dengan adanya minimal satu orang yang M kenal bersama dengannya.
Kemiskinan sebagai sebuah problem bukan semata persoalan ekonomi, namun juga merupakan persoalan multidimensi dikarenakan bersamaan dengan terjadinya kemiskinan muncul pula persoalan pada bidang lain seperti sosial, kesehatan, pendidikan... more
Kemiskinan sebagai sebuah problem bukan semata persoalan ekonomi, namun juga merupakan persoalan multidimensi dikarenakan bersamaan dengan terjadinya kemiskinan muncul pula persoalan pada bidang lain seperti sosial, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Pada bidang kesehatan, persoalan yang terjadi tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik namun juga psikologik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan distres psikologik dan disfungsi sosial masyarakat miskin Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan menggunakan GHQ-12. Subjek penelitian adalah masyarakat miskin Kota Malang yang dikategorikan sebagai kelompok agak miskin, miskin & sangat miskin, dengan jumlah sampel 240 orang. Pemilihan sampel menggunakan multistage cluster sampling. Analisis data menggunakan multivariate analysis of variance (MANOVA). Dari hasil analisis diperoleh nilai signifikansi untuk distres psikologik antara kelompok agak miskin dengan kelompok miskin dan sangat miskin adalah 0.000, dan antara kelompok miskin dan sangat miskin adalah 0.063-0.764. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk distres psikologik dan disfungsi sosial antara kelompok agak miskin dengan kelompok miskin dan sangat miskin, namun tidak terdapat perbedaan yang siginifikan antara kelompok miskin dengan sangat miskin. Kata kunci Kemiskinan, multidimensi, distres psikologik, disfungsi sosial