Relationship Between Maternal Health Conditions, Imd Implementation, and Milk Formula Ads With Exclusive Assembling
Relationship Between Maternal Health Conditions, Imd Implementation, and Milk Formula Ads With Exclusive Assembling
Relationship Between Maternal Health Conditions, Imd Implementation, and Milk Formula Ads With Exclusive Assembling
Abstract
Exclusive breastfeeding means that the infant receives only breast milk. No other liquids
or solids are given. Breastfeeding is influenced by a number of factors, such maternal
health condition, early initiation of breastfeeding, and infant formula advertising. Data
from Health Department of Kabupaten Sambas indicated that that the coverage of
breastfeeding in Kecamatan Tangaran, in 2014, was 27,1% and it ranked the first of 19
districts with low coverage of breastfeeding. This study aimed at analyzing the correlation
of maternal health condition, early initiation of breastfeeding, infant formula advertising,
and exclusive breastfeeding in Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas.Using
observational analytic design and cross sectional approach, this study employed 110
samples. Each variable was tested using chi square test.The results indicated that early
initiation of breastfeeding (p value =0,047) has significant correlation with exclusive
breastfeeding (p value=0,05). Meanwhile, maternal health condition (p value=0,071)
doesn’t significantly correlate with infant formula advertising ( p value=0,606).From the
findings, the health personnel are encouraged to inform the young mothers about
exclusive breastfeeding, provide lactation clinic, and impose sanctions for birth
attendants who do not perform early initiation of breastfeeding birth. Also
pregnant women are encouraged to choose early initiation of breastfeeding birth.
At last, further researcher need to have further discussion about the factors of
exclusive breastfeeding.
Abstrak
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan
cairan ataupun makanan lain. Pemberian ASI secara eksklusif dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti kondisi kesehatan ibu, pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD), dan iklan
susu formula. Data yang diperoleh dari laporan petugas gizi berkaitan cakupan ASI
eksklusif di Kecamatan Tangaran pada tahun 2014 hanya 27,1% dan merupakan urutan
1 Dedi Alamsyahadalah Dosen Peminatan Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak
2 Marlenywati dan Hasti Ruthayanaadalah Dosen Peminatan GiziFakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak
68
52
69 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 1 Maret 2017
1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik RespondenDistribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Pekerjaan,
Pendidikan, Jenis Kelamin Bayi, Parita, Tempat Persalinan, Dan Penolong
Persalinan
Karakteristik Responden
n %
Umur
<20 tahun 2 1,8
20-35 tahun 91 82,7
>35 tahun 17 15,5
Jenis Pekerjaan
Petani 52 47,3
Swasta 5 4,5
Pegawai honor 4 3,6
PNS 1 0,9
Tidak bekerja/ IRT 48 43,6
Pendidikan
Tidak tamat SD 4 3,6
SD 44 40
SMP/MTS 38 34,5
SMA/MA/SMK 17 15,5
Perguruan tinggi (D2,D3,S1 7 6,4
Jenis Kelamin Bayi
Laki-laki 61 55,5
Perempuan 49 44,5
Paritas
1 19 17,3
2 55 50
3 27 24,5
4 3 2,7
5 5 4,5
7 1 0,9
Dedi Alamsyah :Hubungan Antara KondisiKesehatan ..... 72
Tempat Persalinan
Praktik Bidan 28 25,5
Rumah Sakit 16 14,5
Puskesmas 43 39,1
Rumah 23 20,9
Karakteristik Responden
n %
Penolong Persalinan
Bidan 89 80,9
Dokter 10 9,1
Dukun 11 10
2. Univariat
3. Bivariat
Tabel 3. Total Hubungan Antara Kondisi Kesehatan Ibu, Pelaksanaan IMD, Dan Iklan Susu
Formula Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Tangaran Kabupaten
Sambas
Pemberian ASI Eksklusif
Tidak ASI ASI Signif
Variabel PR 95% CI
Eksklusif Eksklusif ikan
n % n %
Kondisi Kesehatan Ibu
Sakit 47 70,1 20 29,9 0,071 1,371
Tidak sakit 22 51,2 21 48,8 (0,985-
1,909)
Pelaksanaan IMD
Tidak IMD 54 69,2 24 30,8 0,47 1,477
IMD 15 46,9 17 53,1 (0,993-
2,198)
Paparan Iklan Susu Formula
Terpapar 50 64,9 27 35,1 0,606 1,128
Tidak terpapar 19 57,6 14 42,4 (0,806-
1,578)
Dedi Alamsyah :Hubungan Antara KondisiKesehatan ..... 74
kesempatan menyusu satu jam pertama atau terus memberikan susu formula ke
setelah kelahiran.[11] Ibu yang anaknya. Produk susu formula yang
melakukan IMD merasa semakin percaya diperkenalkan kepada ibu-ibu rumah
diri untuk menyusui bayinya sehingga tangga disajikan dalam bentuk dan
merasa tidak perlu memberikan kemasan yang menarikyang ditawarkan
makanan/minuman apapun kepada dalam berbagai cara, salah satunya
bayinya.[12] melalui iklan di televisi.[13]
Kegagalan dalam melakukan IMD Iklan tersebut menghadirkan
dalam penelitian ini dikarenakan oleh seorang ahli kesehatan anak dan anak-
ibu yang tidak sabar untuk memeberikan anak yang dihadarikan dalam iklan
ASI kepada bayinya setelah lahir dan ibu tersebut kelihatan sehat, cerdas, dan
merasa bosan jika bayi diletakkan diatas pemberani setelah diberikan susu
dadanya terlalu lama (< dari 1 jam), serta formula yang diiklankan.Gencarnya iklan
disebabkan karena petugas kesehatan susu formula tersebut menyebabkan ibu
khususnya bidan yang membantu beranggapan bahwa susu formula sama
persalinan tidak melakukan IMD kepada baiknya atau bahkan lebih baik daripada
ibu yang bersalin. Sehingga banyak ibu ASI, sehingga ibu lebih memilih untuk
yang tidak melakukan IMD atau tidak memberikan susu formula kepada
berhasil melakukan IMD setelah bayinya.
persalinan.