Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Matriks Siswa

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah DIKDAYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS


PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA
KELAS XI MIA
SMAN 6 KOTA JAMBI

Yeni Purwati16,
Buyung17, Relawati18

Abstract: This study aims to develop LKS and knowing the quality of the LKS
developed in the aspect of validity, practicality, and effectiveness. The
development of this LKS done on the material matrix of Class XI MIA SMAN 6
city of Jambi. This type of research is the development of research or Research &
Developmet (R&D). This study refers to the ADDIE (Analysis, Design,
Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations).
Assessment instruments used in this development is LKS by expert validation sheet
material, design experts, media experts, the evaluation sheet, pre-test and post
test. The quality of LKS onaspects of validity views based on validation by experts
that is meets the criteria is very good and very viable with overall average 4.14 as
well as the overall percentage of 82.9%. On the practicality of views based on the
results of the evaluation of field trials by students that is meet the criteria of good
and viable with average 4.00 sera overall percentage of 81%. While on the
effectiveness of views based on a calculation t count (t h) from the results of pre-
test and post-test earned amounting to 23.39 and t table (tt) of 2.02 so th greater
than tt. This shows that the hypothesis was accepted and acknowledged there were
significant differences between the pre-test and post-test. Calculation based on
the development of LKS based PBL was declared effective.

Keywords: Student Worksheet (LKS), Matrix, Development, Problem Based


Learning (PBL).

16
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Batanghari
17
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Batanghari
18
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Batanghari
213
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

PENDAHULUAN tepat. Pembelajaran dengan


Matematika merupakan ilmu melibatkan siswa untuk memecahkan
dasar utama yang sudah masalah melalui tahap-tahap metode
diperkenalkan sejak berada di jenjang ilmiah salah satunya adalah Problem
sekolah dasar sampai sekolah Based Learning (PBL). Moffit
menengah. Tujuan pendidikan (depdiknas, 2002:12) mengemukakan
matematika pada jenjang sekolah bahwa Problem Based Learning
menengah menekankan pada (PBL) merupakan suatu pembelajaran
penerapan di kehidupan sehari-hari. yang menggunakan masalah dunia
Proses pembelajaran inovatif dan nyata sebagai suatu konteks bagi
menarik perlu diterapkan oleh guru siswa untuk melatih keterampilan
melalui bahan ajar. Salah satu jenis pemecahan masalah dan untuk
bahan ajar untuk mengefektifkan memperoleh pengetahuan dan konsep
proses pembelajaran adalah Lembar yang esensi dari materi pelajaran.
Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Problem Based Learning (PBL) dapat
Siswa (LKS) merupakan suatu bahan mengoptimalisasi kemampuan
ajar cetak berupa lembaran-lembaran berpikir siswa dengan berorientasi
kertas yang berisi materi, ringkasan, pada masalah kehidupan sehari-hari
dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan melalui proses kerja individu,
tugas pembelajaran yang harus kelompok atau tim yang sistematis
dikerjakan oleh peserta didik yang untuk melatih keterampilan
mengacu pada kompetensi dasar yang pemecahan masalah dan memperoleh
harus dicapai (Prastowo, 2011:204). pengetahuan dan konsep.
Kurikulum 2013 yang digunakan Pengembangan bahan ajar berupa
saat ini memuat seluruh KD yang Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
mengaitkan semua materi ke konteks Problem Based Learning (PBL) ini
nyata. Hal ini tentu menuntut siswa dilakukan pada materi Matriks.
untuk dapat memahami materi, Matriks merupakan materi yang
mengaitkan materi ke konteks nyata mengandung berbagai konsep dan
dan memecahkan masalah terkait prinsip-prinsip dalam
kehidupan sehari-hari. LKS yang pengoperasiannya. Secara khusus
digunakan pun harus mengacu pada keterkaitan kosep dan prinsip-prinsip
KD yang harus dicapai. Sedangkan matriks dengan permasalahan nyata,
LKS yang dibeli dari penerbit, tidak bersumber dari fakta dan lingkungan
semua materi mengaitkan pada budaya. Sehingga konsep matriks
konteks nyata. LKS seperti tersebut di dapat dibangun atau ditemukan di
atas tentu belum dapat memenuhi dalam penyelesaian permasalahan
Kompetensi Dasar (KD) yang akan sehari-hari.
dicapai pada kurikulum 2013. LKS berbasis Problem Based
Sehingga dibutuhkan LKS yang dapat Learning (PBL) ini menyajikan fase
mengarahkan siswa untuk pemecahan masalah yang akan
memecahkan masalah yang berkaitan membantu siswa mengorganisasi
dengan kehidupan sehari-hari. informasi-informasi untuk
Pengembangan LKS harus dihubungkan dengan konsep sehingga
didasarkan pada pembelajaran yang
214
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

siswa memiliki keterampilan untuk (PBL) ini berhubungan dengan


memecahkan masalah. menstimulus kemampuan pemecahan
Ibrahim, Ismail, dan Nur masalah sehingga siswa terlibat aktif
(Rusman, 2014:243) mengemukakan dalam kegiatan pembelajaran. Serta
5 fase PBL yang terdapat di dalam dalam usaha memperkaya
LKS. pengalaman dan membangun
a. Fase 1: Orientasi siswa terhadap pengetahuan dari materi yang
Masalah dipelajari dalam diri siswa. Adapun
Pada tahap ini, siswa disajikan tujuan dari penelitian ini adalah
dengan suatu peristiwa nyata di mengembangkan Lembar Kerja Siswa
kehidupan sehari-hari yang akan (LKS) berbasis Problem Based
menjadi permasalahan untuk Learning (PBL) pada materi matriks
diselesaikan. untuk siswa kelas XI MIA.
b. Fase 2: Mengorganisasikan siswa
untuk belajar METODE PENELITIAN
Pada tahap ini, siswa diarahkan Jenis penelitian yang digunakan
untuk memahami masalah yaitu adalah jenis penelitian pengembangan
dengan menuliskan informasi atau Research&Developmet (R&D).
yang diketahui dari permasalahan Menurut Sugiyono (2015:407),
dan menentukan rumusan metode penelitian dan pengembangan
masalah. atau dalam bahasa inggrisnya
c. Fase 3: Membimbing Research and Development (R&D)
pengalaman individual/kelompok adalah metode penelitian yang
Pada tahap ini, siswa dibimbing digunakan untuk menghasilkan
mengenai cara menyelesaikan produk tertentu dan menguji
permasalahan yang disajikan keefektifan produk tersebut.
secara individual/kelompok. Penelitian ini menghasilkan produk
d. Fase 4: Mengembangkan dan berupa bahan ajar berupa Lembar
menyajikan hasil karya Kerja Siswa (LKS) yang berbasis
Pada tahap ini, siswa diarahkan Problem Based Learning (PBL) pada
untuk menuliskan poin-poin materi Matriks untuk siswa kelas XI
penting tentang pemecahan MIA SMAN 6 Kota Jambi.
masalah mulai dari memahami Pengembangan LKS berbasis
masalah sampai dengan cara Problem Based Learning (PBL) ini
menyelesaikan masalah. dilakukan dengan mengacu pada
e. Fase 5: Menganalisis dan model pengembangan ADDIE
mengevaluasi proses pemecahan (Analysis, Design, Development or
masalah Production, Implementation or
Pada tahap ini, siswa diarahkan Delivery and Evaluations).
untuk menuliskan kembali Pada tahap analisis, peneliti
langkah-langkah pemecahan melakukan 3 tahap kegiatan yaitu
masalah dan kesimpulan hasil analisis kurikulum, analisis
akhir yang diperoleh. karakteristik siswa, dan analisis
materi. Analisis kurikulum dilakukan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan mencari informasi mengenai
berbasis Problem Based Learning
215
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

kurikulum yang digunakan di (1) pembuatan produk LKS; (2)


sekolah, kompetensi inti (KI), validasi LKS oleh ahli materi, ahli
kompetensi dasar (KD), dan materi- desain dan ahli media; (3) revisi LKS
materi yang ada pada mata pelajaran berdasarkan komentar dan saran dari
matematika. Analisis karakteristik validator. Validasi LKS dilakukan
siswa dilakukan dengan mencari untuk melihat kualitas LKS pada
informasi dari guru mata pelajaran aspek kevalidan.
matematika kelas XI tentang Setelah LKS dinyatakan valid
pengetahuan dan kemampuan yang maka akan diuji cobakan dalam
dimiliki siswa. Analisis materi kegiatan pembelajaran. Tahap ini
dilakukan dengan membahas meliputi tahap uji coba LKS yaitu uji
gambaran secara keseluruhan tentang coba perorangan, uji coba kelompok
materi matriks yang kemudian akan kecil dan uji coba lapangan yang
disusun secara sistematis di dalam dilaksanakan di SMAN 6 Kota Jambi.
LKS yang dikembangkan. Uji coba dilakukan dalam 3 kali
Penyususnan materi ini berdasarkan pertemuan. Pada tahap ini diperoleh
pada KD dan Indikator. data evaluasi uji coba perorangan,
Pada tahap perancangan, peneliti evaluasi uji coba kelompok kecil, dan
mulai untuk merancang LKS berbasis evaluasi uji coba lapangan. Hasil dari
Problem Based Learning (PBL) pada uji coba lapangan akan digunakan
materi matriks siswa kelas XI. untuk melihat kualitas LKS pada
Adapun rancangan yang dilakukan aspek kepraktisan. Selain itu, jumlah
pada tahapan ini adalah merancang rerata skor tiap aspek pada lembar
cover LKS, merancang isi LKS dan validasi dan evaluasi dapat
merancang instrumen penilaian LKS. diinterpretasikan secara kualitatif
Pada tahap pengembangan, peneliti dengan rumus sebagai berikut
melakukan 3 langkah kegiatan yaitu

Tabel 1. Kriteria pengkategorian


Rumus Rerata Skor Kriteria
̅ ( ) Sangat Baik
̅ ( ) ̅ ( ) Baik
̅ ( ) ̅ ( ) Cukup
̅ ( ) ̅ ( ) Kurang
̅ ( ) Kurang Sekali

Tabel 2. Kriteria kelayakan


No Interval Kriteria
1 81% - 100% Sangat Layak
2 61% - 80% Layak
3 41% - 60% Kurang Layak
4 21% - 40% Tidak Layak
5 0% - 20% Sangat Tidak Layak
Tahap terakhir yaitu tahap melakukan 2 evaluasi yaitu evaluasi
evaluasi. Pada tahap ini peneliti formatif dan evaluasi sumatif.
216
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

Evaluasi formatif dilakukan Rekapitulasi hasil validasi LKS oleh


berdasarkan data hasil validasi LKS ahli materi didapat total nilai 42
oleh ahli materi, hasil validasi oleh dengan rata-rata 3,82 dan bila
ahli desain, hasil validasi oleh ahli dipersentasekan diperoleh 76,4%
media, hasil evaluasi uji coba sehingga termasuk kategori baik dan
perorangan, hasil evaluasi uji coba sangat valid sebagai perangkat
kelompok kecil, dan hasil evaluasi uji pembelajaran. Berdasarkan hasil
coba lapangan. Berdasarkan validasi tersebut maka kualitas LKS
rekapitulasi hasil data tersebut, LKS ini dari segi materi dinyatakan valid.
yang dikembangkan dinyatakan layak Selanjutnya rekapitulasi hasil validasi
sebagai perangkat pembelajaran. LKS oleh ahli desain didapat total
Sedangkan evaluasi sumatif nilai 57 dengan rata-rata 4,1 dan bila
dilakukan dengan memberikan post- dipersentasekan diperoleh 81,4%
test (tes hasil belajar) siswa setelah sehingga termasuk kategori baik dan
melakukan kegiatan pembelajaran sangat layak sebagai perangkat
menggunakan LKS berbasis PBL ini. pembelajaran. Berdasarkan hasil
Hasil pre-test yang telah validasi tersebut maka kualitas LKS
diperoleh pada saat tahap ini dari segi desain dinyatakan valid.
implementasi dan hasil post-test yang Terakhir rekapitulasi hasil
diperoleh pada saat tahap evaluasi validasi LKS oleh ahli media didapat
sumatif kemudian akan dihitung total nilai 50 dengan rata-rata 4,5 dan
perbedaannya. Perhitungan ini bila dipersentasekan diperoleh 90,9%
menggunakan rumus uji t untuk sehingga termasuk kategori sangat
melihat perbedaan signifikan diantara baik dan sangat layak sebagai
keduanya. Dengan hipotesis jika perangkat pembelajaran. Berdasarkan
thitung> ttabel maka pengembangan LKS hasil validasi tersebut maka kualitas
berbasis PBL dikategorikan efektif LKS ini dari segi media dinyatakan
dan jika thitung< ttabel maka valid. Kualitas LKS pada aspek
pengembangan LKS berbasis PBL kevalidan dilihat berdasarkan hasil
dikategorikan tidak efektif. validasi ahli materi, ahli desain, dan
ahli media. Hasil validasi oleh para
HASIL DAN PEMBAHASAN ahli tersebut menunjukkan bahwa
Hasil dari penelitian LKS berbasis PBL ini berada pada
pengembangan ini adalah berupa kategori layak, sangat layak dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis persentase 76,4% , 81,4% , dan
Problem Based Learning (PBL) pada 90,9%. Berdasarkan rekapitulasi hasil
materi matriks kelas XI MIA SMAN validasi oleh ahli materi, ahli desain,
6 Kota Jambi. Kualitas LKS ini dan ahli media tersebut di atas maka
memiliki standar kelayakan yang pengembangan LKS berbasis PBL ini
dilihat pada aspek kevalidan LKS, dinyatakan valid.Revisi-revisi yang
aspek kepraktisan LKS dan aspek dilakukan pada LKS berdasarkan
keefektifan penggunaan LKS. Aspek komentar dan saran dari ahli materi,
kevalidan LKS dilihat dari hasil ahli desain dan ahli media dapat
validasi oleh para ahli yaitu ahli dilihat pada tabel 3 berikut ini.
materi, ahli desain, dan ahli media.
217
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

Tabel 3. Hasil validasi oleh para ahli berupa komentar dan saran
Komentar Saran
Ahli Materi
Pada kata pengantar dituliskan saran dan Sebaiknya cantumkan alamat yang
kritik dengan terbuka penulis terima, bisa dituju untuk mengirimkan kritik
namun tidak ada alamat yang bisa dituju dan saran
untuk mengirimkan kritik dan saran.
Pada daftar isi jika dibuat materi 1, 2, 3 Cukup buat a, b dan c saja.
maka akan terkesan memisah-misahkan
materi.
Pada daftar isi, jika ditulis bentuk dan Sebaiknya bentuk dan unsur matriks
unsur matriks maka nanti ditakutkan diganti sesuai dengan yang ada di
siswa hanya akan mengenal bentuk LKS pedoman
matriks seperti yang ada di LKS
Pada peta konsep alurnya sedikit Sebaiknya buat alur yang lebih
membingungkan karena ada cabang- sederhana
cabangnya
Materi untuk KD 4.2 belum ada di dalam Buat soal kompleks yang memenuhi
LKS KD 4.2 tentang memadukan
determinan dan invers
Ahli Desain
Pada cover LKS gambar yang ada tidak Pilih gambar cover yang
berhubungan dengan matriks berhubungan dengan matriks
Isi pada LKS belum mengarahkan siswa Pada isi LKS bimbinglah siswa untuk
untuk memecahkan masalah menyelesaikan masalah dan arahkan
siswa untuk menemukan konsep
materi
Ahli Media
Tulisan sebelah kanan terlalu mepet Sebaiknya margin sebelah kanan
dengan bingkai agak digeser kekiri sehingga terlihat
lebih rapi dan tidak penuh
Bingkai terlalu mepet ke bagian kiri Sebaiknya ukuran margin sebelah
kertas kiriditambah agar nanti LKS nya bisa
dijilid dan bingkainya tidak tertutup

Aspek kepraktisan LKS dilihat dipersentasekan diperoleh 77%


dari hasil evaluasi uji coba sehingga termasuk kategori baik dan
perorangan, uji coba kelompok kecil, layak sebagai perangkat
dan uji coba lapangan.Rekapitulasi pembelajaran. Rekapitulasi hasil
hasil evaluasi LKS pada uji coba evaluasi LKS pada uji coba lapangan
perorangan oleh 3 orang siswa kelas oleh 40 orang siswa kelas XI MIA 3
XI didapat total rata-rata 3,91 dan bila didapat total rata-rata 4.00 dan bila
dipersentasekan diperoleh 78% dipersentasekan diperoleh 81%
sehingga termasuk kategori baik dan sehingga termasuk kategori baik dan
layak sebagai perangkat layak sebagai perangkat
pembelajaran. Rekapitulasi hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil
evaluasi LKS pada uji coba kelompok evaluasi uji coba lapangan tersebut
kecil oleh 6 orang siswa kelas XI maka LKS ini dinyatakan praktis.
didapat total rata-rata 3,87 dan bila
218
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

Keefektifan LKS dilihat saat Subjek penelitian dinyatakan


tahap evaluasi sumatif. Evaluasi ini berdistribusi normal dengan L hitung
dilakukan dengan memberikan post- sebesar 0,1394 dan L tabel sebesar
test setelah melakukan kegiatan 0,1401 sehingga Lh< Lt. Sedangkan
pembelajaran dengan menggunakan perhitungan t hitung (th) dari hasil
LKS yang telah dikembangkan. Hasil pre-test dan post-test diperoleh
dari pre-test yang telah dilakukan, sebesar 23,39 dan t tabel (tt) sebesar
diperoleh bahwa 40 orang siswa kelas 2,02 sehingga th> tt.Hal ini
XI MIA 3 tersebut dinyatakan tidak menunjukkan bahwa hipotesis
tuntas. Sedangkan hasil dari post-test diterima dan dinyatakan ada
yaitu setelah siswa dibelajarkan perbedaan signifikan antara pre-test
menggunakan LKS diperoleh 23 dan post-test. Berdasarkan
siswa tuntas dengan nilai mencapai perhitungan tersebut maka
KKM dan 17siswa tidak tuntas pengembangan LKS berbasis PBL ini
dengan nilai di bawah KKM. dinyatakan efektif.

Kenaikan Nilai Rata-rata Pre-test dan


100 Post-test

71,55
50

19,18
0
Pre-test Post-test

Diagram 1. Garis kenaikan nilai rata-rata pre-test dan post-test

Terdapat beberapa keterbatasan 4. Dana pengeluaran pada penelitian


penelitian pengembangan LKS pengembangan LKS berbasis
berbasis PBL ini antara lain: PBL ini cukup besar.
1. LKS berbasis PBL yang 5. Waktu yang digunakan pada
dikembangkan hanya mencakup penelitian ini sangat terbatas.
satu materi saja yaitu materi
matriks. SIMPULAN
2. LKS berbasis PBL yang Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
dikembangkan merupakan dikembangkan berupa lembaran-
pengembangan tingkat pemula. lembaran kertas yang berisi materi,
3. Implementasi LKS hanya ringkasan dan petunjuk pelaksanaan
dilakukan pada satu kelas pada tugas pembelajaran yang dikerjakan
satu sekolah yaitu SMAN 6 Kota oleh siswa dengan mengacu pada
Jambi. kompetensi dasar yang harus dicapai
sehingga muncul sifat kemandirian
belajar pada diri siswa. LKS yang
219
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

dikembangkan merupakan jenis LKS maka pengembangan LKS berbasis


terstruktur yang memiliki urutan yang PBL ini dinyatakan efektif.
terstruktur dengan baik yang terdiri Manfaat dari LKS ini yaitu
dari judul materi,kata pengantar, dapatdisumbangan kepada sekolah
daftar isi, petunjuk penggunaan LKS, berupa bahan ajar cetak yaitu Lembar
kompetensi dasar, indikator, peta Kerja Siswa (LKS) Berbasis Problem
konsep, tugas-tugas dan latihan, Based Learning (PBL) pada materi
penilaian dan daftar Matriks untuk siswa SMA kelas XI
pustaka.Penyajian isi LKS yaitu guna meningkatkan kualitas
diberikan masalah kemudian pembelajaran matematika.Dapat
memecahan masalah menggunakan dijadikan sebagai salah satu sumber
fase PBL, tugas individu dan bahan serta memotivasi guru dalam
kelompok, dan uji kompetensi siswa mengembangkan bahan ajar lainnya
bersifat pemecahan masalah yang sebagai bahan pembelajaran
berkaitan dengan masalah kehidupan matematika. Dapat meningkatkan
sehari-hari. Sesuai dengan definisi aktivitas siswa dalam belajar serta
PBL menurut Darmadi (2017:117) mempermudah siswa memahami
Problem Based Learning (PBL) konsep matematika dan bekerja sama
adalah suatu metode pembelajaran dengan siswa yang lain melalui
yang menantang peserta didik untuk kegiatan pembelajaran yang ada pada
belajar bagaimana belajar, bekerja Lembar Kerja Siswa (LKS). Serta
secara berkelompok untuk mencari dapat menambah wawasan dan acuan
solusi dari permasalahan dunia nyata. untuk mengembangkan bahan ajar
Hasil validasi oleh para ahli berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
tersebut menunjukkan bahwa LKS Matematika Berbasis Problem Based
berbasis PBL ini berada pada kategori Learning (PBL).
layak, sangat layak dengan persentase Berdasarkan kelayakan dan
76,4% , 81,4% , dan 90,9%. keterbatasan penelitian yang telah
Berdasarkan perhitungan tersebut dibahas sebelumnya, peneliti
maka pengembangan LKS berbasis menyarankan LKS berbasis PBL ini
PBL ini dinyatakan valid.LKS perlu dikembangkan lagi dalam hal
berbasis PBL ini mendapat persentase materi agar tidak hanya memuat
nilai sebesar 80% pada uji coba materi matriks saja tetapi memuat
lapangan. Berdasarkan perhitungan materi-materi lain.Pada penelitian
tersebut maka pengembangan LKS selanjutnya, sebaiknya
berbasis PBL ini dinyatakan praktis. pengimplementasian LKS yang
Perhitungan t hitung (t) dari hasil pre- dikembangkan tidak hanya di satu
test dan post-test diperoleh sebesar sekolah atau satu kelas saja, namun
20,60 dan t tabel (t0) sebesar 2,02 lebih dari satu sekolah dan satu kelas
sehingga t > t0. Hal ini menunjukkan agar pemanfaatan LKS yang
bahwa hipotesis diterima dan dikembangkan dapat digunakan
dinyatakan ada perbedaan signifikan secara luas.Pada penelitian
antara pre-test dan post-test. pengembangan selanjutnya,
Berdasarkan perhitungan tersebut diharapkan dapat mengembangkan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
220
Jurnal Ilmiah DIKDAYA

Matematika dengan variasi-variasi


yang lain guna menghasilkan produk
LKS yang lebih baik dan lebih
menarik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. 2017. Pengembangan
Model dan Metode
Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa. Yogyakarta:
Deepublish
Depdiknas. 2008. Panduan
Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat
Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan
Kreatif membuat Bahan Ajar
Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Press.
Rusman. 2014. Model-Model
Pembelajaran Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Supardi. 2014. Aplikasi Statistika
dalam Penelitian. Jakarta
Selatan: Change Publication.
Widoyoko, 2015. Evaluasi Program
Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

221

You might also like