Sejak China menerapkan Open Door Policy pada masa pemerintahan Deng Xioping, China mulai membuka diri kepada dunia luar terutama dalam hal perekonomian membuat perekonomian China tumbuh drastis terutama di bidang industri. Pertumbuhan...
moreSejak China menerapkan Open Door Policy pada masa pemerintahan Deng Xioping, China mulai membuka diri kepada dunia luar terutama dalam hal perekonomian membuat perekonomian China tumbuh drastis terutama di bidang industri. Pertumbuhan perekonomian China meningkat hingga 13 kali pada tahun 2006 dari tahun 1978. Hingga mencapai pada angka 14, 2% pada tahun 2007. Bahkan pada saat perekonomian global sedang menurun pada tahun 2009, China dapat berusaha mempertahankan pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) pada angka 8,7% dari tahun 1978-2008 yang menyentuh angka 9,8%1. Pertumbuhan ekonomi China terutama di bidang industri sangat berdampak pada kebutuhan suplai sumber energinya. Semakin tinggi dan banyak kegiatan industri, maka semakin tinggi pula kebutuhan sumber energi. Sumber energi seperti batu bara, minyak bumi, serta gas alam merupakan pasokan energi utama yang dibutuhkan dan digunakan China dalam mendongkrak perindustriannya. Perindustrian China yang semakin pesat membuat China menjadi salah satu negara yang mengonsumsi energi terbanyak. Bahkan, pada tahun 2010, China menggeser posisi Amerika Serikat sebagai negara dengan konsumsi energi terbesar di dunia2. Hal ini membuat China harus menyiapkan begitu banyak pasokan energi demi menjaga efektivitas serta kelancaran perindustriannya. Namun, faktanya sumber energi China (minyak bumi, batu bara, gas alam) merupakan sumber daya yang tak dapat terbaharukan. Hal ini membuat isu keamanan energi di China menjadi salah satu isu yang penting untuk ditanggapi dan dicarikan alternatifnya demi menjamin keamanan energi. Salah satu Presiden yang cukup peka terhadap permasalahan ini yaitu Hu Jin Tao. Hal ini dapat dilihat