Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Modul Kerangka Kurikulum Profil Pelajar Pancasila

Pendahuluan Kerangka Dasar Kurikulum Profil Pelajar Pancasila Struktur Kurikulum Prinsip Pembelajaran dan Asesmen Definisi Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan para pemangku kepentingan. Terdiri dari 6 dimensi dengan penjabaran elemen di masingmasing dimensinya. *Dimensi adalah karakter dan kompetensi fondasi yang perlu dikembangkan pendidik. 1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia yang menghayati keberadaan Tuhan dan selalu berupaya mentaati perintah serta menjauhi larangan sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan ke dalam akhlak yang mulia, baik dalam beragama, akhlak yang baik kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, kepada alam dan kepada negara Indonesia. 2. Berkebinekaan Global Pelajar Indonesia yang berkebinekaan global memiliki identitas diri yang matang, mampu menunjukan dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, sekaligus memiliki wawasan serta keterbukaan tentang eksistensi ragam budaya daerah, nasional dan global. Pelajar Indonesia memiliki sikap menghormati keberagaman dan toleransi terhadap perbedaan. Untuk mencapai Berkebinekaan Global, pelajar Indonesia harus dapat mengenal dan menghargai budaya, dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar budaya, berefleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan serta berkeadilan sosial. 3. Mandiri Pelajar Indonesia memiliki prakarsa atas pengembangan dirinya yang tercermin dalam kemampuan untuk bertanggung jawab, memiliki rencana strategis, melakukan tindakan dan merefleksikan proses dan hasil pengalamannya. Untuk itu, pelajar Indonesia perlu memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta memiliki regulasi diri. 4. Bergotong Royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan kolaborasi dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan untuk kebaikan bersama. Pelajar Indonesia selalu berusaha melihat kekuatan-kekuatan yang dimiliki setiap orang di sekitarnya, yang dapat memberi manfaat bersama. Mencegah terjadinya konflik dan tidak memaksakan kehendak pada orang lain. Hal-hal yang harus dilakukan pelajar Indonesia untuk mewujudkan gotong royong adalah melakukan kolaborasi, memiliki kepedulian yang tinggi, dan berbagi dengan sesama. 5. Bernalar Kritis Pelajar Indonesia yang bernalar kritis berpikir secara objektif, sistematik dan saintifik dengan mempertimbangkan berbagai aspek berdasarkan data dan fakta yang mendukung, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan berkontribusi memecahkan masalah dalam kehidupan, serta terbuka dengan penemuan baru. Untuk bernalar kritis, pelajar Indonesia perlu memperoleh dan memproses informasi serta gagasan dengan baik, lalu menganalisa dan mengevaluasinya, kemudian merefleksikan pemikiran dan proses berpikirnya. 6. Kreatif Pelajar Indonesia mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak, dalam bentuk gagasan, tindakan, dan karya nyata secara proaktif dan independen untuk menemukan cara-cara lain dan berbeda untuk bisa berinovasi. Pelajar Indonesia yang kreatif adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinil, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan. Ringkasan Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia • Akhlak beragama • Akhlak pribadi • Akhlak kepada manusia • Akhlak kepada alam • Akhlak bernegara Berkebinekaan global Bergotong royong • Mengenal dan menghargai budaya • Komunikasi dan interaksi antar budaya • Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan • Berkeadilan soial • Kolaborasi • Kepedulian • Berbagi Mandiri Bernalar kritis Kreatif • Pemahaman diri dan situasi • Regulasi diri • Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan • Menganalisis dan mengevaluasi penalaran • Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri • Menghasilkan gagasan yang orisinal • Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal • Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan Kegunaan Profil Pelajar Pancasila Tujuan Pendidikan Nasional dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Ki Hadjar Dewantara telah mengkonstruksi visi pendidikan Indonesia yang penting untuk dijadikan acuan sistem pendidikan nasional. Profil Pelajar Pancasila Kegunaan Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Rumusan Profil Pelajar Pancasila dibuat dengan tujuan sebagai kompas bagi pendidik dan Pelajar Indonesia. Segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan bertujuan akhir ke Profil Pelajar Pancasila. Bagaimana Profil Pelajar Pancasila diterapkan dalam pembelajaran dengan paradigma baru di Program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan? Penerapan Profil Pelajar Pancasila di sekolah Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler Intrakurikuler Muatan Pelajaran Kegiatan/ pengalaman belajar Projek Pelajar Indonesia Pembelajaran berbasis projek yang kontekstual dan interaksi dengan lingkungan sekitar Budaya Sekolah Iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah Ekstrakurikuler Kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tahapan-tahapan dalam mengelola projek penguatan Profil Pelajar Pancasila Latar Belakang • Penting bagi siswa belajar lintas mata pelajaran berbasis projek. Namun demikian, pembelajaran berbasis projek saat ini belum menjadi kebiasaan di kebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan pusat. • Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler) agar siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal, less structured, more interactive, engaged in community) • Beban kerja guru perlu dipertahankan (tidak dikurangi) sehingga alokasi waktu 1 mata pelajaran “terbagi” 2, intrakurikuler dan kokurikuler (projek penguatan PPP) Projek Profil Pelajar Pancasila adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan tematik (webbed)* Unit Pembelajaran Integrasi (seperti jus) Pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) yang dipelajari dari setiap mata pelajaran berpadu dan melebur, tidak dipisahkan lagi mana yang merupakan bagian dari mapel Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, dsb. *Webbed atau unit pembelajaran tematik (seperti gado-gado): Mata pelajaran dirangkai atau dipadu dengan menggunakan satu tema. Pengetahuan dan keterampilan dari masing-masing mata pelajaran dapat diuraikan. Apa saja yang perlu disiapkan untuk dapat menerapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila? Guru Pengelolaan Waktu dan Kegiatan • Pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi guru • Pengaturan agar alokasi jam mengajar guru tetap sama • Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga penilaian • Sistem pendokumentasian projek untuk dapat digunakan sebagai portofolio • Kolaborasi dengan narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, praktisi Kemendikbud Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan • Menentukan tema* untuk setiap projek yang diimplementasi di satuan pendidikan • Merancang muatan lokal berupa projek berdasarkan tema yang ditetapkan • Mengembangkan menjadi topik yang lebih spesifik dan kontekstual di satuan pendidikan *tema dapat berubah setiap tahun