(Arius (Arius: Jurnal Lktiologi Indonesia, Volume Nomor 2, Desember 2007
(Arius (Arius: Jurnal Lktiologi Indonesia, Volume Nomor 2, Desember 2007
(Arius (Arius: Jurnal Lktiologi Indonesia, Volume Nomor 2, Desember 2007
ABSTRACf
The purpose of this study was to evaluate impact of metal pollutants: Pb, Cd, and Hg on morphism changes of fish phenotype
through concentration and bio-concentration factor (BCF). The study site was located in the river mouths of Kahayan River and
Katingan River. Samples collected were water sample and fish sample with malformation on pectoral and caudal hard fin rays.
Water sample and fish bone were analysed by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results indicated that lead (Pb)
concentration in the estuary and in pectoral and caudal hard fin rays was the highest compared to cadmium (Cd) and mercury (Hg)
concentration. It may because Cd and Hg have high affinity to bone tissue of pectoral and caudal hard fin rays than Pb. The highest
lead concentration in the water could cause high its metal in bone tissue. If metal in river mouth has not detected or low
concentration than standard values of water and biota, it does not mean the water safe to fish and other aquatic organism because
heavy metal has been continuously accumulated in tissue. Pb, Cd and Hg have ability to replace Calcium in Phosphate of cell of
pectoral and caudal fins. This causes inhibited Ca absorption into bone cell. As consequence, chemical composition on bone
changes the bone experiences softening inhibited hardening, and malformation. Bone malformation was caused by changes of bone
chemical composition and environmental effects.
PENDAHULUAN
67
Edison Harleman, Dedi Soedharma, Adi Winarlo dan Harpasis S. Sanusi- Dampak Logam Berat terhadap Perubahan
Polimorfisme lkan Badukang (Arius sp.) di Estuaria Muara Sungai Kahayan dan Katingan Kalimantan Tengah
BAHANDANMETODE
Penelitian ini dilakukan di wilayah muara
Sungai Kahayan dan Katingan Kalimantan Tengah.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan AgustusSeptember 2005 dan Desember 2005-Januari 2006. Pacta
masing-masing muara Sungai Kahayan terdiri atas
stasiun I dan II, muara Sungai Katingan terdiri atas
stasiun III dan IV (Gam bar 1). Pengambilan contoh
ikan dan air dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling (Gunarya 1985; Sevilla et a/.
1993). Strategi ini menyebabkan tidak semua lokasi
dan ikan mempunyai peluang yang sama sebagai
lokasi pengambilan contoh. Observasi dilakukan
untuk mengumpulkan data dan pengamatan terhadap
fenomena perubahan karakteristik morfisme fenotip
ikan badukang (Arius sp.).
Pengambilan contoh ikan tangkapan
menggunakan rawai (long line) pada masing-masing
stasiun. Pengamatan ikan pacta stasiun (St) I, II, III,
dan IV dilakukan terhadap morfisme fenotip ikan yang
normal dan yang mengalami malformasi. Tulang keras
duri sirip dada dan punggung ikan contoh yang
mengalami malformasi difoto dan diambil contohnya
untuk diperiksa kandungan Pb, Cd, dan Hg serta
dianalisis dengan Spektrofotometrik Serapan Atom
LAUT JAWA
&DKm
DKm
60Km
IZDKm
Gambar I. Lokasi stasiun penelitian (St) I dan St II di perairan estuaria muara Sungai Kahayan, St III dan St
IV di perairan estuaria muara Sungai Katingan
68
...................... \
0>
._
1.00
'
'j
;::!
.0
a.
co
g>
0.60
~
c:
Q)
<II
c:
I
I
...J
;;
0.40
..........
0.20
I)
HASILDANPEMBAHASAN
Konsentrasi logam Pb di perairan
Hasil analisis konsentrasi logam Pb di dalam
perairan estuaria pada stasiun I di wilayah estuaria
muara Sungai Kahayan berkisar antara 0, 7I mg/L-I ,29
mg/L dan rata-rata 0,94 mg!L, sedangkan konsentrasi
logam Pb di dalam perairan estuaria pada stasiun II
berkisarantara 0,85 mg/L-I ,53 mg!L dan rata-rata I, 14
mg!L. Pada stasiun III di wilayah muara sungai kahayan
berkisar antara 0, I4 mg/L-I, II mg!L dan rata-rata 0,5I
mg/L. Konsentrasi Iogam Pb di perairan estuaria pada
stasiun IV berkisar antara 0,4I mg/L-2,II mg!L dan
rata-rata 0,96 mg!L (Gambar 2). Terlihat bahwa
konsentrasi 1ogam Pb bervariasi. Konsentrasi 1ogam
Pb di da1am perairan estuaria pada stasiun II lebih
tinggi dibanding dengan konsentrasi 1ogam Pb da1am
perairan estuaria stasiun I. Konsentrasi logam Pb di
perairan estuaria pada stasiun IV lebih tinggi dibanding
dengan konsentrasi logam Pb dalam perairan estuaria
stasiun III. Konsentrasi logam Pb di perairan estuaria
pada stasiun I dan II di wilayah muara Sungai Kahayan
cenderung lebih tinggi dibanding dengan perairan
stasiun III dan IV. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
.manusia di daerah aliran Sungai Kahayan bagian hulu
dan pantai lebih tinggi dibanding dengan daerah aliran
0.80
0.00
Stl
Stll
Still
SIN
Stasiun
69
Edison Harleman, Dedi Soedharma, Adi Winarto dan Harpasis S. Sanusi- Dampak Logam Berat terhadap Peru bah an
Polimorfisme Ikan Badukang (Arius sp.) di Estuaria Muara Sungai Kahayan dan Katingan Kalimantan Tengah
0.0080
....... 0.0070
-=:!
0.0060
------~---~~~-~:~~--------=:1
........................ !
B o.0050
E 0.0040
C1l
.Cl
.3
u;
... .. . . .
. 0.0020
Iii
~ 0.0010
0
~ 0.0000 + - - - - . - - - - . - - - . - - - - j
Stl
Stll
Still
StiV
Stasiun
-+- Konsentrasi logam Cd .dalam perairan
esturia (mg/L) pada stasiun I, II, II dan IV.
70
(A)
(B)
(C)
Gambar4. Perubahan morfisme fenotip ikan badukang (Arius sp): (A) Ikan dengan tulang keras duri sirip punggung
dalam keadaan abnormal (malformasi). (B) Tulang keras duri sirip punggung nom or I sebelah kiri normal
dan nomor 2 abnormal (malformasi). (E) Tulang keras duri sirip dada nomor I sebelah kiri normal dan
nomor 2 sampai 5 abnormal (malformasi). Tanda lingkaran menunjukkan tulang keras duri sirip yang
abnormal
71
Edison Harleman, Dedi Soedharma, Adi Winarto dan Harpasis S. Sanusi- Dampak Logam Berat terhadap Peru bah an
Polimorfisme Ikan Badukang (Arius sp.) di Estuaria Muara Sungai Kahayan dan Katingan Kalimantan Tengah
Tabel 1. J11I_I1lah dan persentase ikan yang mengalami perubahan morfisme akibat hidup di
lingkungan tercemar logam Cd dan Hg serta Ph pada fenotip ikan badukang (Arius sp.)
Jumlah ikan
badukang
II
53
51
53
17
12
21
44
202
16
49
69
24,3
34,2
III
IV
Jumlah
Persentase (%)
72
Stasiun
12
21
20
73