Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Ilmu tanpa agama, ilmu itu buta dan agama tanpa ilmu, agama itu pincang (Albert Einstain)
IQTISAD, 2018
AbstrakAsumsi sekularisme bahwa peran agama akan meredup pasca Pencerahan, nyata tidak terbukti. Dugaan akan tergerusnya agama di ruang publik, tak terwujud. Meski ada sekularisasi di masyarakat, tapi proses itu tidak berimbas pada kesadaran individu. Agama masih menjadi modal sosial dan memberikan pengaruh terhadap pergumulan masyarakat modern. Dalam bentuknya yang paling militan hingga yang halus kita merasakan bagaimana pengaruh dari Konfusianisme dan Taoisme di Cina dan Taiwan, Kristen Kharismatik serta Pentakostalisme di Afrika Selatan dan India, Kristen Ortodoks di Rusia, Islam di Indonesia serta spirit kapitalisme di Eropa Timur. Agama disini, menjadi sebentuk the hidden form of capital atau modal yang tersembunyi. Di lain wajah, sentimen agama, juga tak jarang menimbulkan banyak pertikaian. Konflik antar umat beragama semakin banyak kita temukan. Inilah era dimana counter terhadap sekularisasi justru semakin menguat. Agama selalu menghadirkan wajah ganda yang ambivalen, men...
LEKKAS Bandung, 2021
Dengan buku ini diharapkan pembaca akan mendapatkan wawasan tentang berbagai perkembangan dari hubungan agama dengan resolusi konflik. Demikian sehingga para pembaca dapat menganalisis, mengkategorisasikan, dan menerapkan wacana resolusi konflik tersebut. Pembaca pun diajak untuk mengikuti perkembangan dan memikirkan kembali ide-ide masa depan agama dan multikulturalisme. Dengan demikian, penguasaan dan kritisisme para pembaca terhadap ide-ide dan perkembangan agama dan masyarakat plural merupakan standard kompetensi pembelajaran Agama dan Resolusi Konflik ini.
Agama dan Kebhinekaan, 2021
Abstrak Indonesia adalah negara yang dibangun oleh agama, secara tidak langsung agama membentuk sistem sosial dan perlahan membentuk sistem masyarakat, sehingga agama tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat (sosial politik) indonesia. Agama sudah menjadi budaya yang tidak dapat dipisahkan sekaligus membentuk integrasi dan harmonisasi kehidupan. Agama di indonesia. Lebih jauh dari itu, agama (khususnya agama islam) telah menjadi alat pemersatu bangsa. Potensi strategis yang dimiliki indonesia berupa keragaman tak dapat dipungkiri dapat menjadi sumber pertahanan kultur dan harmoni sesama warga negara, Bhineka Tunggal Ika telah lama menjadi rekonstruksi masyarakat indonesia yang plural dan multikultural dalam sejarah klasiknya. Islam yang hadir di Nusantara menjadi dasar pemersatu, Dalam sudut pandangNya (Islam), perbedaan adalah sebuah fitrah, yang kemudian di implementasikan oleh umat Islam Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air, seperti penerimaan Pancasila sebagai ideologi dan asas negara Indonesia, pancasila adalah gambaran implementasi kebhinekaan di Indonesia. Artikel ini akan membahas bagaimana Agama mampu menjadi alat integrasi dan harmonisasi Indonesia, Materi penulisan artikel disarikan dari 1 artikel wajib 1 Abstract Indonesia is a country built by religion, indirectly, religion forms a social system and slowly forms a community system, so that religion cannot be separated from the life of Indonesian society (socio-politics). Religion has become a culture that cannot enter into the integration and harmonization of life. Religion in Indonesia. Furthermore, religion (especially Islam) has become a tool to unite the nation.
Gereja Toraja adalah salah satu Gereja Suku yang ada di Indonesia, oleh karena itu tantangan yang sering dihadapi Gereja Suku di Indonesia adalah tentang perjumpaannya dengan agama-agama, yang sering kali ada gesekan yang terjadi.
2016
This paper attempts to closely portray interreligious harmony, especially between Muslim and Hindu community in Tengger, East Java. Tengger community are ingrained with their own culture and practicing their unique tradition. Through symbolic-interactionist approach, this paper supposes that this reality represents a cultural process which is simultaneously and flexibly flowing and growing. In the name of brotherhood and humanity, Tengger people are running their daily activities, discounting subjective differences among them. Sociologically, they are focusing on facing the reality as objective necessities where the self and the other are mutually understanding and complementing each other. In this regard, they have improved the way of interaction, from saya-and-mereka perspective to kami-andkita approach. Social activities and religious/cultural rites symbolically become communicative device of inter-relation among the people. Muslim and Hindu harmony in this community denotes mult...
Al-Ulum, 2011
Islam revealed to the world has a universal mission as the liberator of mankind from ignorance and powerlessness to build the happiness. To face the challenge of globalization, religion should be interpreted into five programs: first, the need to develop more than a social structural interpretation of individual interpretation as to understand the specific provisions in the Qur'an. Second is to change the way from subjective into objective way of thinking. Third is to shift the normative Islam to theoretical. Fourth, make the ideas evolved historically. Fifth, make specific formulations and empirical formulation of general revelation.
Religió: Jurnal Studi Agama-agama
Popular news on religious issues tends to simplify the values of religion in socio-political expressions. They attend to blow acts of violence up in the name of religion. In this context, media remark some religious groups by using horrible terms and idioms, such as zealots, extremists, militants, etc. Moreover, they swipe it with taking some appalling photos and pictures. Religious leaders perceive this phenomenon as kind of misunderstanding paradigm in approaching and viewing religion, having known that conflict and violence are not only socio-political expression of religion. There are many untold beautiful expressions of religion, like Mahatma Gandhi, Martin Luther King, Mother Theresa, Malcolm X, and Dalai Lama. This article attempts to explore how religion can deeply be embodied with peace building, conflict management, and peace studies. It suggests that in order to be a tool of peace building, religion should not be used for proselytizing other people but rather should be pu...
Editorial Universidad de Granada, 2024
TAU Newsletter issue 8 , 2022
Asterion, 2023
Journal of Biotechnology, 2010
E-Dimas, 2023
Procedia of Engineering and Life Science, 2024
European journal of cardio-thoracic surgery : official journal of the European Association for Cardio-thoracic Surgery, 2017
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTRANSLOG)