9986 21405 1 SM
9986 21405 1 SM
9986 21405 1 SM
Abstrak
Penelitian ini berangkat dari tiga masalah, yakni (1) bagaimana
kelengkapan bagaian-bagian surat dinas yang ditulis siswa SMK PAB 3
Medan Estate; (2) bagaimana ketepatan penulisan bagian-bagian surat
dinas yang ditulis siswa SMK PAB 3 Medan Estate? (3) kesalahan apa
saja yang terdapat dalam surat dinas yang ditulis siswa SMK PAB 3
Medan Estate? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kelengkapan bagian-bagian surat, mendeskripsikan ketepatan bagian-
bagian surat, dan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam surat dinas
yang ditulis siswa SMK PAB 3 Medan Estate. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini bersumber dari 30
naskah surat dinas dan 30 naskah tersebut dibaca secara intensif yang
kemudian ditetapkan data berdasarkan pemahaman, pengetahuan, teori
sebagai panduan. Kemudian, data dianalisis dengan cara pemaknaan
terhadap kelengkapan dan ketepatan, serta pengungkapan kesalahan-
kesalahan umum dalam naskah surat yang ditulis siswa. Setelah itu,
dilakukan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
semua surat yang ditulis siswa sudah memiliki kop, nomor, alamat, isi,
penutup, nama penadanda tangan, dan jabatan penanda tangan; sedikit
surat yang tidak memiliki tanggal surat; masih ada surat yang tidak
memiliki paragraf pembuka dan tanda tangan; (2) ketepatan penulisan
bagian surat lebih rendah (37,78%) dibandingkan persentase
ketidaktepatan (62,22%); (3) kesalahan penulisan surat terdapat pada
hampir semua bagian, yakni kop, tanggal, lampiran, hal, alamat, salam
pembuka, paragraf pembuka, paragraf isi, paragraf penutup, penutup,
nama pengirim (penanda tangan), dan tembusan.
1. Pendahuluan
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan
menulis. Keterampilan menulis memiliki berbagai jenis, seperti menulis berita, menulis cerita
atau fiksi, menulis teks tertentu, dan menulis surat. Menulis surat pun, di antaranya, bisa
berupa menulis surat pribadi dan menulis surat dinas.
Sebagaimana jenis tulisan yang lain, surat dinas terikat dengan konvensi penulisan
tertentu. Konvensi itu, di antaranya adalah, format, struktur, dan bahasa surat dinas. Format
surat harus dikuasai siswa. Struktur surat dinas atau bagian-bagian surat dinas juga sangat
penting dikuasai. Struktur itu diisi oleh isi tertentu yang diikat oleh kaidah penulisan. Selain
itu, hal yang sangat penting dikuasai adalah bahasa yang digunakan. Dari segi bahasa ini,
surat dinas harus menggunakan ragam bahasa standar (baku), tunduk pada kaidah ejaan, tepat
pemilihan katanya, benar penggunaan kalimatnya, runtut paragrafnya, serta sesuai nalarnya.
77
Karena tuntutan seperti itu, adakalanya siswa mengalami kesulitan dalam menulis
surat dinas. Kesulitan itu terlihat dalam penelitian yang dilakukan ini. Meskipun surat yang
ditulis siswa benar dari segi format dan struktur (bagian-bagiannya), surat yang ditulis itu
belum dapat dikatakan benar karena harus dilihat unsur-unsur pengisi bagian-bagian itu.
Unsur-unsur pengisi bagian itu merupakan substansi yang tidak boleh diabaikan karena isi
tersebut mencerminkan pembuat surat. Sebagaimana dikatakan bahwa surat adalah wakil atau
duta. Artinya, surat menjadi sosok yang mewakili penulis atau pembuat surat.
Penelitian ini mengkaji 30 buah surat dinas yang ditulis siswa SMK PAB 3 Medan
Estate (yang selanjutnya disingkat SMK PAB 3 ME). Ke-30 surat dinas tersebut dikaji dari
segi (1) kelengkapan bagian-bagiannya, (2) ketepatan penulisan bagian-bagian itu (isi), dan
(3) kesalahan umum yang terdapat dalam surat tersebut. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi
guru, terutama guru SMK PAB 3 ME, untuk meningkatkan kemampuan siswa,
mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, dan menunjukkan kesalahan-
kesalahan yang lazim yang dilakukan siswa dalam menulis surat dinas.
Meskipun saat ini manusia sudah masuk dalam dunia virtual (digital), yang ditandai
dengan berkembangpesatnya ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi, peran
surat tetap tidak tergantikan. Artinya, surat tetap saja dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan
definisi surat itu sendiri, yakni sebagai sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan
informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan
tertentu. Dalam konteks ini, surat membawa informasi, pernyataan, atau pesan yang
diharapkan informasi itu akan tersampaikan kepada pihak yang dituju oleh penulis surat (lih.
Setiawan, dkk., 2009:11).
2. Kajian Teori
2.1 Hakikat Surat Dinas
Ada sejumlah pendapat terkait dengan surat dinas. Pendapat tersebut disajikan berikut
ini. Hasnun (2007:107) menyatakan bahwa surat dinas adalah surat yang diterbitkan oleh
kantor-kantor jawatan pemerintahan, yang tidak termasuk dalam jenis surat keluarga, pribadi,
atau surat cinta. Karena surat dinas diterbitkan oleh kantor-kantor jawatan pemerintah,
Wibowo (2008:19) menekankan bahwa surat dinas menggunakan bahasa serta format surat
yang baku.
Lebih rinci dari pendapat di atas, Silmi (2008:249) mengungkapkan bahwa ―surat-
surat dinas merupakan surat-surat resmi yang di dalamnya menyangkut berbagai hal tentang
kedinasan, misalnya: pengangkatan pegawai, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, perpindahan
pegawai, keputusan pemberhentian karyawan, dan lain-lain‖. Lebih lanjut, Subyantoro (2008)
menegaskan bahwa surat dinas/resmi adalah surat yang dikirimkan oleh perseorangan atau
kantor pemerintah/swasta kepada perseorangan atau kantor pemerintah/swasta yang isinya
menyangkut masalah kedinasan. Ciri kedinasan suatu surat tidak hanya ditandai oleh isi dan
penulisannya, tetapi juga ditandai oleh bentuk dan segala formalitasnya (kebakuan bahasa,
ketepatan ejaan, dan aturan penulisannya). Selanjutnya, Darma dan Kosasih (2009:9–10)
mendefinisikan surat dinas sebagai surat yang berisi masalah kedinasan. Surat dinas bersifat
resmi. Oleh karena itu, surat dinas sering diidentikkan dengan surat resmi.
1) Pemilihan Kata
Penulisan surat-surat resmi (dinas) perlu memperhatikan pilihan kata yang memenuhi
syarat baik atau baku, lazim, dan cermat. Di samping itu, pemakaian ungkapan idiomatik,
ungkapan penghubung, atau ungkapan yang bersinonim harus dituliskan dengan benar.
2) Pemakaian Ejaan
Penulis surat dinas sebaiknya menguasai kaidah-kaidah ejaan yang terdapat dalam
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pedoman tersebut merupakan
prasyarat yang harus diterapkan dalam penulisan surat dinas.
3) Penyusunan Kalimat
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya berupa kalimat efektif,
yaitu kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, singkat, dan enak dibaca.
4) Penyusunan Paragraf
Gagasan penulis dituangkan dalam surat hendaknya ditata dan diatur sedemikian rupa dalam
paragraf-paragraf sehingga gagasan itu mudah dipahami penerima surat. Setiap gagasan
disusun dalam satu paragraf yang utuh. Dengan kata lain, gagasan yang sama tidak
dituangkan dalam beberapa paragraf. Sebaliknya, beberapa gagasan yang berbeda tidak
dituangkan dalam sebuah paragraf yang sama.
5) Penalaran
Bahasa mencerminkan pikiran. Untuk itu, kacaunya bahasa menunjukkan kacaunya
pikiran. Untuk itu, penulis surat harus menata bahasanya dengan apik dan logis sehingga
surat yang disampaikan itu terkesan sistematis, runtut, dan logis.
3. Metodologi
79
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 30 buah
surat dinas yang ditulis siswa kelas XI SMK PAB 3 ME. Objek penelitian ini adalah
kelengkapan struktur surat, ketepatan struktur surat, dan kesalahan-kesalahan yang terdapat
dalam surat yang ditulis siswa tersebut. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang
dilengkapi dengan daftar kendali terkait dengan tiga objek penelitian tersebut. Data dalam
penelitian ini bersumber dari 30 naskah surat dinas yang dikumpulkan melalui pembacaan
intensif dan penetapan data berdasarkan pemahaman, pengetahuan, teori sebagai panduan.
Kemudian, data dianalisis dengan cara pemaknaan terhadap kelengkapan dan ketepatan, serta
pengungkapan kesalahan-kesalahan umum dalam naskah surat yang ditulis siswa. Setelah itu,
dilakukan penarikan simpulan.
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari segi kelengkapan bagian-bagian surat (struktur),
surat dinas yang ditulis siswa cenderung lengkap. Kelengkapan tersebut terlihat dari (1)
semua siswa menulis kop surat, (2) 29 dari 30 siswa menulis tanggal surat, (3) semua siswa
menulis nomor surat, (4) 29 siswa membuat lampiran surat, (5) 29 siswa menulis hal surat,
(6) semua siswa menulis alamat tujuan surat, (7) 21 siswa menulis salam pembuka, (8) 26
siswa menulis paragraf pembuka, (9) semua siswa menulis isi surat, (10) semua siswa
menulis penutup surat, (11) 26 siswa menulis salam penutup, (12) 23 siswa menulis tanda
tangan, (13) 30 siswa menulis nama penanda tangan, (14) semua siswa menulis jabatan
penanda tangan, (15) siswa menulis tembusan, dan (16) tidak ada siswa yang menulis inisial.
Bila dipresentasekan, dari segi kelengkapan struktur, surat-surat yang dibuat siswa SMK
PAB 3 ME terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2: Persentase Kelengkapan Bagian-Bagian Surat
yang Ditulis Siwa SMK PAB 3ME
No. Bagian-Bagian Surat Persentase (%)
1. Kop Surat 100
2. Tanggal Surat 96,67
3. Nomor Surat 100
4. Lampiran Surat 96,67
5. Hal Surat 96,67
6. Alamat Tujuan Surat 100
7. Salam Pembuka 70
8. Paragraf Pembuka 86,67
9. Isi Surat 100
10. Penutup Surat 100
11. Salam Penutup 86,67
12. Tanda Tangan 76,67
13. Nama Penanda Tangan 100
14. Jabatan Penanda Tangan 100
15. Tembusan 2,99
16. Inisial 0
Tabel 2 di atas memperlihatkan bahwa(1) semua surat yang ditulis siswa sudah memiliki kop,
nomor, alamat, isi, penutup, nama penadanda tangan, dan jabatan penanda tangan; (2) ada
sedikit surat yang tidak memiliki tanggal surat—termasuk bagian yang sangat penting—; (3)
lampiran, tembusan, dan inisial merupakan hal yang tidak wajib sehingga tidak menjadi
81
perhatian; (4) masih ada surat yang tidak memiliki paragraf pembuka dan tanda tangan,
padahal kedua komponen tersebut bersifat wajib.
Kelengkapan bagian-bagian surat ini sangat penting dalam sebuah surat dinas. Akan
tetapi, lengkapnya bagian-bagian surat tidak menjamin surat yang ditulis tersebut baik. Untuk
itu, ada komponen lain yang harus diperhatikan dalam sebuah surat. Komponen yang
dimaksud adalah ketepatan atau kesesuaian isi bagian-bagian surat tersebut.
4.1.2 Ketepatan Penulisan Bagian-Bagian Surat oleh Siswa Kelas XI SMK PAB 3 ME
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surat-surat yang ditulis siswa kelas XI SMK
PAB 3 ME belum tepat dari segi isi meskipun cenderung lengkap dari segi struktur. Hal itu
terlihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa (1) semua kop surat tidak ditulis dengan tepat,
(2) 29 tanggal surat ditulis tidak tepat, (3) semua nomor surat ditulis dengan tepat, (4) 19
lampiran surat ditulis tidak tepat, (5) 20 hal surat ditulis tidak tepat, (6) 24 alamat surat ditulis
tidak tepat, (7) 11 salam pembuka surat ditulis tidak tepat, (8) 13 paragraf pembuka surat
ditulis tidak tepat, (9) 24 isi surat ditulis tidak tepat, (10) 23 isi surat ditulis tidak tepat, (11) 8
penutup surat ditulis tidak tepat, (12) 7 tanda tangan surat tidak ditulis, (13) semua nama
penanda tangan surat ditulis tidak tepat, (14) 12 jabatan penanda tangan surat ditulis tidak
tepat, (15) tembusan surat ditulis tidak tepat, (16) tidak ada siswa membuat inisial. Untuk
lebih jelas, berikut ini disajikan perbandingan antara ketepatan dan ketidaktepatan penulisan
bagian-bagian surat yang ditulis siswa SMK PAB 3 ME.
83
disampaikan di sini bahwa pada bagian tembusan, hanya dua surat yang memuat hal itu,
namun keduanya memilii penulisan tidak tepat.
4.1.3 Kesalahan Penulisan Surat yang Dilakukan Siswa Kelas XI SMK PAB 3 ME
Kesalahan umum penulisan surat yang dilakukan siswa kelas XI SMK PAB adalah
berikut ini.
(1) Penulisan Kop Surat
Pada surat yang ditulis siswa ditemukan sejumlah kesalahan penulisan kop surat.
Kesalahan tersebut meliputi:
(a) kesalahan penulisan nama instansi/lembaga, yang dituliskan tanpa menggunakan
huruf kapital, misalnya ―Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Tenggal‖;
(b) kesalahan penulisan kata Jalan, Telepon, Faksimile, yang dituliskan Jl., Jln., Telp.,
Tlp, Telp, Fax;
(c) kesalahan penulisan nama geografis, misalnya Ogan, Kalimatan Tengah, dan
Deliserdang yang dituliskan ogan, Kalimantan tengah, dan Deli Serdang;
(d) kesalahan penggunaan tanda baca, misalnya ...Medan, Sumatera Utara dan
Deliserdang yang dituliskan...Medan-Sumatera Utara, Deli Serdang.;
(e) kesalahan dalam menggunakan garis tebal di bawah kop surat.
84
(6) Penulisan Salam Pembuka
Kesalahan umum yang ditemukan dalam surat dinas yang ditulis siswa kelas XI SMK
PAB 3 ME adalah sebagai berikut:
(a) tidak menggunakan salam pembuka,
(b) tidak menggunakan tanda baca koma (,) setelah Dengan hormat,
(c) penulisan bentuk sapaan yang tidak tepat, misalnya, bapak/ibu/saudara/saudari ...,
(7) Penulisan Pembuka Surat
Ada berbagai kesalahan yang ditemukan dalam surat dinas yang ditulis siswa.
Kesalahan tersebut, contohnya, adalah ―Menghubungi surat Saudara Nomor:
010/SNSPS/P.Fisika/V/2018....‖. Kesalahan tersebut dapat ditinjau dari segi bahasa, isi,
kelogisan, keefektifan, daln lain-lain. Jelas-jelas kalimat pembukan surat tersebut tidak tepat.
4.2.2 Ketepatan Penulisan Bagian-Bagian Surat oleh Siswa Kelas XI SMK PAB 3 ME
Rendahnya ketepatan penulisan bagian-bagian surat (37,78%) oleh siswa SMK PAB 3
ME menjadi masalah tersendiri. Artinya, siswa belum mampu menggunakan bahasa yang
tepat untuk menyampaikan maksud atau pikiran melalui surat. Padahal, surat merupakan hal
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan, meskipun zaman semakin canggih.
4.2.3 Kesalahan Umum Penulisan Surat yang Dilakukan Siswa Kelas XI SMK
PAB 3 ME
Kesalahan umum penulisan surat yang dilakukan siswa SMK PAB 3 ME terdapat
pada (1) penulisan kop surat, contohnya nama instansi/lembaga yang dituliskan tanpa
menggunakan huruf kapital (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tenggal);
kata Jalan, Telepon, Faksimile, yang dituliskan Jl., Jln., Telp., Tlp, Telp, Fax; (2) penulisan
tanggal, Tembung, 27 April 2016 dan Medan, 25 Mei 2018; (3) penulisan lampiran,
contohnya kata Lamp. atau Lampiran‖ pada surat yang tidak memiliki lampiran dan penulisan
lampiran yang tidak tepat; (4) penulisan Hal atau Perihal, contohnya Permohonan
Rekomendasi; (5) penulisan alamat tujuan, contohnya alamat tujuan surat diawali dengan kata
Kepada; (6) penulisan salam pembuka, contohnya sapaan bapak/ibu/saudara/saudari ...; (7)
pembuka surat, contohnya ―Menghubungi surat Saudara Nomor:
010/SNSPS/P.Fisika/V/2018....‖; (8) isi surat, misalnya... pelaksanaan hari menanam pohon
Indonesia dan menanam nasional. Kota administrasi jakarta selatan menginstruksikan
kepada semua Kepala SMA/SMK negeri/swasta sebagai berikut: (1) pada hari minggu, 26
Desember 2017 pukul 08.00 WIB (bukan instruksi); (9) penutup surat, contohnya Atas
perhatiannya, kami menyampaikan terima kasih.; (10) nama pengirim (penanda tangan)
surat, contohnya Aisyah Zahra.M.T, Aidil. MM, dan M. WAHYU PRAYOGI S.P.D; (11)
tembusan, contohnya arsip dan pertinggal.
5. Penutup
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) semua
surat dinas yang ditulis siswa memiliki struktur (inti) yang lengkap, mulai dari kop surat
hingga nama pengirim surat; (2) ketepatan penulisan bagian-bagian surat dinas yang ditulis
siswa sangat rendah, yakni 37,78%; (3) terdapat sejumlah kesalahan umum yang terdapat
dalam surat dinas yang ditulis siswa.
5.2 Saran
Penelitian ini mengungkapkan ‗secara tidak langsung‘ kemampuan siswa menulis
surat sangat rendah. Untuk itu, diperlukan upaya nyata, terutama bagi guru bahasa Indonesia
untuk meningkatkan pemahaman siswa akan surat dinas dan keterampilan siswa
menggunakan bahasa Indonesia dalam menulis surat dinas. Siswa tidak hanya dituntut untuk
86
mampu memahami struktur surat, tetapi lebih dari itu, siswa juga dituntut untuk mampu
mengekspresikan ide dan keinginannya melalui bahasa sebagai pengisi struktur surat dinas
tersebut.
Daftar Pustaka
Arifin, Zainal dan Mustakim. 2005. Bahasa Indonesia bagi Sekretaris. Jakarta: PT Grasindo.
Darma, Yoce Aliah dan Kosasih. 2009. Menulis Surat Dinas Lengkap. Bandung: CV Yrama
Widya.
Hasnun, Anwar. 2007. Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis. Yogyakarta: Absolut.
Silmi, Sikka Mutiara. 2004. Panduan Menulis Surat Lengkap. Yogyakarta: Absolut.
Subyantoro. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Triharjanto. 2007. Panduan Menulis Surat. Yogyakarta: Siklus.
Wibowo, Teguh. 2008. Jurus Maut Menguasai Materi Pelajaran Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Locus.
Setiawan, O. Djuharie, Suherli, dan Teddy S.K. 2009. Surat-Menyurat Serbaguna Panduan
Korespondensi Bahasa Indonesia. Bandung: CV Yrama Widia.
87