Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% found this document useful (0 votes)
20 views15 pages

(Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Kuantan Singingi) : JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014 1

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 15

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern


(Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
(Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Kuantan Singingi)

By:
Desy Sefri Yensi
Dr. H. Amir Hasan Ms, MM.,Ak.,CPA,CAC,CA
Yuneita Anisma,SE,M.Si.,Ak.,CA
Faculty of economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : desy.sefriyensi33@yahoo.com
Effect Of Human Resource Competencies, Implementation Areas Of
Financial Accounting System And Internal Control System
(Internal Audit) To The Quality Of Local Government
Financial Statements
(Empirical Study On SKPDs in Kuantan Singingi)
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of human resource competencies,
implementation areas of financial accounting system and internal control
system (internal audit) on the quality of financial reporting by local
governments throughout the research object SKPD KuantanSingingi district
numbering 26 on education. The sampling technique using simple random
sampling. The method of data collection is by distributing questionnaires.
Analysis using multiple regression.
The results of this study it is concluded that the competency of human
resources and the application of financial accounting systems area positively
significant effect on the quality of financial reports while the variable region of
the internal control (internal audit) does not affect the quality of local
government financial reports.
In this study the magnitude of the effect that the R2 of 0.448 or 44.8%
indicated that the competency of human resources and the application of
financial accounting system areas affecting the quality of financial reporting
area of 44.8%, because in the world of government, every part of government
must by right people, which has competence in accordance with the
predetermined qualifications. So is the application of financial accounting
system has an influence on the quality of the region's financial statements due
to the implementation of local area financial accounting system is a medium
that can support to produce reliable financial reports and are able to prepare
and present the financial statements of qualified regional and meet government
quality characteristics of financial statements predefined area. While by 55.2%
influenced by other variables.
Keywords: quality of financial reports, human resources competencies,
implementation areas of financial accounting system and internal control
system (internal audit)
JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disetiap negara tentunya terdapat
pemerintah pusat dan pemerintah
daerah yang memerlukan tata kelola
pemerintah
yang
baik
dan
bertanggung
jawab.
Untuk
mengelola pemerintahan dengan
baik, pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah perlu memiliki
kewenangan yang jelas dalam
pengelolaannya. Salah satu upaya
pemerintah
untuk
mewujudkan
pengelolaan keuangan pemerintah
yang bertanggung jawab.
Bentuk
media
pertanggungjawaban
dalam
penyelenggaraan pemerintah diatur
dalam undang-undang No 17 tahun
2003 tentang keuangan negara. Pada
UU No. 17 tahun 2003 tersebut
khususnya pada pasal 31, disebutkan
bahwa
gubernur/bupati/walikota
menyampaikan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD
berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan
media
bagi
sebuah
entitas
pemerintah
untuk
mempertanggungjawabkan kinerja
keuangannya kepada publik. Laporan
keuangan
pemerintah
yang
dihasilkan harus memenuhi Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 yang direvisi lagi
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010. Laporan keuangan
yang dikatakan berkualitas apabila
informasi yang disajikan didalam
laporan keuangan dapat dipahami,
bebas
dari
pengertian
yang
menyesatkan dan kesalahan material,
menyajikan fakta secara jujur serta
dapat diverifikasi.
Informasi laporan keuangan
dikatakan berkualitas dan bermanfaat

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

apabila informasi tersebut dapat


mendukung pengambilan keputusan
dan dapat dipahami oleh para
pemakai.
Oleh
karena
itu,
pemerintah
daerah
wajib
memperhatikan
informasi
yang
disajikan dalam laporan keuangan
untuk
keperluan
perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan
keputusan. Informasi akuntansi yang
terdapat di dalam Laporan Keuangan
Pemerintah
Daerah
harus
mempunyai beberapa karakteristik
kualitatif
yang
disyaratkan,
sebagaimana
disebutkan
dalam
Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan (Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005) antara lain :
1. Relevan, memiliki unsur-unsur :
a. Manfaat
umpan
balik
(feedback value)
b. Manfaat prediktif (redictive
value)
c. Tepat waktu (timeliness)
d. Lengkap
2. Andal, memiliki karakteristik
berikut :
a. Penyajian jujur
b. Dapat
diverifikasi
(verifiability)
c. Netralitas
3. Dapat dibandingkan
4. Dapat dipahami
Ketika informasi yang disajkan
didalam laporan keuangan telah
sesuai dengan karakteristik kualitatif
yang disyaratkan maka kualitas dari
laporan keuangan yang dihasilkan
akan mudah dipahami dan bebas dari
kesalahan-kesalahan
yang
menyimpang,
sehingga
para
pengguna laporan keuangan akan
lebih mudah untuk mengambil
keputusan dengan baik. Namun
sebaliknya, apabila informasi yang
terkandung
didalam
laporan
keuangan yang dihasilkan tidak

sesuai dengan kriteria nilai informasi


yang disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan maka akan
banyak menimbulkan permasalahan.
Sebagai contoh, seperti yang
telah diungkapkan oleh Badan
Pengawasan Keuangan (BPK), Pada
IHPS Semester I Tahun 2013, BPK
telah
memeriksa
597
objek
pemeriksaan, yang terdiri atas 519
objek pemeriksaan keuangan, 9
objek pemeriksaan kinerja dan 69
objek pemeriksaan dengan tujuan
tertentu (PDTT). Temuan kerugian
negara dalam pemeriksaan ini
menunjukkan
masih
adanya
kelemahan
sistem
pengelolaan
keuangan negara.
Dari hasil pemeriksaan BPK
IHPS I Tahun 2013, mengungkap
sebanyak 13.969 kasus kelemahan
sistem pengendalian internal dan
ketidakpatuhan terhadap ketentuan
perundang-undangan senilai Rp
56,98 triliun. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 4.589 kasus merupakan
temuan yang berdampak finansial
yang berpotensi merugikan negara
dan kekurangan sebesar Rp10.74
triliun. Ada pun sebanyak 5.474
kasus merupakan kelemahan sistem
pengendalian internal, sebanyak
2.854
kasus
penyimpangan
administrasi dan pemborosan, dan
ketidakefektifan sebesar Rp 46,24
triliun. Atas temuan itu, BPK
merekomendasikan agar dilakukan
penyerahan aset atau penyetoran ke
kas negara/daerah atau kepada
perusahaan negara/daerah. Selain itu,
BPK
juga
merekomendasikan
perbaikan
system pengendalian
internal atau tindakan administrative.
Kabupaten Kuantan Singingi
merupakan salah satu kabupaten di
Propinsi Riau yang mendapat opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
dari Badan Pengawasan Keuangan

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

(BPK) Namun opini wajar tanpa


pengecualian yang diberikan BPK
terhadap
laporan
keuangan
kabupaten kuansing bukan berarti
bebas dari kesalahan dan kelemahan.
BPK RI menemukan permasalahan
yakni masih rendahnya kualitas
informasi laporan keuangan daerah
yang disebabkan oleh pemahaman
akuntansi dari penyusun laporan itu
sendiri yang berhubungan langsung
dengan kompetensi sumber daya
manusia, belum diterapkannya secara
optimal sistem informasi akuntansi
keuangan dan masih lemahnya
sistem pengendalian internal.
Permasalahan yang ditemukan
dalam sistem pengendalian internal
adalah (1) Pemerintah kabupaten
kuantan singingi belum membuat
peraturan teknis terkait pengelolaan
dan manajemen kas, (2) Pengelolaan
kas non anggaran belum ditetapkan
dan peraturan bupati, (3) proses
penyususnan dan penepatan APBD
dan APBD perubahan tidak tepat
waktu. (Http://pekanbaru.bpk.go.id)
Permasalahan lainnya terkait
ketidakpatuhan terhadap perundangundangan seperti (1) sisa UYHD TA
2012 terlambat disetor kekas daerah,
(2)
terdapat
keterlambatan
penyetoran potongan perhitungan
pihak ketiga TA 2012 pada
bendahara umum dan bendahara
pengeluaran, (3) terdapat kelebihan
pembayaran pada beberapa pos
seperti biaya transportasi, akomodasi
dan
honorarium
instruktur/
narasumber, honorarium panitian
pelaksana kegiatan, (4) denda
keterlambatan
penyelesaian
pekerjaan pada dinas cipta karya dan
tata ruang belum disetor ke kas
daerah, (5) Pengelolaan belanja
hibah dan bantuan sosial belum
sepenuhnya
sesuai
ketentuan.
(Http://pekanbaru.bpk.go.id)

Berdasarkan fenomena tersebut


dapat dinyatakan bahwa laporan
keuangan pemerintah masih belum
seluruhnya memenuhi karakteristik
kualitatif yang disyaratkan. Sehingga
perlunya
pembenahan
terhadap
sistem
kerja
pada
pegawai
pemerintah daerah terutama bagian
penatausahaan
keuangan
agar
Kualitas informasi laporan keuangan
yang dihasilkan bermanfaat serta
bernilai informasi yang akurat. Pada
dasarnya banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas laporan
keungan pemerintah daerah. namum
disini peneliti hanya akan meneliti
tentang
Pengaruh
Kompetensi
Sumber Daya Manusia, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
dan Sistem Pengendalian Intern
(Internal Audit).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
pada
latar
belakang masalah diatas, maka
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Kompetensi Sumber
Daya
Manusia
berpengaruh
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Apakah
Penerapan
Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Kuantan
Singingi.
3. Apakah Sistem Pengendalian
Intern
(Internal
Audit)
berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Kuantan
Singingi.

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

1.3 Tujuan Penelitian


Dari perumusan masalah
yang ada, maka Tujuan penelitian
dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk menguji dan menganalisa
pengaruh Kompetensi Sumber
Daya
Manusia
berpengaruh
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kuantan Singingi.
b. Untuk menguji dan menganalisa
pengaruh
Penerapan
Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Kuantan
Singingi.
c. Untuk menguji dan menganalisa
pengaruh Sistem Pengendalian
Intern
(Internal
Audit)
berpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Kuantan
Singingi.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)
dikabupaten
Kuantan
Singingi yang berjumlah 26 SKPD.
Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan teknik
Simple
Random Sampling yaitu teknik
pengambilan sample secara acak
sederhana
(Nur
Indriantoro,2010:124)
2.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif sedangkan sumber data
yang digunakan adalah data primer
yaitu data yang diperoleh dari hasil
penyebaran pertanyaan dalam bentuk
kuesioner kepada seluruh SKPD
Kabupaten Kuantan Singingi.

2.3

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan teknik kuesioner.
Kuesioner adalah suatu aktivitas
pengumpulan
data
dengan
menyebarkan angket berupa suatu
daftar pertanyaan tertulis kepada
responden terpilih untuk diisi dengan
alternative dengan pertanyaan yang
telah disediakan. Kuesioner akan
dikirimkan langsung oleh peneliti
kepada masing-masing responden,
dan
responden
yang
terpilih
berjumlah 85 responden.
2.4

Definisi Operasional dan


Pengukuran Variabel
2.4.1 Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X1)
Kompetensi Sumber Daya
Manusia adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki seorang
Pegawai Negeri Sipil berupa
pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas jabatannya,
sehingga Pegawai Negeri Sipil
tersebut dapat melaksanakannya
tugasnya secara professional, efektif
dan efisien (Keputusan Kepala BKN
Nomor 46A 2007). Variabel ini
menggunakan 9 pertanyaan yang
diadopsi dari Keputusan Kepala
BKN Nomor 46A 2007 (dalam Devi
Roviyantie,2011)
2.4.2 Penerapan sistem akuntansi
keuangan daerah (X2)
Penerapan sistem akuntansi
keuangan daerah adalah sistem
akuntansi yang meliputi proses
pencatatan, pengolongan, penafsiran,
peringkasan transaksi, atau kejadian
keuangan
serta
pelaporan
keuangannya
dalam
rangka
pelaksanaan APBD, dilaksanakan
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
akuntansi yang berterima umum.

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

(Kepmendagri Nomor 29 Tahun


2002). Variabel ini menggunakan 10
pertanyaan yang diadopsi dari
Pemendagri No. 29 tahun 2002.

2.4.3 Sistem pengendalian intern


(X3)
Penerapan
pengendalian
intern (internal audit) adalah proses
yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai mengenai
pencapaian tujuan pemerintah daerah
yang tercermin dari keteladanan
laporan keuangan, efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan program dan
kegiatan
serta
dipatuhinya
perundang-undangan. (Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006). Variabel ini
menggunakan 11 pertanyaan yang
diadopsi dari Ikatan Akuntansi
Indonesia (2011) (dalam Hayyuning
tyas rosdiani, 2011)
2.4.4 Kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah (Y)
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntasi Pemerintah (SAP),
kualitas laporan keuangan daerah
adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam laporan
informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Variabel ini
menggunakan 11 pertanyaan yang
diadopsi dari PP nomor 72 tahun
2010 tentang SAP (dalam Devi
Roviyantie,2011).
2.5 Metode Analisis Data
2.5.1 Metode
Regresi
linear
berganda
Adalah hubungan secara
linear antara dua atau lebih variabel
independen (X1, X2, X3) dengan
variabel dependen (Y). Analisis ini
digunakan
untuk
mengetahui
hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen apakah


hubungan variabel independen atau
dependen berhubungan positif dan
negatif.
Dengan persamaan :
a + 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 + e
Y=
Dimana:
Y = Kualitas Laporan Keuangan
Daerah
(Variabel Tidak
Bebas)
X1 = Kompetensi Sumber Daya
Manusianya
(Variabel
Bebas)
X2 = Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (Variabel
Bebas)
X3 = Sistem Pengendalian Intern
(Internal Audit) (Variabel
Bebas)
a = Nilai Intercept (Konstan)
b = Koefisien Regresi
= Kesalahan
Pengganggu
(disturbances error)
2.6 Uji Kualitas Data
2.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah ketetapan
atau kecermatan suatu instrumen
dalam
pengukuran.
Dalam
menentukan layak atau tidaknya
suatu item yang digunakan, biasanya
digunakan uji signifikasn koefisien
korelasi pada taraf signifikan 5%
artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap
skor total. Pada penelitian ini untuk
uji validitas menggunakan korelasi
Bivariete Pearson (Joko, 2010:40)
2.6.2 Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan
untuk mengetahui konsistensi alat
ukur, apakah alat pengukur yang
digunakan dapat diandalkan dan
tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang. Dalam penelitian
ini metode yang digunakan adalah
Cronbachs Alpha karena metode ini
JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

cocok
digunakan
pada
skor
berbentuk skala (missal 1-5) atau
skor rentang (missal 0-50), (Joko,
2010: 46)

2.7 Uji Asumsi Klasik


Uji Asumsi Klasik digunakan
untuk mengetahui apakah model
regresi menghasilkan emitor tidak
bias yang baik jika memenuhi
asumsi klasik yaitu bebas dari
Multikolinearitas, Heterokedestistas,
Autokorelasi dan memenuhi asumsi
Normalitas.
2.7.1 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas dapat
diteksi dengan menghitung koefisien
ganda
dan
membandingkan
dengannya dengan koefisien korelasi
antara variable bebas. Sebagai
contoh diambil dari kasus regresi X1,
X2,
X3
terhadap
Y.
Uji
multikolinearitas
dengan
SPSS
dilakukan dengan uji regresi, dengan
nilai patokan VIF (Variance Inflation
Factor) dan koefisien kolerasi antar
variabel bebas (Joko, 2010:56)
2.7.2 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
terjadi
dalam regresi apabila varian error
(ei) tidak konstan untuk beberapa
nilai x. Pendeteksian konstan
tidaknya
varian
error
dapat
dilakukan dengan menggambar
grafik scatter plot yaitu dengan
melihat pola-pola tertentu pada
grafik, dimana sumbu X adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi Y
sesungguhnya). Apabila garis yang
membatasi sebaran titik-titik relatif
paralel maka varian dikatakan
konstan (Joko,60:2010)

2.7.3 Uji Normalitas Data


Uji Normalitas dimaksudkan
untuk
memperlihatkan
bahwa
sampel diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Ada beberapa
teknik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas, antara lain uji
chi-kuadrat, Uji Lilliefors dan uji
Kolmogorov- Smirvon. Jika Pvalue
(sig) >0.05 maka Ho tidak ditolak,
sehingga dapat disimpulkan data
diambil
dari
populasi
yang
berdistribusi normal (Joko, 2010
:52).
2.7.4 Uji Autokorelasi
uji autokorelasi dilakukan
untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi linier terdapat
hubungan yang kuat baik positif
maupun negatif antara data pada
variable-variabel pilihan. Model
korelisi yang baik bila tidak terjadi
autokorelasi. Untuk menentukan
apakah terdapat autokorelasi yang
baik maka dilakukan dengan
menggunakan nilai Durbin Watson
(d) (Umar, 2011: 179),
2.8 Uji Hipotesis
2.8.1 Uji T (t-test)
Uji ini dilakukan terpisahpisah untuk melihat pengaruh
masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependennya. Uji


T dilakukan untuk membandingkan t
hitung dengan t tabel pada tingkat
signifikan 5% (0.05). jika  >

maka variable bebas dapat
menerangkan terikatnya. Artinya ada
pengaruh antara variable bebas
dengan variable terikatnya.
1. Jika  < 
atau p value
> a dikatakan tidak signifikan,
dan hipotesis penelitian ditolak
2)  > 
dikatakan tidak
signifikan, dan hipotesis diterima
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengembalian Kuesioner dan
Demografi Responden
3.1.1 Pengembalian Kuesioner
Metode yang digunakan
untuk pengumpulan data, yaitu
secara
langsung.
Penyebaran
kuesioner dilaksanakan pada tanggal
15 April 2014 sampai dengan tanggal
30 April 2014 dan Keseluruhan
kuesioner yang disebar adalah
sebanyak 85 kuesioner. Dari seluruh
kuesioner yang disebarkan oleh
peneliti, jumlah yang kembali
berjumlah 75 ((88,23%) kuesioner
dan jumlah kuesioner yang tidak
mendapat
respon
sebesar
10
kuesioner
((11,76%)

Tabel IV.1 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner


Keterangan
Jumlah
Kuesioner yang dikirim
85
Kuesioner yang tidak mendapat respon
10
Kuesioner yang kembali dan dapat diolah
75
3.1.2 Demografi Responden
Dari hasil pengumpulan
sampel dapat dijelaskan bahwa
responden yang berumur 20-30
tahun berjumlah 19 responden atau
25,33%, 31-40 tahun berjumlah 30
responden atau 40%, 41-50 tahun

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

Persentase
100%
11,76%
88,23%

berjumlah 23 responden atau 30,67%


dan 51-60 tahun Berjumlah 3
responden atau 4%. Responden yang
berjenis kelamin laki-laki ada 34
orang atau 45,33% dan yang berjenis
kelamin perempuan ada 41 orang
atau 45,67%. Responden yang lama

menjabat 1-5 tahun ada 66 orang


atau 88%, 6-10 tahun ada 6 atau 8%,
11-15 tahun ada 3 orang atau 4%.
Selanjutnya responden yang tingkat
pendidikannya SMA/SMK bejumlah
10 orang atau 13,33%, D3 ada 12
orang atau 16%, S1 ada 47 orang
atau 62,67% dan S2 ada 6 orang atau
8%.

3.2 Statistik Deskriptif


Analisis
deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai ratarata, standar deviasi, varians, nilai
maksimum dan minimum (Ghozali,
2005). Statistik penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel IV.3

Tabel IV.3. Statistik Deskripti


Descriptive Statistics
Mean

Std. Deviation

KUALITAS
47.2400
3.68650
KOMPETENSI
37.0667
3.01049
SISTEM
42.4400
2.74226
PENGENDALIAN 43.6000
4.90449
Sumber : Pengelolahan Data Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat,


bahwa rata-rata jawaban responden
untuk kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah yang merupakan
variabel dependen yang mempunyai
rata-rata jawaban responden adalah
47.2400 dengan memperoleh standar
deviasi 3.68650. Sedangkan nilai
rata- rata jawaban untuk kompetensi
sumber daya manusia adalah
37.0667, dengan memperoleh standar
deviasi 3.01049. Variabel penerapan
sistem akuntansi keuangan daerah
dengan nilai rata-rata jawaban
responden
42.4400,
dengan
memperoleh standar deviasi 2.74226.
Variabel pengendalian intern dengan
nilai rata-rata jawaban responden
43.6000, dengan memperoleh standar
deviasi 4.90449. Dilihat dari standar
deviasi masing-masing variabel
maka variabel kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah yang
memiliki standar deviasi tertinggi
dibandingkan
dengan
variabel
lainnya.

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

N
75
75
75
75

3.3 Pengujian Kualitas data


3.3.1 Hasil Uji Validitas Data
Uji validitas data digunakan
untuk ketepatan atau kecermatan
suatu instrument dalam pengukuran,
dalam menentukan layak atau
tidaknya suatu item yang digunakan.
Dalam penelitian ini pengujian
validitas menggunakan korelasi
Bivariate.
Dimana
keseluruhan
variabel penelitian terdiri dari 41
pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Untuk menentukan valid
atau tidaknya pernyataan ini adalah
apabila korelasi antara masingmasing indikator terhadap total skor
konstruk menunjukkan hasil yang
signifikan
dengan
tingkat
signifikansinya 5% df = n-2 (75-2)=
73 rtabel = 0,2272.
3.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel ini akan dikatakan
valid jika cronbach alpha-nya
memiliki nilai lebih besar dari 0,6
dan nilai Cronbach Alpha minimal
0,5. Berikut adalah tabel hasil dari
8

uji relibilitas dari hasil pengelolahan


data spss versi 17.00.
Tabel IV.5. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel

Jumlah Item

Kompetensi
9
Sistem
10
Pengendalian
11
Kualitas
11
Sumber : Data Olahan (2014)

Koefisien Cronbach
Alpha
0,700
0,804
0,871
0,717

Berdasarkan tabel IV.5 diatas


dapat dilihat bahwa koefisien
reliabilitas
instrumen
kualitas,
kompetensi, sistem dan pengendalian
yang menunjukkan cronbach alpha
antara lain 0,717, 0,700, 0,804,
0,871. Dari semua nilai ke empat
variabel
tersebut
menunjukkan
bahwa koefisien cronbach alpha
lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua instrumen
dalam penelitian ini Realibel.

3.4 Hasil Uji Asumsi Klasik


3.4.1 Hasil Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data
dilakukan untuk mengetahui apakah
rata-rata
jawaban
responden
terdestribusi normal. Hal tersebut
dapat diketahui dengan melihat
penyebaran titik pada sumbu
diagonal grafik P-P Regression
Standardized Residuals.

3.4.2 Hasil Uji Multikolonearitas


Uji multikolonearitas dapat
dideteksi
dengan
menghitung
koefisien
ganda
dan
membandingkannya
dengan
koefisien korelasi antar variabel
bebas. Uji multikolinearitas dengan
SPSS dilakukan dengan uji regresi,
dengan nilai patokan adalah nilai
Tolerence < 0,10 atau VIF < 10. Jika
VIF > 10 maka di anggap terjadi
multikolinearitas dengan variabel
lainnya, sebaliknya
Jika nilai
tolerance > 0,10 dan VIF < 10,
berarti tidak terjadi Multikolinearitas
antar satu variabel independen yang
satu
dengan
variabel
yang
lainnya(Ghozali,2005).

Tabel IV.6. Nilai Tolerance dan VIF


Variabel
Tolerance
VIF
Kompetensi
.526
1.899
Sistem
.897
1.115
Pengendalian
.567
1.764
Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian
JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

Keterangan
Bebas Multikolinearitas
Bebas Multikolinearitas
Bebas Multikolinearitas

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa


nilai VIF < 10 untuk semua variabel
bebas, begitu juga dengan nilai
tolerance < 0,10. Dengan demikian
bisa disimpulkan bahwa tidak ada
terdapat multikolinearitas antara
variabel bebas dala model regresi.
3.4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
terjadi
dalam regresi apabila varian error
(ei) tidak konstan untuk beberapa
nilai x. Pendeteksian konstan
tidaknya
varian
error
dapat
dilakukan dengan menggambar
grafik scatter plot yaitu dengan
melihat pola-pola tertentu pada
grafik,
hasil
dari
penelitian
menunjukkan gambar hasil uji
Heterokedastisitas.

Dari
gambar
grafik
Scatterplot terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi terjadi dalam
regresi apabila dua eror et-1 dan et
tidak
independen.
Autokorelasi
biasanya terjadi apabila pengukuran
variabel dilakukan dalam interval
waktu tertentu. Autokorelasi pada
penelitian ini dideteksi dengan
Durbin-Watson.
Batas
tidak
terjadinya autokorelasi adalah angka
Durbin-Watson berada antara -2
samapai dengan 2.

Tabel IV.7. Statistik Durbin-Watson


Diskriptif
n =73 , = 0,05

Nilai Durbin-Watson
1.792

Keterangan
Tidak terjadi Autokorelasi

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian


Hal ini telah membuktikan
bahwa model analisis memenuhi
syarat bebas autokorelasi atau tidak
terdapat autokorelasi yaitu berkisar
antara -2 sampai dengan +2.
3.5

Hasil
Analisis
Regresi
Berganda
Penelitian ini menggunakan
metode enter dengan bantuan
JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

program atau software SPSS versi


17.0, dimana semua variabel
independen
digunakan
untuk
menjelaskan variabel dependen.
Dalam penelitian ini, menggunakan
model analisis regresi berganda yaitu
menggunakan variabel kompetensi
sumber daya manusia, penerapan
sistem akuntansi keuangan daerah,
pengendalian intern dan kualitas
10

laporan keuangan pemerintah daerah,


sehingga didapatkan persamaan :
Y= + 1(X1) + 2(X2) + 3(X3) + e
Y= 8,062+0,445+0,707-0,168
3.6

Hasil Pengujian Hipotesis


dan Pembahasan
H1 : Kompetensi Sumber Daya
Manusia berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan daerah
Hasil pengujian hipotesis
dapat dilihat yaitu 2.988 > 1,6654
dengan nilai signifikansi sebesar
0,004 dan tingkat kesalahan (alpha)
sebesar 0,05. Dari hasil pengujian
tersebut, maka terdapat keputusan
adalah H0 ditolak dan H1 diterima.
Oleh karena itu, terdapat pengaruh
yang signifikan antara kompetensi
sumber daya manusia terhadap
kualitas
laporan
keuangan
pemerintah daerah.
Kompetensi
berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dikarenakan
dalam dunia pemerintah, setiap
bagian dalam pemerintah harus diisi
oleh orang yang tepat, yaitu yang
memiliki kompetensi yang sesuai
dengan kualifikasi yang telah
ditentukan.
Dalam
pengelolaan
bagian keuangan harus diisi oleh
sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi akuntansi dan ilmu-ilmu
keuangan terkait lainnya. Jadi, dapat
diartikan apabila semakin baik
kompetensi sumber daya manusia
maka akan semakin baik pula
kualitas laporan keungan yang
dihasilkan.
Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Devi Roviyantie
(2011) yang mengatakan bahwa
kompetensi sumber daya manusia
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan daerah.

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

kesignifikanan ini disebabkan


karena kompetensi sumber daya
manusia bagian keuangan/akuntansi
pada Dinas-Dinas di Pemerintahan
Kabupaten Tasikmalaya baik, dalam
artian
sumber
daya
manusia
keuangan/akuntansi
tersebut
kompeten, maka kualitas laporan
keuangan daerah pada Dinas di
Pemerintahan
Kabupaten
Tasikmalaya pun akan memenuhi
karakteristik kualitatif
.
H2 : Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah berpengaruh
terhadap
kualitas
laporan
keuangan pemerintah daerah
Hasil pengujian hipotesis
dapat dilihat yaitu 5,649 < 1,6654
dengan nilai signifikansi sebesar
0000 dan tingkat kesalahan (alpha)
sebesar 0,05. Dari hasil pengujian
tersebut, maka terdapat keputusan
adalah H0 ditolak dan H1 diterima.
Oleh karena itu, terdapat pengaruh
yang signifikan antara Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
Sistem berpengaruh terhadap
kualitas
laporan
keuangan
pemerintah karena pada dasarnya
sistem akuntansi adalah satu
kesatuan yang apabila diterapkan
atau ada satu bagian sistem yang
tidak diterapkan maka sulit untuk
memperoleh karakteristik kualitatif
laporan keuangan daerah sesuai SAP
yakni relevan, andal, dapat dipahami,
dan dapat dibandingkan. Pemaparan
tersebut didukung oleh Abdul Halim
(2002:37) yang menyatakan, untuk
dapat menyediakan informasi secara
tepat dan akurat dibutuhkan suatu
sistem yang dapat digunakan dalam
rangka penyediaan informasi.
Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Devi Roviyantie

11

(2011) yang menyatakan bahwa


penerapan
sistem
akuntansi
keuangan
daerah
berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan daerah. kesignifikanan ini
disebabkan karena sistem akuntansi
keuangan daerah sudah diterapkan
dengan baik oleh dinas-dinas pada
Pemerintah kabupaten tasikmalaya,
maka kualitas laporan keuangan
daerah pun akan semakin baik.
H3 : Sistem Pengendalian Intern
berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah
daerah
Hasil pengujian hipotesis
dapat dilihat yaitu -1,907 < 1,6654
dengan nilai signifikansi sebesar
0,061 dan tingkat kesalahan (alpha)
sebesar 0,05. Dari hasil pengujian
tersebut, maka terdapat keputusan
adalah H0 diterima dan H1 ditolak.
Oleh karena itu, tidak terdapat
pengaruh antara sistem pengendalian
intern terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Sistem pengendalian intern
menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi laporan keuangan

pemerintah daerah sejalan dengan


masih banyaknya temuan BPK atas
lemahnya sistem pengendalian intern
yang mengakibatkan kebocoran dan
ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan sehingga BPK
memberi opini Tidak Wajar (TW)
bahkan Tidak Memberikan Pendapat
(TMP) atas sebahagian besar LKPD
di indonesia. Sehingga masih
perlunya
peningkatan
terhadap
sistem pengendalian intern, karena
apabila
semakin
baik
sistem
pengendalian intern maka akan
berdampak meningkatnya kualitas
informasi laporan keuangan yang
dihasilkan.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian Choirunisah (2008), yang
menemukan internal control tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas
laporan
keuanganyang
dihasilkan oleh sistem akuntansi
instansi. Ketidaksignifikanan ini
disebabkan oleh masih banyaknya
temuan BPK terhadap LKPD
mengenai
permasalahan
terkait
kelemahan sistem pengendalian
intern.

Rangkuman Hasil Pengujian Uji Statistik t


Tabel IV.11. Rangkuman Hasil Pengujian Uji Statistik t
ttabel
Sig.
Hipotesis
thitung
Terdapat pengaruh
2,988
1,6654
0,004<0,05
kompetensi sumber
daya manusia
kualitas laporan
keuangan pemerintah
daerah
Terdapat pengaruh
penerapan sistem
akuntansi keuangan
daerah terhadap
5,649
1,6654
0,000< 0,05
kualitas laporan
keuangan pemerintah
daerah

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

Keterangan
H0 : Ditolak
H1 : Diterima

H0 : Ditolak
H2 : Diterima

12

Terdapat pengaruh
-1,907
1,6654
pengendalian intern
terhadap kualitas
laporan keuangan
pemerintah daerah
Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian

0,061<0,05

H0 : Diterima
H3 : Ditolak

Hasil Pengujian Koefesiensi Determinasi (Adj. R2)


Tabel IV.12 : Hasil Pengujian Koefesien Determinasi
Model Summaryb
Mode
R
Adjusted R Std. Error of
Durbinl
R
Square
Square
the Estimate
Watson
n1
,745a
,555
,536
2,63111
2,002
0
Sumber : Pengelolaan Data Hasil Penelitian

3.7

Berdasarkan
tabel
yang
diatas, diperoleh nilai R sebesar
0,754 atau 75,4% dan R Square (R2)
sebesar 0,555 atau 55,5%. memberi
penjelasan bahwa 55,5% nilai
informasi
laporan
keuangan
pemerintah daerah di pengaruhi oleh
kompetensi pejabat penatausahaan
keuangan,
sistem
pengendalian
intern dan pengawasan keuangan
pemerintah
sedangkan
44,5%
dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Dari persentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa masih terdapat
faktor individual lain sebesar 44,5%
yang bisa dijelaskan oleh variabel
yang lain yang dapat mempengaruhi
nilai informasi pelaporan keuangan
pemerintah daerah.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang
telah
dilakukan
pada
bagian
sebelumnya, dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Hasil
pengujian
validitas
menunjukkan item-item yang
digunakan
untuk
mengukur
variabel dinyatakan valid dan
pengujian
reabilitas
menunjukkan bahwa alat ukur
JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

yang digunakan dalam penelitian


ini reliabel atau dapat dipercaya.
Hasil
pengujian
Normalitas
menunjukkan bahwa kualitas
laporan keuangan berdistribusi
normal dan asumsi klasik
menunjukkan
bahwa
model
regresi
terbebas
dari
Multikolinieritas, Autokorelasi
dan Heteroskedastisitas
2. Hasil
pengujian
hipotesis
pertama
menunjukkan hasil
bahwa
variabel
kompetensi
sumber daya manusia terdapat
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kualitas
laporan
keuangan pemerintah daerah di
Kabupaten Kuantan Singingi
3. Hasil pengujian hipotesis kedua
menunjukkan
hasil
bahwa
variabel
penerapan
sistem
akuntansi
keuangan
daerah
terdapat
pengaruh
yang
signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah
daerah di Kabupaten Kuantan
Singingi
4. Hasil pengujian hipotesis ketiga
menunjukkan
hasil
bahwa
variabel pengendalian intern
tidak
pengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
laporan
13

keuangan pemerintah daerah di


Kabupaten Kuantan Singingi
5. Hasil
penelitian
Koefesien
determinasi atau Adjusted R2
sebesar
0,424
memberi
penjelasan bahwa 42,4% kualitas
laporan keuangan pemerintah
daerah
dipengaruhi
oleh
kompetensi
sumber
daya
manusia,
penerapan
sistem
akuntansi keuangan daerah dan
pengendalian intern sedangkan
57,6% dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Dari persentase tersebut
dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat factor-faktor individual
lain sebesar 57,6% yang bisa
dijelaskan oleh variabel yang lain
yang
dapat
mempengaruhi
kualitas
laporan
keuangan
pemerintah daerah.
4.2 Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dilakukan
pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah di Kabupaten Kuantan
Singingi sehingga hasil penelitian
belum dapat digeneralisir ke
semua objek
2. Responden penelitian ini hanya 3
sampai 4 orang pada masingmasing Satuan Kerja Perangkat
Daerah, yaitu kasubag keuangan,
bendahara,
staf
pencatatan
keuangan/
staf
subbagian
akuntansi.
3. Kurangnya pemahaman dari
responden terhadap pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner serta
sikap kepedulian dan keseriusan
dalam
menjawab
semua
pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Masalah
subjektifitas
dari
responden dapat mengakibatkan
hasil penelitian ini rentan

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

terhadap
biasnya
responden.

jawaban

4.3 Saran
1. Membesar jumlah sampel dan
melengkapi metode survey
dengan
melakukan
wawancara
2. Untuk penelitian lain yang
serupa
dapat
dilakukan
dengan
menambahkan
variabel-variabel yang diduga
memiliki pengaruh.
3. Memperbaiki terlebih dahulu
kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini karena
ada sebagian pertanyaan yang
sedikit
meragukan
bagi
responden.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2007. Akuntansi
Yayasan
dan
Lembaga
Publik. Yogyakarta:Erlangga.
Botutihe, Tutun Hermawanto, 2013
Pengaruh Penerapan Sistem
Akuntansi keuangan daerah
Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
Choirunisah, Fariziah, 2008. Faktorfaktor yang Mempengaruhi
Kualitas Informasi Laporan
Keuangan yang Dihasilkan
Sistem Akuntansi Instansi.
Tesis
maksi
UGM,
Yogyakarta.
Desiana, 2012. Pengaruh Dukungan
Pimpinan dan Kompetensi
Staf Akuntansi Terhadap
Kualitas Informasi Keuangan
Daerah. Jurnal Penelitian
Universitas Siliwangi.

14

Harto

Puji, dan Sukmaningrum


Tantriani, 2012.
Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kualitas
informasi laporan keuangan
pemerintah daerah (Studi
empiris pada pemerintahan
kabupaten
dan
kota
semarang). Jurnal Penelitian
Universitas Diponegoro.

Indriantoro,
Supomo,
1999.
Metodologi Penelitian Bisnis,
Untuk
Akuntansi
dan
Manajemen,
BPFE,
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002.Otonomi Dan
Manajemen Daerah. Andi:
Yogyakarta
Mondy, Wayne. 2009. Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Erlangga: Jakarta
Permadi.
Angga
Dwi,
2013.
Pengaruh Sistem Akuntansi
Keuangan
Pemerintah
Daerah Terhadap Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah Studi
Kasus Pada Dinas Bina
Marga Provinsi Jawa Barat.

JOM FEKON Vol. 1 No. Oktober 2014

Jurnal.
Universitas
Widyatama. Bandung
Subaweh imam, dan Nugraheni
Purwaniati, 2008. Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah
Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.
Jurnal Ekonomi bisnis No. 1
Vol.13 april 2008. Pasca
sarjana
universitas
gunadarma.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian
bisnis. Alfabeta : Bandung
Sulistiyo, Joko. 2010. 6 Hari Jago
SPSS. Cakrawaa: Yogyakarta
Tanjung, Abdul Hafiz. 2012.
Akuntansi
Pemerintah
Daerah Berbasis Akrual.
Alfabeta. Bandung
Yuliani, Safrida, 2010. Pengaruh
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kualitas
Informasi Laporan Keuangan
Yang Dihasilkan Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Studi
Pada Pemerintah Kota Banda
Aceh). Jurnal Telaah dan
Riset Akuntansi Volume 3,
No.2. Juli 2010

15

You might also like