Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Antibacterial Activities of Sirih Merah (Piper Crocatum) Leaf Extracts

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Current Biochemistry

Volume 5 (3): 1 - 10, 2018

CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
Homepage: http://biokimia.ipb.ac.id
E-mail: current.biochemistry@gmail.com

Antibacterial Activities of Sirih Merah (Piper crocatum) Leaf Extracts


(Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Merah)
Puspa Julistia Puspita1*, Mega Safithri1, Nirmala Peni Sugiharti1

1
Department of Biochemistry, Bogor Agricultural University, Bogor, 16680, Indonesia

Received : 3 December 2018 ; Accepted: 23 January 2019

*Corresponding author: Puspa Julistia Puspita; Departemen Biokimia, Jl. Agatis Gd. Fapet Lt. 5, Wing 5, Bogor 16680;
Telp/Fax. +62251-8423267; E-mail: puspajulistia@gmail.com

ABSTRACT

Piper crocatum is one of medicinal herbal plants with a large number of benefits. Usually
herbal plants have activity as antibacterial agent. Therefore, the objectives of this research were to
obtain information on antibacterial activities of the leaf extracts of Piper crocatum againts four types
of bacteria, in that Staphylococcus, Bacillus substilis, Escherichia coli, and Pseudomonas aerugino-
sa and then to analyze the phytochemistry of the leaf extracts of Piper crocatum. The leaves of Piper
crocatum were extracted by maceration and reflux using ethanol 30%. The assays of the antibacterial
activities and phytochemistry on the extracts were carried out using the method of Maria Bintang.
Results showed that the yield of the extraction using ethanol by maceration method was 20.8%.
Meanwhile, using the reflux method, the yield was obtained about 26.25%. The phytochemistry anal-
ysis showed that the leaf extracts of Piper crocatum contained alkaloid, steroid and tanin. According
to this study, it was found that the leaf extract of Piper crocatum can be used to inhibit the growth of
B. subtilis and P. aeuruginosa, but can not inhibit the growth of E.coli and S. aureus.

Keywords: antibacterial, maceration, medicinal herbal plant, Piper crocatum, reflux.

ABSTRAK

Piper crocatum adalah tanaman obat herbal dengan sejumlah besar manfaat. Biasanya ta-
naman herbal memiliki fungsi sebagai antibakteri. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan informasi mengenai aktivitas antibakteri dari ekstrak daun sirih merah (Piper croca-
tum) terhadap empat jenis bakteri, yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus substilis, Escherichia coli,
dan Pseudomonas aeruginosa, serta untuk menemukan senyawa fitokimia pada ekstrak daun sirih
merah tersebut. Daun sirih merah diekstraksi dengan metode maserasi dan reflux menggunakan
etanol 30%. Pengukuran aktivitas antibakteri dan fitokimia dilakukan dengan menggunakan metode
Maria Bintang. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rendeman dari ekstrak etanol dengan metode
maserasi sebesar 20.8, sedangkan dengan metode reflux rendeman yang dihasilkan sebesar 26.25%.

1
Puspita et al. - Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper crocatum)

Analisis fitokimia ekstrak daun sirih merah ditemukan memiliki kandungan alkaloid, steroid dan
tanin. Berdasarkan dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa ekstrak daun sirih merah dapat meng-
hambat pertumbuhan B. substilis dan P.aeuruginosa, tetapi tidak dapat menghambat pertumbuhan
dari E.coli dan S. aureus.

Kata kunci : antibakteri, maserasi, Piper crocatum, reflux, tanaman obat herbal.

1. PENDAHULUAN dibandingkan dengan penggunaan bahan sinte-


Indonesia terletak di daerah khatulistiwa tik. Penggunaan bahan sintetik banyak menim-
yang beriklim tropis dengan kelembaban udara bulkan kekhawatiran tentang efek sampingnya
tinggi. Indonesia kaya akan sumber daya alam yang merugikan kesehatan. Berdasarkan kand-
baik itu hayati dan nonhayati. Khusus sumber ungan senyawa dari sirih merah yaitu senyawa
daya alam hayati, Indonesia terkenal sebagai polifenolat, tanaman ini juga dapat berpotensi
negara yang banyak mempunyai berbagai jenis sebagai antibakteri. Pelezar dan Chan (1988)
tumbuhan. melaporkan beberapa kelompok bahan antibak-
Telah banyak dihasilkan berbagai ma- teri adalah fenol, alkohol, halogen, logam berat
cam obat tradisional berbahan dasar tanaman dan detergen (Pelezar 1988). Potensi sirih mer-
obat alami yang disebut dengan jamu. Ramuan ah sebagai antibakteri belum banyak dilakukan,
herbal yang berasal dari tanaman sudah banyak sehingga ini mendorong untuk dilakukannya

terbukti dapat mengobati berbagai penyakit. Ta- penelitian terkait aktivitas antibakteri terhadap

naman sirih merah (Piper crocatum) adalah ta- bakteri Gram negatif dan Gram positif. Selain

naman yang hingga sekarang masih digunakan itu, penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014)

sebagai pelengkap upacara adat seperti di daer- melaporkan bahwa fungi endofit dari sirih merah

ah Yogyakarta (Astuti et al., 2014). Sirih mer- memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri

ah memiliki kandungan senyawa aktif seperti Escherichia coli, Bacillus substilis dan Staph-

flavonoid, alkaloid, tanin, senyawa polifenolat ylococcus aureus (Astuti et al., 2014). Tujuan

dan minyak atsiri (Lestari ABS, 2014; Safithri et penelitian ini adalah mengetahui kandungan fi-

al., 2012). Senyawa aktif yang terkandung oleh tokimia sirih merah dan menguji potensi aktivi-

tanaman sirih merah menyebabkan tanaman tas antibakteri daun sirih merah (Piper croca-

ini memiliki banyak potensi untuk mengobati tum) terhadap 4 jenis bakteri, yaitu Gram positif

berbagai penyakit, diantaranya berpotensi se- (Staphylococcus aureus dan Bacillus substilis)

bagai antioksidan, antihiperglikemia, antikan- dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli dan

ker dengan meningkatkan proliferasi sel kank- Pseudomonas aeruginosa).

er dan juga dapat sebagai antidiabetes (Safithri


dan Fahma, 2008; Alfarabi et al., 2010; Safithri, 2. METODOLOGI

2011). Pembuatan Media Agar Pepton Yeast Gluko-


Pemanfaatan sirih merah sebagai bahan sa (PYG) (Bintang, 1993)
antibakteri alami mempunyai keuntungan kare- Sebanyak 10 gram pepton, 10 gram ek-
na kemungkinan senyawa tersebut lebih aman strak yeast, dan 20 gram glukosa dan 15 gram
2
Curr. Biochem. 2018. 5 (3): 1 - 10

agar dilarutkan dalam 1 L akuades, dengan pH Analisis Fitokimia (Harborne 1987)


yang diukur ± 7.0. Campuran diaduk sambil di- Senyawa yang diidentifikasi adalah sen-
panaskan hingga larut, kemudian dimasukkan yawa alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, trit-
ke dalam tabung reaksi masing-masing seban- erpenoid dan tanin.
yak 20 mL. Media agar kemudian disterilisasi Uji Alkaloid. Sebanyak 0.1 gram ek-
pada suhu 121oC selama 15 menit dan didin- strak daun sirih merah dilarutkan dengan 5 mL
ginkan pada suhu kamar. kloroform dan 3 tetes NH4OH. Fraksi kloroform
dipisahkan dan diasamkan dengan 2 tetes H2SO4
Pembuatan Media NB 2 M. Lapisan atas (asam) diambil, lapisan ini
Media NB digunakan untuk penentuan diteteskan pada lempeng tetes dan ditambahkan
aktivitas antibakteri. Sebanyak 2.5 gram ek- 3 tetes pereaksi Dragendorf, Mayer dan Wagner
strak yeast, 5 gram tripton, dan 2.5 gram NaCl yang akan menimbulkan endapan dengan warna
dilarutkan di dalam 450 mL akuades. Larutan ini berturut-turut merah, jingga, putih dan cokelat.
diukur pHnya pada rentang 7.0 – 7.2 dan kemu- Uji Flavonoid. Sebanyak 0.1 gram ek-
dian ditera masing-masing sebanyak 25 mL dan strak daun sirih merah ditambahkan 5 mL meta-
disterilkan di dalam autoklaf selama 15 menit nol 30%, lalu dipanaskan selama 5 menit. Filtrat
pada suhu 120 C.
o
ditambahkan dengan H2SO4. Warna merah kare-
na penambahan H2SO4 menunjukkan adanya
Ekstraksi (Safithri 2004) flavonoid. Sebagai pembanding digunakan buah
Ekstraksi dilakukan dengan metode pinang.
maserasi yaitu daun sirih merah segar ditimbang Uji Tanin. Sebanyak 0.1 gram ek-
sebanyak 50 gram, kemudian dimaserasi meng- strak daun sirih merah ditambah dengan 5 mL
gunakan pelarut etanol 30% sebanyak 250 mL akuades kemudian dididihkan selama 5 menit.
di atas shaker pada suhu kamar selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan filtrat
Selanjutnya disaring dan filtrat diambil serta si- yang didapat ditambahkan dengan 5 tetes FeCl3
sanya dilakukan ekstraksi lagi dengan volumen 1%. Jika terbentuk warna biru tua atau hijau ke-
yang jernih. Ekstraksi dilakukan sampai pelarut hitaman menunjukkan adanya tanin.
jernih. Hasil yang diperoleh dipekatkan dengan Uji Saponin. Sebanyak 0.1 gram ek-
rotary evaporator (T<60 C). Kemudian didesti-
o
strak daun sirih merah ditambah dengan 5 mL
lasi uap untuk mengeluarkan fraksi volatilnya, akuades lalu dipanaskan 100oC selama 5 menit.
setelah itu didapat fraksi non volatil. Kemudian dikocok selama 5 menit. Busa yang
Ekstraksi dengan cara refluks yaitu ser- terbentuk setinggi tidak kurang dari 1 cm dan
buk daun sirih merah ditimbang sebanyak 20 tetap stabil setelah didiamkan selama 15 menit
gram, kemudian direfluks menggunakan pelar- menunjukkan adanya saponin.
ut etanol sebanyak 100 mL pada suhu 60-70oC. Uji Triterpenoid dan Steroid. Seban-
Filtrat yang diperoleh disaring dan diuapkan yak 0.1 gram ekstrak daun sirih merah ditam-
pelarutnya dengan rotary evaporator pada suhu bahkan 5 mL etanol 30% lalu dipanaskan dan
40oC dan tekanan 60 mmHg. Setelah itu diper- disaring. Filtrat diuapkan, lapisan eter ditambah
oleh ekstrak etanol. dengan pereaksi Lieberman Buchard (3 tetes
3
Puspita et al. - Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper crocatum)

asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pe- 3. HASIL


kat). Terbentuk warna hijau atau biru menunjuk- Rendeman Ekstrak Daun Sirih Merah
kan adanya steroid dan warna merah atau ungu Ekstraksi daun sirih merah dilakukan
menunjukkan adanya senywa triterpenoid. dengan metode maserasi dan refluks dengan
menggunakan pelarut etanol 30% dengan bobot
Uji Aktivitas Antibakteri (Bintang 1993) sampel 50 gram dan 20 gram secara berurutan.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan den- Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa bob-
gan menggunakan ampisilin dengan konsentrasi ot ekstrak pekat lebih besar dihasilkan dengan
0.1 mg/mL sebagai kontrol positif. menggunakan metode maserasi sebesar 10.4
Peremajaan Bakteri Uji. Biakan bak- gram dibandingkan metode refluks yaitu sebe-
teri dibuat di media agar miring yang kemudian sar 5.25 g dengan nilai rendeman secara beruru-
dinkubasi selama 24 jam pada suh 37oC. Isolat tan yaitu 20.8% dan 26.25%. Hasil pada Tabel
bakteri kemudian disimpan pada suhu 4-5oC se- 1 menunjukkan bahwa nilai rendeman yang
belum digunakan. Bakteri yang akan digunakan dihasilkan dari metode refluks lebih besar jika
pada uji aktivitas adalah bakteri yang telah di- dibandingkan dengan metode maserasi.
remajakan di media Nutrient Broth (NB) kemu-
dian diinkubasi dalam inkubator bergoyang se- Senyawa Fitokimia Ekstrak Daun Sirih
lama 24 jam pada suhu 37oC. Merah
Uji Aktivitas Antibakteri. Aktivitas Analisis fitokimia dilakukan untuk men-
antibakteri diuji dengan menggunakan metode getahui kandungan metabolit sekunder pada
sumur. Biakan bakteri diinokulasikan 1 ose suatu tanaman secara kualitatif. Uji fitokimia
pada 10 mL media NB, kemudian diinkubasi yang dilakukan pada ekstrak daun sirih merah
pada inkubator bergoyang pada suhu 37oC sela- dilakukan untuk memastikan senyawa metabo-
ma 18-24 jam. Kemudian nilai OD diukur pada lit sekunder yang berperan sebagai antibakteri,
panjang gelombang 620 nm. Apabila nila OD > Senyawa yang diuji adalah alkaloid, flavonoid,
1 maka biakan yang diambil sebanyak 50 µL, tanin, steroid, triterpenoid, dan saponin. Hasil
bila OD < 1 maka biakan yang diambil 100 µL. yang ditunjukkan pada Tabel 2 menunjukkan
Lalu biakan tersebut disebar di media cawan. bahwa ekstrak daun sirih merah mengandung al-
Kemudian, sebanyak 20 mL media agar PYG kaloid, stroid, dan tanin baik pada ekstrak hasil
dituangkan ke dalam cawan dan digoyang untuk maserasi dan refluks. Selain itu, pada uji alka-
meratakan media ke seluruh permukaan cawan. loid, sampel menunjukkan hasil positif terhadap
Sumur pada agar dibuat dengan diameter 5.5 ketiga pereaksi yang ditunjukkan dengan terben-
mm menggunakan pipet tetes yang telah diasah
ujungnya, kemudian ekstrak sebanyak 50 µL di- Tabel 1. Hasil ekstraksi sirih merah dengan metode
maserasi dan refluks
masukkan ke dalam lubang tersebut, selanjutnya
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Kon- Hasil
Pengujian
sentrasi ekstrak yang digunakan adalah 25, 50, Ekstrak Maserasi Ekstrak Refluks
75, 100 mg/mL. Zona bening yang terbentuk di Bobot ekstrak 10.4 g 5.25 g
Rendemen 20.8% 26.25%
sekeliling lubang diukur sebagai zona hambat.
4
Curr. Biochem. 2018. 5 (3): 1 - 10

Tabel 2. Kandungan senyawa fitokimia ekstrak


daun sirih merah

Senyawa Sampel
Fitokimia Ekstrak etanol Ekstrak etanol
30% (refluks) 30% (maserasi)
Alkaloid + +
Flavonoid - -
Saponin - -
Triterpenoid - -
(a) (b)
Steroid + +
Tanin + +
Ket:
+ = mengandung senyawa uji
- = tidak mengandung senyawa uji

tuknya warna cokelat dengan pereaksi Wagner,


terbentuk endapan putih dengan pereaksi Mayer
dan terbentuk endapan merah dengan pereaksi
(c) (d)
Dragendorf (Gambar tidak ditampilkan).
Gambar 1. Aktivitas antibakteri ekstrak (maserasi) daun sirih
merah (1). 25 mg/mL, (2). 50 mg/mL, (3). 75 mg/mL, (4). 100
Aktivitas Antibakteri mg/mL, (5) Ampisilin 0.1 mg/mL terhadap bakteri uji B.substilis
Bakteri yang diuji aktivitasnya ada- (a), S.aureus (b), E.coli (c), P.aeruginosa (d).

lah bakteri Gram positif, yaitu Staphylococcus


aureus dan Bacillus subtilis dan bakteri Gram
negatif, yaitu Escherichia coli dan Pseudomo-
nas aeruginosa. Uji aktivitas antibakteri dilaku-
kan dengan menggunakan eksktrak yang diper-
oleh dari hasil maserasi dan hasil refluks dengan
menggunakan ampisilin sebagai standar. Aktivi-
tas antibakteri dilihat melalui zona bening yang
(a) (b)
terbentuk di sekitar sumur (Gambar 1 dan 2).
Dari hasil yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan
2 memperlihatkan bahwa semakin besar zona
bening yang terbentuk menunjukkan semakin
besar aktivitas antibakterinya yang juga dipen-
garuhi oleh konsentrasi ekstrak. Hasil yang di-
tunjukkan pada Gambar 1 dan 2 didukung oleh
hasil pada Tabel 3 yang menujukkan bahwa ter- (c) (d)
hadap keempat bakteri uji, ekstrak daun sirih Gambar 2. Aktivitas antibakteri ekstrak (refluks) daun sirih mer-
ah (1). 25 mg/mL, (2). 50 mg/mL, (3). 75 mg/mL, (4). 100 mg/
merah terbukti dapat menghambat pertumbuhan mL, (5) Ampisilin 0.1 mg/mL terhadap bakteri uji B.substilis (a),
bakteri B. subtilis dari ekstrak secara maserasi S.aureus (b), E.coli (c), P.aeruginosa (d).

dan refluks dan menghambat P. aeruginosa dari


5
Puspita et al. - Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper crocatum)

metode maserasi saja. Sedangkan ampisilin 30%, didasarkan pada penelitian yang dilakukan
sebagai kontrol positif terbukti memiliki oleh Marlina (2008) serta Alfarabi (2010) yang
pengaruh terhadap aktivitas keempat bakteri menyatakan bahwa pelarut air dan etanol meng-
uji. Akan tetapi ekstrak daun sirih merah tidak hasilkan senyawa aktif pada ekstrak daun sirih
memiliki aktivitas terhadap bakteri uji S. aureus merah (Marlina, 2008; Alfarabi et al., 2010).
dan E.coli. Selain itu, aturan Depkes 1981, bahwa untuk
Penghambatan pertumbuhan bakteri mengekstrak tanaman obat herbal digunakan
B. substilis dan P. aeruginosa berdasarkan etanol 30% yang paling baik, dan dalam peng-
diameter zona bening yang terbentuk paling baik gunaan aplikasi obat herbal menurut Darusman
pada konsentrasi 100 mg/mL yaitu 1.12-1.32 et al. (2001), pelarut polar seperti etanol sering
mm (B.substilis) dan 1.03 mm (P.aeruginosa), digunakan untuk pembuatan jamu dan obat-
sedangkan zona bening terkecil diameternya obatan fitofarmaka (Darusman et al., 2001).
diperoleh dengan penggunaan 25 mg/mL Dari hasil yang diperoleh pada Ta-
konsentrasi sampel (Tabel 3). bel 1 menunjukkan bahwa nilai rendeman ek-
strak daun sirih merah secara refluks lebih baik
Tabel 3. Aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih
dibandingkan secara maserasi. Hasil yang diper-
merah terhadap bakteri uji
oleh pada penelitian ini lebih tinggi jika diband-
Zona Hambat (mm)
Bakteri Konsentrasi ingkan dengan rendeman ekstrak daun sirih
Uji (mg/mL) Ekstrak Ekstrak Ampisilin
maserasi refluks 0.1 mg/mL merah yang diperoleh pada penelitian Septiani
25 0.89 0.79 1.55
(2017) dengan menggunakan pelarut etanol 70%
B.sub- 50 1.03 0.94
stilis 75 1.09 1.24
yaitu hanya sebesar 10.10% dengan metode
100 1.12 1.32 maserasi (Septiani 2017). Perbedaan nilai ren-
25 - - 1.42 demen menurut Azwanida (2015) dipengaruhi
50 - -
S.aureus oleh jenis pelarut, rasio pelarut terhadap sam-
75 - -
100 - - pel, ukuran partikel sampel, waktu ekstraksi dan
25 - - 1.27 suhu ekstraksi (Azwanida 2015). Semakin kecil
50 - - ukuran partikel sampel maka akan meningkat-
E.coli
75 - - +
kan luas permukaan antara sampel dan pelarut
100 - -
25 0.95 - 1.23 untuk terekstrak sempurna, sehingga akan mem-
P.aerugi- 50 1.02 - - pengaruhi nilai rendemen.
nosa 75 0.95 - -
Senyawa fitokimia merupakan senya-
100 1.03 - -
wa metabolit sekunder yang termasuk dalam
senyawa bioaktif dan mempunyai peranan
4. PEMBAHASAN penting dalam penelitian obat yang dihasilkan
Ekstraksi daun sirih merah menggunakan dari tumbuh-tumbuhan. Pengujian senyawa fi-
dua metode, yaitu maserasi dan refluks. Perbe- tokimia dilakukan secara kualitatif dan perlu
daan keduanya adalah jika maserasi dilakukan dilakukan untuk membuktikan senyawa metab-
dengan teknik perebusan, sedangkan refluks olit sekunder yang berperan sebagai antibakteri.
dengan menggunakan panas (Safithri dan Fah- Prinsip yang digunakan untuk mengekstrak sen-
ma 2008). Pelarut yang digunakan adalah etanol yawa pada tanaman obat adalah like dissolve
6
Curr. Biochem. 2018. 5 (3): 1 - 10

like, artinya sifat kepolaran suatu senyawa akan Senyawa alkaloid juga terdapat pada ek-
menentukan pelarut yang digunakan untuk strak daun sirih merah. Alkaloid adalah senyawa
mengekstrak senyawa tersebut. Berdasarkan yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen
Tabel 2, menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih yang terbentuk dan biasanya terdapat dalam
merah mengandung senyawa alkaloid, steroid bentuk gabungan sebagai bagian dari sistem
dan tanin yang ditunjukkan hasil positif pada uji siklik (Harborne 1987). Senyawa alkaloid dapat
fitokimia dan menunjukkan hasil negatif pada menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif
senyawa flavonoid, saponin dan triterpenoid. dan Gram negatif dengan mendorong terjadinya
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini lisis sel dan perubahan morfologi bakteri (Karou
terkait senyawa fitokimia sedikit berbeda den- 2006; Jouvenaz et al., 1972)
gan penelitian yang dilakukan oleh Safithri dan Tanin juga berpotensi sebagai senyawa
Fahma (2008) serta Weni (2014) yang menya- antibakteri. Tanin adalah senyawa polifenol
takan bahwa ekstrak daun sirih merah mengand- yang dapat larut dalam air, gliserol, metanol,
ung senyawa flavonoid, alkaloid dan tanin pada hidroalkoholik, propilena glikol tetapi tidak
ekstrak kasar 70% etanol (Safithri dan Fahma larut dalam benzena, kloroform, eter, petroleum
2008; Weni 2014). Penelitian ini menggunakan eter dan karbondisulfida (Harborne 1987). Me-
pelarut 30% etanol dan negatif terhadap flavo- kanisme penghambatan senyawa tanin sebagai
noid. Menurut Pelezar dan Chan (1988) senyawa antibakteri dengan cara bereaksi dengan mem-
yang bersifat antimikroba antara lain alkohol, bran sel, inaktivasi enzim-enzim esensial, dan
senyawa fenolik, klor, iodium, dan etilen oksida destruksi atau inaktivasi fungsi material genetik
(Pelezar 1988). Flavonoid, senyawa fenolik, hi- (Brannen LA and PM 1993).
drokuinon dan tanin termasuk golongan senya- Penetuan aktivitas antibakteri dilakukan
wa fenol. Harborne (1987), dalam penelitiannya dengan metode sumur. Metode ini dilakukan
mengatakan bahwa flavonoid adalah senyawa dengan membiarkan sampel meresap ke dalam
yang dapat larut air dan berperan sebagai fak- media bakteri dan dibiarkan selama 18-24 jam
tor pertahanan alam (Harborne 1987). Harborne dalam inkubator pada suhu 37oC. Pengukuran
juga mengungkapkan bahwa etanol 70% lebih zona bening sebagai bentuk dari aktivitas anti-
baik dalam mengekstrak senyawa flavonoid. Se- bakteri dilakukan pada media pepton yeast glu-
hingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi eta- kosa (PYG). Media ini mengandung glukosa
nol 30% tidak cukup baik dalam mengekstrak sebagai sumber karbon dalam jumlah yang ban-
senyawa flavonoid. yak untuk pertumbuhan bakteri.
Hasil analisis pada Tabel 2 menunjuk- Berdasarkan hasil yang ditunjukkan
kan bahwa ekstrak daun sirih merah mengand- pada Gambar 1, 2 dan Tabel 3 dinyatakan bahwa
ung senyawa steroid. Senyawa steroid pada ta- senyawa antibakteri yang ada pada ekstrak daun
naman terdapat pada lapisan malam (lilin) daun sirih merah mampu menghambat pertumbuhan
dan buah yang berfungsi sebagai pelindung dari B.substilis dan P.aeruginosa, tapi tidak mampu
serangga dan mikroba. Steroid menurut Zhu et menghambat bakteri S.aureus dan E.coli. Ber-
al. (2000) dan Varricchio et al. (1967) dapat dasarkan tahapan terlihat adanya perbedaan di-
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif ameter hambatan dari ekstrak etanol. Perbedaan
(Zhu et al., 2001; Varricchio et al., 1967). besar kecil diameter hambatan ini dapat disebab-
7
Puspita et al. - Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
kan adanya perbedaan kecepatan ekstrak berdi- 75 dan 100 mg/mL. Setiap konsentrasi juga
fusi ke medium agar. Faktor lain penyebab per- memberikan aktivitas yang berbeda-beda. Ber-
bedaan diameter hambatan dari ekstrak etanol dasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa aktivitas
tersebut adalah perbedaan konsentrasi senyawa terbesar diperoleh dari konsentrasi ekstrak 100
aktif yang terdapat pada ekstrak tersebut baik mg/mL meskipun aktivitasnya masih dikatakan
ekstrak yang diperoleh secara maserasi maupun lemah yaitu dibawah 5 mm. Semakin tinggi kon-
secara refluks. Prescot (2005), menyatakan bah- sentrasi ekstrak, maka aktivitas penghambatan
wa ukuran dari zona hambat dipengaruhi oleh suatu senyawa akan semakin tinggi, dikare-
kesensitifan dari organisme uji, medium kultur, nakan konsentrasi senyawa aktif yang berperan
kondisi inkubasi, kecepatan difusi dari senyawa sebagai antibakteri juga mengalami peningka-
antibakteri dan konsentrasi senyawa antibakteri tan atau semakin besar. Hal ini sesuai dengan
(Prescott 2005). pernyataan Hartman (1968) yang menyatakan
Senyawa antibakteri yang kemungkinan bahwa diameter zona hambat sebanding dengan
berperan adalah alkaloid, steroid dan tannin konsentrasi (Hartman, 1968).
dengan mekanisme yang berbeda-beda. Alka- Gambar 1 dan 2 menunjukkan perbe-
loid menghambat aktivitas antibakteri melalui daan aktivitas ekstrak secara maserasi dan se-
lisis sel (Karou 2006), sedangkan tannin dengan cara refluks. Gambar 1 menunjukkan bahwa
membentuk interaksi dengan membran sel bak- ekstrak daun sirih merah dapat menghambat
teri, inaktivasi enzim yang berperan pada regen- pertumbuhan bakteri P.aeruginosa dan B.substi-
erasi bakteri dan destruksi atau inaktivasi fungsi lis. Berdasarkan zona yang terbentuk, aktivitas
material genetik bakteri (Brannen LA and PM penghambatan ekstrak maserasi lebih efektif
1993). dalam menghambat bakteri Gram positif yaitu
Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bah- B.substilis. Sedangkan pada Gambar 2 ekstrak
wa ekstrak secara maserasi dan refluks memi- refluks daun sirih merah hanya memiliki ak-
liki aktivitas penghambatan yang berbeda pada tivitas penghambatan hanya terhadap bakteri
keempat jenis bakteri. Ekstrak daun sirih merah P.aeruginosa. Sehingga dapat dikatakan bahwa
secara maserasi menghasilkan aktivitas yang ekstrak refluks juga efektif dalam menghambat
lebih rendah dibandingkan ekstrak secara re- bakteri Gram positif.
fluks dlihat dari zona hambat yang terbentuk Berdasarkan besarnya diamter zona
pada bakteri B.substilis, akan tetapi ekstrak hambat antara B.substilis dan P.aeruginosa
secara refluks tidak memiliki aktivitas peng- disebabkan karena perbedaan struktur mem-
hambatan terhadap bakteri P.aeruginosa seperti bran sel pada kedua jenis bakteri ini. B.substilis
yang dimiliki oleh ekstrak secara maserasi. Hal merupakan bakteri Gram positif yang memili-
ini diduga adanya mekanisme yang spesifik dari ki struktur membran relatif sederhana sehingga
bakteri Gram negatif dan Gram positif dalam memudahkan senyawa aktif untuk masuk dan
menghadapi kondisi tekanan serta dalam mem- menginfeksi sel bakteri. Sedangkan pada bak-
pertahankan kelangsungan hidupnya. teri Gram negatif, struktur membrannya tebal
Konsentrasi senyawa antibakteri yang dan berlapis-lapis, terdiri dari lipoprotein, lipo-
diberikan berbeda-beda dari konsentasi 25, 50, polisakarida, dan peptidoglikan (Pelezar 1988).

8
Curr. Biochem. 2018. 5 (3): 1 - 10
Membran terluar bakteri Gram negatif dapat 6. DAFTAR PUSTAKA
menghalangi penembusan senyawa antibakteri Alfarabi, M., Bintang, M., Suryani &Safithri, M.
(Siswandono 1995). Kondisi ini menyebabkan 2010. The Comparative Ability of Antiox-
idant Activity of Piper crocatum in Inhibit-
sulitnya senyawa antibakteri untuk dapat masuk
ing Fatty Acid Oxidation and Free Radical
ke dalam sel. Scavenging. HAYATI Journal of Biosciences
Kekuatan senyawa antibakteri ekstrak 17(4): 201-204.
daun sirih merah berdarkan hasil yang ditunjuk- Astuti, P., Wahyono &Nababan, O. A. 2014. Antimi-
kan pada Tabel 3 tergolong lemah, karena diam- crobial and cytotoxic activities of endophyt-
ic fungi isolated from Piper crocatum Ruiz
eter zona yang terbentuk < 5 mm baik ekstrak
& Pav. Asian Pacific Journal of Tropical
maupun standar ampisilin 0.1 mg/mL. Menurut Biomedicine 4: S592-S596.
Suryawiria (1978), berdasarkan metode Davis Azwanida, N. 2015. A review on the extraction
Stout, suatu ekstrak dikatakan sangat kuat apa- methods use in medicinal plants, principle,
bila daerah hambat 20 mm atau lebih, dikatakan strength, and limitation. Medicinal and Aro-
matic Plants 4: 196.
kuat apabila daerah hambat 10 – 20 mm, dika-
Bintang, M. 1993.Studi antimikroba dari Strepto-
takan sedang apabila daerah hambat 5 – 10 mm
coccus lactis BCC2259. Vol. DoctorBand-
dan dikatakan lemah apabila daerah hambat < ung: Institut Teknologi Bandung.
5 mm (Suryawiria 1978). Penggunaan ampisi-
Brannen LA &PM, D. 1993. Antimicrobials in
lin sebagai standar sesuai dengan pernyataan Foods. New York: Marcel Dekker.
Siswandono dan Soekarjo (1995) bahwa ampis- Darusman LK, Rohaeti E &Sulistiyani. 2001.Kaji-
ilin memiliki spektrum luas, yaitu dapat meng- an senyawa golongan flavonoid asal tana-
hambat pertumbuhan bakteri Gram negatif dan man bangle sebagai senyawa peluruh lemak
melalui aktivitas lipase Vol. Laporan Peneli-
Gram positif (Siswandono 1995). tian Bogor: Pusat Studi Biofarmaka Lemba-
Dari hasil yang diperoleh pada peneli- ga Penelitian, IPB.
tian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Harborne, H. 1987. Metode Fitokimia. Bandung:
sirih merah dengan menggunakan pelarut etanol ITB.
30% menghasilkan rendeman 26.25% dengan Hartman, P. 1968. Miniaturized Microbiological
kandungan fitokimia yaitu berupa alkaloid, ste- Methods. New York: Academic Pr.
roid dan tanin. Ekstrak daun sirih merah (Piper Jouvenaz, D. P., Blum, M. S. &MacConnell, J. G.
crocatum) terbukti dapat menghambat pertum- 1972. Antibacterial activity of venom alka-
loids from the imported fire ant, Solenopsis
buhan bakteri B.substilis dan P.aeruginosa teta- invicta Buren. Antimicrobial agents and che-
pi aktivitasnya lemah baik pada ekstrak maupun motherapy 2(4): 291-293.
pada standar ampisilin yang ditunjukkan dengan Karou D, A. S., Antonella C, Saydou Y, Carla M,
zona hambat < 5mm. Jacques S, Vittorio C, Alfred ST. 2006. Anti-
bacterial activity of alkaloids from Sida acu-
ta. African Journal of Biotechnology 5(2):
5. UCAPAN TERIMA KASIH 195-299.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan
Lestari ABS, D. Y. 2014. Aktivitas antioksidan ek-
kepada Dr. Mega Safithri, M.Si atas dorongan strak daun sirih merah (Piper crocatum) hasil
dan bimbingannya, serta semua pihak yang optimasi pelarut etanol-air. Ilmu Kefarma-
sian Indonesia 12(1): 75-79.
membantu dalam penelitian ini.

9
Puspita et al. - Antibakteri Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
Marlina, P. 2008.Konsentrasi flavonoid dan lethal terpenes and Steroids from Cremanthodium dis-
concentration 50 (LC50) ekstrak daun sirih coideum. Australian Journal of Chemistry
merah (Piper crocatum). In Biokimia, Vol. 53(10): 831-834.
SarjanaBogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Pelezar MJ, C. E. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Jakarta: UI Pr.
Prescott, L. 2005. Microbiology. New York: Mc.
Grow-Hill.
Safithri, M. 2004. Aktivitas antibakteri bawang pu-
tih (Allium sativum) terhadap bakteri masti-
tis subklinis secara in vitro dan in vivo pada
ambing tikus putih (Rattus novergicus). In
Kimia, Vol. Graduate Bogor: Sekolah Pas-
casarjana, IPB.
Safithri, M. 2011. Mekanisme antihiperglikemik
minuman fungsional campuran sirih merah
(Piper crocatum) dan kayu manis (Cinnamo-
mum burmannii Blume). Vol. Doctor Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Safithri, M, Fahma, F. 2008. Potency of Piper cro-
catum Decoction as an Antihiperglycemia in
Rat Strain Sprague dawley. HAYATI Journal
of Biosciences 15(1): 45-48.
Safithri, M., Yasni, S., Bintang, M. &Setiadi Ran-
ti, A. 2012. Toxicity Study of Antidiabetics
Functional Drink of Piper crocatum and Cin-
namomum burmannii.
Septiani, R. 2017. Ekstrak dan fraksi daun sirih
merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) se-
bagai antioksidan dengan metode 2,2-dife-
nil-1-pikrilhidrazil. In Biokimia, Vol. Sarja-
na Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Siswandono, S. B. 1995. Kimia Medisinal. Suraba-
ya: Airlangga Universitas Pr.
Suryawiria, U. 1978. Mikroba Lingkungan. Band-
ung: ITB Pr.
Varricchio, F., Dorrenbos, N. J. &Stevens, A. 1967.
Effect of azasteroids on gram-positive bacte-
ria. Journal of bacteriology 93(2): 627-635.
Weni, M. 2014. Aktivitas penghambatan ekstrak
sirih merah (Piper crocatum) terhadap pem-
bentukan malondialdehida (MDA) dan en-
zim tirosinase In Biokimia, Vol. Bachelor-
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Zhu, Y., Zhu, Q. X. &Jia, Z. J. 2001. Epoxide Sesqui-

10

You might also like