Jurnal DM
Jurnal DM
Jurnal DM
Abstrak
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat global
dengan prevalensi dan insidensi gagal ginjal yang meningkat. Sekitar 1 dari 10
populasi global mengalami gagal ginjal kronis pada stadium tertentu. Terdapat
beberapa faktor risiko yang diduga dapat meningkatkan kejadian CKD, salah
satunya adalah Diabates Mellitus (DM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian CKD di Rumah Sakit Panti
Nirmala kota Malang. Desain penelitian adalah case control. Sampel berjumlah 286
responden, terdiri dari 143 kelompok kasus dan 143 kelompok kontrol. Analisis data
menggunakan regresi logistik. Pada kelompok CKD, persentase responden dengan
DM sebesar 39,5% sedangkan pada kelompok yang tidak menderita CKD,
persentase responden dengan DM sebesar 23,1%. Diketahui bahwa setelah dikontrol
jenis kelamin dan usia, pada responden yang hipertensi atau memiliki riwayat
hipertensi, DM memiliki peluang 15,9 kali lebih tinggi untuk terjadi CKD
dibandingkan responden yang tidak DM. Direkomendasikan kepada masyarakat
untuk melakukan cek kesehatan secara berkala dan mengubah gaya hidup dengan
melakukan diet makanan sehat guna mengontrol kadar gula di dalam darah.
Kata kunci: Chronic kidney disease; Diabetes mellitus; Hipertensi
121
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
122
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
pada tahun 2011 tercatat 22.304 dengan berdasarkan pemeriksaan darah pada
68,8% kasus baru dan pada tahun 2012 penduduk umur ≥ 15 tahun mengalami
meningkat menjadi 28,782 dengan 68,1% peningkatan dari 6,9% pada tahun 2013,
kasus baru. Berdasarkan data Riskesdas menjadi 8,5% pada tahun 2018.1 Prevalensi
tahun 2018, prevalensi gagal ginjal kronis Penyakit gagal ginjal kronis meningkat
mengalami peningkatan dari 2,0% pada seiring meningkat nya kejadian penyakit
tahun 2013 dan meningkat menjadi 3,8% diabetes mellitus. Melihat angka kejadian
pada tahun 2018. Laporan Indonesian Renal yang cenderung mengalami peningkatan ini,
Registry (IRR) menunjukkan 82,4% pasien maka penting untuk mengetahui faktor risiko
gagal ginjal kronis di Indonesia menjalani dari penyakit ginjal kronis khususnya
hemodialisis pada tahun 2014 dan jumlah diabetes mellitus, sehingga nantinya dapat
pasien hemodialisis mengalami peningkatan dilakukan pencegahan dengan menghindari
dari tahun sebelumnya. faktor risiko atau pengendalian faktor risiko
Penyakit ginjal kronis sebenarnya tersebut.
bisa dicegah dan ditanggulangi jika diketahui Jumlah penderita CKD di Kota
lebih awal. Upaya pencegahan yang dapat Malang saat ini diprediksi mencapai lebih
dilakukan adalah dengan mewaspadai faktor dari 2.500 orang, dan diperkirakan angka ini
risiko terjadinya gagal ginjal kronis.4 Laporan akan terus meningkat seiring semakin
IRR mencatat bahwa salah satu faktor risiko tingginya angka kasus diabetes mellitus.
penyakit ginjal kronis pada pasien yang Penanganan pada pasien CKD dapat
menjalani hemodialisis adalah diabetes diberikan di unit hemodialisis Rumah sakit
melitus (27%). Diabetes mellitus (DM) yang memiliki kapasitas dan unit pelayanan
merupakan salah satu ancaman kesehatan cuci darah. Salah satu Rumah sakit yang ada
manusia. Penyakit ini tidak menular, tetapi di Malang dan menangani pasien CKD
jumlah penderitanya akan terus meningkat di adalah Rumah Sakit Panti Nirmala. Rumah
masa mendatang. Berbagai penelitian Sakit Panti Nirmala merupakan salah satu
epidemiologi menunjukkan bahwa adanya rumah sakit swasta di Kota Malang.
kecenderungan peningkatan angka insidensi Berdasarkan Data Rekam Medis yang ada,
dan prevalensi DM di berbagai penjuru CKD Masuk ke dalam 10 Besar Penyakit
dunia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan terbanyak yang ditangani di Rumah Sakit ini.
Dasar tahun 2018, prevalensi DM Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
123
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
124
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
penelitian ini adalah Diabetes Mellitus (X1), tubuh akan dilakukan pembersihan data
yang diklasifikasikan menjadi Pasien dengan terlebih dahulu untuk mengeluarkan variabel-
Diabetes Mellitus dan Pasien tidak dengan variabel yang tidak diperlukan. Selanjutnya
Diabetes Mellitus. Variabel kovariat dalam akan dilakukan pengkodean (coding) untuk
penelitian ini adalah usia yang menentukan data dalam tiap kategori sesuai
diklasifikasikan menjadi usia <60 tahun dan dengan definisi operasional dan hasil ukur
≥60 Tahun, jenis kelamin yang yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah
diklasifikasikan menjadi laki-laki dan semua variabel dilakukan coding, maka
perempuan, Pendidikan yang di selanjutnya dilakukan entry data ke
klasifikasikan menjadi pendidikan rendah, komputer. Data yang diperoleh dianalisis
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, secara statistik dengan analisis univariat
pekerjaan yang diklasifikasikan menjadi untuk menjelaskan distribusi frekuensi,
bekerja dan tidak bekerja, tempat tinggal analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi
yang diklasifikasikan menjadi perkotaan dan Square dan analisis multivariat menggunakan
pedesaan, riwayat keluarga chronic kidney regresi logistik ganda dengan model faktor
disease yang diklasifikasikan menjadi ada risiko. Sebelum penelitian ini ditinjau dan
riwayat dan tidak ada riwayat, status telah mendapatkan persetujuan dari Komite
merokok yang diklasifikasikan menjadi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas
merokok dan tidak merokok, Hipertensi yang Kedokteran Universitas Brawijaya, Ethical
diklasifikasikan menjadi hipertensi dan tidak Clearance Nomor 74/EC/KEPK/03/2020.
hipertensi, dan Indeks Massa Tubuh yang
HASIL
diklasifikasikan menjadi obesitas dan tidak Penelitian ini melibatkan 286
obesitas. responden (143 kasus dan 143 kontrol) yang
Data Pasien yang telah didapatkan dianalisis. Hasil analisis univariat
dari Dokumen Rekam Medik Rumah Sakit menggambarkan distribusi responden
Panti Nirmala yaitu berupa data mengenai berdasarkan variabel independen (diabetes
chronic kidney disease, diabetes mellitus, mellitus) dan tujuh variabel kovariat dalam
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungannya dengan kejadian CKD seperti
tempat tinggal, riwayat keluarga chronic pada tabel 1.
kidney disease, status merokok, hipertensi Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
atau riwayat hipertensi, dan indekss massa bahwa proporsi responden dengan diabetes
125
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
mellitus lebih besar pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol sebesar
sebesar 39,5% jika dibandingkan pada 18,9%. Proporsi responden yang memiliki
kelompok kontrol sebesar 23,1%. kebiasaan merokok lebih besar pada
126
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
Responden yang berusia ≥60 tahun memiliki yang tidak memiliki kebiasaan konsumsi
odds untuk menderita CKD sebesar 4,3 kali alkohol.
(CI 95%; 2,5-7,3) dibandingkan responden Sebelum dilakukan analisis
yang berusia <60 tahun. Responden dengan multivariabel, terlebih dahulu melakukan uji
riwayat keluarga CKD memiliki odds untuk stratifikasi untuk mengetahui pengaruh suatu
menderita CKD sebesar 1,5 kali (CI 95%; variabel kontrol terhadap variabel utama
0,9-2,6) dibandingkan responden yang tidak yaitu diabetes mellitus dan CKD seperti pada
memiliki riwayat keluarga dengan CKD. tabel 2. Tabel 2 menunjukkan hasil analisis
Responden dengan hipertensi memiliki odds startifikasi 7 variabel kontrol yang
untuk menderita CKD 0,4 kali (CI 95%; 0,2- diperkirakan berpengaruh terhadap hubungan
0,8) dibandingkan responden yang tidak diabetes mellitus dengan CKD.
memiliki hipertensi. Responden dengan Berdasarkan hasil analisis stratifikasi
obesitas memiliki odds untuk menderita diketahui bahwa terdapat satu variabel yang
CKD sebesar 1,6 kali (CI 95%; 0,9-2,8) terbukti mengadakan interaksi yaitu
dibandingkan responden yang tidak obesitas. hipertensi (test homogeinity p<0,05).
Responden yang merokok memiliki odds Selanjutnya, melakukan analisis
untuk menderita CKD sebesar 1,6 kali (CI multivariabel. Analisis multivariabel pada
95%; 0,9-2,8) dibandingkan responden yang penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi
tidak memiliki kebiasaan merokok. secara valid hubungan diabetes mellitus
Responden yang merokok memiliki dengan kejadian CKD dengan mengontrol
kebiasaan mengonsumsi alkohol memiliki variabel jenis kelamin, usia, riwayat keluarga
odds untuk menderita CKD sebesar 4,0 kali CKD, hipertensi, obesitas, kebiasaan
(CI 95%; 2,0-7,6) dibandingkan responden merokok, dan kebiasaan mengonsumsi
127
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
128
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
hiperfiltrasi, produk akhir glikosilasi, dan penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR).
spesies oksigen reaktif.8 Albuminuria dianggap sebagai kondisi aktif
Kelainan ginjal akibat dari penyakit dan merugikan dalam proses perkembangan
diabates mellitus ini lebih dikenal dengan CKD. Perkembangan mikroalbuminuria
nama Diabetic Kidney Disease yang sering disertai dengan penurunan GFR dan
sesungguhnya merupakan komplikasi bahkan dapat berkembang menjadi penyakit
mikrovaskular kronis pembuluh darah kapiler ginjal stadium akhir.11
ginjal pada penderita diabetes mellitus. Salah Selain diabetes mellitus, Risiko DM
satu penyebab utama terjadinya penyakit dengan CKD juga akan semakin diperberat
ginjal kronis adalah nefropati diabetik akibat apabila seseorang tersebut memiliki lebih
dari penyakit diabetes mellitus yang tidak dari 1 faktor risiko, salah satunya adalah
terkontrol. Nefropati diabetik merupakan hipertensi. Hipertensi sering ditemukan pada
penyebab utama CKD pada diabetes. Namun pasien dengan CKD, prevalensinya berkisar
penderita diabetes juga dapat mengalami antara 60%-90%. Hipertensi dikatakan ikut
CKD dari berbagai penyebab lain, seperti berperan dalam perkembangan CKD.
hipertensi nefrosklerosis atau nefropati Apabila terjadi peningkatan rata-rata tekanan
iskemik dari perubahan aterosklerotik darah sebesar 10 mmHg maka risiko CKD
menjadi arteri ginjal kecil dan besar.9 meningkat sebesar 15%.10 Pada pasien
Penelitian yang dilakukan oleh hipertensi, tekanan arteri sistemik yang
Radica ZA et al (2017) menunjukkan bahwa meningkat secara kronis dapat menyebabkan
terdapat dua faktor risiko utama dari penyakit remodeling arteriol aferen dan menyebabkan
CKD yaitu Diabetes dan hipertensi. Diabetes kemampuannya dalam berkonstriksi dan
dikatakan memberikan efek jangka panjang dilatasi berkurang. Seiring waktu,
berupa kerusakan permanen dan dapat peningkatan tekanan arteri sistemik yang
memberikan keuntungan terhadap ditransmisikan ke ginjal mengakibatkan
perkembangan CKD. Tanda klinis utama hipertensi glomerulus dan nefrosklerosis,
pada pasien CKD dengan DM adalah sehingga dapat menyebabkan hilangnya
albuminuria. Tahap klinis awal dari Diabetes fungsi ginjal secara progresif.12
Chronic Kidney adalah dimulai dari adanya Pada kelompok kasus, proporsi
hiperfiltrasi glomerulus awal, diikuti dengan responden berjenis kelamin laki-laki sebesar
perkembangan mikroalbuminuria, hingga 67,8%. Pada kelompok kontrol, proporsi
129
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
130
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
131
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
ginjal.18 Hasil ini mungkin berbeda karena dibandingkan responden yang tidak DM
disebabkan oleh adanya bias informasi. (95% CI 0,5–4,1).
Selain itu, adanya faktor lain yang lebih
berkontribusi pada kejadian CKD juga bisa UCAPAN TERIMA KASIH
menyebabkan adanya perbedaan dalam hasil Penulis mengucapkan terima kasih
penelitian, dimana faktor risiko konsumsi kepada Hibah Eksternal PDP 2020 yang
alkohol bukanlah merupakan faktor tunggal didanai oleh Kementerian Riset dan
yang akan memberikan pengaruh terhadap Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional
kejadian CKD. Republik Indonesia (Kemenristek/BRIN) atas
pendanaan karya ini dan RS Panti Nirmala,
KESIMPULAN Malang atas penggunaan data
Berdasarkan hasil dan pembahasan
REFERENCES
penelitian tentang DM dengan kejadian
1. Kementerian Kesehatan RI. (2019).
CKD, maka dapat disimpulkan sebagai Hasil Utama RISKESDAS 2018. Badan
Penelitan dan Pengembamngan
berikut:
Kesehatan: Jakarta 2.
1. Pada kelompok CKD, persentase 2. Kementerian Kesehatan RI. (2017).
Situasi Penyakit Ginjal Korinis. Pusat
responden dengan DM sebesar 39,5%,
Data dan Informasi Kementerian
sedangkan pada kelompok yang tidak Kesehatan RI: Jakarta
3. Hill, N., L Oke, J., A. Hirst, J., O’
menderita CKD, persentase responden
Callaghan, C. A. Lasserson, D., Richard
dengan DM sebesar 23,1%. Hobbs, F., et al. 2016 Global Prevalence
Of Chronic Kidney Disease – A Systemic
2. Hubungan DM dengan kejadian CKD
Review and Meta-Analysis.
berbeda menurut status hipertensi. 4. Delima, Tjitra E, Tana L, Halim FS,
Ghani L, Siswoyo H, et al. Risk Factors
Setelah dikontrol jenis kelamin dan usia,
for Chronic Kidney Disease: A Case
pada responden yang hipertensi, DM Control Study in Four Hospitals in
Jakarta in 2014. Buletin Penelitian
memiliki peluang 15,9 kali lebih tinggi
Kesehatan. 2017 Mar; Vol 45, No.1:17-
untuk terjadi CKD dibandingkan 26.
5. Stojceva TO., Eftimovska ON., Taneva
responden yang tidak DM (95% CI; 4,4–
B. 2016. Prevalence of Diabetes Mellitus
57,4), sedangkan pada responden yang in Patients with Chronic Kidney Disease.
Macedonian Journal of Medical Science.
tidak hipertensi, DM memiliki peluang
Vol 4(1): 79-82.
1,5 kali lebih tinggi untuk terjadi CKD https://dx.doi.org/10.3889/oamjms.2016.
019
6. Hahr, A. J., & Molitch, M. E. 2015.
132
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2020 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v6i2
133