ABSTRAK Stroke menempati urutan kedua penyebab kematian dan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Prevalensi stroke pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) mengalami peningkatan dan penderita diabetes berisiko 3-4 kali lebih... more
ABSTRAK Stroke menempati urutan kedua penyebab kematian dan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Prevalensi stroke pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) mengalami peningkatan dan penderita diabetes berisiko 3-4 kali lebih besar menderita stroke iskemik dibandingkan non-diabetes. Penderita DMT2 seringkali disertai dengan tekanan darah tinggi. Informasi mengenai hubungan tekanan darah denganstroke iskemik pada penderita DMT2 masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan stroke iskemik pada penderita DMT2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kasus-kontrol. Kelompok kasus adalah 48 orang penderita stroke iskemik dengan DMT2, dan kontrol adalah 48 orang penderita stroke iskemik non DM. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Pengumpulan data melalui catatan rekam medis penderita stroke iskemik di RSUP dr. Kariadi Semarang. Data dianalisis secara bivariat dengan menggunakan chi square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tekanan darah tinggi dengan kejadian stroke iskemik pada penderita DMT2 (nilai p 0,044, OR (95%CI) sebesar 2,88 (1,00-8,30. Penderita DMT2 disarankan untuk mengontrol tekanan darah agar dapat meminimalkan risiko terjadinya stroke iskemik. ABSTRACT Stroke is the second leading cause of death and the leading cause of long-term disability. The prevalence of stroke in patients with Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2) has increased and diabetics are at 3-4 times greater risk of ischemic stroke than non-diabetics. People with DMT2 are often accompanied by high blood pressure. Information on the relationship of blood pressure with ischemic stroke in patients with DMT2 is still limited. This study aims to determine the relationship of blood pressure with ischemic stroke in patients with DMT2. This study is observational analytic study with case-control design. The case group was 48 ischemic stroke patients with DMT2, and control was 48 people with non-DM ischemic stroke patients. This study used consecutive sampling. Data collection through medical records of patients with ischemic stroke in dr. Kariadi Semarang. Data were analyzed by chi square test. The results showed that there was a correlation between high blood pressure and the incidence of ischemic stroke in patients with DMT2 (p value 0.044, OR (95% CI) of 2.88 (1.00 to 8.30). DMT2 patients were advised to control blood pressure in order to minimize the risk of ischemic stroke.
ABSTRAK Stroke menempati urutan kedua penyebab kematian dan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Prevalensi stroke pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) mengalami peningkatan dan penderita diabetes berisiko 3-4 kali lebih... more
ABSTRAK Stroke menempati urutan kedua penyebab kematian dan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Prevalensi stroke pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) mengalami peningkatan dan penderita diabetes berisiko 3-4 kali lebih besar menderita stroke iskemik dibandingkan non-diabetes. Penderita DMT2 seringkali disertai dengan tekanan darah tinggi. Informasi mengenai hubungan tekanan darah denganstroke iskemik pada penderita DMT2 masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan stroke iskemik pada penderita DMT2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kasus-kontrol. Kelompok kasus adalah 48 orang penderita stroke iskemik dengan DMT2, dan kontrol adalah 48 orang penderita stroke iskemik non DM. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Pengumpulan data melalui catatan rekam medis penderita stroke iskemik di RSUP dr. Kariadi Semarang. Data dianalisis secara bivariat dengan menggunakan chi square test....
Keberadaan virus corona terus meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas masyarakat dalam skala global, nasional maupun regional. Sejak ditetapkannya wabah COVID-19 sebagai situasi pandemi pada 11 Maret 2020 oleh WHO, jumlah kasus... more
Keberadaan virus corona terus meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas masyarakat dalam skala global, nasional maupun regional. Sejak ditetapkannya wabah COVID-19 sebagai situasi pandemi pada 11 Maret 2020 oleh WHO, jumlah kasus konfirmasi, probable maupun suspek terus bertambah setiap harinya. Hingga 20 September 2020, telah tercatat 39.944.882 kasus konfirmasi dengan 1.111.998 jumlah kematian (CFR = 2,8%) di dunia yang terjadi pada 216 negara terjangkit dan 179 negara transmisi lokal. Tingginya mortalitas dan morbiditas kasus COVID-19 dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu riwayat perjalanan ke area terjangkit dan kontak erat seperti yang ditetapkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Kontak erat termasuk tinggal satu rumah dengan penderita menjadi salah satu faktor risiko tinggi COVID-19, sedangkan berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) masuk dalam kategori risiko rendah.
Background : Stroke is the second leading cause of death and a major cause of long term disability. The prevalence of stroke in type 2 diabetes mellitus patients were increased. Diabetic patients have 3-4 times greater risk for ischemic... more
Background : Stroke is the second leading cause of death and a major cause of long term disability. The prevalence of stroke in type 2 diabetes mellitus patients were increased. Diabetic patients have 3-4 times greater risk for ischemic stroke than non-diabetic. Information regarding risk factors for ischemic stroke in patients with type 2 diabetes mellitus is still limited. This study propose to determine risk factors of ischemic stroke in type 2 diabetes patients. Methods : Observational-analytic with case-control design study and qualitative data. Two groups of patients were include in this study, 48 ischemic stroke patients with type 2 diabetes mellitus and 48 ischemic stroke without diabetes mellitus in Kariadi hospital, used by consecutive sampling. Data were collected by medical records and indepth interview. Data were analyzed by multiple logistic regression and content analysis. Results : Risk factors of ischemic stroke in patients with type 2 diabetes mellitus are hypertension (OR 5.42; 95% CI 1.40 to 20.93), fasting blood glucose levels ≥ 100 mg/dL (OR 2.72; 95% CI 1.13 to 6.56), and microalbuminuria (OR 10.92; 95% CI 1.46 to 81.66). Age, sex, working status, cholesterol levels, triglycerid levels, HDL levels, LDL levels, total cholesterol/HDL ratio, triglyceride/HDL ratio, LDL/HDL ratio, and hyperuricemia are not statistically significant as a risk factors of ischemic stroke in type 2 diabetes mellitus patients. Conclusion: Hipertension, fasting blood glucose levels ≥ 100 mg/dL and microalbuminuria are significantly risk factors of ischemic stroke in type 2 diabetes mellitus patients. Microalbuminuria is the most dominant risk factor in stroke patients with type 2 diabetes mellitus.
The article explores the importance of responsible self-government in a ‘nonliberal’ society. Drawing on governmentality and critical ability studies, it argues that the governmental technique of individual responsibilization usually... more
The article explores the importance of responsible self-government in a ‘nonliberal’ society. Drawing on governmentality and critical ability studies, it argues that the governmental technique of individual responsibilization usually associated with a (neo-)liberal social order constituted an important means of state-socialist rule as well. Furthermore, this article shows that applying such an analytical framework to the investigation of the German Democratic Republic’s government of cardiovascular diseases significantly enhances our understanding of power relations between the state and the individual. Cardiovascular diseases had become a major focus of health policy by the late 1960s. East Germany’s orientation toward the World Health Organization strongly favored the adoption of the risk factor approach originally developed by US epidemiological research. According to this paradigm that centered on individual behaviors as risk factors, health education campaigns sought to enable citizens to modify their self-conduct. Focusing on the problematization of too little physical activity, this article examines cardiovascular able-bodiedness as a norm and vanishing point of responsible selfgovernment on the basis of a detailed analysis and contextualization of health education films. Finally, it argues that the performance of a successful government of individual risk factors was rewarded by increased recognition as a good and productive citizen as well as a ‘socialist personality.’
ABSTRAK Stroke menempati urutan kedua penyebab kematian dan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Prevalensi stroke pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) mengalami peningkatan dan penderita diabetes berisiko 3-4 kali lebih... more
ABSTRAK Stroke menempati urutan kedua penyebab kematian dan penyebab utama kecacatan jangka panjang. Prevalensi stroke pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) mengalami peningkatan dan penderita diabetes berisiko 3-4 kali lebih besar menderita stroke iskemik dibandingkan non-diabetes. Penderita DMT2 seringkali disertai dengan tekanan darah tinggi. Informasi mengenai hubungan tekanan darah denganstroke iskemik pada penderita DMT2 masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan stroke iskemik pada penderita DMT2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain kasus-kontrol. Kelompok kasus adalah 48 orang penderita stroke iskemik dengan DMT2, dan kontrol adalah 48 orang penderita stroke iskemik non DM. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Pengumpulan data melalui catatan rekam medis penderita stroke iskemik di RSUP dr. Kariadi Semarang. Data dianalisis secara bivariat dengan menggunakan chi square test....
