FS Garam Farmasi
FS Garam Farmasi
FS Garam Farmasi
Garam farmasi dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) 2020, dikelompokkan pada industri
farmasi dalam kode 21 yaitu golongan industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional.
Secara khusus KBLI garam farmasi termasuk dalam kode 21011 Industri Bahan Farmasi untuk
Manusia dan 21012 Industri Produk Farmasi untuk Manusia dengan HS Code nya 2501.00.93.
Pemenuhan kebutuhan untuk garam farmasi masih didominasi oleh garam impor. Dengan
dicanangkannya program Change Source atau pergantian sumber bahan baku impor dengan
bahan baku produksi dalam negeri untuk industri farmasi maka beberapa industri farmasi juga
telah menyampaikan komitmennya untuk mengganti bahan baku obat impor menjadi bahan baku
obat dalam negeri. Peraturan presiden Nomor 126 Tahun 2022 juga telah menyebutkan impor
garam hanya boleh diperuntukkan industri kimia atau chlor alkali. Garam Farmasi merupakan
salah satu jenis garam yang harus dipenuhi kebutuhannya dalam negeri oleh petambak garam
dan badan usaha paling lambat tahun 2024.
8000
6000
4000
2000
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Proyeksi kebutuhan garam
Tahun
farmasi
2022 7.440
2023 8.244
2024 9.047
2025 9.851
2026 10.654
2027 11.458
Dari hasil proyeksi kebutuhan 6 tahun mendatang, indikasi peningkatan kebutuhan garam
farmasi adalah 8% per tahun
ANALISIS ASPEK PASAR
Garam farmasi dapat dilihat sebagai produk fungsional, sebab seiring berjalannya waktu, tidak
ada perubahan fungsi yang signifikan dari garam. Variasi dari garam tidak terlalu luas serta
tidak cepat mengalami perubahan trend produk. Garam sebagai produk fungsional maka
strategi yang cocok diterapkan dalam menentukan parameter – parameter rantai pasok
adalah strategi efisien. Strategi efisien mengedepankan adanya efisiensi biaya total supply
chain. Sumber bahan baku utama garam farmasi berupa garam olahan (Kadar 97%) menjadi
salah satu pertimbangan dalam skenario supply chain. Untuk mengoptimalkan efisiensi biaya
maka lokasi pabrik harus dekat dengan sumber bahan baku garam oalhan. Selain dari sisi
sumber bahan baku, lokasi pabrik juga harus berada jalur distribusi yang efisien menuju
customer. Sumber bahan baku garam farmasi banyak didapatkan di Jawa Timur sebagai
wilayah penghasil garam terbesar di Indonesia dan juga lokasi dari kebanyakan perusahaan
pengguna garam farmasi. Sehingga scenario supply chain disesuaikan dengan kondisi
eksisting di Jawa Timur. Adapun usulan skenario supply chain yang ditawarkan disajikan pada
gambar 2. Source Make Deliver
PT Mikatasa PT Suparma Tbk Arta Samudra Pasifik Bitung, PT Exxon Mobile Cepu
Agung Limited MCL
PT ICI Paint PT Fajar Surya
Wisesa Tbk Avelia Prima Intra Makmur, PT Pertamina EP
Pacifix Paint PT Alkindo
Naratama Tbk Awindo International, PT Pertamina Hulu
Nippon Paint PT Adiprima Mahakam (PHM)
Suraprinta
PT Mowilex Bali Tuna Segar, PT PHE OSES
Indonesia
Musim Mas merek Sunco, M&M, Amago, dan Voila. PT Bina Karya Prima yang memproduksi
minyak goreng merk Tropical
Royal Golden Eagle
Sinarmas Group merek dagang Filma, Mitra, Kunci Mas, dan Palmvita
TINJAUAN ASPEK LEGAL
DAN ADMINISTRATIF
Kebijakan Nasional
Kebijakan Daerah
RKP 2022 Proyek Prioritas Strategis RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030
1. Pendampingan implementasi industri 4.0 sektor
industri kimia hilir dan farmasi. Kawasan peruntukan industri
2. Pembinaan industri farmasi dalam pemenuhan besar dan menengah meliputi
ketersediaan 40 obat esensial dalam JKN. kawasan di sepanjang jalan
arteri primer dan kolektor
RIPIN 2015-2035 primer yang menghubungkan
1. Industri farmasi, kosmetik dan alat kesehatan sebagai Kabupaten Gresik dan
industri andalan. Kabupaten Lamongan maupun
2. Garam farmasi merupakan golongan industri Kabupaten Gresik dan Kota
prioritas pengembangan tahap I 2015-2019. Surabaya, yang diarahkan di
3. Memfasilitasi pengembangan dan pembangunan Kecamatan Kebomas,
industri bahan baku farmasi dan kosmetik untuk Gresik, Manyar, Ujung
substitusi impor. Pangkah, Panceng,
4. Kebutuhan teknologi produksi bahan baku farmasi Menganti, Kedamean,
(sintesa kimia). Wringinanom, dan
Driyorejo.
5. Penetapan daerah Wilayah Pusat Pertumbuhan
Industri (WPPI) sebagai Kawasan Strategis
PETA RTRW KAB. GRESIK
Nasional (KSN), yaitu Tuban, Lamongan, Gresik,
Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Bangkalan.
Kebijakan Provinsi
RKPD Provinsi Jawa Timur 2022
ASPEK
PERPAJAKAN
• Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah nilai penanaman modal
berupa aktiva tetap selama 6 tahun masing-masing sebesar 5% per tahun.
• Depresiasi dan amortisasi yang dipercepat.
• Pengenaan PPh final atas dividen sebesar 10%.
• Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun.
(Peraturan Pemerintah No. 78/2019, Peraturan Menteri Keuangan No.
96/PMK.010/2020, dan Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2022)
LOKASI PROYEK
Lokasi Proyek industri garam farmasi berlokasi di pabrik eksisting PT. Garam di Kecamatan
Manyar Kabupaten Gresik. Luas rencana Pabrik 1,5 Ha dengan kondisi lahan yang disediakan 2,6
Ha, sisa lahan direncanakan sebagai green area.
PENGELOLA:
PT GARAM Bersama Investor
STATUS LAHAN:
Hak Pakai PT Garam dengan skema sewa
TOTAL AREA:
Eksisting Tersedia : 2,6 Ha
Rencana Siteplan Pabrik 1,5 Ha
Terdapat tiga (3) bahan baku untuk mendukung pengolahan industri Garam Farmasi ini
diantaranya yaitu garam olahan kadar 97% (NaCl), Soda Kaustik (NaOH), Soda Ash ( Na 2CO3)
SETTING KAPASITAS
Estimasi Penjualan Quantity ton
Garam farmasi 7.440
CaCO3 74
Mg(OH)2 109
BaSO4 254
Garam sisa 726
AKSESIBILITAS
Lokasi industri memiliki waktu tempuh 2 menit dari Gerbang Tol Manyar, 19 menit
dari Gerbang Tol Kebomas dan 25 menit dari pelabuhan JIIPE. Hal ini memudahkan
proses Supply chain baik pengadaan bahan baku, mesin dan distribusi produk akhir.
Sedangkan sarana dan prasarana lain yang mendukung yaitu air baku berasal dari
PDAM Giri Tirta dan Listri dari PDAM Giri dengan jarak masing-masing 2,6 km dan 6
km. Sarana lainnya yaitu adanya 1 RSUD, 2 Puskesmas dan 1 Klinik. Selain itu
terdapat 2 SMK/SMA dan 1 Perguruan Tinggi di wilayah sekitar industri.
Kebutuhan Amenitas
Rp 456.950.157.209 Rp 151.002.818.457
miliar miliar
Benchmark operating cycle : PT Garam
Komponen Biaya
Capital Expenditure Nilai Bahan Baku 78.364.114.225
Maintenance 5.711.876.965
Rp456.950.157.20
Total 9 Total NWC 151.002.818.457
No Risiko Permintaan/pasar
Risk event / Risk Agent/ penyebab risiko Usulan Mitigasi
kejadian risiko
1 Lemahnya iklim Belum banyak perusahaan yang Dukungan pemerintah daerah dan
investasi melakukan investasi di sektor garam pemerintah pusat untuk merancang
farmasi instentif dan fasilitas bagi investor,
keterbukaan PT Garam dengan investor
2 Produk garam 1. Kualitas garam farmasi impor lebih 1. Melakukan continous improvement
farmasi lokal masih bagus terhadap kajian produksi garam farmasi
belum dapat 2. Harga beli garam farmasi impor lebih lokal dan teknologi yang dipakai
diproduksi di murah 2. Pengkajian kebijakan bea masuk 0
Indonesia persen
No Risiko lahan
Risk event / Risk Agent/ penyebab risiko Usulan Mitigasi
kejadian risiko
1 Status lahan yang lokus yang diambil yaitu konsorsium Komunikasi dan koordinasi yang baik
dijadikan pabrik dengan PT. Garam dengan skema lahan terhadap mitra kerjasama. Monitoring dan
garam farmasi sewa evaluasi berkala terhadap perjanjian dan
adalah sewa realisasi
2 Potensi pemutusan ketidakcocokan dengan isi perjanjian Komunikasi dan koordinasi yang baik
kerjasama di kerjasama atau terjadi proses adendum terhadap mitra kerjasama. Monitoring dan
pertengahan kontrak evaluasi berkala terhadap perjanjian dan
periode sewa realisasi
2 Timbulnya biaya Produksi menghasilkan waste Perancangan waste treatment yang efektif
untuk perancangan dan efisien
waste treatment
No Risiko regulasi dan politik
Risk event / kejadian risiko Risk Agent/ penyebab risiko Usulan Mitigasi
1 Perubahan kebijakan pemerintah Kondisi politik dan ekonomi Perlu sensitivitas dalam membaca
mengenai pengadaan barang dan terjadi perubahan peluang bisnis kedepan
lahan
2 Potensi permasalahan dalam Belum terdapatnya PT Garam menerapkan standarisasi
pembagian tugas atau aset antara kesepakatan yang mutualisme skema kerjasama dan mitigasi ketika
investor dan PT Garam kerjasama dengan investor ada perubahan pemangku jabatan
2 Garam Farmasi impor lebih Harga garam farmasi impor lebih Pembatasan kuota impor garam
diminati murah farmasi
3 Potensi perubahan harga dan Terjadi perubahan/ketidakstabilan Komunikasi dan koordinasi yang baik
skema sewa lahan yang dapat kondisi ekonomi negara semua pihak
mempengaruhi biaya
1 Adanya potensi shortage Jumlah produksi bahan baku garam yang Perlu adanya safety stock dari
bahan baku bergantung pada kondisi iklim lahan garam oleh PT Garam
pergaraman
2 Potensi kesalahan inspeksi 1. Kurangnya frekuensi sampling bahan baku 1. Penerapan sistem sampling
kualitas bahan baku 2. Kurang telitinya SDM dalam inspeksi bahan inspeksi yang baik
baku 2. Standarisasi/SOP untuk
kualitas bahan baku
No Risiko force majeure dan lingkungan
Risk event / kejadian risiko Risk Agent/ penyebab risiko Usulan Mitigasi
Potensi isu Kondisi sosial budaya masyarakat gresik dan Perlunya dukungan pemerintah
keamanan/kecelakaan/bencana sekitarnya beragam karena tidak hanya sebagai perantara antara
1
alam pada saat tahap konstruksi penduduk lokal melainkan terdapat investor/pengusaha dengan
industri baru. penduduk pendatang. masyarakat
3 Potensi ketidaktepatan Kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Perlunya kerjasama investor Luar
teknologi untuk proses produksi yang bersumber dari lokal Negeri
4 Terjadi penyusutan produk pada Perancangan desain packaging dan kondisi Merancang desain packaging yang
waktu penyimpanan di warehouse FG kurang sesuai, begitu jg tepat (R&D), merancang jenis
warehouse FG, saat delivery, dengan desain armada untuk delivery dan armada yang tepat untuk delivery
dan saat return return dan return
HOR 1
⮚ Melakukan penilaian severity pada 5 terbesar Prioritas Penyebab
masing-masing risk event skala 1-10 Risiko:
(tidak terdampak s/d sangat 1. R1 Harga beli garam farmasi
terdampak) dan juga penilaian impor lebih murah (A3)
occurance pada masing-masing risk 2. R2 Frekuensi terjadi shutdown
agent skala 1-10 (tidak pernah terjadi mesin/teknologi pada proses
s/d sering terjadi). produksi dikarenakan mesin repair
⮚ Membuat relationship matrix antara (A21)
risk agent pada tiap-tiap risk event 3. R3 Kualitas garam farmasi impor
dengan skala 0, 1, 3, 9 dimana 0 lebih bagus (A2)
berarti tidak ada korelasi, 1-3-9 berarti 4. R4 Kurangnya perencanaan
rendah, medium, dan korelasi tinggi. produksi yang baik (A19)
⮚ Hitung ARP untuk mengetahui 5. R5 Terlalu banyak biaya dalam
penyebab risiko mana yang menjadi integrasi aktivitas bisnis (A20)
prioritas.
HOR 2
⮚ Identifikasi aksi mitigasi (PA) dari tiap risk agent yang menjadi 5
terbesar pada tahap HOR 1
Hasil HOR 2
Prioritas Mitigasi Risiko:
1. Pengkajian kebijakan bea masuk 0 persen
2. Penjadwalan dan strategi maintenance mesin
3. Melakukan continuous improvement terhadap kajian produksi
garam farmasi lokal dan teknologi yang dipakai