Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja
Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja
Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja
ABSTRACT
The Relationship between Diet and Physical Activity and the Incident of Overweight in Adolescents at
SMA N 8 Jambi City in 2023
Excess weight in adolescents caused by energy intake that exceeds needs or insufficient energy
consumption and related to history of eating habits and the frequency of intake high-calorie foods. Pattern
of eating large portions, foods high energy, high fat, high in simple carbohydrates and low fiber are
triggers for overweight. Low physical activity is risk factor for obesity. In 2018 basic health research, the
incidence of overweight was 7.8%. Jambi City Health Service with number of overweight cases in Jambi
City, namely 174 cases. Research aim was to determine relationship between eating patterns and physical
activity with the incidence of overweight in adolescents SMAN 8 Jambi City. Quantitative research design
with a cross sectional approach, carried out in February-June 2023. Population research was 359 students
and sample 79 respondents with proportional sampling. Data collect are BMI according to the age (Z-
Score), eating pattern with FFQ and phisical activity with GPAQ Data analysis was carried out univariate
and bivariate using Chi-Square statistical test. The results show that there is relationship eating patterns
and incidence of overweight (0.000), and there is relationship physical activity and the incidence of
overweight in adolescents (0.020) in adolescents at SMAN 8 Jambi City.
ABSTRAK
Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di SMA N 8
Kota Jambi Tahun 2023
Kelebihan berat badan pada remaja disebabkan asupan energi yang melebihi kebutuhan atau pemakaian
energi yang kurang dan berkaitan dengan riwayat kebiasaan makan dan frekuensi asupan makanan
berkalori tinggi. Pola makan porsi besar, makan tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana
dan rendah serat merupakan pencetus terjadinya overweight. Rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor
risiko terhadap kejadian kegemukan. Riset kesehatan dasar 2018 kejadian overweight sebanyak 7,8%.
Dinas Kesehatan Kota Jambi dengan jumlah kasus overweight di kota Jambi yaitu 174 kasus. Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktifitas fisik dengan kejadian overweight pada
19
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
remaja di SMAN 8 Kota Jambi. Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional,
dilaksanakan di SMAN 8 Kota Jambi pada Februari-Juni 2023. Populasi dalam penelitian adalah siswa-
siswi berjumlah 359 dan Sampel berjumlah 79 responden dengan propotional sampling. Data dikumpulkan
yaitu data IMT dengan penimbangan berat badan serta tinggi badan menurut umur (Z-Score), data pola
makan dengan FFQ dan data aktivitas fisik dengan GPAQ. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat menggunakan uji frekuensi dan statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan antara pola makan dengan kejadian overweight (0,000), dan ada hubungan aktifitas fisik dengan
kejadian overweight pada remaja (0,020) pada remaja di SMAN 8 Kota Jambi.
20
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
terjadi pada masa peralihan dari masa kanak- Asupan makanan yang kurang dari
kanak ke remaja, maka masa remaja justru kebutuhan akan menyebabkan tubuh menjadi
menuntut gizi yang lebih banyak. Perubahan kurus, sedangkan asupan makanan yang
pola makan dan pola hidup remaja lebih dari kebutuhan akan menyebabkan
berdampak pada kebutuhan dan konsumsi kelebihan berat badan atau overweight. Pola
gizinya (Hafiza et al., 2021). makan yang berlebihan merupakan fenomena
Remaja membutuhkan lebih banyak zat baru yang semakin lama semakin meluas.
gizi karena berada dalam tahap Keadaan ini sering dialami oleh masyarakat
perkembangan dari masa kanak-kanak ke menengah keatas dengan adanya perubahan
masa dewasa. Asupan zat gizi remaja sangat pola makan, yakni menyebabkan munculnya
penting untuk mencegah masalah gizi selama kegemukan (Indriati, 2020).
masa pertumbuhan remaja (Febriana, 2020). Aktivitas fisik juga menjadi salah satu
Salah satu masalah gizi yang dialami remaja penyebab terjadinya kegemukan pada
yaitu kegemukan atau overweight yang remaja. Aktivitas fisik adalah melakukan
istilah umumnya dikenal dengan gizi lebih pergerakan anggota tubuh yang
atau kegemukan merupakan keadaan gizi menyebabkan pengeluaran tenaga yang
seseorang dimana terjadi ketidakseimbangan sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan
positif yaitu jumlah energi yang masuk fisik, mental dan mempertahankan kualitas
kedalam tubuh lebih besar dari jumlah energi hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
yang dikeluarkan (Niva, 2021). hari. Aaktivitas fisik yang kurang dapat
Status gizi merupakan gambaran mengakibatkan terjadinya obesitas, non
kondisi tubuh sebagai akibat pemanfaatan communicable disease, dan gangguan
zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi. muskuloskeletal. Sehingga WHO
Status gizi menjadi faktor penting karena merekomendasikan anak-anak dan remaja
berhubungan dengan kecerdasan, berusia 5-17 tahun sebaiknya melakukan
produktivitas dan kreativitas yang tentunya minimal 60 menit aktivitas fisik intensitas
zat gizi. Remaja membutuhkan lebih banyak sedang hingga kuat (Kemenkes RI, 2019).
zat gizi, karena merupakan periode peralihan Aktivitas fisik yang kurang, dapat
dari kanak-kanak ke masa dewasa. Asupan menyebabkan timbulnya Penyakit Tidak
zat gizi remaja menjadi hal penting untuk Menular (PTM) seperti darah tinggi, artritis
menghindari terjadinya masalah gizi selama (radang sendi) dan obesitas. PTM seperti
periode dapat mempengaruhi kualitas sumber obesitas harus diwaspadai karena dapat
daya manusia (SDM) (Abdullah, 2022). menyebabkan timbulnya segala jenis
Gizi lebih atau Overweight merupakan penyakit lain. Menurut Centers for Disease
suatu kondisi dengan penyebab multi faktor Control and Prevention/CDC 2016 obesitas
seperti gaya hidup yang dipengaruhi oleh yang berlebihan juga dapat menyebabkan
lingkungan, perilaku, psikologis, fisiologis, penyakit jangka panjang dan timbulnya
sosial dan faktor genetik. Kelebihan berat penyakit yang serius seperti stoke, jantung
badan pada remaja di sebabkan oleh asupan koroner, diabetes melitus tipe 2, kanker
energi yang melebihi kebutuhan atau endometrium, kanker payudara, kanker usus
pemakaian energi yang kurang dan berkaitan besar, kolesterol, tekanan darah tinggi,
dengan riwayat kebiasaan makan dan gangguan hati dan sebagainya (Noviana,
frekuensi asupan makanan berkalori tinggi. 2017).
Pola makan yang tidak sesuai akan Aktivitas fisik merupakan faktor risiko
menyebabkan asupan makanan yang terhadap kejadian kegemukan dimana remaja
berlebihan atau sebaliknya kekurangan. dengan aktivitas ringan lebih berisiko
21
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
22
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
Makanan yang paling banyak di protein tubuh dan lemak akan disimpan
konsumsi golongan karbohidrat adalah 1x sebagai lemak. Faktor-faktor yang
sehari atau 3x/hari dengan total 79 responden berpengaruh dari asupan makanan terhadap
dengan bahan makanan yaitu nasi, roti, terjadinya overweight adalah kuantitas, porsi
kentang dan bihun, kemudian pada golongan perkali makan, kepadatan energi dari
protein hewani dan nabati, protein hewani makanan yang dimakan, kebiasaan makan,
dengan bahan makanan yang sering di frekuensi makan dan jenis makanan
konsumsi adalah daging ayam, udang, sosis (Wiramihadja, 2019).
dan ikan dan protein nabati dengan bahan Berdasarkan data yang diperoleh
makanan yang sering di konsumsi adalah bahwa terjadinya overweight di SMAN 8
tempe dan tahu, dan untuk golongan sayur Kota jambi dengan adanya penyebab salah
adalah sebanyak 1 kali sehari dengan bahan satu faktor gaya hidup dan faktor lingkungan
makanan yang sering di konsumsi adalah yang termasuk didalamnya dalam pemilihan
bayam, kol, kangkung, daun singkong dan jenis makanan, porsi makan, frekuensi
timun dan bayam. buah yang paling banyak makan pada masing-masing individu.
di konsumsi adalah semangka, melon, untuk Sebuah temuan penelitian sejalan
susu dan olahannya mereka banyak dengan hasil penelitian ini yaitu responden
mengkonsumsi susu UHT yang bisa dengan aktivitas sedang sebanyak 27
dikonsumsi sebanyak 1x/hari (Kisno, et al, responden (55,11%) yang memiliki berat
2020). badan lebih, dan sebanyak 15 responden
Hasil penelitian ini sejalan dengan (30,62%) gizi kurang, dan yang mengalami
penelitian yang dilakukan oleh Kisno dkk berat badan normal sebanyak 12 responden
(2020) yang mendapatkan hasil yaitu 65 (24,49%). Aktivitas fisik rendah juga
responden 6 underweight, 15 responden mengalami pola makan yang kurang baik.
memiliki status gizi normal, 34 responden Anak dengan aktivitas fisik tinggi yang
memiliki status gizi overweight dan 7 mengalami overweight juga didapatkan
responden memiliki status gizi obesitas. mengalami pola makan yang kurang baik.
Masa remaja merupakan salah satu Meskipun aktivitas fisik remaja tinggi,
periode tumbuh kembang yang penting dan namun anak tersebut sering mengkonsumsi
menentukan pada perkembangan berikutnya. cemilan, makanan cepat saji dan sering
Pada masa remaja ini pula yang terjadinya mengkonsumsi makanan manis (Damayanti,
perubahan sikap dan prilaku (Hidayati, 2019).
2018). Meskipun aktivitas fisik hanya
Terjadinya overweight merupakan mempengaruhi 1/3 pengeluaran energi
dampak dari terjadinya kelebihan asupan seseorang dengan berat normal, namun bagi
energi (energy intake) dibandingkan dengan orang yang memiliki kelebihan berat badan
yang diperlukan (energy expenditure) oleh aktivitas fisik memiliki peran yang sangat
tubuh sehingga kelebihan asupan energi penting. Olahraga yang dilakukan setiap
tersebut disimpan dalam bentuk lemak. Di minggusebanyak 3 kali dengan minimal
dalam makanan yang akan diubah menjadi waktu 20 menit per hari dapat membuat
energi adalah zat gizi penghasil energi yaitu kalori terbakar, semakin banyak berolah raga
karbohidrat, protein, dan lemak. Apabila maka semakin banyak kalori yang hilang
asupan karbohidrat, protein dan lemak (Damayanti, 2019)
berlebih, maka karbohidrat akan disimpan Berdasarkan data yang diperoleh
sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan bahwa terjadinya overweight dengan
sisanya lemak, protein akan dibentuk sebagai katagori aktifitas fisik sedang lebih tinggi
23
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
salah satu disebabkan oleh faktor lingkungan makanan untuk dikonsumsi setiap hari
yang dapat terlihat jelas bahwa mereka lebih sedangkan asupan gizi adalah akibat
mengandalkan kendaraan dibandingkan langsung dari sebuah aktifitas memilih
dengan bersepeda atau berjalan kaki ke makanan untuk dikonsumsi. Status gizi
sekolah. banyaknya responden yang hanya ditentukan berdasarkan konsumsi gizi dan
melakukan aktifitas ringan baik di sekolah kemampuan tubuh dalam menggunakan zat-
maupun dirumah dan lebih dominan duduk zat gizi tersebut. Pola makan remaja sangat
dengan keadaan waktu yang cukup lama dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Remaja
tanpa diselingi dengan kegiatan lainnya. lebih menyukai makanan dengan kandungan
Sehingga aktifitas fisik yang rendah bisa natrium dan lemak yang tinggi tetapi rendah
menyebabkan terjadinya overweight, vitamin dan mineral.
olahraga dapat menurunkan kadar lemak Hasil ini sesuai dengan pernyataan
dalam tubuh untuk menurunkan atau (Wiramihadja, 2019). Terjadinya overweight
mempertahankan berat badan ideal. merupakan dampak dari terjadinya kelebihan
Hasil analisis bivariat antara pola asupan energi (energy intake) dibandingkan
makan dengan kejadian overweight secara dengan yang diperlukan (energy expenditure)
lebih ringkas ditampilkan pada tabel berikut : oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi
Tabel.2 tersebut disimpan dalam bentuk lemak.
Hubungan antara pola makan dengan Makanan merupakan sumber dari asupan
kejadian overweight energi.
Pola Kejadian overweight Jumlah p- Makanan akan diubah menjadi energi
makan Tidak Overweight value dan zat gizi penghasil energi yaitu
overweight karbohidrat, protein, dan lemak. Apabila
Baik 29 7 36 0,000 asupan karbohidrat, protein dan lemak
Kurang 9 34 43 berlebih, maka karbohidrat akan disimpan
baik sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan
Jumlah 38 41 79 sisanya lemak, protein akan dibentuk sebagai
Sumber: Data Primer (2023) protein tubuh dan lemak akan disimpan
sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan
Tabel.2 diatas menunjukkan hubungan menyimpan lemak yang tidak terbatas.
pola makan kurang baik dengan kejadian Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan
overweight sebanyak 34 responden (79,1%). makanan terhadap terjadinya overweight
Dari hasil uji statistic Chi-Square diperoleh adalah kuantitas, porsi perkali makan,
nilai p-value = 0,000 (p< α=0,05) yang kepadatan energi dari makanan yang
artinya terdapat hubungan yang signifikan dimakan, kebiasaan makan, frekuensi makan
antara pola makan dengan kejadian dan jenis makanan.
overweight pada responden di SMAN 8 Kota Menurut peneliti, ada hubungan pola
Jambi Tahun 2023. makan dengan kejadian overweight pada
Pola makan tidak teratur menunjukkan remaja di SMAN 8 kota Jambi. Pola makan
34 siswi (60,7%) dan pola makan teratur 22 akan mempengaruhi tumbuh kembang dari
siswi (39,3%) dengan hasil uji statistik seseorang, dengan jumlah porsi perkali
p=0,000 dengan nilai α=0,05 (Ho ditolak) makan, kepadatan energi dari makanan yang
yang artinya ada hubungan pola makan dimakan, kebiasaan makan, frekuensi makan
dengan kejadian kegemukan. dan jenis makanan yang dimakan sehari hari
Frekuensi penggunaan bahan makanan akan mempengaruhi dengan kejadian
lebih cenderung pada pemilihan bahan overweight. Penelitian ini sejalan dengan
24
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
hasil teori (Almatsier S., 2020) bahwa suatu hari hanya 3,1% sedangkan anak yang
kebiasaan menetap dalam hubungan dengan normal dengan aktivitas fisik > 1 jam per hari
konsumsi makanan berdasarkan jenis bahan sebanyak 57,3%.
makanan : makanan pokok, sumber protein, Anak yang aktivitas fisik tinggi namun
sayur dan buah serta frekuensi makan. tetap mengalami kegemukan juga dapat
Tabel.3 dikarenakan pendidikan ayah dan ibu yang
Hubungan antara aktivitas fisik dengan dimiliki. Pada penelitian ini anak yang
kejadian overweight mengalami obesitas mayoritas memiliki ayah
Aktivitas Kejadian overweight Jumlah p- dan ibu yang berpendidikan tinggi masing-
Fisik Tidak overweight value masing 24,0% dan 23,5%.
overweight Hasil penelitian ini sejalan dengan
Ringan 10 22 32 0,020 (Damayanti, 2019) yang mengatakan bahwa
Sedang 21 17 38 tingkat pendidikan ayah yang rendah
Berat 7 2 9 memiliki peningkatan yang signifikan pada
Total 38 41 79 rata-rata indeks massa tubuh begitupun
Sumber: Data Primer (2023) dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah
juga mengalami peningkatan yang signifikan
Hasil analisis pada tabel.3 diatas pada rata-rata indeks massa tubuh pada anak.
menunjukkan hubungan aktifitas fisik Begitupun dengan pendapatan orang tua pada
dengan kejadian overweight dengan jumlah anak yang mengalami obesitas yang
79 responden, berkatagori aktifitas ringan memiliki pendapatan yang tinggi sebesar
dengan kejadian overweight terdapat 22 32,3% sedangkan yang rendah sebesar 4,1%.
(68,8%). Sedangkan aktifitas fisik sedang Berdasarkan data yang diperoleh
dengan kejadian overweight terdapat 17 bahwa terjadinya overweight dengan katagori
responden (44,7%), dan aktifitas fisik berat aktifitas fisik sedang lebih tinggi salah satu
dengan kejadian overweight dari 2 disebabkan oleh faktor lingkungan yang
responden (22,2%). Dari hasil uji statistic dapat terlihat jelas bahwa mereka lebih
Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,020 mengandalkan kendaraan dibandingkan
(p< α=0,05) yang artinya terdapat hubungan dengan bersepeda atau berjalan kaki ke
yang signifikan antara aktifitas fisik dengan sekolah. banyaknya responden yang hanya
kejadian overweight pada responden di melakukan aktifitas ringan baik di sekolah
SMAN 8 Kota Jambi Tahun 2023. maupun dirumah dan lebih dominan duduk
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil dengan keadaan waktu yang cukup lama
penelitian yang dilakukan oleh (Niva, 2021) tanpa diselingi dengan kegiatan lainnya.
Sehingga aktifitas fisik yang rendah bisa
dengan hasil uji statistik signifikan p= 0,111
menyebabkan terjadinya overweight,
(p=0,05) maka hipotesis Ha ditolak sehingga olahraga dapat menurunkan kadar lemak
dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan dalam tubuh untuk menurunkan atau
yang secara statistik antara hubungan mempertahankan berat badan ideal.
aktivitas fisik dengan kejadian overweight. Beberapa keterbatasan penelitian yaitu
Penelitian yang dilakukan (Adipura, faktor-faktor yang mempengaruhi status
2021) bertujuan untuk mengetahui hubungan overweight dapat dimungkinkan oleh faktor
antara aktivitas fisik dengan kejadian genetik, pola makan, aktifitas fisik, sosial
overweight pada remaja. Hasilnya ekonomi, dan lingkungan. Sedangkan
menunjukkan bahwa anak yang mengalami penelitian ini melihat dari dua faktor yaitu
obesitas memiliki aktivitas fisik > 1 jam per pola makan dan aktifitas fisik.
25
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
26
Putri Andrini, Aisah, Ariyanto| Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Overweight Pada Remaja
27