Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Tahu P 28b9305b
Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Tahu P 28b9305b
Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Tahu P 28b9305b
ABSTRACT
The agriculture and industry sectors are interrelated sectors, where agriculture is the
provider of raw materials, while the industry processes the agricultural products to obtain added
values. Small industries are very large parts of an economy. Some small industries are potential to
be developed, one of which is tofu business. Central Sulawesi was one of suitable areas for soybean
development. Some areas in Central Sulawesi had been processing the soybean plant, but they were
only intended for sale and consumption. The entrepreneurs and businessmen in Palu City have
begun to see these opportunities and developed agro-industry by processing soybeans into tofu.
This study was conducted at “Afifah” Tofu Industry in Jl. Jati No. 08 Nunu Village Tatanga District
Palu City, Central Sulawesi. This study aimed 1) to determine the form of marketing channel of
“Afifah” Tofu Industry, and 2) to determine the marketing margin of “Afifah” Tofu Industry.
Respondent determination was purposively selected including one chairman of “Afifah” Tofu
Industry, one worker of “Afifah” Tofu Industry, and six tofu traders. The results showed that the
revenue earned in September 2015 was IDR 7,219,206. There were two forms of marketing channel
at “Afifah” Tofu Industry, namely 1) the producer sold its products to the retailers then the retailers sold
them to the last consumers, and 2) the producer sold its products directly to the last consumers. Tofu
marketing margin gained at the first channel was IDR 33,000, while there was no margin at the second
channel because the producer sold its products directly to the consumers.
ABSTRAK
Sektor pertanian dan industri merupakan sektor yang saling terkait satu sama lain di mana
pertanian sebagai penyedia bahan baku sedangkan industri mengolah hasil pertanian untuk
memperoleh nilai tambah. Industri kecil mempunyai peranan yang sangat besar terhadap roda
perekonomian suatu negara. Beberapa industri kecil potensial untuk dikembangkan, salah satunya
adalah usaha pembuatan tahu. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah yang cocok
untuk pengembangan kedelai. Beberapa daerah di Sulawesi Tengah sudah mengolah kedelai, tetapi
hanya bertujuan untuk penjualan kedelai dan konsumsi. Pengusaha di Kota Palu mulai melihat
peluang ini dan mengembangkan agroindustri dengan mengolah biji kedelai menjadi tahu.
Penelitian ini dilaksanakan pada Industri Tahu “Afifah” di Jl. Jati No. 08 Kelurahan Nunu
Kecamatan Tatanga Kota Palu Sulawesi Tengah. Penelitian bertujuan untuk 1) mengetahui bentuk
saluran pemasaran Industri Tahu “Afifah”, dan 2) mengetahui margin pemasaran Industri Tahu
“Afifah”. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) dengan responden, yaitu 1
orang pimpinan Industri Tahu “Afifah”, 2 orang karyawan Industri Tahu “Afifah”, dan 6 orang
pedagang tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh pada bulan
September 2015 adalah sebesar Rp.7.219.206. Ada dua bentuk saluran pemasaran Industri Tahu
“Afifah”, yaitu 1) produsen menjual produknya ke pedagang pengecer kemudian pedagang
pengecer menjualnya ke konsumen akhir, dan 2) produsen menjual produknya langsung ke
468
konsumen akhir. Margin pemasaran tahu yang diperoleh pada saluran pertama adalah sebesar
Rp. 33.000, sedangkan margin pemasaran pada saluran kedua tidak ada karena produsen menjual
langsung ke konsumen.
469
cukup cerah seiring dengan meningkatnya industri Tahu, dengan menggunakan kacang
kesadaran masyarakat akan kecukupan gizi kedelai sebagai bahan baku utamanya.
yang bersumber dari produk hasil olahan Berdasarkan data dari Dinas
kedelai yang mempunyai kandungan protein Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
nabati yang tinggi. Perkembangan tanaman (Perindagkop) Kota Palu, menyatakan
kedelai di Sulawesi Tengah merupakan bahwa terdapat beberapa agroindustri yang
bagian dari sektor pertanian yang dianggap memproduksi produk Tahu, hal ini terlihat
pertumbuhannya paling konsisten dari tahun pada Tabel 2.
ke tahun jika dilihat dari hasil produksi, luas Berdasarkan data pada Tabel 2
areal lahan dan produktivitasnya, hal ini terdapat beberapa industri tahu yang
terlihat pada Tabel 1. tersebar di Kota Palu, namun salah satu
Berdasarkan data pada Tabel 1 Industri tersebut memproduksi kacang
perkembangan luas panen dan produksi kedelai dengan jumlah yang cukup besar
kacang kedelai di Sulawesi Tengah yakni Industri Tahu “Afifah” dengan
mengalami peningkatan dan penurunan kapasitas produksi sebesar 200 ton
tiap tahunya. Tahun 2013-2015 mengalami perbulan. Produksi Tahu yang terendah,
peningkatan produksi kacang kedelai, yaitu pada industri Mitra Cemangi sebesar
dikarenakan banyaknya permintaan 3 ton.
konsumen produk tahu di Kota Palu dan Besarnya jumlah produksi pada
sekitarnya. Industri Tahu “Afifah” di Kota Industri Tahu “Afifah” disebabkan karena
Palu merupakan industri menengah, tujuan
banyaknya permintaan konsumen dan pasar,
utama setiap usaha atau industri iyalah
permintaan produksi tahu lebih meningkat
untuk memperoleh pendapatan semaksimal
mungkin dan pengeluaran biaya seminimal dibandingkan dengan industri-industri lain,
mungkin agar kegiatan usaha atau industri sehingga produksi tahu yang dihasilkan
tersebut terus berkembang, oleh karna itu Industri Tahu “Afifah” mengalami
penting untuk mengetahui pendapatan dan peningkatan dari sebelumnya. Industri Tahu
pemasaran yang diperoleh industri tersebut, “Afifah” di Kota Palu, memiliki pelanggan
hal inilah yang menjadi latar belakang tetap dari dalam dan luar Kota Palu.
penelitian pada Industri Tahu “Afifah” di Industri Tahu “Afifah” mampu memenuhi
Kota Palu. Sulawesi tengah, khususnya kebutuhan permintaan konsumen di Kota
Kota Palu terdapat beberapa Industri- Palu dan sekitarnya.
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Kedelai di Sulawesi Tengah, 2011-2015
No. Tahun Luas panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
1 2011 3618 4722 13.05
2 2012 2786 3555 12.76
3 2013 4632 6900 14.90
4 2014 5621 8203 14.59
5 2015 7642 12654 16.56
Rata-rata 4859,8 7206,8 14,372
Sumber: Data Badan Pusat Statistik, 2015.
470
Penelitian ini bertujuan untuk Pendapatan bersih yang diterima dalam satu
mengetahui pendapatan usaha tahu 2) kali produksi oleh para pengrajin tahu di
mengetahui bentuk saluran pemasaran Desa Pandansari Kecamatan Ajibarang
Industri Tahu “Afifah”, dan 3) mengetahui Kabupaten Banyumas adalah sebesar
margin pemasaran Industri Tahu “Afifah”. Rp. 72. 313,70.
Wiyono dan Rukavina, (2015)
METODE PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
yang telah dilakukan, maka diperoleh
Penelitian Terdahuluan. Utami, dkk kesimpulan yaitu penerimaan total yang
(2012) melakukan penelitian tentang“ diperoleh industri rumah tangga “WAJIANTO”
pemanfaatan ILES-ILES (Amorphopallus dalam memproduksi tahu selama Bulan
oncophylus) sebagai pengenyal pada Agustus Tahun 2014 sebesar Rp. 28.000.000.
pembuatan tahu. Hasil penelitian menunjukkan Setelah dikurangi dengan biaya total didapat
bahwa tahu dengan penambahan ILES- pendapatan bersih sebesar Rp. 10.414.786,6.
ILES lebih banyak manfaatnya. Selain
mengandung nutrisi tambahan seperti Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian
protein dan serat kasar, ILES-ILES dapat ini dilaksanakan pada Industri Tahu
membuat tahu kenyal. “Afifah” di Kelurahan Nunu Kecamatan
Dedy dan Sudarminto (2014), Tatanga Kota Palu. Lokasi penelitian ini
melakukan penelitian tentang “Penentuan dipilih secara sengaja (Purposive) dengan
atribut mutu tekstur tahu untuk pertimbangan bahwa Industri Tahu ini
direkomendasikan sebagai syarat tambahan merupakan salah satu usaha pengolahan
dalam standar nasional Indonesia”. Hasil Kacang kedelai menjadi tahu dengan bahan
penelitian menunjukkan bahwa kadar air baku yang melebihi dari industri lain.
paling tinggi terdapat pada sampel Tahu G Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan
sebesar 85.27 %, sedangkan kadar air September Tahun 2015.
terendah terdapat pada sampel Tahu I Penentuan Responden. Penentuan
sebesar 78.82 %. responden dilakukan secara sengaja
Setiawan dkk (2008), melakukan (Purposive), dengan pertimbangan bahwa
penelitian tentang “Analisa Produk pimpinan usaha, tenaga kerja Industri Tahu
Sampingan Dalam Menentukan Tingkat “Afifah” serta pedagang tahu dapat
Pendapatan Produk Utama (Studi Kasus memberikan informasi mengenai proses
Pada perusahaan tahu yun – yi). Hasil produksi, sehingga diharapkan dapat
penelitian menunjukkan bahwa produk diperoleh data yang akurat sesuai dengan
sampingan oncom setelah diproses lebih tujuan dalam penelitian ini. Responden
lanjut menghasilkan laba lebih kecil yang diambil, yaitu 1 orang pimpinan
dibandingkan dengan tanpa proses lebih dimana seorang pimpinan bertugas untuk
lanjut, yaitu sebesar Rp. 797.250.-, memanajemen seluruh kegiatan perusahaan
sedangkan tanpa proses lebih lanjut sebesar selama produksi berlangsung, sedangkan 2
Rp. 900.000.-. orang karyawan yang mewakili dari sekian
Santoso, dkk (2009) melakukan banyak tenaga kerja bertugas dalam bidang
penelitian dan pembahasan tentang mengkoordinir kinerja karyawan yang
agroindustri tahu di Desa Pandansari berproduksi serta 6 orang pedagang tahu
Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. yang membeli dan memasarkan produknya
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai kepada konsumen.
berikut : (1) Biaya produksi yang Pengumpulan Data. Data yang digunakan
dikeluarkan untuk satu kali produksi dalam dalam penelitian ini adalah data primer dan
produksi dalam usaha agroindustri tahu di data sekunder. Data primer diperoleh
Desa Pandansari Kecamatan Ajibarang langsung Dari Industri Tahu “Afifah”
adalah sebesar Rp. 320.288,30. (2) dengan cara observasi dan wawancara
471
langsung dengan responden, yaitu pemilik Keterangan:
atau pimpinan industri, karyawan serta M = Margin Pemasaran
pedagang tahu dengan menggunakan daftar Hk = Harga Konsumen
pertanyaan (Questionaire). Data sekunder Hp = Harga Produsen
adalah data yang diperoleh dari instansi Margin Pemasaran. Menurut Kotler (1993),
yang terkait (BPS, Dinas Pertanian, beserta untuk mengetahui bentuk pemasaran Tahu
instansi terkait lainya) dan berbagai literatur “Afifah” dilakukan dengan menanyakan
yang berkaitan dengan penelitian ini. berapa harga Tahu yang diterima oleh
Analisis Data. Industri dalam memasarkannya. Kemudian
Berdasarkan pengumpulan data di untuk mengetahui margin pemasaran (M)
atas, maka alat analisis data yang digunakan digunakan model sebagai berikut:
dalam menganalisis data yang diperoleh
dari responden adalah: M = Hp - Hb
Tabel 3. Klasifikasi Umur Responden pada Industri Tahu “Afifah” dan Pedagang Pengecer, 2015
No Umur (Tahun) Jumlah Orang Persentase (%)
1 30-45 5 55,56
2 46-55 4 44,44
3 56-65 - -
Jumlah 9 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.
472
Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden pada Industri Tahu “Afifah” dan Pedagang
Pengecer, Tahun 2015
No Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. S-1 1 11,11
2. SD 2 22,22
3. SMP 4 44,45
4. SMA 2 22,22
Jumlah 9 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.
473
Biaya Produksi. Biaya produksi dalam variabel ialah biaya produksi yang
penelitian terbagi menjadi dua, yaitu biaya jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap produksi yang dihasilkan. Jika produksi
umumnya didefinisikan sebagai biaya sedikit, biaya variabel sedikit dan sebaliknya
yang relatif tetap jumlahnya dan terus jika produksi tinggi maka biaya variabel
dikeluarkan walaupun proses produksi yang akan tinggi.
diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap Biaya Tetap. Biaya tetap adalah biaya
ini meliputi biaya pajak bangunan perusahaan yang besarnya tidak dipengaruhi
dan penyusutan alat, yang dimaksud oleh perubahan-perubahan baik dalam
dengan penyusutan alat, yaitu besarnya produksi maupun penjualan. Biaya tetap
biaya yang dikeluarkan pada saat membeli dalam penelitian ini meliputi biaya
alat dikurangi dengan harga jual sekarang penyusutan, gaji pimpinan dan karyawan,
kemudian dibagi dengan nilai ekonomis serta pajak usaha terlihat pada Tabel 7.
atau lamanya alat tersebut dipakai. Biaya
Tabel 5. Klasifikasi Tanggungan Keluarga Responden pada Industri Tahu “Afifah” dan Pedagang
Pengecer, Tahun 2015
Tabel 6. Klasifikasi pengalaman usaha Responden pada Industri Tahu “Afifah” dan Pedagang
Pengecer, Tahun 2015
Tabel 7. Biaya Tetap Produksi Industri Tahu Tabel 8. Biaya Variabel Produksi Industri
“Afifah” Pada Bulan September, Tahu “Afifah” Pada Bulan September,
Tahun 2015 Tahun 2015
474
Tabel 7 menunjukkan bahwa biaya tahu pada industri Tahu Afifah, biaya
tetap produksi pada Industri Tahu “Afifah” variabel ini ditentukan oleh besar kecil
selama bulan September terdiri dari biaya jumlah produksi yang akan direncanakan.
penyusutan sebesar Rp. 1.320.794, gaji
karyawan sebesar Rp. 29.000.000, dan Pendapatan Usaha. Pendapatan digunakan
pajak usaha sebesar Rp. 1.820.000, untuk mengetahui berapa besarnya
sehingga total biaya tetap adalah sebesar pendapatan yang diperoleh industri Tahu
Rp. 30.502.794. Afifah. Menetapkan besarnya pendapatan
yang diterima oleh Industri Tahu Afifah
Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya
yang jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai adalah selisi antara penerimaan dengan
dengan volume produksi. Biaya variabel jumlah pengeluaran atau biaya yang berupa
meliputi biaya bahan baku dan biaya bahan biaya tetap maupun biaya variabel.
tambahan (Rekapitulasi biaya variabel dapat Besarnya pendapatan industri Tahu Afifah
dilihat pada Tabel 9. terlihat pada Tabel 9.
Biaya variabel adalah biaya yang Tabel 9 menunjukkan bahwa
jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai hasil pendapatan yang diperoleh Industri
dengan volume produksi. Biaya variabel Tahu Afifah dengan penerimaan sebesar
meliputi biaya bahan baku dan biaya bahan Rp. 82.264.000 dikurangi dengan total
tambahan (Rekapitulasi biaya variabel biaya sebesar Rp. 75.044.794. Jumlah
terlihat pada Tabel 8. pendapatan sangat tergantung pada jumlah
Tabel 8 menunjukkan penggunaan penerimaan dan besarnya biaya yang
biaya variabel pada industri Tahu “Afifah” dikeluarkan dalam proses produksi.
selama sebulan yang terdiri dari biaya bahan Pendapatan bersih produksi tahu industri
baku sebesar Rp. 39.717.000 dan biaya Tahu Afifah, yaitu sebesar Rp. 7.219.206.
bahan penolong sebesar Rp. 4.825.000. Jadi Hal ini berarti cukup baik untuk diusahakan,
total biaya variabel sebesar Rp. 44.542.000 karena memberikan pendapatan yang cukup
yang harus di keluarkan dalam memproduksi besar kepada Industri Tahu Afifah.
475
Tabel 10. Volume Penjualan dan Harga yang Berlaku pada Saluran 1, 2015
Volume Harga Beli Harga Jual
No. Uraian
Penjualan Tahu (loyang ) (Rp) (Rp)
1. Pedagang Pengecer 11 1.500 2.000
2. Konsumen - 2.000 -
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.
Tabel 11. Volume Penjualan dan Harga yang Berlaku pada Saluran 2, 2015
Tabel 12. Margin Pemasaran Tahu Pada Saluran 1 Industri Tahu “Afifah”, 2015
No. Uraian Harga (Rp) Margin (Hp-Hb)
1. Harga Penjualan Produsen 1.500
2. Pedagang Pengecer 33.000
a. Harga Penjualan (Hp) 85.000
b. Harga Pembelian (Hb) 52.000
Total Margin 33.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015.
476
harga Rp. 1.500/3 iris. Selanjutnya, pemasaran juga diharapkan dapat
pedagang pengecer menjual ke konsumen di memberikan keuntungan yang proporsional
pasar dengan harga Rp. 2.000/3 iris. Pada bagi produsen dan lembaga pemasaran tahu
saluran 2 industri menjual produk tahunya sesuai dengan biaya, resiko, pengorbanan
langsung ke konsumen di tempat produksi dan pelayanan yang ditanggungnya.
itu sendiri dengan harga Rp. 1.000/3 iris. Data margin pemasaran tahu pada saluran 1
Semakin panjang saluran pemasaran terlihat pada Tabel 12.
akan mengakibatkan semakin mahalnya Tabel 12 menunjukkan bahwa
produk yang diterima konsumen, karena pada saluran 1, harga penjualan produsen
semakin besarnya biaya yang dikeluarkan. ke pedagang pengecer dengan harga eceran
Saluran pemasaran tersebut produk yang Rp. 1.500 dan harga pembelian pedagang
dipasarkan harus sampai ke konsumen dengan pengecer (perloyang) Rp. 52.000, penjualan
efektif dan efisien. Volume penjualan dan pedagang pengecer ke konsumen
harga pada saluran 1 terlihat pada Tabel 10. Rp. 85.000, sehingga margin pemasaran
Tabel 10 menunjukkan bahwa pada yang diterima ditingkat pedagang pengecer
saluran 1 volume penjualan dari pedagang sebesar Rp. 33.000.
pengecer ke konsumen sebesar 11 loyang
tahu, dan pembelian tahu eceran dari KESIMPULAN DAN SARAN
produsen Rp. 1.500 harga jual tahu dari
pedagang pengecer ke konsumen sebesar Kesimpulan.
Rp.2000/3 iris tahu. Berdasarkan dari uraian hasil dan
Aliran barang dari produsen ke pembahasan yang telah dikemukakan
konsumen pada saluran 2 relatif lebih diatas, maka dapat diperoleh beberapa
pendek. Hal ini dikarenakan industri kesimpulan sebagai berikut:
langsung menjual produk tahu di tempat Pendapatan yang diperoleh industri
produksi karena harganya yang lebih murah tahu “Afifah” pada bulan September adalah
dibandingkan ke pedagang pengecer. sebesar Rp. 7.219.206.
Volume penjualan dan harga yang berlaku Ada dua bentuk saluran pemasaran
pada saluran 2 terlihat pada Tabel 11. tahu “Afifah”, yaitu: produsen menjual
Tabel 11 menunjukkan bahwa pada produk tahunya ke pedagang pengecer dan
saluran volume penjualan dari produsen pedagang pengecer menjual tahu langsung
langsung ke konsumen sebesar 50 loyang ke konsumen akhir yang ada di Pasar,
tahu dan volume penjualan dari produsen ke kemudian produsen menjual produk
konsumen sebesar Rp.1.000/3 iris. tahunya langsung ke konsumen.
Karena harga dari tempat produksi Margin pemasaran tahu yang
lebih murah dibandingkan dengan pedagang diperoleh untuk saluran pertama, yaitu
pengecer sehingga produsen lebih sering Rp. 33.000 dan margin pemasaran kedua
membeli tahu di tempat produksi karena tidak ada karena produsen menjual
harganya yang terjangkau. langsung ke konsumen.
Margin Pemasaran. Margin pemasaran Saran.
adalah selisih antara harga yang diterima
produsen dengan harga yang dibayarkan Disarankan pada produsen agar
oleh konsumen akhir atau selisih antara dapat menyalurkan hasil produknya
harga penjualan dengan harga pembelian. menggunakan saluran 1 karena pada saluran
Perhitungan margin pemasaran digunakan pertama menguntungkan dibandingkan
untuk mengetahui aliran biaya pada setiap dengan saluran 2 sehingga dengan
lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran. memperpendek saluran pemasaran
Margin pemasaran menentukan memberi peluang peningkatan bagian harga
harga tahu ditingkat konsumen. Margin di tingkat produsen.
477
DAFTAR PUSTAKA
Maftukhim, 1996. Kemungkinan Perluasan Pasar
Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Luas Lahan, Emping Melinjo Melalui Kontrol Kualitas.
Produksi dan Produktivitas Menurut Proposal Penelitian Program Pasca Sarjana
Provinsi Sulawesi Tengah. Palu. Sulawesi UNHAS. Ujung Pandang.
Tengah
Setiawan Hendra. H dan Hastoni.,2008., Analisa
Utami, C.P., Sukma AF. dan Kristina H. 2012. Produk Sampingan Dalam Menentukan
Pemanfaatan ILES-ILES (Amorphophallus Tingkat Pendapatan Produk Utama (Studi
oncophylus) sebagai Pengenyal pada
Kasus Pada perusahaan tahu yun – yi).Vol.
Pembuatan Tahu. J. Teknologi Kimia Dan
Industri. Vol. 1 (1) 79-89 : Jurusan tekhnik 10 (1) 56-60 : Dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Kimia. Fakultas Tehnik Universitas Ekonomi Kesatuan., J. Ilmiah Kesatuan.
Diponegoro. Semarang.
Soekartawi, 2003. Analisis Usahatani. Universitas
Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Indonesia Press. Jakarta.
(PERINDAKOP). 2015. Nama–nama
Industri Tahu di Kota Palu Tahun 2015., Wiyono, T. dan Rukavina Baksh, 2015. Analisis
Palu. Sulawesi Tengah Pendapatan Dan Nilai Tambah Usaha Tahu
Pada Industri Rumah Tangga “ Wajianto “
Dedy N.M dan Sudarminto S.Y., 2014. Penentuan Di Desa Ogurandu Kecamatan Bolano
Atribut Mutu Ekstur Tahu untuk Lambunu Kabupaten Parigi Moutong.
DIrekomendasikan Sebagai Syarat Agrotekbis Vol. 3 (3) 421-426: Jurusan
Tambahan dalam Standar Nasional
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Indonesia . J. Pangan dan Agroindustri.
Tadulako. Palu.
Vol. 2 (4) 259-267 : FTP. Universitas
Brawijaya. Malang.
Santoso, W. Pujiati Utami, dan Dumasari., 2009.
Hamid, AK. 1984. Tataniaga Pertanian. Lembaga Analisis Pendapatan dan Biaya Produksi
Penerbit Universitas Hasanuddin. Ujung Agroindustri Tahu Di Desa Pandansari
Pandang. Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas. J. Agritech Vol. X1 (1) 45-55 :
Kotler,P. 1993. Manajemen Pemasaran. Lembaga Fakultas Pertanian Universitas
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Muhammaddiyah Purwokerto.
Indonesia. Jakarta.
478