Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 ISSN: 2549-0486 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis pada Konsep Biota Laut menuju Pembangunan Berkelanjutan melalui Pembelajaran Berbasis Proyek J Jumrodah, S Liliasari, Yusuf H. Adisendjaja, Yayan Sanjaya Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudi No. 229, Bandung 40154, Indonesia Program Studi Tadris Biologi, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya, Jl. G. Obos Komplek Islamic Centre Palangka Raya Indonesia e-mail: jumrodah@iain-palangkaraya.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada konsep biota laut menuju pembangunan berkelanjutan, melalui pembelajaran berbasis proyek pada mahasiswa calon guru biologi. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan one group pretest postest design. Subyek terdiri dari 31 mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah ekologi laut di semester 5 pada salah satu universitas Kaliman Tengah. Instrument tes yang digunakan berupa soal tes Pilihan Ganda (PG) beralasan dan soal tes uraian (essay). Kegiatan pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan enam tahap: 1) mengorientasi proyek, 2) mengidentifikasi dan mendefinisikan proyek, 3) merencanakan dan mendesain proyek yang dilakukan, 4) melakukan implementasikan proyek yang dirancang dan pengamatannya, 5) mendokumentasikan dan melaporkan temuan proyek, 6) melaporkan hasil implementasi proyek sekaligus mengevalusi untuk kegiatan proyek selanjutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap indikator keterampilan berpikir kritis, yaitu mempertimbangkan kredibilitas sumber, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, mengidentifikasi asumsi, menentukan suatu tindakan, mengamati dan mempertimbangkan laporan hasil observasi berbeda signifikan (p=0,000). Hasil ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek pada konsep biota laut menuju pembangunan berkelanjutan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa, karena mengintegrasikan teori dan praktikum, sehingga membuat mahasiswa termotivasi untuk menghasilkan proyek Kata Kunci: Keterampilan berpikir kritis, biota laut, pembelajaran berbasis proyek Abstract The study aim to enhance students’ critical thinking skills, in marine biota concepts, for sustainable development. This research was using project-based learning. This study used a quasi-experimental method with one group pretest posttest design. A total of 31 biology student teachers in one of Central Kalimantan University who were studying marine ecology participated in this study. The instrument used two tier multiple choice test and essay test: Project based learning activities consist of: 1) project orientation, 2) identifying and defining projects, 3) designing project plan, 4) implementing the designed project and observations, 5) documenting and report of the project findings, 6) reporting the results of project implementation and evaluating for next project activities. The results showed that every critical thinking skills indicator of the aspect of considering the credibility of the source, inducing and considering the results of the induction, identifying assumptions, determining an action, observing and considering a report on the results of observations, had a significant difference (p=0,000). These indicated that project based learning on the concept of marine biota in sustainable development is effective to improve students critical thinking skills, because it integrates theory and practicum, thus making students motivated to produce projects Keywords: Critical thinking skill, marine biota, project based learning I. PENDAHULUAN pembelajaran abad 21. Keterampilan berpikir kritis tidak cukup dijadikan tujuan pendidikan semata, tetapi sebagai proses fundamental untuk mengatasi berbagai permasalahan pada masa mendatang pada lingkungannya (Husnidar dkk, 2014). Pembekalkan keterampilan berpikir kritis Salah satu tujuan pendidikan di perguruan tinggi adalah membekalkan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis menjadi sangat penting yang harus dimiliki dalam 67 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 ISSN: 2549-0486 tugas yang bermakna (Setyawan, 2016; Sobri dkk, 2020). Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran inovatif yang melatih berbagai strategi penting untuk dapat sukses pada abad 21 (Zubaedah, 2019). Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada pengembangan kompetensi dengan memilih topik, menganalisis masalah, memecahkan masalah, mengambil keputusan, memberikan kesempatan untuk merancang desain proyek secara mandiri dan menghasilkan proyek nyata yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari (Jumrodah, et al., 2021). Biota laut merupakan salah satu materi pada mata kuliah ekologi laut yang menuntut mahasiswa berpikir tingkat tinggi salah satunya berpikir kritis. Bahasan materi ini menjadi menarik dikarenakan beberapa sumber hayati laut, misalnya pada fitoplankton khususnya spesies Chaetoceros calsitrans dan Navicula sp. merupakan produsen primer pada awal rantai makanan, selain sebagai bioindikator di perairan juga mengandung asam amino esensial dan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) (Krichanavaruk et al, 2005; Marinho et al, 2017). Chaetoceros calsitrans dan Navicula sp. selain memiliki peran dan manfaat secara ekologi juga secara ekonomi, tetapi belum dibudidayakan secara berkelanjutan. Beberapa negara tertentu menjadikannya komoditi ekspor-impor, sebagai sumber protein maupun sebagai pakan alami untuk ikan maupun non ikan. Peneliti sebelumnya sudah banyak mengembangkan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis baik pada materi eksakta dan non eksakta di universitas maupun di sekolah, baik pada tingkat dasar hingga atas. Pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif ilmiah dan keterampilan berpikir kritis ilmiah pada kesetimbangan benda tegar menekan pembuatan prototype jembatan kayu yang memvariasikan letak, bentuk dan jumlah tiang penyangga (Rahmawati dkk, 2018). Peneliti lain fokus membuat kulkas sederhana yang terdiri dari kipas kecil, voltmeterkotak stereform. Mahasiswa berhasil menunjukkan bahwa produk tersebut dapat digunakan untuk pada pembelajaran IPA dapat memberikan kontribusi positif pada pengembangan pribadi, sosial, teknologi dan ekonomi yang akan mereka lakukan sebagai orang dewasa di abad ke-21 (Diawatiet al, 2017). Pembelajaran abad 21 harus menjadikan peserta didik mempunyai kualitas bersaing di dunia global (Liliasari, 2006). Tujuan pendidikan abad 21 harus mengacu pada sustainable development goals (SDGs) (UNESCO, 2017). SDGs atau dikenal dengan pendidikan untuk berkelanjutan harus dibekalkan pada peserta didik, sebab pendidikan berkelanjutan dapat mengembangkan peserta didik untuk mengambil keputusan dengan memperhatikan dampak ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan serta dapat menghubungkan keterampilan dan pengetahuan secara arif terhadap lingkungan yang berkelanjutan (Prabawani, et al., 2020). Peserta didik yang cenderung berpikir kritis menunjukkan kemampuan menganalisis argumen, memunculkan masalah, menemukan penalaran yang kohesif dan logis (Wahyudi, 2020). Setiap orang memerlukan keterampilan berpikir kritis untuk mampu meyelesaikan masalah dalam situasi yang sulit dan memiliki komunikasi efektif terhadap orang lain (Atabaki et al, 2015). Keterampilan berpikir kritis dapat membantu peserta didik untuk memiliki pandangan kritis dan berusaha untuk mencarikan solusinya terhadap masalah yang terjadi dimasyarakat (Atabaki et al, 2015; Arslan et al, 2014). Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir reflektif dan keterampilan menilai, sehingga peserta didik dapat memutuskan jenis informasi yang tepat dan jenis tindakan yang harus diambil selama penalaran dan penyelesaian masalah (Kong, 2015). Oleh karena itu pembelajaran sains tidak boleh mengabaikan keterampilan berpikir kritis, sebab keterampilan berpikir kritis menjadi salah satu faktor penting untuk keberhasilan pembelajaran abad 21 (Kartimi dkk, 2012; Rahma, 2012; Tiruneh et al, 2014; Wahyudi, 2020). Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 maka diperlukan pembelajaran yang dapat membentuk generasi kritis, kreatif, inovatif dan kompetitif serta memberi pengalaman nyata melalui tugas68 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 ISSN: 2549-0486 observasi baik langsung maupun melalui internet terkait dengan tahapan-tahapan budidaya fitoplankton dengan menganalisis faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi pola hidupnya. Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada mahasiswa calon guru biologi. Pembelajaran berbasis proyek bersifat kolaboratif untuk meningkatkan inovasi dalam menghasilkan tugas proyek (Rambely et al, 2013; Xu & Liu, 2010). Pembelajaran berbasis proyek memiliki kelebihan dalam memotivasi peserta didik untuk berpikir secara orisinil dalam memecahkan masalah pada kehidupan nyata (Fitriyah dan Ramadani, 2021). Sebagai akibatnya pembelajaran berbasis proyek dapat diorientasikan untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat atau lingkungan. Pada pembelajaran berbasis proyek guru berperan sebagai fasilitator, bekerjasama dengan peserta didik dalam membuat pertanyaanuntuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sosial. Melalui pengembangan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dengan serangkaian kegiatan menganalisis dan memecahkan masalah dapat merencanakan, melaksanakan penelitian, berkomunikasi dan membuat keputusan serta menghasilkan proyek tertentu. Proyek yang dibingkai dalam perkuliahan dapat mengintegrasikan dengan kegiatan praktikum laboratorium dengan teori. Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) tentang pembudidayaan fitoplakton yang dilakukan pada penelitian ini diadaptasi dari Colley (2008). mengatur suhu dengan pemasangan filter yang benar juga dapat berpengaruh pada suhu apabila pemasangan filter salah maka dapat menyebabkan suhu suatu benda menjadi panas. Produk kulkas sederhana ini dapat menunjukkan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan pada mahasiswa (Sumardiana, 2020). Sementara itu peneliti lain meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui mata kuliah elektrikomia dengan merangkai sel volta menggunakan buah-buahan dan melakukan penyepuhan logam yang ada dalam kehidupan sehari-hari menggunakan tembaga (Zahroh, 2020). Kemampuan memahami dan menganalisis masalah menggunakan dasar pemikirannya dapat memecahkan masalah secara spesifik, sehingga mempengaruhi keterampilan berpikir kritis (Fitriyah dan Ramadani, 2021). Indikator kemampuan keterampilan berpikir kritis yang menjadi fokus dalam penelitian diadopsi dari Ennis (1985), difokuskan lima indikator, yaitu: 1) mempertimbangkan kredibilitas sumber, 2) menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, 3) mengidentifikasi asumsi, 4) menentukan suatu tindakan 5) mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. Banyak penelitian yang sudah dikembangkan terkait pembelajaran berbasis proyek dengan keterampilan berpikir kritis. Namun belum ditemukan pembelajaran berbasis proyek dengan mendesain kegiatan praktikum budidaya biota laut di laboratorium dan menganalisis serta menentukan suatu tindakan terkait dengan permasalahan tentang budidaya fitoplankton dilaboratorium secara berkelanjutan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada konsep biota laut adalah menyiapkan perangkat pembelajaran terdiri dari SAP, bahan ajar, LKM, dan instrumen tes, serta sarana dan prasarana laboratorium untuk praktikum budidaya fitoplankton. Sebelum kegiatan praktikum dilakukan mahasiswa diharuskan untuk mencari referensi yang kredibel dari hasil penelitian atau melakukan II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada salah universitas di Palangkaraya. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang sedang memprogramkan mata kuliah ekologi laut di semester lima angkatan 2017/2018, sebanyak 31 mahasiswa. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pretest –postest design. Pada Tabel 1 dapat dilihat tentang pengembangan instrumen tes dari setiap indikator Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) 69 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 Tabel 2. Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Tabel 1. Pengembangan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) pada Konsep Biota Laut Indikator KBK Mempertim bangkan kredibel sumber Menginduksi dan mempertim bangkan hasil induksi Mengidentifi kasi asumsi Menentukan suatu tindakan Mengamati dan mempertim bangkan suatu laporan hasil observasi ISSN: 2549-0486 Tahapan Pembelajaran Orientasi Proyek Item Tes yang Dikembangkan 1. Menguraikan karakteristik ekologi plankton, nekton dan bentos 2. Menguraikan faktor-faktor eksternal 3. Menguraikan fase-fase pola pertumbuhan fitoplankton 1. Menganalisis karakteristik dan pola hidup fitoplankton 2. Menganalisis karakteristik fitoplankton berdasarkan sebaran ekologis 3. Menggolongkan sifat menguntungkan dan merugikan pada fitoplankton 1. Menganalisis peran dan manfaat fitoplankton 2. Menganalisis terjadinya red tide 3. Menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pola hidup fitoplankton 1. Menentukan metode yang tepat untuk melakukan budidaya fitoplankton di lab. 2. Menganalisis tahapan- tahapan budidaya fitoplankton untuk merancang kegiatan praktikum di laboratorium 3. Menentukan komposisi nutrisi yang tepat untuk media diatom dan okinawa 1. Menyimpulkan fase yang tepat untuk pemanenan fitoplankton sebagai pakan alami 2. Menganalisis data dalam bentuk grafik untuk menentukan faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan fitoplankton 3. Menyimpulkan dampak terjadinya eurotrofikasi Mengidentifi kasi dan mendefiniskan proyek Merencana kanproyek Mengimple mentasikan proyek Mendokumen tasikan dan melaporkan temuan proyek pada konsep biota laut, terdapat lima indikator KBK yang dikembangkan, secara terperinci dapat dilihat pada tabel 1. Penelitian ini dilakukan beberapa tahap, yaitu: persiapan, pelaksanaan, pengambilan data, analisis, pembahasan, kemudian pengambilan kesimpulan. Ada dua jenis soal item tes yaitu PG beralasan dan uraian berjumlah tujuh belas soal. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung rerata pretest dan postest kemudian dilanjutkan dengan uji statistik normalitas (Shapiro-Wilk) dan homogenitas (Lavene test), setelah itu baru dilakukan uji beda rerata atau uji hipotesis dengan menggunakan software IBM SPSS versi 20. Mengevaluasi proyek dan mengambil tindakan serta mengusulkan proyek baru 70 Aktivitas - Dosen memulai pertanyaan, terkait pengelolaan dan budidaya biota laut khususnya fitoplankton yang bersifat sustainable development serta manfaat melakukan budidaya dan mahasiswa aktif memberikan jawaban - Mahasiswa dalam kelompok aktif membuat pertanyaan terkait karakteristik dan pola hidup, faktor-faktor eksternal, peran dan manfaat, penyebab dan dampak red tide serta budidaya fitoplankton - Semua kelompok mahasiswa mendesain budidaya fitoplankton di laboratorium dan memberikan ide terkait tahap-tahap pertumbuhanfitoplanktondanfaktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pola hidupnya serta mempersiapkan alat dan bahan Setelah memperbaiki desain proyek, mahasiswa aktif mengimplementasikan desain rancangannya membuat media diatome untuk pertumbuhan Chaetoceros calsitrans dan media Okinawa untuk pertumbuhan Navicula sp. Melakukan pengamatan fase-fase pertumbuhan fitoplankton meliputi: fase adaptasi, logaritmik/eksponensial, stasioner dan kematian - Mahasiswa aktif mempresentasikan hasil proyeknya berupa budidaya fitoplankton di laboratorium, temuan ini terkait fasefase pertumbuhan fitoplankton dipengaruhi oleh kepadatan sel fitoplankton, faktor-faktor eksternal, dan komposisi nutrisi serta fase yang tepat melakukan pemanenan pada fitoplankton - Dosen mengajukan pertanyaan terkait hasil budidaya fitoplankton di laboratorium, yaitu temuannya berupa pertumbuhan fitoplankton tidak optimal, salah satu penyebabnya adalah pemberian aerasi secara manual, sehingga kebutuhan O2 sangat terbatas. Selain itu juga terdapat dua kelompok media diatome dan Okinawa terkontaminasi. - Mahasiswa juga memberikan saran untuk mengontrol faktor-faktor eksternal yang disesuaikan dengan habitat alami agar pertumbuhan fitoplankton dapat optimal. - Mahasiswa juga menyimpulkan penyebab dan dampak terjadinya red tide. BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 ISSN: 2549-0486 terletak pada indikator mempertimbangkan kredibilitas sumber dengan rerata nilai 73,73. Pada indikator mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi merupakan pretest terendah, hal ini disebabkan pengetahuan awal mahasiswa sangat lemah tentang budidaya fitoplankton di laboratorium, selain itu kemampuan mencari referensi yang relevan terkait prinsip kultur fitoplankton sangat terbatas, sehingga belum mengetahui fase-fase pertumbuhan fitoplankton berkaitan dengan waktu yang tepat untuk penentuan masa panen sebagai pakan alami. Hal ini menyebabkan pengetahuan tentang budidaya fitoplankton masih lemah. Lemahnya pengetahuan ini juga disebabkan mahasiswa belum pernah melakukan kegiatan praktikum budidaya fitoplankton di laboratorium. Hasil temuan ini memperkuat temuan sebelumnya yang dikumpulkan melalui angket dan instrumen test keterampilan berpikir kritis yang diadopsi dari Laurent Starkey bahwa pembelajaran ekologi laut selama ini sudah memberikan tugas, tetapi dalam bentuk makalah kemudian dilakukan presentasi dan diskusi tanpa memberikan penekanan pada konsep yang belum jelas dan belum dipahami, sehingga keterampilan berpikir kritis mahasiswa masih rendah, selain itu juga pembelajaran berbasis proyek selama ini belum menghasilkan proyek yang bermanfaat secara berkelanjutan (Jumrodah et al, 2019; 2021). Indikator mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi merupakan proses untuk merekam sesuatu melalui panca indera dengan hati-hati dan bertujuan untuk memperoleh informasi secara utuh (Wahyudi, 2019). Indikator ini menjadi menarik saat pembelajaran berbasis proyek menuntut mahasiswa melakukan budidaya fitoplankton dengan mengkondisikan faktor-faktor eksternal dilaboratorium dengan habitat alaminya. Indikator mempertimbangkan kredibel sumber setelah dilakukan pembelajaran berbasis proyek mendapatkan nilai postest tertinggi, ini berarti mahasiswa mampu melaporkan hasil pengamatan dan memberikan alasan yang tepat terkait dengan migrasi plankton yang dipengaruhi oleh suhu dan intensitas cahaya. Pada tabel 2 merupakan aktivitas perkuliahan dengan tahapan pembelajaran berbasis proyek pada materi biota laut mengadopsi Colley (2008) dengan enam tahap pembelajaran berbasis proyek, yang meliputi orientasi proyek, mengidentifikasi dan mendefenisikan proyek, merencanakan proyek, mengimplementasikan proyek, mendokumentasikan dan melaporkan temuan proyek, dan mengevaluasi proyek dan mengambil tindakan serta mengusulkan proyek baru. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel 2. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil peningkatan keterampilan berpikir kritis pada konsep biota laut diperoleh dengan rerata pretest dan postest. Data peningkatan pretest dan postestpada setiapindikator pada keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada gambar 1. Gambar. 1. Data Rata-rata SkorPretest dan Postest di Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis pada Konsep Biota Laut Gambar 1. menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pretest dengan postest dari kelima indikator keterampilan berpikir kritis. Nilai hasil belajar pretest terendah pada indikator mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi, yaitu dengan rerata nilai 7,53. Sedangkan pretest tertinggi terletak pada indikator mempertimbangkan kredibel sumber dengan rerata nilai 20,05. Nilai hasil belajar postest terendah terletak pada indikator menentukan suatu tindakan dengan rerata nilai 56,54, sedangkan postest tertinggi 71 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 Selain itu juga mahasiswa mampu mensintesis berdasarkan informasi yang handal terkait fasefase pertumbuhan fitoplankton dengan ditandai bertambah banyak jumlah selnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Shim and Walczak (2012) dan Kong (2015) bahwa kemampuan dalam mengidentifikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi informasi untuk memutuskan informasi apa yang handal dan tindakan apa yang harus diambil selama melakukan penalaran dan memecahkan masalah. Berdasarkan gambar 1. indikator menentukan suatu tindakan sudah dilakukan tetapi hasil postestnya belum maksimal. Menentukan suatu tindakan menuntut mahasiswa untuk dapat menganalisis metode budidaya fitoplankton (lihat Tabel 1). Mahasiswa dituntut untuk merancang dan mendesain metode budidaya fitoplankton di laboratorium dengan memperhatikan tahapannya yaitu mengoleksi, mengisolasi dan memperbanyak starter Chaetoceros calsitran dan Navicula sp. dalam melakukan tahapan pertumbuhan fitoplankton, faktor eksternal menjadi faktor kunci Tabel 3. Analisis Statistik Deskriptif Pretest dan Postest disetiap Indikator KBK pada Konsep Biota Laut Indika tor Kredi bel Sum ber HasilIn duksi Rerata Pre dan Post Uji Nor mali tas 20,05 0,080 73,73 0,228 13,78 0,005 69,50 0,096 11,73 0,001 Asumsi Tinda kan Obser vasi 60,12 0,021 8,15 0,006 56,54 0,080 7,53 0,000 67,20 0,011 Uji Ho mo gen Uji hipo tesis 0,042 6,778 Proba bilitas Ket 0,000 Berbe da signifi kan 0,008 6,813 0,000 Berbe da signifi kan 0,047 6,861 0,000 Berbe da signifi kan 0,099 6,803 0,000 Berbe da signifi kan 0,013 6,810 0,000 Berbe da signifi kan 72 ISSN: 2549-0486 keberhasilan budidaya fitoplankton, diantaranya kebutuhan nutrisi (Fe, Na, Si, dan Ca) untuk pertumbuhan fitoplankton. Hal ini mengharuskan mahasiswa untuk menganalisis unsur hara makro tersebut yang berfungsi untuk pembentukan klorofil dan dinding sel pada fitoplankton. Kebutuhan unsur hara tersebut harus dipenuhi saat pembuatan media diatome dan okinawa, sehingga mahasiswa dapat berhasil melakukan budidaya fitoplankton di laboratorium dengan menyesuaikan kebutuhan nutrisi dihabitat alami. Berdasarkan hasil tersebut mahasiswa sudah dapat merumuskan masalah, tetapi belum optimal menyelesaikannya. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa pada indikator menentukan suatu tindakan harus ditingkatkan lagi. Diharapkan dengan kemampuan memberikan gagasan bervariasi dalam menyelesaikan suatu masalah pada kondisi yang berbeda dapat merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi pada seseorang. Keterampilan berpikir tingkat tinggi seseorang tidak datang dengan sendirinya, tetapi secara sadar dan usaha terus-menerus ditanamkan dan dikembangkan pada peserta didik. Pendapat ini diperkuat oleh Ghanizadeh et al (2020); Wahyudi(2020) dan Ida dkk (2013). Bahwa pengembangan keterampilan berpikir tinggi seseorang tidak berkembang begitu saja tetapi melalui usaha dan perencanaan yang matang Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis dari kelima indikator yang dikembangkan setelah diberikan pembelajaran dilakukan uji statistik perbedaan rerata pretest dan postest dapat dilihat pada tabel 3. Pada Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa uji beda rerata pretest dan postest pada indikator mempertimbangkan kredibitas sumber, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, mengidentifikasi asumsi, menentukan tindakan dan mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi berbeda signifikan artinya terdapat perbedaan pretest dan postest dari kelima indikator tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 ISSN: 2549-0486 dan peristiwa yang dialami saat kegiatan praktikum budidaya fitoplankton di laboratorium, diharapkan dapat meningkatkan logika, sehingga dapat memahami konsep dengan baik. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi berkaitan membuat kesimpulan dan membuat hipotesis. Pada tahap ini peserta didik melaksanakan refleksi terhadap aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan baik secara tatap muka teori maupun kegiatan praktikum. Kegiatan evaluasi pada pembelajaran berbasis proyek dapat membantu peserta didik berbagi pengalaman selama proses pembelajaran (dilihat Tabel 2) juga dapat memberikan kesimpulan terkait sifat merugikan fitoplankton penyebab dan dampak terjadinya red tide. Dengan kegiatan refleksi dapat memberikan perbaikan untuk kegiatan proyek selanjutnya, pendapat ini sejalan dengan Fitriyani dan Ramadani (2021) bahwa pada tahap evaluasi menuntut peserta didik untuk berpikir kritis dalam menilai sisi positif dan negatif proyek yang dibuat. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada indikator mengidentifikasi asumsi dikembangkan melalui pernyataan pendapat yang meyakinkan tentang analisis peranan dan manfaat fitoplankton (lihat Tabel 1), selain sebagai bioindikator diperairan, fitoplankton juga berperan menurunkan kualitas air, sehingga dapat menyebabkan kematian pada ikan. Selain dituntut untuk memberikan gagasan agar pertumbuhan fitoplankton tidak berlebih yang dapat merugikan peternak ikan, juga mampu menyelesaikan masalah terkait eurotrofikasi. Pendapat atau pengungkapan gagasan disampaikan mahasiswa berdasarkan hasil memahami beberapa referensi yang relevan terkait dengan budidaya fitoplankton. Selain itu juga gagasan ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan fase-fase pertumbuhan fitoplankton di laboratorium yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pembelajaran berbasis proyek melatih mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah, sehingga dapat memberikan kesempatan untuk menganalisis data dan memperkuat pendapatnya (Haryani et al, 2017). Pembelajaran berbasis proyek sangat efektif untuk mengembangkan meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada materi biota laut, hal ini dimungkinkan karena materi biota laut yang dikembangkan pada pembelajaran berbasis proyek adalah mengintegrasikan teori dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Proyek yang dihasilkan dalam bentuk budidaya fitoplankton di laboratorium. Keberhasilan mahasiswa melakukan budidaya fitoplankton di laboratorium dapat menjadi salah satu alternatif memenuhi kebutuhan pakan alami pada ikan maupun non ikan. Fitriyah dan Ramadani (2021) menyatakan bahwa integrasi STEAM dan pembelajaran berbasis proyek dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, karena menjadi inovasi pembelajaran yang dapat memunculkan ide-ide dan solusi kreatif dan kritis, sehingga memudahkan mahasiswa dalam memecahkan masalah. Sementara itu Fitriani dkk (2020) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran berbasis proyek, sebab pembelajaran ini bersifat kolaboratif guru bersama peserta didik menentukan tema proyek yang terkait dengan sistem ekskresi, pengerjaan proyek ini memerlukan waktu yang panjang sehingga memberikan pengaruh terhadap kematangan dalam menguasai konsep atau prinsip dari materi tersebut. Penelitian lain mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui mata kuliah psikologi umum, hal ini dikarenakan mahasiswa mampu memahami relevansi konsep teori dan kasus secara empiris, dengan mengembangkan kemampuan menganalisis suatu kasus, mengevaluasi dan menyimpulkannya maka dapat mengolah faktafakta dilapangan (Wulan, 2018). Pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dikembangkan ketika mahasiswa menganalisis karakteristik fitoplankton (dilihat Tabel 1). Mahasiswa dituntut untuk menyimpulkan fitoplankton berdasarkan pola hidup, sebaran ekologis dan adaptasi, serta dapat menggolongkan sifat yang merugikan dan menguntungkan. Kemampuan menarik kesimpulan dari konsep yang dipelajari 73 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 keterampilan berpikir kritis, karena merupakan strategi kunci untuk menciptakan pembelajar pemikir dan mandiri. Selain itu juga pembelajaran berbasis proyek menuntut mahasiswa untuk aktif bertanya dan mengeluarkan ide dan gagasannya (Susanti, 2013). Mahasiswa dapat menganalisis berbagai informasi dari hasil pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung selama proses pembelajaran, dan hasil pengamatannya dapat diajukan menjadi prosedur yang akurat untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Temuan ini sesuai dengan penelitian Zahroh (2020) bahwa pembelajaran berbasis proyek membuat peserta didik aktif dalam merancang, membuat keputusan, memberikan solusi dan bertanggung jawab dalam mengelola informasi. Penugasan pada pembelajaran berbasis proyek dapat merangsang panca indera peserta didik untuk menjadi aktif dan kritis mengerjakan tugas dan menyelesaikan permasalahan serta memberikan solusi. Dengan demikian pembelajaran berbasis proyek tidak hanya menuntut mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah kemudian mencari solusi, tetapi juga menuntut untuk menggabungkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah (Ridho et al, 2020; Isabekov & Sadyrova, 2018). Berdasarkan hasil temuan penelitian ini memberikan manfaat untuk peningkatan keterampilan berpikir kritis, ini terbukti bahwa terdapat beberapa mahasiswa mengambil mata kuliah ekologi laut menerbitkan artikel dan menyeminarkan secara nasional dari hasil kerja proyeknya. Pendapat ini sejalan dengan Ridho et al (2020) dan Husamah (2015) bahwa pembelajaran berbasis proyek telah memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan diri, baik secara akademik maupun praktis untuk menemukan solusi dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat betapa pentingnya keterampilan berpikir kritis yang harus dimiliki oleh mahasiswa diera revolusi industri 4.0, agar dapat dapat survive dalam menghadapi tantangan hidup, sehingga keterampilan berpikir kritis terus dikembangkan menuju pembangunan berkelanjutan. ISSN: 2549-0486 IV. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek pada konsep biota laut menuju pembangunan berkelanjutan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui kegiatan pembelajaran dengan mendesain proyek budidaya fitoplankton di laboratorium, selain itu juga sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah dan memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi menuju pembangunan berkelanjutan. Peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelima indikator yaitu: mempertimbangkan kredibilitas sumber, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, mengidentifikasi asumsi, menentukan tindakan, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi dapat terjadi pada pembelajaran berbasis proyek. DAFTAR PUSTAKA Atabaki A M S, Keshtiaray N. and Yarmohammadian M.H. (2015). Scrutiny of Critical Thinking Concept. International Education Studies vol 8 no. 3. Arslan R, Gulveren H. & Aydin E. (2014). A Research on Critical Thinking Tendencies and Factors that Affect Critical Thinking of Higher Education Students. International Journal of Business and Management; Vol. 9, No. 5; 2014. ISSN 1833-3850 E-ISSN 1833-8119. Published by Canadian Center of Science and Education Colley, K. (ED). (2008). Project-Based Science Instruction. The Science Teacher. 75 (8): 2328. Diawati, C., Liliasari, & Buchari B. (2017). Development and validation of creative thinking skills test in the project of laboratory apparatus modification. Ideas for 21st Century Education – Abdullah et al. (Eds) Taylor & Francis Group. London, ISBN 978-1-138-05343-4. Ennis, R.H. (ED). (1985). Goal for a Critical Thinking Curriculum, Developing Minds: A 74 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: ASDC. Fitriani, Jamili & Fahyuddin. (2020). Perbandingan Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Biofiskim: Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol.2, No.2, 2020. ISSN 2684-995X. Fitriyah A. & Ramadani S.D. (2021). Pengaruh Pembelajaran STEAM Berbasis PJBL (Project Based Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis. Jurnal Inspiratif PendidikanVolume X, Nomor 1, Januari – Juni 2021. Ghanizadeh, A., Al-Hoorie, A.H., & Jahedizadeh, S. (2020). Higher order thinking skills: In Second Language Learning and Teaching. Mashhad: Springer https://doi.org/10.1007/978-3-030-56711-8_1 Haryani S.M., Wijayati N., & Kurniawan C. (2017). Improvement of metacognitive skills and students’ reasoning ability through problem-based learning. Proceeding. Semarang: International Conference on Mathematics, Science and Education. Husamah, H. (2015). Thinking skills for environmental sustainability perspective of new students of biology education department through blended project based learning model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 4(2), 110–119. https://doi.org/10.15294/jpii.v4i2.3878. Husnidar, Ikhsan M., & Syamsul R. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa. Jurnal Didaktik Matematika. Vol. 1, No. 1, ISSN: 2355-4185 April 2014. Ida Ayu K.S., Wayan I.S., & Wayan I.M., (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Pemahaman Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. (Volume 3 Tahun 2013). Isabekov, A., & Sadyrova, G. (2018). Projectbased learning to develop creative abilities in students. In J. Drummer, G. Hakimov, M. Joldoshov, T. Köhler, & S. Udartseva (Eds.), ISSN: 2549-0486 Vocational Teacher Education in Central Asia: Developing Skills and Facilitating Success (pp. 43–49). Cham: Springer International Publishing. doi: https://doi.org/10.1007/978-3-319-73093-6_4 Jumrodah, S Liliasari & Y.H. Adisendjaja. (2019). Profile of pre-service biology teachers critical thinking skills based on learning project toward sustainable development. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1157 (2019) 022097. doi:10.1088/1742-6596/1157/2/022097 Jumrodah, S Liliasari, Yusuf H.A., & Yayan S. (2021). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif pada Konsep Biota Laut Menuju Pembangunan Berkelanjutan melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika. Vol.9.No.1DOI: https://doi.org/10.23971/eds. v9i1.2993 Kartimi, Liliasari, & Anna P. (2012). Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pad Konsep Senyawa Hidrokarbon untuk Siswa SMA di Kabupaten Kuningan. Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 13, Nomor 1, April 2012. Kristanti, Y. D., Subiki, & Handayani, R. D. (2016). Model Pembelajaran Berbasis Poject (Project Based Learning Model) pada Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, (5), No. 2, September, hal 122 – 128. Krichvanaruk S, Loataweesup W, Powtongsook S, & Pavasant T. (2005). Optimal growth conditions and the cultivation of Chaetoceros calcitrans in airlift photobio reactor. J. Chem. Eng. 105, 91-98 Kong S. C. (2015). An experience of a threeyear study on the development of critical thinking skills in flipped secondary classrooms with pedagogical and technological support. ScienceDirect Computers & Education journa lwww.elsevier.com/locate/compedu Liliasari. (2006). Peningkatan Kualitas Guru Sains melalui Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Universitas Pendidikan Indonesia. Marinho Y.F., Luis O.B., Clarissa V.F da Silva Campos, William S., Humber A.A & Alfredo 75 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 ISSN: 2549-0486 Sobri M., Nursaptini & Novitasari S. (2020). Mewujudkan Kemandirian Belajar melalui Pembelajaran Berbasis daring diPerguruan Tinggi pada Era Industri 4.0. Jurnal Pendidikan Glasservol 4. No 1. DOI: http://10.32529/glasser.v4i1.373. Setyawan D. (2016). Penerapan Model Pembelajaran PJBL Berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Muhammdyah Malang. Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016. Shim, W. J. & WalczakK. (2012). The Impact of Faculty Teaching on the Development of Students’ Critical Thinking Skills. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, vol. 24, no.1, pp 16-30.ISSN 1812-9129. UNESCO. (2017). Education for Sustainable Development Goals Learning Objectives. The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, 7, place de Fontenoy, 75352 Paris 07 SP, France ISBN 978-92-3-100209-0. Tiruneh D.T, Verburgh An.,& Elen Jan. (2014). Effectiveness of Critical Thinking Instruction in Higher Education: A Systematic Review of Intervention Studies. Higher Education Studies; Vol. 4, No. 1; 2014. ISSN 19254741 E-ISSN 1925-475X. Wahyudi A. (2019). Perkuliahan Biokimia Terintegrasi Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir kritis dan Kreatif Calon Guru Kimia. Desertasi. Prodi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Wahyudi A. (2020). Profil Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif Calon Guru Kimia pada Perkuliahan Biokimia. ORBITAL: JURNAL PENDIDIKAN KIMIA. Volume 4 Nomor 2 Website: jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/orbital. ISSN 2580-1856 (print) ISSN 2598-0858 (online). Wulan P.S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk O.G., (2017). Effect of the addition of Chaetoceros calcitrans, Navicula sp. and Phaeodacty lumtricornutum (diatoms) on phytoplankton composition and growth of Litopenaeus vannamei (Boone) postlarvae reared in a biofloc system. Aquaculture Research 48, 4155–4164. Doi: 10.1111/are.13235 Rambely, A. S., Ahmad, R. R., Majid N., MSuradi, N. R., Din, U. K. S., A-Rahman, I., Mohamed, F., Rahim, F. & Abu-Hanifah, S. (2013). Project-Based Activity: Root of Research and Creative Thinking. International Education Studies; Vol. 6, No. 6; 2013. ISSN 1913-9020 E-ISSN 19139039. Rahma N.A. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Berpendekatan SETS Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati Siswa Terhadap Lingkungan. Journal of Educational Research and Evaluation JERE 1 (2) (2012). Rahmawati I., Selly F., Parlindungan S., & Duden S. (2018). Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Ilmiah dan Berpikir Kritis Ilmiah Siswa SMA pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.2: 25-30. ISSN: 2338-1027. Ridlo Z.R., Nuha U, Terra I W A & Afafa L. (2019). The implementation of project-based learning in STEM activity (water filtration system) in improving creative thinking skill. Journal of Physics: Conference Series. 1563 (2020) 012073. doi:10.1088/17426596/1563/1/012073. Susanti. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Nutrisi. Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 18, Nomor 1, April 2013, hlm. 3642. Sumardiana. (2020). Pengaruh Kemampuan Berpikir Keterampilan Siswa dengan Project Based Learning Materi Suhu Kalor. Jurnal Ilmiah Global Education JIGE 1 (2) (2020) 04-09. 76 BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol 6, No.2, Desember 2021 Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol 1, No 1, 2018, 66 – 72 hlm. ISSN 2622-9765 (online), ISSN 26543818 http://journal.um.ac.id/index.php/jpaud Xu, Y. & Liu, W. (2010). A project-based learning approach: a case study in China. Asia Pacific Educ. Rev. 11:363–370. DOI 10.1007/s12564-010-9093-1. Zahroh F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Elektrokimia. Jurnal Phenomenon, Phenomenon 2020, Vol. 10 (No. 2), pp. 191-203. phenomenon@walisongo.ac.id Zubaidah S. (2019). Memberdayakan Keterampilan Abad Ke-21 melalui Pembelajaran Berbasis Proyek. Seminar Nasional Nasional Pendidikan Biologi di FKIP Universitas Universitas Halu Oleo, Kendari, denganTema "Biologi dan Pembelajaran di Era RevolusiIndustri 4.0", 12 Oktober 2019. 77 ISSN: 2549-0486