Terapi Musik Keroncong
Terapi Musik Keroncong
Terapi Musik Keroncong
155
ABSTRACT
Background : The elderly society assumed as society which is risk health problem, includes
mental health problems that is depression disorder. Depression in the elderly is serious mental
health disorders even though our understanding of the causes of depression and the
development of pharmacological and psychotherapeutic treatment has become more
advanced. There are several treatments that can reduce depression, one of which is with
music. Services are recreational activities that are developed at Panti Wredha Budhi Dharma
is keroncong music therapy activities.
The Aim : To Find out the relationship keroncong music therapy and depression of the elderly
level at Panti Wredha Budhi Dharma.
Methods : This research uses the correlational analytic survey with cross sectional approach.
The study population amounted to 52 elderly people, there are 30 samples elderly people by
sampling methods using purposive sampling method.The research instrument is the
questionnaire, the method of data analysis uses Kendall s tau test.
Results : There is a relationship between the level of keroncong music therapy of depression
in the elderly at Budhi Dharma. It is indicated of Kendall - Tau correlation values ( ) of 0.699
with p value = 0.000
Conclusion : There is a relationship keroncong music therapy and depression of the elderly
level at Panti Wredha Budhi Dharma.
Keywords : The Elderly , Depression Level , Music Therapy keroncong
PENDAHULUAN
Masa lanjut usia oleh sebagian besar orang
dianggap sebagai masa penurunan yang tidak
dapat dihindari oleh setiap manusia. Pada masa
ini terjadi penurunan kondisi fisiologis,
psikologis dan sosial, yang jika tidak dapat dilalui
dengan baik maka akan muncul hambatanhambatan dalam menjalani aktivitas sehari-
155
156
9.950 jiwa, dan kurang 2.313 jiwa. Pola perkembangan di masyarakat dengan adanya kecenderungan semakin banyak keluarga dengan
berbagai alasan dan pertimbangan memasukan
anggota keluarga yang lanjut usia ke panti
sosial. Lansia dengan banyak keterbatasan
dalam proses daya ingat, kekuatan fisik,
kecepatan gerak, penurunan fungsi indera akan
mempengaruhi fungsi psikososialnya. Tanpa
disadari hal ini menimbulkan permasalahan
tersendiri bagi lansia yang kurang bisa mengantisipasinya sehingga dapat menimbulkan
depresi (Kristian, 2011).
Depresi pada lanjut usia terus menjadi
masalah kesehatan mental yang serius meskipun pemahaman kita tentang penyebab
depresi dan perkembangan pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian
maju. Gejala-gejala ini sering berhubungan
dengan penyesuaian yang terhambat terhadap
kehilangan dalam hidup dan stressor. Stresor
pencetus seperti pensiun yang terpaksa,
kematian pasangan, kemunduran kemampuan
atau kekuatan fisik dan kemunduran kesehatan
serta penyakit fisik, kedudukan sosial, keuangan, penghasilan dan rumah tinggal sehingga mempengaruhi rasa aman lansia dan
menyebabkan depresi (Azizah, L.M. 2011).
Keperawatan gerontik merupakan suatu
bentuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan menggunakan ilmu dan kiat
keperawatan gerontik, mencakup biopsikososial dan spiritual, dimana klien adalah orang
yang telah berusia > 60 tahun, baik yang
kondisinya sehat maupun sakit, yang bertujuan
untuk memenuhi kenyamanan lansia, mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia
menghadapi kematian dengan tenang dan
damai melalui ilmu dan tekhnik keperawatan
gerontik (Siti Maryam, dkk 2011). Salah satu
terapi komplementer yang dapat dilakukan oleh
perawat untuk mengatasi depresi pada lansia
adalah dengan pemberian terapi musik yang
bertujuan membantu pencapaian perubahan
tingkah laku dan alam perasaan lansia dengan
depresi (Mucci & Katte, 2004).
Firdawati, F. & Riyadi, S., Hubungan Terapi Musik Keroncong Dengan ....
Menurut Eliopoulus 2005 dalam buku Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, sifat
asuhan keperawatan gerontik adalah independen (mandiri), interdependen (kolaborasi),
humanistik, dan holistik. Peran dan fungsi
perawat gerontik adalah sebagai pemberi
asuhan keperawatan secara langsung, sebagai
pendidik bagi lansia, keluarga dan masyarakat.
Perawat juga dapat menjadi motivator dan
innovator dalam memberikan advokasi pada
klien serta sebagai konselor.
Ada beberapa pengobatan yang mampu
mengurangi depresi, salah satunya adalah
dengan musik. Musik dapat menghubungkan
antara pikiran dan hati para penderita depresi
sehingga mereka dapat membuka diri. Kehadiran musik sebagai bagian dari kehidupan
manusia bukanlah hal yang baru. Setiap budaya
di dunia memiliki musik yang khusus diperdengarkan atau dimainkan berdasarkan peristiwa-peristiwa bersejarah dalam perjalanan
hidup anggota masyarakatnya (Purbowinoto,
E.S dan Kartinah, 2011).
Saat ini musik sudah sampai pada pengaruh
atau peran musik dalam kehidupan manusia dan
masyarakat. Musik bahkan merambah domain
penelitian mengenai otak dan mendorong
upaya riset yang luas hingga ke aplikasi musik
secara biomedik. Semua jenis bunyi atau bila
bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur
yang kita kenal dengan musik, akan masuk
melalui telinga, kemudian menggetarkan
gendang telinga, mengguncang cairan di telinga
dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di
dalam koklea untuk selanjutnya melalui saraf
koklearis menuju ke otak. Berbagai penelitian
telah menunjukan bahwa terapi musik terbukti
efektif dalam membantu rehabilitasi gangguan
fisik, peningkatan motivasi dalam menjalani
perawatan, memberikan dorongan emosional
untuk pasien dan keluarga, mengekspresikan
perasaan dan membantu dalam berbagai
proses fisioterapi (Djohan, 2006).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 November 2013
157
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
metode Survei Analitik, pengambilan data
berdasarkan pendekatan waktu menggunakan
metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 52 orang lansia yang ada di Panti
Wredha Budhi Dharma Yogyakarta pada bulan
April 2014. Jumlah sampel adalah 30 orang
dengan teknik samplingnya menggunakan
purposive sampling, sampel diambil dengan
kriteria inklusi dan eksklusi.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis
univariat menggunakan deskriptif kuantitatif.
Analisis bivariat dilakukan uji hipotesis dengan
kendals tau.
HASIL PENELITIAN
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan sesuai kriteria inklusi yang sudah
ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam
penelitian peneliti dan assistant peneliti
melakukan pendataan dan observasi pada cek
list sesuai dengan petunjuk pengisian, dari hasil
pengolahan data didapatkan hasil sebagai
berikut:
158
Distribusi
Pendidikan
Frekuensi
Berdasarkan
Tabel 4.2 menunjukkan tingkat pendidikan lansia di Panti Wredha Budhi Dharma
Yogyakarta untuk tingkat SD yaitu sebanyak
9 orang (30%), tingkat SMP sebanyak 5 orang
(16,7%), tingkat SMA dan STM masingmasing 2 orang (6,7%) dan 1 orang (3,3%).
Sedangkan sisanya sebagian besar tidak
sekolah atau mencapai 43%.
Firdawati, F. & Riyadi, S., Hubungan Terapi Musik Keroncong Dengan ....
kategori depresi ringan. Sisanya sebanyak
11 orang lansia (36,7%) tidak mengalami
depresi.
159
PEMBAHASAN
Pembahasan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan terapi musik
keroncong dengan tingkat depresi pada lansia
di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta
adalah sebagai berikut :
160
Firdawati, F. & Riyadi, S., Hubungan Terapi Musik Keroncong Dengan ....
music on depression levels and physiological
responses in community-based older adults.
Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengurangan
tingkat depresi antara orang tua dalam intervensi musik kelompok dan orang-orang dalam
kelompok control dan tidak ada perubahan
yang signifikan pada tingkat depresi.
Berbeda halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Purbowinoto (2011) yaitu dari
uji normalitas data diperoleh data distribusi
dengan p = 0,016 (p < 0,05), sehingga keputusan
yang diambil adalah Ho ditolak. Ho ditolak
berarti ada Pengaruh terapi musik terhadap
perubahan tingkat depresi pada lansia di PSTW
Budhi Luhur Kasongan Bantul. Hal ini memberikan bukti ilmiah pentingnya terapi musik
keroncong terhadap tingkat depresi pada
lansia. Alasan terapi musik keroncong memiliki
hubungan yang signifikan dengan tingkat
depresi pada lansia karena dengan meningkatnya partisipasi lansia pada terapi musik
keroncong akan berakibat pada tingkat depresi
lansia yang semakin membaik.
161
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas dan
pengamatan penulis di lokasi penelitian, maka
penulis mengajukan saran ke beberapa pihak
sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Panti Wredha Budhi Dharma
Yogyakarta
Sebaiknya para petugas mengemas teknis
pelaksanaan terapi musik keroncong
dengan lebih menarik agar meningkatkan
partisipasi aktif dari lansia yang ada di sana.
2. Bagi Lansia di Panti Wredha Budhi Dharma
Yogyakarta
Sebaiknya lebih mengikutsertakan diri
secara aktif dalam terapi musik yang
dilakukan di Panti Wredha Budhi Dharma
Yogyakarta.
3. Bagi Profesi Keperawatan Gerontik
Sebagai masukan tentang hubungan terapi
musik dengan tingkat depresi pada lanjut
usia di panti dan dapat digunakan sebagai
referensi dan acuan tambahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai terapi musik.
4. Bagi Institusi Terkait (STIKes Yogyakarta)
Diharapkan akan lebih mengembangkan
penelitian lebih lanjut mengenai terapi
musik keroncong dengan tingkat depresi
sehingga dapat dijadikan referensi dan
bahan bacaan bagi institusi pendidikan.
5. Bagi Peneliti Lainnya
Diharapkan lebih mengembangkan penelitian untuk bisa menggali lebih dalam lagi
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat depresi maupun pengaruh
dari terapi musik terhadap responden lain.
162
KEPUSTAKAAN
Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Azizah, L.M. (2011) Keperawatan Lanjut Usia.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Chan, M.F, et.al. (2009) Effect of music on
depression levels and physiological
responses in community-based
older adults. (internet). LibMed.
Yogyakarta.
http://
libmed.ugm.ac.id ( Accessed 11
November 2013)
Djohan. (2005) Psikologis musik. Penerbit Buku
Baik. Yogyakarta.
Djohan. (2006) Terapi musik. Galang press.
Yogyakarta.
Handayani, S, Riyadi, S. (2011) Pedoman
Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang
Kesehatan. Samodera Ilmu Press.
Yogyakarta.
Hardianto. (2013) Sejarah Musik Keroncong di
Indonesia. (internet) http://
wordpress. com (Accessed 10
Desember 2013)
Ishak. (2013) Gambaran Tingkat Depresi Pada
Lansia.
(internet)
http://
wordpress.com (Accessed 08
Desember 2013)
Johnson. (2012) Buku Ajar Keperawatan
Gerontik Edisi 2. EGC. Jakarta.
Kelana. (2012) Seputar Asal Usul Musik
Keroncong. http://wordpress.com
(Accessed 08 Desember 2013)
Mujahidullah, K. (2012) Keperawatan Gerontik