Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani

e-ISSN 2549-3701

Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Pantai


Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi

Sudarti1, Ferdi Ahmad Dani2


1,2 Universitas Jember

e-mail: sudarti.fkip@unej.ac.id1, ferdiahmaddani414@gmail.com 2

Diterima: 10-05-2021 Disetujui: 23-06-2021 Diterbitkan: 31-08-2021

Abstract

This study aims to determine the wind potential at Blimbingsari Beach, Banyuwangi Regency as an
alternative electrical energy. In this study, the object assessing was the magnitude of the wind speed and
the electrical power produced by the wind at Blimbingsari Beach. Electric alternative energy can overcome
electricity limitations and lighted grill the fish sellers around Blimbingsari beach. The research method used
is kind of survey and the speed data reached from the Zephyrus WindMeter Application. The survey was
carried out directly at Blimbingsari Beach at 08.00-16.00 WIB. Data collection was carried out at 5 reference
points with 3 measurements for each reference point. Several studies of the journal literature showed that
the wind has the potential power to be used as an alternative energy. Based on the calculation of wind power
at Blimbingsari beach, it concluded that Blimbingsari beach has low potential with a maximum measured
average speed of 2.5 m/s and the resulting power from the calculation is 28.7 watts. Therefore, the
alternatives energy was needed with designed to overcome low wind speeds for the design of power place.

Keywords: Alternative electricity, wind power, wind speed, power design, energy

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi angin di Pantai Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi
sebagai energi listrik alternatif. Objek penelitian ini harus mengetahui besarnya kecepatan angin dan daya
listrik yang dihasilkan di Pantai Blimbingsari. Energi alternatif listrik dapat mengatasi keterbatasan listrik dan
membantu penerangan penjual ikan bakar di sekitar pantai Blimbingsari. Metode penelitian yang digunakan
yaitu survey dan Aplikasi Zephyrus WindMeter di Smarthphone. Survey dilakukan secara langsung di pantai
Blimbingsari pada jam 08.00-16.00 WIB dengan menggunakan Aplikasi Zephyrus WindMeter dalam
pengambilan data kecepatan angin. Pengambilan data dilakukan di 5 titik acuan dengan pengukuran
sebanyak 3 kali setiap titik acuan. Beberapa kajian literatur jurnal menunjukkan bahwa angin memiliki
potensi untuk dijadikan energi alternatif dengan pembuatan pembangkit listrik tenaga angin yang efektif.
Berdasarkan perhitungan menunjukkan data hasil bahwa pantai Blimbingsari berpotensi rendah dengan
rerata kecepatan maksimal yang terukur 2,5 m/s dan daya yang dihasilkan dari perhitungan 28,7 watt.
Sehingga diperlukan alternatif lain yang dirancang untuk mengatasi kecepatan angin yang rendah untuk
perancangan Pembangkit listrik.

Kata kunci: Alternatif listrik, Daya angin, kecepatan angin, perancangan pembangkit, energi

Pendahuluan

Angin merupakan udara yang bergerak dari daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan lebih rendah. Setiap daerah memiliki kecepatan angin yang berbeda-beda.
Kecepatan angin dapat diukur menggunakan alat yang dinamakan dengan Anemometer. Alat
tersebut merupakan perangkat yang dapat mengukur besar kecepatan angin dan banyak
digunakan oleh badan meteorologi. Kata anemometer berasal dari bahasa jerman yaitu anemos
berarti angin. Kecepatan dapat diukur oleh anemometer melalui baling-baling. Penggunaan cup
anemometer yang berbentuk tiga sampai empat mangkuk hemispherical dipasang horizontal.

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vol.5, No.2, Agustus 2021 | 93
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701
Putaran pada mangkuk akan mengukur kecepatan angin dengan perbandingan terhadap waktu.
Generator pada cup anemometer mampu menghasilkan tegangan saat berputar (Gunadhi et al.,
2020). Selain itu, kecepatan angin dapat diukur menggunakan aplikasi Zephyrus WindMeter di
Smarthphone. Aplikasi ini memudahkan seseorang untuk mengukur kecepatan angin di suatu
daerah dengan mudah. Angin memiliki banyak manfaat dalam kehidupan keseharian manusia
diantaranya dapat mengeringkan baju, dapat dimanfaatkan nelayan untuk pergi melaut, dan
dapat menerbangkan layang-layang.

Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di Jawa Timur yang terkenal dengan
sektor wisata. Banyuwangi memiliki pantai yang luas dan telah dimanfaatkan dan dikelola dengan
baik. Keterbatasan listrik didaerah pantai merupakan salah satu faktor permasalahan yang ada
di semua pantai. Listrik merupakan sumber energi yang penting untuk penerangan dan
sebagainya. Adanya pembangkit listrik diharapkan dapat menjadi energi alternatif listrik dan
dapat mengatasi permasalahan keterbatasan listrik di pantai. Pembangkit listrik tenaga angin
memanfaatkan angin sebagai sumber yang menghasilkan energi listrik alternatif yang mengubah
angin menjadi energi listrik dengan memanfaatkan turbin yang digerakkan. Pembangkit listrik
tenaga angin berkembang pesat, mengingat angin sebagai energi alam yang tidak terbatas
(Syaifudin et al., 2019). Menurut Hasibuan et al., (2021), Indonesia berpotensi besar untuk
mengembangkan pembangkit listrik energi terbarukan. Energi bayu berhembus relatif stabil
dengan rata-rata kecepatan 5 m/s. Media kincir angin akan mengubah menjadi energi listrik yang
bermanfaat. Dengan adanya kincir angin diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif listrik
di Pantai Blimbingsari Banyuwangi. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi dengan
memanfaatkan potensi angin di daerah pantai.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu survey serta menggunakan Aplikasi Zephyrus
WindMeter di Smartphone. Penelitian ini dilaksanakan langsung di Pantai Blimbingsari
Kabupaten Banyuwangi. Dilakukan pada tanggal 23 April 2021 dengan menggunakan Aplikasi
Zephyrus WindMeter di Smartphone. Pengukuran dilakukan secara berulang 3 kali dengan 5 titik
acuan yang berbeda di lingkup Pantai Blimbingsari. Selisih waktu yang digunakan dalam
penelitian yaitu 2 jam di semua titik acuan. Perhitungan daya angin menggunakan rumus secara
manual. Alat dan bahan yang dibutuhkan selama penelitian diantaranya laptop, smartphone,
buku, jurnal dan alat tulis pendukung.

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 94
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701
a. Tahapan penelitian

Setiap titik acuan


diukur 3 kali
menggunakan
Aplikasi
Zephyrus
WindMeter

Selisih waktu yang diukur di


setiap titik acuan yaitu 2 jam

Mencatat
kecepatan
angin yang
diperoleh

Menghitung
daya angin

selesai

Gambar 1. Diagram alur penelitian

b. Lokasi Pantai Blimbingsari

Penelitian ini dilakukan di pantai Blimbingsari, yang beralamat Jalan Pantai Blibis, Dusun
Pacemengan, Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
68462.

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 95
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701

Gambar 2. Peta Pantai Blimbingsari

c. Aplikasi Zephyrus Windmeter

Gambar 3. Aplikasi Zephyrus Windmeter

Hasil dan Pembahasan

Data hasil pengukuran kecepatan angin dihitung secara langsung menggunakan Aplikasi
Zephyrus WindMeter di Smartphone yang dilakukan secara berulang 3 kali dengan 5 titik acuan
yang berbeda di Pantai Pulau Merah Banyuwangi dengan selang waktu 2 jam sekali.

Tabel 1. Data pengukuran kecepatan angin


Titik acuan n Waktu (wib) Kecepatan angin (m/s)
1 1 08.00 0
2 0
3 0
1 10.00 0
2 0
3 0
1 12.00 0
2 0.1
3 0
1 14.00 1.3
2 0.9
3 0.8
CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 96
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701
1 16.00 1.5
2 1.3
3 2.3
2 1 08.00 0
2 0.1
3 0
1 10.00 0.1
2 0
3 0
1 12.00 0
2 0
3 0.1
1 14.00 1.6
2 1.5
3 1.4
1 16.00 2.5
2 2.2
3 1.3
3 1 08.00 0
2 0
3 0
1 10.00 0
2 0
3 0
1 12.00 0
2 0.1
3 0
1 14.00 0.6
2 1.7
3 0.7
1 16.00 0.5
2 1.6
3 0.6
4 1 08.00 0
2 0
3 0
1 10.00 0
2 0.1
3 0
1 12.00 0.1
2 0
3 0
1 14.00 0.5
2 0.1
3 0.1
1 16.00 0.3
2 1.4
3 1
5 1 08.00 0
2 0.1
CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 97
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701
3 0.1
1 10.00 0
2 0
3 0
1 12.00 0.1
2 0.1
3 0
1 14.00 0.6
2 0.8
3 0.5
1 16.00 0.1
2 0.1
3 0.1

Gambar 4.Grafik pukul 08.00 WIB Gambar 5.Grafik pukul 10.00 WIB

Gambar 6.Grafik pukul 12.00 Wib Gambar 7.Grafik pukul 14.00 Wib

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 98
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701

Gambar 8.Grafik pukul 16.00 WIB

Grafik kecepatan angin diatas merupakan hasil ukur kecepatan angin rerata maksimal setiap 2
jam sekali menggunakan aplikasi Zephyrus Windmeter. Gambar 4 menunjukkan grafik kecepatan
angin pada pukul 10.00 WIB. Gambar 5 menunjukkan grafik kecepatan angin pada pukul 10.00
WIB. Sedangkan Gambar 6 menunjukkan grafik kecepatan angin pada pukul 12.00 WIB.
Begitupula Gambar 7 menunjukkan grafik kecepatan angin pada pukul 14.00 WIB. Terakhir,
Gambar 8 menunjukkan grafik kecepatan angin pada pukul 16.00 WIB.

Menurut (Hasibuan et al., 2021), berdasarkan hasil percobaannya menunjukkan bahwa


jika waktu menunjukkan semakin siang, daya semakin membesar karena intensitas dan
kecepatan angin bergerak naik dan dalam kondisi puncak. Daya yang dihasilkan tidak selalu
stabil karena beberapa faktor seperti mendung/hujan, banyak pohon yang menghalangi intensitas
cahaya dan membelokkan arah angin. Jika waktu semakin sore, daya akan menurun karena
intensitas cahaya dan kecepatan angin yang berkurang. Berdasarkan hasil penelitian di pantai
Blimbingsari jika waktu semakin siang maka kecepatan angin akan semakin besar seperti yang
terdapat pada tabel 1. Kecepatan angin yang dihasilkan tidak stabil yang terjadi karena beberapa
faktor yang mempengaruhi kecepatan angin di pantai Blimbingsari.

Kondisi alam yang terjadi berdasarkan tingkat kecepatan angin (menurut Bachtiar dan
Hayatul (2018), dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Data kondisi alam terhadap kecepatan
Kelas Kecepatan Kondisi alam
(m/s)
1 0.00 – 0.2
2 0.3 – 1.5 Angin tenang dan asap bergerak lurus keatas
3 1.6 – 3.3 Asap akan bergerak mengikuti arah angin
4 3.4 – 5.4 Wajah akan terasa angin,daun-daun bergoyang pelan dan
petunjuk arah angin bergerak
5 5.5 – 7.9 Debu jalan,kertas berterbangan dan ranting pohon akan
bergoyang
6 8.0 – 10.7 Ranting pohon akan bergoyang dan bendera berkibar
7 10.8 – 13.8 Ranting pohon yang besar bergoyang dan air dikolam berombak
kecil

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 99
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701
8 13.9 – 17.1 Ujung pohon akan melengkung dan hembusan angin terasa
ditelinga
9 17.2 – 20.7 Dapat mematahkan ranting pohon dan jalan berat karena
melawan arah angin
10 20.8 – 24.4 Dapat mematahkan ranting pohon dan menyebabkan rumah
rubuh
11 24.4 – 28.4 Dapat merubuhkan pohon dan terjadi kerusakan
12 28.5 – 32.6 Dapat menimbulkan kerusakan yang parah

Menurut (Nakhoda & Saleh, n.d.) Udara memiliki massa (m) dan kecepatan (v) yang
menghasilkan energi kinetik.
E = 1/2 m.v2
volume udara persatuan waktu (debit) akan bergerak dengan kecepatan v yang melewati daerah
seluas A.
V=v
massa udara akan bergerak dalam satuan waktu dengan kerapatan p.
m = p.V = p.v.A
energi angin yang berhembus dalam satuan waktu (daya angin).
1 1
PW = (p.A.v) (v2) = p.A.v3
2 2
Dengan:
Pw = Daya angin (watt)
p = Densitas udara (p=1,225 kg/m 3)
A = Luas penampang (m 2)
V = Kecepatan udara (m/s)

Besar daya diatas merupakan besar daya sebelum dikonversikan turbin angin. Tidak semua daya
yang dapat dikonversi menjadi energi mekanik oleh kincir angin.

Berikut hasil perhitungan daya angin dengan memisalkan luas penampang 3m 2.


Tabel 3. Data Hasil Perhitungan Daya Angin
Kecepatan angin (m/s) Daya Angin (watt)
0 0
0.1 0.0018
0.3 0.05
0.5 0.23
0.6 0.3
0.7 0.63
0.8 0.9
0.9 1.34
1 1.84
1.3 4
1.4 5
1.5 6.2
1.6 7.5
1.7 9
2.2 19.6
2.3 22.36
2.5 28.7

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 100
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701

Berdasarkan data kecepatan yang diperoleh dari pengukuran menggunakan aplikasi Zephyrus
Windmeter maka daya angin yang dihasilkan melalui perhitungan dapat dilihat pada tabel 3 yang
memisalkan luas penampang 3m 2 menunjukkan bahwa daya angin terendah yaitu 0 watt dengan
kecepatan rerata 0 m/s. Daya angin tertinggi yaitu 28,7 watt dengan kecepatan angin tertinggi
2,5 m/s.

Turbin angin merupakan salah satu cara memanfaatkan energi angin. Generator
membantu mengubah energi angin menadi energi listrik. Turbin angin dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH) dan Turbin Angin sumbu vertikal (TASV).
Kelebihan TASH dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi dan relatif memiliki daya yang besar.
Namun kelemahannya tidak dapat berputar pada kecepatan angin yang rendah. Turbin angin
sumbu vertical (TASV), jenis savonius vertikal axis menerima angin dari segala arah dan memiliki
self starting yang dapat memutar rotor pada kecepatan rendah dan torsi yang akan dihasikan
tinggi. Kelemahan turbin ini memliki efisiensi relatif rendah dibanding turbin angin horizontal axis
(Rasyid & Putra, n.d.). Menurut (Widodo et al., 2019) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
turbin angin yang disimulasikan dengan variasi 4 bilah dan sudut pasang 35 dan 40, kecepatan
angin 5 m/s dan RPM 500 menghasilkan daya turbin sebesar 246,83 – 255,62 watt dapat
menghasilkan pembangkit listrik dengan skala rumah tangga yang bermanfaat di daerah
pedesaan dan daerah rutural.

Data kecepatan dan daya yang diperoleh berdasarkan penelitian di pantai Blimbingsari
menunjukkan bahwa pantai blimbingsari berpotensi rendah untuk dimanfaatkan sebagai energi
alternatif menggunakan pembangkit listrik tenaga angin karena daya yang dihasilkan cukup
rendah dibandingkan dengan beberapa penelitian jurnal yang menghasilkan daya yang mampu
menghasilkan pembangkit listrik skala rumah tangga. Menurut (Widyanto et al., n.d.) alternatif
yang dapat digunakan untuk mengatasi kecepatan angin yang rendah yaitu dengan
memanfaatkan turbin angin dipasaran yang dirancang khusus untuk besar kecepatan angin yang
rendah seperti Honeywell WindTronics Wind Turbine yang digunakan di Teknologi kelautan
Wakatobi sebagai pelapis energi surya pada PLTH. Pantai blimbingsari yang berpotensi rendah
untuk pembangkit listrik tenaga angina karena kecepatan rerata yang dihasilkan cukup rendah
maka dapat menggunakan alternatif seperti Honeywell WindTronics Wind Turbine.

Kesimpulan

Angin merupakan energi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif listrik dengan
perancangan pembangkit listrik tenaga angin. Pembangkit listrik ini dapat dimanfaatkan di daerah
pantai untuk mengatasi keterbatasan listrik. Pengukuran kecepatan angin dapat dilakukan
dengan mudah menggunakan Aplikasi Zephyrus Windmeter di Smartphone. Berdasarkan
penelitian di pantai Blimbingsari Banyuwangi menunjukkan bahwa kecepatan angin yang diukur
menggunakan aplikasi Zephyrus Windmeter di smartphone rerata kecepatan yang dihasilkan
cukup rendah dan perhitungan daya angin tidak bernilai besar. Kecepatan angin rerata maksimal
yang terukur yaitu 2,5 m/s dan daya yang dihasilkan dari perhitungan 28,7 watt. Sehingga pantai
Blimbingsari berpotensi rendah untuk Pembangkit listrik tenaga angin.

Referensi
Abduh, Muhammad, Iradiratu D.P.K, and Belly Yan Dewantara. (2019). “Deteksi Kerusakan Outer
Race Bearing Pada Motor Induksi Menggunakan Analisis Arus Stator.” Seminar Nasional
Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri 1(2): 1–6.

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 101
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565
ISSN 2549-3698 Sudarti, Ferdi Ahmad Dani
e-ISSN 2549-3701
Bachtiar, A., & Hayattul, W. (2018). Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin PT. Lentera
Angin Nusantara (LAN) Ciheras. Jurnal Teknik Elektro ITP, 7(1), 11.
Gunadhi, A., Sitepu, R., Bilal, Z., Angka, P., & Agustine, L. (2020). Perangkat Navigasi Arah
Angin, Arah Kapal, dan Kecepatan Angin untuk Nelayan Tradisional. Jurnal Ampere, 4(2),
307. https://doi.org/10.31851/ampere.v4i2.3449
Hasibuan, A., Siregar, W. V., Setiawan, A., & Daud, M. (2021). Pemanfaatan Energi Bayu
Sebagai Sumber Energi Listrik Untuk Penerangan Pada Perahu Nelayan. Jurnal Teknik
Elektro, 3(2), 4.
Nakhoda, Y. I., & Saleh, C. (n.d.). Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sumbu Vertikal Untuk
Penerangan Rumah Tangga di daerah pesisir pantai. 7(1), 9.
Rasyid, K. S., & Putra, W. T. (n.d.). Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 10.
Syaifudin, I., Yunanda, A. B., & Kridoyono, A. (2019). Simulasi Alat Pemantau Pembangkit Listrik
Tenaga Angin Menggunakan Mikrokontroler Melalui Monitor Pc. 15, 8.
Widodo, B., Silalahi, E. M., & Priyono, A. (2019). Pengaruh Jumlah Bilah dan Sudut Pasang
terhadap Daya Turbin Angin H-Darrieus Termodifikasi sebagai Pembangkit Tenaga Listrik
Skala Rumah Tangga. 12(2), 7.
Widyanto, S. W., Wisnugroho, S., & Agus, M. (n.d.). Pemanfaatan Tenaga Angin Sebagai Pelapis
Energi Surya Pada Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid di Pulau wangi-wangi. 12.

CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, Vo.5, No.2, Agustus 2021 | 102
DOI : 10.22373/crc.v5i2.9565

You might also like