Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
Jurnal Scripta Teologi dan Pelayanan Kontekstual
ISSN 2685-2144 (Print)
ISSN 2722-8231 (Online)
Http://ejournal.stte.ac.id
Vo. 10, No. 2, PP. 78-99, 2020
STT Ebenhaezer
Tanjung Enim
Model Pendampingan Pastoral Terhadap Perempuan Kristen
Dalam Menghadapi Fase Pre-Menopause Di GPIN “Yerusalem”
Palembang
Lilik Utari
Mahasiswa Pascasarjana Institut Injili Indonesia
lp2mebenhaezer@gmail.com
INFO ARTIKEL
Abstrak
___________________
Sejarah Artikel:
Pendampingan pastoral adalah suatu pendekatan bagi setiap
orang untuk mengetahui setiap kehidupan konseling oleh
konselor. Tetapi berbicara tentang pendampingan pastoral Kristen
itu berarti berbicara tentang bagaimana gembala melayani
seseorang yang mengalami suatu masalah dalam hidupnya.
Dimana dalam pelayanan ini ada beberapa pendekatan yang
dilakukan, untuk bisa menemukan titik temu akan masalah yang
dihadapi, terkhusus bagi seorang perempuan yang dilayani.
Termasuk juga perempuan dalam lingkup gereja. Artikel ini juga
akan memaparkan secara singkat tentang model pendampingan
pastoral terhadap perempuan Kristen dalam menghadapi fase
pre-menopause.
Diterima : 13-11-2020
Direvisi : 16-11-2020
Disetujui: 24-11-2020
Dipublikasi: 28-112020
___________________
Kata Kunci:
Model, Pastoral,
Perempuan, PreMonopause
Keywords:
Model, Pastoral,
Woman, PreMonopause
Abstract
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang unik dan mulia. Kejadian 1:
26 ”Berfirmanlah Allah: Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
kita .....”. Hal ini menunjukkan bahwa Allah adalah inisiator untuk menciptakan manusia,
Allah juga yang merancang bentuk (grand design) manusia yang diciptakan-Nya. Allah
menetapkan bahwa manusia diciptakan ”segambar” dan ”serupa” dengan diri-Nya
sendiri. Pengertian tersebut tidak dipahami dalam keadaan secara jasmaniah dan lebih
tepat dipahami sebagai kesamaan sifat Allah yang dimiliki oleh manusia.1 Oleh karena
manusia sebagai ”gambar” dan ”rupa” Allah maka hakekat manusia memiliki hati nurani,
berintelektual, cerdas, serta berkuasa terhadap ciptaan yang lain. Searah dengan itu
Charles C. Ryrie berpendapat bahwa:
1
Anthony A. Hoekema, Manusia Ciptaan Menurut Gambar Allah, (Surabaya: Momentum,
2008), 99.
78
Karya penciptaan manusia didasarkan atas perundingan sidang Allah. Walau semua
ciptaan-Nya sampai sebelum jadinya manusia dikatakan baik, namun ciptaan tersebut
belum lengkap bila tanpa manusia. Manusia bukan dipikirkan-Nya kemudian,
melainkan hasil pemikiran terdahulu dalam benak Allah. Setelah Allah menciptakan
manusia barulah ia berkata bahwa apa yang Ia kerjakan adalah amat baik (Kej. 1: 31). 2
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Pada awal penciptaan Tuhan
memberikan mereka gender sebagai laki-laki dan perempuan. (Kej. 1: 27, 2: 7), maka
Allah dalam kedaulatanNya menjadikan Adam dan Hawa sebagai pasangan, Allah
menciptakan manusia.
Kehidupan perempuan dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu bayi, masa kanakkanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium. Masingmasing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan pada setiap masa tersebut
juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpangan dari masa kehidupan yang
khas pula dari masa yang bersangkutan. Siklus kehidupan seorang perempuan normal
akan melewati pada masa peralihan dari fase reproduksi menuju fase tua yang terjadi
akibat menurunnya fungsi dalam tubuh wanita. Dalam perjalanan hidupnya seorang
perempuan yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung telur,
sehingga tidak sanggup lagi memenuhi hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh
mengalami kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya, hal ini menyebabkan berbagai
perubahan pada fisik dan psikis.
Perempuan adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia seharihari. Tanpa sosok perempuan tidak akan pernah ada di dunia ini. Kitab Kejadian 2: 18
mengkisahkan penciptaan Hawa dengan penekanan Firman: ”Tidak baik kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia.
Menunjuk kepada sosok seorang perempuan, Anthony A. Hoekema dalam bukunya
Manusia Ciptaan Menurut Gambar Allah mengatakan bahwa: Kata ini mengimplikasikan
bahwa perempuan merupakan imbangan, penunjang dan pelengkap bagi laki-laki; bahwa
perempuan kuat di mata laki-laki lemah, menutupi kekurangannya dan menutupi
kebutuhannya.3 Banyak orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat
tanpa didukung oleh sosok perempuan hebat di belakangnya.
Ada begitu banyak pemahaman tentang perempuan, namun semua arti atau
pemahaman itu bersumber pada satu kesimpulan bahwa perempuan adalah sosok yang
sangat hebat, terlepas dari segala kekurangannya. Kamus Besar Bahasa Indonesia
memberikan pengertian perempuan adalah perempuan dewasa.4 Beberapa tokoh
berpendapat :
1. Kiai Dahlan. Perempuan merupakan aset umat dan bangsa. Tidak mungkin
membangun peradaban umat manusia apabila para perempuan hanya dibiarkan berdiam
diri di dapur dan di rumah saja.5
2. Abdurahman. Perempuan merupakan manusia yang mulia dan bernilai karena
memiliki sifat kemanusiaan yang tinggi. Perempuan adalah seorang ibu sekaligus pendidik
yang luar biasa.6
Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa perempuan memiliki kehidupan yang
dapat diandalkan. Akan tetapi, di balik kehebatan perempuan ternyata di lapangan
ditemukan persoalan atau pergumulan dalam diri seorang perempuan yaitu salah satunya
pada fase menghadapi ”krisis Pre-Menopause”. Dikenal sebagai masa berakhirnya
2
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1, (Yogyakarta: ANDI, 2008), 276
Anthony A. Hoekema, Manusia Ciptaan Menurut Gambar Allah, (Surabaya: Momentum,
2008), 99.
3
4
5
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik
Https//Carapedia.com/ pengertian definisi Wanita info/ 2141
Https//Carapedia.com...,
79
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
menstruasi atau mati haid. Masa ini seringkali dianggap sebagai momok dalam kehidupan
perempuan. Bagi perempuan, masa ini ibarat sinyal yang mengingatkan dirinya bahwa
dirinya pasti akan menjadi tua dibarengi dengan organ reproduksi yang sudah tidak
berfungsi lagi. Pada masa ini kekhawatiran atau keresahan sering muncul, bahkan ditandai
dengan gejala-gejala fisik yang berdampak pada pergumulan psikologis dan spritual.
Fase menopause merupakan kondisi alami, dan itu menandai akhir dari fase
melahirkan anak dalam kehidupan. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), menopause
merupakan masa berhentinya haid yang permanen akibat hilangnya aktivitas folikuler
ovarium. Kebanyakan perempuan menjalani fase menopause dengan gejala-gejala yang
cukup ringan. Itu sebabnya, mereka menghadapinya seolah-olah mereka sedang terserang
flu yang berkepanjangan. Sekelompok kecil perempuan yang beruntung menyatakan
bahwa dirinya tidak mengetahui sedang mengalaminya.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
mndeskripsikan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang
tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.(saryono,
2010).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan atau
partisipasi langsung dan penelaahan dokumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini, penulis mendiskripsikan pengertian pendampingan pastoral,
hakikat perempuan Kristen dalam menghadapi fase pre-menopause dan rangkuman.
A.
Pendampingan Pastoral
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus adalah orang-orang yang
telah diberikan hidup yang baru yaitu hidup untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama
manusia seperti dirinya sendiri (Luk. 10: 27).7 Oleh sebab itu, setiap orang yang percaya
kepada-Nya secara otomatis didorong oleh Roh Kudus untuk menolong sesamanya yang
dalam mengatasi persoalan-persoalan kehidupan yang mereka hadapi. Salah satu bentuk
pertolongan tersebut adalah pendampingan pastoral.
1.
Etimologis Pendampingan Pastoral
Kata ”pendampingan” adalah turunan dari kata dasar ”damping” yang artinya
adalah ”dekat”; ”karib”; ”rapat” (tentang persaudaraan dan sebagainya).8 Kata ini juga
berasal dari kata kerja ”mendampingi”. Pengertian ”mendampingi” adalah suatu kegiatan
menolong orang lain yang karena suatu sebab sehingga membutuhkan pendampingan.
Orang yang melakukan kegiatan ”mendampingi” disebut sebagai ”pendamping”.
Abineno dalam bukunya pendampingan pastoral menyimpulkan bahwa pengertian
pendampingan adalah kegiatan kemitraan, bahu-membahu, menemani, membagi/berbagi
dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan.9 Dengan memperhatikan uraian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendampingan adalah tidakan
holistik seseorang atau lebih yang mendampingi orang lain dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya dalam spirit kasih dan kesejajaran.
Selanjutnya,
istilah
”pastoral”
adalah
istilah
bahasa
Inggris
yang
berarti ”penggembalaan”. Istilah ”pastoral” dipakai sebagai kata sifat dari kata
7
Alkitab.
Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan Pengembangan Dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
9
Jl. Ch. Abineno, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 9.
8
80
benda ”pastor” yaitu gembala jemaat. Fungsinya mengikuti profesinya. Hal itu
menunjukkan bahwa apapun yang dilakukan oleh pastor atau gembala jemaat bagi jemaat
yang dilayaninya adalah tindakan penggembalaan. Agar tindakan pastoral itu mencapai
maksudnya, maka studi terhadapnya terus dilakukan. Steward Hiltner menyebutkan
bahwa ”pastoral” pada abad ke-18 dan ke-19 memakai kata ”poimenics” yang berarti
studi tentang penggembalaan, karena kata ini berasal dari bahasa Yunani ”poimen” yaitu
kata kerja yang berarti memelihara ternak. ”Poimenics” muncul bersamaan dengan
sederet fungsi-fungsi penting lain dari pendeta.10 Dalam bukunya Konseling Pastoral, E.P.
Gintings menuliskan bahwa penggembalaan adalah pelayanan penggembalaan umum
yang mencakup kehadiran, mendengarkan, kehangatan dan dukungan praktis oleh
gembala (pendeta, pastoral) sebagai pendamping. 11
Dalam pokok yang sama, M. Bons-Storm menjelaskan:
Beberapa ahli theologia sudah berusaha untuk merumuskan penggembalaan itu,
umpamanya Thurneysen, dalam bukunya yang terkenal tentang
penggembalaan: ”penggembalaan merupakan suatu penerapan khusus Injil
kepada anggota jemaat secara pribadi, yaitu, berita Injil yang dalam khotbah
gereja disampaikan kepada semua orang”.J.W. Herfst mengatakan bahwa tugas
penggembalaan itu ialah: ”menolong orang satu persatu untuk menyadari
hubungannya dengan Allah, dan mengajar orang untuk mengakui ketaatannya
kepada
Allah
dan
sesamanya,
dalam
situasinya
sendiri”.H.
Faber: ”Penggembalaan itu ialah tiap-tiap pekerjaan, yang didalamnya si pelayan
sadar akan akibat, yang ditimbulkan oleh percakapannya atau khotbahnya, atas
kepribadian orang, yang pada saat itu dihubunginya”. Dalam hal ini Faber tidak
pertama-tama menekankan apa yang diucapkan oleh si pelayan (pendeta,
penatua, dsb), tetapi bagaimana perkataan pelayan itu diterima oleh anggotaanggota jemaat, dan bagaimana itu mempengaruhi kepribadian, yaitu pikiran,
perasaan, pengakuan anggota-anggota jemaat. 12
2.
Dasar Alkitabiah Pendampingan Pastoral
Kebenaran tertinggi dalam segala sesuatu dalam dunia ini adalah Alkitab, karena
alkitab adalah Firman Allah yang ditulis oleh para hamba-Nya dalam waktu dan dalam
ilham Tuhan. Untuk itu, segala sesuatu harus berasarkan Firman-Nya.
a.
Perjanjian Lama
Salah satu contoh pelayanan pendampingan di dalam Perjanjian Lama adalah
pendampingan Debora seorang hakim wanita terhadap seorang komandan pasukan
Israel. Pendampingan yang dilakukan oleh Debora dikarenakan Barak ketakutan
menghadapi panglima tentara Yabin yang bernama Sisera yang melengkapi diri dalam
peperangan dengan senjata yang sangat menakutkan bagi seorang Barak. Ketakutan Barak
sangat jelas dalam ungkapannya kepada Debora yang adalah seorang wanita Israel.
Kepada Debora yang memotivasinya untuk melawan Sisera, Barak menjawab: ”jika engkau
turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” (Hak.
4: 8). Kisah tentang Debora ini merupakan contoh yang khas dari kepemimpinan seorang
perempuan, sekaligus sebagai contoh pelayanan pendampingan yang sangat dramatis.
Seorang wanita yang dikonotasikan sebagai sosok yang lemah justru mendampingi
10
Steward Hiltner, Teologi Dan Praksis Pastoral: Ontologi Teologi Pastoral (Ed) Prof. Tj. G. Holmes,
Jakarta: BPK Gunung Mulia Dan Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 72-73
11
E.P. Ginting, Konseling Pastoral: Pengembangan Kontekstual, (Badung: Bina Media Imformasi,
2009), 11.
12
M. Bons-Storm. Apakah Penggembalaan itu: Petunjuk praktis Pelayanan Pastoral, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1988), 19.
81
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
seorang laki-laki gagah perkasa dalam pertempuran yang hebat melawan musuh yang
sangat menakutkan bagi laki-laki.
Pendampingan Debora terhadap Barak dan pasukannya membuahkan hasil yang gemilang
karena bangsa Israel dalam peperangan mereka melawan panglima Sisera meperoleh
kemenangan yang luar biasa. Menurut F. F.Bruce, seorang Profesor Biblical Criticism and
Exegesis dari Universitas Manchestter, Sisera kalah mutlak dalam pertempuran di Kison
(Hak. 4: 15; 5: 19). Kemenangan bangsa Israel yang dipimpin oleh panglima Barak atas
panglima Sisera yang dipersenjatai dengan lengkap tidak dapat dilepaskan dari kerja keras
pelayanan pendampingan oleh seorang wanita yang bernama Debora. Pelayanan
pendampingan Debora terbukti telah membangkitkan semangat Barak dan tentara Israel
berjuang dengan sungguh-sungguh sehingga mereka memperoleh kemenangan yang
gemilang. Tanpa pendampingan Debora terhadap Barak, sangat mungkin kemenangan
hanyalah ilusi belaka.
b.
Perjanjian Baru
Salah satu contoh pelayanan pendampingan pastoral dalam perjanjian Baru adalah
pelayanan rasul Paulus terhadap anak rohaninya yaitu Timotius. Pendampingan yang rasul
Paulus layankan terhadap Timotius adalah pendampingan yang konstan meskipun tidak
selalu mereka bertatap muka secara langsung dan hanya dapat dilakukan melalui suratsuratnya. Timotius adalah seorang hamba Tuhan yang masih muda sangat mengasihi
Tuhan Yesus sekaligus seorang yang sangat banyak kelemahannya sehingga rasul Paulus
selalu mendampinginya secara rohani dengan mengirimkan surat-suuratnya kepadanya.
Beberapa kelemahan atau kekurangan Timotius dinyatakan oleh rasul Paulus dalam
surat-suratnya. Dari surat-surat rasul Paulus, kita tahu bahwa Timotius adalah seorang
yang pemalu sehingga rasul Paulus memberikan nasihat: ”...janganlah malu bersaksi
tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia,
melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. Dialah yang
menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan
perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah
dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (2 Tim. 1: 8-9).
Dalam nasihatnya tentang pokok ini, rasul Paulus menempatkan dirinya selevel dengan
Timotius yang adalah anak rohaninya dengan memakai kata ”kita” dalam mengatasi rasa
malu yang harus terus dikuasainya. Dari kata ”kita” yang dipakai oleh rasul Paulus, kita
mengetahui betapa kasih dan rendah hatinya rasul Paulus dalam melayankan
pendampingan pastoral kepada Timotius. Selain menasihati Timotius secara langsung
melalui suratnya, rasul Paulus juga mendesak jemaat di Korintus yang dilayani oleh
Timotius agar mereka membuat Timotius merasa lega dan tidak menghina dia (1 Kor. 1:
10-11; bandingkan 1 Kor. 4: 17).
Selain seorang pemalu, Timotius juga seorang yang penakut. Untuk menolongnya
mengatasi perasaan takut yang sangat mengganggunya, rasul Paulus mengingatkannya
dengan berkata: ”Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim. 1: 7). Sekali lagi, dalam
mendampingi Timotius rasul Paulus selalu penuh kasih dan kerendahan hati dengan
memakai kata ”kita”. Kelemahan-kelemahan Timotius di atas jika tidak diatasi akan sangat
menghambat pelayanan yang ia layankan sebagai pelayan Tuhan yang masih muda.
Pendampingan pastoral rasul Paulus kepada Timotius tidak hanya terhadap
beberapa kelemahan pribadi Timotius, tetapi juga menyangkut pola hidupnya sebagai
orang yang masih muda yang sangat mungkin dikuasai oleh nafsu orang muda. Untuk
pokok ini rasul Paulus menulis surat kepadanya dengan kata-kata ”...jauhilah nafsu orang
muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang
berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang
bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
82
sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap
semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun
orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada
mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang
telah mengikat mereka pada kehendaknya (2 Tim. 2: 22-26a).
Sebagai orang yang masih muda, Timotius sangat rentan dengan kehidupan yang
duniawi. Oleh sebab itu, rasul Paulus selalu dan selalu mengingatkan Timotius bahwa ia
bukan hanya seorang yang masih muda, melainkan seorang pelayan Tuhan Yesus yang
segala aspek hidupnya akan berdampak besar kepada setiap jemaat yang dilayaninya.
Sebagai manusia baru, Timotius harus tetap hidup dalam karakter Kristus. Bagi rasul
Paulus, manusia baru atau hidup baru tidak hanya berarti telah bangkit bersama Kristus
dan berada di bawah pengaturan baru, tetapi juga pembaharuan dari hari ke hari (2 Kor.
4: 16). Bagi rasul Paulus, kemudaan usia seorang yang telah dibaharui oleh Tuhan Yesus
tidak dapat dijadikan alasan untuk hidup sembrono dan membabi buta. Sebaliknya; ia
menasihati Timotius dengan berkata: ”Jangan seorangpun menganggap engkau rendah
karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu (1 Tim.
4: 12). Seperti seorang ayah berhubungan dengan anak kandungnya, rasul Paulus
membimbing Timotius sampai pada titik yang sangat pribadi dengan berkata: ”awasilah
dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan
berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar
engkau (1 Tim. 4: 16) .Sungguh! Suatu pendampingan pastoral yang lahir dari hati yang
dikuasai oleh kasih kepada semua orang melalui Timotius.
Melalui pendampingan pastoral rasul Paulus yang demikian, Timotius bertumbuh
dan berkembang menjadi seorang pribadi yang sangat kuat dalam mengatasi persoalanpersoalan dalam kehidupannya dan menjadi pelayan Tuhan yang sangat memberkati
banyak orang, termasuk memberkati kita pada zaman ini meskipun Timotius hidup pada
abad pertama. Oleh sebab itu, pendampingan pastoral adalah pelayanan yang tidak boleh
diabaikan oleh setiap pelayan Tuhan dalam hidupnya.
3.
Fungsi Pendampingan Pastoral
Fokus pelayanan pastoral konseling atau pendampingan pastoral pada zaman
sekarang ini meliputi empat (4) bidang yaitu :
Pertama, Penyembuhan (healing). Yang dimaksud dengan Penyembuhan adalah
salah satu fungsi pastoral yang bertujuan untuk mengatasi beberapa kerusakan dengan
cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan dan menuntun dia ke arah yang lebih
baik daripada kondisi sebelumnya .Secara umum, pelayanan ini dilakukan sebagai
jawaban atas penderitaan dan ketakutan seseorang terhadap kematian. Abineno
menegaskan bahwa yang dimaksud dengan penyembuhan adalah penyembuhan manusia
seutuhnya yang meliputi penyembuhan roh, tubuh dan jiwanya sebagai suatu kesatuan;
relasi dengan sesamanya dan relasi dengan Tuhannya sebagai manusia religious (homo
religious). Dalam mencapai penyembuhan manusia seutuhnya, konselor atau mentor
dituntut untuk memahami berbagai bidang ilmu tentang kebutuhan manusia antara lain,
teologi, psikologi, ilmu kesehatan dan sosiologi serta antropologi, dasar dari semua
pemahaman tersebut adalah Teologi.
Kedua, Penopangan (Sustaining). Penopangan berarti, menolong yang terluka untuk
bertahan dan melewati suatu keadaan yang di dalamnya pemulihan kepada kondisi
semula atau penyembuhan dari penyakitnya atau tidak mungkin atau tipis
kemungkinannya. Banyak orang, karena berbagai sebab mengalami kehidupan dan situasi
yang sulit. Mereka bergumul dengan berbagai macam persoalan yang berat. Persoalanpersoalan tersebut bisa juga berupa persoalan rumah tangga, persoalan dalam hubungan
83
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
suami isteri, pendidikan anak-anak termasuk persoalan pre-menopause dan persoalanpersoalan yang bisa membuat seseorang hampir-hampir putus asa. Mereka ini sadar atau
tidak sadar membutuhkan bantuan. Dalam situasi seperti inilah pendampingan pastoral
dituntut untuk menyatakan fungsinya bagi konseli yaitu fungsi penopangan atau fungsi
penghiburan.
Mengikuti para pakar pastoral konseling, Abineno mengusulkan bantuan-bantuan
sebagai berikut:
Pertama: berusaha membantu mereka dengan perkataan dan perbuatan, supaya
pergumulan-penderitaan-mereka tidak bertambah berat. Kedua: berusaha menghibur dan
menguatkan mereka, kalau mereka terbuka untuk bantan itu.Ketiga: berusaha
memobilisasi dan menyusun kembali” tenaga-tenaga mereka yang masih ada, supaya
mereka dapat menghadapi persoalan-persoalan mereka. Keempat: berusaha membantu
mereka, supaya mereka dapat memulai lagi suatu hidup yang baru, dalam situasi baru,
dimana mereka sekarang berada.
Ketiga, Bimbingan (guidance) Pembimbingan berarti membantu orang-orang yang
kebingungan untuk menentukan pilihan-pilihan berbagai pikiran dan tindakan alternatif,
jika pilihan-pilihan demikian dipandang sebagai yang mempengaruhi keadaan jiwanya
sekarang dan yang akan datang. Bimbingan atau bantuan pendampingan dalam
pelayanan pastoral konseling sangat dibutuhkan oleh konseli yang menghadapi hal-hal
yang sulit.
Dalam situasi yang sulit, biasanya konseli sulit untuk melihat inti persoalannya secara
obyektif. Pengaruh perasaan (emosi) dan prasangka seringkali jauh dari fakta-fakta. Oleh
sebab itu, tidak jarang konseli seringkali mengatakan sesuatu yang berbeda dari apa yang
ia maksudkan. Pada situasi seperti inilah bimbingan atau tuntunan sangat dibutuhkan agar
konseli dapat melihat apa yang dialaminya secara obyektif dan menemukan solusinya
secara tepat. Ibarat mendampingi orang yang sedang berjalan, dalam pembimbingan,
konselor tidak diperkenankan untuk mendikte, (mendahului) atau mengiyakan semua
kemauan konseli (di belakang) konseli tetapi ”harus berada atau berjalan” (dalam arti
kiasan) di sisi konseli. Pendampingan pastoral adalah kebutuhan setiap orang yang
sedang menghadapi persoalan-persoalan sulit dan berat dalam hidup mereka.
Pendampingan pastoral sangat dibutuhkan ketika tekanan dan ketegangan hidup ini
mempengaruhi tubuh dan jiwa. Pendampingan Pastoral berhubungan dengan manusia
dan lingkungannya, tetapi biasanya lebih khusus dengan manusia dan lingkungannya yang
sedang bermasalah.
Keempat, Pendamaian (reconciling). Pendamaian berupaya membangun ulang relasi
manusia dengan Allah dan relasi manusia dengan sesamanya.
4.
Tujuan Pendampingan Pastoral
Pada hakekatnya pendampingan adalah proses penjumpaan antara pendamping
dengan orang yang didampingi yang bertujuan untuk menolong orang yang didampingi
agar dapat menghayati keberadaannya dan mengalami pengalamannya secara utuh dan
penuh sehingga dapat menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk berubah,
bertumbuh dan berfungsi secara fisik, mental, spiritual dan sosial. Dari hal ini dapat dilihat
bahwa pendampingan merupakan proses perjumpaan yang dinamis. Dari pemahaman
tersebut, ada lima tujuan pendampingan yang menjadi perhatian dalam pendampingan.
Lima tujuan pendampingan tersebut meliputi:
a.
Berubah Menuju Pertumbuhan
Dalam pendampingannya secara berkesinambungan memfasilitasi orang yang
didampingi menjadi agen perubahan bagi dirinya dengan lingkungannya.
b.
Mencapai Pemahaman Diri Secara Penuh dan Utuh
84
Memahami kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirinya serta kesempatan
dengan tantangan yang ada di luar dirinya dan dasarnya merupakan pondasi yang paling
cocok bagi pertahanan secara utuh, penuh dan berkelanjutan.
c.
Belajar Komunikasi yang Lebih Sehat
Banyak orang dalam kehidupan ini tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara
sehat dengan lingkunganya tetapi pendampingan dan konseling mampu berkomukasi
secara lebih sehat dengan lingkungannya. Dengan membutuhkan pelatihan komunikasi
secara formal dan terstruktur antara lain melalui pendampingan.
d.
Dapat Bertahan
Membantu orang agar dapat bertahan pada masa kini, menerima keadaan dengan
lapang dada dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru bila keadaan
orang yang didampingi tidak mungkin dapat kembali pada keadaan semula.
e.
Menghilangkan Gejala-gejala yang Disfungsi
Membantu orang yang didampingi untuk menghilangkan dan menyembuhkan gejala
yang mengganggu sebagai akibat dari krisis. Selain hal di atas tersebut, layanan
pendampingan juga membutuhkan etika dan kode etik karena pendampingan pastoral
merupakan pelayanan yang bersifat komprehenship yang mana para pendamping dapat
membantu menghilangkan rasa susah, marah, terkejut, takut, bingung, keresahan dan
putus asa yang kemudian menolong klien untuk membantukan dirinya menjadi
pendamping bagi dirinya sendiri masa depan .
Perempuan Kristen Dalam Menghadapi Fase Pre – Menopause
Seorang yang diciptakan menjadi seorang perempuan termaksud perempuan
Kristen pasti akan mengalami fase menopause yang dimulai dengan premenopause.
B.
1.
Hakikat Perempuan Menurut Alkitab
Istilah kata ”perempuan” tersebut mencakup seluruh usia perempuan: baik anakanak, perempuan dewasa maupun lanjut usia. Sedangkan istilah ”wanita” hanya menunjuk
kepada perempuan dewasa. Pada hakekatnya penciptaan perempuan adalah dalam
gambaran idealNya Allah, dalam rencananya, ketentuan dan kehendakNya. Wanita
diciptakan sebagai sesama penyandang gambar Allah, sesama penerima dan pelaksana
mandat Allah. Charles C. Ryrie menjelaskan, pertama-tama Allah mengambil tulang rusuk
Adam kemudian membentuknya dalam rupa wanita
a.
Perempuan adalah Ciptaan Tuhan Yang Mulia
Alkitab dengan jelas mengatakan Allah menciptakan perempuan dan laki-laki
mernurut gambar dan rupa Allah. Salah satu presaposisi dasar dari pandangan Kristen
tentang manusia adalah kepercayaan kepada Allah sebagai pencipta. Presaposisi ini
memimpin pada pandangan bahwa pribadi manusia tidak bereksistensi secara otonom
atau independen, melainkan sebagai ciptaan Allah. ”Pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi... Maka Allah menciptakan manusia itu (Kej. 1: 1,27) ”Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia
laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. Kata yang diterjemahkan sebagai gambar
adalah tselem, dan yang diterjemahkan sebagai rupa adalah demuth. Artinya: gambar,
ilisu, kemiripan, model bentuk. “Baiklah kita menjadikan manusia....”. Ini mengindikasikan
bahwa penciptaan manusia memiliki kelas tersendiri, karena ungkapan ini tidak dipakai
untuk ciptaan lain yang manapun. Itu berarti bahwa Allah menciptakan manusia sebagai
makluk yang mulia, kudus, dan berakal budi, sehingga manusia bisa berkomunikasi dengan
Allah, serta layak menerima mandat dari Allah untuk menjadi menguasai segala makluk
(Ke. 1:28-30). Jelaslah bahwa penciptaan Allah terhadap manusia sebagai keberadaan
85
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
yang unik, karena dimaknainya sebagai ciptaan yang bermoral, memiliki jiwa dan kekal
(Kej. 2: 7). Dengan demikian betapa luar biasanya wanita diciptakan Tuhan memiliki sifatsifat yang unik, mulia dan menyandang gambar Allah.
b.
Perempuan Dikasihi Allah
Allah mengasihi para perempuan. Perempuan merupakan ciptaan-Nya yang unik,
setiap perempuan diciptakan Tuhan istimewa. Gambar Allah yang tidak kelihatan dan yang
dengan sempurna mencerminkan pandangan Allah atas segala sesuatu (Kol. 1: 15). Cara
Yesus berinteraksi dengan para perempuan pada zamannya memperlihatkan bahwa Yesus
merespek perempuan dan bahwa mereka pasti tidak setuju dengan perlakuan menindas
yang begitu lazim di banyak negeri dewasa ini. Misalnya jika memperhatikan peristiwa
ketika Yesus berbicara kepada seorang perempuan di dekat sumur. ”Datanglah seorang
wanita samaria untuk menimba air” Kata catatan Injil Yohanes dan ”Yesus mengatakan
kepadanya ”Berilah aku minum” Yesus tidak keberatan untuk berbicara kepada seorang
perempuan Samaria di tempat umum, meskipun kebanyakan orang Yahudi tidak
berurusan dengan orang Samaria. Menurut The International Standard Bible Encylopedia
bagi orang Yahudi” percakapan dengan seorang wanita di tempat umum khususnya
dianggap suatu aib” akan tetapi Yesus memperlakukan para perempuan dengan respek
serta timbang rasa dan tidak berprasangka terhadap ras atau terhadap perempuan.
Sebaliknya kepada perempuan Samaria inilah Yesus untuk pertama kali memperkenalkan
dirinya dengan jelas sebagai sang Mesias. Yohanes 4: 7-9,25,26. Pada peristiwa lain
Yesus didekati seorang perempuan yang selama 12 tahun menderita pendarahan.
Sewaktu ia menyentuh Yesus, perempuan ini langsung sembuh Yesus berbalik dan melihat
perempuan itu mengatakan ”Tabahlah, anak perempuan, imanmu telah membuatmu
sembuh” (Matius 9: 22). Yesus tidak memaki dia, sebaliknya dengan beriba hati ia
menghiburnya dan menyapanya sebagai ‘anak perempuan’ sungguh menenangkan hati.
Dengan demikian menunjukkan bahwa peempuan sangat dikasihi Allah., bahkan Alkitab
memperlihatkan respek yang tinggi terhadap perempuan, yang sangat kontras dengan
pandangan dalam banyak kebudayaan zaman dahulu.
c.
Perempuan Sederajat dengan Laki-laki
Perempuan sederajat dengan laki-laki (Kej. 1: 26-28), karena diciptakan dalam rupa
dan gambar Allah, menerima berkat yang sama dan mandat yang sama dari Allah (Kej.1:
28). Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki keselamatan dalam Kristus. Dalam
Galatia 3: 28 tertulis ” Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada
hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua
adalah satu di dalam Kristus Yesus”.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas bahwa, ayat-ayat di atas memberikan
penjelasan aspek-aspek kesetaraan laki-laki dan perempuan seperti dalam keselamatan,
berkat, kepenuhan Roh Kudus dan pelayanan. Masih banyak lagi yang bisa digali dari
Alkitab tentang kesetaraan ini. Namun meskipun kelihatan begitu banyak persamaan lakilaki dan perempuan di hadapan Allah yang bisa dipaparkan, satu hal yang pasti bahwa
Allah membuat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kepemimpinan. Allah
telah menetapkan laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan baik pada masa pencitaaan
Adam dan Hawa (Kej. 2: 18), keluarga Kristen (Ef. 5: 23) dan gereja (1 Tim. 2: 8-15).
Seperti diketahui, Tuhan mendirikan dua lembaga penting bagi umat percaya. Pertama,
lembaga keluarga Kristen dan kedua, lembaga gereja. Kedua lembaga ini akan menjadi
fokus di mana Tuhan memberikan petunjuk khusus tentang kepemimpinan dalam keluarga
Kristen dan gereja. Jadi dapatlah dimengerti bahwa pada dasarnya Allah memberikan
peran dan kesamaan dalam tugas dan tanggung jawab, di mana laki-laki dan perempuan
dapat menerima semua berkat dan tanggung jawab bersama. Memiliki kedudukan dan
otoritas yagn sama dihadapanNya. Dalam pandangan Tuhan Yesus bahwa wanita layak
86
mendapat tempat dan kesempatan yang setara dengan laki-laki, juga dalam hal menerima
anugerah keselamatan dari Allah.
2.
Peran Perempuan
Peran berarti seseorang yang sedang memainkan bagian yang diperintahkan untuk
melakukan sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Dalam hal ini penulis mencoba melihat
bagaimana tugas dan peranan yang sedang dimainkan oleh perempuan. Peneliti hanya
menjelaskan beberapa peranan perempuan:
a.
Peran Perempuan Kristen Sebagai Penolong Bagi Suami
Kekacauan peranan dan tanggung jawab antara suami dan istri sangat berpotensi
menyebabkan konflik serius dan menjadi sumber berbagai persoalan dalam kehidupan
keluarga. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa suami adalah kepala istri (Ef. 5: 22-31)
dan istri adalah penolong bagi suami (Kej.2: 18). Namun tidak sedikit pasangan suami istri
yang mengalami kebingungan bagaiman seharusnya menerapkan peranan tersebut
dengan benar.
Untuk mendapatkan gambaran tentang status perempuan pertama sekali
dikemukakan di dalam kitab Kejadian 1: 26-27 yaitu “.... baiklah kita menjadikan manusia
itu menurut gambar dan rupa kita...”, maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia laki-laki dan perempuan
diciptakanNya mereka...” ayat ini memberi arahan yang kuat bahwa tidak ada perbedaan
hakekat dalam penciptaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Artinya bahwa lakilaki dan perempuan itu sama di hadapan Allah.
Ketika Allah menciptakan manusia, Allah tidak memberikan batasan dalam perannya
tetapi kepada jenis kelamin. Ketika manusia jatuh dalam dosa kutuk yang diberikan Allah
kepada manusia yaitu laki-laki akan bekerja keras untuk menghasilkan guna kebutuhan
hidup mereka, sedangkan perempuan akan sakit pada waktu persalinan atau melahirkan.
Allah menciptakan Adam sebelum ia menciptakan Hawa, dan ini memang fakta tetapi
bukan dalam arti manusia yang pertama lebih perkasa dibanding dengan manusia yang
kedua. Lebih Dari itu yang dimaksud Allah menjadikan ”penolong” lebih kepada peran
wanita tersebut terhadap laki-laki. Menurut rasul Paulus dalam 1 Timotius 3: 2 ”Karena itu
penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan
diri, bijaksana, sopan suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang lain” Alkitab
memaparkan dengan jelas bahwa disatu sisi bahwa tidak ada perbedaan hakekat antara
laki-laki dan pereempuan, di sisi lain ada perbedaan kebutuhan tanggung jawab dan urutan
kedudukan. Dalam kitab Amsal 31: 10 dikatakan: ”Isteri yang cakap siapakah akan
mendapatkannya? Ia lebih berharga dari permata”. Bila diperhatikan ayat di atas
menjelaskan begitu penting peran isteri dalam keluarga bahagia, baik perananya terhadap
suami, anak, gereja dan masyarakat. Maka tepat sekali firman Tuhan mengatakan bahwa
istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan (Ams. 19: 14). Tetapi isteri perongrong dan
suka mempermalukan suami sama seperti penyakit yang membusukkan tulang (Ams. 12:
4).
Oleh sebab itu, penolong yang sepadan artinya sebagai sahabat, partner yang
mendukung dan melengkapi untuk menggenapi visi Allah. Kata ”sepadan” menunjukkan
fungsi dan tanggung jawab yang sama besarnya, walaupun secara otoritas suami
memegang peranan sebagai kepala dan istri sebagai penolong. Kata lain yang menarik
adalah kata ”penolong”. Istilah Ibrani untuk kata penolong adalah kata ”ezer” (penolong)
yang mempunyai pengertian yang diungkapkan Marulak Pasaribu “
1.
Tuhan memberi seorang penolong kepada laki-laki sebab Allah melihat bahwa lakilaki itu belum lengkap tanpa seorang pereempuan bersamanya, dengan kata lain
‘laki-laki tanpa pereempuan belum lengkap’
87
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
2.
Kata ”penolong” yang berikut sebagai pertolongan ilahi yang menyelamatkan lakilaki dari kesepian dan kesunyian. Jadi dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa
perempuan menjadi penolong ilahi bagi laki-laki sebab laki-laki tanpa perempuan
belumlah lengkap.
Penunjukkan perempuan sebagai ”penolong” yang Allah kehendaki yaitu Allah tidak
melihat yang sesuai dengan ciptaan Allah sebelumnya, hal itu sangat nampak dari pola
hidup dari ciptaan yang lain. (band. Kej.2: 18-19). Perempuan menjadi penolong bagi lakilaki, karena ada sesuatu yang tidak dimiliki oleh laki-laki, dan itu hanya dapat ditemukan
pada diri perempuan. ”Penolong” yang dikehendaki adalah supaya perempuan dapat
mendampingi laki-laki dalam kedudukannya sebagai perempuan yaitu menolong di mana
laki-laki tidak dapat lakukan. Dalam kitab Amsal 31: 10-31 ” hati suaminya percaya
kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan, ia berbuat baik kepada
suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia membeli sebuah ladang yang
diinginnya dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanamnya..”
Paulus dengan tegas mengatakan bahwa hal tersebut tidak membutikan laki-laki atas
perempuan, dan bahwa Allah menciptakan hewan lebih dulu sebelum manusia
(band.Kej.1: 24-28) dan tak seorangpun berpendapat bahwa hewan lebih unggul dari
manusia. Akhirnya, kita catat bagian-bagian awal kitab Kejadian bahwa wanita pertama
diciptakan dari rusuk manusia pertama, wanita diambil dari laki-laki dengan menunjukkan
pada fakta bahwa laki-laki kehilangan sesuatu tanpa kehadiran wanita. Hanya karena Allah
yang telah menentukan peranan yang berbeda untuk wanita dalam pernikahan atau
pelayanan dan tidak berkaitan dengan kesamaan wanita dengan laki-laki dalam Kristus.
Dimana tidak ada perbedaaan laki-laki dan perempuan (band. Gal. 3: 28).
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa perempuan/ wanita diciptakan oleh
Allah yakni ‘sepadan’ dengan laki-laki, ia diciptakan tidak semata-mata untuk menjadi
pembantu yang lebih rendah harkatnya daripada laki-laki. Artinya bahwa perempuan tidak
dimaksudkan sebagai pembantu atau rekan penolong bagi laki-laki, tetapi istilah Mate
dalam bahasa Inggris yang berarti dekat, maka apa yang dimaksudkan adalah untuk
menjadikan suatu kuasa atau kekuatan bagi laki-laki yang dalam segala hal akan sesuai
dengan laki-laki atau setara baginya.’Dan sejarah menbuktikann bahwa, dimana harkat
wanita sepadan dengan laki-laki disitu kebahagiaan lebih nyata dan merata.
b.
Peran Perempuan Sebagai Ibu Mendidik dan Mengasihi Anak-anak
Panggilan yang begitu besar, mulia dan sangat disenangi oleh perempuan ketika ia
disebut sebagai ibu bagi anak-anaknya. Dalam hukum Ibrani kita lihat bahwa ibu harus
dihormati (Band. Kel 20: 12, ia disegani (Im.19: 3 dan ditaati (Ul. 21: 18). Ia penting
dalam rumah tangganya, memberi nama anak dan bertanggung jawab mendidik anak pada
usia dininya.
Searah dengan itu adalah penting sekali bagi terselenggaranya rumah tangga yang
baik dan rukun yaitu keluarga yang sehat dan bahagia, karena di atas yang mengatur,
membuat rumah tangga menjadi surga bagi keluarga menjadi mitra sejajar yang saling
menyayangi bagi suaminya. Untuk mencapai ketentraman dan kebahagiaan dibutuhkan
seorang istrri yang takut akan Tuhan, dimana ia dapat menjaga suami dan anak-anaknya,
serta mengatur keadaan rumah sehingga rapi, menyenangkan bagi keluarga. Anne
Borrowdale mengatakan:
Perempuan merupakan agama, altar, seuntai hidup yang mengangkat. Derajat kaum
suami, membesarkan anak-anak, menguduskan keluarga. Dia ingin hidup untuk orang
lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Tugas utamanya adalah mengasihi. Dia harus
mengasihi dan melahirkan, itulah tugas sucinya. Baik pria maupun wanita masingmasing memproyeksikan kualitas-kualitas yang mereka kagumi dan inginkan pada diri
88
lawan jenisnya. Orang memuliakan kualitas-kualitas lawan jenisnya, terlepas dari
segala pemilahan. Kaum pria menampik bahwa mereka peka dan lembut, tetapi
mengiginkan kualitas-kualitas seperti itu dalam diri perempuan. Sementara kaum
perempuan menolak diri mereeka untuk bersifat tegas (sic), dan otoriter serta
menuntut kualitas-kualitas tersebut dalam diri lelaki.
Salah satu alasan yang menyebabkan kaum perempuan merasa bahagia menerima
peran melayani karena: kelihatannya sudah merupakan sifat ‘alamiah’ mereka untuk
mengurus orang lain. Kaum perempuan adalah ibu, sehingga itu mereka diberi
kemampuan-kemampuan mengasuh yang istimewa. Tentunya mengasuh dan merawat
orang lain merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peranan kaum perempuan dan
sejak dini anak-anak perempuan sudah didorong ke arah itu.
Jelaslah bahwa tugas utama perempuan adalah di tengah-tengah keluarga mengurus
suami dan anak-anak, karena perempuan memiliki ciri-ciri khas secara biologis yang
membuat mereka cocok untuk peran-peran tersebut. Hal ini memberikan pengertian
bahwa tugas para ibu bagi anak-anaknya yaitu:
1.
Para ibu harus membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan terouji pada
anak
2.
Para ibu harus memiliki moralitas sebagai jalan pendidikan untuk putra-putri
mereka
3.
Para ibu harus menanamkan pada anak-anak rasa hotmat pada orang tua
mereka.
Dan ada banyak lagi tugas-tugas yang penting untuk menjadikan dan mendidik anakanak untuk hidup mengasihi Tuhan bahkan seringkali kegagalan diakibatkan peran ibu tidak
dapat melakukan fungsi perannya dengan baik artinya waktu dan komunikasi tidak terjalin
dengan baik. Komunikasi yang harus terus dibangun dalam sebuah keluarga, sekalipun
laki-laki dan perempuan mempunyai cara yang berbeda dalam komunikasi Bill & Pam
Farrel mengatakan: Laki-laki biasanya memulai percakapan untuk menyelesaikan masalah.
Jika tidak ada masalah, tidak ada gunanya bercakap-cakap. Laki-laki merasa nyaman
dalam otaknya, sehingga segalanya harus beres.
Hal seperti ini sering terjadi dalam interaksi laki-laki dan perempuan karena bagi
sebagian besar perempuan, mengaitkan subjek yang satu dengan yang lain dan dengan
orang-orang yang berarti dalam hidupnya adalah hal yang wajar. Ia bisa terus memiliki
percakapan yang tak ada habisnya tentang berbagai masalah dengan teman sejenis.
Itu berarti isteri tidak hanya berperan terhadap hidup dan kemajuan karier suami,
tetapi juga menentukan kemajuan anak. Kualitas keluarga dari sisi lain juga dapat
tercermin dari kebahagiaan, pertumbuhan dan kemajuan anak, karena kehancuran dan
ketidak bahagiaan rumah tangga dapat mengakibatkan anak menjadi korban. Pendapat
Doktor Henry Brandt yang dikutip oleh Tim Lahaye mengatakan sebelum seseorang
dapat menjadi orang tua yang mampu, terlebih dahulu ia harus menjadi pasangan yang
mampu. Tetapi sebelum seorang dapat menjadi pasangan yang mampu, ia harus menjadi
pribadi yang mampu. Seorang isteri yang dapat menempatkan diri sebagai seorang ibu
bagi anak-anaknya apabila terlebih dahulu dapat menjadi pribadi yang bertingkah laku
Kristen, didasarkan dengan hubungan yang konsisten bersama Tuhan. Keluarga yang sehat
mental sangat diperlukan bagi anak-anak untuk bertumbuh secara maksimal.
Ada lima faktor diungkap oleh Paul D. Meirer, M.D supaya keluaga menjadi
lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan anak-anak, yaitu kasih, disiplin, kemantapan
dalam bertindak, teladan dan suami sebagai kepala rumah tangga Setiap ibu ingin agar
anak-anaknya berbahagia serta mendapatkan perlindungan dari Tuhan. Oleh sebab itu
seorang ibu harus bersih kelakuannya dan takut akan Tuhan menjadi hal penting yang
harus dipelihara dan dikembangkan. Firman Tuhan berkata “Orang benar yang besih
89
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
kelakuannya, berbahagia keturunananya” (Amsal 20:7) dan “Dalam takut akan Tuhan ada
ketentraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anaknya” (Amsal 14:26).
Kebahagiaan anak dikemudian hari, bahkan keberhasilan anak dalam pendidikan
formal sangat bergantung pada pendidikan dan pengarahan yang diberikan oleh orang
tuanya sendiri. Anak perlu diinjili supaya dapat bertumbuh secara rohani. Firman Allah
dengan jelas meletakkan tugas pendidikan rohani anak pada orang tuanya sendiri, dalam
konteks rumah tangga dan kegiatan harian (Ul. 6:4-9). Para ahli kemukakan empat
kebutuhan dasar anak yang harus diartikan dan dipenuhi sedini mungkin. Pemenuhan
keutuhan-kebutuhan ini, pada anak kecil mengembangkan pola hidup yang efektif dalam
pembinaan selanjutnya. Dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini tidak akan tuntas kalau
anak yang bersangkutan belum mnegenal Yesus. Empat kebutuhan dasar yaitu harga diri,
pengenalan diri, disiplin diri dan penyangkalan diri. Peran ibu sangatlah kompeks
memelihara dan mengasihi anak, menyediakan makanan bagi anak-anaknya (Amsal 31:15
a), mengasuh dan mengawasi anak (Amsal 31:27 a), bukan hanya hal itu tetapi ibu juga
berperan sebagai bagi anak-anaknya. Sebagai imam berarti menyampaikan keluhan,
masalah dan sukacita anak kepada Tuhan, ibu juga berperan menjadi penyambung lidah
Allah, yaitu menyampaikan Firman Allah kepada anak.
Dalam sisi yang lain perlu disadari bahwa kehidupan ibu sangat mewarnai kehidupan anak
yaitu menjadi teladan bagi anaknya . Perkataan, perbuatan dan gaya hidup orang tua akan
diteladani anak-anak (Amsal 20:15, 14:1; 31:20). Sebagai guru seorang ibu harus dapat
mendidik anak-anaknya. ‘ Hai anaka-anakku dengarlah didikan ayahmu dan janganlah
menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams 1:8b) dan ditekankan lagi pada pasal 6:20 “Hai anakanakku, peliharalah perintah ayahmu dan jngan menyia-nyiakan ajaran ibumu.
Sehubungan dengan kedua ayat tersebut menyakatan peran ibu sebagai guru, pendidik,
pengajar, terutama untuk mengajr dan mengenalkan anak takut akan Tuhan, berarti ibu
(orang tua) harus berulang-ulang menagajarkan Friman Tuhan kepada anak-anak. (Ul. 6:67).
c.
Contoh Perempuan Pre-Menopause Dalam Alkitab
Di dalam Alkitab ada beberapa contoh nama tokoh perempuan pre-menopause.
Diantaranya;
Kisah Abraham dan Sarah dalam pergumulan menantikan janji penggenapan Tuhan.
Sarah adalah salah satu wanita yang tercatat dalam Alkitab sebagai wanita yang mandul
dan sudah lanjut usia (Kejadian 18: 11). Di dalam Kejadian 17: 17 menjelaskan bahwa
usia Abraham pada saat itu adalah seratus tahun sedangkan usia Sarah adalah Sembilan
puluh tahun. Dengan keadaan seperti inilah yang membuat Sarah tidak percaya untuk
mendapatkan keturunan. Ini terbukti dalam perkataannya di dalam Kejadian 18: 12b yang
berbunyi “Akankah berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?”.
Secara Medis, usia seratus tahun (Abraham) dan Sembilan puluh tahun (Sarah)
merupakan usia yang tidak produktif lagi dalam menghasilkan keturunan. Tetapi justru
Tuhan menembus kemustahilan hukum alam tersebut dengan berfirman kepada Abraham
bahwa Allah akan memberkati Sarah, dan dari pada Sarah juga Allah akan memberikan
kepada Abraham seorang anak laki-laki bahkan Allah akan memberkatinya, sehingga Sarah
menjadi ibu bangsa-bangsa, raja-raja bangsa-bangsa akan lahir daripadanya (Kejadian 17:
16).
Elisabet adalah nama seorang perempuan Yahudi yang disebut di dalam Alkitab.
Elisabet adalah isteri dari seorang imam bernama Zakharia, keduanya adalah keturunan
Harun yang tinggal di sebuah kota di daerah Yudea. Lama dalam perkawinan itu mereka
tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Namun
atas anugerah Tuhan, dia mempunyai seorang putera dalam masa tuanya. Hal itu terjadi
setelah malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Zakharia, “sebab doamu telah
90
dikabulkan dan Elisabeth isterimu akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan
haruslah engkau menamai dia Yohanes” (Lukas 1: 13).
3.
Perempuan yang mengalami fase Pre-Menopause
Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi perempuan.
Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,
tidak bugas, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan
menyakitkan. Padahal merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita
dalam kehidupannya. Keluhan tidak nyaman ini bisa disikapi secara berbeda pada setiap
wanita. Apabila perempuan dapat berpikir positif , maka berbagai keluhan dapat dilalui
dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila perempuan tersebut berpikir negatif,
maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya.
Untuk itu akan dijelaskan informasi dan memahapi apa itu menopause.
a.
Etimologis
Menopause berasal dari bahasa Yunani Yaitu Men Dan Pauseis yang
menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause
dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi. Webster’ Ninth New Collllllgiate Dictionary
mendefinisikan menopause sebagai periode beerhentinya haid secara alamiah yang
biasanya teerjadi antara usia 40-50 tahun, atau didefinisikan secara klinis sebagai suatu
periode ketika seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi
hormonnya berkurang atau berhenti. Sedangkan Kata permenopause merupakan fase
transisi menuju menopause yang dimulai beberapa tahun sebelum menopause terjadi.
Pada periode ini, hormone estrogen akan meningkat dan menurun secara teratur. Kata
yang sama dipakai untuk premenopause juga disebut perimenopause.
b.
Usia Pre Menopause
Menopause adalah proses alami yang terjadi pada seorang perempuan. Walaupun
rata-rata menopause terjadi usia 52 tahun, tetapi ada pula yang mengalami
premenopause yakni masa transisi yang terjadi di awal usia 40 tahunan atau pertengahan
30 tahunan. Perimenopause bisa dimulai pada usia 40,30 atau lebih awal.
c.
Tanda dan Gejala Perempuan yang mengalami fase Pre-Menopause
Meskipun menopause adalah tahap normal dalam hidup semua perempuan, namun
menopause bisa memberikan gangguan pada sebagai perempuan yang mengalaminya.
Dr. Andik Wijaya menjelaskan bahwa gangguan yang di alami seperti; Hot flashes,
insomnia, melancholic, weakness, headache, palpitation, paresthesias, nervousness,
vertigo, arthralagia or myalgia, dan formication.
1.
Perubahan Pola Haid
Menstruasi irregular mungkin terjadi selama menopause . Beberapa perempuan
memiliki masalah minimal dengan pendarahan abnormal selama fase pre-menopause.
Pendarahan yang berlebihan terjadi jika periode menstruasi lebih sering (berarti lebih
pendek durasi dalam siklusnya) atau mereka mengalami menstruasi tidak teratur (artinya
siklus memperpanjang dirasi).
Perubahan siklus menstruasi atau perubahan pola haid ditandai dengan jumlah
darah yang keluar saat menstruasi akan lebih banyak, lebih sedikit, atau mungkin hanya
berupa flek atau spotting. Durasi menstruasi bisa menjadi lebih singkat. Spotting sangat
berbahaya jika tidak diperiksakan karena bisa mengakibatkan kondisi yang lebih serius
seperti kanker.
2.
Hot Flashes dan gangguan tidur
91
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
Sekitar 75-85 persen perempuan mengalami hot flashes selama pre-menopause.
Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar
estrogen yang menerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan
munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung
yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur. Kondisi ini biasa
berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit. Gejala ini mengakibatkan menggangu
aktivitas. Gangguan tidur ini jika berkelanjutkan akan mengakibatkan muncul gejala
insomnia atau kesulitan tidur.
3.
Kesuburan Berkurang
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan
bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk
hamil.
Dimasa premenopause mula-mula siklus haid akan lebih pendek dari biasanya ini karena
adanya kombinasi proses pengelpasan sel telor ) ovulasi dan dimulainya siklus haid baru,
yang normalnya 12-16 hari. Volume darah haid juga lebih sering. Namun akhirnya siklus
haid menjadi lebih panjang ketika jumlah sel telor yang dilepaskan menjadi semakin
berkurang. Volume darah haid menjadi lebih sedikit dan proses ovaluasi juga menjadi
sporadic; kadang melepaskan sel telur kadang tidak.
4.
Perubahan Fungsi Sexsual
Selama pre-menopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi
pada banyak perempuan akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa
menopause tiba dan biasanya berlanjut sampai melewati masa pre-menopause. Gejala ini
disebabkan penurunan kadar estrogen dapat memperlambat reaksi klitoris dan
menyebabkan keringnya vagina. Kondisi ini dapat menyebabkan menurunnya gairah
seksual.
5.
Perubahan Mood
Hormon yang tidak seimbang bisa mempengaruhi kondisi emosi perempuan. Ketika
kadar hormone menurun, tingkat energy pun menurun. Sehingga saat ingin memasuki
masa menopause, perempuan bisa merasa kelelahan dan lemas tanpa sebab atau
perubahan mood.
6.
Perubahan Kadar Kolesterol
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesteerol dalam darah dan
meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan resiki terkena penyakit
jantung. Sedangkan HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia
7.
Produksi Lemak meningkat
Masa fase pre-menopause mengakibatkan perempuan akan mengalami
peningkatan lemak pada tubuh, khususnya lemak disekitar pinggang. Perubahan hormonal
mengakibatkan berat badan bertambah terutama dibagian pinggang. Penurunan kadar
estriogen menyebabkan tubuh lebih lama mempertahankan lemak. Selain itu rendahnya
tingkat testosterone juga menyebabkan penurunan system metabolism dan
mengakibatkan penambahan berat badan.
8.
Nyeri saat berhubungan
Jika perempuan sudah memasuki masa fase pre-menopause, ada yang mengalami
rasa sakit berhubungan badan, dan ini dikarnakan miss V tidak basah lagi. Perubahan
hormone berarti dinding vagina mengalami pengurangan jumlah cairan yang diproduksi
serta elastistasnya. Bebarapa perempuan dapat merasa hal ini begitu tidak nyaman,
92
namun banyak juga yang baru menyadari saat melakukan hubungan seksual. Tak hanya itu
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merasa terangsang juga meningkat seiring
bertambahnya usia.
d.
Faktor Perempuan Yang mengalami fase Pre-menopause
Cepat atau lambat perempuan pasti akan mengalami menopause. Namun tak ada
rumusan pasti mengenai kapan datangnya proses fisiologi ini.
1.
Faktor Merokok
Terjadinya fase menopause pada 1-2 tahun lebih awal pada perempuan yang
merokok, dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok. Para Ahli mengatakan
bahwa bahwa perempuan perokok ada kaitannya antara meroko dengan menopause.
2.
Faktor Keturunan
Perempuan cenderung mengalami menopause sekitar usia yang sama dengan ibu atau
saudaranya, meskipun hubungan antara riwayat keluarga dan usia menopause masih perlu
penelitian lebih lanjut.
3.
Kemoterapi dan Terapi Radiasi
Terapi kanker dapat memicu menopause, menyebabkan gejala seperti hot flashes
selama pengobatan atau dalam jangka waktu 3-6 bulan. Penggobatan kanker seperti
kemoterapi atau terapi radiasi panggul juga termasuk sebagai factor penyebab
menopause dini. Efek samping yang ditimbulkan kemoterapi ini bisa menimbulkan
kerusakan pada ovarium dan menyebabkan ovarium berhenti bekerja, namun ini
bergantung frekuensi kemoterapi yang dijalani.
4.
Tidak pernah melahirkan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah menlahirkan
dapat menebabkan menopause diri karena siklus masa haid tidak beraturan dan
kurangnya kesuburan dalam dirinya. Perhitungan siklus haid menjadi terlambat atau
banyak mengakibatkan hormon meningkat.
e.
Dampak Perempuan yang mengalami fase Pre-Menopause
Pada bagian ini akan dijelaskan dampak yang dialami oleh seorang perempuan yang
mengalami fase premenopause, yaitu:
1.
Dampak psikologi
Premenopause berpengaruh pada kondisi psikologis seorang perempuan, hal ini
bisa disebabkan oleh perubahan hormone yang terjadi pada tubuhnya tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh pandangan dirinya tentang apa yang akan terjadi dalam hidupnya akibat
akan menopause.Pikiran-pikiran negative seperti ini memberikan beban psikologi yang
berat pada dirinya.
a.
Depresi
Menopause adalah proses alami fisiosiklus berhentinya menstruasi sejalan dengan
lanjutnya usia seorang perempuan. Rata-rata pereempuan mengalami menopause pada
usi antar 40-50 tahun, yang disertai dengan penurunan produksi hormon estrogen secara
sifnifikan. Namun dalam menyikapi masa ini ada banyak wanita mengalami dipresi seperti
kecemasan berlebihan, paranoia, mudah marah dan tersinggung oleh hal-hal yang sepele,
merasa dirinya adalah beban, sedih berlebihan dan tertekan dan selalu berpikir negatif
higga sulit tidur.
93
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
Oleh sebab itu dapak psikologis tersebut harus benar-benar dipantau agar
perempuan yang memasuki periode menopause tidak kehilangan semangat hidupnya dan
berujung pada keinginan mengakhiri hidup atau penyakit fisik seperti kanker, jantung
koroner dan hipertensi.
Ternyata gejala depresi saat menopause lebih banyak teerjadi pada perempuan yang
memiliki daya adaptasi yang reendah terhadap perubahan, akibatnya stres
berkepanjangan karena sindrom menopausepun tidak bisa dihindari. Miriam Neff
mengatakan : depreesi tidak sama untuk setiap orang. Para psikolog dan kalangan medis
menggunakan rumusan yang menyangkut gejala-gejala yang dapat diamati.
Oleh sebab itu bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai
peristiwa yang menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka strespun
sulit di hindari. Ia akan sangat menderita kareena kehilangan tanda-tand kewanitaan yang
selama ini dibanggakan. Sebaliknya bagi wnita yang menganggap menopause sebagai
suatu ketentuan Allah yang akan dihadapi, semua wanita, maka ia tidak akan mengalami
stres atau kemungkinan stres yang dialami tidak seberat dibanding wanita yang
mempersepsikan menopause itu sebagai ‘momok’ atau ‘kiamat’. Dengan demikian
setiap wanita yang menyikapi dengan baik akan menekan tingkat depresi dan gejalagejala itu akan menghilang dengan sendirinya.
b.
Takut Ditinggalkan
Sebagai perempuan merupakan hal yang wajar jika pada saat pre-menopause
mempunyai pikiran-pikiran yang menghantuainya , dan perasaan itulah yang menggiring
wanita untuk mengalami perasaan perasaan negatif saat mengalami menopause.
Perasaan negatif yang sering menyertai ialah tidak cantik lagi, tidak berharga, tidak
dibutuhkan, sehingga takut ditinggalkan oleh suami dan sebagainya. Ketakutan semacam
itu justru akan semakin memperburuk keadaan sebab pikiran negatif akan menimbulkan
hal yang negatif pula. Oleh karena pre – menopause akan dihadapi oleh semua wanita,
maka wanita lebih mempersiapkan diri untuk memahami semua gejala –gejala dengan
baik
c.
Merasa Tidak Berarti (tidak percaya diri)
Wanita menopause mengalami gangguan mood yang signifkan. Menopause adalah
saat perubahan, bagaimanapun , dan reaksi emosional adalah bagian dari itu.
Memperhatiakn perubahan dalam tubuh dapat memicu kekhawatiran tentang daya tarik
dan citra tubuh. Bagi beberap orang meskipun prosesnya sedikit lebih bergerigi. Hampir
seperempat wanita mengalami perubahan suasana hati sebelum, seslama atau seteelah
menopause. Yang komplikasi oleh kareena perubahan diri merasa tidak berarti lagi dan
kehilangan kepercayaan diri maka hal yang ppaling komplikasi untuk mengatasi kehidupan
mereka dan perubahan mood menopause beberpa wanita mungkin memutuskan untuk
‘mengobati sendiri’ dengan alkohol atau obat lain.
2.
Dampak Spritual
Perempuan yang akan mengalami menopause, fase premenopause secara umum
memiliki kesadaran lebih tinggi akan fakta penuaan, kematian, serta kehidupan kekal. Jika
seorang perempuan tidak bisa menerima kondisi ini maka menjadi terganggu pada dirinya,
yaitu:
a.
Lebih mengasihani diri sendiri
Kondisi ketidaknyaman dan serangan penyakit yang di alami perempuan pada fase
premenopause mengakibatkan dirinya menjadi pribadi yang tertutup dan tidak stabil
dalam kejiwaannya. Lebih banyak mengasihani dirinya sendiri. Tidak bisa merasakan
kehadiran orang-orang disekitarnya. Apa pun pendapat dan saran dari orang lain kadang
94
tidak ditanggapi positif malah sebaliknya kecurigaan dan ketidaksenangan karena dirinya
merasa terganggu.
Kondisi ini juga bisa membuat seorang perempuan yang mengalami fase krisis
premenoupause jarang mengikuti kegiatan-kegiatan persekutuan dalam kategorial gereja.
Lebih memanjakan diri untuk memberikan alasan tidak hadir ‘sakit atau tidak berdaya’.
b.
Menyalahkan Tuhan
Masa transisi yang berat yang dialami seperti pendarahan yang lama dalam
menstruasi, serangan penyakit ‘sakit kepala, bagian perut, susah tidur’ membuat
ketidakseimbangan rohani. Akibatnya tidak siap dan menyalahkan Tuhan. Ada seorang ibu
yang hampir 2 tahun mengalami masa pre-menopause yang sangat berat mengakibatkan
dirinya sakit, berat badan turun, kecemasa, kesulitan-kesulitan tidur menyalahkan Tuhan;
menganggap penyakit ini karena dosa dan hal-hal lainnya.
3.
Dampak Sosial
Sebagian perempuan menarik diri dari komunitas sosialnya, ketika akan mengalami
menopause.
a.
Dengan pasangan
Selama pre-menopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi
pada banyak perempuan akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa
menopause tiba dan biasanya berlanjut sampai melewati masa pre-menopause. Gejala ini
disebabkan penurunan kadar estrogen dapat memperlambat reaksi klitoris dan
menyebabkan keringnya vagina. Kondisi ini dapat menyebabkan menurunnya gairah
seksual. Masa haid yang tidak stabil dan sebagian yang menyatakan sulit dan nyeri ketika
berhubungan. Hal inilah yang mengakibatkan hubungan dengan pasangan bisa menjadi
renggang bahkan tidak harmonis.
Suami yang tidak mengetahui dan memahami tentang masa premenoupase istrinya
bisa menimbulkan kecurigaan dan ketidakpuasan. Suami bisa putus asa dalam
mendampingi istrinya. Istri menjadi pribadi yang berbeda sebelumnya, sehingga suami
tidak bisa memahami diri istrinya.
b.
Dengan keluarga besar
Perasaan tidak mood dan kurang tidur, mengakibatkan suasanan hati untuk
berkomunikasi dan berelasi menjadi terganggu. Kesulitan untuk memberikan waktu,
kesulitan untuk mengungkapkan keinginan bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Hubungan dengan anak-anak dan keluarga besar sangat terganggu. Jika seorang
perempuan mengikuti proses terapi untuk mengatasi masa ini, itu jika menjadi persoalan
di kedua belah pihak.
C.
Model Pendampingan pastoral terhadap perempuan Kristen dalam menghadapi
fase pre-menopause di GPIN “Yerusalem” Palembang
1.
Model Pendampingan Pastoral
Pendampingan pastoral mempunyai arti sebuah proses yang dilakukan oleh
seseorang yang bersedia untuk memberikan perhatian, perawatan, pemeliharaan,
perlindungan kepada seseorang yang membutuhkan. Tujuan pendampingan pastoral
adalah untuk mengaktualisasi kasih Allah dalam kehidupan orang percaya. Fungsinya
pendampingan pastoral yaitu; menyembuhkan, menguatkan/menopang, membimbing
dan memperbaiki hubungan.
95
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
Langkah-langkah pendampinagn yaitu:
a. Meneguhkan kembali keyakinan. Dampingan bahwa orang disekitarnya tetap
mengasihi, bahkan Tuhan tetap setia mengasihinya.
b. Bantulah agar dalam transaksi/negosiasi kembali yakin akan kasih Allah maupun
orang-orang disekitarnya.
c. Menyadarkan bahwa setiap kondisi yang dialami Tuhan pasti tolong dan kehendak
Tuhan yang mutlak.
d. Membimbing dan mendoakan agar dampingan menyerahkan hidupnya dalam
iman yang tulus.
2.
Pendampingan Pastoral terhadap perempuan Kristen dalam menghadapi fase Pre
Menopause.
3.
a.
Menurut kesehatan
Setiap perempuan pasti akan mengalami menopause. Menopause merupakan
bagian dalam fase atau siklus kehidupan seorang perempuan ketika masa kesuburan dan
masa reproduksi mengalami penurunan hormonal. Menopause bukanlah penyakit
beerbahaya namun fase ini sering dikhawatirkan perempuan dewasa, namun bukan berarti
kondisi ini bukan berarti tidak dapat disikapi. Ada beberapa cara yang peniliti ambil untuk
mengaplikasinya, di antaranya;
1.
Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan perempuan. Untuk
mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan
oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan pola hidup sehat yang tepat sedini
mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon
estrrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi
ekstra estrrogen yang terkandung banyak dalam sejumlah bahan pangan. Menopause diet
adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang
perempuan menuju masa menopause karena ransel kalori dapat lebih mudah selama fase
kehidupan ini dan faktor resiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi
lemak yang berlebihan dan tidak mengkonsumsi minuman yang berakohol, minuman
berkafein akan memelihara hati dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti
kanker dan diabetes. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacangkacangan terutama kacang kedelai,serta dapat diteemukan pada hampir semua jenis
sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium bahkan dianjurkan
mengkonsumsi bengkuang, agar-agar rumput laut.
2.
Olah Raga Teratur
Berolahraga secara teeratur banyak manfaatnya. Berolahrga memungkinkan untuk
membakar lemak yang berlebihan dengan lebih efesien. Dengan demikian, olahraga
membantu mengendalikan berat badan. Dengan berolahraga mendapat manfaat yang luar
biasa diantaranya :
1. Meningkat fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar
gula darah
2. Menjaga kepadatan tulang, menjaga massa otot, membakar lemak, mengurangi
stress, mengurangi gejala menopause misalnya meriang
3. Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan
bertambahhnya usia.
96
Oleh sebab itu tidak boleh malas berolahraga dikarnakan Ovulasi yang tidak berjalan
normal karena tubuh yang tidak sehat merupakan salah satu penyebab menopause datang
lebih cepat. Meskipun usia bertambah, pastikan tetap menjaga kebugaran dengan
berolahraga atau hanya sekedar melakukan perenggangan paling tidak 30 menit setiap
hari.
3.
Tidur teratur
Salah satu cara mengatasi bagi para perempuan pre- menopause ialah tidur teratur.
Tidur tidak hanya membuat tubuh merasa lebih baik, tetapi juga memberikan banyak
manfaat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Seorang peneliti telah membuktikan
bahwa jika cukup tidur yang baik maka mood, hati, otak dan kehidupan seks meningkat
secara signifikan. Tidur memainkan peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh,
metabolisme, kemampuan belajar dan fungsi tubuh vitallainnya. Dengan demikian tidur
teratur sangat penting kesehatan fisik dan emosional, dan tidak bisa meremehkan manfaat
isitirahat yang teratur setiap hari
b.
1.
Cara Pendampingan Pastoral
Percakapan Pastoral
Percakapan pastoral adalah salah satu bentuk yang dipakai oleh gembala sebagai
alat untuk mendampingi jemaat. Melalui percakapan, gembala dan jemaat memiliki
hubungan komunikasi yang baik dan juga jemaat dapat terbuka kepada gembalanya.
Tujuan dalam percakapan pendampingan pastoral adalah sebagai alat untuk
menghubungi, mengkomunikasikan, membicarakan dalam menolong dan membimbing
orang yang sedang dalam masalah. Melalui percakapan gembala dapat mewujudkan
kasihnya, perhatiannya terhadap jemaat yang digembalakannya. Percakapan pastoral juga
harus dilakukan secara intensif supaya gembala dapat sungguh-sungguh mengenal jemaat
yang dilayani tersebut.
2.
Perkunjungan
Kunjungan pastoral secara positif mencakup konseling. Menurut peneliti, fungsi
utama kunjungan pastoral dalam pertumbuhan rohani adalah membantu jemaat untuk
menyelami pengalaman hidup mereka, dan selanjutnya mengaitkan pengalaman itu
dengan iman mereka. Hal itu akan tercapai bila ada kesediaan baik pada pihak gembala
maupun anggota jemaat untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh “sisi dalam” dari
pengalaman hidup mereka. Kesediaan untuk membagikan perasaan yang terluka, rasa
malu, dan juga sukacita akan mengungkapkan sisi dalam itu. Untuk itu, Gembala perlu
peka memperhatikan isyarat-isyarat baik lisan maupun gerakkan yang menunjukkan
kesediaan seorang jemaat untuk membicarakan suatu hal yang penting. Dalam
perkunjungan ini juga Gembala bertanya dengan lemah lembut, namun sungguh-sungguh
untuk mengetahui kehidupan dan iman jemaat tersebut.
3.
Pemberitaan Firman dan Edukasi
Pemberitaan Firman Allah perlu diterapkan kepada perempuan yang masuk ke face
pra-menupause yang bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing setiap orang
kepada pemahaman dan pengenalan yang mendalam akan tugas dan tanggungjawabnya
sebagai perempuan berdasarkan norma Kristen, kepada diri sendiri, keluarga dan
masyarakat serta menyerahkan diri mereka dengan sepenuhnya dibawah pimpinan Roh
Kudus dan sekaligus menjadi penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih (Ef.
5: 1).
Pemberitaan Firman Allah kepada perempuan yang masuk fase pra-menupause
mencakup kepada pengajaran. Peran Gembala harus mampu menerapkan hal di atas
97
Scripta : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual | Volume 9, Nomor 1, (September, 2020)
sehingga setiap perempuan siap untuk menerima dan siap untuk masuk ke dalam fase
pra-menupause.
Edukasi sangat perlu diberikan sebagai pendampingan pastoral karena sejak dini setiap
perempuan sudah mendapatkan informasi pengajaran baik dari kesehatan maupun
pernyataan kebenaran firman Tuhan untuk menolong mengatasi fase itu jika
diperhadapkan.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
penggembalaan bagi perempuan yang mengalami Fase Pre-Menopause, adalah
sebuah hal yang penting bagi seorang hamba Tuhan (konselor) terhadap umat
gembalaannya. Dimana ini sangat penting sekali, dikarenakan ada beberapa orang
atau lebihnya seorang perempuan mungkin merasa terbaikan, dan arena itu ia
mengalami suatu depresi dalam hidupnya, itu juga yang menjadi tekanan dalam
batinnya. Hal inilah yang patut diperhatikan oleh seorang gembala untuk
menyelamatkan umat gembalaannya dari keterpurukan hidup yang dialami.
Maka dilihat dari model pelayanan terhadap perempuan yang mengalami
fase pre-menopause, seorang gembala harus mampu memberikan suatu dampak
untuk dapat mengubah paradigma umat gembalaannya, bahwa semuanya itu
harus berlandaskan oleh kuasa otoritas Tuhan, dan melalui pelayanan yang
dilakukan bisa mampu membangkitkan damai dalam hati dan sukacita hidup
kembali.
Oleh karena itu gembala dituntut harus memiliki kepekaan terhadap keadaan
yang sedang dialami oleh setiap domba-dombanya. Karena gembala yang baik
pasti mengenal dan mengetahui kebutuhan domba gembalaannya.
98
Daftar Pustaka
Anthony A. Hoekema, Manusia Ciptaan Menurut Gambar Allah, (Surabaya:
Momentum, 2008), 99.
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1, (Yogyakarta: ANDI, 2008), 276
Anthony A. Hoekema, Manusia Ciptaan Menurut Gambar Allah, (Surabaya:
Momentum, 2008), 99.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik
Https//Carapedia.com/ pengertian definisi Wanita info/ 2141
Https//Carapedia.com...,
Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Aplikasi luring resmi Badan
Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Jl. Ch. Abineno, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 9.
Steward Hiltner, Teologi Dan Praksis Pastoral: Ontologi Teologi Pastoral (Ed) Prof. Tj.
G. Holmes, Jakarta: BPK Gunung Mulia Dan Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 72-73
E.P. Ginting, Konseling Pastoral: Pengembangan Kontekstual, (Badung: Bina Media
Imformasi, 2009), 11.
M. Bons-Storm. Apakah Penggembalaan itu: Petunjuk praktis Pelayanan Pastoral,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), 19.
99