Negosiasi

Berbicara mengenai studi Hubungan Internasional, tidak lepas dari berbicara tentang kegiatan diplomasi. Sebagian masyarakat meyakini bahwa kata diplomasi sendiri awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu, diploun yang berarti melipat (Roy, 1995). KM Panikkar, dalam bukunya yang berjudul The Principle and Practice of Diplomacy menyatakan bahwa diplomasi memiliki kaitan dengan studi Hubungan Internasional terutama mengenai politik internasional. Hubungan antara diplomasi dengan politik internasional adalah suatu seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Ivo D. Duchacek, mendefinisikan diplomasi sebagai praktek pelaksanaan politik luar negeri suatu negara (Roy, 1995).

Negosiasi sebuah proses menghasilkan keputusan bersama, dimana orang-orang dengan tujuan/ keinginan yang berbeda berinteraksi dengan tujuan untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan tersebut. Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu keputusan atau kesepakatan kedua belah pihak secara adil  dan dapat memenuhi harapan atau keinginan kedua belah pihak tersebut.

Sebagai sebuah jantung di dalam diplomasi, negosiasi menjadi sebuah proses yang vital di dalamnya karena melalui proses negosiasi lah, diplomasi yang menentukan tercapainya kepentingan suatu pihak terjadi. Negosiasi yang terdiri dari tahap persiapan, pembangunan, pengumpulan informasi, tawar-menawar, persetujuan, hinga tahap implementasi atas kesepakatan dan perjanjian yang telah dibuat harus dilakukan secara runtut atau tersistematis. Ini menjadikan seorang diplomat perlu menguasai proses negosiasi mulai dari tahap persiapan, strategi apa yang harus digunakan, bahkan hingga bagaimana kita mengatur sikap Setiap tahap harus dilakukan dengan maksimal agar mampu mencapai kepentingan yang merupakan tujuan utama dilakukannya negosiasi. Salah satu pondasi negosiasi yang berupa tahap persiapan negosiasi haruslah dipahami secara sempurna. Dalam bernegosiasi, negosiator memerlukan tahapan – tahapan dari persiapan hingga perundingan apa yang akan menjadi langkah – langkah dalam melakukan negosiasi.

Teori dan Praktik Negosiasi dalam mengangkat kasus di Indonesia pada tahun 2013 lalu. Ketika pada saat itu salah satu perusahaan swasta yakni MNC Indonesia ingin menyelenggarakan kontes kecantikan Internasional yakni Miss World 2013 di Indonesia tetapi terjadi pertentangan antara organisasi muslim Indonesia. Mereka menentang diselenggarakannya kontes kecantikan Internasional tersebut di Indonesia, karena melanggar beberapa norma yang berlaku di Indonesia.

Kemudian, bagaimana strategi dan taktik pihak MNC dalam menyelesaikan permasalahan tersebut ?
Dalam makalah tersebut, dijelaskan permasalahan awal atau eskalasi sampai dengan gaya negosiasi yang dilakukan sehingga menghasilkan keputusan yang tidak merugikan kedua belah pihak.

Setelah sebelumnya penulis membahas tentang fungsi dan peran seorang diplomat, kali ini penulis akan membahas tentang beberapa pola diplomasi. Terdapat setidaknya enam pola diplomasi. Diplomasi bilateral, diplomasi multilateral, diplomasi asosiasi, diplomasi konferensi, diplomasi personal (pribadi), dan diplomasi tingkat tinggi (summit diplomacy). Pola diplomasi yang pertama yaitu diplomasi bilateral. Melihat kata 'bilateral', tentu saja diplomasi bilateral ini merupakan pola diplomasi yang dijalankan oleh adanya hubungan antara dua negara. Pola diplomasi bilateral ini muncul sebelum Perang Dunia I. Pola diplomasi bilateral, atau pola diplomasi yang dijalankan oleh dua negara ini biasanya dilakukan secara tertutup dan rahasia. Hal-hal yang dibahas dalam diplomasi bilateral biasanya hanya bersangkutan dengan kepentingan nasional kedua negara (Evans dan Newnham, 1998). Diplomasi bilateral akan memudahkan proses kerjasama (Djelantik, 2008). Terdapat personal protocol pada dasarnya merupakan konsep pembentukan aturan protokoler yang disepakati bersama. Konsep ini berfungsi sebagai kerangka untuk memantau proses diplomasi antar state actors yang memang didasarkan tidak hanya berjalan sebagai proses regular, tetapi juga sebagai proses yang diregulasikan sebagai sarana mencapai kepentingan bersama secara etis (Baylis dan Smith, 2013). Namun, diplomasi bilateral dapat menimbulkan kecurigaan antara pihak negara yang bersangkutan serta dapat terkesan menekan bila salah satu pihak, kekuasaannya lebih tinggi. Contoh diplomasi bilateral yaitu antara China dan Indonesia yang bekerjasama dalam hal perdagangan. Pola diplomasi kedua yaitu, diplomasi multilateral. Diplomasi multilateral dijalankan oleh tiga negara atau lebih. Berbeda dengan pola diplomasi bilateral yang bersifat rahasia dan tertutup, pola diplomasi multilateral lebih bersifat terbuka agar juga mendapat pengakuan dari dunia internasional (Djelantik, 2008). Diplomasi multilateral akan mempermudah hubungan persahabatan dengan negara-negara lain. Namun, diplomasi multilateral juga memiliki kekurangan yakni, rawan konflik karena tiap-tiap negara akan mempertahankan kepentingan nasionalnya yang seringkali tidak sejalan dengan kepentingan nasional dari negara-negara lain yang bergabung dalam diplomasi multilateral tersebut, dan pelaksanaan diplomasi multilateral cenderung lama karena banyaknya kepentingan nasional yang harus dipertimbangkan dalam diplomasi ini (Djelantik, 2008). Kemudian pola diplomasi yang ketiga yaitu, diplomasi asosiasi. Diplomasi asosiasi terbentuk kerena tiap negara yang bersama-sama menjalankan diplomasi ini memiliki kepentingan nasional yang sama. Diplomasi ini, pertama kali muncul pada sekitar tahun 1970an.

Sekalipun kamu orang yang masih baru dalam dunia pencari kerja ataupun sudah berpengalaman banyak, negosiasi gaji merupakan salah satu proses vital sebelum kamu mendapatkan pekerjaan tersebut. Maka kamu harus dapat lebih berhati-hati dalam negosiasi gaji.

Sebelumnya, penulis telah menjelaskan tentang apa itu diplomasi dan apa hubungan antara diplomasi dengan politik luar negeri. Kali ini, penulis akan menjelaskan tentang apa itu diplomat serta apa peran-peran yang dijalankan oleh diplomat dalam diplomasi. Dalam melaksanakan diplomasi, tentunya membutuhkan orang yang menjalankan kegiatan diplomasi tersebut dan menjadi perwakilan bagi suatu negara dalam ranah internasional.

Tulisan ini memuat beberapa esai tentang politik pemilu dan analisis siapa yang akan memenangkan pemilu. Juga tulisan bahwa politik yang canggih itu justru tidak terlihat seperti sedang berpolitik. Tentang bagaimana subjek kita sedang dinegosiasikan, dan tentang proses-proses menuju Indonesia.

Ikom Entrepreneurship Fest (IEF) 2020 is a webinar event that aimsto educate the public, small business owners, or prospective businesspeople to be able to take advantage of social media to support theirbusiness. This event uses a source of funding in the form ofsponsorship. To find sponsors, both lobbying and negotiationstrategies are needed so that cooperation can run well. The purpose ofthis research is to describe the lobbying and negotiation strategies areused by the Public Relations of the IEF 2020 event in obtainingsponsorship for the event. This study used a descriptive qualitativeapproach and interviews as data collection techniques. The type ofdata obtained by researchers in this study is primary data. The resultsof this study state that the lobbying strategy used by the PublicRelations of the IEF 2020 event is a direct lobbying strategy with atransactional and networking approach. The negotiation strategy usedinthisstudyistheWin-Winnegotiationstrategy