FTS Steril Prak 2
FTS Steril Prak 2
FTS Steril Prak 2
Disusun oleh:
Ananda Luthfi Azmi 11194761920286
Aulia Rahmah Triastanti 11194761920289
Rusida 11194761920324
Saridah Marhani 11194761920325
Zhafirah Ressa Azzahra 11194761920335
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan Praktikum..............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
A. Teori..................................................................................................................
B. Deskripsi Bahan Praktikum..............................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM..................................................................................
A. Alat....................................................................................................................
B. Bahan................................................................................................................
C. Prosedur Kerja..................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................
A. Hasil Pengamatan dan Perhitungan..................................................................
B. Pembahasan.......................................................................................................
BAB V KESIMPULAN..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
JAWABAN PERTANYAAN..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi bagi yang
bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini
antara lain sediaan parental preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya
infus). Sediaan parental merupakan sediaan yang unik di antara bentuk sediaan
obat terbagi bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membran
mukosa ke bagian tubuh yang paling efesien, yaitu membran kulit dan mukosa,
maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan toksis
lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan
proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang
untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia
atau mikrobiologis (Priyambodo, B, 2007).
Sediaan steril merupakan salah satu bentuk sediaaan farmasi yang banyak
dipakai, terutama saat pasien dirawat di rumah sakit. Sediaan steril sangat
membantu pada saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka
yang harus diobati, dan sebagainya (Lukas, 2006). Sediaan yang termasuk
sediaan steril yaitu sediaan obat suntik bervolume kecil atau besar, cairan irigasi
yang dimaksudkan untuk merendam luka atau lubang operasi, larutan dialisa dan
sediaan biologis seperti vaksin, toksoid, antitoksin, produk penambah darah dan
sebagainya. Sterilitas sangat penting karena cairan tersebut langsung
berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi
dapat terjadi dengan mudah (Ansel, 1989) .
Beberapa usaha yang dilakukan untuk menjaga sterilitas sediaan dengan wadah
dosis ganda antara lain dengan penambahan antimikroba, digunakan alat suntik
yang steril dan volume wadah dosis berganda tidak boleh lebih dari 30 ml 3
(Ansel, 2005). Hal tersebut dimaksudkan untuk menjamin tercapainya bebas
kuman juga pada pengambilan berulang dari takaran tunggal melalui pensterilan
tutup (Voigt, 1994)
Talkum mengandung sedikit alumunium silikat yang
merupakan bahan alam yang terkadang mengandung beberapa
mikroba seperti Chlostridium welchii, Chlostridium tetani, dan
Bacillus antrachis. Menurut Martindale, talk steril memiliki beberapa
fungsi antara lain sclerosant setelah terjadi drainase ganas pada efusi
pleura dan pneumotoraks spontan berulang. Mekanisme aksi
terapetik talk yang dimasukkan ke dalam rongga pleura diduga dapat
mengurangi reaks inflamasi dengan meningkatkan kerja pleura,
mengurangi celah yang ada dalam pleura dan menghindari
reakumulasi cairan pleura. Selain itu, talk untuk efusi pleura bekerja
dengan mengeluarkan udara, darah atau cairan lain dalam paru-paru,
mengembangkan paru-paru dan mencegah cairan atau udara kembali
ke dalam paru-paru. Talk memiliki ukuran partikel yang kecil
sehingga mudah terpenetrasi ke dalam rongga pleura dan
menghasilkan onset yang cepat (Amin, et al, 2007).
B. Tujuan Praktikum
Bahan
1. Talkum
B. Prosedur Kerja
1. Pencucian alat-alat gelas
bungkus vial
menggunakan kertas
minyak
masukkan ke dalam
autoklaf selama 30 menit
dengan suhu 121°C
2. Pencucian karet
3. Cara kerja
B. Pembahasan
Sterilisasi bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk dnegan cara
membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya. Mikroorganisme yang
tumbuh pada produk biasanya dapat mencemari produk. Mikroorganisme
pembusuk tersebut bisa berupa bakter, kapang, dan khamir. Sterilisasi alias
pembunuhan mikroorganisme ini dilakukan dengan suhu tinggi.
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan serbuk talkum steril, pertama-
tama dilakukan sterilisasi alat. Wadah vial disterilisasi autoklaf dengan suhu
121⁰C dan tekanan 1-2 atm selama 30 menit. Untuk tutup karet vial dilakukan
sterilisasi dengan campuran cairan tepol 10 ml dan aquades 90 ml selama 15
menit. Setelah itu talkum ditimbang 10 g dan dimasukkan kedalam vial yang
sudah steril, timbang vial yang sudah berisi talkum, kemudian tutup mulut vial
dengan alumunium foil 2 rangkap dan diikat dengan tali dan lakukan sterilisasi
akhir menggunakan oven dengan suhu 100⁰C selama 10 menit. Timbang kembali
sediaan yang sudah dilakukan sterilisasi akhir, lihat perubahan bobot yang
terjadi, untuk mengetahui apakah terjadi pembinasaan mikroorganisme pada
sediaan talkum.
Pada hasil praktikum yang kami lakukan, tidak terjadi perubahan bobot
sebelum dan sesudah dilakukan sterilisasi akhir dimana hasil yang diinginkan
adalah terjadinya pengurangan bobot pada sediaan karena terjadi pembinasaan
pada mikroorganisme yang terkandung dalam sediaan. Faktor yang menyebabkan
ketidaksesuaian tersebut dikarenakan suhu dan waktu yang digunakan belum
seusai dengan ketentuan dimana suhu dan waktu yang digunakan untuk
pembinasaan yaitu 180⁰C selama 30 menit, namun pada praktikum hanya
menggunakan suhu 100⁰C selama 10 menit. Suhu dan waktu yang digunakan
belum sesuai dikarenakan botol vial yang digunakan terlalu tipis sehingga jika
menggunakan suhu terlalu tinggi kemungkinan botol vial akan pecah.
Dalam pembuatan talk steril perlu dilakukan sterilisasi alat (validasi steril) untuk menjamin
kesterilan talkum karena talkum mengandung sedikit alumunium silikat yang merupakan
bahan alam yang terkadang mengandung beberapa mikroba seperti Chlostridium Welchii,
Chlostridium Tetani, Dan Bacillus Antrachis. Ketiga jenis bakteri tersebut merupaka bakteri
patogen yang merugikan jika tidak dihilangkan. Sehingga dibutuhkan proses sterilisasi untuk
menghilangkan ketiga bakteri tersebut. Sterilisasi yang digunakan ialah metode panas kering
(oven). Sterilisasi panas kering (oven) dipilih karena sediaan talkum berbentuk serbuk
sehingga lebih baik menggunakan metode panas kering (oven) dibanding panas basah
(autoklaf) karena kemungkinan sediaan akan lebih cepat rusak dan mudah ditumbuhi
mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI
Press.
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim,
F., Edisi IV, 605-619, Jakarta, UI Press
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh
Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press.
Amin, Zulkifli, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta:
FKUI.
JAWABAN PERTANYAAN
Jawab: Secara umum, hal-hal penting yang harus diperhatikan dari penyiapan
b. Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi wadah
2) Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti mikroorganisme atau uap
yang akan mempengaruhi penampilan dan bau produk
d. Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi isi wadah dari cahaya
e. Bahan aktif atau komponen obat lainnya tidak boleh diadsorpsi oleh bahan
pembuat wadah dan penutupnya, wadah dan penutup harus mencegah terjadinya
difusi melalui dinding wadah serta wadah tidak boleh melepaskan partikel asing ke
dalam isi wadah
Jawab:
a. Fungsi talcum
Menurut Martindale, talcum steril memiliki beberapa fungsi antara lain
sclerosant setelah terjadi drainase ganas pada efusi pleura dan pneumotoraks spontan
berulang. Mekanisme aksi terapetik talkum yang dimasukkan ke dalam rongga pleura
diduga dapat mengurangi reaksi inflamasi dengan meningkatkan kerja pleura,
mengurangi celah yang ada dalam pleura dan menghindari reakumulasi cairan pleura.
Selain itu, talkum untuk efusi pleura bekerja dengan mengeluarkan udara, darah atau
cairan lain dalam paru-paru. Talkum memiliki ukuran partikel yang kecil sehingga
mudah terpenetrasi ke dalam rongga pleura dan menghasilkan onset yang cepat
(Amin, et al 2007).