TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG
DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG
PADA TULANGAN GESER
Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil
diajukan oleh :
ARIS WIDANARKO
NIM : D 100 100 005
kepada:
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN
TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG
DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG
PADA TULANGAN GESER
Naskah Publikasi
ABSTRAKSI
TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG
DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG
PADA TULANGAN GESER
Beton bertulang sebagai elemen balok umumnya diberi tulangan
memanjang (tulangan lentur) dan tulangan sengkang (tulangan geser).
Tulangan lentur untuk menahan beban momen lentur yang terjadi pada
balok, sedangkan tulangan geser untuk menahan beban gaya geser. Balok
sebagai elemen struktur yang sekarang dijumpai, dalam aplikasi di lapangan
merupakan elemen yang cukup besar peranannya dalam memikul beban,
terutama untuk memikul beban lentur. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal
tersebut perlu dibuat jalan keluar, yaitu dengan pengembangan pembuatan
balok beton bertulangan dengan penambahan kawat galvanis yang dipasang
menyilang pada tulangan geser. Kawat galvanis mempunyai kelenturan dan
keuletan yang cukup tinggi, sehingga tepat bila digunakan untuk
meningkatkan momen lentur balok beton bertulang tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui momen lentur balok beton bertulang baja
biasa dan balok beton bertulang baja dengan penambahan kawat galvanis yang
dipasang menyilang pada tulangan geser, serta mengetahui kenaikan momen
lentur balok beton bertulang baja biasa dengan balok beton bertulang baja
penambahan kawat galvanis yang dipasang menyilang pada tulangan geser. Pada
penelitian yang diajukan ini, tulangan balok (pada tulangan gesernya) perlu
diperkuat menggunakan kawat galvanis yang dipasang menyilang untuk
menambah momen lentur balok tersebut. Bahan yang digunakan dalam
penelitian balok beton bertulang ini adalah pasir, semen, krikil, air, tulangan
baja dan kawat galvanis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Mkap.uji rata-rata balok
beton bertulang baja biasa sebesar 11,694 kN.m, sedangkan Mkap.teori rata-rata
balok beton bertulang baja sebesar 12,048 kN.m. Dengan demikian besarnya
momen kapasitas secara pengujian adalah 97,06 % dari momen kapasitas secara
teori. Mkap.uji rata-rata dengan penambahan kawat berdiameter 1,02 mm yang
dipasang menyilang pada tulangan geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan sebesar 14,259 kN.m. Mkap.uji rata- rata dengan penambahan
kawat berdiameter 1,29 mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser
diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 17,679
kN.m. Mkap.uji rata- rata dengan penambahan kawat berdiameter 1,63 mm yang
dipasang menyilang pada tulangan geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan sebesar 19,941 kN.m. Sehingga selalu ada peningkatan
momen lentur tiap penambahan kawat.
Kata kunci : balok beton bertulang, kawat galvanis, momen kapasitas balok
PENDAHULUAN
Beton adalah salah satu unsur
yang sangat penting dalam struktur
bangunan.
Kelebihan
beton
bila
dibandingkan dengan material lain
diantaranya adalah tahan api, tahan lama,
kuat tekannya cukup tinggi serta mudah
dibentuk ketika masih segar. Beton juga
telah banyak mengalami perkembangan,
teknologi
pembuatan
baik
dalam
campurannya
ataupun
teknologi
pelaksanaannya.
Bahan susun beton pada dasarnya
adalah semen, pasir, kerikil dan air.
Perkembangan yang telah sangat dikenal
adalah ditemukannya kombinasi antara
material beton dan baja tulangan yang
digabungkan menjadi satu kesatuan
konstruksi dan dikenal sebagai beton
bertulang.
Beton
bertulang
banyak
diterapkan pada bangunan teknik sipil,
misalnya: bangunan gedung, dinding
penahan tanah, bendungan, perkerasan
jalan dan bangunan teknik sipil lainnya.
Bangunan gedung sendiri terdiri dari
beberapa bagian struktur, seperti pondasi,
sloof, kolom, balok dan pelat.
Beton bertulang sebagai elemen
balok
umumnya
diberi
tulangan
memanjang (tulangan lentur) dan tulangan
sengkang (tulangan geser). Tulangan
lentur untuk menahan beban momen
lentur yang terjadi pada balok, sedangkan
tulangan geser untuk menahan beban
gaya geser. Balok sebagai elemen struktur
yang sekarang dijumpai, dalam aplikasi di
lapangan merupakan elemen yang cukup
besar peranannya dalam memikul beban,
terutama untuk memikul beban lentur. Oleh
karena itu, untuk mengatasi hal tersebut
perlu dibuat jalan keluar, yaitu dengan
pengembangan pembuatan balok beton
bertulangan dengan penambahan kawat
menyilang pada tulangan geser. Kawat
mempunyai kelenturan dan keuletan yang
cukup tinggi, sehingga tepat bila
menggunakan kawat untuk meningkatkan
kekuatan balok beton bertulang tersebut.
Balok beton merupakan salah satu
elemen struktur portal dengan bentang
yang arahnya horisontal. Beban yang
bekerja pada balok biasanya berupa beban
lentur, beban geser, maupun beban puntir,
sehingga perlu baja tulangan untuk
menahan beban-beban tersebut. Tulangan
ini berupa tulangan memanjang ( tulangan
longitudinal) dan tulangan geser (begel).
Pada penelitian yang diajukan ini,
tulangan balok (pada tulangan gesernya)
perlu diperkuat menggunakan kawat
galvanis yang dipasang menyilang untuk
menambah momen lentur balok tersebut.
Bahan yang digunakan dalam
penelitian balok beton bertulang ini adalah
pasir, semen, krikil, air, tulangan baja dan
kawat galvanis.
TINJAUAN PUSTAKA
Beton merupakan campuran dari
semen, agregat halus (pasir), agregat kasar
(kerikil/batu pecah), dan air. Semen
berfungsi sebagai bahan pengikat/ perekat
agregat kasar dan agregat halus yang
merupakan komponen utama kekuatan
tekan beton, sedangkan air sebagai bahan
pembantu reaksi kimia selama proses
pengerasan
dan
perawatan
beton
berlangsung. Beton apabila dipadukan
dengan baja tulangan (beton bertulang) akan
mendapatkan kuat tarik yang tinggi, karena
baja tulangan kuat menahan beban tarik dan
beban tekan, sehingga beton bertulang
mempunyai kuat tekan dan kuat tarik yang
tinggi. Kuat tekan beton diberi notasi fc’
dengan satuan N/mm2 atau MPa, yaitu
kuat tekan silinder beton yang disyaratkan
pada umur 28 hari yang nilainya berkisar
antara kurang lebih 10 MPa sampai 65
MPa. Suatu balok beton bertulang
sederhana (simple beam), menahan beban
yang mengakibatkan timbulnya momen
lentur, maka akan terjadi deformasi lentur
didalam balok tersebut. Pada kejadian
momen lentur positif, tegangan tekan terjadi
pada bagian atas dan regangan tarik terjadi
di bagian bawah dari penampang, besarnya
momen lentur beton dari benda uji dihitung
dengan rumus:
Mpengujian=
1/4(P.L)+1/8(q.L2)….....(1)
dengan :
P = Beban retak pertama, (kN)
L = Jarak antar tumpuan, (mm)
q = Berat sendiri beton, (kN/mm).
Galvanis adalah istilah untuk baja
ringan yang diberi lapisan seng (zinc).
Untuk galvanis komposisi akhirnya terdiri
dari: 98% unsur pelapis seng (zinc), dan 2%
unsur aluminium.
Penggunaan kawat galvanis untuk
kebutuhan bahan bangunan, nampaknya
sudah cukup membudaya di masyarakat.
Seiring dengan kemajuan di bidang
teknologi, material ini terus mengalami
inovasi dan peningkatan, baik dari segi
kualitas maupun estetikanya. Dengan cara
mencampur antara material seng dan
aluminium, baik dengan warna, akan
diperoleh material yang berdaya tahan
tinggi dan semakin artistik dalam
penampilannya.
Aplikasi campuran kedua material
tersebut, kini banyak digunakan pada
produk kawat galvanis, yaitu kawat yang
dilapisi material seng dan aluminium,
dengan komposisi : 98 persen zinc, dan 2
persen aluminium. Berdasarkan pengalaman
penggunaan di lapangan, campuran
material
pelapis
tersebut,
ternyata
memberikan hasil yang lebih baik dan
memiliki ketahanan terhadap korosi
atmosferik
2-6
kali
lebih
andal,
dibandingkan dengan kawat biasa, yang
tingkat ketahannya sangat bergantung pada
kondisi lingkungannya.
LANDASAN TEORI
Momen kapasitas balok beton bertulamg
Penampang beton bertulang pada
penelitian ini dirancang mengalami
keretakan di tengah bentang (pada momen
maksimum) dan dihindari adanya keretakan
akibat geser dekat tumpuan. Apabila beban
bertambah terus, maka retak-retak di tengah
bentang bertambah dan retak awal yang
sudah terjadi semakin lebar dan semakin
panjang menuju sumbu netral penampang.
Hal ini bersamaan dengan semakin besarnya
lendutan di tengah bentang. Besarnya
momen maksimal adalah besarnya momen
akibat beban, dimana pada balok terjadi
keruntuhan di daerah tarik. Besarnya
momen maksimal dapat dihitung dengan
dua cara yaitu momen kapasitas balok beton
tulangan baja secara hasil uji dan momen
kapasitas balok beton tulangan baja secara
teoritis:
3a). Momen kapasitas balok
berdasarkan hasil uji. Pengujian momen
maksimal balok persegi dimaksudkan untuk
mengetahui besarnya momen yang dapat
ditahan oleh balok. Besarnya momen
maksimal oleh beban luar pada benda uji
dapat diuraikan sebagai berikut :
M mak
=
1
1
. Pmaks . L . q. L2 . .............. (1)
8
4
3b). Momen kapasitas balok
berdasarkan analisis teoritis. Untuk
perhitungan momen kapasitas digunakan
persamaan dibawah ini (Asroni, 2010) :
Gaya tekan yang diberikan tulangan
adalah :
Cs = A’s.f’s ......................................... (2)
Gaya tekan beton adalah :
Cc = 0,85.f’c.a.b ................................. (3)
Gaya tarik tulangan pada balok :
Ts = As. fkap dengan fkap = ϕo . fy .......... (4)
Gaya tekan sama dengan gaya tarik,
sehingga diperoleh :
a = ( (As-A’s).fkap) / (0,85.f’c.b) ........ (5)
a kap = (600.β.d’s) / (600-fkap) ................ (6)
Jika a ≥ a kap , maka tegangan tulangan
tekan sudah mencapai kapasitas, sehingga
f’s = f kap .
Jika a < a kap , maka tegangan tulangan
tekan belum mencapai kapasitas,
p =
q=
a =
600. A' s - As. fkap
1,7.f' c.b
....................... (7)
600. β1.ds'.A's
0,85.f' c.b ............................. (8)
p 2 q p ............................. (9)
a β1 .d s '.
x600 .....................(10)
a
f’s =
Mkap1 = 0,85.f’c.a.b.(d-a/2) ..................(11)
ds’ = Jarak antara pusat berat tulangan tarik
pada baris paling dalam dan tepi serat
beton tekan, (mm)
f kap= Tegangan tarik maksimal baja
tulangan, (MPa).
fy = Tegangan tarik baja tulangan pada
saat leleh, (MPa).
ß1 = Faktor pembentuk tegangan beton
persegi ekivalen.
ϕo = Over strength factor, sebesar 1,25
sampai dengan 1,40.
Mkap2 = A’s.f’s.(d-ds’) .......................... (12)
Mkap = Mkap1+ Mkap2 ............................. (13)
dengan :
A’s = Luas longitudinal tekan, (mm2).
As = Luas longitudinal tarik, (mm2).
a = Tinggi blok tegangan tekan beton
persegi ekivalen, (mm).
b = Lebar penampang balok, (mm).
d = Tinggi efektif penampang balok,
(mm).
Cc = Gaya tekan beton, (N).
Cs = Gaya tekan yang diberikan tulangan,
(N).
METODE PENELITIAN
Desain Benda Uji
Direncanakan dimensi balok beton bertulang dengan ukuran 15 cm x 20 cm x 100 cm.
Rangakaian tulangan baja dengan penambahan kawat galvanis yang dipasang menyilang pada
tulangan geser dapat dilihat pada gambar berikut.
Kawat Galvanis
Ø 6 - 50 mm
Tulangan memanjang baja Ø 8
I
20 cm
I
100 cm
Tulangan baja Ø 8 mm
Begel Ø 6 - 50 mm
20 cm
3 cm
Gambar 1. Contoh pemasangan tulangan pada benda uji balok.
Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini pelaksanakan terbagi atas lima tahap, dengan penjelasan sebagai
berikut :
1). Tahap I : Persiapan bahan-bahan dan alat-alat penelitian
Kegiatan yang ada pada tahap ini adalah :
a). Penyiapan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu meliputi : penyiapan
semen, pasir, batu pecah, air, baja tulangan, kayu untuk pembuatan bekesting balok serta
bahan-bahan penunjang lainnya.
b). Penyiapan alat atau mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu meliputi :
alat uji pemeriksaan bahan, alat uji kuat tekan beton, alat uji kuat tarik baja tulangan
dan kawat galvanis, serta alat uji momen lentur balok beton bertulang.
2). Tahap II : Pemeriksaan kualitas bahan-bahan penelitian
Pemeriksaan kualitas bahan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a). Pemeriksaan agregat halus (pasir) meliputi ; kadar lumpur, kandungan bahan organik,
Bulk Specific Gravity, Bulk Specific Gravity SSD, Apparent Specific Gravity,
Absorption, serta Modulus halus butir dan gradasi pasir.
b). Pemeriksaan agregat kasar (batu pecah) meliputi : keausan agregat kasar, Bulk
Specific Gravity, Bulk Specific Gravity SSD, Apparent Specific Gravity, Absorption,
serta Modulus halus butir dan gradasi batu pecah.
3). Tahap III : Penyediaan benda uji
Penyediaan benda uji yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
a). Perencanaan campuran (mix design), pembuatan adukan beton dan sampel pengujian
kuat tekan beton sebanyak 4 buah silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30
cm.
b). Pembuatan sampel untuk pengujian kuat tarik baja tulangan diameter 8 mm dan 6 mm
dengan panjang 30 cm, sebanyak masing-masing 3 buah.
c). Pembuatan sampel untuk pengujian kuat tarik kawat galvanis diameter 1,63 mm, 1,29
mm dan 1,02 mm dengan panjang 30 cm, sebanyak masing-masing 3 buah.
d). Pembuatan sampel balok beton bertulang untuk pengujian momen lentur.
4). Tahap IV : Pengujian benda uji
Penyujian benda uji yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
a). Uji kuat tekan beton, bertujuan untuk mengetahui mutu bahan beton yaitu
mendapatkan kuat tekan beton (f ‘c).
b). Kuat tarik baja tulangan dan kawat galvanis untuk mengetahui mutu bahan baja dan
kawat galvanis yaitu mendapatkan kuat tarik (kuat luluh) baja tulangan dan kawat
galvanis (fy).
c). Momen lentur balok beton bertulang merupakan pengujian utama dalam penelitian ini.
5). Tahap V : Analisis data dan pembahasan
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada Tahap IV dilakukan analisis data. Analisis data
merupakan pembahasan hasil penelitian, kemudian dari langkah tersebut dapat diambil
kesimpulan dan saran penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan berbagai tahap, seperti yang telah dijabarkan
dalam tahap-tahap penelitian dalam bagan alir.
Pengujian Momen lentur Balok
a). Analisis teoritis momen kapasitas balok
Untuk perhitungan momen kapasitas dapat dilihat pada analisis dibawah ini :
0,20 m
0,15 m
0,9 m
0,05m
0,05 m
diketahui :
Kuat tekan beton
f’c
=20,45MPa
=409,59MPa
Kuat tarik baja tulangan
fy
Kuat tarik baja tulangan kapasitas
fkap
=552,88MPa
Berat jenis beton
ɣc
=2,406t/m3
sehingga diperoleh berat sendiri beton (q) :
q
=Berat jenis beton x (0,15 m x 0,20 m)
=2,406 t/m3 x 0,15 m x 0,20 m
=0,0722 t/m
Reaksi tumpuan,
=
RA = RB
=
M maks
= 0,5.P + 0,0325
=(0,5P + 0,0325).0,45 – (0,0723.0,5.0,25)
=0,225P+5,58.10-3 tm
Perhitungan analisis pada balok beton bertulangan baja
Tulangan baja Ø 8 mm
Begel Ø 6 - 50 mm
20 cm
3 cm
15 cm
Perhitungan momen kapasitas balok
Diameter begel 6 mm
ds = ds’ = 30 + 6 + (8/2) = 40 mm
As
= 3 D 8 = 150,72 mm2
As’
= 2 D 8 = 100,48 mm2
fkap
=552,88 MPa
a
=(As–As’).fkap/(0,85xf‘cxb)
= ((150,72– 100,48) x 552,88)/(0,85x20,45x150)
= 10,65 mm
akap
=600β1ds’/(600–fkap)
= (600x0,85x40)/(600–552,88)
=432,93 mm
karena a <a kap , maka tegangan tulangan tekan belum mencapai kapasitas, maka :
p
= ((600 x As’)– (As x fkap))/(1,7 x f‘c x b)
= ((600x100,48)– (150,72x552,88))/(1,7x20,45x150)
= -4,41
q
= (600 x β1ds’ x As’)/(0,85 x f’c x b)
= (600 x (0,85 x 40) x 100,48) / (0,85x20,45x150)
= 786,15
a
= (p2 + q)0,5 – p
= (-4,41)2 + 786,15)0,5 – (-4,41) = 32,10 mm
f’s
= ((a–0,85xds’) x 600) / a
= ((32,10 – (0,85 x 40)) x 600) / 32,10
= -35,51 < 0
sehingga:
Mkap =0,85 x f’c x a x b x (d–a/2)
= 0,85 x 20,45 x 32,10 x 150 x (160 – (32,10/2))
=12048145,36Nmm
= 12,048kN.m
Sehingga dari hasil pengujian momen kapasitas berdasarkan analisis teoritis dihasilkan
besarnya momen lentur sebesar 12,048 kNm.
b). Hasil Pengujian Balok Beton Bertulang Biasa. Berdasarkan hasil pengujian dan
perhitungan, momen kapasitas yang terjadi pada balok beton bertulangan biasa dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Momen kapasitas balok beton bertulang biasa dari hasil pengujian
P
q
L
Muji
No
Kode
(kN)
(kN/m)
(m)
(kN.m)
1
B1
51,2
0,722
0,9
11,593
2
B2
52,1
0,722
0,9
11,796
Rata-rata =
11,694
c). Hasil Pengujian Balok Beton Bertulang dengan penambahan kawal galvanis
berdiameter 1,02 mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser. Berdasarkan hasil
pengujian dan perhitungan, momen kapasitas yang terjadi pada balok beton bertulang dengan
penambahan kawal galvanis berdiameter 1,02 mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser
tabel 2.
Tabel 2. Momen kapasitas balok beton bertulang dengan penambahan kawal galvanis
berdiameter 1,02 mm dari hasil pengujian
P
q
L
Muji
No
Kode
(kN)
(kN/m)
(m)
(kN.m)
1
BK18a
64,7
0,722
0,9
14,631
2
BK18b
61,4
0,722
0,9
13,888
Rata-rata =
14,259
d). Hasil Pengujian Balok Beton Bertulang dengan penambahan kawal galvanis
berdiameter 1,29 mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser. Berdasarkan hasil
pengujian dan perhitungan, momen kapasitas yang terjadi pada balok beton bertulang dengan
penambahan kawal galvanis berdiameter 1,29 mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser
tabel 3.
Tabel 3. Momen kapasitas balok beton bertulang dengan penambahan kawal galvanis
berdiameter 1,29 mm dari hasil pengujian
P
q
L
Muji
No
Kode
(kN)
(kN/m)
(m)
(kN.m)
1
BK16a
78,6
0,722
0,9
17,758
2
BK16b
77,9
0,722
0,9
17,601
Rata-rata =
17,679
e). Hasil Pengujian Balok Beton Bertulang dengan penambahan kawal galvanis
berdiameter 1,63 mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser. Berdasarkan hasil
pengujian dan perhitungan, momen kapasitas yang terjadi pada balok beton bertulang dengan
penambahan kawal galvanis berdiameter 1,63 mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser
tabel 4.
Tabel 4. Momen kapasitas balok beton bertulang dengan penambahan kawal galvanis
berdiameter 1,63 mm dari hasil pengujian
P
q
L
Muji
No
Kode
(kN)
(kN/m)
(m)
(kN.m)
1
BK14a
87,7
0,722
0,9
19,806
2
BK14b
88,9
0,722
0,9
20,076
Rata-rata =
19,941
f). Perbandingan momen kapasitas balok antara analisis teoritis dan hasil uji.
Berdasarkan Lampiran IV.13. diperoleh Mkap.uji rata- rata sebesar 11,694 kN.m, sedangkan
Mkap.teori rata-rata diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 12,048
kN.m. Dengan demikian besarnya momen kapasitas secara pengujian adalah 97,06 % dari momen
kapasitas secara teori. Selisih momen kapasitas antara hasil penelitian dan perhitungan teoritis
sebesar 2,94% . Selisih kurang dari 5% sehingga hasil penelitian baik (dapat diterima).
g). Perbandingan antara momen kapasitas lentur hasil uji balok beton bertulang
biasa dan balok beton bertulang yang diberi kawat galvanis. Hasil pengujian momen
kapasitas lentur rata-rata balok beton bertulang biasa dan balok beton bertulang dengan diberi
kawat galvanis yang dipasang menyilang pada tulangan geser dilukiskan pada Gambar 2.
Berdasarkan Gambar V.3. diperoleh Mkap.uji rata- rata balok beton bertulang biasa
sebesar 11,694 kN.m sedangkan Mkap.uji rata-rata dengan penambahan kawat berdiameter 1,02
mm yang dipasang menyilang pada tulangan geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang
telah dilakukan sebesar 14,259 kN.m. Dengan demikian ada peningkatan momen lentur sebesar
21,92 %.
19,941
17,679
14,259
11,694
Gambar 2.
Perbandingan antara momen kapasitas balok bertulang biasa dengan
balok
bertulang dengan ditambah kawat galvanis
Berdasarkan Gambar V.3. diperoleh Mkap.uji rata- rata balok beton bertulang sebesar
11,694 kN.m sedangkan Mkap.uji rata- rata dengan penambahan kawat berdiameter 1,29 mm yang
dipasang menyilang pada tulangan geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan sebesar 17,679 kN.m. Dengan demikian ada peningkatan momen lentur sebesar 51,18
%.
Berdasarkan Gambar V.3. diperoleh Mkap.uji rata- rata balok beton bertulang sebesar
11,694 kN.m sedangkan Mkap.uji rata- rata dengan penambahan kawat berdiameter 1,63 mm yang
dipasang menyilang pada tulangan geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan sebesar 19,941 kN.m. Dengan demikian ada peningkatan momen lentur sebesar 70,52
%.
Dengan demikian dapat dihitung perbandingan hasil uji Mkap balok bertulang biasa dan
balok bertulang dengan penambahan kawat galvanis. Dari perhitungan Mkap yang telah dilakukan,
maka didapat perbandingan = balok bertulang biasa : balok bertulang dengan penambahan kawat
galvanis berdiameter 1,02 mm : balok bertulang dengan penambahan kawat galvanis berdiameter
1,29 mm : balok bertulang dengan penambahan kawat galvanis berdiameter 1,63 mm = 11,694 :
14,259 : 17,679 : 19,941 = 1 : 1,21 : 1,51 : 1,70.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1). Mkap.uji rata-rata balok beton bertulang baja biasa sebesar 11,694 kN.m, sedangkan Mkap.teori
rata-rata balok beton bertulang baja sebesar 12,048 kN.m. Dengan demikian besarnya
momen kapasitas secara pengujian adalah 97,06 % dari momen kapasitas secara teori. Jadi
momen kapasitas pada penelitian mengalami penurunan sebesar 2,94% dari momen
kapasitas secara teori. Menunjukan bahwa hasil penelitian perlu dikoreksi karena seharusnya
kondisi yang ideal momen teoritis lebih kecil dari momen penelitian. Hal ini bisa terjadi
karena kekurangan-kekurangan yang terjadi saat pelaksanaan penelitian yaitu penimbangan
pada balok beton uji.
2). Mkap.uji rata- rata balok beton bertulang biasa sebesar 11,694 kN.m, sedangkan Mkap.uji ratarata dengan penambahan kawat berdiameter 1,02 mm yang dipasang menyilang pada
tulangan geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 14,259
kN.m. Dengan demikian ada peningkatan momen lentur sebesar 21,92 %.
3). Mkap.uji rata- rata balok beton bertulang sebesar 11,694 kN.m, sedangkan Mkap.uji rata- rata
dengan penambahan kawat berdiameter 1,29 mm yang dipasang menyilang pada tulangan
geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 17,679 kN.m.
Dengan demikian ada peningkatan momen lentur sebesar 51,18 %.
4). Mkap.uji rata- rata balok beton bertulang sebesar 11,694 kN.m, sedangkan Mkap.uji rata- rata
dengan penambahan kawat berdiameter 1,63 mm yang dipasang menyilang pada tulangan
geser diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 19,941 kN.m.
Dengan demikian ada peningkatan momen lentur sebesar 70,52 %.
5). Perbandingan hasil uji Mkap balok bertulang biasa dan balok bertulang dengan penambahan
kawat galvanis = balok bertulang biasa : balok bertulang dengan penambahan kawat galvanis
berdiameter 1,02 mm : balok bertulang dengan penambahan kawat galvanis berdiameter 1,29
mm : balok bertulang dengan penambahan kawat galvanis berdiameter 1,63 mm = 1 : 1,21 :
1,51 : 1,70.
Saran – saran
Hal-hal yang dapat disarankan pada penelitian ini antara lain:
1). Dalam penelitian yang dilakukan ini, penggunaan kawat galvanis yang dipasarg menyilang
pada tulangan geser dapat meningkatkan momen lentur balok beton bertulang.
2). Dalam melakukan pengujian, sebaiknya harus sangat teliti karena dengan kesalahan yang
kecil akan mengakibatkan ketidaksesuaian data.
3). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil penelitian yang jauh lebih
baik dari penelitian yang dilakukan ini, yaitu dengan menggunakan jumlah sampel yang
lebih banyak lagi agar didapatkan data yang lebih bervariatif.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A., 2010. Balok dan Plat Beton Bertulang, PT Graha Ilmu, Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia,
N.1-2 1971,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, 1990. Pemerikasaan Gradasi, Berat Jenis, Keausan, Kadar
Lumpur, dan Penyerapan Air Agregat Halus & Kasar. Direktorat Penyelidikan
Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, 1991. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03. Badan Pengembangan Pekerjaan Umum,
Bandung.
Dipohusodo, Istimawan., 1994. Strukutr Beton Bertulang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kusuma., 1997. Beton Bertulang: Sebuah Pendekatan Mendasar. Surabaya : ITS Press,
Surabaya.
Murdock, L.J., dan K.M. Brook., 1991. Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Stephany
Hindarko, Erlangga, Jakarta.
Neville, A. M., 1987. Concrete Technology. New York : Longman Scientific & Technical.
Subakti, A., 1995. Teknologi Beton Dalam Praktek, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi Beton, PT Naviri, Yogyakarta.