Batuan Di Indonesia
Batuan Di Indonesia
Batuan Di Indonesia
bukanlah hasil metamorfosa kontak, akan tetapi merupakan hasil metamorfosa regional. Misal: sekis, gneis, pilit, marmer, batusabak. Sekis dan gneiss dihasilkan oleh metamorfosa kuat, sedang pilit, marmer dan batusabak oleh metamorfosa lain yang agak lemah (kurang kuat). Sehingga dari definisi ini timbul pengertian bahwa ada batuan yang hanya sekali mengalami metamorfosa, akan tetapi ada juga yang berulang kali (setelah ter-metamorfosa dan ter- metamorfosa lagi). Peristilahan Metamorfosa : - Mono metamorf hanya sekali - Poli metamorf berulang kali : : Proses metamorfosa yang Proses metamorfosa yang
Sekis dan gneis adalah golongan batuan metamorf kuat sehingga diartikan bahwa batuan tersebut pasti telah beberapa kali mengalami proses metamorfosa(polimetamorf). Sedangkan seperti pilit, marmer dan batusabak karena tergolong batuan metamorf yang lemah, maka batuan tersebut hanya sekali mengalami metamorfosa (monometamorf) Batuan tertua di Indonesia, yang merupakan batuan metamorf ini,dikelompokan sabagai batuan sekis kristalin.Umur dari batuan sekis kristalin ini tidak bisa ditentukan secara pasti,karma tak ada fosil yang menyertainya.Penentuan umur absolute batuan metamorf dengan mempergunakan metode radioaktif(missal metode
potassium-argon)pun akan mengalami kesulitan.Karna umur yang keluar dari pendeteksian itu adalah bukan umur batuannya,melainkan umur proses metamorfosanya sendiri.Terlabih lagi jika batuan telah mengalami beberapa kali metamorfosa,maka umur yang ditentukan oleh metode radioaktif (missal dengan mempergunakan mineral mika,dimana mineral ini banyak menyertai batuan metamorf)itu adalah umur metamorfosa yang terakhir. Sehingga penentuan umur relative sekis kristalin ini didasarkan pada umur batuan yang menutupinya,yang tentunya mempunyai kandungan fosil yang representatip.Misal batuan yang menutupi sekis kristalin tersebut adalah batuan perm,maka umur sekis kristalin itu adalah pra-perm.Kalau yang menutupi adalah batuan jura,maka umurnya adalah pra-jura.Sehingga umur batuan sekis kristalin di Indonesia adalah bermacam-macam,baik dari pulau yang satu dengan pulau yang lainnya,bahkan dalam satu pulau itu sendiri. ( Gambar )
Dasar-dasar pengertian mengapa batuan sekis kristalin dianggap merupakan batuan tertua di Indonesia: 1. Konsep superposisi : Kenyataan bahwa kedudukan stratigrafis batuan yang lebih muda yang menutupi sekris kristalin tersebut adalah lebih tinggi,serta tidak mengalami proses metamorfosa. 2. Batuan sekis kristalin taraf metamorfosanya lebih tinggi disbanding dengan batuan yang secara stratigrafis lebih tinggi letaknya,sehingga bisa disimpulkan bahwa sekis kristalin tersebut relatip lebih tua disbanding sedimen diatasnya. 3. Batuan sekis kristalin telah mengalami siklus-siklus sedimentasi, orogenesa dan erosi lebih dulu disbanding dengan siklus-siklus yang
mempengaruhi batuan sedimen diatasnya.atau dapat dikatakan kalau batuan sekis kristalin tersebut di endapkan dalam satu cekungan sedimentasi yang lebih tua dari cekungan sedimentasi dimana batuan sedimen yang lebih muda di endapkan. Pembahasan batuan sekis kristalin per-pulau : ( Gambar ) Umur batuan sekis kristalin di Indonesia Umur Pulau Tidak tentu utara Pra-Trias Tersier (Paleozoikum Muda) Kalimantan,sulawesi, seram,buru, Moa. Tersier Sumatra,selu,leti (Tersier)Paleozoikum-Trias bawah barat Trias tenggara (Pra-Mesozoikum) Kalimantan Seram(?) Sulawesi,timor, karimunjawa,jawa, Kalimantan
buton,sulawesi Timur,ser am barat. Jura Sumatra, irian, Kalimantan barat. Kapur Sumatra,jawa. Eosin Kalimantan tengah, sulawesi timur Laut.
Lapisan Jura terdiri dari batuan metamorf,marmer berfosil (salah satunya fosil Monthiraultia,fosil jura serta batu pasir.Disini tidak bisa ditentukan mana yang tua :pasir,metamorf atau marmer? Kemungkinana adalah metamorf dulu,baru kemudian marmer dan terakhir pasir. Antara Tersier dan Trias dijumpai konglomerat dari batuan beku intrusi(formasi prapat). Urut-ururtan seri pengendapan : ( Gambar ) Keterangan : 1. Di endapkan atau terbentuk batuan metamorf dan juga marmer. 2. Jura adalah kemungkinan umur satuan ini. 3. Terendapkan satuan batupasir.
4. Terjadi proses orogenesa-pengangkatan-erosi-longsor kembali dan 5. Terendapkan formasi Graywacke secara tidak selaeas,diikuti intrusi batuan beku. 7 Proses orogenesa-pengangkatan-erosi-turun dan 8 Terendapkan secara tidak selaras batuan tersieryang kaya akan formaninifera. Orogenesa yang memisahkan Tersier dengan pra-Tersier adalah orogenesa larami,yang terjadi pada jaman kapur. Catatan: Orogenesa yang pernah terjadi didunia selama waktu sejarah: ( Gambar ) Sehingga dari uraian diatas,umur batuan sekis kristalin di Sumatra utara adalah pra-Jura. Sumatra Selatan : Di Sumatra selatan batuan termuda exarter,yang merupakan batuan volkanik. Penampang stratigrafi di Sumatra Selatan: ( Gambar ) Batuan tersier dan kwarter disini menutupi kelopakkelopak batuan yang lebih tua. ( Gambar ) Urutan Stratigrafi : ( Gambar ) Keterangan : adalah batuan
1. Batuan metamorf (sekis kristalin) 2. Terjadi sedikit pengangkatan penurunan 3. Terendapkan gasping orbitolina concave yang berumur kapur 4. Terjadi orogenesa Larami,pembentukkan kelopak masih berlangsung,pengangkatan-erosi-turun 5. Pembentukkan kelopak 6. Terendapkan batuan Tersier 7. Terakhir batuan volkanik Kwarter BATUAN SEKIS DI KALIMANTAN : Batuan sekis kristalin di Kalimantan tersebar di bagian barat dan tengah serta pegunungan Meratus.Karena sekis disini tak tertutupi oleh batuan edimen muda yang tidak mengandung fosil,padahal batuan yang berumur terdekat adalah Permorkabon,maka umur relatip dari sekis kristalin ini adalah pra-Permokarbon atau bersamaan dengan orogenesa Varicia. Di Kalimantan sini kontak antara sekis kristalin dengan batuan diatasnya tidak ada. Kompilasi sekis kristalin di Sumatra Utara,Sumatra Selatan dan Kalimantan : ( Gambar ) Di sungai Telen (Kalimantan Tengah) dijumpai Heliolites(devon). Endapan di Kalimantan dimulai dari pemokarbon sampai eosin,dengan lapisannya yamg tebal-tebal serta mempunyai cirri-ciri tertentu yang disebut dengan Geosin klin danau. Batuan pra-Tersier di Indonesia tersebar dimana-mana dengan umur yang berbeda-beda(pra Jura,pra Kapur,dan sebagainya),sehingga kemungkinan hal tersebut terjadi adalah karena:
1. Dulunya merupakan satu daratan besar,yang oleh Abendanon disebut sebagai Aequinoctia. 2. Kemungkinan satu daerah merupakan daratan sedang daerah lainnya masih berupa cekungan ,sehingga tentunya pengendapan di daerah cekungan akan masih menerus.