Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Uno R3 Dengan Tampilan LCD: Pengaturan Kecepatan Putaran Motor DC Menggunakan Arduino

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN

MOTOR DC MENGGUNAKAN ARDUINO


UNO R3 DENGAN TAMPILAN LCD
Abdullah Basalamah1, Bayu Adrian2, Fardi Abdul Salam
1.2Staf Pengajar, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia, Jln. Urip Sumoharjo 90231 INDONESIA

ABSTRACT

The development of semiconductor technology is currently very rapid, especially in the field of power generation. In
many power systems using electronic components that are generally used in a series of motor settings. The use of diodes,
transistors and Silicon Controlled Rectifiers (SCRs) for motor control brings several advantages, such as fine (continuous)
regulation, and very little power loss and fairly simple maintenance. This research aims to make it easier for us to regulate and
measure DC motors, specifically to determine the rotation speed of more modern DC motors. In the design of tools, there are
several parts namely the SCR function as a switch, while the Hardware (hardware) and software (software). The hardware
also consists of several parts, namely the tool frame, Arduino Module, LCD and a pair of infrared shooters in the form of
Infrared LEDs and a pair of sensor circuits as infrared receivers in the form of phototransistors and Regulator circuits. The
software consists of a programming language that is the C programming language to run the Arduino module. The test results
on this tool are determined based on the duty cycle because the duty cycle is directly proportional to the voltage while the
results of the sensor and Techometer readings are specifically for the rotation of the DC Motor. If the duty cycle is 60%, the
output voltage generated on the DC motor will be 16 Volts accompanied by a rotation of 580 Rpm for the techometer, while the
rotation result of the sensor is 562 Rpm so that this value will be processed by Arduino then displayed on the LCD in the form
of Rpm.

Keyword : Phototarnsistor, LCD, Arduino, SCR, DC motor rotation speed

ABSTRAK

Perkembangan teknologi semikonduktor saat ini sangat pesat khususnya dibidang pembangkit. Pada sistem tenaga
listrik banyak menggunakan komponen–komponen elektronika yang umumnya digunakan dalam rangkaian pengaturan
motor. Penggunaan Dioda, Transistor dan Silicon Controlled Rectifier (SCR) untuk pengaturan motor membawa beberapa
keuntungan, seperti pengaturan yang halus (kontinu), dan kerugian daya sangat lebih kecil serta pemeliharaan cukup
sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk lebih mempermudah kami dalam mengatur dan mengukur motor DC, khususnya
untuk menentukan kecepatan putaran motor DC yang lebih modern.
Pada perancangan alat, terdapat beberapa bagian yakni SCR befungsi sebagai saklar, sedangkan Hardware (
perangkat keras ) dan software ( perangkat lunak ). Pada perangkat keras juga terdiri beberapa bagian yakni kerangka alat,
Modul Arduino, LCD dan sepasang penembak inframerah yang berupa led Inframerah dan sepasang rangkaian sensor
sebagai penerima inframerah berupa phototransistor serta rangkaian Regulator. Adapun pada perangkat lunaknya terdiri
dari dari bahasa pemrograman yakni bahasa program C untuk menjalankan modul Arduino.
Hasil pengujian pada alat ini ditentukan berdasarkan duty cycle karena duty cycle berbanding lurus dengan
tegangan sedangkan hasil dari pembacaan sensor dan Techometer ini khususnya untuk putaran Motor DC. Apabila duty
cycle bertamba 60% maka keluaran tegangan yang dihasilkan pada motor DC akan bertamba 16 Volt disertai dengan
putarannya 580 Rpm untuk techometer, sedangkan Hasil putaran dari sensor 562 Rpm sehingga nilai ini nantinya akan
diproses oleh Arduino kemudian ditampilkan di LCD dalam bentuk Rpm.

Kata kunci : phototarnsistor, LCD, arduino,SCR, kecepatan putaran motor DC

I. PENDAHULUAN dan kerugian daya sangat lebih kecil serta


Teknologi semikonduktor saat ini sangat pesat pemeliharaan cukup sederhana. (Zuhal, 1991).
khususnya dibidang pembangkit. Pada sistem tenaga Kecepatan putaran motor DC ditentukan oleh besar
listrik banyak menggunakan komponen-komponen tegangan. Semakin tinggi tegangannya, semakin cepat
elektronika yang umumnya digunakan dalam putarannya. Namun, tegangan yang diberikan motor
rangkaian pengaturan motor. Penggunaan Dioda, DC ada batasnya. Untuk mengatasi permasalahan ini
Transistor dan Silicon Controlled Rectifier (SCR) diperlukan silicon controlled rectifier (SCR) yang
untuk pengaturan motor membawa beberapa digunakan untuk mengatur tegangan yang diberikan
keuntungan, seperti pengaturan yang halus (kontinu), pada motor DC. Pengontrolan dilakukan melalui salah

33
satu pin Pulsa Width Modulation (PWM) yang D. Karakteristik motor arus searah
terdapat di arduino uno. (Abdul kadir. 2012). Seperti halnya generator arus searah, macam-macam
hubungan motor arus searah ditinjau dari hubungan
II. TINJAUAN PUSTAKA kumparan medan terhadap kumparan jangkar, terdapat
A. Motor Arus Searah (Motor DC) 4 macam, yaitu motor dc penguat terpisah, seri, shunt
Motor arus searah adalah sebuah motor yang dapat dan kompon. karakteristik motor arus searah yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. terpenting adalah:
Energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. 1. Karakteristik Putaran : n = f (𝐼𝑎 ), V, 𝐼𝑛 konstan
Motor DC yang dapat digunakan untuk memberikan 2. Karakteritik Momen :M= f( 𝐼𝑎 ), V, 𝐼𝑛 konstan
putaran pada input energi mekanik, motor arus searah 3. Karakteristik Mekanis : M= f( 𝑀) V, 𝐼𝑛 konstan
punya magnet permanen yang memberikan medan E. Pengaturan motor arus searah.
magnet yang tetap. Seperti telah dibahas pada bagian terdahulu
Armatur dari motor yang berputar disimpan dalam karakteristik putaran pada motor arus searah ialah
medan magnet, Armatur ini terdiri dari beberapa dapat dikendalikannya motor tersebut dengan
kumparan yang dililitkan pada inti besi dan di mengatur tegangan terminal ( 𝑉𝑇 ).
rangkaikan dengan sebuah komutator. Sewaktu arus
lewat kumparan armatur, maka motor tersebut akan 𝑉𝑇 −𝐼𝑎 𝑅𝑎
n= ……………………………………(1
berputar. Sedankan arus yang lewat komutator diambil 𝐶∅

dari sikat. (Paul Fay, 1980). Untuk jelasnya dapat


dilihat pada gambar 1 berikut ; Hubungan antara putaran dengan tegangan adalah
linier, sedangkan karakteristik kopel terhadap putaran
sesuai dengan keadaan beban yang membutuhkan
I kopel mula besar. Dengan demikian putaran dan kopel
dapat dikendalikan secara baik dengan mengatur
M V terminal 𝑉𝑇 .
Pengaturan tegangan motor arus searah selama ini
dilakukan dengan cara word- leonard atau dengan
memasang tangga tahanan secara seri dengan
kumparan jangkar untuk mengurangi tegangan masuk
Gbr 1. Simbol diagram Motor DC. motor. Jelas semua kurang efisien akan tetapi dengan
menggunakan penyearah berpengaturan kisi seperti
B. Jenis Motor Arus Searah. Thyristor, pengaturan dapat dilakukan lebih
Adapun beberapa jenis motor arus searah yaitu: sempurna.(Zuhal, 1991).
a. Motor DC dengan penguatan luar dan Motor DC
Shunt. Dikelompokkan satu karena adanya F. Silicon Controlled Rectifier (SCR)
persamaan sifat. Silicon Controlled Rectifier (SCR) adalah piranti dari
b. Motor DC Seri. kelompok thyristor yamg dibuat dari dua dioda PN
c. Motor DC Compound ada juga disebut dengan dengan tiga pertemuan (peralihan). SCR akan
Compound ikut atau Compound lawan dan shunt menghantar kalau kepada pintu diberikan denyut
pendek atau shunt panjang. Motor Compound ini tegangan atau denyut arus kearah pertemuan yang
biasa disebut juga dengan motor majemuk.(Abdul sedang mendapat panjaran maju (ke arah katoda)
Kadir. 1978). kejadian ini disebut menyulut. Penyulutan dengan
denyut tegangan 4 Volt membangkitkan denyut arus
pintu catoda dan anoda 10 hingga 50 mA. Kalau sekali
C. Rugi rugi daya dan efisiensi dalam Mesin DC. SCR sudah tersulut maka mengalirlah arus yang
Rugi rugi yang terjadi pada mein arus searah adalah: besarnya ditentukan oleh tegangan sumber dan besar
1. Rugi besi, Terdiri dari: rugi histeresis dan rugi perlawanan didalam kalang seperti yang terjadi pada
arus” eddy. kalang dioda lumrah. Pada SCR akan ada tegangan
2. Rugi listrik, Rugi ini dikenal sebagi rugi tembaga catoda dan anoda 0,5 hingga 2,5 Volt.
(𝐼 2 𝑅)
3. Rugi mekanik, Rugi ini terdiri dari: rugi geser pada G. Transistor
sikat, rugi geser pada sumbu, rugi angin. Transistor berasal dari kata tranfer dan resistor yang
4. Aliran untuk mesin arus searah. Untuk jelasnya kurang lebih artinya adalah pengubahan tahanan atau
dapat terlihat pada gambar 2.11 dibawah ini yang menjadikan bahan yang bukan penghantar menjadi
digambarkan aliran daya untuk motor, sedangkan penghantar pada temperatur tertentu. Transistor
untuk generator aliran daya adalah sebaliknya. mempunyai dua junction, yang pertama adalah emiter
(Zuhal, 1991). dan basis sedangakan yang kedua adalah basis dengan
kolektor. Karena transistor seperti dua dioda dimana
dioda sebelah kiri sebagai dioda basis-emiter dan
dioda sebelah kanan sebagai dioda basis kolektor.

34
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berisi semua yang diperlukan untuk mendukung
berikut; mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan
kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat dari
adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya.

J. Arduino
Arduino adalah platform pembuatan prototipe
elektronik yang bersifat open source hardware yang
berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat lunak
yang fleksibel dan mudah digunakan. Platform arduino
Gbr 2. Transistor npn. terdiri dari arduino board, shield, bahasa pemrograman
arduino, dan arduino development environment.
H. Led dan PhotoTransistor Arduino board biasanya memiliki sebuah chip dasar
Led (Light Emitting Diode) atau dioda pemancar mikrokontroler Atmel AVR ATmega8 berikut
cahaya adalah merupakan dioda semikonduktor turunannya. Shield adalah sebuah papan yang dapat
sambungan PN yang akan memancarkan cahaya jika dipasang diatas arduino board untuk menambah
di beri prasikap maju. Sedangkan PhotoTransistor kemampuan dari arduino board. Bahasa pemrograman
merpakan jenis Transistor yang berfungsi untuk arduino adalah bahasa pemrograman yang umum
mendeteksi cahaya.. Komponen elektronik ini akan digunakan untuk membuat perangkat lunak yang
mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang ditanamkan pada arduino board. Bahasa pemrograman
dapat di deteksi oleh Photo transistor ini, mulai dari arduino mirip dengan bahasa pemrograman C++.
infrared, sinar ultra violet, sampai dengan sinar X. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4
Jenis Transistor seperti ini telah di aplikasikan pada dibawah ini.
alat penghitung kendaraan otomatis di jalan-jalan
umum. ( Wasito.S. 1984 ). Untuk jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. USB Serial Expansion
Port Connectors
Arduino I / O
Board

Power Supply Processor

Expansion
Gbr 3. Simbol Led dan Phototransistor. Connectors
Gbr 4. Blok Diagram Arduino Board
\
I. Perbandingan Mikrokontloller Atmega dan K. LCD ( Liquid Crystal Display )
Arduino LCD (Liquid Cristal Display) adalah satu layar bagian
ATmega328 merupakan mikrokontroler keluarga dari modul peraga yang menampilkan karakter yang
AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama diinginkan. Layar LCD menggunakan dua buah
dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, lembaran bahan yang dapat mempolarisasikan dan
ATMega16, ATMega32, ATmega328, yang Kristal cair diantara kedua lembaran tersebut .
membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan
ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), suatu sistem dengan menggunakan mikrokontroler.
peripherial (USART, timer, counter, dll)". LCD dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai
Dari segi ukuran fisik, ATmega328 memiliki ukuran hasil sensor ,menampilkan teks, atau menampilkan
fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa menu pada aplikasi mikrokontroller. Pada alat ini
mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan ukuran tipe LCD yang digunakan adalah LCD 2x16.
periperial lainnya ATmega328 tidak kalah dengan Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ;
yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya
relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, hanya
saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan
mikrokontroler diatas.
Uno Arduino adalah board berbasis mikrokontroler
pada ATmega328 .Board ini memiliki 14 digital input
/ output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal,
koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini

35
Gbr 5 LCD (Liquid Crystal Display ) kami harus mengengatur tegangan AC menjadi
tegangan DC dengan cara membuat regulator yang
L. Keypad. akan disupply tegangan masuk ke Arduino Uno. Lalu
Keypad adalah komponen yang berisi tombol 0 sampai ditampilkan pada LCD, kemudian disupply tegangan
dengan 9 dan ditamba dengan beberapa tombol alin, ke Driver untuk menggerakan motor DC, setelah
misalnya # dan *. Contoh kaypad diperlihatkan pada motor bergerak, kami dapat mengetahui fungsi dari
gambar dibawah ini, pada contoh tersebut terdapat 4 keypad, drive motor DC dan LCD. Keypad 4x3
baris dan 3 kolom.. Kaypad seperti itu biasa disebut berfungsi untuk mengubah - ubah kecepatan motor DC
sebagai keypad 4х3. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tegantung duty Cycle yang diberikan semakin besar
gambar ; duty cycle PMW maka, semakin tinggi kecepatannya
sedangkan Drive ini berfungsi untuk mensupply
tegangan untuk menggerakan motor DC dan fungsi
dari Liquid Crystal Display (LCD) 16x2 yaitu untuk
menampilkan data duty Cycle. Disamping itu adapun
gambar blok diagram ke dua dapat dilihat dibawah ini.

Gbr 6. keypad

Untuk mempermudah pemrograman keyped, jika file


keypad ini zipnya terunduh, dekompresi. Kemudian,
folder bernama keypad (bukan keypad) dipindahkan di
C \ arduino \ arduino-1.0.1 \ libraries. Selanjutnya, jika
anda sedang membuka arduino IDE, tutuplah terlebih Gbr 8. Diagram blok 2 penentuan putaran motor DC (Rpm).
dahulu. Lalu, panggillah arduino IDE, dengan cara
seperti itu, maka keypad akan dikenali oleh arduino Dari gambar blok diagram di atas, dijelaskan secara
uno. (Abdul kadir, 2012) umum dari alat yang akan dibuat. Diperlukan tegangan
9 volt maka, dari itu kami buat regulator, untuk
mensupply tegangan DC masuk ke mikrokontroller
III. METODE PENELITIAN sehingga sensor bisa bekerja dan LCD bisa
A. Blok Diagram Motor DC dengan Perangkat menampilkan data dari sensor berupa putaran motor
Keras ( Hardware ) DC (Rpm) yang di proses Arduino uno R3.
Pada pembuatan perangkat keras terdiri dari 2 blok
diagram yang saling berhubungan satu dengan yang B. Rangkaian drive pada motor DC.
lain. Berikut ini adalah blok diagram pertama Salah satu rangkaian yang dibuat adalah rangkaian
kecepatan motor DC dapat dilihat pada gambar Drive pada percobaan untuk menentuakan kecepatan
dibawah ini. motor DC dengan Tampilan LCD. Adapun rangkaian
drive pada percobaan ini dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gbr 7 Diagram blok 1 penentuan kecepatan motor DC. Gbr 9. Rangkaian Drive Motor DC

Dari gambar diagram blok di atas dapat dijelaskan Dari optokopler yang berfungsi sebagai sensor
proses kerja secara umum dari alat yang akan dibuat. menguluarkan cahaya input yang di baca oleh penguat
Diperlukan tegangan DC untuk menggerakan motor transistor pertama yang berfungsi sebagai saklar,
DC dan menghidupkan arduino uno R3 maka dari itu fungsi dari penguat transisitor pertama sebagai saklar

36
sehingga dapat memutuskan arus yang menuju ke 1. Editor program
motor DC, tetapi penguat pertama (transistor) belum Editor program adalah sebuah window yang
dapat untuk menggerakkan motor DC, sehingga di memungkinkan pengguna menulis dan mengedit
tambahkan lagi transistor, dari basis penguat kedua di program dalam bahasa Processing. Atau dengan kata
salurkan tegangan dari kaki colektor penguat pertama lain Editor Program adalah Program khusus yang
untuk menggerakkan motor DC, yang di beri tahanan mempermudah pengguna melakukan koreksi,
10k ohm, tetapi penguat kedua belum juga mampu penyisipan, modifikasi, penghapusan dalam program
untuk menggerakkan motor DC sehingga di atau data yang ada. Berikut bagian listing program
tambahakan penguat yang ketiga yaitu transistor, pada editor program.
untuk menggerakkan motor DC, dari kaki colektor
penguat kedua menguluarkan arus menuju basis
penguat ketiga yang diberi tahanan 10k ohm, untuk
menggerakkan motor DC, maka dari tiga penguat itu
di tambahkan komponen thyristor. Thyristor ini
berfungsi sebagai pengatur daya dan sebagai saklar
untuk menggerakkan motor DC, yang di beri tahanan
560 ohm, untuk mengatur daya yang akan
menggerakkan motor DC, dari komponen thyristor di
tambahkan satu komponen dioda, yang terhubung ke
motor DC, fungsi dari komponen dioda ini untuk
menyearahkan tegangan yang masuk ke motor DC
sehingga tidak terjadi arus transien (arus balik).

C. Rangkaian Pengambilan data


Adapun rangkaian pengamatan dibawah ini yang
digunakan untuk pengambilan data tegangan masuk
pada motor DC yang bervariasi.

2. Compile
Proses Compile berfungsi untuk mengubah bahasa
processing menjadi kode biner agar dapat dipahami
oleh mikrokontroler. Setelah proses compile selesai
dan tidak terjadi kesalahan pengetikan dan
Gbr 10. Rangkaian pengambilan data. penyusunan bahasa program maka bahasa program
siap untuk di upload ke modul Arduino. Untuk
melihat keberhasilan dalam proses compile maka
Dari gambar rangkaian pengamatan diatas kami dapat pada aplikasi editor program akan di tampilkan
mengetaui keluaran tegangan pada motor DC dan pesan bahwa proses telah selesai. Berikut adalah
arusnya, ketika diatur lebar pulsa atau duty cycle. tampilan pesan ketika proses compile selesai dan
dapat dilihat pada gambar berikut ;
D. Rangkaian Sensor
Rangkaian sensor ini menggunakan dua komponen
untuk membaca putaran motor DC, yaitu photo
transistor dan Led Inframerah. Led Inframerah
memancarkan cahaya sehingga menembus pada
piringan yang sudah dipasang diujung rotor, dan
sebuah photo transistor digunakan untuk mendeteksi
intensitas cahaya infra merah yang dipancarkan oleh
Led Inframerah.

E. Perancangan Perangkat Lunak ( Software )


Perancangan perangkat lunak disusun untuk
mendukung perangkat keras yang telah dibuat dengan
Bahasa Pemrograman C untuk modul Arduino Uno.

37
IV. HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA
Berdasarkan proses perancangan untuk mengetahui
kinerja dan hasil yang diperoleh maka dilakukanlah
proses pengujian alat. Proses pengujian dan
pengukuran ini ditujukan pada sistem input dan output
pada motor DC. Untuk sistem input dilakukan
pengujian pada keypad yang berfungsi untuk mengatur
kecepatan Motor DC dan output Duty Cyclenya
ditampilkan pada LCD.

A. Pengukuran Catu Daya / Regulator


Pengukuran pada catu daya bertujuan untuk
mengetahui output tegangan yang dihasilkan oleh
rangkaian regulator yang nantinya akan disuplay atau
disalurkan ke rangkaian lainnya. Pengukuran Catu
Daya / Regulator menggunakan multimeter sesuai titik
yang ada pada gambar 4.1 dapat dilihat di bawah ini.

Gbr 11. Proses Compiling.

3. Uploading
Uploading adalah sebuah proses yang memuat kode
biner dari komputer ke dalam memory didalam
papan Arduino atau dengan kata lain proses Gbr 13. Rangkaian Regulator 9 volt dan 5 volt DC
memasukkan program ke Arduino. Tampilan pesan
dapat dilihat pada gambar 3.8. di bawah ini. Dari gambar output regulator diatas terdapat 2 output
tegangan yakni 9 volt dan 5 volt, tegangan 9 volt
digunakan untuk menyuplai tegangan ke rangkaian
Arduino sedangkan 5 volt digunakan untuk rangkaian
infra merah dan rangkaian sensor ( photodioda ).
Adapun titik pengukuran yakni, pada titik output 9
Keluaran Regulator ke Vout (Volt) volt dan 5 volt serta ground dihubungkan dengan
multimeter.
Arduino uno 9 Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan
pada rangkaian regulator, hasil pengukuran tegangan
Infra merah 5 keluaran rangkaian dapat dilihat pada tabel 4.1.
Sensor (pothodioda) 5
TABEL 1. HASIL KELUARAN RANGKAIAN REGULATOR

B. Pengujian rangkaian infra merah


Led Infra merah merupakan komponen elektronika
yang memancarkan infra merah, untuk membuat
rangkaian bekerja diperlukan tegangan sebesar 5 Volt.
Untuk menguji apakah rangkaian bekerja atau tidak
maka dilakukan pengukuran arus pada rangkaian
menggunakan Multimeter. Titik pengukuran arus
dapat dilihat pada gambar 14.

Infra Red

Gbr 12. Proses Uploading


Gbr 14. Pengukuran arus pada rangkaian Inframerah

38
Maka, jumlah rata – rata dari perhitungan putaran pada
C. Pengujian dan Pengukuran Sensor setiap duty cycle 50%, hingga 100% adalah :
Phototransistor
Phototransistor adalah komponen elektronika yang 725,3 + 838,70 + 952,04 + 1122,05 + 1292,21
dapat menerima infra merah yang dipancarkan oleh 5
pemancar infra merah. Infra merah dapat = 986,06 𝑅𝑝𝑚
mengkonversi cahaya infra merah menjadi sebuah Berdasarkan perhitungan pada putaran motor DC (N)
output putaran yang bervariasi tergantung jumlah duty di atas, diketahui hasil putaran antara tachometer
cycle. dengan sensor (N) dan yang paling dominan adalah
Pengukuran tegangan output dilakukan pada titik tachometer, karena jumlah dari setiap duty cycle
tertentu pada bagian rangkaian sensor atau penerima lebih mendekati hasil putaran pada tachometer.
infra merah. Prob positif (merah) multimeter Kemudian presentase penyimpangan antara
dihubugkan di output sensor, sedangkan Prob negatif tachometer dengan sensor sebagai berikut:
(hitam) dihubungkan dengan ground, sehingga dapat Presentase penyimpangannya pada setiap duty cycle
mengetahui tegangan pada Phototransistor.. mulai dari 50% hingga 100% adalah 2,0%.
Pengukuran tegangan dapat dilihat pada gambar 4.3 Perbandingan antara duty cycle terhadap techometer
dibawah ini. dengan sensor, jumlah rata – rata Presentase
penyimpangannya pada setiap duty cycle adalah
sebagai berikut:

4,7% + 3,1% + 1,2% + 1,2% + 2,0%


= 2,44%
5
Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat jumlah duty
cycle dan keluaran tegangan (V) pada motor DC dan
pebandingan putaran motor DC (N) antara techometer
dengan sensor. Berikut dapat dilihat pada gambar
grafik dibawah ini:

Gbr 15. Pengukuran Tegangan Grafik Hubungan Duty Cycle terhadap


Tegangan Motor DC
Hasil output dari phototransistor ini disesuaikan
30
Tegangan Output Motor DC

dengan keadaan putaran motor DC yang dideteksinya.


D. Hasil Pengujian Alat pada Motor DC 24
20 21
Berdasarkan hasil pengujian alat yang telah dilakukan 18
(Volt)

kami dapat mengetahui tegangan supply 24 Volt


10 14 16
sedagkan tegangan keluaran ke motor DC tergantung
Duty Cycle yang diberikan , untuk lebih jelasnya dapat
0
dilihat tabel 2 berikut ;
0 50 100
Duty Cycle (%)

TABEL 2. HASIL PENGUJIAN ALAT MOTOR DC

Hasil
Perhitun
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat jumlah Duty
Duty Teg N ( Rpm)
gan N Cycle dan keluaran tegangan pada motor DC,
Cycl Motor I
No (Rpm) semakin tinggi Duty Cycle yang diberikan maka
e DC (Amp)
% (Volt) Techo Sens keluaran tegangan pada motor DC akan semakin
meter or
tinggi, begitupun sebaliknya makin rendah Duty Cycle
1 50 14 340 324 725,3 maka keluaran tegangan pada motor DC akan semakin
2 60 16 580 562 838,70 rendah. Adapun gambar grafik hubungan Duty Cycle
3 70 18 1 840 830 952,04 terhadap putaran motor DC. Untuk lebih jelasnya
4 80 21 1080 1067 1122,05
5 100 24 1295 1269 1292,21
dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

Perhitungan hasil putaran pada motor DC antara


tachometer dengan sensor yang memiliki data sebagai
berikut: 𝑅𝑎 = 3,9 Ω , 𝐼𝑎 = 1,2 𝐴, Ф = 1,7 10−2 √1,2 =
𝑃 𝑧 2 222
0,0186 𝑤𝑒𝑏𝑒𝑟, C = 𝑥 = 𝑥 3,7,
𝑎 60 2 60

39
Grafik Hubungan Duty Cycle terhadap E. Analisis
Putaran Motor DC Berdasarkan hasil pengujian dan grafik diatas kami
1400 1295
dapat menganalisis bahwa jika Duty Cycle bertamba
1269
maka keluaran tegangan pada motor DC akan
1200 bertamba disertai dengan putarannya, sebaliknya
1067
1000 1080
semakin berkurang Duty Cycle maka semakin
Putaran (Rpm)

840 berkurang pula keluaran tegangan pada motor DC


800 830 disertai dengan putarannya. Disamping itu adapun
600 580 Tachometer pengambilan data putaran (N) antara techometer
562 dengan sensor tidak sama untuk techometer 340
400 Sensor
340 sampai dengan 1295 Rpm, sedangkan sensor 324
200 324 sampai dengan 1269 Rpm sehingga dari hasil
0
perhitungan diatas kami dapat mengetahui perbedaan
antara techometer dengan sensor.
0 100 200 Berikut hasil pengukuran alat yang dapat dilihat
Duty Cycle (%)
sebagai berikut :
1. Untuk tombol 5 Duty Cycle 50 % keluaran
tegangan ke motor 14 Volt dan putarannya 340
Dari gambar grafik diatas kami dapat mengetahui dan 324 Rpm diambil dari techometer dengan
perbedaan dan bisa membandingkan putaran motor sensor sedangkan arusnya tidak berubah tetap
DC antara techometer dengan sensor, jika Duty Cycle konstan1 Ampere .
yang diberikan 100% , maka keluaran putaran motor 2. Untuk tombol 6 Duty Cycle 60 % keluaran
DC antara techometer dengan sensor adalah 1295 dan tegangan pada motor 16 Volt sedangkan hasil
1267 Rpm, sebaliknya jika Duty Cycle nya 50% maka putaran dari techometer dan sensor adalah 580 dan
keluaran putarannya antara techometer dengan sensor 562 Rpm, arusnya tetap tidak berubah.
adalah 340 dan 324 Rpm. Disamping itu adapun grafik 3. Untuk tombol 7 Duty Cycle 70 % keluaran
hubungan tegangan terhadap putaran motor DC. tegangan motor 18 Volt dan putaran (n) untuk
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik techometer 840 Rpm sedangkan sensor 830 Rpm
dibawah ini. dan arusnya tetap sama 1 Amper.
4. Untuk tombol 8 Duty Cycle 80 % keluaran
tegangan motor 21 Volt dan putaran (n) untuk
Grafik Hubungan Tegangan terhadap techometer 1080 Rpm sedangkan sensor 1067,
putaran Motor DC arusnya tetap sama 1Ampere.
1400 5. Untuk tombol 9 Duty Cycle 100 % keluaran
1295
1269 tegangan motor 24 Volt dan putaran (n) untuk
1200 1080 techometer 1295 Rpm sedangkan sensor 1269,
Putaran (Rpm)

1067
1000 840 arusnya sama tidak berubah tetap 1 Ampere.
800 830
580 Berikut ini adalah tampilan dari alat pengujian
600 562 Sensor kecepatan putaran motor DC ketika sedang beroperasi.
400 340
324 Tachometer Sebagai contoh, tombol 9 dan tampilan pada LCD
200 Duty Cycle 100 %. Hasil tampilan tersebut dapat
0 dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini.
0 20 40
Tegangan Outpot Motor DC
(Volt)

Dari gambar grafik diatas kami dapat mengetahui


jumlah tegangan (V) dengan putarannya (N) dan bisa
mengetahui hasil putaran antara techometer dengan
sensor, semakin tinggi keluaran tegangan pada motor
DC maka semakin tinggi pula putaranya akan tetapi
terjadi perobahan antara techometer dengan sensor
untuk techometer 1295 Rpm dan sensor 1269 Rpm,
sebaliknya semakin rendah keluaran tegangan pada
motor DC, maka semakin rendah pula putarannya
antara techometer 340 Rpm dan sensor 324 Rpm. Gbr 16. Hasil Pengujian Alat

40
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisisis yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaturan kecepatan motor DC dapat dikontrol
melalui pengaturan nilai duty cycle PWM Arduino
uno R3, semakin besar nilai duty cyclenya maka
kecepatan motor semakin cepat, untuk duty cycle
50% kecepatan putaran motor menggunakan
tachometer 340 Rpm dan sensor 324 Rpm
sedangkan, untuk duty cycle 100% kecepatan
putaran motor menggunakan tachometer 1296
Rpm dan sensor 1269 Rpm.
2. Arduino uno R3 dan rangkaian sensor yang
dilengkapi komponen led infrared dengan
phototransistor, dapat menampilkan hasil putaran
motor DC pada layar LCD.
3. Kecepatan putaran motor DC dipengaruhi oleh
tegangan output pada motor tersebut. untuk
tegangan 14 Volt diperoleh hasil pengukuran 340
Rpm menggunakan techometer dan 324 Rpm
menggunakan sensor, sedangkan untuk tegangan
24 Volt diperoleh hasil pengukuran 1295 Rpm
menggunakan techometer dan 1269 Rpm
menggunakan sensor.
4. Hasil penyimpangan rata-rata pengukuran
kecepatan motor DC menggunakan , tachometer
dan sensor adalah 2,44%.

REFERENSI
[1] Bishop, Owen, 2004, Dasar - dasar Elektronika. Penerbit PT.
Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
[2] Deddy S., 48 Jam Kupas Tuntas Mikrokontroler MCS51 &
AVR Tirtamihardja, 1996, Elektronika Digital, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
[3] L Khakim, Sunarno & Sugiyanto, Pembuatan Sistem
Pengaturan Putaran Motor Dc Menggunakan Kontrol
Proportional-IntegralDerivative (Pid) Dengan Memanfaatkan
Sensor Kmz51, Jurnal MIPA 35 (2): 130-139 (2012), ISSN :
0215-9945
[4] Qory Hidayati, Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan
Menggunakan Mikrokontroler Atmega 8535, Jurnal Ilmiah
Politeknik (JIP), Vol 4, No 1 (2012)
[5] Radi Birdayansyah, Noer Sudjarwanto, Osea Zebua,
Pengendalian Kecepatan Motor DC Menggunakan Perintah
Suara Berbasis Mikrokontroler Arduino, Jurnal Rekayasa dan
Teknologi Elektro, Volume 9, No. 2, Mei 2015
[6] Sumanto, Mesin Arus Searah. Jogjakarta: Penerbit ANDI
OFFSET, 1994
[7] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya.
Jakarta: Gramedia, 1988

41

You might also like