Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

"Perilaku Biaya"

2019

Tugas Akuntansi Manajemen

“Perilaku Biaya” Materi ini dikirim untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen Dosen Pengampu Alfiana.,SE.,M.Si Disusun Oleh : Kelompok 2 - Junita Retnosari (171611019150650) - Febri Nadia (171611019150872) - Fery Hardy (171611019151006) - Jimmy Ardianto (171611019151241) - Tatok Eko (171611019151232) Program Studi Manajemen Reg. B Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang 2019 PERILAKU BIAYA Perilaku biaya adalah suatu istilah umum untuk menggambarkan apakah suatu biaya jumlahnya tetap atau berubah dalam kaitannya dengan perubahan tingkat aktivitas atau volume (Hansen & Mowen, 2005). Jika suatu biaya jumlahnya tidak berubah sementara tingkat aktivitas bisnis bertambah atau berkurang, maka biaya tersebut disebut dengan biaya tetap. Jika suatu biaya jumlahnya secara total berubah sejalan dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis maka biaya tersebut disebut dengan biaya variabel. Jika perilaku biaya mencerminkan kedua karakteristik perubahan tersebut maka disebut biaya campuran (mixed cost). Di samping itu, pola perubahan biaya sebenarnya bertahap, ada yang tahapannya panjang dan ada juga yang tahapannya lebih pendek. Biaya yang berubah secara bertahap ini disebut biaya variabel bertahap (step variable cost) dan biaya tetap bertahap (step fixed cost). Biaya variabel bertahap dan biaya tetap bertahap sulit dibedakan karena konsep cakrawala waktu bersifat relatif. Sebuah perilaku biaya dapat dikatakan variabel bertahap atau tetap bertahap jika kedua biaya tersebut disandingkan. Sementara itu terdapat biaya yang memiliki karakteristik tetap dan juga karakteristik variabel, yang disebut dengan biaya campuran (mix cost). Biaya campuran pada dasarnya adalah biaya total, yaitu mencakup unsur tetap dan unsur variabel, tetapi tidak terlihat dengan jelas berapa unsur tetap dan berapa unsur variabelnya. Metode untuk memisahkan biaya campuran pada umumnya menggunakan model-model matematika, meskipun dalam praktiknya seringkali seorang manajer menggunakan pertimbangan ahlinya berdasarkan insting dan pengalaman dalam memisahkan biaya campuran Setiap aktivitas perusahaan yang melibatkan kegiatan ekonomi maka konsekuensi yang didapat adalah harus mampu mewujudkan tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya yang minimum. Prinsip ekonomi tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam lingkungan perusahaan, terlebih khususnya perusahaan manufaktur yang memiliki banyak penggunaan biaya dalam kegiatan operasionalnya, seperti biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja, overhead, dan lain-lain. KATEGORI PERILAKU BIAYA 1. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proposional sesuai dengan perubahan tingkat kegiatan. Contoh perusahaan memproduksi mobil, setiap mobil memerlukan satu unit baterry (accu), jika perusahaan menghasilkan 100 unit mobil dalam satu bulan maka diperlukan 100 unit batery, jika pada bulan berikut jumlah produksi naik menjadi 150 unit, maka jumlah batery yang diperlukan mengalami kenaikkan secara proposional yaitu sebanyak 150 unit. Perilaku Biaya Variabel Jumlah Mobil yang diproduksi 1 100 500 Biaya Batery yang diproduksi Rp. 120.000,Rp. 120.000,Rp. 120.000,- Jumlah Biaya Variabel Rp. 120.000,Rp. 12.000.000,Rp. 60.000.000,- 2. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap, meskipun aktivitas perusahaan berubah dalam kisaran kegiatan relevan (relevant range: Kisaran aktifitas yang mencakup kapasitas normal yang dimiliki perusahaan)Contoh: jika perusahaan memiliki sebuah mesin produksi dengan kapasitas 5.000 unit maka jumlah biaya tetap tidak akan mengalami perubahan sepanjang jumlah unit yang diproduksi lebih kecil atau sama dengan 5.000 unit, sehinga jika mengalami kenaikan diatas 5.000 unit maka biaya tetap akan mengalami kenaikan Perilaku Biaya Tetap Total Biaya Sewa Rp. 400.000.000 Rp. 400.000.000 Rp. 400.000.000 Jumlah Produksi 100 unit 500 unit 1.000 unit Biaya per-unit Rp. 4.000.000 Rp. 800.000 Rp. 400.000 3. Pemisahan Biaya Campuran Ke Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Biaya campuran adalah biaya yang memiliki sebagian karakteristik biaya tetap dan sebagian karakteristik biaya variabel, biaya ini berfluktuasi namun tidak proposional dalam merespon kegiatan. Ada beberapa cara memisahkan biaya campuran yaitu dengan cara: a) Metode titik tertinggi dan titik terendah b) Metode kuadrat terkecil (least square method) Contoh soal Berikut data biaya Listrik yang terjadi dan data produksi selama bulan Juni sampai Oktober pada PT Gulamanies Bulan Juni Juli Agustus September Oktober 1. Jumlah Biaya Rp. 1.000.000,Rp. 1.687.500,Rp. 2.375.000,Rp. 3.062.500,Rp. 3.750.000,- Jumlah Unit 100 200 300 400 500 Jika digunakan metode titik tertinggi dan titik terendah, adapun langkahnya: - Menghitung selisih biaya dan selisih kegiatan (unit produk) antara data terbesar dengan data terkecil, hasilnya adalah: Metode Jumlah Biaya Jumlah Unit Titik Tertinggi Rp. 3.750.000,- 500 Titik Terendah Rp. 1.000.000 100 Selisih - Rp. 2.750.000 400 Menghitung biaya variabel (b) dengan membagi selisih biaya dengan selisih unit produk sebagai berikut: b = Rp. 2.750.000 : 400 = Rp 6.875.,- - Menghitung biaya tetap (a) dengan menggunakan persamaan biaya dan memasukkan salah satu data total biaya campuran sebagai berikut: Total Biaya (Y) = a + bX a = Y – bX = 3.750.000 – (Rp 6.875 x 500) = 312.500 maka persamaannya Y = 312.500,- + 6.875 X Jika digunakan Least square maka digunakan rumus dengan metoda tercepat Kemudian dimasukkan ke dalam variabel-variabel dengan rumus sebagai berikut: n 1 2 3 4 5 S X 100 200 300 400 500 1500 Y 1.000.000 1.687.500 2.375.000 3.602.500 3.750.000 11.875.000 XY 100.000.000 337.500.000 712.500.000 1.225.000.000 1.875.000.000 4.250.000.000 X2 10.000 40.000 90.000 160.000 250.000 550.000 Selanjutnnya angka dimasukkan kedalam rumus sehingga menghasilkan : b = 6.875 a =312.500 dan diperoleh persamaan : Y = 312.500,- + 6.875 X Klasifikasi Biaya Untuk Pembebanan Biaya Ke Obyek Biaya Obyek biaya adalah sesuatu tempat dimana data biaya dihitung – termasuk didalamnya adalah produk pelanggan, pesanan dan unit organisasi. Untuk tujuan pembebanan biaya, maka biaya dikelompokkan menjadi: a) Biaya Langsung Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah dan meyakinkan ditelusur ke obyek biaya tertentu, yang tidak sekedar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tetapi bila perusahaan membebankan biaya berbagai kantor di berbagai wilayah penjualan maka gaji manajer dikantor wilayah (lain) merupakan biaya langsung bagi kantor penjualan tersebut b) Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak mudah untuk ditelusuri dan meyakinkan ditelusuri ke obyek tertentu. Contoh gaji manajer pabrik, karena biaya ini sama sekali tidak disebabkan oleh proses pembuatan produk, melainkan karena manajer tersebut mengoperasikan pabrik tersebut. Biaya tidak langsung ini disebut dengan biaya bersama (common cost) Klasifikasi Biaya Untuk Pembuatan Keputusan (Decision Making) Dalam pembuatan keputusan terdapat beberapa konsep yaitu: a) Biaya Diferensial dan Pendapatan diferensial Pembuatan keputusan pada dasarnya adalah proses pemilihan berbagai alternatif, dan setiap alternatif tersedia manfaat (benefit) dan pengorbanan (cost), yang dibandingkan dengan manfaat dan pengorbanan lainnya, perbedaan inilah yang disebut biaya diferensial (differential cost yang terkadang disebut Incremental cost), dan perbedaan pendapatan diantara dua alternatif disebut pendapatan diferensial (differential revenue). Biaya diferansial dapat pula dikelompokkkan dalam biaya tetap dan biaya variabel Contoh : Perusahaan mengevaluasi alternatif metoda pemasaran, maka penyajian informasi yang akan digunakan untuk pembuatan keputusan dapat disajikan sebagai berikut: Metoda 1 Metoda 2 Pendapatan (V) HPP (V) Biaya Advertensi (T) Biaya Komisi (V) Depresiasi Gudang (T) Biaya Lain-lain (V) 350.000.000 175.000.000 40.000.000 0 25.000.000 30.000.000 400.000.000 200.000.000 22.500.000 20.000.000 40.000.000 30.000.000 Biaya & Pendapatan Diferensial 50.000.000 25.000.000 (17.500.000) 20.000.000 15.000.000 0 Jumlah Biaya Laba Bersih 270.000.000 80.000.000 312.500.000 87.500.000 42.500.000 7.500.000 Uraian Sesuai dengan analisis, pendapatan diferensial berjumlah Rp. 50.000.000, sedangkan biaya diferensial berjumlah Rp. 42.500.000 sehingga ada selisih berupa laba bersih diferensial sebesar Rp. 7.500.000 jika usulan metode 2 diterima b) Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) Biaya kesempatan adalah manfaat potensial yang hilang ketika sebuah alternatif dipilih. Kenyataannya biaya kesempatan ini tidak selalu dicatat dalam catatan akuntansinamun biaya ini secara eksplisit dipertimbangkan dalam proses pembuatan keputusan oleh manajer. Contoh 1: Conan Edogawa memiliki pekerjaan sambilan yang mengahsilkan pendapatan per minggu sebesar Rp. 125.000, ketika Liburan semester Conan ingin pulang kampung dan atasan mengijinkan Cuti namun tidak memberikan gaji selama liburan, dengan demikian disimpulkan Conan Edogawa kehilangan pendaptan sebesar Rp. 125.000 karena memilih alternatif Liburan Contoh 2: Misae, seorang investor yang mempertimbangkan ununtuk membeli sebidang tanah yang akan digunakan toko dimasa yang akan datang selain itu Misae juga memiliki alternatif membeli saham sebuah perusahaan dengan dengan reputasi baik, maka biaya kesempatan yang terjadi adalah berupa pendapatan investasi yang diperoleh jika pembelian saham dilakukan. c) Biaya Masa Lalu (Sunk Cost) dan Biaya Tunai (Out of Pocket Cost) Biaya masa lalu adalah biaya yang sudah terjadi dimasa lalu dan tidak dapat diubah sekarang maupun dimasa mendatang, dengan demikian biaya ini dapat dan seharusnya diabaikan ketika mengambil tindakan untuk masa yang akan datang . Contoh: Perusahaan telah membeli mesin seharga Rp. 25.000.000 karena pengeluaran telah terjadi maka investasi sebesar Rp. 25.000.000 disebut sunk cost dengan kata lain biaya penggunaan mesin tesebut merupakan biaya depresiasi merupakan sunk cost, biaya tersebut tidak diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan d) Biaya Tunai Biaya Tunai adalah biaya yang memerlukan pengeluaran kas pada periode berjalan. Contoh: Biaya gaji karyawan, biaya listrik dan air, biaya pemasaran dan lainlain.