Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengaruh Perubahan Peta Gempa Indonesia Terhadap Perencanaan Perkuatan Lereng Menggunakan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

AGREGAT ISSN : 2541 - 0318 [ Online ]

Vol.3, No.1, Mei 2018 ISSN : 2541 - 2884 [ Print ]

PENGARUH PERUBAHAN PETA HAZARD GEMPA


INDONESIA TERHADAP PERENCANAAN PERKUATAN
LERENG MENGGUNAKAN SOIL NAILING
Rani Anggraini1 ), Dio Alif Hutama2) , Isnaniati3)
1)
Progam Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jl.Sutorejo No.59 surabaya , Telp 031-3811966
Email: rani300196@gmail.com
2)
Progam Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jl.Sutorejo No.59 surabaya , Telp 031-3811966
Email: dioalifhutama@ft.um-surabaya.ac.id
3)
Progam Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Jl.Sutorejo No.59 surabaya , Telp 031-3811966
Email: isnaniati65@gmail.com
Abstract
Revision of Indonesia seismic hazard maps is the improvement of the 2010 hazard maps. In this revision, it was found that the
design seismic load has been changed for several regions, one of them was Bojonegoro regency. So it is necessary to evaluate
the value of the safety factor (FS) of the slope. The aim of this study was to compare FS of slopes reinforced with soil nailing
due to the 2010 and 2017 seismic loads on internal and external stability by using two calculation methods, namely manual
calculation and Rocsience Slide 6.0 program. The variation used in this study was vertical spacing of reinforcement (Sv = 1),
the ratio of the length of the reinforcement and the height of the slope (L/H), the reinforcement angle(θ).
The results of the analysis show the decreasing of safety factor(FS)for unreinforced slope due to changes in the 2010 to 2017
seismicload of 4,0% calculated using Slide 6.0. Internal stability of pullout decreased about 13,04% - 17,08%.Internal stability
of rupturedecreased about 0,77% - 34,3%. External stability against sliding shows the decreasing of FS about9,1% -
12,9%.External stability against bearing capacity failure shows the decreasing of SF about10,8% - 11,0%. Global stability
shows the decreasing of SF about 4,6% - 8,9%.

Keywords:Indonesia Seismic Hazard Maps,Slope, Soil Nailing, Slide 6.0

Abstrak
Revisi peta gempa hazard Indonesia 2017 merupakan penyempurnan dari peta gempa hazard 2010. Pada revisi
tersebut ditemukan perubahan beban gempa pada beberapa daerah dimana salah satunya adalah kabupaten
Bojonegoro, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap nilai faktor keamanan (FS) pada lereng.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan FS lereng dengan perkuatan soil nailing akibat beban gempa 2010
dan 2017 pada stabilitas internal dan stabilitas eksternal dengan mengnggunakan dua metode perhitungan yaitu
perhitungan manual dan program Rocsience Slide 6.0. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak
antar perkuatan (Sv = 1), rasio panjang perkuatan dan tinggi lereng (L/H), sudut perkuatan(Ɵ).
Hasil penelitian perhitungan Slide 6.0 lereng tanpa perkuatan menunjukkan adanya penurunan besarnya SF dari
perubahan beban gempa 2010 ke 2017 sebesar 4,0%. Besarnya penurunan FS putus tulangan berkisar 13,04% -
17,08%. Besarnya penurunan FS cabut tulanga berkisar 0,77% - 34,3%. Besarnya penurunan FS terhadap geser
berkisar 9,1% - 12,9%. Besarnya penurunan FS kegagalan daya dukung berkisar 10,8% - 11,0%. Besarnya
penurunan FS keruntuhan global berkisar 4,6% - 8,9%.

Kata Kunci : Peta Hazard Gempa, Lereng, Soil Nailing, slide 6.0

PENDAHULUAN ditemukan 81sesar pemicu gempa aktif, pada peta gempa


Lereng merupakan permukaan bumi yang hazard 2017 ditemukan 295 sesar pemicu gempa aktif.
membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang Salah satu tempat yang memiliki perubahan beban gempa
horizontal. Sudut pada lereng tersebut dapat adalah di wilayah kabupaten Bojonegoro, dan wilayah
mempengaruhi kestabilan tanah dan dapat menyebabkan kabupaten Bojonegoro inilah yang akan menjadi bahan
tanah kehilangan daya dukung sehingga terjadi penelitian ini. Dengan penemuan terbaru ini diharapkan
ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng dan dapat membantu mengantisipasi bencana gempa yang akan
mengakibatkan kelongsoran. Selain itu jika terjadi terjadi di kemudian hari.
perubahan beban gempa pada lereng, maka penentuan
sudut merupakan faktor penting dalam perencanaan
stabilitas seismik lereng.
Perubahan peta gempa hazard Indonesia 2017
merupakan perubahan penyempurna dari peta gempa
hazard 2010. Jika pada peta gempa hazar 2010 hanya

200 Pengaruh Perubahan..../Rani A./hal.200-205


AGREGAT ISSN : 2541 - 0318 [ Online ]
Vol.3, No.1, Mei 2018 ISSN : 2541 - 2884 [ Print ]

Gambar 3 Geometri Lereng


Sumber: Analisis data (2018)
Gambar 1 Wilayah Kabupaten Bojonegoro pada Peta
Hazard Gempa Indonesia 2010.
Sumber: Kementerian PUPR

Gambar 4 Penomoran perkuatan


Sumber: Analisis data (2018)
Keterangan :
H = tinggi lereng
L = panjang perkuatan
Sv = jarak vertikal antarperkuatan
Sh = jarak horizontal antarperkuatan
θ = sudut antar perkuatan dengan lereng
α = sudut lereng
Gambar 0 Wilayah Kabupaten Bojonegoro pada Peta
Hazard Gempa Indonesia 2017
Properti Tanah
Sumber: Kementerian PUPR
Properti tanah model lereng diberikan pada tabel 1.
Perubahan yang terjadi pada peta hazard gempa
Indonesia akan menyebabkan beberapa perubahan dalam Tabel 1 Properti Tanah
perencanaan konstruksi. Salah satu perubahan yang terjadi Properti Lambang Satuan
adalah pada perubahan beban gempa. Pada lereng yang Berat Voume Tanah γ 16,5 kN/m3
memiliki kemiringan dan beban yang besar memerlukan
sebuah perkuatan pada lereng tersebut. Soil Nailing adalah Kohesi c 15 kN/m2
salah satu jenis perkuatan pada lereng yang sering
digunakan. Terjadinya kenaikan beban gempa pada tahun Sudut Geser � 30o
2010 ke 2017 di kabupaten Bojonegoro menyebabkan Sudut Lereng α 45˚
perlunya dilakukan evaluasi. Dalam penelitian ini akan
dilakukan penelitian meengenai pengaruh perubahan
beban gempa pada peta hazard gempa Indonesia Properti Soil Nailing
menggunakan perkuatan soil nailing. Kuat tarik Soil Nailing (T) mencapai 100 kN/m
METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian
Pemodelan Lereng Rancangan penelitian tersedia pada Tabel 2.
Pemodelan lereng ini meliputi geometri lereng,
properti tanah, properti soil nailing.
Tabel 2 Rancangan penelitian
Geometri Lereng Beban Beban
Geometri lereng terlihat pada gambar 3 SV θ˚ L/h Gempa Gempa
2010 2017
0,6
1 10 0,9
1,2

Pengaruh Perubahan..../Rani A./hal.200-205 201


AGREGAT ISSN : 2541 - 0318 [ Online ]
Vol.3, No.1, Mei 2018 ISSN : 2541 - 2884 [ Print ]

0,6 Sumber : Anonim (2012)

15 0,9 Perolehan kelas situs SD ( tanah sedang ) :


1,2  Beban gempa tahun 2010, = 1,1
 Beban gempa tahun 2010, = 1,0
0,6
20 0,9 2. Perhitungan PGAM 2010
1,2 PGAM =FPGA . PGA
=1,1 . 0,4 = 0,44 g
Sumber : Analisis Data 3. Perhitungan PGAM 2017
PGAM =FPGA . PGA
Berdasarka R3 SNI Persyaratan Perancangan Geoteknik =1,0 . 0,5 = 0,5 g
(2017) disyaratkan kemiringan Soil Nailing berkisar antara 4. Perhitungan beban gempa (kh) : 0,5 x PGAM /g
10˚ sampai 20˚. Untuk panjang Soil Nailing berkisar antara Tahun 2010 = 0,5 x 0,44g/g = 0,22
0,6H sampai 1,2H. Tahun 2017 = 0,5 x 0,5g/g = 0,25
Diagram Alir Penelitian/Tahapan Penelitian Dari hasil perhitungan di atas diperoleh koefisien seismic
Tahapan pada penelitian ini digambarkan dalam horizontal pada tahun 2010 sebesar 0,22 dan pada tahun
bentuk diagram alir seperti terlihat pada gambar. 2017 sebesar 0,25.

Grafik Hasil Perhitungan


1. Tanpa perkuatan
Hasil faktor keamana pada lereng tanpa perkuatan
akan disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 grafiik stabilitas lereng tanpa


perkuatan.
Sumber: Analisis data (2018)

Dari hasil grafik analisis software Slide tanpa perkuatan


pada Gambar 6 dapat analisis apabila menggunakan beban
gempa 2010 diperoleh FS sebesar 1,240, dan pada analisis
menggunakan beban gempa 2017 diperoleh sebesar 1,191.
Dari hasil perhitungan FS menggunakan software Slide
tersebut menunjukkan penurunan hasil FS. Hal ini
diakibatkan karena penambahan nilai Kh yang
Gambar 5 Diagram Alir Penelitian. mengakibatkan bertambahnya momen dorong sehingga FS
Sumber : Analisis data makin kecil.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2. Stabilitas Internal Cabut Tulangan


Perhitungan Koefisien Seismik Horizontal Hasil faktor keamana stabilitas internal cabut
1. Menentukan percepatan tanah puncak yang disesuaikan tulangan akan disajikan pada Gambar 7, Gambar 8,
dengan pengaruh klasifikasi situs FPGA pada tabel 3. Gambar 9.

Tabel 3 Koefisien Situs FPGA

202 Pengaruh Perubahan..../Rani A./hal.200-205


AGREGAT ISSN : 2541 - 0318 [ Online ]
Vol.3, No.1, Mei 2018 ISSN : 2541 - 2884 [ Print ]

3. Stabilitas Internal Putus Tulangan


Hasil faktor keamana stabilitas internal putus
tulangan akan disajikan pada Gambar 10, Gambar 11,
Gambar 12.

Gambar 7 Grafik faktor keamanan terhadap cabut tulangan


untuk Sv = 1 dan L = 0,6
Sumber: Analisis data

Gambar 10 Grafik faktor keamanan terhadap putus


tulangan untuk Sv = 1 dan L = 0,6
Sumber: Analisis data

Gambar 8 Grafik faktor keamanan terhadap cabut tulangan


untuk Sv = 1 dan L = 0,9
Sumber: Analisis data

Gambar 11 Grafik faktor keamanan terhadap putus


tulangan untuk Sv = 1 dan L = 0,9
Sumber: Analisis data

Gambar 9 Grafik faktor keamanan terhadap cabut tulangan


untuk Sv = 1 dan L = 1,2
Sumber: Analisis data

Dari Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10 Grafik hasil


perhitungan hubungan antara nomor perkuatan dan FS Gambar 12 Grafik faktor keamanan terhadap putus
cabut tulangan pada beban gempa 2010 menunjukkan nilai tulangan untuk Sv = 1 dan L =1,2
FS yang lebih besar dibandingkan pada beban gempa. Hal Sumber: Analisis data
ini dikarenakan nilai Ka pada tahun 2010 lebih kecil dari
Ka pada tahun 2017 sehingga nilai FS tiap perkuatan pada Dari Gambar 11, Gambar 12, Gambar 13 Grafik hasil
tahun 2010lebih besar dari FS pada 2017. perhitungan hubungan antara nomor perkuatan dan FS
putus tulangan pada beban gempa 2010 menunjukkan nilai
FS yang lebih besar dibandingkan pada beban gempa. Hal
ini dikarenakan nilai Ka pada tahun 2010 lebih kecil dari

Pengaruh Perubahan..../Rani A./hal.200-205 203


AGREGAT ISSN : 2541 - 0318 [ Online ]
Vol.3, No.1, Mei 2018 ISSN : 2541 - 2884 [ Print ]

Ka pada tahun 2017 sehingga nilai FS tiap perkuatan pada 6. Stabilitas Eksternal Terhadap Keruntuhan Global
tahun 2010lebih besar dari FS pada 2017. Hasil faktor keamana stabilitas eksternal terhadap
kegagalan daya dukung akan disajikan pada Gambar 15.
4. Stabilitas Eksternal Terhadap Geser
Hasil faktor keamana stabilitas eksternal terhadap
geser akan disajikan pada Gambar 13.

Gambar 15 Grafik faktor keamanan Stabilitas Terhadap


Keruntuhan Global untuk Sv = 1
Sumber: Analisis data
Gambar 13 Grafik faktor keamanan Stabilitas Terhadap
Geser untuk Sv = 1 Dari Gambar 16 Grafik hasil perhitungan hubungan antara
Sumber: Analisis data (2018) Kh dan FS keruntuhan global pada beban gempa 2010
menunjukkan nilai FS yang lebih besar dibandingkan pada
Dari Gambar 14 Grafik hasil perhitungan hubungan antara beban gempa 2017 Hal ini diakibatkan karena penambahan
Kh dan FS geser pada beban gempa 2010 menunjukkan nilai Kh yang mengakibatkan bertambahnya momen
nilai FS yang lebih besar dibandingkan pada beban gempa dorong sehingga FS makin kecil. Selain itu, Pada L/H
2017. Hal ini dikarenakan nilai Ka pada tahun 2010 lebih semakin panjang menunjukkan hasil Fs yang lebih besar.
kecil dari Ka pada tahun 2017 sehingga nilai FS tiap Ini dikarenakan apabila L/H semakin panjang maka
perkuatan pada tahun 2010 lebih besar dari FS pada 2017. momen dorong makin meningkat sehingga Fs yang
dihasilkan semakin besar. . Dan apabila sudut (θ) yang di
5. Stabilitas Eksternal Terhadap Kgagalan Daya pakai semakin besar maka FS yang dihasilkan akan
Dukung semakin besar.
Hasil faktor keamana stabilitas eksternal terhadap
kegagalan daya dukung akan disajikan pada Gambar Kesimpulan
14. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Besar FS yang dihasilkan oleh lereng tanpa
perkuatan pada beban gempa 2010 (kh = 0,22) lebih
besar dibandingkan pada beban gempa 2017 (kh =
0,25) baik menggunakan Slide 6.0.
2. Pada perhitungan FS terhadap cabut tulangan
menunjukkan adanya penurunan, lereng dengan
beban gempa 2010 (kh = 0,22) menunjukkan nilai FS
yang lebih besar dibandingkan pada beban gempa
2017 (kh = 0,25) dengan variasi yang sama.
Besarnya penurunan FS cabut tulanga berkisar 8,9%
- 24,6%. Dan pada perhitungan ini juga menunjukkan
apabila sudut perkuatan semakin besar maka FS yang
Gambar 14Grafik faktor keamanan Stabilitas Terhadap
akan dihasilkan akan semakin kecil.
Kegagalan Daya Dukung untuk Sv = 1
3. Pada perhitungan FS terhadap putus tulangan
Sumber: Analisis data
menunjukkan adanya penurunan, lereng dengan
beban gempa 2010 (kh = 0,22) menunjukkan nilai FS
Dari Gambar 15 Grafik hasil perhitungan hubungan antara
yang lebih besar dibandingkan pada beban gempa
Kh dan FS daya dukung pada beban gempa 2010
2017 (kh = 0,25) dengan variasi yang sama.
menunjukkan nilai FS yang lebih besar dibandingkan pada
Besarnya penurunan FS cabut tulanga berkisar 8,9%
beban gempa 2017. Hal ini dikarenakan nilai Ncᴇ, Nqᴇ dan
- 24,6%. Dan pada perhitungan ini juga menunjukkan
Nϒᴇ pada tahun 2010 lebih besar dari Ncᴇ, Nqᴇ dan Nϒᴇ
apabila sudut perkuatan semakin besar maka FS yang
pada tahun 2017 sehingga nilai FS tiap perkuatan pada
akan dihasilkan akan semakin kecil.
tahun 2010 lebih besar dari FS pada 2017.
4. Pada perhitungan FS stabilitas terhadap geser
menunjukkan adanya penurunan, lereng dengan
beban gempa 2010 (kh = 0,22) menunjukkan nilai FS

204 Pengaruh Perubahan..../Rani A./hal.200-205


AGREGAT ISSN : 2541 - 0318 [ Online ]
Vol.3, No.1, Mei 2018 ISSN : 2541 - 2884 [ Print ]

yang lebih besar dibandingkan pada beban gempa a-itu-peta-gempa/) diakses pada tanggal 6
201 (kh = 0,25) dengan variasi yang sama. Besarnya November 2017.
penurunan FS terhadap geser berkisar 9,1% - 13,3%. Maulana, Hamzah. 2017.
5. Pada perhitungan FS stabilitas terhadap kegagalan (https://id.scribd.com/doc/32682570/s-Geoteknik-
daya dukung menunjukkan adanya penurunan, lereng Tutorial-Rocscience-Slide) diakses pada tanggal 8
dengan beban gempa 2010 (kh = 0,22) menunjukkan November 2017.
nilai FS yang lebih besar dibandingkan pada beban Pujianto, Heru. 2017. Analisis Pengaruh Beban Gempa
gempa 2017 (kh = 0,25) dengan variasi yang sama. Terhadap Stabilitas Lereng Di Desa
Besarnya penurunan FS kegagalan daya dukung Sendangmulyo,Tirtomoyo, Wonogiri.
berkisar 10,7% - 11,0%. (http://matriks.sipil.ft.uns.ac.id/index.php/MaTek
6. Pada perhitungan FS stabilitas terhadap keruntuhan Si/article/ view File/716/627) diakses
global menunjukkan adanya penurunan, lereng pada tanggal 11 Desember 2017.
dengan beban gempa 2010 (kh = 0,22) menunjukkan Rajagukguk, Octovian Cherianto Perluhutan. 2014.
nilai FS yang lebih besar dibandingkan pada beban Analisis Kestabilan Lereng Dengan
gempa 201 (kh = 0,25) dengan variasi yang sama. %. Metode Bishop (Studi kasus: Kawasan
Besarnya penurunan FS keruntuhan global berkisar Citraland sta.1000m) Jurnal Sipil Statik,
10,7% - 11,0%. Vol.2, No.3: 139-147.
DARTAR PUSTAKA Rekayasa UNHAS.2011.
BSN. 2017. Rancangan Standart Nasional Indonesia 3 (http://geologirekayasaunhas.blogspot.co.id/2011/
Persyaratan Perancangan Geoteknik. 04/analisis-stabilan-lereng.html) diakses pada
Chasanah, Uswatun. 2012. Analisis Stabilitas Lereng tanggal 5 November 2017.
Dengan Perkuatan Geotekstil
Menggunakan Program Geoslope. Universitas
Sebelas Maret. Semarang.
Das , Braja M. 2009. Shallow Foundations Bearing
Capacity And Settlement. Florida, USA: CRC
Press.
Ebrahimi, Sara. 2011. Extension of Mononobe-okabe
Approach Unstable Slopes. Thesis.
Newark: University of Delawere.
Hanggoro Tri Cahyo A. 2013. Prediksi Kedalaman Dan
Bentuk Bidang Longsoran Pada Leren Jalan
Raya Sekaran Gunungpati Semarang
Berdasarkan Pengujian Sondir(147g.
(http://sipil.ft.uns.ac.id/konteks7/prosiding/147G.
pdf) diakses pada tanggal 11 Desember
2017.
Hanif, Fawwas. 2017. Analisis Perkuatan Soil Nailing
Sebagai Metode Perbaikan Stabilitas
Lereng.
(http://matriks.sipil.ft.uns.ac.id/index.php/MaTek
Si/arti cle/dow nload/754/664) diakses pada
tanggal 10 Desember 2017
Hutama, Dio Alif. 2017. Validasi Grafik Probabilitas
Kestabilan lereng menggunakan Slide 6.0. Jurnal
Agregat. Vol
Isnaniati. 2017. Studi Komparatif Daya Dukung Pondasi
Tiang Dengan Teori Meyerhoff Terhadap Teori
L’Decourt Berdasar Hasil Uji N-SPT Di Surabaya
Timur. Jurnal Agregat. Vol. 2, No. 2: 153-158
Kemantapan lereng. 2012.
(https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/10/
05/kemantapan-lereng/) diakses pada tanggal 5
November 2017.
Kumalasari, Vitriana. 2012. Analisis Stabilitas Lereng
Dengan Perkuatan Soil Nailing Meggunakan
Program Geoslope. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Makmur, Akhmad S.
(https://achmadsya.wordpress.com/2010/04/23/ap

Pengaruh Perubahan..../Rani A./hal.200-205 205

You might also like