Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisatul Amaliyah

Kelas : XII IPA 2

I. Judul : Pasir Putih Pasir Laut


Pengarang : Putu Arya Thirtawirya
Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta, 2000
Tebal Buku : 78 Halaman

II. Dengan bahasanya, Putu Arya Thirtawirya yang menjadi seorang jurnalistik
dan sekaligus menjadi penulis sastra. Beliau menuliskan semua karangan
cerpennya yang berjudul “Pasir Putih Pasir Laut” didalamnya terdiri dari
tujuh cerita pendek yang bertema pada peristiwa yang terjadi berkaitan
dengan kehidupan adat dan budaya di Bali.

III. Tujuah cerpennya yaitu Nenek, Jatuhnya Seorang Dewa, Pasir Putih Pasir
Laut, Hati Seorang Bunda, Menitip Anak-Anak, Rumah di Kaki Bukit,
Dikaki Bukit Pangsung.
Terbitan kumpulan cerita pendek ini merupakan cetakan kedua
karya Putu Arya Thirtawirya yang mengasyikan.

IV. Dalam salah satu karyanya, ia menceritakan seorang perempuan yang


mengandung seorang anak dari hasil pernikahan dengan suaminya. Sawitri
yang sudah saatnya untuk melahirkan anak pertama mereka, kemudian
Sawitri yang ditemani oleh iparnya untuk menunggu kelahiran sang pujaan
hati Sawitri dan suaminya.
Namun dalam karya Putu Arya Thirtawirya ini menceritakan suami
Sawitri dalam keadaan sakit dan akhirnya suaminya meninggalkan dunia
yang fana ini.
V. Keadaan yang seperti itu, sekeluarga telah menyembunyikan persoalan dari
Sawitri. Seperti pepatah “Sepintar apapun orang menyembunyikan bangkai,
akhirnya akan tercium juga”.
Kumpulan cerpen karya Putu Arya Thirtawirya mengisahkan
berbagai kejadian oleh penulis dengan sesuai pengamatannya yang puitis
terhadap dunia sekelilingnya. Kumpulan cerita pendek ini merupakan
cetakan kedua karyanya yang mengasyikan.
Putu Arya Thirtawirya dalam menulis karangan cerita pendek yang
berjudul ”Hati Seorang Bunda” alurnya tidak jelas. Karena dalam cerita itu
tiap paragraf tidak dijelaskan alur yang secara runtut.
ZIARAH MENGASYIKAN

Embun pagi yang menetes ke bumi, menjadikan kesejukan di hari yang


cerah. Dibalik kecerahan pagi, terdapat wajah-wajah cantik dan berseri yang
tinggal disebuah pondok pesantren yang sederhana.
Hari yang indah membuat para santri bersemangat bangun untuk bersiap-
siap berziarah ke makam para wali. Selesai berjamaah subuh, mereka sudah
persiapan mandi.
“Ria … nanti mandi bareng aku, ya? Pinta Nisa’
“Iya mbak … Q juga males berdesak-desakan seperti itu,” jawab Ria
Setelah semuanya selesai mandi, mereka langsung menghias wajah
mereka masing-masing. Tak di duga jam menunjukkan pukul 06.15. Dari mbak
pengurus sudah memberi tahu mereka untuk persiapan berangkat.
“Dik, ayo dandannya cepat dikit ya? Soalnya sebentar lagi kita akan
berangkat dan busnya sudah di depan pondok,” kata pengurus.
“Ya, mbak … ???” jawab Nurul
Dan mereka terburu-buru. “Mbak, tungguin aku, ya ?” pinta Ria
“Iya … Q juga belum selesai kok! Jawab ku
“Mbak, memangnya teman-teman sudah selesai dan siap berangkat, ya?”
tanya Atik
“Q gak tau.” Jawab ku
Akhirnya merekapun selesai, dan menuju keluar untuk mencari tempat
duduk di dalam bus. Setibanya di dalam bus, kami mendapat tempat duduk di
urutan ke empat dari depan.
“Sebelum kita berangkat agar perjalanan kita lancar, mari kita berdoa
terlebih dahulu,” kata Pak Ustadz.
Selesai berdoa kami langsung menuju ke tempat yang akan kami
kunjungi.
Tempat pertama yang kami kunjungi yaitu Kadilangu Demak. Selesai
dari situ kami langsung menuju ke Jawa Timur dimana tempat yang menjadi
tujuan kami berziarah.
Angin mulai menghembuskan hawa dinginnya itu menandadakan hari
sudah berganti malam. Perjalanan masih dilanjutkan karena tempat tujuan yang
kami kunjungi belum selesai. Malam itu kami merasa ada yang aneh saat bus
berjalan.
“Ria apakah kamu merasa ada yang aneh?” tanyaku
“Biasa saja kok mbak,” jawab Ria
“Apa kamu tidak merasa kalau bus ini berjalan dengan kecepatan yang
tak normal,” jelas Nisa’
“Kalau ini aku merasakannya mbak?” tegas Ria
“Ya udah lebih baik kita berdoa saja agar kita selamat,” kata Nisa’
Tak lama kemudian, sebuah peristiwa mengejutkan kami. Tiba-tiba bus
yang kami tumpangi tak tahu kenapa menabrak sesuatu sehingga membuat seisi
bus kaget dengan kejadian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai