Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

82144-235491-1-Ce

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)

SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

Anticipation of Primary School Student Delinquency: The Role of Student


Achievement Between Student Health and The School Environment on The
Mentality of Primary School Students in Cilegon City

Lutfi, Muhammad Suparmoko, Ahmad Mukhlis

Universitas Bina Bangsa


ahmad.mukhlis@binabangsa.ac.id

Article History
accepted 15/10/2023 approved 21/10/2023 published 30/11/2023

Abstract
The aim of this research is to anticipate student delinquency in the elementary school
environment and develop the mediating influence of the environment on the mentality of
elementary school students. This type of research is quantitative using a survey method on
elementary school teachers with 150 respondents. The data analysis technique is to analyze
respondent data and discuss the direct and indirect influence between variables using statistical
structural equation modeling (SEM). The results of the research include 1) there is an influence
of student health on the work environment. 2) there is no influence of student health on student
mental health. 3) there is an influence on student achievement on the school environment. 4)
there is no influence of student achievement on student mental health. 5) there is no influence
of the school environment on students' mental health. 6) the results of the mediation test
obtained a P value of 0.287 > 0.05 and 0.249 > 0.05, which means that full mediation occurred.
In conclusion, the work environment is influenced by student health and student achievement,
so schools need to create a conducive environment such as holding extracurricular activities.
Keywords: Student Mentality, Student Health, Student Achievement, School Environment,
Anticipation of Student Delinquency

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah Upaya antisipasi kenakalan siswa di lingkungan sekolah dasar dan
mengembangkan pengaruh mediasi lingkungan teradap mental siswa sekolah dasar. Jenis
penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survey pada guru sekolah dasar
sebanyak 150 responden. Teknik analisis data adalah menganalisis data responden dan
membahas pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabelnya dengan statistic structural
equation Modelling (SEM). Hasil peneltian antara lain: 1) ada pengaruh Kesehatan siswa
terhadap lingkungan kerja. 2) tidak ada pengaruh Kesehatan siswa terhadap mental siswa. 3)
ada pengaruh prestasi siwa terhadap lingkungan sekolah. 4) tidak ada pengaruh prestasi siswa
terhadap mental siswa. 5) tidak ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap mental siswa. 6)
hasil uji mediasi diperoleh P value 0.287 > 0.05 dan 0.249>0.05 yang artinya terjadinya mediasi
penuh (Fully mediating). Simpulan, lingkungan kerja dipengaruhi oleh keehatan siswa dan
prestasi siswa, maka sekolah perlu menciptakan lingkungan yang kondusif seperti mengadakan
kegiatan ekstrakulikuler.
Kata kunci: Mental Siswa, Kesehatan Siswa, Prestasi Siswa, Lingkungan Sekolah, Antisipasi
Kenakalan Siswa

Social, Humanities, and Education Studies (SHEs): Conference Series p-ISSN 2620-9284
https://jurnal.uns.ac.id/shes e-ISSN 2620-9292

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0


International License.
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

PENDAHULUAN
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa salah satu faktor pendidikan adalah
anak didik yang sekaligus dipandang sebagai sasaran atau objek dari Pendidikan (Han
& Ellis, 2022). Hal ini dapat dipahami karena anak didik senantiasa mengalami
pertumbuhan dan perkembangan, baik jasmani maupun rohaninya (Seo & Um, 2023).
Perkembangan tersebut merupakan salah satu akibat dari pengaruh Pendidikan.
Kesehatan mental siswa perlu diperhatikan karena berdampak langsung terhadap
prestasi belajar (Djannah, 2020). Diantara peran mental siswa terhadap prestasi juga
disebabkan metode pembelajaran baik offline atau online (Asghar et al., 2022).
Mental siswa merupakan kemampuan siswa untuk menghadapi perubahan-
perubahan baik disebabkan perubahan pembelajaran online, dan iklim. Mental siswa
diuji melalui pengujian outer model, inner model, dan bootstrapping untuk menegaskan
factor yang berpengaruh langsung atau tidak langsung pada mental siswa. Factor
penyebab mental siswa rendah karena Perilaku bullying yang terjadi juga akan
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik di sekolah, Jika perundungan di
sekolah tidak segera ditangani, maka perilaku ini akan semakin sulit untuk dihapus
karena akan menjadi budaya yang terbawa-bawa dan Kesehatan mental yang buruk
dan tindakan kekerasan merupakan faktor yang memicu masalah kesehatan di
lingkungan sekolah (Safitri et al., 2023).
Agar lingkungan sekolah kondusif maka perlu diadakan ekstrakulikuler di sekolah
dasar mampu membawa dampak positif bagi peserta didik di lingkupan sekolah seperti
meningkatkan kreativitas peserta didik, meningkatkan karakter didik serta melatih
interaksi social peserta didik dalam lingkungan sekolah. Keadaan ini senada dengan
pendapat Mulyana et al., (2023) sekolah bukan hanya mewajibkan peserta didiknya
untuk melaksanakan proses belajar saja, namun sekolah ataupun pendidikan memiliki
tujuan untuk dapat membangun karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki
karakter dan juga menjadi manusia yang dapat bertanggung jawab, dan Pendidikan
bukanlah suatu proses yang sudah diatur dan terencana menggunakan suatu metode
yang telah ditentukan berdasarkan suatu aturan dari negara, namun pendidikan
merupakan bagian dari proses kehidupan yang mana hal tersebut sudah berjalan sejak
manusia itu tumbuh dan juga berkembang (Lesmoyo et al., 2023). Salah satu
kebiasaan siswa sekolah dasar yang terlewatkan yaitu kurang bisa memahami makna
kebersihan yang bisa menimbulkan dampak yang buruk, seperti menularkan penyakit
dan dapat mengundang berbagai penyakit contohnya diare (Suhendy et al., 2023).
Oleh karena itu, adanya program konseling melalui penyuluhan berbasis kesehatan
untuk mendorong perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah dasar.
Sekolah bukan hanya tempat di mana anak-anak belajar membaca, menulis,
matematika atau bahasa; sekolah juga merupakan tempat di mana mereka belajar
komunikasi dan keterampilan sosial yang dapat diterima satu sama lain. Hambatan
berkomunikasi antara guru dan murid berdampak pada kenakalan siswa. Keterampilan
guru berkomunikasi juga menjadi perhatian siswa untuk membangun hubungan baik.
Guru tidak hanya memiliki keterampilan komuniasi yang baik untuk berdialog dengan
peserta didik dalam menghadapi permasalahan dalam hubungan antara peserta didik
dengan peserta didik maupun peserta didik dengan lingkungan sekitar, termasuk
lingkungan sekolah (Lesmoyo et al., 2023). Dengan adanya dialog, siswa dapat
memahami kondisi orang lain dan belajar untuk berempati, bertoleransi, menghormati
dan belajar dari berbagai nilai, sikap dan kebudayaan di luar diri mereka.
Bentuk kenakalan siswa saat ini sering terjadi tindakan perundungan di
lingkungan sekolah dasar karena ada individu yang memicu hal tersebut (Sunandari et
al., 2023). perundungan terjadi karena siswa sekolah itu sendiri dan bukan karena
sekolah atau tempat pendidikan tersebut memiliki kebudayaan melakukan kekerasan.
perundungan ini sendiri dapat terjadi karena ada individu yang memicu hal tersebut,
contohnya adalah perundungan yang terjadi di Sekolah dasar, yang ternyata tidak

450
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

semua siswanya menjadi pelaku akan tetapi pelakunya hanyalah beberapa siswa saja.
Bentuk tindakan perundungan antara lain perundungan fifik, verbal, dan relasional, dan
penyebabbya karena siswa merasa berkuasa, ditukuti di kelas, atau siswa merasa iri
dengan siswa lain, maka pendekatan yang dapat dilakukan melalui pendekatan
personal antara guru dan siswa (Sunandari et al., 2023).
Upaya guru mengatasi perundungan (kenakalan siswa) dapat berupa pola
memanfaatkan lingkungan sebagai alat pendukung belajar di sekolah (Anggraini &
Efendi, 2023). Jadi dengan melaksanakan pemanfaatan lingkungan sekolah untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA SD, maka para
guru diharapkan dapat menambah semangat belajar para siswa pada proses
pembelajaran di sekolah. Para guru melakukan pemanfaatan lingkungan sekolah
dengan cara menjelaskan terlebih dahulu mengenai materi pembelajaran IPA hari ini
selanjutnya membagikan lembar kerja, kemudian dilanjutkan dengan mengajak para
siswa untuk melakukan proses pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah. Selanjutnya para siswa mengerjakan lembar kerja yang telah
diberikan oleh guru, dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah seperti
mengamati ekosistem di lingkungan sekolah yaitu di taman sekolah, kolam ikan, mini
zoo, dan kebun sekolah.
Implementasi Pemanfaatan lingkungan sekolah membentuk karakter peduli
lingkungan sekolah dasar, dan telah melaksanakan program, sekolah Adiwiyata
(Ilmasari et al., 2023). Adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah
kepada sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya
lingkungan hidup di sekolah (PBLHS), dan hasil implementasi program adiwiyata
dalam pembentukan karakter peduli lingkungan sudah terintegrasi pada kebijakan
yang berwawasan lingkungan dan terintegrasi dalam masing-masing mata pelajaran,
kemudian pengintegrasian disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah untuk
menciptakan kesepakatan sekolah yang berwawasan lingkungan.Berdasarkan
paparan diatas, riset ini bertujuan untuk mengembangkan peran mediasi lingkungan
sekolah dan memediasi pengaruh Kesehatan siswa dan prestasi siswa terhadap
mental siswa. Output riset ini berupa persepsi para guru sekolah dasar kota Cilegon
pada Upaya meminimalisasikan kenakalan siswa dan Upaya meningkatkan mental
siswa sekolah dasar.

METODE
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survey pada
guru sekolah dasar sebanyak 150 responden. Teknik analisis data adalah
menganalisis data responden dan membahas pengaruh langsung dan tidak langsung
antar variabelnya dengan statistic structural equation Modelling (SEM) (Abdillah &
Hartono, 2015). Penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least
Squares (PLS) dalam penelitian ini dipilih untuk menganalisis kompleksitas hubungan
antara kesehatan siswa, lingkungan sekolah, pencapaian siswa, dan perilaku
melanggar norma. PLS memungkinkan penelitian untuk mengidentifikasi dan
memahami peran kesehatan siswa dan lingkungan sekolah dalam membentuk
mentalitas siswa sekolah dasar di Kota Cilegon. Dengan pendekatan ini, penelitian
dapat mengeksplorasi sejauh mana pencapaian siswa memediasi pengaruh kesehatan
dan lingkungan sekolah terhadap perilaku delinkuensi, memberikan wawasan
mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mengantisipasi dan mencegah perilaku
melanggar norma di kalangan siswa.

451
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian Outer Model
Convergent Validity
Nilai convergent validity adalah nilai loading factor pada variable laten dengan
manifestnya dan berdasarkan convergent validity dari semua indicator menunjukan
angka loading factor > 0.7

Gambar 1. Convergent Validity

Discriminant Validity
Nilai ini merupakan nilai cross loading factor yang berguna untuk mengetahui
apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara
membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar
dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain. Pada bagian ini akan
diuraikan hasil uji discriminant validity. Uji discriminant validity menggunakan nilai cross
loading. Suatu manifest reflektif akan dinyatakan memenuhi discriminant validity
apabila nilai cross loading manifest pada variabelnya adalah yang terbesar
dibandingkan pada variabel lainnya. Berikut adalah nilai cross loading masing-masing
manifest.
Tabel 1. Discriminant Validity
Kesehatan Lingkungan Mental Prestasi
Siswa Sekolah siswa siswa
Kesehatan siswa 0.750
Lingkungan sekolah 0.465 0.840
Mental Siswa -0.028 -0.164 0.891
Prestasi Siswa 0.527 0.532 -0.051 0.869

Average Variance Extracted (AVE)


Nilai AVE yang > 0.5, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang bai
k. Validitas dari konstruk dengan melihat nilai AVE > 0.5 mengisyaratkan layak untuk
dijadikan model. Berikut hasil analisis Average Variance Extracted (AVE).

Tabel 2. Average Variance Extracted (AVE)

452
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

Rata-rata varians diekstrak (AVE)


Kesehatan siswa 0.562
Lingkungan sekolah 0.705
Mental Siswa 0.794
Prestasi Siswa 0.756

Composite Reliability
Data yang memiliki composite reliability > 0.7 mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Berdasarkan sajian output data dapat diketahui bahwa nilai composite reliability untuk
semua variabel penelitian > 0,7. Hasil ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel
telah memenuhi composite reliability sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
variabel memiliki level internal consistency reliability yang tinggi.
Tabel 3. Composite Reliability
Variable Composite Reliability
Kesehatan siswa 0.859
Lingkungan sekolah 0.923
Mental Siswa 0.958
Prestasi Siswa 0.939

Keseluruhan hasil Pengujian Outer Model


Berdasarkan Tabel terlihat bahwa semua item kuesioner telah memenuhi standar
uji validitas konvergen yaitu AVE di atas 0,5 dan factor loading di atas 0,5 yang berarti
bahwa seluruh item dinyatakan valid, serta telah memenuhi standar uji composite
reliability yaitu lebih besar dari 0,7 yang berarti bahwa seluruh item dinyatakan reliabel.
Tabel 4. Hasil Pengujian Outer Model
Factor
Variabel Indicator AVE Composite Reability
loading
KS_2 0.701
Kesehatan KS_3 0.788
0.562 0.859
Siswa KS_4 0.884
KS_5 0.855
PS_1 0.791
PS_2 0.848
Prestasi Siswa PS_3 0.876 0.756 0.939
PS_4 0.912
PS_5 0.913
LK_1 0.746
LK_2 0.879
Lingkungan
LK_3 0.883 0.705 0.923
Sekolah
LK_4 0.847
LK_5 0.836
MS_1 0.910
MS_2 0.917
MS_3 0.860
Mental siswa 0.794 0.958
MS_4 0.907
MS_5 0.821
MS_6 0.926

Pengujian Inner Model


Colinearity

453
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

Adalah uji antar hubungan kuat atau tidak antar variable melalui penilaian
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 5,00 maka berarti terjadi
masalah kolinearitas, dan sebaliknya tidak terjadi masalah kolinearitas jika nilai VIF.
Hasil olah data mengindikasikan tidak terjadi collinearity artinya tidak ada potensi
hubungan yang kuat antar variable. Bagian yang perlu dianalisis dalam model
structural yakni, koefisien determinasi (R Square) dengan pengujian hipotesis.
Pengujian kolinearitas adalah untuk membuktikan korelasi antar variabel laten/konstruk
apakah kuat atau tidak. Jika terdapat korelasi yang kuat berarti model mengandung
masalah jika dipandang dari sudut metodologis, karena memiliki dampak pada estimasi
signifikan sistatistiknya. Masalah ini disebut dengan kolinearitas (colinearity). Nilai yang
digunakan untukmenganalisisnya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 5,00 maka berarti terjadi masalah kolinearitas, dan
sebaliknya tidak terjadi masalah kolinearitas jika nilai VIF < 5.00
Tabel 5. Colinearity
Lingkungan sekolah Mental siswa
Kesehatan siswa 1.385 1.482
Lingkungan sekolah 1.493
Prestasi siswa 1.385 1.621

Pengujian terhadap model struktual (Inner Model) uji hipotesis


Uji R-Square
Nilai R2 menunjukkan tingkat determinasi variabel eksogen terhadap
endogennya. Nilai R2 semakin besar menunjukkan tingkat determinasi yang semakin
baik. Menurut Hair dalam Latan & Ghozali (2012), suatu model dikatakan kuat jika nilai
R-square 0.75, model moderat jika nilai R-square 0.50, dan model lemah jika nilai R-
square 0.25.
Tabel 6. R-square
R Square R Square Adjusted
Lingkungan sekolah 0.330 0.318
Mental siswa 0.030 0.003

Uji Goodness of Fit (GoF)


Hasil uji GoF didapat dari perkalian nilai akar rata – rata AVE dengan nilai akar
rata – rata R-Square. Rumus untuk menghitung nilai GoF adalah sebagai berikut.

Dari hasil perhitungan didapat hasil nilai GoF sebesar 0, 5517 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model memiliki GoF yang tinggi, semakin besar nilai GoF maka
semakin sesuai dalam menggambarkan sampel penelitian.

Q-Square
Nilai Q-square pengujian model struktural dilakukan dengan melihat nilai Q 2
(predictive relevance), dimana semakin tinggi Q-Square, maka model dapat dikatakan
semakin fit dengan data. Adapun hasil perhitungan nilai Q-Square adalah sebagai
berikut.

454
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

Hasil perhitungan Q2 menunjukkan nilai Q2 sebesar 0,3501 . Menurut Ghozali


(2014), nilai Q2 dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q 2 lebih besar dari 0
menunjukkan bahwa model dikatakan baik sehingga prediksi yang dilakukan oleh
model dinilai telah relevan.

F-Square
Nilai f square model digunakan untuk mengetahui besarnya effect size
variabel laten endogen terhadap variabel laten eksogen. Apabila nilai f square sama
dengan 0,35 maka dapat diinterpretasikan bahwa prediktor variabel laten memiliki
pengaruh besar, apabila bernilai sama dengan 0,15 maka memiliki pengaruh
menengah dan apabila bernilai sama dengan 0,02 maka memiliki pengaruh kecil
(Ghozali, 2014).
Tabel 7. Effect Size
Lingkungan Sekolah Mental Siswa
Kesehatan siswa 0.070 0.002
Lingkungan sekolah 0.029
Prestasi siswa 0.170 0.001

Interpretasi effect size sebagai berikut: (1) Hubungan Kesehatan siswa terhadap
lingkungan sekolah memiliki nilai effect size sebesar 0,07 pengaruhnya kecil; (2)
Hubungan Kesehatan siswa terhadap mental siswa memiliki nilai effect size sebesar
0.002 pengaruh nya sangat kecil; (3) Hubungan lingkungan sekolah terhadap mental
siswa memiliki nilai effect size sebesar 0.029 pengaruhnya kecil; (4) Hubungan
prestasi siswa terhadap lingkungan sekolah memiliki nilai effect size sebesar 0.170
pengaruhnya sedang; serta (5) Hubungan prestasi siswa terhadap mental siswa
sekolah memiliki nilai effect size sebesar 0.001 pengaruhnya sangat kecil.

Hasil Bootstrapping
Dalam SmartPLS, pengujian setiap hubungan dilakukan dengan menggunakan
simulasi dengan metode bootstrapping terhadap sampel. Pengujian ini bertujuan untuk
meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian. Hasil pengujian dengan
metode bootstrapping dengan menggunakan software SmartPLS adalah sebagai
berikut.

455
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

Gambar 2. Bootstrapping Inner Model

Evaluasi Path Coefficients


Evaluasi path coefficient digunakan untuk menunjukkan seberapa kuat efek atau
pengaruh variabel independen kepada variabel dependen. Dari gambar dapat
dijelaskan bahwa nilai path coefficient pengaruh Kesehatan siswa terhadap
lingkungan sekolah sebesar 2.324. Pengaruh Kesehatan siswa terhadap mental siswa
sebesar 0.375. pengaruh prestasi siswa terhadap lingkungan sekolah sebesar3.238.
pengaruh prestasi belajar terhadap mental siswa sebesar 0.225. pengaruh lingkungan
sekolah terhadap mental siswa sebesar 1.506. Berdasarkan uraian hasil tersebut di
atas menunjukkan bahwa keseluruhan variabel dalam model ini memiliki path
coefficient dengan angka yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin besar
nilai path coefficient pada satu variabel independen terhadap variabel dependen, maka
semakin kuat juga pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
tersebut.

Uji Hipotesis
Untuk mengukur nilai signifikansi diterimanya suatu hipotesis dilakukan dengan
melihat nilai P-Values. Hipotesis penelitian dapat dinyatakan diterima apabila nilai P-
Values < 0,05. Untuk melihat nilai P-value dalam SmartPLS dilakukan melalui proses
bootstrapping terhadap model yang sudah valid dan reliabel serta memenuhi
kelayakan model. Hasil dari bootstrapping dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Path Coefficients
Original Standard
Sample T Statistics (| P
Sample Deviation
Mean (M) O/STDEV|) Values
(O) (STDEV)
Kesehatan siswa terhadap lingkungan
0.256 0.268 0.109 2.349 0.019
sekolah
Kesehatan siswa terhadap mental
0.050 0.053 0.129 0.390 0.697
siswa
Lingkungan sekolah terhadap mental
-0.204 -0.223 0.137 1.492 0.136
siswa
Prestasi siswa terhadap lingkungan
0.397 0.393 0.127 3.118 0.002
sekolah
Prestasi siswa terhadap mental siswa 0.031 0.050 0.135 0.231 0.818

456
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

H1: Pengaruh Kesehatan siswa terhadap lingkungan kerja


Dari hasil koefisien jalur yang diperoleh Kesehatan siswa terhadap
lingkungan sekolah sebesar 2.349 dengan nilai P-Value 0. 019 < 0.05
disimpulkan bahwa ada pengaruh Kesehatan siswa terhadap lingkungan kerja.
Maka H1 diterima.
H2: Pengaruh Kesehatan siswa terhadap mental siswa
Dari hasil koefisien jalur yang diperoleh Kesehatan siswa terhadap mental
siswa sebesar 0.390 dengan nilai P-Value 0.0697 > 0.05 disimpulkan bahwa tidak
ada pengaruh Kesehatan siswa terhadap mental siswa maka H2 ditolak.
H3: Pengaruh prestasi siwa terhadap lingkungan sekolah
Dari hasil koefisien jalur yang diperoleh prestasi siwa terhadap lingkungan
sekolah sebesar 3.118 dengan nilai P-Value 0.002 < 0.05 disimpulkan bahwa ada
pengaruh prestasi siwa terhadap lingkungan sekolah maka H3 diterima.
H4: Pengaruh prestasi siswa terhadap mental siswa
Dari hasil koefisien jalur yang diperoleh prestasi siswa terhadap mental siswa
sebesar 0.231 dengan nilai P-Value 0.818 > 0.05 disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh prestasi siswa terhadap mental siswa Maka H4 ditolak..
H5: Pengaruh Lingkungan sekolah terhadap mental siswa
Dari hasil koefisien jalur diperoleh Pengaruh Lingkungan sekolah terhadap
mental siswa sebesar 1.492 dengan nilai P-Value 0.136 > 0.05 disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh Lingkungan sekolah terhadap mental siswa Maka H5
ditolak.

Uji Mediasi
Uji mediasi melibatkan akreditasi puskesmas sebagai variable mediasi. Mediasi
penuh (fully mediating) terjadi jika pada total effects ditemukan hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen menjadi tidak signifikan, bila signifikan maka
mediasi ini hanya bersifat semu atau partial (partially mediating) artinya variabel
independen mampu memengaruhi secara langsung variabel dependen tanpa melalui
atau melibatkan variabel mediator (intervening (Hartono dan Abdillah, 2014).
Bedasarkan hasil uji mediasi diperoleh P value 0.287 > 0.05 dan 0.249>0.05 yang
artinya terjadinya mediasi penuh (Fully mediating).
Tabel 9. Total effect
Sampel Rata-rata Standar Deviasi T Statistik P
Asli (O) Sampel (M) (STDEV) (|O/STDEV|) Values
Kesehatan siswa
terhadap mental siswa
-0.052 -0.060 0.049 1.066 0.287
melalui lingkungan
sekolah
Prestasi siswa terhadap
mental siswa melalui -0.081 -0.091 0.070 1.153 0.249
lingkungan sekilah

Mental siswa merupakan kemampuan siswa untuk menghadapi perubahan -


perubahan baik disebabkan perubahan pembelajaran online, dan iklim. Beberapa
penelitian sekolah (Safitri et al., 2023) menunjukan bahwa gejala perubahan buruk
seperti perundungan berdampak pada mental siswa. Kondisi ini selaras dengan hasil
penelitian bahwa lingkungan kerja berdampak pada mental siswa, maka dibutuhkan
kondusifitas lingkungan kerja, dan rasa nyaman bagi siswa. Peneliti lainnya seperti
Mulyana et al., (2023) menyarankan lingkungan yang kondusif dapat terjaga apabila
diadakan kegiatan ekstrakulikuler.

457
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

SIMPULAN
Mental siswa merupakan kemampuan siswa untuk menghadapi perubaha -
perubahan baik disebabkan perubahan pembelajaran online, dan iklim. Mental siswa
diuji melalui pengujian outer model, inner model, dan bootstrapping untuk menegaskan
faktor yang berpengaruh langsung atau tidak langsung pada mental siswa. Hasil
penelitian menunjukan antara lain: 1) ada pengaruh Kesehatan siswa terhadap
lingkungan kerja. 2) tidak ada pengaruh Kesehatan siswa terhadap mental siswa. 3)
ada pengaruh prestasi siwa terhadap lingkungan sekolah. 4) tidak ada pengaruh
prestasi siswa terhadap mental siswa. 5) tidak ada pengaruh Lingkungan sekolah
terhadap mental siswa. 6) hasil uji mediasi diperoleh P value 0.287 > 0.05 dan
0.249>0.05 yang artinya terjadinya mediasi penuh (Fully mediating). Oleh karena itu
perlu perhatian khusus mengenai factor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti
faktor kesehatan siswa, dan prestasi siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W. dan Hartono, J. (2015). Partial Least Square (PLS). Alternatif. Structural
Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Anggraini, S., & Efendi, N. (2023). ANALISIS IMPLEMENTASI PEMANFAATAN
LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan
Dasar Flobamorata, 4(2), 552–562.
https://e-journal.unmuhkupang.ac.id/index.php/jpdf
Asghar, M. Z., Afzaal, M. N., Iqbal, J., & Sadia, H. A. (2022). Analyzing an Appropriate
Blend of Face-to-Face, Offline and Online Learning Approaches for the In-
Service Vocational Teacher’s Training Program. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 19(17).
https://doi.org/10.3390/ijerph191710668
Djannah, M. (2020). Pengaruh Kesehatan Mental di Tengah Wabah Covid-19
Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Seminar
Nasional Sistem Informas, 1–12.
Han, F., & Ellis, R. A. (2022). The relations between self-reported perceptions of
learning environment, observational learning strategies, and academic outcome.
Journal of Computing in Higher Education. https://doi.org/10.1007/s12528-022-
09333-2
Ilmasari, D., Suyitno, & Eka Subekti, E. (2023). IMPLEMENTASI PROGRAM
SEKOLAH ADIWIYATA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI
LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR. Sendika, 4(1), 1–11.
Mulyana, A., Auliadi, Ghufrani Juniarti, I., & Putri mardiyyana, R. (2023). Peran Positif
Kegiatan Ekstrakurikuler di Lingkungan Sekolah Dasar Bagi Peserta Didik. : :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(4), 1–7.
Safitri, E., Ananda, R., Fitra Surya, Y., Fauziddin, M., Syahrul Rizal, M., Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, P., & Pahlawan Tuanku Tambusai, U. (2023).
Mengungkap Realitas Bullying di Lingkungan Sekolah Dasar. Journal of Primary
Education, 1(1).
Seo, Y. J., & Um, K. H. (2023). The role of service quality in fostering different types of
perceived value for student blended learning satisfaction. Journal of Computing
in Higher Education, 35(3), 521–549. https://doi.org/10.1007/s12528-022-09336-
z
Sri Lesmoyo, Y. A., kartinah, Sukamto, & Setyo Rini, A. (2023). Pola Pembentukan
Hubungan Sosial Emosional di Lingkungan Sekolah Dasar. JURNAL BASICEDU,
7(4), 2679–2694.
Suhendy, H., Iskandar, L. N., Putri, D., Putri, L. D., Ameliya, L., Sabrina, N. K., &
Yuniar, P. (2023). Sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

458
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Ke-7 (SNIP 2023)
SHEs: Conference Series 6 (3) (2023) 449 – 459

lingkungan Sekolah Dasar Negeri 01 Bantar. INDRA: Jurnal Pengabdian Kepada


Masyarakat, 4(2), 90–94. https://doi.org/10.29303/indra.v4i2.265
Sunandari, Fitriani, Nurannisa, Ikram, M. D., & Maharani, W. (2023). Pencegahan
Tindakan Perundungan pada Lingkungan Sekolah Dasar. Journal on Education,
5(4), 11691–11695.

459

You might also like