Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam

Dalam kehidupan ini Allah SWT. telah menciptakan berbagai kenikmatan yang sangat melimpah di segala penjuru di muka bumi. Berbagai kenikmatan itu terdiri dari dua jenis yang utama yaitu berbentuk fisik dan berbentuk nonfisik. Kenikmatan fisik adalah kenikmatan yang dapat kita rasakan dan terlihat secara kasat mata antara lain pepohonan, manusia, hewan, lautan, pantai, gunung api, dan perbukitan. Sedangkan kenikmatan nonfisik adalah kenikmatan yang dapat kita rasakan namun tidak terlihat secara kasat mata antara lain udara, iman, dan islam. Kenikmatan – kenikmatan tersebut Allah ciptakan agar kita sebagai hambanya mengerti dan menjadikan kenikmatan itu sebagai pelajaran di muka bumi. Hal ini digambarkan dengan jelas pada firman Allah SWT sebagai berikut “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan” (As-Sajadah 32 : 4)

KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM oleh Ikhsan Dwitama1 Dalam kehidupan ini Allah SWT. telah menciptakan berbagai kenikmatan yang sangat melimpah di segala penjuru di muka bumi. Berbagai kenikmatan itu terdiri dari dua jenis yang utama yaitu berbentuk fisik dan berbentuk nonfisik. Kenikmatan fisik adalah kenikmatan yang dapat kita rasakan dan terlihat secara kasat mata antara lain pepohonan, manusia, hewan, lautan, pantai, gunung api, dan perbukitan. Sedangkan kenikmatan nonfisik adalah kenikmatan yang dapat kita rasakan namun tidak terlihat secara kasat mata antara lain udara, iman, dan islam. Kenikmatan – kenikmatan tersebut Allah ciptakan agar kita sebagai hambanya mengerti dan menjadikan kenikmatan itu sebagai pelajaran di muka bumi. Hal ini digambarkan dengan jelas pada firman Allah SWT sebagai berikut Allah lah ya g e iptaka la git da u i da apa ya g ada di a tara kedua ya dala enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak e perhatika (As-Sajadah 32 : 4) Allah SWT telah menggambarkan kehidupan kita dalam kitab yang terpelihara yaitu Lauhul Mahfudz. Segala takdir dan perjalanan kehidupan dunia sudah tergambar dengan jelas dalam kitab yang terpelihara tersebut. Perjalanan kehidupan dunia cukup dinamis jika disimak dari seluruh paradigma sejarah dan penjelasan Al-Quran dari kondisi umat – umat terdahulu. Kehidupan dunia yang dinamis juga dimaksudkan agar manusia mengambil pelajaran dari sejarah – sejarah umat terdahulu. Umat manusia juga harus senantiasa melakukan yang terbaik dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik agar nasib suatu umat manusia dapat berubah ke arah yang lebih baik. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’a se agai erikut : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar-Rad: 11) Perubahan yang Allah SWT. firmankan dalam ayat tersebut adalah sebuah perubahan yang dilakukan dan hanya bertujuan untuk menggapai ridha Allah SWT. Hal ini merupakan perwujudan akan bentuk penghambaan dan penyerahan diri secara total atas segala perintah dan laranganNya. Perubahan yang dilakukan bisa berbentuk dua hal yaitu perubahan dalam segi jasmani serta segi rohani. Perubahan dalam segi jasmani dapat dilakukan dengan menciptakan pola hidup sehat semata – mata ikhlas demi beribadah kepada Allah SWT. Pola hidup sehat yang berkelanjutan akan menciptakan insan yang tangguh dan kuat sehingga meminimalisir kemungkinan ancaman – ancaman penyakit yang semakin hari semakin beragam. Dari segi rohani, masing – masing individu dapat melakukan perubahan diri melalui kegiatan menuntut ilmu serta merutinkan ibadah baik ibadah wajib maupun sunnah. Dengan menuntut ilmu, masing – masing pribadi dapat memanfaatkan ilmu untuk membuka wawasan baru dan membuktikan ayat – ayat Allah SWT di dunia. Pembuktian ayat – ayat Allah SWT. serta menuntut ilmu merupakan dua komponen terpe ti g ya g tidak dapat dipisahka satu sa a lai ya. “eperti peri ahasa se aki erisi padi, aka se aki eru duk , se agai i dividu ya g se aki paham maka dapat meningkatkan rasa cinta kita kepada Allah SWT. Meningkatkan rasa cinta juga dapat dilakukan dengan merutinkan ibadah keseharian kita serta meningkatkan silaturahmi dengan sesama. Semakin kita 1 Seorang mahasiswa tingkat S1 program studi manajemen konsentrasi syariah dengan nomor pokok mahasiswa 120310100127 IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD bergerak ke arah sana, maka semakin terwujudlah perubahan hidup yang mampu untuk menggapai ridha Allah semata . Perubahan – perubahan yang terjadi dapat dilakukan melalui dua cara yang utama yaitu dengan melakukan perubahan secara sendiri dan perubahan secara bersama – sama. Perubahan secara sendiri dan secara bersama – sama secara langsung berawal dari keinginan serta keterpaksaan pribadi untuk berubah. Ketika masing – masing pribadi telah meneptakan hati untuk berubah maka perubahan perlahan dilakukan secara individual. Setelah perubahan dilakukan secara individual maka langkah selanjutnya adalah dengan mencari teman atau kelompok yang ingin berubah bersama serta memiliki kesamaan visi untuk mencapai tujuan yang sama. Perubahan secara berkelompok mampu membentuk sebuah kekuatan baru yang tidak dianggap remeh oleh masyarakat. Salah satu contoh perubahan yang baik dan komprehensif, dapat tecermin dari kisah Rasulullah SAW. yang senantiasa menerapkan prinsip perubahan secara berkelanjutan dimulai dengan menguatkan kemampuan diri lalu menyampaikan serta mengajak orang sekitar untuk bersama – sama berubah menuju kebaikan. Rasulullah SAW. merupakan salah satu inspirator perubahan yang benar – benar dipersiapkan oleh rencana indah dari Allah SWT. semenjak umur beliau masih kecil. Ketika beliau masih kecil Allah SWT. berkehendak untuk menguji beliau melalui kematian beberapa pilar penting keluarganya seperti ibu, ayah, dan kakek. Saat remaja beliau melakukan perdagangan bersama pamannya sehingga beliau mampu mempelajari interaksi publik, melakukan kegiatan ekonomi, dan mempelajari kondisi masyarakat Arab saat itu. Semakin hari semakin waktu timbul kegelisahan dalam diri akan kondisi masyarakat Arab yang saat itu sangatlah jauh dari kehidupan syariah, sehingga beliau memiliki keinginan untuk melakukan perubahan. Setelah Allah SWT. mengangkat beliau sebagai seorang Rasul, maka beliau turun ke masyarakat dan mengajak untuk bersama – sama berubah untuk menggapai ridha Allah SWT. Tentu perjuangan yang beliau lakukan sangatlah menantang, berbagai ancaman, penyiksaan, pemboikotan, bahkan peperangan menghiasi perjalanan perjuangan beliau selama hayatnya. Ikhtiar dan usaha yang dilakukan Rasulullah SAW. ternyata menghasilkan kehidupan masyarakat madani yang sesuai dengan prinsip – prinsip Islam. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan yang baik adalah perubahan yang dilakukan secara bersama – sama dan dilakukan secara konsisten serta bertahap. Perubahan secara bersama – sama mampu menciptakan perubahan yang terstruktur dan komprehensif sehingga mampu menghasilkan perubahan yang baik serta mampu bertahan hingga akhirnya kelak. Perubahan yang bersifat revolusioner umumnya tidak mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama karena pondasi dasar nilai dari perubahan tidak mengakar kuat kepada masyarakat. Perubahan yang revolusioner diterapkan dengan penuh keterpaksaan sehingga hubungan timbal balik antara individu dan perubahan adalah terpaksa bukan karena kebutuhan. Padahal salah satu ciri perubahan yang baik adalah ketika individu berubah karena keinginan bukan keterpaksaan. Semakin kuat keinginan individu untuk berubah maka akan muncul semangat positif dalam diri individu serta semakin besar rahmat Allah SWT. untuk mendorong individu berubah. Sebagai upaya untuk mendorong perubahan yang lebih masif dan komprehensif dibutuhkan salah seseorang dari individu – individu tersebut untuk memimpin dan mengarahkan individu untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Individu yang memimpin haruslah mampu membangun kesamaan visi dan semangat untuk senantiasa bergerak menebar semangat positif. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an sebagai berikut Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi". Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): "Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya" (Al-Baqarah :30) Pengangkatan manusia sebagai khalifah dimuka bumi tiada lain tiada bukan hanyalah untuk menjalankan dan menegakkan perintah Allah SWT. di muka bumi. Allah SWT. telah mengatur seluruh aspek kehidupan ini dengan sempurna dan komprehensif. Salah satu pengaturan aspek kehidupan dengan sempurna dan komprehensif ini dapat dilihat dari hal – hal terkecil seperti sejak bangun tidur dengan berdoa terlebih dahulu hingga mengucapkan kalimat tahmid, takbir, dan tahlil menjelang tidur. Selama kehidupan itulah setan akan senantiasa menggangu manusia agar jauh dari perintah Allah SWT. Oleh karena itu tugas manusia sebagai khalifah sangatlah mulia karena menegakkan tiang agama Allah SWT. Sebuah tugas yang tidak dapat dianggap remeh mengingat kemashlahatan yang dapat ditimbulkannya hingga beberapa generasi mendatang. Menurut Stephen B.Covey, terdapat beberapa faktor penting yang menentukan kebiasaan – kebiasaan baik seorang pemimpin yang dapat berdampak kepada kesuksesannya. Faktor – faktor penting terebut antara lain adalah sebagai berikut : 1. Proaktif Proaktif merupakan salah satu sikap keaktifan individu terhadap respon atau upaya yang dilakukan dalam menghadapi setiap dinamika kehidupan yang terjadi disekitarnya. Keaktifan individu atas setiap respon dan upaya yang terjadi merupakan salah satu implementasi dari fungsi keputusan pribadi bukan oleh kondisi. Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam melakukan kegiatan yang proaktif, masing – masing individu harus mempertimbangkan secara benar – benar setiap upaya dan respon yang terjadi disekitar sebelum individu tersebut mengambil tindakan. Sehingga ketika tindakan yang dilakukan oleh individu dapat bermanfaat dan tepat sasaran sebagai bentuk respon dan upaya dari masing – masing pribadi. Ketika tindakan tidak sesuai, maka akan terdapat beberapa sumber daya yang tidak efektif penggunaannya. Sikap proaktif dapat dimunculkan oleh masing – masing individu berdasarkan pengalaman, kreativitas, dan sikap pribadi. Aspek pengalaman merupakan guru terbaik bagi individu dalam bertindak terutama dalam menyangkut pengetahuan dan kebiasaan terdahulu. Pengalaman mampu memberikan sedikit gambaran akan keputusan yang dapat diambil berdasarkan pengalaman yang sudah terjadi. Selain pengalaman, aspek kreativitas juga berpengaruh terhadap sikap proaktif individu. Salah satu ciri orang kreatif adalah mampu untuk menciptakan pendekatan – pendekatan unik dalam melaksanakan sesuatu hal. Bahkan orang kreatif sudah mampu memikirkan beberapa langkah lebih jauh dibandingkan individu lain. Sehingga orang kreatif akan semakin reaktif dan proaktif dalam menyikapi dinamika kehidupan yang terjadi. Aspek terakhir yang berpengaruh adalah sikap pribadi. Sikap pribadi dapat dicerminkan dengan kebiasaan – kebiasaan sehari – hari seperti sikap malas, rajin, bersemangat, inisiatif, teliti, dan berbagai sikap lainnya. Salah satu contoh ketika pribadi tersebut malas menghadapi perubahan, maka individu tersebut tidak akan bersikap proaktif terhadap perubahan yang terjadi. Salah satu pendekatan proaktif yang dapat dilakukan oleh seorang individu adalah dengan menggunakan beberapa cara seperti menjaga komitmen diri, mengakui langsung kesalahan dan mengoreksi diri, serta belajar dari kisah – kisah sukses. Menjaga komitmen diri sangatlah penting dalam menjaga konsistensi sikap diri yang proaktif kepada lingkungan masyarakat. Komitmen akan berpengaruh terhadap integritas diri yang tergambar dari tingkat kepercayaan masyarakat. IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD Semakin rendah integritas diri, dapat dipastikan kepemimpinan kita akan ditinggalkan oleh masyarakat karena masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan hal apapun yang dilakukan. Selain itu introspeksi diri dan belajar dari kesalahan merupakan salah satu elemen penting dalam memperbaiki diri serta menjalankan kehidupan yang berkelanjutan. 2. Kepemimpinan Pribadi Kepemimpinan pribadi merupakan sebuah sikap seorang pemimpin sampai sejauh mana individu tersebut mampu mengendalikan dirinya sendiri. Hal ini sangat diperlukan agar masing – masing individu mampu mencapai tujuannya masing – masing sehingga berkontribusi dalam mencapai tujuan masyarakat luas secara keseluruhan. Salah satu karakter kepemimpinan pribadi adalah dengan berpikir jauh kedepan dan memikirkan hasil akhir terlebih dahulu dibandingkan cara – cara memulainya. Karakter ini diperlukan untuk membangun sebuah visi dan misi pribadi sehingga individu memiliki tujuan yang jelas dan dapat tercapai oleh kemampuan yang dimiliki masing – masing pribadi. Karakter lain yang perlu dimiliki adalah sikap pengendalian diri dan sikap produktif. Sikap pengendalian diri diperlukan untuk mengukur kesesuaian, efektivitas dan efisiensi segala proses yang dilakukan. Sehingga dalam waktu – waktu selanjutnya dapat diambil sebuah tindakan terbaik untuk menjamin pengembangan diri serta mendisplinkan diri sebagai proses untuk mencapai visi misi pribadi. Sikap selanjutnya yang harus dimiliki adalah sikap produktif. Sikap produktif harus ditanam dalam diri atas setiap aktivitas hidup sehingga seluruh aktivitas yang dijalani tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri melainkan bermanfaat untuk individu lain juga. Semakin produktif diri kita, maka semakin besar kontribusi diri terhadap beberapa aspek kehidupan. 3. Membuat Skala Prioritas Skala prioritas diperlukan oleh masing – masing individu agar membantu individu untuk menyusun prioritas – prioritas kegiatan yang harus dilakukan. Kendala yang dihadapi masa kini adalah ketidakmampuan individu untuk menyeleksi dan memilih beberapa aktivitas yang sebenarnya lebih penting dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Namun akibat tidak tahu dan tidak berpikir secara jangka panjang, beberapa individu salah mengambil keputusan dalam memprioritaskan sesuatu. Setidaknya ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam individu dalam mengelola prioritasnya yaitu prioritaskan, kelola sekitar prioritas, dan disiplinkan dirimu sendiri. Langkah – langkah tersebut terangkum dalam pembentukan skala prioritas seperti dengan yang digambarkan oleh tabel berikut : Penting Tidak Penting Urgen Tidak Urgen Langkah selanjutnya adalah dengan mengelompokkan aktivitas – aktivitas kita berdasarkan faktor – faktor tersebut. Dengan melakukan pengelompokkan IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD aktivitas, kegiatan – kegiatan yang dilakukan sehari – hari akan semakin efektif dan efisien. 4. Berpikir menang dan positif Salah satu sikap yang dilakukan pemimpin – pemimpin sukses adalah dengan senantiasa berpikir menang dan positif dalam menjalankan setiap kegiatan dalam hidup. Berpikir menang dan positif mampu membentuk tubuh untuk menghilangkan energi – energi negatif seperti penyakit, sikap tidak produktif, dan berbagai sikap negatif lainnya. Selain itu berpikir menang dan positif akan meringankan nafsu dan pikiran kita sehingga kita dapat berpikir lebih jernih dan keputusan yang diambil akan lebih tepat penggunaannya. 5. Berusaha mengerti terlebih dahulu Berusaha mengerti lebih dahulu merupakan sikap proaktif dalam memahami lingkungan sebelum mengambil keputusan – keputusan yang berdampak kepada lingkungan itu sendiri. Sikap ini diperlukan dalam membentuk sebuah pemahaman diri akan kondisi lingkungan yang terjadi sehingga mampu menghasilkan sebuah aktivitas efektif yang muncul dari keputusan pribadi yang benar. Sikap ini mampu meminimalisasi kemungkinan kegagalan keputusan yang diambil serta membantu individu untuk beradaptasi sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan. 6. Wujudkan kerjasama yang kreatif Kerjasama merupakan sikap saling membantu dan sikap saling mengarahkan satu sama lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sikap ini diperlukan terutama dalam lingkungan masyarakat yang memiliki masalah cukup kompleks sehingga membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit untuk menyelesaikannya. Sesuai dengan prinsip perubahan yang harus bermula dari keinginan pribadi, maka seorang pemimpin harus mampu mewujudkan kerjasama yang kreatif. Kerjasama ini merupakan sebuah perwujudan dari proses optimalisasi minat dan bakat yang dimiliki oleh masing – masing individu serta menampung aspirasi masing – masing individu. Dengan proses tersebut, masing – masing individu akan memiliki perasaan kepemilikan yang baik sehingga dorongan untuk bekerjasama lebih besar dan lebih ikhlas untuk menjalankannya. 7. Pembaharuan diri Pembaharuan diri merupakan salah satu perwujudan prinsip kaizen, sebuah prinsip budaya yang berasal dari Jepang, yang mensyaratkan individu untuk senantiasa memperbaiki diri secara berkesinambungan. Prinsip ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar terus memperbaiki diri atas kesalahan atau menerima gagasan – gagasan baru yang dapat dimanfaatkan demi kemashlahatan umat. IKHSAN DWITAMA / 120310100127 / MANAJEMEN UNPAD