abangan merupakan salah satu keberagaman islam yang masih ada di tanah jawa. selain abangan, ada juga santri dan priyayi yang mana di dalam tulisan saya sudah dijelaskan mengenai ketiganya.
ABSTRAK Mengkaji matematika yang dikorelasikan dengan agama dan tradisi jawa merupakan suatu hal yang menarik. Kegiatan ini memiliki beberapa manfaat, selain dapat menambah pengetahuan tentang konsepsi matematika, hal ini dapat menambah... more
ABSTRAK Mengkaji matematika yang dikorelasikan dengan agama dan tradisi jawa merupakan suatu hal yang menarik. Kegiatan ini memiliki beberapa manfaat, selain dapat menambah pengetahuan tentang konsepsi matematika, hal ini dapat menambah semangat mempelajari Agama Islam, karena keyakinan terhadap Agama Islam yang bertambah seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang kebenaran ajaran Agama Islam. Dan tak kalah pentingnya berkaitan dengan budaya yang beragam di Indonesia, sebagai pelaku budaya akan tahu makna-makna dari tradisi yang ada. Sehingga tidak mudah menganggap tradisi yang dilakukan itu bid'ah dan dapat menjadi pelestari budaya yang mulai luntur dimakan zaman. Bukan suatu kebetulan kejadian-kejadian yang telah diejawantahkan di dalam tulisan ini begitu saja terjadi. Mesti terdapat suratan makna yang terkandung di dalam kejadian-kejadiannya apabila ditelisik secara mendalam. Seperti halnya penjabaran tulisan ini, terdapat keserasian antara bilangan tujuh dengan ibadah, tradisi dan segi matematika.
This paper is based on the cultural reality of Javanese Muslim society especially in Islamic Javanese traditional music. The cultural expression of Islamic-Javanese music is very diverse and reflecting the diversity of the "face" of Islam... more
This paper is based on the cultural reality of Javanese Muslim society especially in Islamic Javanese traditional music. The cultural expression of Islamic-Javanese music is very diverse and reflecting the diversity of the "face" of Islam that has been adapted to the local culture. Janengan's Islamic Javanese traditional music is an expression from three different cultural music traditions: Javanese music tradition, Middle Eastern music traditions (Arabic), and currently has been developed with a combination of Western music such as pop. The combination of three different musical traditions creates a unique creativity in Javanese music character. The character also encourages the values covering musical values, cultural values, and religious values. Thematically, the Janengan's lyrics contain a variety of Islamic teaching such as monotheism, shari'ah and sufism.
Tradisi Jawa suroan adalah tradisi yang juga dilaksanakan pada bulan Suro oleh masyarakat Buddha-Buddo Djawi Wisnu (Theravada) dan Islam Jawa Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Banyuwangi. Pelaksanaan tradisi suroan, yang mulanya berakar dari... more
Tradisi Jawa suroan adalah tradisi yang juga dilaksanakan pada bulan Suro oleh masyarakat Buddha-Buddo Djawi Wisnu (Theravada) dan Islam Jawa Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Banyuwangi. Pelaksanaan tradisi suroan, yang mulanya berakar dari nilai tradisi Islam Kejawen (Solikhin, 2010), di masyarakat Buddo Djawi Wisnu memiliki makna sebagai sarana dan praktik untuk meminta maaf kepada “Ibu Bumi” atas kesalahan yang telah dilakukan selama setahun. Namun, seiring dengan masuknya Buddha Theravada ke dusun ini menumbuhkan pemaknaan baru di masyarakat yang telah pindah ke agama ini menjadi bentuk ritual bakti kepada leluhur dengan mempersembahkan sesajian (pattidāna). Munculnya pemaknaan baru ini menyiratkan adanya perebutan ruang nilai pada tradisi suroan, seiring dengan masuknya ide-ide baru ke masyarakat. Dengan mengkomparasikan makna tradisi suroan bagi masyarakat Buddha-Buddo Djawi Wisnu dan Islam Jawa Dusun Kutorejo penelitian ini menemukan adanya perbedaan dan persamaan dalam memaknai tradisi suroan: perbedaan tradisi suroan antara masyarakat Buddha-Buddo Djawi Wisnu dengan Islam Jawa Dusun Kutorejo terletak pada makna sura dan pelaksanaan tradisi suroan. Sementara itu, persamaannya dapat dilihat pada makna tradisi suroan yang bergeser menjadi tradisi bersama memperingati pergantian tahun. Perubahan makna dan pelaksanaan tradisi suroan seiring kebaruan perspektif ideologi religiusitas yang masuk di masyarakat Dusun Kutorejo yang plural menandai adanya dinamika ruang toleransi yang diperebutkan, bergeser, dan berubah. Hingga sampai tulisan ini dibuat tradisi suroan masih menjadi sacred canopy hidup bersama namun perlahan tengah mengalami segregasi makna dan praktiknya. Kata Kunci: Suroan, Buddo Djawi Wisnu, Islam Jawa, Theravada
Yang dimaksudkan "keragaman potret Islam" di sini adalah berbagai ekspresi (pemahanan dan penerapan) ajaran Islam dalam kehidupan kaumm Muslimin. Adapun "lslam" sendiri sebagai pandangan hidup yang disampaikan oleh Allah merupakan... more
Yang dimaksudkan "keragaman potret Islam" di sini adalah berbagai ekspresi (pemahanan dan penerapan) ajaran Islam dalam kehidupan kaumm Muslimin. Adapun "lslam" sendiri sebagai pandangan hidup yang disampaikan oleh Allah merupakan kebenaran tunggal yang tidak bergantung pada persepsi persep manusia. Kebenaran Islam yang djsampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, ketika diajarkan kepada umat lslam telah dipahami daalm tingkat-tingkat yang berbeda oleh umat Islam sendiri; misalnya: ada yang memahami tepat/persis kebenaran itu; ada yang memahaminya dengan sedikit kekurangan; dan ada juga yang memahaminya secara cukup berbeda. Perbedaan tingkat pemahaman ini dapat disebabkan oleh kemampuan para penganut awal Islam sendiri, cara atau metode memahami Islam, ataupun oleh kepentingan-kepentingan yang terdapat di dalam diri mereka sendiri. Adapun perbedaan praktik Islam dalam kehidupan bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor, selain dua yang telah disebutkan sebelumnya, juga dipengaruhi oleh perubahan-perubalan sosial-politik dan ekonomi, pengaruh budaya setempat, maupun dipengaruhi oleh nilai-nilai dan sistem pemikiran yang dianut sebelumnya. Seiring dengan perjalanan waktu, keragaman pemahaman dan perbedaan praktik lslam ini turut tersebar ke seluruh dunia Islam, mengikuti sukses spektakuler ekspansi wilayah kekuasaan Islam dan Islamisasi yang dilakukan oleh juru-juru dakwah Islam. Dalam kasus Jawa, proses Islamisasi berlangsung dalam lebih dari satu gelombang Islamisasi di samping subjek penyebamya berasal dari berbagai latar belakang pemahaman dan kultural. Dua faktor tersebut, ditambah dengan konsep keagamaan Jawa sendiri telah mempengaruhi keragaman potret Islam di Jawa sebagaimana tampak dewasa ini.