Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
red0; KATA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah‭ ‬Morfologi Dosen Pengampu‭ ‬:‭ ‬Dr.‭ ‬Hari Bakti Mardikantoro ‭ oleh NURUL ANIZAH‭ ‬0202513013 PALUPI BUDI UTAMI‭ ‬0202513029 HENI PRATIWI‭ ‬0202513025 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014‭ PENDAHULUAN Kata merupakan salah satu kajian dalam morfologi.‭ ‬Tidak ada kesaamaan konsep mengenai kata.‭ ‬Para ahli memberi berbagai definisi mengenai kata.‭ ‬Makalah ini akan membahas tentang definisi dan konsep kata serta kelas kata. PEMBAHASAN DEFINISI KATA Para ahli tidak memberikan kesamaan mengenai pengertian atau konsep dari kata.‭ ‬Para tata bahasawan tradisional memberi penjelasan bahwa kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian‭ (‬Chaer‭ ‬2003:194‭)‬.‭ ‬Ramlan‭ (‬1985:30‭) ‬mendefinisikan kata sebagai satuan bebas yang paling kecil.‭ ‬Sedangkan‭ ‬Keraf‭ (‬2007:88‭)‬ berpendapat bahwa kata adalah sebuah rangkaian bunyi atau simbol tertulis yang menyebabkan orang berpikir tentang suatu hal.‭ ‬Ekowardono‭ (‬2007:10‭) ‬berpendapat bahwa kata adalah satuan fonemis‭ ‬yang bermakna leksikal,‭ ‬yang memiliki stabilitas fonologis dan mobilitas sintagmatis,‭ ‬memiliki valensi morfologis yang memungkinkan kata itu bersama-sama dengan kata turunannya berada dalam paradigmanya masing-masing.‭ ‬Berdasar‭ ‬beberapa definisi tersebut,‭ ‬dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna leksikal serta‭ ‬memiliki stabilitas fonologis dan mobilitas sintagmatis serta‭ ‬memiliki valensi morfologis. Selain definisi tersebut,‭ ‬ada konsep kata secara lebih spesifik.‭ ‬Yaitu kata sebagai satuan fonemis,‭ ‬sebagai satuan leksikal,‭ ‬sebagai satuan sintagmatis,‭ ‬dan sebagai satuan paradigmatis. Kata sebagai satuan fonemis Kata sebagai satuan fonemis adalah kata merupakan bentuk yang mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak berubah dan kemungkinan memiliki mobilitas‭ ‬dalam kalimat‭ (‬Chaer‭ ‬2003:163‭)‬. Contoh‭ ‬: Kata rumah memiliki urutan fonem‭ ‬/r/,‭ ‬/u/,‭ ‬/m/,‭ ‬/a/,‭ ‬/h/.‭ ‬Urutan fonem tidak dapat dirubah menjadi‭ ‬/r/,‭ ‬/a/,‭ ‬/m/,‭ ‬/u/,‭ ‬/h/‭ ‬karena akan menjadikan kata tersebut tidak bermakna.‭ ‬Atau apabila dapat menjadi sebuah kata yang berterima maknanya misalnya menjadi‭ ‬/h/,‭ ‬/a/,‭ ‬/r/,‭ ‬/u/,‭ ‬/m/,‭ ‬tentu maknanya akan menjadi berbeda. Kata sebagai satuan leksikal Kata sebagai satuan leksikal adalah dimana kata berupa komponen-komponen makna yang bersenyawa membentuk satuan makna leksikal‭ (‬Wedhawati dkk,‭ ‬2006:45-46‭)‬.‭ ‬Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa kata sebagai satuan leksikal berkaitan dengan makna leksikal yang telah dimiliki oleh sebuah kata sebelum mengalami proses morfologis. Contoh‭ ‬: Kata‭ ‘‬rumah‭’ ‬telah memiliki makna leksikal,‭ ‬yaitu sebuah bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal. Kata sebagai satuan sintagmatis Kata sebagai satuan sintagmatis merupakan satuan yang tersusun secara linear bersama dengan satuan lain di dalam sintagma.‭ ‬Sintagma adalah satuan yan tersusun dari dua satuan atau lebih secara linear.‭ ‬Kata sebagai satuan sintagamatis ditandai oleh mobilitas sintagmatisnya,‭ ‬yaitu sekurang-kurangnya satu dari empat gejala berikut:‭ (‬1‭) ‬dapat disendirikan,‭ (‬2‭) ‬dapat digantikan posisinya oleh yang lain,‭ (‬3‭) ‬dapat dipisahkan oleh satuan lain,‭ ‬dan‭ (‬4‭) ‬letaknya di dalam deretan bisa‭ ‬berbeda-beda. Contoh: Adik makan. Saya‭ ‬makan. Ani‭ ‬memukul Siti. Ani‭ ‬mencubit‭ ‬Siti. ‭ Kata sebagai satuan paradigmatis Kata sebagai satuan paradigmatis merupakan satuan yang‭ ‬bersama-sama dengan kata lain tertata di dalam paradigmanya masing-masing.‭ ‬Kata-kata yang separadigma ditandai oleh terdapatnya pangkal yang sama. Contoh: D D-D melakukan aktivitas berulang Meng-D-kan melakukan kegiatan dengan sengaja di-D dikenai perbuatan cuci cuci-cuci mencuci dicuci minum minum-minum meminum diminum baca baca-baca membaca dibaca KELAS‭ ‬KATA Kelas kata dibahas oleh masing-masing aliran pada tiap zaman secara berbeda.‭ ‬Kelas kata disebut juga jenis kata dalam tata bahasa‭ ‬tradisional.‭ ‬Walaupun penggolongan jenis kata dalam tiap zaman itu berbeda-beda,‭ ‬ada analisis yang sama yaitu bahwa bahasa memiliki sebuah sistem dan untuk menemukan sistem itulah diperlukan penggolongan kata dalam kelas kata‭ (‬Parera‭ ‬2007:5‭)‬.‭ ‬Atau menurut pendapat Kridalaksana‭ (‬2005:33‭) ‬studi tentang kelas kata‭ ‬adalah mengenai bagaimana satuan abstrak itu berperilaku dalam satuan yang lebih besar.‭ Kelas kata yang dijadikan acuan dalam makalah ini adalah kelas kata menurut Harimurti Kridalaksana.‭ ‬Kridalaksana membagi kelas kata menjadi beberapa bagian dan‭ ‬membaginya menjadi dua bagian besar.‭ ‬Kata dibedakan menjadi‭ ‬2‭ ‬: Kata Utama Ciri kata utama‭ ‬: Mempunyai kemungkinan bergabung dengan kata lain untuk membentuk kata secara morfologis. Memiliki atau kaya gejala morfologis. Fungsi kata utama‭ ‬: Menduduki kata-kata kunci dalam pembentukan kalimat. Klasifikasi Kata Utama‭ ‬: Verba Kata dikatakan berkategori verba jika dalam frasa dapat didampingi partikel‭ ‬tidak dalam konstruksi dan tidak dapat didampingi partikel‭ ‬di,‭ ‬ke,‭ ‬dari,‭ ‬atau dengan partikel seperti‭ ‬sangat,‭ ‬lebih,‭ ‬atau agak. Contoh‭ ‬: makan‭ ‬ tidak‭ ‬makan makan‭ ≠ ‬ke makan Nomina Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel‭ ‬tidak dan mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel‭ ‬dari. Contoh‭ ‬: Meja‭ ‬≠ tidak‭ ‬meja,‭ ‬dari‭ ‬meja Adjektiva Kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk‭ (‬1‭) ‬bergabung dengan partikel‭ ‬tidak,‭ (‬2‭) ‬mendampingi nomina,‭ ‬atau‭ (‬3‭) ‬didampingi partikel seperti‭ ‬lebih,‭ ‬sangat,‭ ‬agak,‭ (‬4‭) ‬mempunyai ciri morfologis,‭ ‬seperti‭ ‬–er‭ (‬dalam‭ ‬honorer‭)‬,‭ ‬-if‭ (‬dalam‭ ‬sensitif‭)‬,‭ ‬-i‭ (‬dalam‭ ‬alami‭)‬,‭ ‬atau‭ (‬5‭) ‬dibentuk menjadi nomina dengan konfiks‭ ‬ke-an seperti‭ ‬adil-keadilan,‭ ‬halus-kehalusan,‭ ‬yakin-keyakinan‭ (‬ciri terakhir ini berlaku bagi sebagian besar adjektiva dasar dan bisa menandai verba intransitif,‭ ‬jadi ada tumpang tindih di antaranya‭)‬. Contoh‭ ‬: adil‭ ‬ sangat adil,‭ ‬lebih adil,‭ ‬agak adil Numeralia Numeralia adalah kategori yang dapat‭ ‬1‭) ‬mendamping nomina dalam konstruksi sintaksis,‭ ‬2‭) ‬mempunyai potensi untuk mendampingi numeralia lain,‭ ‬3‭) ‬tidak dapat bergabung dengan tidak atau sangat. Contoh‭ ‬: satu‭ ‬ satu‭ ‬ekor satu‭ ‬≠ sangat satu Kata‭ ‬Tugas Ciri kata tugas‭ ‬: Tidak mandiri,‭ ‬bergantung kata utama.‭ ‬Karena kata miskin atau kemungkinan kecil untuk membentuk kata lain secara morfologis. Ada gejala morfologis,‭ ‬tetapi terbatas. Fungsi kata tugas‭ ‬: Menghubungkan kata utama. Klasifikasi Kata Tugas Adverbia Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajektiva,‭ ‬numeralia,‭ ‬atau proposisi dalam konstruksi sintaksis.‭ ‬Adverbia tidak boleh dikacaukan dengan keterangan,‭ ‬karena adverbia merupakan konsep kategori,‭ ‬sedangkan keterangan merupakan konsep fungsi. Contoh‭ ‬:‭ ‬di,‭ ‬ke,‭ ‬dari. Interogativa Kategori dalam kalimat interogatif yang berfungsi menggantikan sesuatu yang ingin diketahui oleh pembicara atau mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara.‭ ‬Apa yang ingin diketahui dan apa yang dikukuhkan itu disebut‭ ‬antesenden‭ (‬ada di luar wacana‭) ‬dan karena baru akan diketahui kemudian,‭ ‬interogativa bersifat‭ ‬kataforis.‭ ‬Ada‭ ‬3‭ ‬kategori interogativa yaitu sebagai berikut. Interogativa dasar:‭ ‬apa,‭ ‬bila,‭ ‬bukan,‭ ‬kapan,‭ ‬mana,‭ ‬masa. Interogativa turunan:‭ ‬apabila,‭ ‬apaan,‭ ‬apa-apaan,‭ ‬bagaimana,‭ ‬bagaimanakah,‭ ‬berapa,‭ ‬betapa,‭ ‬bilamana,‭ ‬bilakah,‭ ‬bukankah,‭ ‬dengan apa,‭ ‬di mana,‭ ‬ke mana,‭ ‬manakah,‭ ‬kenapa,‭ ‬mengapa,‭ ‬ngapain,‭ ‬siapa,‭ ‬yang mana,‭ ‬masakan. Interogativa terikat:‭ ‬kah‭ ‬dan tah. Demonstrativa Demonstrativa adalah kategori yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu‭ (‬antesenden‭) ‬di dalam maupun di luar wacana.‭ ‬Dari sudut bentuk dapat dibedakan berikut ini. Demonstrativa dasar:‭ ‬itu dan‭ ‬ini Demonstrativa turunan:‭ ‬berikut,‭ ‬sekian Demonstrativa gabungan:‭ ‬di sini,‭ ‬di situ,‭ ‬di sana,‭ ‬ini itu,‭ ‬sana sini Artikula Artikula dalam bahasa Indonesia adalah kategori yang mendampingi nomina dasar misalnya‭ ‬si kancil,‭ ‬sang matahari,‭ ‬para pelajar,‭ ‬nomina deverbal‭ (‬si terdakwa,‭ ‬si tertuduh‭)‬,‭ ‬pronominal‭ (‬si dia,‭ ‬sang aku‭)‬,‭ ‬dan verba pasif‭ (‬kaum tertindas,‭ ‬si tertindas‭)‬.‭ ‬Artikula berupa partikel,‭ ‬jadi tidak berafiksasi. Berdasarkan ciri semantis gramatikal artikula dibedakan sebagai berikut. Artikula yang bertugas untuk mengkhususkan nomina singularis:‭ ‬Si,‭ ‬Sang,‭ ‬Sri,‭ ‬Hang‭ ‬dan‭ ‬Dang. Artikula yang bertugas untuk mengkhususkan suatu kelompok:‭ ‬Para,‭ ‬Kaum,‭ ‬Umat. Preposisi Preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lain‭ (‬terutama nomina‭) ‬sehingga terbentuk‭ ‬frasa eksosentris direktif.‭ ‬Ada tiga jenis preposisi,‭ ‬yaitu sebagai berikut. Preposisi dasar‭ (‬tidak dapat mengalami proses morfologis‭)‬. Preposisi turunan,‭ ‬terbagi atas: Gabungan preposisi dan preposisi Gabungan preposisi dan non-preposisi. Konjungsi Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan lain dalam kontruksi hipotaktis,‭ ‬dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam kontruksi.‭ ‬Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran. Contoh: ‭(‬a‭) ‬Dia marah‭ ‬karena saya. ‭(‬b‭) ‬Dia marah‭ ‬karena saya meninggalkannya. ‭(‬c‭) ‬Adik saya dua orang yaitu Adit‭ ‬dan Byan. Kategori Fatis Kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai,‭ ‬mempertahankan,‭ ‬atau mengukuhkan komunikasi antara pembicara dan lawan bicara.‭ ‬Kelas kata ini terdapat dalam dialog atau wawancara bersambutan,‭ ‬yaitu kalimat-kalimat yang diucapkan oleh pembicara dan kawan bicara.‭ ‬Sebagian besar kategori fatis merupakan ciri ragam bahasa lisan‭ (‬non-standar‭) ‬sehingga kebanyakan kalimat-kalimat non-standar banyak mengandung unsur-unsur daerah atau dialek regional. Bentuk-bentuk fatis misalnya di awal kalimat Kok kamu melamun‭?‬,‭ ‬di tengah kalimat,‭ ‬misalnya Dia kok bisa ya menulis puisi seindah ini‭?‬,‭ ‬dan di akhir kalimat,‭ ‬misalnya Aku juga kok‭! ‬Kategori fatis mempunyai wujud bentuk bebas,‭ ‬misalnya kok,‭ ‬deh,‭ ‬atau selamat,‭ ‬dan wujud bentuk terikat,‭ ‬misalnya‭ –‬lah atau pun. Bentuk dan Jenis Kategori Fatis,‭ ‬dapat diuraikan sebagai berikut. Partikel dan Kata Fatis Contoh:‭ ‬Ah,‭ ‬ding,‭ ‬halo,‭ ‬deh,‭ ‬kek,‭ ‬kok,‭ ‬dll Frase Fatis.‭ Contoh:‭ ‬Selamat,‭ ‬terimakasih,‭ ‬insya Allah Interjeksi Interjeksi‭ ‬adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara:‭ ‬dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-katalain dalam ujaran.‭ ‬Interjeksi bersifat ekstrakalimat dan selalu mendahului ujaran sebagai teriakan yang lepas atau berdiri sendiri. Interjeksi‭ ‬dapat ditemui dalam: Bentuk dasar aduh,‭ ‬aduhai,‭ ‬ah,‭ ‬ahoi,‭ ‬ai,‭ ‬amboi,‭ ‬asyoi,‭ ‬ayo,‭ ‬bah,‭ ‬cih,‭ ‬cis,‭ ‬eh,‭ ‬hai,‭ ‬idih,‭ ‬ih,‭ ‬lho,‭ ‬oh,‭ ‬nak,‭ ‬sip,‭ ‬wah,‭ ‬wahai,‭ ‬yaaa. Bentuk tururnan,‭ ‬biasanya berasal dari kata-kata biasa,‭ ‬atau pengalan kalimat Arab alhamdulillah,‭ ‬astaga,‭ ‬brengsek,‭ ‬buset,‭ ‬dubilah,‭ ‬duilah,‭ ‬insya Alloh,‭ ‬masyallah,‭ ‬syukur,‭ ‬halo,‭ ‬innalillahi,‭ ‬yahud. SIMPULAN Kata merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dan memiliki makna.‭ ‬Secara lebih spesifik,‭ ‬dapat dikatakan bahwa kata dapat‭ ‬sebagai satuan fonemis,‭ ‬sebagai satuan leksikal,‭ ‬sebagai satuan sintagmatis,‭ ‬dan sebagai satuan paradigmatis.‭ ‬Adanya sistem dalam bahasa dijadikan dasar dalam penggolongan kata dalam kelas kata. DAFTAR PUSTAKA Chaer,‭ ‬Abdul.‭ ‬2003.‭ ‬Linguistik Umum.‭ ‬Jakarta:‭ ‬Rineka Cipta. Ekowardono,‭ ‬B.‭ ‬Karno.‭ ‬2007.‭ ‬Handout Mata Kuliah Morfologi Bahasa Indonesia.‭ ‬Semarang:‭ ‬UNNES. Keraf,‭ ‬Gorys.‭ ‬2007.‭ ‬Diksi dan Gaya Bahasa.‭ ‬Jakarta:‭ ‬PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana,‭ ‬Harimurti.‭ ‬2005.‭ ‬Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia:‭ ‬Edisi Kedua.‭ ‬Jakarta:‭ ‬PT Gramedia Pustaka Utama. Parera,‭ ‬Jos Daniel.‭ ‬2007.‭ ‬Morfologi.‭ ‬Jakarta:‭ ‬PT Gramedia Pustaka Utama. Ramlan.‭ ‬1985.‭ ‬Morfologi:‭ ‬Suatu Tinjauan Deskriptif.‭ ‬Yogyakarta:‭ ‬CV Karyono. Wedhawati,‭ ‬dkk.‭ ‬2006.‭ ‬Tata Bahasa Mutakhir.‭ ‬Yogyakarta:‭ ‬Kanisius. 11