Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2016
Feminist activists made a breakthrough of attempt in reformulating a development theory. The basic issue was breaking the binary logic on the development theory. The feminists try to place gender relation at the center of theorization. To make it more concrete, every feminist movement establish projects and programs to improve the economic and social position of women. It is seen on their program, from Women in Development until Postmodern and Development. Although every feminist movement had a different vision and mission, but we can conclude that almost every critic to development have a similar attention to the androcentricism of science and unfairness on the distribution on material resources that occur on the process of development. Keywords: Feminist activists, gender relation, development.
Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH)
Kemiskinan boleh digambarkan sebagai suatu bentuk kesukaran yang dialami oleh seseorang untuk memenuhi keperluan minimum biologi, sosial, rohani dan budaya seseorang. Gelandangan wanita adalah kelompok marginal yang paling terdedah kepada situasi sukar di mana mereka mengalami kehidupan yang destruktif dan menyedihkan terutamanya disebabkan oleh kemiskinan yang dilalui. Fenomena ini sebahagian besarnya berkaitan dengan bagaimana wanita diwakili secara tidak seimbang dalam komuniti dan status sosioekonomi yang lebih rendah berbanding lelaki dalam status sosioekonomi yang sama. Kertas konsep ini akan memfokuskan perbincangan tentang kemiskinan feminisme terutama dari segi pendefinisian dan faktor-faktor yang menyebabkan wanita cenderung untuk menjadi gelandangan. Hasil perbincangan ini dapat digunakan dalam menambahkan pengetahuan kepada bidang ilmu terutama buat gelandangan wanita sebagai komuniti yang sering terpinggir dalam perbincangan ilmu.
This research explained the characterization Mbak Wid feminism in the context of feminist existentialist Simone de Beauvoir. This research aims to determine the form of existentialist feminism characterizations Mbak Wid. The approach used is qualitative approach to reading, understanding, analyzing, appreciating, and then carried out criticism. Data obtained in the form of a quote then described or explained back his point. Related to the purpose of the research, the results showed that the feminine form characterizations Mbak Wid refer to figures: doctor, astrologer, mother, intellect. unique person, and a hard worker. There is also criticism of the romance Biola Tak Berdawai that this book is a good read for the general public over 18 years. Keywords: feminist, feminist figures, critics.
Tentunya sejak kita duduk dibangku sekolah dasar, kita selalu mendengar istilah Ibu Pertiwi yang berarti bumi tempat kita hidup. Pertanyaannya adalah mengapa Bumi diasosiasikan dengan kata Ibu pertiwi...?? apakah Bumi atau alam secara keseluruhan mempunyai hubungan yang filosofis dan kultural dengan Ibu yang bermakna perempuan. Tentunya pemaknaan ini bukan pada persoalan jenis kelamin apakah " ibu pertiwi " ataukah " bapak pertiwi " melainkan jika dicermati, merupakan sebuah logika struktural yang dibangun oleh laki-laki untuk mendikotomikan perbedaan sifat dan peran antara laki-laki dan perempuan. kasih sayang, kepedulian, keikhlasan, merawat, menjaga, membesarkan tanpa pamrih selalu dihubungkan dengan perempuan seolah hanya perempuan yang memiliki sifat tersebut sementara laki-laki menganggap dirinya lebih tinggi dengan kekuasaan dan kekuatan fisiknya bisa menguasai alam termasuk perempuan. Logika dominasi ini sudah terbangun sejak dulu, berdasarkan prinsip maskulinitas, patriarkis dan hierarkis yang hingga kini secara sadar atau tidak masih dianut masyarakat modern. Untuk itulah pandangan ekofeminisme lahir yang merupakan sebuah bentuk telaah lingkungan yang mendobrak cara pandang dominan yang berlaku dalam masyarakat modern yaitu antroposentrisme bahkan lebih khusus lagi yaitu Androsentrisme yang merupakan paham dan etika lingkungan yang berpusat pada laki-laki. Bahwa hanya laki-laki berhak menguasai alam termasuk perempuan dan berhak untuk menentukan pilihan dan mengelola kehidupannya. Secara tradisional paham ini masih diterapkan pada masyarakat kita yang patriarkal, contohnya dalam keluarga, anak laki-laki diberikan kekebasan dan hak yang besar untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan sementara perempuan dibatasi pada jenjang tertentu saja kemudiaan dipaksa mengurusi persoalan domestik keluarga yaitu bekerja di dapur. Alam dan perempuan merupakan sebuah entitas yang selalu menjadi korban atas prinsip dominasi tersebut. Menurut Karen J Warren, cara berpikir patriarki, dualistik, dan menindas, telah berakibat pada rusaknya alam dan kaum perempuan. Sebab perempuan selalu dinaturalisasi (dialamiahkan) dan alam difeminisasi (dianggap perempuan), akibatnya tidak jelas kapan penindasan satu berakhir dan kapan yang lain dimulai. Dapat dipahami bahwa paham androsentrisme yang diterapkan laki-laki, tentu secara otomatis akan berdampak langsung pada perempuan. Untuk itu, dominasi klasik inilah yang coba didobrak oleh ekofeminisme dengan menawarkan cara pandang dan perilaku baru untuk mengatasi krisisi lingkungan hidup sekarang ini. Ekofeminisme menawarkan sebuah telaah kritis atas akar dari semua krisis lingkungan hidup dewasa ini, menghapus dominasi dan subordinasi, juga menawarkan visi-visi alternatif masa depan yg dengan pandangan yang holistik dan lebih ramah lingkungan. Lahirnya Ekofeminsme Istilah Ekofeminsme pertama kali pada tahun 1974 dalam buku tulisan Francoise d'eaubonne yang berjudul la Feminisme ou la mort. Dalam karya ini diungkapkan pandangan tentang hubungan langsung antara eksploitasi alam dengan penindasan pada perempuan. Kedua-duanya tak bisa dipisahkan sebab persoalan lingkungan dan perempuan sangat ditentuka keterpusatan yang terletak
FOCUS
Radicalism is a deviant thing and has an impact on women. Women are considered to be the perpetrators in an act of violence such as terrorism. In his understanding, radicalism does not only have its own interests, but is very subject to the perspective of the majority. The notion of radicalism can be seen in terms of religion, social, or violent-conflict. Even women have always been the most affected by the existence of radicalism. Therefore, this study aims to discuss Johan Galtung's conflict transformation theory and Peter Neumann's religious violence. This study uses qualitative methods through literature study and descriptive analysis of current radicalism. The results of this study indicate that what Johan Galtung said is related to conflict theory and Peter Neumann, so there must be a basic reference regarding the impact of radicalism on women in every authoritarian government policy in the name of religion and gender.
MAARIF
Perempuan dalam agama apa pun selalu menjadi sasaran diskriminasi dan eksploitasi para penafsir fundamental yang benci pada perempuan (mysogini). Masyarakat Muslim yang mempertahankan fundamentalisme memiliki kecenderungan memanipulasi dan memanfaatkan ajaran Islam untuk melegitimasi kekuasaan patriarki yang merendahkan perempuan. Slogan fundamentalisme untuk kembali memurnikan ajaran Islam selalu bermakna kembali kepada Islam tekstualis dengan karakter ideologis yang statis, ahistoris, sangat eksklusif, dan bias nilai-nilai patriaki. Kembali mendiskriminasikan perempuan seperti pada masa-masa kegelapan Jahiliyah. Bukan kembali ke visi otentik Islam yang cirinya adalah dinamis, kritis, rasional, inklusif, dan memuliakan perempuan. Tulisan ini ingin menegaskan kembali bahwa Islam hadir demi membebaskan manusia (perempuan dan laki-laki) dari semua sistem tiranik, despotik, dan totaliter menuju masyarakat sipil yang berkeadaban (civic and civilized society). Masyarakat dimaksud adal...
Kapitalisme secara umum dipahami sebagai sistem sosial berbasis pada pengakuan atas hak milik individu yang mencakup hak kepemilikan atas kekayaan yang mana kesemuanya itu dimiliki secara privat. Kapitalisme juga dapat diartikan sebagai sistem produksi, distribusi, dan pertukaran di mana kekayaan yang terakumulasi diinvestasikan kembali untuk memperoleh laba secara terus menerus.
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, 2017
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Micae Mediaevales XIII, 2024
International Journal of Scientific & Technology Research, 2016
Nature - Machine Intelligence, 2019
René Girard and the Western Philosophical Tradition, volume 1, 2024
Torino, Einaudi, 2023
Plastic and Reconstructive Surgery Global Open, 2018
Injury Prevention, 2020
Behavior Research Methods, 2012
Journal Français d'Ophtalmologie, 2007
Human Brain Mapping, 2007
Journal of Raman Spectroscopy, 1989