Rolade: Daging
Rolade: Daging
Rolade: Daging
5Nr
Standar Nasional lndonesia
Rolade daging
{,,'
Daftar isi
$
._ {rs-
@ BSN 2018
L
SNI 8504:2018
Prakata
Standar Nasional lndonesia (SNl) Ro/ade daging ini dirumuskan dengan tujuan sebagai
berikut:
Standar ini dirumuskan oleh Komite Teknis 67-04, Makanan dan Minuman, yang telah
dibahas melalui rapat teknis, dan disepakati"dalam rapat konsensrls pada tanggal 3 Oktober
2017 di Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut wakil dari pemerintah, konsumen, pakar,
produsen, dan instansi terkait lainnya.
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 5 Februari 2018 sampai
dengan tanggal 6 April 2018 dengan hasil akhir RASNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggungjawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
.g rj
@ BSN 20{8
SNI 8504:2018
Rolade daging
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan istilah dan definisi, bahan, klasifikasi, syarat mutu, pengambilan
contoh, dan cara uji rolade daging.
Standar ini hanya berlaku untuk rolade yang dibuat dengan bahan baku daging sapi, kerbau,
kambing, domba, babi, kelinci, unggas dan/atau hewan ternak lainnya.
2 Acuan normatif
Dokumen berikut merupakan bagian tidak t6rpisahkan untuk menggunakan dokumen ini.
Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang diacu digunakan. Untuk acuan tidak bertanggal,
edisi terakhir dari dokumen acuan (termasuk amandemen) digunakan.
SNI ISO 4833-1, Mikrobiologi rantai pangan - Metode horizontal untuk enumerasi
mikroorganisme - Bagian .1: Penghitungan koloni pada suhu 30 'C dengan teknik cawan
tuang
SNI ISO 6579, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Metode horizontal untuk deteksi
Salmonella_spp.
SNI ISO 6887-1 , Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Penyiapan contoh uji, suspensi
awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi- Bagian 1: Aturan umum untuk
penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal.
SNI ISO 6887-2, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Penyiapan contoh uji, suspensi
awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi - Bagian 2: aturan khusus
untuk penyiapandqging dan produk daging.
":
SNI ISO 6888-1 , Mikrobiologi bahan pangan dan Siakan - Metode horizontal untuk
enumerasi staphylococci koagulasi - positif (Staphytococcus aureus dan spesies lain) -
Bagian 1: Tdknik menggunakan media Baird - parkei agar.
SNI ISO 6888-2, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Metode horizontal untuk
enumerasi staphylococci koagulasi - positif (Staphylococcus aureus dan spesies lain)
Bagian 2: Teknik menggunakan mediarabbit plasma fibrinogen agar.
-
SNI ISO 7218, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Persyaratan umum dan pedoman
untuk pengujian mikrobiologi.
SNI ISO 11290-1, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Metode horizontat untuk deteksi
dan enumerasi Listeria monocytogenes - Bagian 1: Metode deteksi.
SNI ISO 21528-2, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Metode horizontal untuk deteksi
dan enumerasi Enterobacteriaceae - Bagian 2: Metode penghitungan jumlah kotoni.
Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.'l
rolade daging
produk yang dibuat dari lumatan daging dan/atau daging giling, dengan atau tanpa bahan
pangan lain dan bahan tambahan pangan, digulung dengan telur dadar dan/atau bahan
pangan Iainnya, dimatangkan, dalam bentuk utuh atau irisan, dan didinginkan atau
dibekukan
3.2
lumatan daging dan/atau daging giling
daging sapi, kerbau, kambing, domba, babi, kelinci, unggas dan/atau hewan ternak lainnya
dengan atau tanpa campuran jantung dan/atau kulit hewan yang dihaluskan/dilumatkan atau
digiling, Mechanically Deboned Meaf (MDM), dan/atau Desinewed Minced Meaf (DMM)
3.3
mechanically deboned meat (MDM)
jenis daging giling tanpa tulang yang diperoleh dengan cara memisahkan daging hewan
ternak yang tersisa pada tulang setelah pemrosesan daging tanpa tulang (deboning) melalui
metode pemisahan secara mekanis
3.4
desinewed minced meat (DMM)
jenis daging giling tanpa tulang yang diperoleh dengan cara memisahkan daging hewan
ternak yang tersisa pada tulang setelah pemrosesan daging tanpa tulang (deboning) melalui
metode pemisahan secara mekanis, menghasilkan produk yang lebih kasar dari MDM
4 Bahan
4.1 Bahan baku
Lumatan dagin6lgn/atau daging giling.
Bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk rolade daging sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
5 Klasifikasi
6 Syarat mutu
Persyaratan
No Kriteria uji Satuan
Rolade daging Rolade daging
kombinasi
1 Keadaan
1.1 Warna
normal
1.2 Bau
normal
1.3 Rasa
normal
2 Protein(Nx6,25) fraksi massa, % I min. 10 min.6
3 Lemak fraksi massa, % maks. 7
4 Cemaran logam
6.1
Rolade 'daging yang
didinginkan Lihat Tabel2
6.2
Rolade daging yang
dibekukan Lihat Tabel 3
4 Salmonella 5 0 negatif/ 25 g NA
CATATAN:
n adalah jumlah sampel yang diambil dan dianalisis
c adalah jumlah maksimum sampel yang boleh melampaui batas mikroba
m,M adalah batas mikroba
NA adalah Not applicable
Tabel 3 - Kriteria mikrobiologi untuk rolade daging yang dibekukan
4 Salmonella 5 0 negatif/25 g NA
CATATAN:
n adalah jumlah sampel yang diambil dan dianalisis
c adalah jumlah maksimum sampel yang boleh melampaui batas mikroba
m,M adalah batas mikroba
NA adalah Not aoolicable
{
,.-
,r lo
7 Pengambilhhlcontoh
8 Cara uji
10 Higiene
Cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11 Pengemasan
Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi,
aman selama penyimpanan dan pengangkutan.
12 Penandaan
,$ f"".
Lampiran A
(normatif)
Pengujian contoh terdiri atas persiapan contoh untuk uji mikrobiologi, uji keadaan, dan uji
kimia. Pengambilan contoh untuk uji mikrobiologi dilakukan pertama, kemudian dilanjutkan
dengan pengambilan contoh untuk uji keadaandan uji kimia.
4.2 Keadaan
4.2.1 Warna
A.2.1.1 Prinsip
c-
Pengamatan clrtOh dengan indera penglihat (mata) yang dilakukan oleh panelis untuk
pengujian keadaair.
a) Jika terlihat warna sesuai dengan warna khas rolade daging maka hasil dinyatakan
"normal";
b) jika terlihat warna lain selain warna khas rolade dagingmaka hasil dinyatakan "tidak
normal".
4.2.2 Bau
A.2.2.1 Prinsip
Pengujian contoh dengan indera penciuman yang dilakukan oleh panelis untuk pengujian
keadaan.
a) Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering;
b) cium contoh uji untuk mengetahui baunya; dan
c) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis atau 1 orang panelis terlatih.
a) Jika tidak tercium bau asing, maka hasil dinyatakan "normal"; dan
b) jika tercium bau asing, maka hasil dinyatakan "tidak normal".
4.2.3 Rasa
4.2.3.1 Prinsip
Pengujiancontoh dengan indera pengecap (lidah) yang dilakukan oleh panelis untuk
pengujian keadaan.
a) Jika tidak terasa rasa asing, maka hasil dinyatakan "normal"; dan
b) jika terasa 6ga-asing, maka hasil dinyatakan "tidak normal".
":
A.3 Kadar protein (N x 6,25)
A.3.1.2 Pereaksi
Seluruh pereaksi yang digunakan harus kualitas analitik. Air yang digunakan harus air
destilasi atau air yang memiliki kemurnian setara.
a) Tembaga (ll) sulfat pentahidrat (CuSO+.5HzO);
A.3.1.3 Peralatan
a) Pencacah daging mekanis, skala laboratorium, mempunyai plat dengan diameter lubang
tidak lebih dari4 mm;
b) Kertas tidak tembus atau tahan minyak, berukuran 9 cm x 6 cm;
c) Buret 50 mL;
d) Labu Kjeldahl;
e) Alat destilasi uap;
0 Alat pemanas;
dimana labu Kjeldahl dapat dipanaskan pada posisi sumber panas yang hanya
menyentuh bagian dinding labu di bawah batas cairan. Untuk pemanas gas, alat yang
sesuai adalah plat asbes yang dilengkapi dengan lubang sirkulasi, sehingga hanya
bagian bawah dari labu yang terekspos pada api.
g) Lemariasam;
h) Neraca analitik;
i) Labu Erlenpe,ggr 500 mL;
j) Labu ukur t000 mL.
a) homogenisasi contoh dengan cara melewatkan contoh dua kali pada alat pencacah
daging dan aduk;
b) simpan contoh pada wadah tertutup dan kedap dengan kondisi terisi penuh untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan perubahan komposisi;
a) analisis contoh secepat mungkin setelah dilakukan proses homogenisasi, setidaknya
dalam 24 jam
A.3.1.4.3 Penetapan
a) Selalu gunakan blanko (dengan duplo) pada saat pereaksi baru digunakan;
b) uji blanko dilakukan dengan mengulangi tahap pada A.3.1.4.2 dan A.3.1.4.3 dengan
hanya menggunakan kertas tahan minyak.
c) Volume HCI yang terpakai dalam titrasi blanko dicatat (Vo)
A.3.1.5 Perhitungan
A.3.1.6 Ketelitian
Perbedaan hasil dari dua ulangan oleh analis yang sama tidak boleh lebih besardari 0,10 g
nitrogen per 100 g contoh. Jika perbedaan lebih besar dari batasan yang ditentukan, maka
uji harus diulang kembali.
4.3.2.2 Perhitungan
j
A.4 Kadarlef;rdi
A.4.1 Prinsip
"
Contoh dididihkan dengan HCI encer untuk membebaskan fraksi lipid yang terperangkap dan
terikat pada jaringan massa contoh, penyaringan massa, pengeringan, dan ekstraksi
menggunakan n-heksana atau petroleum eter dari lemak yang tertahan pada kertas saring.
4.4.2 Pereaksi
Seluruh pereaksi yang digunakan harus kualitas analitik. Air yang digunakan harus air
destilasi atau air yang memiliki kemurnian setara.
a) Pelarut ekstraksi, n-heksana ataupetroleum eter yang disuling pada suhu antara 40' dan
60'C, dan memiliki nilai bromin kurang dari 1. Untuk pelarut, residu pada penguapan
sempurna tidak boleh melebihi 0,002 g per 100 mL;
b) Larutan Asam Hidroklorida 4 N;
encerkan 100 mL asam klorida pekat dengan 200 mL air dan campurkan;
c) Kertas lakmus biru;
d) Batu didih.
@ BSN 2018 10 dari 23
SNI 8504:2018
A.4.3 Peralatan
a) Pencacah daging mekanis, skala laboratorium, mempunyai plat dengan diameter lubang
tidak lebih dari4 mm;
b) Labu Erlenmeyer, berukuran 250 mL;
c) Gelas arloji atau cawan petri, berdiameter kurang dari 80 mm;
d) Wadah ekstraksi (thimble), terbuat dari kertas saring dan telah dihilangkan lemaknya;
e) Katun wol;
0 Peralatan ekstraksi, kontinu atau semi kontinu, seperti soklet, dengan labu ekstraksi
berukuran 150 mL;
g) Penangas air, dengan pemanas listrik atau peralatan serupa yang sesuai;
h) Oven pengering, dengan pemanas listrik, terkontrol pada suhu (103 t 2)"C;
i) Desikator, yang mengandung desikan efektif;
j) Timbangan analitik;
k) Kertas saring, kualitatif, dengan kecepatan saringan sedang.
b) Seragamkan contoh dengan cara melewatkan contoh dua kali pada alat pencacah
daging dan dicampur merata;
c) simpan contoh pada wadah tertutup dan kedap dengan kondisi terisi penuh untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan perubahan komposisi;
d) analisis contoh seoepat mungkin setelah dilakukan proses homogenisasi, setidaknya
dalam 24 jam.
Sesuai dengan kandungan lemak yang diharapkan, timbang 3 g sampai 5 g contoh yang
sudah dicincang dengan ketelitian 0,001 g (mo), dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL.
4.4.4.3 Penetapan
a) Keringkan labu ekstraksi yang mengandung batu didih selama 1 jam dalam oven pada
suhu (10{ g-.2) "C.Biarkan labu mendingin pada suhu ruang dalam desikator dan
timbang derigan ketelitian 0,001 g (m1)
b) tambahkan sebanyak 50 mL HCI pada contoh dalam labu,Erlenmeyer dan tutup labu
Erlenmeyer dengan gelas arloji;
c) panabkan labu Erlenmeyerdi atas kasa kawat asbes dengan menggunakan gas burner
sampai kandungannya mulai mendidih;
d) lanjutkan pendidihan dengan api kecil selama 1 jam dan kocok sesekali;
e) tambahkan 150 mL air panas;
0 basahi kertas saring yang diletakkan di corong kaca dengan air, dan tuangkan isi labu
Erlenmeyerdalam keadaan masih panas melalui saringan ke labu lainnya;
g) cuci labu Erlenmeyer dan gelas arloji sebanyak tiga kali dengan air panas secara
menyeluruh sampai pencucian tidak mempengaruhiwarna kertas lakmus;
h) letakkan kertas saring pada gelas arloji atau cawan petri dan keringkan selama 1 jam
dalam oven pada suhu (103 !2)'C dan biarkan dingin;
i) gulung kertas saring dan masukkan ke dalam wadah ekstraksi (thimble). Hilangkan
bekas-bekas lemak pada gelas arloji atau cawan petri, menggunakan katun wol yang
sudah dibasahi dengan pelarut ekstraksi dan pindahkan juga katun wol ke dalam wadah
ekstraksi;
j) tempatkan wadah ekstraksi pada peralatan ekstraksi,
A.4.6 Ketelitian
Perbedaan hasil dari dua ulangan oleh analis yang sama tidak boleh leb,ih besar dari 0,5 g
total lemak pd 190 g contoh. Jika perbedaan lebih besar dari batasan yang ditentukan,
maka uji harusdlqlang kembali.
A-5-1.2 Peralatan
a) SSA beserta kelengkapannya (lampu katoda Cd dan Pb, sebaiknya menggunakan SSA
tungku grafit);
b) Tanur;
c) Neraca analitik;
d) Pemanas listrik
e) Penangas air;
0 Pipet ukur berskala 0,05 mL atau mikro buret ;
A.5.1.3 Pereaksi
Keterangan:
per mililiter
C adalah konsentrasi Cd atau pb dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram
(ps/mL);
-
V aOitafr volume larutan akhir, dinyatakan dalam mililiter (mL); dan
W adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g)'
A.5.1.6 Ketelitian
%. Jika RSD
Kisaran Retative Standard Deviation (RSD)dari dua kali ulangan maksimum 16
lebih besar dari 16 o/o, maka uji harus diulang kembali'
Contoh didekstruksi dengan HNOs dan HCI kemudian tambahkan KCI untuk mengurangi
gangguan. Sn dibaca menggunakan SSA pada panjang gelombang maksimum 235,5 nm
dengan nyala oksidasi NzO-CzHz.
4.5.2.2 Peralatan
4.5.2.3 Pereaksi
a) Timbang contoh 10 g sampai20 g (W) dengan teliti ke dalam labu Erlenmeyer250 mL,
tambahkan 30 mL HNO3 pekat dan biarkan 15 menit;
b) panaskan perlahan selama 15 menit di dalam lemari asam, hindari terjadinya percikan
yang berlebihan;
c) lanjutkan pemanasan sehingga sisa volume 3 mL sampai 6 mL atau sampai contoh mulai
kering pada bagian bawahnya, hindari terbentuknya arang;
d) angkat labu Erlenmeyer dari pemanas listrik, tambahkan 25 mL HCI pekat, dan panaskan
sampai selama 15 menit sampai letupan dari uap Clz berhenti;
e) tingkatkan pemanasan dan didihkan sehingga sisa volume 10 mL sampai 15 mL;
Contoh didekstruksi dengan HNOa dan HCI kemudian tambahkan KCI untuk mengurangi
gangguan. Sn dibaca menggunakan SSA pada panjang gelombang maksimum 235,5 nm
dengan nyala oksidasi NzO-CzHz.
A.5.2.2 Peralatan
A.5.2.3 Pereaksi
0 tambahkan 40 mL air suling, aduk, dan tuangkan ke dalam labu ukur 100 mL, bilas labu
Erlenmeyer tersebut dengan 10 mL air suling (V);
g) tambahkan 1,0 mL KCl, dinginkan pada suhu ruang, tepatkan dengan air suling sampai
tanda garis dan saring;
h) siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang sama seperti
contoh;
i) baca absorbans larutan baku kerja dan larutan contoh terhadap blanko menggunakan
SSA pada panjang gelombang maksimum 235,5 nm dengan nyala oksidasi NzO-CzHz,
j) buat kurva katiOrali antara konsentrasi logam (Ug/mL) sebagai sumbu X dan absorbans
sebagai sumbu Y;
k) plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (C);
l) lakukan pengerjaan duplo; dan
m) hitung kandungan Sn dalam contoh.
A.5.2.5 Perhitungan
Keterangan:
C adalah konsentrasi timah (Sn) dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram per mililiter
(ps/mL)
V adalah volume larutan akhir, dinyatakan dalam mililiter (mL);
W adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g).
A.5.2.6 Ketelitian
o/o,maka
Kisaran RSD dari dua kali ulangan maksimum 16 %. Jika RSD lebih besardari 16
uji harus diulang kembali.
A.5.3.1 Prinsip
Reaksi antararsenyawa merkuri dengan NaBHa atau SnClz dalam keadaan asam akan
membentuk gfl$$tomik Hg. Jumlah Hg yang terbentuk sebanding dengan absorbans Hg
yang dibaca menlgunakan SSA tanpa nyala pada panjang gelombang maksimum 253,7 nm-
A.5.3.2 .Peralatan
a) ssA yang dilengkapi lampu katoda Hg dan generator uap hidrida (HVG);
b) Microwave digester;
c) Neraca analitik;
d) Pemanas listrik;
ei Pendingin terbuat dari borosilikat, diameter 12 mm sampai 18 mm, tinggi 400 mm diisi
dengan cincin Raschig setinggi 100 mm, dan dilapisi dengan batu didih berdiameter 4
mm di atas cincin setinggi20 mm;
f) Tabung destruksi;
g) Labu destruksi 250 mL berdasar bulat;
h) Labu ukur 1.000 mL, 500 mL, dan 100 mL;
i) Gelas ukur 25 mL;
j) Pipet ukur berskala 0,05 mL atau mikro buret; dan
k) Gelas piala 500 mL.
A.5.3.3 Pereaksi
a) Larutan asam sulfat, HzSOr 9 M;
b) Larutan asam nitrat, HNOg 7 M;
c) Campuran HNOa:HCIO+ (1:1);
d) Hidrogen peroksida, HzOz pekat;
e) Larutan natrium molibdat, NaMoO+.7HzO 2%;
0 Larutan pereduksi;
campurkan 50 mL HzSO+ dengan 300 mL aquabides dalam gelas piala 500 mL dan
dinginkan sampai suhu ruang kemudian tambahkan 15 g NaCl, '15 g hidroksilamin sulfat,
dan 25 g SnClz. Pindahkan ke dalam labu ukur 500 mL dan encerkan dengan air suling
sampai tanda garis.
g) Larutan natrium borohidrida, NaBH+;
larutkan 3 g serbuk NaBHq dan 3 g NaOH dengan air suling dalam labu ukur 500 mL.
h) Larutan pengencer;
masukkan 300 mL sampai 500 mL air suling kedalam labu ukur 1.000 mL dan
tambahkan 58 mL HNOs kemudian 67 mL tambahkan HzSO+. Encerkan dengan air suling
sampai tanda garis dan kocok.
i) Larutan baku 1.000 pg/mL Hg;
larutkan 0,1354 g HgClz dengan kira-kira 25mL airsuling dalam gelas piala 250 mL dan
masukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian encerkan dengan air suling sampai
tanda garis.
j) Larutan baku 10 gg/mL Hg;
pipet 10 mL larutan biku 1.000 pg/ml Hg ke dalam labu ukur 1.000 mL dan encerkan
dengan larutan pengencer sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kedua ini
memiliki konsentrasi 1 0pg/mL.
k) Larutan baku 0,1pg/mL Hg;
pipet 1 mL larutan baku 10 pg/ml Hg ke dalam labu ukur 100 mL dan encerkan dengan
larutan pengencer sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kedua ini memiliki
konsentrasi 0,1 pg/ml.
l) Larutan baku kerja Hg; dan
pipet masing-masing 0,1m1; 0,25 mL; 0,5 mL; 1,0 mL; 2,0 mL dan 5,0 mL larutan baku
0,1 pg/ml ke dalam labu ukur 100 mL terpisah dan encerkan dengan larutan pengencer
sampai tanda garis. Larutan baku kerja ini memiliki konsentrasi O,OOO1 prg/ml; O,OOO25
Ug/mL; 0,OO@4&/ml; 0,001 pg/mL;0,0021tglmL dan 0,005 pg/ml Hg
m) Batu didih. '..
kuantitatif dan
h)' pindahkan larutan destruksi contoh ke dalam labu ukur 100 mL secara
encerkan dengan air suling sampai tanda garis (V);
i) pipet 25 mL larutan di atas ke dalam labiu ukur'100 mL dan encerkan dengan larutan
pengencer samPai tanda garis (fP);
j) siapkan |arutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang sama seperti
contoh;
k) tambahkan larutan pereduksi ke dalam larutan baku kerja Hg, larutan contoh' dan larutan
blanko pada alat "HVG";
l) baca absorbans larutan baku kerja, larutan contoh, dan larutan blanko menggunakan
SSA tanpa nyala pada panjang gelombang 253,7 nm;
X dan absorbans
m) buat kurva kalibrasi aniara konsentrasi loiam (pg/ml) sebagai sumbu
sebagai sumbu Y;
n) plot hlsil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (C);
o) lakukan Pengerjaan duPlo; dan
p) hitung kandungan Hg dalam contoh.
sistem tertutup
A.S.3.4.Z Destruksi mengguna kan microwave digester atau destiuksi
5 mL HNOs, '1 mL
a) Timbang 1 g contoh (w) ke dalam tabung destruksi dan tambahkan
HzOz kemudian tutuP raPat;
b) masukkan ke dalam microwave digester dan kerjakan sesuai dengan petunjuk
pemakaian alat;
kuantitatif dan
c)'pindahkan larutan destruksi contoh ke dalam labu ukur 50 mL secara
encerkan dengan air.suling sampai tanda garis (V);
d) siapkan larutan blanko dengan penambahian pereaksi dan perlakuan yang sama seperti
contoh;
e) tambahkan larutan pereduksi ke dalam larutan baku kerja, larutan contoh' dan larutan
blanko Pada alat HVG;
0 baca absorbans padalarutan baku kerja, larutan contoh, dan larutan blanko menggunakan
SSA tanpa nyala panjang gelombang 253,7 nm; .
g) buat kurva t<aliOrasi aniar" konJentrasi lolam (pg/mL) sebagai sumbu X dan absorbans
sebagai sumbu Y;
h) plot h-asil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (c);
i) lakukan Pengerjaan duPlo; dan
j) hitung kan$uqgan Hg dalam contoh'
.tI l!
A.5.3.5 eertritringan .
A.5.3.6 Ketelitian
o/o'maka
lebih besardari '16
Kisaran RSD dari dua kati ulangan maksimum 16 %. Jika RSD
uji harus diulang kembali.
A.6.1 Prinsip
Contoh didestruksi dengan asam menjadi larutan arsen. Larutan Ass* direduksi dengan Kl
menjadi As3* dan direaksikan dengan NaBH+ atau SnClz sehingga terbentuk AsHs yang
kemudian dibaca dengan SSA pada panjang gelombang maksimum 193,7 nm.
A.6.2 Peralatan
a) SSA yang dilengkapi dengan lampu katoda As dan generator uap hidrida (HVG);
b) Tanur;
c) Microwave digester;
d) Neraca analitik;
e) Pemanas listrik;
f) Bunsen burner;
g) Labu Kjeldahl250 mL,
h) Labu terbuat dari borosilikat berdasar bulat 50 mL.
i) Labu ukur 1.000 mL,500 mL, 100 mL, dan 50 mL;
j) Gelas ukur 25 mL;
k) Pipet volumetrik 25 mL;
l) Pipet ukur berskala 0,05 mL atau mikro buret;
m) Cawan porselen kapasitas 50 mL; dan
n) Gelas piala 200 mL.
A.6.3 Pereaksi
A.6.4.1 Pengabuanbasah
mL, tambahkan 5 mL
a) Timbang 5 g sampai 10 g contoh (w) kedala, lr?y Kieldaht250
mL HrS.go.pekat dengan hati-hati'
sampai 10 mL HNb;peka-t dan 4 mL sampai8
HNOg pekat sedikit demi sedikit
b) setelah reaksi selesai, panaskan dan iambahkan
sehingga contoh benrvarna coklat atau kehitaman;
panaskan lagi .sehingga larutan
c) tamniitan 2 mL HGIO q 70 o/o sedikit demi sedikit dan pengarangan setelah penambahan
menjadi jernih atau benruarna kuning (ika terjadi
HClOa, tambahkan lagi sedikit HNOs pekat);
d) dinginkan, tambahkan 15 mL HzO dan 5 mL (NHa)zCzOqjenuh;
panaskan sehingga timbul uap SOs di leher labu;
"i
ii binginkan, pindJh-kan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 50 mL dan encerkan dengan
air suling samPai tanda garis (V);
g) pipet 25 mL tarutan diatls (fp) dan tambahkan 2 mL HCI 8 M, 0,1 mL Kl 20 % kemudian
kocok dan biarkan minimum 2 menit;
h) siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang sama seperti
contoh;
i) tambahkag lalutan pereduksi (NaBHa) ke dalam larutan baku kerja'As' larutan contoh'
dan larutafi nPnXo Pada alat HVG,
j) nr"" larutan baku kerja, larutan contoh, dan larutan blanko menggunakan
"L.o,blns
SSA tanpa nyala pada panjang gelombang 193,7 nm;
kalibrasi aniara konsentrasi to-gam (pg/ml) sebagai sumbu X dan
absorbans
k) buat kurva
sebagai sumbu Y;
l) plot h-asil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (c);
m) lakukan pengerjaan duPlo; dan
n) hitung kandungan As dalam contoh.
A.6.4.2 Destruksi menggunakan microwavedigester atau destruksi sistem tertutup
5 mL HNO3' 1 mL
a) Timbang 1 g contoh (w) ke dalam tabung destruksi dan tambahkan
HzOz kemudian tutuP raPat;
b) masukkan ke dalam microwave digester dan kerjakan sesuai dengan petunjuk
pemakatan alat;
25 mL secara kuantitatif
c) setelah dingin, pindahkan larutan destruksi ke dalam labu ukur
dan encerkin dengan air suling sampai tanda garis (V);
d)pipetl0mL(fp)larutandestruksikedalamlabuborosilikatberdasarbulat50mL,
listrik hingga kering dan
tambahkan 1 m[ larutan Mg(NOa)2, uapkan di atas pemanas
arangkan. Abukan dalam tanur dengan suhu 450 "C (t 1 jam);
e) dinginkan, larutkan dengan 2,0 mL HCI 8 M, 0,1 mL Kl 20o/o dan biarkan minimum 2
menit. Tuangkan larutan tersebut ke dalam tabung contoh pada alat;
0 siapkan NaBH+ dan HCI dalam tempat yang sesuai dengan yang ditentukan oleh alat;
g) tuangkan larutan baku kerja As 0,01 Ug/mL; 0,02 pg/ml; 0,03 pg/ml; 0,04 pg/ml; 0,05
pg/mL serta blanko ke dalam 6 tabung contoh lainnya. Nyalakan burner atau bunsen
serta tombol pengatur aliran pereaksi dan aliran contoh;
h) baca nilai absorbans te(inggi larutan baku kerja As dan contoh dengan blanko sebagai
koreksi;
i) buat kurva kalibrasi antara konsentrasi As (pg/ml) sebagai sumbu X dan absorbans
sebagai sumbu Y;
j) plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (C);
k) lakukan pengerjaan duplo; dan
l) hitung kandungan As dalam contoh.
A.6.5 Perhitungan
Kandungan arsen (As), (mg/kO) = f,x Yx fp
Keterangan:
C adalah konsentrasi arsen dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram per mililiter (pg/mL);
V adalah volume larutan akhir, dinyatakan dalam mililiter (mL);
w adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g);
fp adalah faktor pengenceran.
A-6.6 Ketelitian
Kisaran RSD dari dua kali ulangan maksimum 16o/o. Jika.RSD lebih besardari 16 o/o,maka
uji harus diulang kembali.
.$ "..
r.Iq
Bibliografi
Absorption Spectrophotometric
tllAOAC Official Method 971.21, Mercury in Foods, Atomic
Method.
t3l AQAC Official Method 985.16, Tin in canned Foods, Atomic Absorption
Spectrophotometric Method.
Lead, $elenium, and Zinc in Human
t4l AOAC Official Method 986.15, Arsenic, cadmium,
and Pet Foods, Multielement Method.
copper, Jron, and Zinc in foods:
tsl AoAc official Method 999.11, Lead, cadmium,
Absorption Spectrophotometry after Dry Ashing'
t6l lso g37. Meat and Meat Products - Determination of Nitrogen content (Reference
method).
Perindustrian;
[11] Undang-undang Nomor 3 Tahun 2Ol4tenlang
dan Penilaian
l12l undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang standardisasi
Kesesuaian;
{
-t
rt-