Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Biokim

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KERJA ENZIM AMILASE

Oleh :
Triyastika Kurnia P.

1523011004

Calica Agatha Laksmana

1523011005

Kevin Anggakusuma Hendrawan

1523011006

Marshella Caressa R.

1523011049

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2011

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Pustaka


Metabolisme merupakan salah satu ciri kehidupan yang merupakan bentuk
transformasi tenaga atau pertukaran zat melalui serangkaian reaksi biokimia.
Dalam mahkluk hidup, reaksi metabolisme berlangsung dengan melibatkan suatu
senyawa protein yang disebut enzim. Enzim merupakan protein yang khusus
disintesis oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi yang berlangsung di
dalamnya. Fungsi khusus dari enzim adalah untuk menurunkan energi aktivasi,
mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan yang tetap tanpa mengubah besarnya
tetapan keseimbangan dan sebagai pengendali reaksinya (Martoharsono, 1994).
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan
sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme.
Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi tetapi pada hasil reaksi,
substansi tersebut tidak berubah. Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya
dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap
kerja enzim adalah pH. pH optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika
medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi
(Gaman & Sherrington, 1994).
Suasana yang terlalu asam atau alkalis menyebabkan denaturasi protein dan
hilangnya secara total aktivitas enzim. Enzim hanya aktif pada kisaran pH yang
sempit. Oleh karena itu media harus benar-benar dipelihara dengan menggunakan
buffer (larutan penyangga). Jika enzim memiliki lebih dari satu substrat, maka pH
optimumnya akan berbeda pada suatu substrat (Tranggono & Sutardi, 1990). Tiap
enzim memiliki karakteristik pH optimal dan aktif dalam range pH yang relatif
kecil, dalam banyak kasus, bentuk kurva menandakan dari keaktifan enzim
berbanding pH yang terkandung di dalamnya (Almet & Trevor, 1991).

Salah satu enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah amilase.


Amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen
dan polisakarida yang lain. Pada manusia terdapat amilase, dijumpai dalam
cairan pankreas dan juga dalam ludah. Amilase memotong rantai polisakarida
yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa.(Fox, 1991).
Amilase adalah enzim pemecah karbohidrat dari bentuk mejemuk menjadi
bentuk yang lebih sederhana. Misalnya, pati dan glikogen dipecah menjadi
maltosa, maltotriosa atau oligosakarida. Enzim ini terdapat dalam air liur (ptialin)
dan getah pankreas yang membantu pencernaan karbohidrat dalam makanan.
Darah normal juga mengandung sedikit amilase dari hasil pemecahan sel yang
berlangsung secara normal. Pada penyakit radang pankreas, gondongan, kencing
manis, kadarnya dalam darah meningkat. Sebaliknya pada penyakit hati, kadarnya
menurun (Anonim, 1990).
Sifat-sifat enzim antara lain :
1. Spesifitas
Aktivitas enzim sangat spesifik karena pada umumnya enzim tertentu
hanya akan mengkatalisis satu reaksi saja. Sebagai contoh, laktase
menghidrolisis gula laktosa tetapi tidak berpengaruh terhadap disakarida
yang lain. Hanya molekul laktosa saja yang akan sesuai dalam sisi aktif
molekul (Gaman & Sherrington, 1994).
2. Pengaruh suhu
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim hewan
suhu optimal antara 35C dan 40C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu di atas
dan di bawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang. Di atas suhu 50C
enzim secara bertahap menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Pada
suhu 100C semua enzim rusak. Pada suhu yang sangat rendah, enzim
tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang
(Gaman & Sherrington, 1994). Enzim memiliki suhu optimum yaitu
sekitar 180-230C atau maksimal 400C karena pada suhu 450C enzim akan
terdenaturasi karena merupakan salah satu bentuk protein. (Tranggono &
Setiadji, 1989).

Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya


juga akan mendenaturasi enzim (Martoharsono, 1994). Peningkatan
temperatur dapat meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom
mempunyai energi yang lebih besar dan mempunyai kecenderungan untuk
berpindah. Ketika temperatur meningkat, proses denaturasi juga mulai
berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul enzim. Hal ini
dikarenakan adanya rantai protein yang tidak terlipat setelah pemutusan
ikatan yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan
menurun (Lee, 1992).
3. Pengaruh pH
pH optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika medium
menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi. Akan
tetapi beberapa enzim hanya beroperasi dalam keadaan asam atau alkalis.
Sebagai contoh, pepsin, enzim yang dikeluarkan ke lambung, hanya dapat
berfungsi dalam kondisi asam, dengan pH optimal 2 (Gaman &
Sherrington, 1994).
Enzim memiliki konstanta disosiasi pada gugus asam ataupun gugus
basa terutama pada residu terminal karboksil dan asam aminonya. Namun
dalam suatu reaksi kimia, pH untuk suatu enzim tidak boleh terlalu asam
maupun terlalu basa karena akan menurunkan kecepatan reaksi dengan
terjadinya denaturasi. Sebenarnya enzim juga memiliki pH optimum
tertentu, pada umumnya sekitar 4,58, dan pada kisaran pH tersebut enzim
mempunyai kestabilan yang tinggi (Williamson & Fieser, 1992).
4. Ko-enzim dan aktovator
Ko-enzim adalah substansi bukan protein yang mengaktifkan enzim.
Beberapa ion anorganik, misalnya ion kalsium dan ion klorida, menaikkan
aktivitas beberapa enzim dan dikenal sebagai aktivator (Gaman &
Sherrington, 1994).
1.2 Tujuan
Mengetahui kerja enzim dalam mengurangi jumlah substrat.

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
Pipet
Spektrofotometer
Tabung reaksi
Pippet Filler
Gelas Erlenmeyer
Rak tabung reaksi
Stopwatch
1.3.2 Bahan
Buffer pH 6,5 (15 mL)
Substrat Amilum (3 mL)
Enzim amilase (1 mL)
Larutan NaCl 0,9% (6 mL)
Larutan HCl 0,05 N (10 mL)
Larutan KI-KIO3 (1 mL)
Aquades
1.4 Cara Kerja
1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang masing-masing sudah diisi dengan 10
ML larutan HCl 0,05 N.
2. Mengisi gelas Erlenmeyer dengan 15 mL buffer pH 6,5, 3 mL substrat
amilum, dan 6 mL NaCl 0,9%.
3. Memasukkan 1 mL larutan yang telah dicampur pada tabung reaksi nomor
1.
4. Memasukkan 1 mL enzim amilase pada tabung Erlenmeyer.
5. Setelah 5 menit, memasukkan 1 mL larutan pada gelas Erlenmeyer ke
tabung reaksi nomor 2.
5. Mengulangi perlakuan nomor 5 terhadap tabung nomor 3, 4, dan 5 dengan
jeda waktu 5 menit dari masing-masing tabung reaksi.

6. Setelah selesai dengan tabung reaksi nomor 5, memasukkan 1 mL KI-KIO 3


pada masing-masing tabung reaksi.
7. Melakukan pengetesan spectrum warna dengan spektrofotometer.

HASIL dan PEMBAHASAN

2.1 Hasil

No

Wakt

Hasil pengukuran

Persentase amilum yang

spektrofotometer

dicerna enzim amilase *

0s

0,904

0%

5s

0,033

96,35%

10 s

0,024

97,35%

15 s

0,035

96,13%

20 s

0,037

95,91%

*Data persentase amilum yang dicerna enzim amilase didapat dengan


mengurangkan hasil pengukuran spektrofotometer tabung nomor 1
dengan

masing-masing

tabung

lain,

lalu

pengukuran spektrofotometer dan dikali 100%

dibagi

dengan

hasil

2.2 Pembahasan
Pada percobaan yang telah kami lakukan, didapati hasil bahwa
enzim

amilase

dari

pancreas

merupakan

katalisator

dari

pemecahan/metabolism amilum. Buffer pH yang digunakan dalam


percobaan ini berfungsi untuk mempertahankan kondisi pH larutan
tetap dalam pH 6,5. Penambahan NaCl dan HCl berfungsi untuk
membuat keadaan larutan menjadi kurang lebih sama dengan
kondisi amilum saat dicerna di dalam tubuh. Hasil pengukuran
spektrum warna pada kelima tabung reaksi menunjukkan grafik
yang menurun hingga tabung ketiga dan kembali meningkat mulai

tabung keempat. Spektrum warna ini seharusnya semakin lama


semakin menurun karena jumlah substrat dalam larutan semakin
sedikit.

Enzim yang ditambahkan ke dalam gelas Erlenmeyer

memecah dapat amilum yang telah dicampurkan sehingga akan


mengurangi konsentrasi amilum dalam larutan. Pada tabung
keempat dan kelima terjadi kenaikan pada grafik percobaan kami.
Seharusnya kurva tersebut semakin menurun karena substrat
dalam Erlenmeyer semakin lama semakin sedikit akibat dicerna
oleh enzim amilase. Pada tabung nomor 4 kemungkinan terjadi
kesalahan

akibat

kesalahan

dari

kelompok

kami

saat

menambahkan KI-KIO3. KI-KIO3 yang kami tambahkan lebih dari 1


mL pada tabung nomor 4. Pada tabung nomor 5, kami sudah
melakukan semua langkah sesuai dengan petunjuk praktikum
namun hasil yang kami dapatkan tidak seperti yang seharusnya.
Hal ini masih belum dapat kami identifikasi penyebabnya.

KESIMPULAN

Enzim

bekerja

dengan

mengurangi

konsentrasi

substrat

untuk

dipecah/dikatalis menjadi senyawa lain.


-

Enzim pada umumnya memiliki pH optimum 7 atau sekitarnya sehingga


kerja enzim optimum, karena suasana yang terlalu asam atau alkalis
menyebabkan denaturasi protein dan hilangnya secara total aktivitas
enzim.

Larutan Buffer digunakan untuk menjaga aktivitas enzim agar tidak rusak
dan mengalami aktivasi saat penambahan pH.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1990). Ensiklopedi Nasional Indonesia.PT Cipta Adi Pustaka. Jakarta.
Gaman, P.M & K.B. Sherrington. (1994). Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Universitas Gadjah Mada press. Yogyakarta.
Lee, J. M. (1992). Biochemical Engineering. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Tranggono,B.S. (1989). Petunjuk Laboratorium Biokimia Pangan. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta.
Tranggono & Sutardi. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Gajah Mada
university Press. Yogyakarta.
Williamson,K.L & L.F.Fieser. (1992). Organic Experiment 7th Edition. D C Health
ang Company. United States of America.

Anda mungkin juga menyukai