MATERI RINGKASAN
KAIZEN STRATEGIES FOR SUCCESFUL LEADERSHIP
Mata Kuliah: Kepemimpinan
Nama Mahasiswa
:
1. Rizal
(140610033)
2. Marhayati
(140610034)
3. Dita Marlina H.
(140610043)
4. Susanti
(140610069)
5. Suriani
( 140610098 )
Kode Kelas
: 162-MN058-M1
Dosen
: Khabibah Dika
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2017
DAFTAR ISI
BAB I SEPERTI APA ORGANISASI MASA DEPAN? ........................................3
Kata Pengantar ...........................................................................................................3
Kaizen .......................................................................................................................3
Prinsip-prinsip Kaizen ...............................................................................................4
Instrumen-instrumen Kaizen .....................................................................................4
Keahlian kepemimpinan Tim Kaizen ........................................................................4
Penghargaan Terhadap Individu ...............................................................................6
Kaizen di Inggris .......................................................................................................7
Persyaratan untuk Keberhasilan Kaizen ....................................................................8
Organisasi yang Cerdas .............................................................................................9
BAB II APAKAH PERANAN DARI PEMIMPIN MASA DEPAN? .....................10
Kata Pengantar ..........................................................................................................10
Persamaan Pemampuan .............................................................................................11
Komunikasi ...............................................................................................................12
Cara Berfikir seorang pemimpin Kaizen ...................................................................13
Pelatihan ....................................................................................................................15
Motivasi ....................................................................................................................18
Pemberdayaan ...........................................................................................................20
Manajemen Tim ........................................................................................................24
Sembilan Fungsi Kerja Kunci ...................................................................................24
Peranan Preferensi .....................................................................................................26
Kesimpulan ...............................................................................................................29
BAB III SIAPAKAH YANG AKAN MENJADI PEMIMPIN MASA DEPAN? ....31
Kata Pengantar ..........................................................................................................31
Siapakah yang akan menjadi pemimpin “kultural” dimasa depan? ...........................36
Apakah Arti Semua Ini Bagi Para Pemimpin? ..........................................................36
1
BAB IV BAGAIMANA MERENCANAKAN BISNIS MASA DEPAN? ...............
Pendekatan Kaizen Terhadap Perencanaan? .............................................................
Kontrol Strategis .......................................................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................................
BAB
V
BAGAIMANA
BISNIS
BARAT
BISA
MENGACU
PADA
KEPEMIMPINAN YANG TERBUKA? ..................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................................
Mengacu Pada Perubahan .........................................................................................
Program Percontohan ................................................................................................
Pemeliharaan .............................................................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................................
2
BAB I
SEPERTI APAKAH ORGANISASI MASA DEPAN?
Kata Pengantar
Seperempat abad yang lalu telah terjadi banyak perubahan penekanan dalam
bisnis
barat
pertumbuhan
perkembangan
melalui
perusahaan
akuisisi
dan
satelit,
diversifikasi,
anggaran
berbasis
manajemen
nol,
pertofolio,
menemukan dan berfous pada kompetensi kompetensi utama secara konsekuen
globalisasi dan sebagainya. kepemimpinan dalam organisasi tidak terjadi dengan
sendirinya dan sudah tentu bukan merupakan konsekuensi dari seseo`rang yang
diberi otoritas atau kekuasaan.
Ada kompetisi kepemimpinan yang perlu dipelajari sama sepeerti
kemampuan seseorang yang akan diberi tanggung jawab kepemimpinan tertentu
juga harus dipelajari.sudah jelas disini bahwa kepemimpinan harus ditopnag oleh
beberapa kekuatan yang dahsyat agar bisa memenuhi raison d`etre bagi dirinya
sendiri.
Kainzen
Kainzen diterjemahkan berarti perbaikan, kombinasi antara huruf kai berarti
bahan dan zen berarti baik, jadi kainzen adalah konsep dan filsafat jepang tetapi
sangat diterima oleh barat sehingga menciptakan kultur sangat berpengaruh yang
menggabungkan berbagai keeunggulan dan manfaat kerjasama tim dalam kainzen
dan kekuatan individual dalam masyarakat.
Menurut kainzen kemajuan yang diraih bukanlah hasil suatu lompatan besar
kedepan, kemajuan menurut kainzen `diraih karena perubahan kecil tanpa henti
dalam berates ratus dan bahkan beribu ribu detail yang berhubungan dengan
menghasilkan produk atau layanan. Asumsi mendasari perubahan dalam kaiizen
adalah bahwa kesempurnaan itu sebenarnya tidak ada artinya tidak ada kemajuan
produk hubungan system atau struktur yang bisa memenuhi ideal.
3
Prinsip Kaizen
1. Berfokus pada pelanggan
2. Mengadakan peningkatan secara terus menerus
3. Mengakui masalah secara terbuka
4. Mempromosikan keterbukaan
5. Menciptakan tim kerja
6. Memanajemeni proyek melaui tim fungsional silang
7. Memelihara proses hubungan yang benar
8. Mengembangkan disiplin pribadi
9. Memberikan informasi pada semua karyawan
10. Memberikan wewenang kepada setiap karyawan
Instrumen-Instrumen Kainzen
1. System saran
2. Siklus control kualitas
3. Manajemen berorientasi proses
4. Manajemen visible atau kepemimpinan visible
5. Manajemn fungsional silang
6. Manajemen tepat waktu
7. Kanban
8. Proses control stattistikal
9. Siklus PDCA (Plan Do Check Acts)
Keahlian Kepemimpinan Tim Kainzen
Pemimpin tim kainzen pada utamanya berperan sebagai pembimbing,
komunikator,pelatih, motivator, dan sumber yang digunakan oleh tim sebagai
mediator untuk berhubungan dengan manajemen senior. Seorang pemimpin tim
akan lebih memperhatikan tentang bagaimana timnya bekerja dan bukan hanya
memberikan perhatian yang ekslusif pada apa yang dihasilkan oleh timnya.singkat
nya seorang pemimpin kainzen dalam perusahaan barat harus :
4
1. Memperkuat tim tim sebagai bahan pembangun yang fundamental dalam
struktur perusahaan
2. Menggabungkan aspek aspek positif individualisme dengn berbagai manfaan
dari konsesus tim
3. Berfokus pada detail dalam mengimplementasikan gambaran besar tentang
perusahaan
4. Menerima tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan akar
penyebab masalah
5. Membangun hubungan antar pribadi yang kuat
6. Manjaga agar fikiran tetap terbuka terhadap kritik dan nasihat yang konstruktif
7. Memelihara sikap yang progresif dan berpandangan masa depan
8. Bersedia menerima tanggung jawab dan mengikuti pelatihan
9. Bangga dan menghargai prestasi tim kerjanya
10. Menantang kebijaksanaan yang sudah diterima serta mendukung inovasi dan
kreativitas
Sudah jelas bahwa keahlian seorang pemimpin tim menurut defenisinya berpusat
kepada manusia. Kompetensi tersebut diterapkan sebagai keharusan oleh mereka
yang menduduki posisi puncak. Sebagai kesimpulannya pemimpin perusahaan
harus mampu berkompetensi :
1. Menciptakan visi
2. Mendefenisikan strategi secara kualitatif dan kuantitatif
3. Menetapkan standar professional prestasi kerja serta menginvestasikan waktu
dan usaha untuk berkomunikasi dan memotivasi orang lain guna membina
hubungan mereka
4. Mendelegasikan otoritas, kebebasan, dan sumber daya pada pemimpin
ditingkat
yang
lebih
rendah
agar
bertangung
jawab
untuk
mengimplementasikan strategi pada sasaran kerja operasional
5. Memimpin proses manajemen kolektif mndukung kolaborasi kerjasama dan
konsultasi.
6. Menetapkan
berstandar pada system informasi timbal balik yang sifat
alamiahnya adalah menasehati dan saling berbagi.
5
7. Menciptakn super struktur keberhasilan dengan menetapkan perana dan tujuan
yang memperhatikan keseimbangan kemampuan kerja dan kesukaan serta
keselarasan organisasi
8. Merekrut dan melatih orang yang benar benar serta menyatukan kekuatan
setipa individe.
Penghargaan Terhadap Individu
1. Masing masing individu harus mengahargai dan menghormati setiap individu
lain bukan hanya mereka yang berada didepartemen meraka atau yang
sederajat dengan mereka
2. Menghargai artinya percaya bahwa setiap individu memiliki kapasit`as
bawaan untuk menunjukan bidang bidang peningkatan dimananpun dalam
perusahaan mereka bukan hnya diwilayah kerja mereka sendiri
3. Setiap individu harus mempunyai banyak keyakinan pada diri mereka sendiri
dan rekan rekan tim kerja mereka untuk secara terbuka mengakui kesalahan
pribadi atau kelemahan dan kegagalan dalam proses pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab mereka tanpa takut mengalami konsekuensi konsekuensi
negative, inilah arti keharmonisan.
4. Setiap orang harus percaya bahwa kemajuan tidak mungkin bisa diraih tanpa
kemampuan untuk mengakui kesalahan tetapi dalam waktu yang sama setiap
orang harus menerima tanggung jawab pribadi untuk belajar dari salah guna
membangun kembali keharmonisan dan standar baku
5. Menghargai individu berisi perintah bahwa setiap individu harus menghargai
perusahaan mereka. Ini berarti setiap orang harus mengikutsertakan didalam
kehidupan perusahaan dan merasaka kewajiban untuk membantu mewujudkan
standar produksi kualitas dan pengiriman
6. Menghargai individu berarti bekerja secara fungsional silang tanpa
proteksionimse dan tanpa mempertahankan kepemilikan departemen atau
informasi milik sendiri.
6
Menurut direktur Malcolm baldridge national quality award di amerika
perusahaan harus menunjukan delapan karakteristik yang sangat penting berikut
ini :
a. Rencana untuk terus menerus meningkatkan meningkatkan semua bidang
operasional
b. System untuk mengukur peningkatan ini secara akurat
c. Rencana strategis berdasarkan benchmark yang membandingkan kinerja
perusahaan yang terbaik didunia
d. Kerjasama yang baik dengan para pemasok dan pelanggan akanm
meningkatkan DI
e. Pengertian yang mendalam tentang para pelanggan sehingga apa yang mereka
butuhkan bisa diterjemahkan menjadi produk
f. Berfokus pada mencegah kesalahan dan bukan hanya berusaha memperbaiki
kesalahan
g. Hubungan yang selalu terbina dengan para pelanggan memberikan nilai lebih
terhadap penjualan pelayanan dan k`emudahan perawatan jadi bukan hanya
sekedar menyerahkan produk
h. Memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh mulai
dari puncak sampai yang paling bawah dalam organisasi.
Kaizen di Inggris
1. Presentasi para manajer senior yang sadar akan kainzen
a. Perusahaan besar
94 %
b. Perusahaan berukuran kecil/sedang 44 %
2. Presentasi para manajer senior perusahaan yang berpengalaman dalam kainzen
a. Sector manufaktur
88%
b. Sector jasa
53%
3. Apa yang dikatakan oleh para manajer inggris tentang kainzen
a. Kainzen merupakan konsep yang sangat kuat dan memiliki banyak
manfaat yang bisa ditawarkan
7
b. Kainzen merupakan unsur yang sangat penting demi kemampuan bersaing
dimasa depann
c. Kainzen mengahasilkan produk dan pelayanan yang berkualitas
d. Kainzen bisa membuat organisasinya menjadi lebih efesien
e. Kainzen meningkatkan hasil bisnis
f. Kainzen membantu mengurangi pemborosan
4. Sulit untuk diwujudkan
a. Membutuhan perubahan menyeluruh dalam sikap dan kultur
b. Memerlukan energy dan komitmen dari seluruh karyawan
c. Membutuhkan banyak sekali waktu
5. Sulit Memelihara antusiasme
a. Beberapa orang menganggap kainzen sebagai ancaman terhadap pekerjaan
mereka
b. Disamping ide baik banyak juga ide buruk yang diajukan sehingga
mematahkan semangat
c. Menurut implikasinya tidak akan pernah ada kepuasan yang lengkap
6. Inovasi juga diperlukan
a. Kadang kadang memang lebih baik kalau dikerjakan secara lebihb baik
tetapi secara komersial mungkin tidak masuk akal
b. Kainzen membuat orang buta tentang isu yang lebih luas
c. Ada bahaya jika terjadi perubahan secara eklusif evolusioner dan bukan
menciptakan kemajuan revolusioner
Persyaratan untuk Keberhasilan Kainzen
1. Komitmen manajer senior
2. Para manajer senior harus mengerti peranan kainzen secara jelas dalam
keseluruhan strategi bisnis
3. Para karyawan harus mengerti peranan kainzen dalam pekerjaan mereka
4. Kainzen harus digabungkan dengan pengembangan pribadi dan pemberian
wewenang
8
Organisasi yang Cerdas
1. Dibutuhkan manusia yang fleksibel dan handal
2. Menghargai kreativitas dan fleksibelitas
3. Menekak]nkan kerjasama tim atas individualissme
4. Mampu mengincar pasar global
5. Berfokus pada para pelanggan
6. Mampun menciptakan produk baru dan pelayanan totalitas
7. Mengasimilasikan pengalaman dilapangan dengan inovasi teknologi
8. Memproduksi untuk memesan
9. Mengukur kualitas dengan nilai kepuasan pelanggan
10. Menanam investasi secara terus menerus
dalam keahlian mendasar para
karyawan
11. Mengintegrasikan teknologi manajemen dan tenaga kerja menjadi system
terkoordinasi.
Bisnis masa depan secara internal akan kelihatan sangat berbeda dari bisnis masa
kini. Penekanan pada peralatan baru akan terus berlangsung.ini merupakan
konsekuensi dari nilai koorporat yang baru semakin manggarisbawahi pentingnya
tenaga kerja bagi keberhasilan prusahaan. Gaya kepemimpinan tradisional akan
berubah guna memuaskan tuntutan atasana maupun bawahan akan persamaan
kesempatan untuk beperan serta dalam membentuk segala kegiatana perusahaan.
Pada intinya perbedaan paling penting yang dapat dirasakan adalah
keikutsertaan
semua
karyawan
dalam
dinamika
total
perusahan
dan
mengekspresikan secara tajam bahwa mereka memegang kendali perusahaan
bukan perusahaan memegang kendali atas diri mereka, dala usaha bersama untuk
meraih berbagai tujuan perusahaan.
9
BAB II
APAKAH PERANAN DARI PARA PEMIMPIN MASA DEPAN?
Kata Pengantar
Di dalam bisnis masa depan, informasi mengalir dari atas ke bawah,
perencanaan strategi dan kepemimpinan berinspirasi-visi akan bertemu dengan
aliran sumbangan ide-ide dari bawah ke atas, keputusan yang disponsori tim,
implementasi aktivitas taktis, dan bimbingan pengembangan diri dalam
lingkungan arena terbuka yang berselang-seling oleh jaringan kerja saluran
komunikasi sehingga terbina hubungan dengan para pemasok dan para pelanggan
serta melibatkan setiap orang dalam jalinan kerja sama.
Jumlah informasi yang dihasilkan dan disediakan bagi staff (berdasarkan
survey riset pasar dan pelanggan yang lebih meluas dan lebih sering) bukan hanya
lebih banyak dari segi jumlah, tetapi informasi tersebut sepenuhnya penting guna
memastikan bahwa setiap orang mengerti tentang tujuam perusahaan, pangsa
pasar produk, berubahnya keadaan lingkungan yang mempengaruhi posisi dan
produk perusahaan, serta bagaimana cara memelihara agar bisnis tetap bertumbuh
baik pada saat ancaman ataupun kesempatan. Sebagai tambahannya, informasi
harus dibagikan dengan pihak atas dan pihak bawah guna memastikan bahwa
keputusan yang benar dan penilaian yang berharga dibuat menurut konteks.
Pendidikan dan pelatihan bagi staff merupakan prasyarat untuk membantu mereka
menganalisa
dan
memahami
data
secara
menyeluruh,
serta
kemudian
menggunakan data tersebut secara kompeten untuk meningkatkan prestasi kerja
pribadi dan tim.
Dalam organisasi masa depan yang lebih ramping, dimana seluruh tahapan
yang sebelumnya telah dirancang ulang untuk menyediakan langkah-langkah
kemajuan karir dan promosi, maka pemberian tugas yang bermakna, multi-ahli,
rotasi atau berbagi pekerjaan serta memberikan tanggung jawab pada karyawan
agar memperhatikan perkembangan mereka sendiri merupakan ciri-ciri sangat
penting yang merupakan alat untuk memelihara motivasi, moral, dan loyalitas.
10
Setelah kekuasaan dan otoritas dibagikan, maka para karyawan perlu merasa
bahwa manajemen senior memiliki cukup banyak kepercayaan terhadap mereka –
dan lebih penting lagi:kepercayaan pada diri mereka sendiri –guna memberi
kebebasan atau pemberdayaan pada para karyawan untuk bekerja dengan
supervise manajemen yang minimal. Manajemen dengan perkecualian berisi
karakteristik tentang pendekatan tidak –campur –tangan ini. Dan pada saat para
manajer tidak menangani detail operasi sehari-hari dengan meninggalkan detail ini
bagi para pemimpin tim –maka para manajer dapat memenuhi tanggung jawab
menajemen dan mendisiplinkan prosedur merupakan tugas bersama antar manajer
yang seringnya dioperasikan dalam dua cara, dimana „pewawancara‟ dan „yang
diwawancarai‟ secara simultan berpartisipasi dalam analisa 360°.
Dengan melihat pandangan ini, yang berdasarkan praktik perusahaan Kaizen
dan perusahaan yang dipengaruhi oleh Kaizen, maka sudah jelas bahwa peranan
seorang pemimpin semakin menjadi peranan yang menuntut tanggung jawab
untuk: pertama, mengimplementasikan apa yang disebut persamaan pemampuan;
dan kedua, manajemen tim.
Persamaan Pemampuan
Persamaan pemampuan ini banyak berbunyi sebagai berikut:
a. Kalau seorang karyawan tidak tahu apa yang harus dikerjakan . . .
komunikasikan
b. Kalau seorang karyawan tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya . . .
adakan pelatihan
c. Kalau seorang karyawan tidak ingin mengerjakan . . . beri motivasi
d. Kalau seorang karyawan tahu apa yang harus dikerjakan, berkompetensi dan
memiliki motivasi untuk mengerjakannya . . . pemberdayaan
e. Kalau seorang karyawan sudah mengerjakannya dan memenuhi standar atau
melebihi . . . beri penghargaan
11
Pemampuan
Komunikasi
Pelatihan
Motivasi
Pemberdayaan
Penghargaan
Kelima komponen ini –komunikasi, pelatihan, motivasi, pemberdayaan, dan
penghargaan –mengekspresikan keahlian inti yang sepenuhnya harus merupakan
kompetensi para pemimpin Kaizen. Komponen tersebut merupakan subjek dari
sebagian besar pokok bahasan dalam pelatihan pekerjaan ekstensif yang diterima
oleh para pemimpin Kaizen. Komponen tersebut merupakan keahlian yang sangat
penting sehingga tidak boleh dilakukan asal-asalan. Itulah alasan untuk
menggambarkan secara lebih jelas kelima komponen tersebut di sini:
Komunikasi
Para pemimpin Kaizen duduk di pusat jaringan komunikasi dalam
perusahaan mereka. Para pemimpin merupakan penjaga pintu gerbang komunikasi
fundamental yang sangat penting agar arus komunikasi mengalir bebas. Para
pemimpin bertanggung jawab atas asal muasal, penerimaan, interpretasi,
pengarahan, serta manajemen informasi dan jalannya komunikasi untuk dan dari
tim mereka.
Secara alamiah, karena informasi dibagikan dengan terbuka maka informasi
dalam organisasi Kaizen bukanlah sumber dari kekuasaan pribadi yang harus
dipertahankan, tetapi informasi merupakan sumber efisiensi tim dan perusahaan;
dengan demikian informasi dicari dan dibagikan dengan penuh antusias.
Jaringannya sudah jelas dan sepenuhnya berjalan dalam dua arah: umpan balik
merupakan bagian dari hubungan antar-manusia dan komunikasi antar-tim yang
tidak dapat dipisahkan; serta tidak ada seorang pun yang kebal dari penilaian,
apakah mengenai kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik maupun
mengenai informasi yang mereka komunikasikan.
12
Harus ditekankan sifat alamiah para pemimpin tim Kaizen tentang peranan
mereka di bidang komunikasi yang sangat penting. Di satu sisi, para pemimpin
Kaizen diharapkan (setelah mengikuti pelatihan yang sesuai) untuk mampu
membaca, mengerti, dan mempresentasikan kembali pada para anggota tim
tentang analisi riset pasar dan pelanggan, laporan rugi laba, laporan transaksi dan
laporan produksi dan lain-lain –baik dalam format teks atau diagram. Di lain sisi,
para pemimpin Kaizen harus berpartisipasi dalam sesi umpan balik agar mereka
mengetahui tentang kecacatan karakter yang berpotensi menjadi kelemahan dalam
proses komunikasi. Peranan ini, meskipun tidak lebih penting kalau dibandingkan
dengan persamaan pemampuan yang lain, sangat menekankan kompetensi
psikologis dan melaksanakan tugas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
agar berfungsi secara efektif dalam komunitas yang terbuka dan berbasis-tim;
khususnya dalam perusahaan Barat di mana seorang pemimpin yang kurang
memiliki kepercayaan diri dan kekuatan kepribadian tidak bisa bersembunyi di
balik pangkat atau posisi otoritas. Semangat keterbukaan sudah tidak diragukan
lagi merupakan perilaku utama yang sangat diharapkan dari para pemimpin.
Meskipun sifat individual lebih dihargai di Barat dibandingkan di Timur,
sebagian besar para pemimpin Kaizen memiliki ciri-ciri kepribadian yang umum:
Cara Berpikir Seorang Pemimpin Kaizen
Pemimpin Kaizen yang ideal seorang yang:
1. Berpikiran terbuka
2. Mampu menciptakan konsep
3. Cerdas, bersedia dan mampu mempelajari perilaku baru
4. Fleksibel dan pandai beradaptasi
5. Mendisiplinkan dan memotivasi diri sendiri
6. Komunikator ide kelas Saturday setia terhadap tim dan perusahaan mereka
7. Responsive terhadap para pemimpin mereka
8. Pandai memahami persepsi orang lain
Para pemimpin Kaizen disini, bukanlah ahli psikologi yang „lunak‟. Keberadaan
para pemimpin Kaizen sangat bermanfaat bagi tenaga kerja, mereka mengerti sifat
13
alamiah menusia dan memberikan bimbingan bilamana perlu, dan melaksanakan
tugas tersebut merupakan kunci utama dari sejumlah kompetensi mereka. Setelah
mengalami masa transisi menjadi organisasi yang berkultur timur plus Barat, dan
segera setelah kultur tersebut mampu menopang organisasi, maka para pemimpin
Kaizen tidak boleh kehilangan pandangan tentang tanggung jawab murni mereka
yang berhubungan dengan hasil. Bagaimana pun juga, fungsi-fungsi yang
berhubungan dengan tugas dan berfokus pada hasil ini sudah merupakan hal
umum bagi semua pemimpin (yang sesungguhnya merupakan indicator kinerja
kunci yang paling umum di antara perusahaan tradisional Barat). Meskipun
demikian, apa yang merupakan ujian bagi para pemimpin masa depan agar tetap
memegang tampuk kekuasaan, seperti yang dikatakan oleh Robert Waterman
dalam buku terbarunya Frontiers of Excellence, adalah perubahan kearah: “unitunit tim yang kecil dan memiliki otonomi, diorganisasi ke bawah, bergeser dari
birokrasi menjadi „adhokrasi‟, penyusunan ulang dari separatisme hierarki
menjadi fungsionalisme-silang, dan komitmen untuk melaksanakan rencanarencana jangka-panjang (bukan berorientasi jangka-pendek)”. Apa yang
membutuhkan pergeseran fundamental dalam pertumbuhan dan pelatihan para
pemimpin Barat adalah: berbagai tuntutan psikologis terhadap diri mereka,
diperlukan pelepasan mandat dan control total secara sukarela, menyeimbangkan
perhatian pada lini dasar memberikan perhatian yang adil pada manusia,
mengizinkan lebih banyak pengarahan diri (dari tim-tim yang mengarahkan diri
sendiri) serta mengerti bahwa tidak boleh ada pilih kasih, segala sesuatu dan
setiap orang harus secara organisasional diintegrasikan dalam kerjasama strategis.
Bagi para manajer dan supervisor yang lebih tua, tingkat perubahannya bisa besar
dan sulit untuk dilaksanakan.
Permasalahan yang ingin ditengahkan adalah bahwa di samping tanggung
jawab untuk mengimplementasikan persamaan pemampuan pada para karyawan
mereka, para pemimpin Kaizen juga membutuhkan hal yang sama dari pemimpin
mereka. Para pemimpin Kaizen juga membutuhkan informasi (komunikasi yang
jelas dan tepat waktu) dan pelatihan, yang merupakan bagian kedua dalam
persamaan pemampuan.
14
Pelatihan
Pertimbangkan sekali lagi beberapa karakteristik yang membedakan
perusahaan Kaizen, baik control maupun keputusan dibagikan bersama dalam
kerangka kerja konsepsual; terdapat berbagai kesempatan yang lebih besar bagi
para karyawan untuk membentuk pekerjaan mereka; terdapat lebih sedikit
perbedaan yang nampak antara hierarki (lebih ramping) yang tertinggi dan yang
terendah;
terdapat
penekanan
pada
kemitraan
dan
dukungan
(terbaik)
dibandingkan mempertahankan wilayah, pemisahan, dan (yang terburuk)
pengasingan diri; terdapat penekanan yang luar biasa kuat untuk melaksanakan
pekerjaan bersama-sama. Paradigma manajemen yang dominan telah digantikan
dengan paradigma egaliter (percaya bahwa semua manusia memiliki derajat yang
pada dasarnya sama). Dan sama seperti yang telah dikatakan di atas, pelatihan
kepemimpinan yang mensyaratkan pergeseran-pergeseran proses dan kultur ini
sangat penting (sehingga untuk mengembangkan cara berpikir dan kompetensi
para pemimpin dalam perusahaan Kaizen dibutuhkan usaha yang luar biasa besar).
Tetapi dalam persamaan pemampuan tersebut pelatihan bukan hanya
diperuntukkan bagi para pemimpin, pelatihan juga harus diberikan pada:
a. Pelatihan Bagi Semua
Kaizen tidak akan sepenuhnya sukses kalau tenaga kerja hanya mengcopy
apa yang mereka dengar dan lihat sebagai rutinitas, atau secara membabi-buta
mengikuti aturan-aturan perilaku yang telah digariskan. Tujuan utama dari
Siklus Kualitas atau kelompok Kaizen adalah untuk memberi semangat pada
individu agar mereka memakai cara berpikir mandiri, mengambil inisiatif,
menantang kebijaksanaan yang diterima umum dan tidak menerima status
quo. Para karyawan dalam perusahaan Kaizen bukan “unit unit buruh”, tetapi
mereka merupakan sumber daya sangat berharga –sumber daya manusia –
yang memiliki kemampuan untuk menemukan dan bisa menjadi sumber dari:
ide peningkatan, proses, desain produk dan kualitas manufaktur.
Sudah jelas bahwa pendekatan (baru) mereka terhadap pekerjaan menuntut
pengertian tentang prinsip dan instrument Kaizen, plus kemampuan
berkomunikasi dan pelatihan multi ahli. Dengan cara memperluas ruang
15
lingkup pekerjaan setiap orang, maka tenaga kerja menjadi sumber daya yang
lebih berharga, mampu memberikan nilai tambah, serta mampu menunjukkan
kesempatan peningkatan di berbagai bidang tugas dan proses dibandingkan
dengan individu yang hanya sekadar terlibat mengikuti arus.
Dengan mendidik dan melatih setiap orang secara terus-menerus, dalam
basis non-eksklusif, maka organisasi mampu meraih tujuan untuk menjadi
“organisasi pembelajar”. Istilah ini relative baru bagi bisnis Jepang, tetapi
merupakan istilah yang bisa dengan cepat di mengerti karena sudah
merupakan produk alamiah dari cara-cara Kaizen. Barat seringnya salah
mengerti tentang maksud dari “organisasi pembelajar”, meskipun istilah ini
merupakan hasil kerja dan karya penulisan yang hebat oleh mantan penulis
opini seperti Burgoyne, Pedlar, dan Boydell. Menciptakan organisasi
pembelajar bukan merupakan konsekuensi dari hanya sekedar memberikan
kursus pelatihan bagi tenaga kerja. Organisasi pembelajar, seperti yang
dikatakan oleh Burgoyne: “Secara terus-menerus mentransformasi diri-sendiri
dalam proses yang secara silih berganti berhubungan dengan perkembangan
semua anggotanya. Organisasi pembelajar juga mewujudkan perkembangan
yang terus terpelihara
dengan memberikan nilai kekayaan tambahan dan
bukan mengeksploitasi (pasar dan lingkungan) konteksnya”. Dengan kata lain
“pelatihan” adalah apa yang dikerjakan perusahan untuk para karyawannya;
“pembelajaran” adalah apa yang para karyawan kerjakan bagi diri sendiri –dan
organisasi mengerjakannya bagi diri sendiri –dengan secara terus-menerus
menganalisa dan menilai berbagai konsekuensi dari tindakan masa lampau
guna menemukan cara-cara untuk meningkatkan (menyelaraskan) hasil
positifnya dan menghilangkan segala sesuatu yang tidak memberikan nilai
tambah bagi hasilnya. Maka inilah yang dimaksudkan dari cara peningkatan
dan transformasi yang berkesinambungan menurut Kaizen (dalam produk,
proses, dan kompetensi para karyawan).
Sudah jelas bahwa manusia yang memiliki sifat utama Kaizen diharapkan
dan bahkan dituntut untuk berpikir secara dinamis dan kreatif serta selalu
sadar akan proses. Manusia Kaizen tidak akan memasuki arena bisnis tertentu
16
yang rawan resiko kecuali kalau mereka sepenuhnya mengerti dan mampu
beradaptasi dengan kultur dan nilai perusahaan serta memiliki keahlian untuk
memberikan kontribusi bagi pembelajaran diri sendiri dan organisasi.
Pendidikan bagi semua, apakah dengan menyediakan kursus pelatihan
yang wajib dihadiri seperti yang sudah menjadi salah satu kecenderungan
dalam “bisnis masa depan”, melalui pengalaman belajar yang di monitor atau
diarahkan oleh diri-sendiri, merupakan komponen esensial untuk membangun
tenaga kerja yang terus bertumbuh dan berkemampuan.
b. Pelatihan Sesuai Konteks
Kalau terjadi kekosongan dalam pelatihan dan pembelajaran maka
kemajuan tidak akan pernah bisa diwujudkan melainkan hanya berakibat
kemunduran bagi siapapun, termasuk juga bagi individu. Kualitas dari
organisasi pembelajar terletak pada pemimpin yang secara teratur mengajukan
pertanyaan: Apa yang selanjutnya harus diketahui oleh orang-orang di dalam
organisasi kita? (dan para karyawan mengajukan pertanyaan yang mirip: Apa
yang selanjutnya harus saya pelajari?). pertanyaan yang harus diajukan sang
pemimpin berhubungan dengan misi korporat, tujuan, strategi, perencanaan
taktis, indicator kinerja kunci dan kompetensi kerja pribadi; serta didasarkan
pada pengadaan analisis tentang Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan
Ancaman (SWOT: Strength, Weakness, Opportunity, Threat) yang rinci serta
bertindak dalam frekuensi yang menguntungkan sehingga perusahan bisa
menjaga dan meningkatkan posisi pasarnya melalui transformasi langkah kecil
secara konstan dan berkesinambungan.
Berdasarkan konteks yang telah ditunjukkan, dan fakta bahwa spesifikasi
pekerjaan pribadi dan pemimpin tim perusahaan Kaizen mengandung
tanggung jawab signifikan untuk mendidik, melatih, dan mengembangkan
para karyawan, maka sekarang sudah jelas mengapa perusahaan Kaizen
menyebarluaskan begitu banyak informasi korporat dan kinerja tim, serta
mengapa para pemimpin dan karyawan dilatih untuk mengerti dan
memanfaatkan informasi: Jawaban yang sederhana adalah guna memastikan
17
bahwa pembelajaran diri dan pembelajaran jenis lain dilakukan sesuai
konteks, setiap orang harus mengetahui apa manfaat setiap pembelajaran
minggu-demi-minggu. Dengan cara ini, pekerjaan kepemimpinan bisa
dilaksanakan dalam perspektif
jangka panjang berdasarkan informasi
pengukuran kinerja dari waktu ke waktu. Dengan demikian proses
peningkatan dan transformasi kompetensi pribadi bisa dilaksanakan dalam
jangka yang sama panjang melalui lokalisasi langkah-langkah peningkatan
kecil untuk menghasilkan produk yang lebih baik serta manusia yang lebih
ahli.
Motivasi
Pat Wellington menulis dalam bukunya Strategi Kaizen untuk Kepedulian
pada Pelanggan:
“Sudah cukup banyak tulisan mengenai teori-teori klasik Barat yang
membahas tentang motivasi karyawan dan kebutuhan manusia tempat kerja
sehingga tidak perlu saya ulangi lagi di sini. Cukuplah kalau dikatakan bahwa
manusia pergi ke tempat kerja demi bervariasi alasan, harapan setiap manusia
berbeda, terdapat berbagai macam aspek pekerjaan, dan penghargaan atas hasil
kerja memotivasi manusia dalam cara yang berbeda. Apa yang merupakan hal
umum dan berlaku sama adalah bahwa setiap pemimpin tim bertanggung jawab
untuk mengetahui berbagai macam kebutuhan para karyawannya serta
memberikan kesempatan dan dukungan yang memuaskan mereka.”
“Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa individu bebas dari semua
tanggung jawab mereka. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menarik
manfaat dari setiap kesempatan yang tersedia dengan cara aktif berpartisipasi.
Sebagai contoh, aktif berpartisipasi dalam program pelatihan dan pendidikan,
kerjasama fungsional silang dan pertukaran informasi. Fakta bahwa perusahaan
Kaizen sangat aktif menyarankan kegiatan ini telah membedakan mereka dari
organisasi lain dimana sebagian besar tidak mempraktikkan pendekatan untuk
memotivasi karyawan.”
18
Salah satu perbedaan terbesar antara bisnis berinspirasi Kaizen dengan
bisnis tradisional Barat adalah kesempatan dan dorongan semangat untuk
mengekspresikan diri yang terdapat dalam organisasi kaizen. Sebuah ide atau
proposal mungkin tidak memenuhi syarat dalam pendekatan consensus Kaizen
untuk pengambilan tindakan, tetapi sedikitnya para karyawan tahu bahwa di
tempat kerja mereka memiliki banyak kesempatan yang berulang kali diberikan
untuk memenuhi dua kebutuhan tingkat atas menurut Maslow, yaitu kepuasan
ego (meskipun dalam perusahaan Kaizen ortodoks, ego yang dipuaskan adalah
ego kolektif tim) dan aktualisasi diri. Pemenuhan dua kebutuhan ini adalah
motivasi terbesar yang bagi usaha manusia di tempat kerja. Banyak aktivitas
Kaizen menawarkan potensi untuk memuaskan kebutuhan manusia guna
mengekspresikan diri dan diakui, serta untuk melatih kapasitas kreatif
seseorang.
Di gambarkan disini, bahwa Kaizen tidak pernah diformulasikan bersama
Moslow dengan tujuan memenuhi kebutuhan psikologis tertentu. Motivasi
yang lebih mementingkan diri adalah bahwa mulai dari awal sampai
selanjutnya yang menerima keuntungan penerapan Kaizen adalah perusahaan,
dan secara tidak langsung, Negara Jepang. Dengan demikian, para karyawan
secara terbuka di pahami sebagai sumber pemberi manfaat dan mereka
dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan kontribusi melalui
aktivitas Kaizen yang berbasis manusia. Hanya setelah keberadaan dari
pandangan dan pengetahuan teori klasik Maslow mulai diketahui maka
perusahaan-perusahaan Kaizen di Jepang memahami betapa instrument dan
prinsip Kaizen merupakan pembangkit motivasi yang maha dasyat. Mereka
mulai memperhatikan secara lebih mendalam, dan kemudian mengadopsi hasil
karya Maslow tentang teori motivasi untuk menyelaraskan kekuatan yang telah
mereka kembangkan (meskipun secara kebetulan). Dengan demikian, apa yang
terjadi dalam organisasi Kaizen Jepang sekarang adalah penggabungan filsafat
dan praktik-praktik Timur dan Barat untuk menciptakan lingkungan yang
memotivasi tim dan individu dalam tingkat psikologis yang sangat mendalam.
19
Pemberdayaan
Sumber motivasi utama adalah pemberdayaan: yang merupakan tanda
bahwa majikan menghargai dan mempercayai para karyawannya, dan bersedia
membebaskan mereka untuk menggunakan pelatihan dan pengembangan yang
diinvestasikan dalam diri mereka.
Seperti yang di tulis dalam buku Pat Wellington:
“Memberdayakan karyawan bukan berarti menyerahkan wewenang dan
control perusahaan pada para karyawan –otoritas pengambilan keputusan
utama harus tetap berada di tangan menajemen senior – tetapi manajemen
senior harus memampukan mereka untuk membuat dan melaksanakan
keputusan local yang mempengaruhi pekerjaan mereka sendiri. Ini berarti
bahwa setiap karyawan dan setiap tim harus di beri arena kebebasan fungsional
tertentu sehingga mereka mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
keahlian mereka. Keputusan atau tindakan . . . yang berada di luar garis batas
dari arena individu atau kelompok sudah tentu merupakan subjek otoritas
pemimpin tim atau manajemen, dan hal ini bisa dimengerti oleh para
karyawan. Tetapi mereka harus memiliki kebebasan di dalam arena, artinya
mereka diberdayakan, untuk beroperasi menurut otoritas milik mereka sendiri.”
Pat mencakupkan tiga aspek menarik –yang hampir mendefinisikan –
pemberdayaan dalam paragraph tersebut:
1. Batasan pemberdayaan pada manusia atau tim manapun harus selalu
dijabarkan secara jelas.
2. Menajemen
harus
memberlakukannya
dalam
batasan
tersebut
(menyesuaikan dengan batasan, atau manajemen tanpa campur tangan)
tetapi kepemimpinan, khususnya kepemimpinan tim, harus diberlakukan
dalam masing-masing batasan.
3. “Pemberian wewenang”, merupakan otoritas yang dimiliki oleh rekan
sekerja dan dioperasikan untuk memonitor, menilai dan mendisiplinkan
kinerja.
Memberdayakan para karyawan artinya:
20
1. Memberi kepercayaan pada mereka untuk mengambil keputusan yang
benar, memberi mereka kebebasan untuk mengambil keputusan serta
memastikan bahwa mereka menerima tanggung jawabnya.
2. Meyakinkan mereka bahwa membuat kesalahan itu tidak mengapa asalkan
mereka belajar dari kesalahan dan memodifikasi perilaku masa depan agar
sesuai.
3. Melegitimasi pengambilan resiko yang diperhitungkan dan menyerahkan
otoritas pengambilan keputusan pada tingkat terendah, yaitu bagi mereka
yang memperhitungkan resikonya.
4. Menerapkan garis dukungan kepemimpinan yang jelas di dalam masingmasing batas arena, serta memanajemeni harapan sesuai dengan batas arena
tersebut.
Penghargaan
Penghargaan dalam perusahaan Jepang yang besar secara tradisional
tergantung pada lamanya pelayanan, lebih lama tahun kerjanya berarti lebih
tinggi gaji dan berbagai penghargaan lain yang diterimanya.
Di Jepang cara ini mulai berubah dengan munculnya system yang sama
menariknya, pembayaran berbasis prestasi kerja, bonus, promosi lebih cepat
sesuai jasa-jasa pribadi, liburan yang lebih panjang (yang semakin bisa
diterima), dan seseorang yang mencapai kamajuan karir dengan berganti
majikan, pengaruh ini berasal dari Barat dan mempengaruhi system
penghargaan Jepang sesudah perang. Bahkan harapan para karyawan dalam
perusahaan Kaizen berubah setelah karyawan seumur hidup hanyalah
merupakan bagian dari masa lampau. Penghargaan yang lebih dapat
diperhitungkan dilihat sebagai kompensasi yang bisa diterima atas resiko
pribadi yang lebih tinggi seperti yang sekarang dialami oleh individu dalam
karir mereka.
System penghargaan ini mencerminkan keinginan akan pengalaman yang
semakin meningkat pada diri seseorang untuk lebih berkonsentrasi memberikan
pelayanan menyeluruhnya pada keluarga dibandingkan pada perusahaan.
21
Jadi, apa yang merupakan basis penghargaan terbaik bagi perusahaan
Kaizen di Barat? Seperti yang telah diindikasikan dalam naratif mengenai
Motivasi, bagian dari sifat alamiah Kaizen yang fundamental adalah
membebaskan para karyawan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri agar
mereka berpartisipasi, andil dalam kepemilikan, menanggapi berbagai
tanggung jawab yang diberikan, menyiasati pekerjaan, isu-isu local dan
aktivitas korporat mereka, serta menangani berbagai proses yang berbeda
(melalui rotasi pekerjaan, multi ahli, kolaborasi fungsional silang, serta
menjalin hubungan kemitraan dengan para pelanggan dan para pemasok).
Inilah apa yang menurut Herzberg, ahli psikologi perilaku, merupakan
motivator kerja, dan karena motivator ini sangat penting bagi moral dan kinerja
karyawan, maka saya sangat menganjurkan agar perusahaan menggunakan
motivator tersebut sebagai komponen fundamental bagi seluruh system
penghargaan. Penghargaan itu sendiri sama jenisnya seperti pujian di depan
public, ucapan terima kasih secara pribadi, pengakuan tertulis, dan lain-lain.
Dengan kata lain, penghargaan non keuangan atas pekerjaan yang diselesaikan
dengan baik. Mempromosikan mereka dalam “liga karyawan terbaik”
merupakan bagian dari kategori penghargaan ini.
Bagaimanapun juga, para karyawan dalam kultur bisnis Barat memiliki
harapan yang kuat akan penghargaan keuangan. Penghargaan non keuangan
harus didukung oleh kesempatan mendapatkan penghasilan tambahan yang
ditentukan oleh, misalnya kinerja tim, sejumlah ide-ide yang dikontribusikan
oleh tim dalam system saran, partisipasi dalam siklus Kaizen, hasil tim baik
secara kualitas maupun kuantitas, dan lain sebagainya. Ini merupakan basis
pengukuran bagi hasil individu dan tim sebagai lawan dari standar dan kuota.
Tetapi dengan semakin menguatkan focus Kaizen yang berdasarkan factor
hygiene temporer (seperti gaji), penghargaan keuangan tidak boleh
menghasilkan lebih banyak “pujian” dibandingkan penghargaan non keuangan.
Dalam kultur perusahaan Kaizen yang lebih holistic dan berpusat manusia,
status pribadi digabungkan dengan status tim dan pengakuan atas kualitas dari
kontribusi mereka. Kalau secara jujur percaya bahwa para karyawan
22
memandang pendapatan mereka sebagai bonus karena mereka berada di tempat
yang mereka nikmati dan mengerjakan apa yang mereka sukai, berarti
perusahaan tersebut merefleksikan aspek fundamental filsafat Kaizen.
Tetapi bagaimana dengan kemampuan para pemimpin perusahaan itu
sendiri? Dalam bukunya yang berjudul “The Rise of NEC”, Presiden
perusahaan NEC, Koji Kobayashi mencakupkan sepuluh poin petunjuk
miliknya bagi para eksekutif, yakni:
1. Ciptakan gambaran dalam pikiran anda. Peta dan sketsa akan memberikan
petunjuk tentang bagaimana meraih tujuan yang selanjutnya
2. Guna menguasai situasi di mana sekarang ini anda berada, perhitungkanlah
aksis koordinatnya baik dari segi waktu maupun ruang
3. Pahami
bahwa
dalam
perusahaan
yang
nampak
stabil
terdapat
ketidakstabilan, sedangkan dalam perusahaan yang kelihatannya tidak
stabil bisa jadi sebenarnya stabil
4. Kerjasama tim melipatgandakan kemampuan individual. Jangan lupa akan
pepatah: “Dua orang lebih baik daripada satu-satu”
5. Jangan mengikuti satu jalan atau langkah tunggal dalam pikiran anda.
Kumpulkan sebanyak mungkin fakta sebagai sarana untuk memperbaiki
penilaian anda yang condong ke satu arah
6. Dalam segala usaha, sesuatu berkembang dari titik menjadi garis, dari garis
menjadi dimensi.
7. Pemusatan
versus
penyebaran,
sebagian
versus
keseluruhan
–
pertimbangkan keuntungan dan kerugian dari kedua belah sisi, serta
berusahalah untuk selalu menjaga keseimbangan
8. Jangan biarkan diri anda dihanyutkan oleh meluapnya arus informasi dan
ilmu pengetahuan. Bersikaplah yang selektif. Ingatlah bahwa informasi
yang paling penting tidak selalu kelihatan paling jelas
9. Membantu diri sendiri adalah cara untuk tetap menjaga pertumbuhan, baik
sebagai individu maupun masyarakat
23
10. Peliharalah titik dan potensi yang kuat dari individu atau perusahaan dan
peliharalah semuanya itu seperti seorang ahli taman. Mungkin dibutuhkan
10 sampai 20 tahun bagi mereka untuk menjadi dewasa.
Manajemen Tim
Manajemen tim adalah kepemimpinan, mempromosikan kerja sama tim,
merekrut, atau memindahkan orang-orang di antara fungsi guna meraih
keseimbangan tim dan memastikan bahwa prestasi kerja yang baik berhasil diraih
melalui pemenuhan Sembilan fungsi kerja yang esensisal dan umum. Tetapi yang
pertama pertimbangkanlah scenario dimana kurangnya pemikiran yang kritis dan
kerja sama tim merupakan factor utama yang mengakibatkan kehancuran politik.
Sembilan Fungsi Kerja Kunci
Margerison dan McCann menawarkan Sembilan kunci aktivitas yang merupakan
tugas penting unruk diberikan pada para anggota tim dan dimanajemeni oleh tim
tersebut agar mereka bisa berjalan secara efektif.
1. Menasehati
Mengumpulkan sumber data dan informasi serta merepresentasikan pada tim
sebagai fondasi bagi perencanaan tindakan yang akan datang
2. Menginovasi
Menciptakan ide-ide baru dan berpikir memakai cara-cara baru untuk
meningkatkan proses dan produk yang telah ada
3. Mempromosikan
Menjual ide-ide baru untuk pengambil keputusan serta mengidentifikasikan
sumber yang dibutuhkan untuk mengubah visi menjadi realitas
4. Mengembangkan
Mengekspos konsep awal untuk mengadakan analisis yang ketat tentang
realitas konkrit pasar saat ini
5. Mengorganisasikan
24
Memanfaatkan sumber yang teridentifikasikan menjadi struktur yang
terencana dan teratur untuk memastikan bahwa ide-idenya bisa berhasil di
wilayah pasar. Ini mencakup penetapan batas waktu dan patok-duga (benchmark) kinerja sehingga kemajuan dapat dimonitor dan diukur
6. Memproduksi
7. Memenuhi tujuan-tujuan
8. Menginspeksi
Memastikan bahwa indicator kinerja kunci (standar kualitas, biaya, kuota
produksi, kesehatan, keamanan, dan peningkatan) diperhatikan
9. Memelihara
Memastikan bahwa infrastuktur tim dan tugas tetap mendukung efisiensi
maksimum. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah memajukan pelayanan
pendukung, standar pribadi, nilai korporat, dan kode etik yang mengatur
perilaku dalam tim dan di tempat kerja
10. Menggabungkan
Merupakan inti bagi keberhasilan semua tim karena fungsi utama seorang
pemimpin adalah mengkoordinasikan dan memastikan kerjasama maksimum
dari semua anggota tim, serta memastikan terjadinya pertukaran ide, laporan,
pengalaman, dan sumber material
Dengan mengerti Sembilan fungsi kunci ini, maka seorang pemimpin tim
yang sepenuhnya memahami tentang kesukaan, kompetensi, kekuatan, dan
kelemahan para anggotanya bisa memberikan berbagai peranan dan tanggung
jawab pada manusia yang mampu menanganinya dengan cara terbaik. Dengan
demikian menggantikan cara kerja tim yang asal-asalan dengan pendekatan
yang lebih diperhitungkan dan lebih seimbang untuk menyesuaikan seluruh
tim dengan hasil total yang diinginkan. Sekali lagi, diperingatkan bahwa
tentang salah satu prinsip Kaizen; jalankan prosesnya dengan benar dan
ikutsertakan manusia yang benar dalam peranan yang mereka sukai sehingga
hasil yang diinginkan sudah pasti akan mengikuti.
25
Peranan Preferensi
Preferensi atas proses merupakan bagian integral dalam masing-masing peran
yang secara alamiah merefleksikan delapan fungsi utama lain.
a. Pencipta – Inovator
Pencipta adalah manusia penemu ide yang secara alamiah bisa menantang
pemikiran saat ini. Seorang inovator bisa berpikiran sangat mandiri.
Mereka perlu dimanajemeni dengan cara yang menstimulasikan ide-ide
dan membebaskan mereka mengadakan uji coba tanpa adanya batasan
organisasional tertentu yang bisa memblokir kreativitas mereka seperti
“kita tidak bisa melakukan hal-hal semacam itu di tempat ini!” pencipta –
Inovator, tidak selalu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berstruktur kaku.
b. Pengeksplorasi – Promotor
Pengeksplorasi – Promotor biasanya sangat berpengaruh. Mereka pandai
dalam membina relasi serta menikmati percarian kesempatan dan
tantangan baru. Mereka pandai menangkap ide-ide dan informasi serta
mempromosikan proyek pada orang lain.
c. Penilai – Developer
Orang ini menyediakan keseimbangan yang penting antara manusia yang
visionary dan manusia yang realis di dalam tim. Mereka pandai
menganalisa ide-ide dan prototipe, antusias terhadap konsep, serta mampu
mengadakan riset mendetail yang dibutuhkan untuk menemukan
konfigurasi yang tepat tentang produk yang mungkin diinginkan oleh
pasar.
d. Pelaksana – Organisator
Pelaksana – Organisator adalah manusia yang akan menyelesaikan
pekerjaan. Segera setelah mereka yakin bahwa idenya bisa diterapkan
maka mereka mulai mendesain dan menetapkan semua prosedur, system,
dan garis laporan. Mereka mengatur orang, sumber material, serta
menetapkan jadwal pelaksanaan dan batas waktu proyek.
26
e. Penuntas – Produser
Penuntas – Produser senang memproduksi hasil sesuai dengan standar,
dalam cara yang teratur, dan sesuai prosedur. Untuk bisa bekerja secara
efektif mereka tidak menuntut variasi dan dinamika seperti yang
dibutuhkan oleh Pengontrol – Inspektor. Mereka senang mewujudkan
rencana dan tujuan, serta sangat berharga dalam menghasilkan produk
yang sangat berkualitas.
f. Pengontrol – Inspektor
Orang-orang ini senang memastikan bahwa fakta dan angkanya benar.
Mereka berhati-hati, sangat teliti, dan sering kali kritis terhadap kesalahan
dan kerja yang tidak sistematis. Kekuatan konsentrasi mereka luar biasa
besar, mereka mampu menemukan variasi, kesalahan, dan kecenderungan
dalam data dengan mudah.
g. Pendukung – Pemelihara
Orang-orang ini biasanya memiliki keyakinan yang kuat. Mereka sering
kali memberikan dukungan pribadi dan menciptakan banyak stabilitas
bagi tim. Mereka membela tim. Mereka adalah konsolidator yang
memastikan bahwa selama proyek pengembangan dan perubahan
“dilaksanakan dan diusahakan”, etika dan nilai tim terus ditekankan
kembali agar tim tetap utuh dan setia pada keyakinannya.
h. Reporter – Penasihat
Perhatian utama seorang Reporter – Penasihat adalah memastikan
tersedianya semua informasi yang diperlukan sehingga keputusan yang
terbaik bisa diambil. Peranan mereka sebagai konsultan, penasihat dan
fasilitator bisa mereka kerjakan dengan mudah. Mereka cenderung kurang
suka mengatur manusia dan proyek, tetapi mereka sangat menyukai
informasi.
Lee Iacocca memainkan peranan sebagai Penghubung klasik.
Seperti yang dikatakan dalam otobiografinya yang berjudul: Iacocca – An
Autobiography,
27
“Selama beberapa minggu pertama melaksanakan pekerjaan baru
Anda mencari tanda-tanda yang bisa dibuat cerita. Anda ingin mengetahui
dengan lembaga macam apakah Anda bergabung.
”Iacocca melanjutkan ceritanya tentang hari-hari pertamanya dia
bekerja di Chrysler Motor Corporation.
“Setiap orang bekerja sendiri-sendiri . . . Semua masalah Chrysler
sesungguhnya memiliki satu inti yang sama. Tidak ada seorang pun yang
tahu siapakah yang harus memulai. Tidak ada tim, yang ada hanyalah
sekelompok pemain yang bergerak sendiri-sendiri. Banyak yang belum
sungguh-sungguh menguasai posisi mereka.”
Iacocca
mereformasi
semua
tim
kerja
di
Chrysler,
menyeimbangkan mereka untuk memastikan efisiensi di dalam tim.
Sedangkan ia sendiri memainkan peranan pusat atau sebagai Penghubung
utama.
Dalam posisinya sebagai Penghubung, Iacocca bertanggung jawab
untuk mendefenisikan kembali budaya, nilai-nilai, aturan perilaku,
hubungan, peranan, dan tujuan perusahaan. Sebagai pemimpin tim yang
efektif, Iacocca menggunakan keahliannya dalam memanajemeni tim:
a. Aktif mendengarkan
b. Komunikasi
c. Pemecahan masalah
d. Bimbingan
e. Pengembangan tim
f. Lokasi pekerjaan
g. Hubungan tim
h. Delegasi
i. Menetapkan standar kualitas
j. Menetapkan tujuan
k. Memanajemeni tapal batas
l. Pengambilan keputusan partisipatif
m. Memonitor hasil
28
n. Mengontrol biaya
Kesimpulan
Pada tanggal 24 Oktober 1910, Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt,
dalam pidato yang disampaikan bagi para pengusaha di New York, mengatakan:
Orang-orang bertanya tentang apa perbedaan antara seorang pemimpin dan bos ..
Para pemimpin bekerja di tempat terbuka, sedangkan bos di tempat tertutup.
Hampir sekitar 70 tahun kemudian Pangeran Charles mengatakan dalam pidato
yang disampaikannya pada Komite Parlementer dan Sains.”
“Manajemen Inggris nampaknya tidak mengerti tentang pentingnya factor
manusia.”
Bab ini menggarisbawahi arti penting bagi para pemimpin Kaizen agar mereka
secara pribadi menunjukkan keberadaan serta bekerja dengan pengertian penuh
tentang sumber daya manusia.
Pemimpin Kaizen menekankan daya tarik individu dan tim yang diberi
wewenang melalui komunikasi, pelatihan, motivasi, pemberdayaan, dan
penghargaan. Mereka adalah manajer tim yang baik –atau Penghubung –yang
mempromosikan kerjasama tim dengan memberikan berbagai peranan dan
tanggung jawab pada para anggota tim sesuai dengan kekuatan dan kelemahan
mereka dalam berperan untuk memenuhi Sembilan fungsi kunci dari tim.
Pemimpin Kaizen berpusat manusia, dan memahami bahwa keberhasilan
tidak dapat diwujudkan tanpa adanya kesediaan para karyawan untuk menjalin
kemitraan. Dalam hal ini, tujuan mereka adalah memetik hasil yang
diharapkan dari tim mereka bagi perusahaan. Dalam proses kepemimpinan,
pemimpin berfokus pada tim dan pada sarana yang mereka gunakan
untukmeraih tujuan.
Untuk menjawab pertanyaan pada bab judul: “Apa peranan para pemimpin
masa depan?” jawabannya terdiri dari dua bagian: Pertama, peranan seorang
pemimpin tim adalah mewujudkan keseimbangan tim dan menjadi
penghubung kelas satu untuk menciptakan prestasi kerja tim yang tinggi.
Peranan kedengaran sederhana, tetapi untuk memelihara keseimbangan tim
29
dalam lingkungan dan permintaan pasar yang bergolak mereka membutuhkan
pengertian yang sangat mendalam tentang dinamika manusia, plus
kemampuan yang telah diasah tajam untuk memotivasi dan meningkatkan
prestasi kerja individual. Di samping itu, para pemimpin juga harus tetap
menjaga keutuhan “zona keamanan dan integritas psikologi” tim. Secara garis
besar, para pemimpin harus mampu memikul tanggung jawab, memelihara
konsistensi dan kedisiplinan tim. Dengan demikian menggabungkan berbagai
keahlian merupakan hal yang paling penting.
Kedua, peranan individual dan kolektif dari manajemen puncak dan
menengah adalah:
a. Struktur dan restrukturisasi bisnis
b. Mereka yang bisa diidentitaskan dan diangkat untuk menduduki posisi
manajemen senior adalah mereka yang mendemonstrasikan potensi
berharga untuk menangani tanggung jawab yang semakin meningkat
dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan
c. Setujui (tolak) permohonan untuk mendapatkan modal investasi
d. Setujui (mintalah pertimbangan ulang) rencana bisnis subunit
e. Monitor kinerja dari sub unit ini
f. Dapatkan (lepaskan) bisnis
g. Arahkan globalisasi dari bisnis tersebut (termasuk globalisasi di bidang
pemasran, periklanan, relasi-publik, desain produk, dan distribusi
produk)
h. Bentuk (pecahkan) aliansi strategis dan hubungan kerjasama
i. Tingkatkan atau sempurnakan sumber keuangan
j. Presentasikan kembali bisnisnya pada pemegang resiko internal
maupun eksternal
k. Kembangkan dan sempurnakan secara konstan visis korporat yang
jelas dan koheren, dna pastikan bahwa tercipta keselarasan dan
integrasi korporat yang total.
30
BAB III
SIAPAKAH YANG AKAN MENJADI PEMIMPIN MASA DEPAN?
Kata Pengantar
Pertanyaan tersebut sangat menarik dan ada beberapa jawaban yang bisa
benar. Atau bisa salah. Tergantung pada pandangan tentang masa depan milik
siapa yang anda anut. Berdasarkan fakta bahwa gambaran masa depan berubah
dengan sangat cepat, saya bisa beragumentasi bahwa satu-satunya jawaban yang
masuk akal diberikan oleh Darwin; manusia yang akan menjadi pemimpin masa
depan adalah mereka yang melalui adaptasi yang paling sesuai dengan pekerjaan.
Pertanyaan tersebut secara lebih pragmatis telah saya perdebatkan dengan
pemimpin internasional. Meskipun sedikit sekali pemimpin yang sampai pada
kesimpulan mengenai tanda-tanda yang sama, sebagian besar setuju bahwa ada
tiga titik kunci. Pertama, pergeseran paradigm kolosal dalam praktik masa kini
sudah pasti terjadi. Kedua, sumber daya manusia merupakan yang paling utama
bagi keberlangsungan perusahaan dan pertumbuhan investasi dibidang sumber
daya manusia menjadi semakin penting dalam kurun waktu dua tahun yang akan
datang. Ketiga, tidak ada “satu model tunggal” pada saat ini yang
mempresentasikan model ideal untuk millennium yang akan datang. Sebaliknya,
mereka mengatakan bahwa penggabungan antara praktik amerika, eropa dan
jepang nampaknya merupakan “penyegar” yang paling berpotensi dan mudah
dicerna.
Pada dasarnya, meskipun tidak diragukan lagi bahwa penggabungan antara
yang
terbaik
dari
barat
dan
timur
menghasilkan
berkat-berkat
yang
berkelimpahan, munculnya berbagai penemuan baru ditahun 1980-an dan 1990an
yang tak terduga. Bagaimanapun juga secara manusiawi harus disesuaikan dengan
serikat pekerja. Factor-faktor tertentu seperti kualitas yang ada saat ini bagi
perusahaan merupakan lini dasar untuk mempersiapkan masa depan, tingkatan
optimisme yang menghiasi perspektif pemimpin masa kini, fleksibilitas korporat.
Dan seberapa sempurna organisasi menyesuaikan diri dengan tenaga kerja dan
31
para karyawan menyesuaikan diri dengan perusahaaan akan menentukan siapakah
yang secara internal dan eksternal akan memimpin bisnis masa depan.
Peran utama dalam The endof work adalah sebagai berikut ini:
Ditahun 1960-an 33 persen dari semua tenaga kerja diamerika adalah karyawan
kerah biru, yang sekarang ini jumlahnya turun menjadi 17 persen, tetapi amerika
serikat masih melebihi jumlah semua sisanya diseluruh dunia. Rifkin menekankan
bahwa menjelang tahun 2025 jumlah karyawan kerah biru yang yang menangani
operasional pabrik berjumlah sekitar 2 persen dari seluruh tenaga kerja didunia.
Penurunan dramatis dalam kebutuhan akan tenaga kerja terampil dan semi
terampil yang sebelumnya merupakan tulang punggung bagi setiap perusahaan
sudah dimulai. Dalam wawancara yang diterbitkan oleh majalah Newsweek*
Rifkin menerangkan :
“Harapannya adalah bahwa bidang jasa akan menarik tenaga kerja kerah biru,
tetapi revolusi teknologi
sekarang menginvasi bidang jasa. Kita memiliki
perusahaan virtual yang fungsinya menipis menjadi pemimpin wirausaha, staf
tehnik, dan staf inti yang jumlah nya sedikit … pedagang besar mulai
dihapuskan karena manufaktur berhubungan secara langsung dengan para
pengecer melalui komunikasi elektronik. Karyawan kerah putih yang
menduduki manajemen menegah, sekretaris, resepsionis mulai tidak berfungsi.
Berbagai argumentasi teknologi sekarang ini sudah tidak benar lagi. Bahkan
kalau seseorang menemukan produk baru yang memiliki pangsa pasar
potensial universal. Anda bisa membangun pabriknya dengan sedikit tenaga
kerja dan memasarkan produknya dengan perusahaan virtual. Apa yang
dimaksud dengan kejadian ini adalah penurunan jumlah tenaga kerja dalam
jumlah banyak yang tidak dapat dihindari”
Kalau pandangan tentang utopia teknologi ini bisa dipercaya, maka
implikasinya bagi kepemimpinan-kualitas , kompetensi dan implementasi- luar
biasa. Sebagai contoh, siapakah yang akan dipimpin oleh sang pemimpin? Sector
apakah yang masih perlu mempekerjakan staf, dan dengan demikian
membutuhkan pemimpin? Akankah individu menjai operator tunggal yang tidak
memimpin siapapun kecuali dirimereka sendiri?
32
Rifkin mengatakan bahwa satu-satunya sector baru (sector yang akan naik
sampai kepuncak dalam bisnis) adalah apa yang di sebutkan sebagai sector
pengetahuan yang secara simbolis terdiri dari analis, ahli tehnik, ilmuanm,
programmer computer, penghibur, akuntan dan ahli hukum. Tetapi jumlah orang
yang dipekerjakan dalam fungsi ini begitu terbatas sehingga tidak akan pernah ada
cukup lowongan untuk menerima berjuta-juta orang yang diperhentikan dari
sector manufaktur, industry pelayanan dan pertanian.
Manfaat yang bisa dipetik sebagai konsekuensi positif dari revolusi
teknologi? Tidak perlu disangsikan lagi bahwa terdapat banyak konsekuensi
positif yang jumlah manfaatnya akan semakin melimpah, dari pelayanan pribadi
perbankan elektronik sebanyak 24 jam sampai dengan pembedahan canggih dan
produk manufaktur yang disesuaikan menurut selera individu. Sebagai contoh,
seorang pelanggan bisa meminta agar perusahaan levi membuat sebuah celana
jean yang disesuaikan dengan spesifikasi pribadinya dengan menggunakan teknik
produksi masal berbantuan computer yang dipakai oleh perusahaan untuk
menghasilkan berbagai produk levi . peristiwa yang sama mulai terjadi dalam
industry motor, para pelanggan ingin agar perusahaan menguasai teknik yang
dapat diandalkan serta membangun otomatisasi produk yang berkualitas. Tetapi
para pelanggan juga menginginkan mobil tertentu yang merefleksikan selera
pribadi bukan mobil standar eropa. Rifkin melihat berbagai manfaat dari era
informasi yang memicu pencerahan dalam peradaban manusia, meskipun saya
melihat bahwa masa depan menurut Rifkin sebagai sesuatu yang mirip telur,
bagian yang baik hanya dibagian tertentu saja . Rifkin mengatakan bahwa kita
akan lebih bebas dalam mencari aktivitas hiburan dan terjun dibidang pelayanan
dan
bimbingan
tanpa
berorientasi
laba
untuk
melayani
masyarakat,
mengembangkan kehidupan social dan spiritual, serta membina hubungan dengan
keluarga. Seperti
yang dikatakan Rifkin dalam wawancaranya dengan
NewsWeek,”keahlian social adalah salah satu cara penyelesaian … computer
tidak dapat menggantikannya.” Bagi saya ini merupakan salah satu bagian yang
baik. Jadi harus diseimbangkan dengan cara memenuhi kebutuhan psikologis yang
fundamental yaitu perlunya melaksanakan pekerjaan yang penuh arti. Masing-
33
masing dari kita secara alamiah atau intuitif memiliki kemampuan dan keinginan
untuk mengerjakan dan menerima berbagai penghargaan yang dapat dirasakan,
penghargaan yang memiliki kegunaan real dan bernilai tukar. Bagian yang buruk
tentang kondisi masa depan menurut penyataan
Rifkin adalah sedikitnya
kesempatan untuk memenuhi potensi pribadi kecuali oleh mereka yang berada
didalam sektor pengetahuan. Mereka yang berada didalam sector pengetahuan
diharapkan bersedia mengurangi jumlah jam kerja dalam seminggu menjadi 30
jam perminggu dibandingkan jumlah yang mereka gunakan sekarang ini sehingga
jumlah jam kerja total yang tersedia dibagikan dengan orang lain secara lebih adil.
Buku the end of work karya Rifkin adalah buku yang berbobot.
Argumentasi Rifkin sangat meyakinkan, dipresentasikan secara mempesona dan
logikanya menakjubkan. Tetapi apakah masa depan seperti yang digambarkan
Rifkin merupakan satu-satunya masa depan bagi perusahaan, karyawan, dan para
pemimpin? Apakah kita sedang berada dipersimpangan jalan dari dunia maju
pesat ataukah kita bisa menggunakan semua keahlian kita untuk mencegah
malapetaka berproporsi titanic dibidang tenaga kerja?
Tidak diragukan lagi bahwa teknologi informasi secara radikal telah
mengubah cara-cara manusia mengoorganisasikan bisnis dan cara-cara manusia
bekerja. Pertukaran ilmu pengetahuan yang begitu cepat menciptakan lebih
banyak tranparansi dan ide-ide baru tentang bagaimana berbagai pekerjaan bisa
diproses.
Pemimpin masa kini memiliki fasilitas dan juga kebutuhan yang semakin
meningkat_untuk memastikan bahwa perusahaan yang cekatan dan terampil
bukanlah perusahaan yang kosong tak berguna. Diantara ribuan perusahaan lain
diseluruh dunia, dengan berdasarkan fakta bahwa kemajuan teknologi tidak dapat
berhentikan atau dibelokkan, dua perusahaan telah memutuskan untuk tetap
memandang arti penting menanam investasi dalam sumber daya manusia
meskipun bentuk, fungsi dan tampilan nya berubah.
34
Michael Hirst menulis dalam NewsWeek*
Tranformasi dari manusia yang tidak peduli pada lini bawah menjadi pelopor
hubungan antarmanusia yang berperasaan peka, dan transformasi dari manusia
paternalis menjadi pembangun tata tertib yang sangat tinggi, merupakan
pemikiran ulang skala besar untuk mencapai kemajuan ekonomi dengan
melakukan berbagai kegiatan yang harus dilakukan dalam bidang pekerjaan.
Bagaimana mengurangi kelebihan tenaga kerja dan bagaimana menciptakan
lapangan kerja baru. Transformasi ini juga mencakup tentang bagaimana
perusahaan bisa memperoleh dan bisa mempertahankan tenaga kerja professional
disaat terjadi kompetensi yang semakin menunjang dan operasi yang semakin
ramping sehingga perusahaan membutuhkan lebih banyak karyawan yang
berkualitas.
Sudah jelas bahwa perilaku pemimpin bisa memberikan pengaruh yang luar
biasa dalam pemberlakuan peningkatan total, disamping itu juga sangat penting
untuk tetap memelihara loyalitas dan komitmen perusahaan dalam hubungan
dengan mereka yang meninggalkan perusahaan karena restrukturisasi organisasi.
Seorang pengusaha yang memiliki julukan sebagai manusia tak berperasaan atau
sering mengeluarkan para karyawannya, hanya memberikan sedikit manfaat
sehingga mereka tidak memenuhi kualifikasi untu menjadi pemimpin korporat.
Kalau analisis diatas telah mendeskripsikan secara kasar tentang pendekatan
umumbarat dan timur terhadap perkembangan organisasi diawal tahun 1990an,
maka perbedaannya menjadi kabur karena adanya pengaruh ide-ide saling
berhubungan diantara berbagai filsafat yang berbeda. Gaya kepemimpinan
amerika, jepang dan eropa sebagian besar masih dapat dibedakan, namun terjadi
penggabungan gaya yang semakin cepat.
Para pemimpin yangmemandang jauh kedepan jauh melebihi dibandingkan
batas-batas mereka sendiri dan memanfaatkan yang terbaik dari apa yang
ditawarkan dari budaya lain adalah mereka yang akan menyertai kita untuk
menyongsong masa depan.
35
Siapakah yang Akan Menjadi Pemimpin “Kultural” dimasa Depan?
Kekuasaan stakeholder (pemegang resiko) adalah pengaruh yang dimiliki
oleh para pelanggan, para pemegang saham, institusi keuangan, dan terkadang
komunitas local terhadap perusahaan. Pengaruh ini merupakan kekuatan yang bisa
melemahkan atau mengancam keberlangsungan perusahaan dan bahkan
keberlangsungan pemimpin individual. Sebagai contoh beberapa perusahaan
inggris yang dikelola swasta mulai merasakan pengaruh yang diperankan oleh
pelanggan dan pemegang saham karena mereka telah mengerti tentang kekuatan
pengaruh mereka dan bagaimana cara menggunakannya, sebagai konsekuensi dari
apa yang dianggap merupakan ketidakadilan dan ketidakseimbangan yang terbukti
dengan adanya perbedaan perlakuan diantara staf biasa dengan kepala eksekutif,
diantara mereka yang menduduki posisi puncak dengan karyawan rendahan, serta
beratnya beban biaya yang harus ditanggung oleh para pelanggan gas,listrik,air
dan telepon. Meskipun kepala eksekutif british gas dan beberapa perusahaan air
regional baru-baru ini dilindungi dalam voting kepercayaan oleh institusi
pemegang saham, tetapi individu pemegang saham berhasil menciptakan
gelombang tekanan terhadap pemerintah agar komite greenbury meneliti ulang
harga kebutuhan utama dan memberlakukan investigasi guna menyelidiki gaji
yang diterima para pemegang posisi puncak. Seluruh masalah ini merupakan sikap
proteksionis yang diambil oleh institusi, telah menjadi agenda terbuka di house of
commons lebih dari 15 bulan. Nampaknya permasalahan itu tidak akan
terpecahkan sampai investor pribadi percaya bahwa suara mereka didengarkan
sama baiknya seperti pengelola dana pension, politisi dan perusahaan sesuai
dengan yang terdapat dipasar saham. Kepercayaan mereka mungkin tidak
berlandaskan dan tidak didukung oleh siapapun, seperti yang dilaporkan dimedia
barat tentang sistem capital keuangan jepang, mereka juga berasumsi bahwa hal
yang sama juga berlaku di inggris.
Apakah Arti Semua Ini Bagi Para Pemimpin?
Guna memimpin secara efektif, semua pemimpin masa depan disemua
tingkat harus menjadi pemimpin yang :
36
1. Mahir memanfaatkan kesempatan strategis
2. Memiliki kesadaran global
3. Mampu memanajemeni organisasi yang sangat terdesentralisasi
Pandangan ini dicetuskan oleh J.A.Conger, yang sepenuhnya disetujui kami
dieropa japan centre. Conger mengungkapkan bahwa pemimpin masa depan
memerlukan enam bidang kompetensi, tiga diantaranya didefinisikan dan
diperbantukan oleh pemimpin yang beroperasi diwilayah pasar dan tiga lainnya
akan didefinisikan oleh pemimpin yang akan membantu dia untuk berhubungan
dan memanajemi tenaga kerja.
Kepemimpinan strategis
Kepemimpinan global
Tergantung pada wilayah pasar
Kepemimpinan post-hierarki
Kepemimpinan diversity
Kepemimpinan antarmanusia
tergantung pada tenaga kerja
Kepemimpinan komunitas
Pemimpin masa depan yang berpotensi adalah mereka yang mengetahui
bahwa tim-tim yang bersatu dan harmonis, unit-unit manusia yang mengarahkan
diri sendiri secara total jauh lebih berprestasi disbanding sekelompok individu
terpencar-pencar yang beroperasi bersamahanya karena kebetulan, khususnya
dalam lingkungan dimana multi-ahli, rotasi pekerjaan, penilaian berbasis
informasi dan pengambilan keputusan consensus menentukan kinerja. Tim bisa
disusun ulang, difokuskan kembali, dan dimotivasi untuk mengambil tindakan
secara cepat.kalau sebuah tim mempunyai komitmen untuk membuahkan hasil
yang nyata maka tim tersebut sudah siap memaksimalkan kekuatannya guna
meraih hasil (dan proses) yang tidak dapat diwujudkan oleh sekumpulan
karyawan yang bersatu dan tidak berkompetensi.
37
Dibutuhkan tipe manusia tertentu untuk memampukan tim meraih prestasi
kerja secara sinergistis. Para pemimpin masa depan akan berasal dari mereka yang
mampu menggabungkan dan mengembangkan dengan kata lain mensintesa
kinerja tinggi dan terpelihara yang mencakup berbagai petunjuk kepemimpinan
yang seperti dikembangkan oleh procter & gamble dalam transformasi besar
mereka selama periode 1985-1991.
38
Model kepemimpinan procter dan gamble
HASIL
Keahlian
pertanggung-jawaban
Pemecahan masalah
keikutsertaan
Fungsional
individual secara
Antarpribadi
saling menguntungkan
Tujuan spesifik
Pendekatan umum
Tujuan bermakna
PROSES TIM
KOMITMEN
PERTUMBUHAN
PRIBADI
Model ini telah digunakan oleh Europe Japan Centre sebagai alat untuk
mendidik dan mengembangkan kepemimpan transformasional. Model ini
menghasilkan pemimpin masa depan yang bersedia untuk menghapuskan gaya
kepemimpinan konvensional yang “Gung-Ho” dan memahami peranan dinamika
manusia yang sangat penting dalam proses untuk mengejar dan meraih sukses
korporat.
39
BAB V
BAGAIMANA BISNIS IBARAT BISA MENGACU PADA
KEPEMIMPINAN YANGTERBUKA?
Mengacu Pada Perubahan
saya yakin anda tidak perlu diingatkan, sebelum dan selama inisiatif
perkenalan tentang keutamaan progam perubahan keizen. Kalu ada seorang CEO,
anda tidak boleh:
1. Mengungkapkan inisiatif tersebut sebagai inisiatif “milik anda” dan
memaksakannya dari atas.
2. Menyatakan bahwa kaizen bisa dengan cepat menyembuhkan segala macam
masalah kinerja.
3. Bersandar pada visi pribadi anda sendiri, tanpa mengubahnya menjadi rencana
tindakan jangka panjang yang penuh pertimbangan dan mendetail.
4. Percaya bahwa hanya dengan mengubah (artinya memngembangkan atau
meningkatkan) struktur dan proses maka anda bisa mewujudkan tujuan anda.
5. Percaya bahwa anda mengetahui semua jawaban bahkan semua pertanyaan.
6. Memulai sebelum anda mengetahui secara jelas apa yang ingin anda raih.
7. Percaya bahwa anda bisa membuang kultur, nilai, proses-proses lama
sebelumnya yang baru secara total diterima oleh tenaga kerja:yang lam dan
yang baru bisa hidup berdampingan untuk beberapa waktu. Jika yang lama
menurut fakta, sma sekali tidak mampu memelihara keberlangsungan atau
mendukung kemajuan, maka ini menunjukkan bahwa pada masa lampau telah
ditanam investasi dalam kaizen yang tidak cukup, dan dalam kasus ini anda
perlu mengajukan tiga pertanyaan pada diri sendiri:
1. Bisakah pengaruh system kepercayaan-kepercayaan dan praktik-praktik
“asing” seperti kaizen menyebabkan yang lam akhirnya tumbang sebelum yang
baru yang telah “sepenuhnya tertanam” dengan demikian menyebabkan
perusahaan dalam keadaan terancam?
40
2. Jika investasi masa lalu begitu sporadis dan tidak berarti bukti apa yang anda
miliki sehingga sekarang sudah tiba saatnya untuk memperkenalkan,
memelihara, dan mengembangkan yang baru?
3. Bukankah lebih bijaksana kalau terlebih dahulu meperkuat yang lama guna
menghasilkan standar barat yang lebih baik, kemudian menggabungkannya
denga kaizen?
Saya mengembangkan sebuah model standar Europe Japan Centre yang
disebut
“Rute
untuk
memperkenalkan
mengilustrasikan, dalam rancangan
Nilai-nilai
Kaizen”.
Rute
ini
yang sederhana, rentang bagaimana
memanajemani transisi dari lama ke baru. Skemanya diperlihatkan dalam bagian
bawah berikut ini, selanjutnya saya memeprjelas langkah-langkahnya dalam
keterangan yang mendetail.
Rute Untuk Memperkenalkan Nilai-Nilai Keizen
Sebelum memulai melaksankaan tahapan manapun, adalah sangat penting
untuk memperjelas tujuan-tujuan perubahan: Mengapa anda ingin melaksankan
tahapan ini? Apa yang anda ingin dapatkan dari tahapan ini?
Tahapan
Bentuk tim puncak dalam
2.diskusikan maksud
1. Riset dan diskusi
Tingkat tinggi
Riset pengarah
anda dengan para
pemimpin tenaga kerja.
3.Diskusikan tentang pengaruh kaizen
dengan staf dari setiap tingkat perusahaan
4.Bicarakan dengan staf ahli
5.Evaluasi berbagai potensi
Tentang inti dari ilmu
Tahapan
Memnafaatkan bagi
.
6.Adakan pemeriksaan Tentang nilainilai dan cultural internal langkah
7.Putuskan secara formal
lamgkah ini akan memperhitungkan41
Mengadopsi sebuah pendekatan
kekuatan dan kelemahan dari linin
kaizen putuskan nama progamnya.
dasar.
III Keputusan Mikro
10.Putuskan anggota
10.Bahas kaizen secara
mana yang dari tim
mendetail dan keputusan
manajemen senior dan
menengah anda-
Instrument dan prinsip
ditambah tim tenaga
yang mana yang akan
kerja yang akan
diperkenalkan
diikutsertakan
12.secara kompherenshif latih dan didik semua anggota
IV Pendidikan & pelatihan
dari kelompok pengembangan
14.Berkomitmen
V Sasaran dan
Indicator prestasi
kerja
13.Menganalisa dan merevisi tujuan
atas hasil di
yang digariskan dalam langkah 6-dalam
bidang kunci,
barang keselarasan ilmu pengetahuan
standar kinerja
yang didapatkan oleh kelompok
dan indikator
pengembangan melalui pelatihan
mereka.
15.mendesain dan
berkomitmen atas
system umpan balik
dan memonitor
kinerja baru
16.Mendiskusiakn janji pertemuan
17.Mengidentifikasi
antara para pemimpin tim kaizen dan
potensi para
para serikat pekerja
pemimpin tim
18.Mendiskusiakan
kaizen tujuan
perusahaan serta
peranan
42
Keterangan Penjelas
Disamping mendiskusikan langkah-langkah skematik yang lebih mendetail,
saya ingin menekankan beberapa penekanan utama:
1. Ketahui apa yang ingin anda raih, anda mungkin tidak mampu
mengartikulasikan setiap aspek dan visi anda tetapi pernyataan
yang
kabur.
2. Mengertilah tentang apa yang anda tekuni. Yang saya maksudkan adalah
agar anda juga mengerti tentang waktu, biaya-biaya, jumlah usaha dan
energi yang diperlukan untuk menyelesaikan transisinya.jadi bukan hanya
mengerti
tentang
kaizen
dan
konsep
integrasinya,
kecerdikan
organisasinya dan pembelajaran organisasinya.
3. Tentukan strateginya. Ini menyusul setelah poin utama diatas. Tetapi
ingatlah bahwa kaizen mengharuskan perubahan evalusioner melalui
langkah kecil yang bertahap terlalu berlebihan atas strategi yang anda
terapkan dalam tahap ini, tetapi lihatlah strategi tersebut sebagai fondasi,
subyek dari perbaikan yang konstan.
4. Ikut sertakan semua karyawan anda. Dengan mengikutsertakan setiap
orang dengan kata lain memberikan kepercayaan pada mereka, maka
perubahan bisa dimulai dari bawah, dengan tenaga kerja anda sebagai
kekuatan terpenting, dan anda secara strategis memimpin dari puncak.
Sebagai tambahannya dengan membuka pikiran anda terhadap mereka
yang:
a. Paling banyak terkena pengaruh dengan adanya perubahan serta
b. Memiliki tanggung jawab untuk melaksankan proses dan perilaku baru
Anda harus secara implicit berbagai kesempatanuntuk memberikan
kontribusi partipasi dan “kepemilikan” serta mendemontrasikan keterbukaan
yang merupakan karakteristik dari organisasi-organisasi kaizen. Dengan
menghalangi dan menutup para karyawan dari komunikasi dengan “atas” maka
sangat mudah dimengerti kalau para pekerja hanya mengikuti pimpinan anda
secara tanpa perhitungan, tanpa berpikir kalaupun mereka belum pernah
43
“memberontak” sebelumnya. Afar sukses, kaizen membutuhkan karyawan
yang memiliki sikap mandiri dan penuh tanggung jawab.
Dalam buku J.J.Nora, C.R.Rogers dan J.Stramy yang berjudul
“Transforming the workplace” (mentransformasi tempat kerja), yang dikutip
oleh irving Bluestone, kemudian oleh direktur UAW dari Departemen tenaga
kerja general motors, mereka berkomentar mengenai dimulainya progam
perubahan di pabrik mesin Cadillac general motors di loivonia, Amerika
Serikat “Usaha yang sepenuhnya sukses dalam melibatkan karyawan untuk
pengambilan keputusan tidak sekedar dikembangkan oleh manajemen dan
kemudian diserahkan kepada serikat pekerja dan para karyawan.progam
peningkatan yang sangat sukses berasal dari pengertian yang telah disetujui
bersama secara saling menguntungkan sehingga serikat pekerja dan manajemen
memiliki
kedudukan
sama
dalam
merencanakan,
mendesain,
dan
mengimplementasikan proses pengikutsertaan para karyawan.
Penuhi tim puncak anda dengan manusia yang benar. Seperti yang
dikatakan oleh Peter Wickens dalam bukunya “The Ascendant Organisation”,
para anggota yang akan mengarahkan progam perubahan “ harus memiliki
kredibilitas pribadi yang tinggi dan dipercayai, harus menjadi motivator, peraih
sukses, dan komunikator efektif; (dan) harus mewakili semua bagian organisasi
serta sepenuhnya memegang tanggung jawab normal.
Kalau meloihat dalam diagram “Rute untuk memperkenalkan Nilai-nilai
kaizen “maka akan diperlihatkan beberpa tujuan:
Fase I Langkah 1-6
Kaizen harus diarahkan dari atas, bukan hanya dalam pengertian
kepemimpinan proyek, tetapi juga sebagai perilaku. Ketergantungan yang tidak
dapat dikurangi terhadap direktur utama dan para anggota tim puncaksebagai
model panutan kaizen mutlak penting demi keberhasilan perubahan dari
praktik konvensional barat. Bagaimanapun juga kelompok eksekutif ini juga
harus sepenuhnya mengerti kaizen dan bersiap-siap menjual manfaatnya bagi
serikat pekerja dan staf; serta mengarahkan perkenalan kaizen samapi ke
bagian bawah dari organisasi mereka. Riset berskala besar dilokasi tempat
44
tinggal, dan jika memang memungkinkan di jepang adalah sangat penting.
Berdasarkan diskusi yang membahas inti ilmu pengetahuan kaizen di masa
para konsultan bisa membantu mengadaptasikan proses transformasinya agar
sesuai dengan lini dasar saat ini (ditentukan berdasarkan pemeriksaan nilainilai ) pada satu sisi, dan rancangan tujuan (pada tahap ini) di lain sisi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses transformasi ini berjalan dengan
memberlakukan pergeseran paradigma yang memerlukan keikutsertaan
manajemen secara konstan. Sudah tentu proses transformasi ini tidak berjalan
seperti mengubah jadwal kereta api, dimana seorang pengontrol pada suatu hari
dalam jam tertentu bisa mengadakan perubahan, dan semua jalur dari jadwal
lama digantikan dengan yang baru. Dibutuhkan waktu yang lama lagi kultur
baru seringnya bertahun tahun untuk menggantikan kultur lama. Selama masa
transisi, kultur lkama dan kultur baru masih dapat dilihat, sampai pada suatu
ketika rezim kuno secara total tumbang dan keluar dari system karena terkena
pengaruh kultur baru yang kuat. Hal ini khususnya benar kalau kultur
baru/kerangka kerja nilai-nilai dianggap sebagai suatu yang secara intrisnik
“asing”. Progam perubahan kultur British Airways (sekarang sudah berumur
satu dasawarsa) masih terus dismepurnakan. Unipart yang mengadopsi kaizen,
dalam pengertian yang sama, hnya saja memulai.
Fase II Langkah 7-9
Langkah 7 merupakan pilihan. Alasan dari mengapa langkah ini diambil
adalah agar bisa meyakinkan mereka yang ragu-ragu dan terombang-ambing
bahwa kalau dibandingkan dengan kerangka kerja nilai alternative, kaizen
dapat dibuktikan merupakan filsafat yang paling sesuai dan memberikan
keuntungan untuk diterapkan.
Setelah secara formal mengambil keputusan untuk mengadopsi kaizen,
mungkin dengan menggunakan istilaih lain (langkah 8), para anggota dari
kelompok pengarah tim puncak dapat mengambil tanggung jawab proyek
pengembangan yang spesifik. Tujuh peran pengembangan seperti yang
diperlihatkan dalam langkah 9 hanyalah merupakan peran utama. Peran-peran
laian bisa, juga penting menurut keadaan dan tujuan perusahaan saat ini. Dalam
45
kejadian apapun, sekarang para pemimpin proyek dapat menginvestasikan
modal intelektual mereka dalam riset skala kecil tentang detail dan pernik
kaizen persiapan.
Fase III Langkah 10-11
Dari banyak instrument kaizen, hanya sedikit saja yang dapat
diperkenalkan setiap waktu. Memperkenalkan kaizen secara keseluruhan hanya
cenderung mengakibatkan rasa takuta dan bukan semangat. Pada fase ini para
pemimpin proyek harus berkonsentrasi pada detail analisis, dan pada waktu
yang sama, memperetimbangkan bagaimana menggabungkan teori manajemen
dan organisasi barat ke dalam kerangka kerja kaizen. Percencanaa waktu yang
menyeluruh juga harus didesain.
Pada permasalahan ini maksud untuk mengadopsi kaizen bisa dibuat
menjadi lebih jelas bagin para manajer senior dan mengeah dengan mengajak
mereka mengadakan analisa, diskusi, dan perencanaan fondasi kerja; sefrta
menugaskan individu pada kelompok proyek pengembangan. Para pemimpin
serikat kerja, kalau memang dapat diterapkan, juga hatus sepenuhnya
dilibatkan dalam langkah ini ( langkah 11) guna memesatikan bahwa; pertama,
mereka tidak memiliki alasan untuk merasa bahwa kaizen tersebut dipaksakan.
Kedua, mereka memiliki kesempatan yang setara untuk berbagi transisi dan
dengan demikian memiliki produk final demi dan bersama para anggota
mereka.
Saya memahami bahwa urutan langkah-langkah linear yang skematis
tersebut membuat transisi dari barat menjadi Barat-plus Timur menjadi keliatan
relative mudah. Saya juga memngakui bahwa proses tersebut mungkin tidak
dapat diformulasikan atau diaktualisasikan secapat seperti disarankan secara
skematis. Sebagai contoh, tidka dapat dihindari lagi bahwa akan terjadi banyak
tumpang-tindih pada saat berbagai kelompok .
Fase IV Langkah 12
Dalam fase ini fondasi-kerja yang cukup untuk pendidikan dan pelatihan
yang mendetail berhasil diselesaikan, yang sekarang bisa diterima oleh
kelompok
pengembangan
agar
mereka
46
mengembangkannya
menjadi
spernagkat kompetensi pribadi. Bagimanpun juga, pada poin ini sebagian besar
dasar pengertian bisa berkembang dengan sendirinya, (kalau disepanjang
proses tidak diadakan konsultasi maka hasilnya bisa jadi tidak lengkap). Kalau
memang ini kasusnya maka keputusan bijaksana yang bisa diambil adalah
menanam investasi dalam kesadaran terstruktur dan menyelenggarakan progam
peningkatan keahlian yang diasuh oleh para pakar kaizen.
Fase V Langkah 13-15
Fase ini merupakan peralihan dari nilai-nilai lama menuju nilai-nilai baru.
Langkah demi langkah menuju fase ini merupakan langkah yang fundamental,
langkah-langkah selanjutnya bersifat kreasi. Tujuan umum “pengarahan”
seperti yang dijabarkan pada langkah 6 sekarang ini dianalisa dan
disempurnakan guna menghasilkan tujuan “prestasi kerja” yang kokoh dan
formal seperti yang dirangkum dalam pernyataan misi dan nilai korporat.
Pada waktu yang sama, area hasil kunci, standar kinerja dan indicator
kinerja yang akan digunakan sebagai rambu-rambu (atau petunjuk jalan) di
sepanjang rute guna membangun kekuatan dengan meraih tujuan kreasi kerja.
Demikian pula, system monitor kinerja bisa didesain.
Fase VI Langkah 16-21
Harus selalu diingat bahwa para pemimpin tim memiliki kedudukan yang
vital dalam memampukan para karyawan. Mereka memiliki peranan yang
berprofil tinggi dan setiap perusahaan kaizen. Kualitas mereka sebagai
kotivator, pelatih, komunikator, pemimpin, pembimbing, ahli psikologi
manajer daya dan ketua jauh lebih penting dibandingkan dengan umur atau
berbagai pengalaman dan keahlian kerja. Karena untuk alasan inilah maka
memiliki para pemimpin tim yang benar mengandung arti yang sangat penting
guna mencapai tujuan prestasi kerja. Dengan demikian enam langkah dari fase
ini mengimplikasikan waktu dan perhatian.
Bagaimana pun juga, mungkin tidka sepenuhnya perlu untuk mengikuti
enam langkah dalam fase ini secara tepat benar. Sebagai contoh langkah 17-19
bisa diikutsertakan dalam pusat penjelasan, pelatihan dan penilaian, dimana
kandidat kandidat yang paling sesuai bisa diseleksi dan dipilih (langkah 20).
47
Selanjutnya orang-orang ini dapat mengikuti pelatihan pengembangan untuk
secara spesifik menyiapkan diri mereka guna memenuhi beberapa tanggunga
jawab tim (langkah 21).
Fase VII Langkah 22
Para pemimpin tim yang terlatih sekarang harus menyediakan diri untuk
ikut serta dalam mendesain proses-proses yang harus mereka kerjakan. Ide-ide
mereka mengenai rekonstruksi tenaga kerja akan menggarisbawahi dan
mendukung perasan mereka tentang tanggung jawab pribadi terhadpa tim yang
baru muncul.
Fase VIII Langkag 23
Sampai pada permasalahan ini inisiatif kaizen bisa digulirkan para seluruh
tenaga kerja. Setiap jalur komunikasi harus digunakan pengarahan secara
kelompok,video, surta kabar, poster, bulletin, papan pengumuman, buklet
penerangan, dan secara lebih definitive memberlakukan “manajemen sambil
berkeliling” oleh direktur utama, para anggota kelompok pengembangan, para
pemimpin tim, dan para pegawai serikat pekerja. Apa yang paling penting dari
semua adalah mengkomunikasikan nilai dan misi perusahaan kaizen yang baru.
Fase XI Langkah 24
Sekarang pelatihan staf biosa dimulai, pelatihan ini harus diadakan oleh
para pemimpin tim, walaupun demikian, mungkin masih sangat perlu, tanpa
mengganggu komunikasi dan akyivitas pembantu pada langkah 23, untuk
mendekonstruksi sikap dan perilaku yang sulit ditinggalkan sebelum mendidik
staf dalam proses dan kepercayaan baru: pelatihan ini tidka boleh
rekontaminasi oleh praktik-praktik mas alalu yang ditinggalkan.
Fase X Langkah 25
Sistem monitor kerja baru sekarang bisa diberlakukan hanya sebagai
permulaan untuk ….
Fase XI Langkag 26
Meluncurkan progam kaizen pada tanggal tertentu,
48
Fase XII Langkah 27
Akhirnya kemajuan dapat dipantau guna memastikan pemusatan perilaku
agar sesuai dengan tujuan dari nilai-nilai, serta agar bisa mnegaplikasikan
bimbingan pengokohan ulang dan tindakan korektif dan presisi yang sangat
tepat. Disini oenting artinya untuk ditekankan kembali bahwa memperkenalkan
kultur dan nilai-nilai kerangka kerja baru tidak bisa dituntaskan hanya dalam
semalam, tidak juga satu minggu, bulan atau tahun. Transisinya baru, dengan
meluncurkan progam pelatihan pada saat inisiatif kaizen “sedang berjalan”
kedalam lingkungan yang cepat memahami berpendidikan, dan kemauan besar.
Kunci untuk memperkenalkan kaizen adalah dengan cara kaizen, sedikit
demi sedikit: terimalah satu peningkatan dan gabungan ke dalam kernagka
kerja nilai-nilai baru sebelum memperkenalkan yang lain. Bangun setiap
langkah peningkatan/perubahan di atas langkah yang mendudukinya.
Progam Percontohan
Dalam buku mereka yang berjudul Competing Against Time, G Stalk dan
T.M Hout mendiskusikan tentang nilai dari progam percontohan dan tim
kepeloporan, mereka menulis
“Percontohan merupakan cara yang baik guna menyalurkan energy pada
bagian oragnisasi di mana orang-orang baik telah siap untuk bertindak dan di
mana percobaan local dan kesalahan eksperimental merupakan cara yang benar
untuk mendapatkan solusi.”
Mereka menekankan betapa progam percontohan dan implementasi
memiliki arti yang sangat penting, baik secara fisik, dna yang lebih utama lagi,
secara politik oleh “orang-orang senior yang memegang isu-isu penentu.
Progam percontohan bisa mendemonstrasikan apa yang ingin diraih oleh
organisasi,
khusunya
ketika
sukses
awal
membantu
mengahasilkan
“kepemilikan”, komitmen, dan momentum yang perlu demi sepenuhnya
pemberlakuan progam. Selanjutnya stalk dan Hout menjelaskan:
“engan cara demeikian proses perubahannya bukan dari atas ke bawah,
begitu juga sebaliknya, tetapi sepenuhnya dilaksankan drai tengah dan
49
dikoordinasi
dari atas oleh mereka yang berkomitmen memiliki visi.
Kemampuan para manajer menengah menduduki posisi terbaiknya dengan
melaksanakan pembelajaran garis terdepan sehingga menyusun ulang praktik
perusahaan.
Pemeliharaan
Saya sudah sering berkomentar bahwa menerpakan kepemimpinan kaizen
tidak dapat dilaksanakan hanya dalam semalam saja;dan tidak bisa diwujudkan
dalanm sekejap mata saja. Saya ingat tentang seorang kapten tentara yang
pernah suatu saat mengatakn kepada saya bahwa opsir tentara barunya tidak
mengerti apa artinya “kepemimpinan baru” mereka masih membayangkan
bahwa meneriakkan perintah masih merupakan gaya yang dianjurkan atau
bahwa keramahtamahan yang berkebihan masih diharapkan . kedua ekstrim ini
bukan kasus, tetapi sebagian besar para pemimpin muda membutuhkan
pelatihan yang berkesinambungan plus pengalaman dalam banyak situasi yang
berbeda untuk memperlajari seni kepemimpinan dalam tingkat yang benar.
Kemudian mereka juga memerlukan penguatan ulang yang konstan guna
memelihara gaya tanpa campur tangan selagi tetap memelihara keberadaan
yang memadai untuk memerintah, mengontrol, dan berkomunikasi secara
efektif.
Dalam hal ini para manajer dan eksekutif dalam bisnis analog dengan
kapten tentara, mayor, dan pangkat di atasnya, sedangkan opsir tentara analog
dengan para pemimpin tim organisasi tim puncak harus:
1. Memilihara komitmen mereka terhadap tujuan jangka panjang, dan
memastikan bahwa setiap orang memahami fokus-tujuan dalam perilaku dan
harapan mereka.
2. Memelihara lingkungan pendukung yang benar, dimana perilaku positif
orang lain diberi penghargaan,keputusan yang baik diakui dan ide-ide
peningkatan dimintakan dari setiap orang tanpa pandnag bulu di mana
mereka bekerja tugas-tugas apa yang mereka laksanakan,berapa lama
50
mereka telah bergabung dengan perusahaan, dan posisi apa yang mereka
pegang dalam hierarki.
3. Ukurlah kemajuannya secara teratur dan sering menurut perencanaan saat
ini, sesuaikan perencanaan dengan kemanjuan atau selarasakan komunikasi,
pelatihan, motivasi, dan pemberdayaan guna memampukan manusia untuk
mencapai criteria rencana prestasi kerja.
4. Berikan dorongan agar para karyawan memiliki inisiatif, kreativitas,
pemikiran dynamis, dan komitmen pribadi untuk menciptakan tenaga kerja
yang poenuh kesadaran sehingga mampu menaggapi berbagai perubahan di
pasar dengan cepat dan kompeten, dengan kata lain karyawan yang cerdik.
5. Pastikan bahwa kemajuan karir mereka berbasis kompetensi proses sama
banyaknya dengan kemampuan memerikan hasil.
6. Wujudkan keseimbangan antara minat, kebutuhan dan harapan, dari semua
pemegang risiko internal dan eksternal, sertan raih keseimbangan di dalam
tim guna memastikan kepuasan kerja dengan berdasarkan kesukaan pribadi,
peran dan penyelesaian tugas, peningkatan makna kerja dan pencapaian
tujuan.
7. Komunikasikan nilai dan praktik secara terus menerus sesuai dengan
paradigm baru.
8. Pastikan penyelarasan internal yang berkesinambungan
9. Jangan pernah berhenti belajar, saling berbagi pelajaran dan pandangan
inutiatif
10. Bersiap siaplah untuk mengambil kepuitusna yang sulit, bersabarlah, buat
diri anda dapat ditemui dan di atas segalanya, percayalah kepada kebenaran
absolute dari apa yang anda kerjakan.
51
KESIMPULAN
Pertama; saya ingat ketika berbicara dengan seorang pemimpin tim
perusahaan barat yang baru baru ini mengadopsi kaizen. Ia mengatakan bahwa ia
terbiasa menjadi “supervisor” yang secara teknik memiliki kemahiran tinggi dan
dihargai karena keompetensi prosuksinya tetapi ia tidka terlatih sebagi sebagai
seorang pemimpin.”kekuasaan” miliknya atas para bawahan dan didapatkan dari
otoritas posisinya. Sekarang ia mengatakan bahwa ia telah menjadi seornag
pemimpin yang terlatih dan menikmati kebebasan untuk bekerja bersama timnya.
Ia menambahkan bahwa timnya menginginkan dirinya sebagi pemimpin mereka
bukan hanya karena dia secara teknik adalah seorang ahli tetapi juga karena apa
yang mampu ia bagikan dengan para karyawannya sebagai manusia. Tetapi ia
juga memahami bahwa karena timnya sudah sepenuhnya diberi wewenang dan
karena penilaian 360 derajat sekarang sudah merupakan norma, maka kalau
timnya tidak lagi menginginkan dirinya ia harus pindah ketempat lain.
Kedua; dalam salah satu seminar saya, seorang delegasi mendekati saya dan
bertanya tentang prinsip kepemimpinan milik saya sendiri, bukan mengenai
hubungan saya dengan orang lain. Saya katakana bahwa saya mempercayai
kepemimpinan sebagai:
1. Menjadi “pemimpin yang melayani”, artinya;bersedia bekerja bagi tim dan
juga memimpin tim
2. Peduli akan dimensi manusia, dan dalam ungkapan sederhana, menyukai
manusia
3. Berani, baik secara fisik maupun emosional,
4. Memberikan dorongan semangat agar individu mengeluarkan kemampuan
intrinsiknya untuk menjadi inovatif dan kreatif.
5. Mendangarkan hati nurani anda senidir, khususnya ketika mengatakan pada
anda tentang tindakan apa yang anda perlu ambil ketika anda sudah
mengadakan penilaian ulang tentang prestasi kerja pribadi milik anda sendiri
Inilah kepemimpinan bisnis dimasa depan, saya sepenuhnya percaya bahwa
kalau perusahaan serius tentang kompetisi masa depan sehingga tim manajemen
harus memiliki komitmen untuk mencapai tujuan yang heroic. Tujuan yang jauh
52
melebihi sumber daya saat ini dan kultur korporat yang ada. Sesungguhnya, para
pemimpin
bisnis
harus
mengembangkan
kepercayaan
bagi
karyawan
perusahaannya sehingga mereka mampu mewujudkan tujuan yang paling sulit
sekalipun dengan memfokuskan perhatian untuk menciptakan lingkungan yang
membebaskan dan memberikan semangat bagi para staf untuk berinovasi dan
sepenuhnya terlibat dalam bisnis. Hanya dengan cara ini maka manajemen akan
sukses dalam mendapatkan keberanian untuk menetapkan komitmen dalam diri
mereka sendiri dan perusahaan mereka untuk berpijak pada filsafat baru dan
kepmimpinan global.
Tidak ada satu resep tunggal dalam gaya kepemimpinan atau struktur
organisasi sebagai suatu keharusan. Untuk menghailkan jenis pendekatan berbasis
kolega yang meningkatkan kinerja. Dengan melihat perusahaan yang saya sebut
dalam buku ini dan buku lain yang merupakan hasil kerja saya dan mereka di
Europe Japan Centre (atau sedikitnya mendiskusikan kaizen) maka kejelasannya
sudah paten bahwa cirri-ciri karakter dari para pemimpin di setiap tingkat jelas
sangat berbeda. Walaupun demikian, secara umum mereka memiliki visi bersama
yang sesuai dengan perusahaan masing-masing. Mereka percaya bahwa sintesis
antara yang terbaik dari timur dan yang terbaik dari barat mampu memberi
mereka pendorong cultural guna meraih tujuan yang tidak dapat diraih oleh gaya
manajemen barat yang konvensional.
Sebagai hasilnya, kaizen memberikan keyakinan pada individu untuk
memandang jauh melebihi horizon saat ini dan menetapkan fondasi bagi bisnis
masa depan mereka.
53