Sop Pengamanan Intelijen
Sop Pengamanan Intelijen
NO. REVISI
00
HALAMAN
1/27
M. YUDI SETIAWAN
IPDA NRP 78040043
1.
Tujuan
Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengamanan Intelijen bertujuan untuk
memberikan gambaran secara umum tentang penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pokok
Pengamanan sebagai salah satu fungsi intelijen di lingkungan Polri sekaligus untuk
menyamakan persepsi dan tindakan dari para pelaksana di lapangan serta memberikan
pedoman kepada Anggota Operasional dalam penyelenggara Pengamanan Intelijen secara
terarah, terencana sehingga pelaksanaan tugas Pengamanan dapat berjalan dengan aman,
tertib dan lancar.
2.
Pedoman/Acuan
2.1
2.2
Undang undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang undang Hukum
Acara Pidana.
2.3
2.4
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep /37/I/2005, tanggal 31 Januari 2005,
tentang Pedoman Intelijen Keamanan di lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
3.
2.5
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep / 990 / XII / 2005 tanggal 30 Desember
2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengamanan Intelijen Keamanan.
2.6
Perkap Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 23 September 2010 tentang Susunan
Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor.
2.7
Rencana Kerja Satuan Intelijen Keamanan Polres Gorontalo Kota Tahun 2016.
Pengertian
Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) ini yang dimaksud dengan :
a.
Aman.
Adalah suatu situasi dan kondisi dimana tidak ada ancaman dan atau gangguan
terhadap keamanan dan keselamatan negara dan bangsa serta keamanan dan
keselamatan jiwa, raga dan harta benda.
b.
Pengamanan.
Adalah semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan dalam melakukan pencegahan,
penangkalan dan penanggulangan serta penegakan hukum terhadap setiap adanya
ancaman gangguan keamanan.
c.
Pengamanan Intelijen.
Adalah segala usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilakukan secara terencana dan
terarah untuk mencegah, dan menangkal serta menemukan jejak, menggagalkan
usaha-usaha, pekerjaan dan kegiatan pihak lain / oposisi dalam melakukan sabotase,
spionase / pencurian bahan keterangan dan penggalangan yang dapat mengancam
perikehidupan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan nasional.
d.
Pengamanan Area.
Adalah usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk pengamanan wilayah luar daerah
tertentu.
e.
Pengamanan Kripto.
Adalah segala usaha dan kegiatan untuk mencegah agar sistem sandi / kripto yang
digunakan tidak jatuh ke tangan lawan / musuh / sasaran atau orang yang tidak
berkepentingan.
f.
memberikan rasa aman serta kenyamanan terhadap orang asing dari segala
kemungkinan baik sebagai korban maupun pelaku kejahatan.
g.
Pengamanan Senjata Api dan Bahan Peledak Serta Bahan Berbahaya Lainnya.
Adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan, yang ditujukan untuk menyelamatkan
dan mengamankan senjata api dan bahan peledak baik dalam pengadaan,
pengangkutan, pemilikan, penggunaan, penyimpanan dan pemakaian maupun
peredarannya.
h.
i.
Obyek Vital.
Adalah kawasan/lokasi, bangunan/instalasi atau usaha yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, kepentingan dan atau sumber pendapatan negara, memiliki potensi
kerawanan untuk menggoyahkan stabilitas politik dan keamanan maupun berpotensi
besar terhadap hubungan perekonomian, politik serta pertahanan dan keamanan.
j.
k.
1)
2)
3)
4)
mengakibatkan
terganggunya
Kegiatan Masyarakat.
Adalah segala kegiatan masyarakat yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku wajib diberitahukan dan atau dimintakan ijin untuk
memperoleh penetapan dari Polri yang dapat berupa surat ijin, surat keterangan dan
surat rekomendasi.
l.
VVIP.
Adalah seseorang yang karena jabatan dan pekerjaan yang ditentukan oleh negara
merupakan orang yang perlu diberikan pengamanan ekstra khusus, karena dalam
melaksanakan jabatan dan pekerjaannya akan beresiko mendapat ancaman dan
gangguan baik pada dirinya sendiri maupun keluarganya.
Yang termasuk dalam VVIP adalah Presiden dan keluarganya, Wakil Presiden
dan keluarganya, Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan Negara Asing atau yang
sederajat yang berada di Indonesia serta Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
yang telah ditetapkan oleh KPU dalam Pemilihan Umum.
m.
VIP.
Adalah seseorang yang karena jabatan dan pekerjaan yang ditentukan oleh negara
merupakan orang yang perlu diberikan pengamanan, karena dalam melaksanakan
jabatan dan pekerjaannya akan beresiko mendapat ancaman dan gangguan.
Yang termasuk dalam VIP adalah aparatur negara,
masyarakat, tokoh nasional, tamu-tamu negara dan pemerintah.
4.
tokoh/
pemuka
Alat
4.1
5.
4.2
4.3
PELAKSANAAN
5.1
Hakekat Pengamanan.
Untuk tetap terpeliharanya situasi Kamdagri yang kondusif dimana tidak ada
kesempatan atau peluang bagi pihak lain/oposisi untuk melaksanakan
kegiatannya yang dapat mengancam atau mengganggu keamanan dan
keamanan,
keselamatan
dan
Tujuan Pengamanan.
Terhindarnya usaha-usaha, pekerjaan dan kegiatan pihak lain / oposisi untuk
melakukan sabotase, spionase / pengumpulan bahan keterangan dan
penggalangan yang dapat menggangu keamanan, keselamatan dan
ketentraman atau merugikan di pihak sendiri.
c.
Prinsip Pengamanan.
1)
2)
3)
4)
Prinsip Modifikasi.
Dengan modifikasi metoda, taktik dan teknik maka usaha pengamanan
Intelijen yang dilakukan tidak berpola atau tidak monoton sehinga sulit
dikenali oleh pihak lawan atau pihak lain yang akan
mengganggu/mengancam sistem pengamanan yang dilakukan.
5)
Prinsip Kewaspadaan.
Petugas pelaksana pengamanan harus memiliki sikap kewaspadaan
tinggi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tidak akan dihadapkan
kepada pendadakan-pendadakan yang dilancarkan pihak lain.
6)
7)
5.2
Prinsip Kerjasama.
Dalam menjalankan tugasnya, petugas-petugas pengamanan harus
melakukan kerjasama dengan segenap aparat pengamanan yang ada di
daerah/lokasi pengamanan.
Sasaran Pengamanan.
a.
b.
c.
d.
e.
5.3
Terhadap
Terhadap
Terhadap
Terhadap
Terhadap
Orang
Benda
Kegiatan
Bahan Keterangan
Tempat/Lokasi
Pengamanan Langsung.
Merupakan kegiatan pengamanan yang secara fisik dilakukan oleh personel
Intelijen terhadap obyek atau sasaran pengamanan.
b.
5.4
b.
Eksternal.
a)
b)
c)
d)
e)
2)
c.
a)
b)
Personel Polri.
Materiil Polri.
c)
d)
e)
Kegiatan/Operasi Polri.
Bahan Keterangan Polri.
Badan/Kesatuan Polri.
7)
5.5.
Internal.
b.
Eksternal.
a)
b)
c)
d)
2)
Internal.
a)
b)
c)
d)
e)
c.
Personel Polri.
Materiil Polri.
Kegiatan/Operasi Polri.
Bahan Keterangan Polri.
Badan/Kesatuan Polri.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
5.6
(2)
Senjata api, bahan peledak dan bahan-bahan berbahaya.
Bahan keterangan (rahasia negara) dan kebijakan pemerintah.
Tujuan.
Pengamanan dilaksanakan untuk mewujudkan rasa aman baik secara psikis
dan phisik dengan memberikan perlidungan dan penyelamatan terhadap
obyek atau sasaran dari segala bentuk ancaman dan gangguan dalam rangka
melakukan semua rangkaian kegiatan pada lokasi/tempat kegiatannya.
b.
Sasaran.
Sasaran pengamanan meliputi :
1)
Pribadi/phisik VVIP atau VIP termasuk keluarganya VVIP.
2)
Kegiatan yang dilakukan baik oleh VVIP atau VIP dan keluarga VVIP.
3)
Rumah tinggal/penginapan.
4)
Tempat kerja/kantor.
5)
Sarana transportasi yang digunakan.
6)
c.
Ancaman.
Bentuk-bentuk ancaman yang mungkin akan timbul baik yang bersifat
langsung maupun tidak langsung terhadap keselamatan diri pribadi VVIP/VIP
dan keluarganya, meliputi :
1)
Intimidasi, hasutan dan penghinaan.
2)
Pembunuhan.
3)
Penganiayaan.
4)
Penculikan.
5)
Unjuk rasa, penghadangan.
6)
Sabotase.
7)
Teror.
d.
2)
3)
Pengamanan kegiatan dilaksanakan dengan melakukan langkahlangkah sterilisasi lokasi kegiatan, pengamanan dan pengawalan route
dari dan menuju ke lokasi kegiatan, pengaturan pengamanan parkir
kendaraan obyek, melakukan penelitian awal (advance officer) ke lokasi
kegiatan, menyiapkan security door, melakukan pengecekan makanan
(food security) dan pengamanan tirai escape.
4)
10
a)
b)
c)
d)
e)
f)
5)
6)
Pengamanan penginapan.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
11
g)
7)
Pengamanan perjalanan.
Dari/ke tempat kegiatan dengan menggunakan kendaraan mobil :
a)
8)
9)
10)
11)
Pengamanan keluarga.
Dilakukan pengamanan melekat dan diberikan ajudan khususnya
kepada isteri obyek/sasaran.
12)
5.7.
Perorangan.
12
1)
Tujuan Pengamanan
Mewujudkan terciptanya rasa aman sehingga dapat melaksanakan
kegiatan tanpa adanya ancaman dan gangguan baik dari perorangan
maupun kelompok/ organisasi masyarakat tertentu dan pemerintah.
2)
Sasaran Pengamanan.
Sasaran pengamanan terhadap seseorang meliputi :
a)
b)
c)
3)
Ancaman.
Adapun yang menjadi ancaman bagi perorangan adalah sebagai berikut
:
a)
b)
c)
d)
e)
4)
b)
c)
b.
Teror
Pembunuhan
Penganiayaan
Sabotase
Penculikan
Pengamanan langsung, dengan jalan menurunkan petugaspetugas Pengamanan Intelijen secara langsung baik terhadap
pribadi yang bersangkutan maupun kegiatan yang dilakukan
agar
petugas
dapat
memberikan
perlindungan
dan
penyelamatan.
Pengamanan tidak langsung, dengan jalan melakukan
pengecekan, pengawasan dan pemeriksaan secara administrasi
terhadap :
(1)
Penerbitan Ijin.
(2)
Penerbitan Surat Keterangan.
(3)
Penerbitan Rekomendasi.
Pengebalan perorangan/tokoh masyarakat terhadap usaha
penggalangan lawan/oposisi.
Kelompok/Organisasi Masyarakat.
1)
2)
Tujuan Pengamanan
Memberikan perlindungan dan penyelamatan terhadap obyek atau
sasaran dari segala bentuk ancaman dan gangguan dalam rangka
melakukan semua rangkaian kegiatan pada lokasi/tempat kegiatannya.
Sasaran Pengamanan.
13
4)
c.
Ancaman.
Bentuk-bentuk ancaman dan gangguan terhadap kelompok/organisasi
masyarakat, sebagai berikut :
a)
Penggalangan lawan.
b)
Perkelahian antar kelompok.
c)
Teror.
Teknik dan Taktik pengamanan.
a)
Melakukan deteksi sekaligus kegiatan pengamanan untuk
mencegah dan menggagalkan kegiatan penggalangan /
provokasi / agitasi pihak lawan / oposisi yang ditujukan terhadap
masyarakat/tokoh masyarakat tertentu.
b)
Secara fisik menurunkan personel pengamanan hadir dalam
setiap kegiatan masyarakat tertentu guna memantau sekaligus
mendeteksi untuk menemukan setiap perbuatan yang dapat
merugikan masyarakat/ tokoh masyarakat tertentu.
c)
Melakukan pengamanan secara tidak langsung melalui kegiatan
administrasi perizinan seperti screening, surat ijin, surat
keterangan, rekomendasi, Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD),
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), dan sebagainya.
d)
Meningkatkan kewaspadaan terhadap kelompok masyarakat
tertentu yang berbahaya.
Pemerintah.
1)
Tujuan Pengamanan.
a)
Secara umum.
Terwujudnya pelaksanaan program pembangunan nasional yang
disusun baik dibidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial dan
budaya, pertahanan dan keamanan dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan tanpa adanya ancaman dan gangguan.
b)
Secara khusus.
(1)
(2)
Ekonomi.
14
(a)
(b)
(c)
(3)
Sosial budaya.
(a)
(b)
(c)
(4)
(b)
(c)
(d)
Sasaran Pengamanan.
a)
b)
c)
d)
e)
3)
Keamanan.
(a)
2)
Tercapainya
pertumbuhan
ekonomi
secara
maksimal sehingga kehidupan rakyat dapat lebih
baik dan tercapainya tingkat kemakmuran yang
lebih tinggi.
Berjalannya usaha masyarakat secara maksimal
dalam mendukung program pemerintah khususnya
di bidang ekonomi
Tingkat kepercayaan dunia internasional terhadap
Indonesia membaik sehingga investasi dari luar
negeri masuk dan menanamkan modalnya.
Ancaman.
15
b)
(2)
(3)
(4)
(5)
16
(6)
(7)
c)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
17
(13)
(14)
(15)
d)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
e)
18
(1)
(2)
(3)
(4)
4)
Subyek pengamanan
Dilihat dari organisasi secara berjenjang pelaksanaan pengamanan
kegiatan disesuaikan dengan fungsi dan tanggung jawab dari organisasi
intelijen yang disesuaikan dengan struktur pemerintah yang ada.
(1)
b)
(3)
19
5.8.
Orang Asing.
a.
Tujuan.
Terciptanya rasa aman bagi orang asing baik secara phisik maupun dalam
melakukan kegiatannya di Indonesia dengan berbagai status dan
kepentingannya.
b.
Sasaran
1)
Orang asing berikut dokumennya
2)
Tempat tinggal / akomodasi orang asing
3)
Tempat bekerja orang asing
4)
Route perjalanan orang asing
5)
Tempat hiburan / wisata / olah raga.
6)
Pelabuhan udara / laut
c.
Ancaman
1)
Pencurian.
2)
Terror.
3)
Sabotase.
4)
Penculikan.
5)
Pemerasan.
6)
Penyanderaan
7)
Pembunuhan.
8)
Penganiayaan.
d.
2)
3)
20
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
5.9.
Tujuan.
21
b.
Bangunan phisik.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
b)
c.
Alat peralatan.
Bahan baku/bahan utama.
Instalasi.
Saluran pembuangan/limbah.
Transportasi
2)
3)
Perorangan.
a)
Manager (unsur pimpinan).
b)
Tenaga kerja/karyawan.
c)
Keluarga.
d)
Tamu.
4)
22
2)
d.
Sabotase / pengrusakan.
Pencurian.
Pembunuhan / penganiayaan.
Penyanderaan dan teror.
Pembakaran.
Penculikan.
Penipuan / penggelapan.
Penyerobotan tanah.
Pencemaran lingkungan.
Aksi mogok kerja / unjuk rasa.
Kecelakaan kerja.
Gangguan binatang buas.
Bencana alam.
c)
2)
3)
obyek
23
b)
c)
d)
e)
f)
4)
(2)
Mencegah
dan
menggagalkan
setiap
kegiatan
penggalangan/subversi lawan yang ditujukan terhadap
perorangan dilingkungan obyek vital/obyek vital nasional.
Mencegah dan menghindarkan bahaya dan kerugian bagi
perorangan dilingkungan obyek vital/obyek vital nasional dari
peristiwa bencana alam.
Mengikuti perkembangan Steaming Belt (kisaran suara)
dikalangan personel/perorangan obyek vital/obyek vital nasional.
Mengefektifkan pengawasan terhadap orang asing yang bekerja
di obyek vital/obyek vital nasional.
c)
d)
Tujuan.
Terhindarnya peredaran senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri
serta bahan-bahan berbahaya lainnya secara illegal dikalangan masyarakat
sekaligus untuk pengamanan senjata api dan bahan peledak non organik
24
Sasaran
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c.
Ancaman
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
d.
Kegiatan produksi, senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri
serta bahan berbahaya lainnya.
Kegiatan impor/ekspor senjata api dan bahan peledak non organik
TNI/Polri serta bahan berbahaya lainnya.
Kegiatan perdagangan senjata api dan bahan peledak non organik
TNI/Polri serta bahan berbahaya lainnya.
Dokumen kepemilikan senjata api dan bahan peledak non organik
TNI/Polri serta bahan berbahaya lainnya.
Kegiatan penyimpanan senjata api dan bahan peledak non organik
TNI/Polri serta bahan berbahaya lainnya.
Kegiatan pengangkutan senjata api dan bahan peledak serta bahan
berbahaya lainnya.
Kegiatan penggunaan senjata api dan bahan peledak serta dan bahan
berbahaya lainnya.
Kegiatan pemusnahan senjata api dan bahan peledak serta bahan
berbahaya lainnya.
Deteksi.
25
a)
b)
c)
d)
e)
f)
2)
3)
Tujuan.
Mencegah, menemukan jejak, menggagalkan, melumpuhkan, menghancurkan
dan menyidik usaha-usaha, pekerjaan kegiatan-kegiatan spionase , sabotase
dan penggalangan pihak lawan atau pembocoran oleh pihak sendiri karena
kelalaian, kealpaan, kesengajaan terhadap bahan keterangan ( dokumen /
informasi ) berupa tulisan, gambar, film, kaset, komputer dan persandian
yang paling berharga baik oleh Negara, instansi pemerintah maupun oleh
lawan.
b.
26
1)
2)
3)
4)
5)
6)
c.
Dokumen.
Bahan keterangan yang berklasifikasi sangat rahasia/ rahasia.
Gambar, photo, film, CD, yang ada hubungan dengan soal yang harus
dirahasiakan.
Catatan harian dari kepala kesatuan/instansi pemerintah.
Rekaman yang berhubungan dengan operasi.
Hasil penelitian pemerintah yang bersifat rahasia.
Ancaman.
Bentuk ancaman terhadap bahan keterangan, sebagai berikut :
1)
b)
c)
d.
Kesengajaan.
Kelalaian/kecerobohan.
Kealpaan.
Sikap berlebihan.
Lancang mulut.
Pencurian.
Perampasan.
Pengrusakan.
Pemotretan.
2)
Penyadapan.
Pencurian.
Perampasan.
Pemotretan.
Pengamatan.
Penggambaran
Kegiatan analisa kripto.
Eksternal.
27
Internal.
Tindakan preventif terhadap bahan keterangan berklasifikasi
rahasia/rahasia dilaksanakan melalui usaha pencegahan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
6.
sangat
28
7.
PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat sebagai pedoman dan
penuntun anggota Satuan Intelkam Polres Gorontalo dalam pelaksanaan tugas Operasional
bidang Pengamanan sehingga kegiatan berjalan dengan aman dan lancar.