Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

LP Anemia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

A.

KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian Anemia

Istilah anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah sel darah


merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal. Sebagai akibat
dari penurunan ini, kemampuan darah untuk membawa oksigen menjadi
berkurang sehingga ketersediaan oksigen untuk jaringan mengalami
penurunan. Anemia merupakan kelainan patologik yang paling sering
dijumpai pada masa bayi dan kanak-kanak. (Wong,2009:1115)
Menurut Ngastiyah (2012:328), anemia adalah berkurangnya jumlah
eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya
volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan terhadap keseimbangan antara
pembentukan darah pada masa embrio setelah beberapa minggu dari pada
masa anak atau dewasa.

2. Anatomi dan Fisiologi

a. Anatomi Sistem Hematologi

Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah


diproduksi,termasuk sumsum tulang dan nodus limpa.Darah adalah organ
khusus yang berbeda dengan organ lainkarena berbentuk cairan.Darah
merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7% -
10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah
darah pada tiap-tiap orangtidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta
keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen
utama, yaitu sebagai berikut :
1) Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
elektrolit, dan protein darah.
2) Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-
komponen berikut ini.
3) Eritrosit : sel darah merah (Sel Darah Merah ± red blood cell).
Gambar 1. Sel Darah

4) Leukosit : sel darah putih (Sel Darah Putih ± white blood cell).
5) Trombosit : butir pembeku darah ± platelet
b. Sel Darah Merah ( Eritrosit)
Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7
mikron.Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel
secara cepatdengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel.Warna
kuning kemerahan-merahan, karena di dalamnya mengandung suatu zat
yang dsebut Hemoglobin. Komponen eritrosit adalah membrane eritrosit,
sistem enzim; enzim G6PD ( Glucose6-Phosphatedehydrogenase) dan
hemoglobin yang terdiri atas heme dan globin.Jumlah eritrosit normal pada
orang dewasa kira-kira 11,5-15 gr dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita
11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0 mg%.
Sel darah merah memiliki bermacam antigen :
1) Antigen A, B dan O
2) Antigen Rh
Proses penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan dan
proses patologis. Hemolisis yang tejadi pada eritrosit akan
mengakibatkanterurainya komponen hemoglobin yaitu komponen protein
dan komponen heme.
c. Sel Drah Putih ( Leukosit)
Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan
kaki kapsul(pseudopodia). Mempunyai macam-macam inti sel, sehingga ia
dapat dibedakan menurut inti selnya serta warna bening (tidak berwarna).
Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis jenis dari
golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu
limfosit T dan B ; monosit dan makrofag; serta golongan yang bergranula
yaitu :
1) Eosinofil
2) Basofil
3) Neutrofil
Fungsi sel darah putih :
1) Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh kuman dan memakan bibit
penyakit, bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (sistem retikulo
endotel).
2) Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/ membawa zat lemak dari
dinding ususmelalui limpa terus ke pembuluh darah
Jenis sel darah putih
1) Agranulosit
Memiliki granula kecil di dalam protoplasmanya, memiliki diameter 10
12mikron. Dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan pewarnaannya :
a) Neutrofil
Granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai,
kadangseperti terpisah pisah, protoplasmanya banyak berbintikbintik
halus/granula, serta banyaknya sekitar 60-70%.
b) Eusinofil
Granula berwarna merah, banyaknya kira-kira 24%.
c) Basofil
Granula berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil
daripadaeosinofil, tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur.
Eusinofil, neutrofil dan basofil berfungsi sebagai fagosit dalam
mencernadan menghancurkan mikroorganisme dan sisa-sisa sel.
2) Granulosita
a) Limfosit
Limfosit memiliki nucleus bear bulat dengan menempati sebagian besar
sel limfosit berkembang dalam jaringan limfe.
1) Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang
lama,kemudian bermigrasi menuju timus. Setelah meninggalkan timus,
sel-sel ini beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen
dimana mereka telah di program untuk mengenalinya. Setelah dirangsang
oleh antigennya, selsel ini menghasilkanbahan-bahankimia yang
menghancurkan mikrooranisme dan memberitahu sel darah putih lainnya
bahwa telah terjadi infeksi.
2) Limfosit B
Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah
sampaimenjumpai antigen dimana mereka telah diprogram untuk
mengenalinya.Pada tahap ini limfosit B mengalami pematangan lebih
lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibodi.
b) Monosit
Monosit dibentuk dalam bentuk imatur dan mengalami proses
pematanganmenjadi makrofag setelah msuk ke jaringan. Fungsinya
sebagai fagosit. Jumlahnya 34% dari total komponen yang ada di sel
darah putih.
d. Keping Darah (Trombosit)
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum
tulang yang terbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan
hidup sekitar 10 hari. Trombosit berperan penting dalam pembentukan
bekuan darah. Fungsi lain dalam trombosit yaitu untuk mengubah bentuk
dankualitas setelah berikatan dengan pembuluh darah yang cedera.
e. Plasma darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening
kekuning kuningan. Hampir 90% plasma terdiri atas air. Plasma
diperoleh dengan memutar sel darah, plasma diberikan secara
intravenauntuk: mengembalikan volume darah, menyediakan substansi
yang hilang dari darah klien.
f. Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu
kepalan tangan. Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah
kostae. Limpa memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan
dengan diafragma dan permukaan medialyang konkaf serta berhadapan
dengan lambung, fleksura, linealis kolon dan ginjalkiri.Limpa terdiri atas
kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa),dan
pilpa merah ( jaringan ikat, sel eritrost, sel leukosit). Suplai darah oleh
arterilinealis yang keluar dari arteri coeliaca.
Fungsi Limpa
a) Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
b) Destruksi sel eritrosit tua.
c) Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan.
d) Produksi bilirubin dari eritrosit.
e) Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
f) Pembentukan immunoglobulin.
g) Pembuangan partikel asing dari darah.
g. Fisiologi Sistem Hematologia.
Sebagai alat pengangkut yaitu :
1. Mengambil O2/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
2. Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikankeseluruh jaringan/alat tubuh.
4. Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
5. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
6. Mengatur panas tubuh.
7. Berperan serta dala, mengatur pH cairan tubuh
8. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi.
9. Mencegah perdarahan.
3. Kasifikasi
Menurut Wong (2009:1117) anemia dapat diklasifikasikan menurut:
1. Etiologi atau fisiologi yang dimanifestasikan dengan penurunan jumlah
eritrosit atau hemoglobin dan tidak dapat kembali, seperti:
- Kehilangan darah yang berlebihan.
Kehilangan darah yang berlebihan dapat diakibatkan karena perdarahan
(internal atau eksternal) yang bersifat akut ataupun kronis. Biasanya akan
terjadi anemia normostatik (ukuran normal), normokromik (warna normal)
dengan syarat simpanan zat besi untuk sintesis hemoglobin (Hb) mencukupi.
- Destruksi (hemolisis) eritrosit.
Sebagai akibat dari defek intrakorpuskular didalam sel darah merah
(misalnya anemia sel sabit) atau faktor ekstrakorpuskular (misalnya, agen
infeksius, zat kimia, mekanisme imun) yang menyebabkan destruksi dengan
kecepatan yang melebihi kecepatan produksi eritrosit.
- Penurunan atau gangguan pada produksi eritrosit atau komponennya.
Sebagai akibat dari kegagalan sumsum tulang (yang disebabkan oleh faktor-
faktor seperti neoplastik, radiasi, zat-zat kimia atau penyakit) atau defisiensi
nutrien esensial (misalnya zat besi).
2. Morfologi, yaitu perubahan khas dalam ukuran, bentuk dan warna sel darah
merah.
- Ukuran sel darah merah: normosit (normal), mikrosit (lebih kecil dari
ukuran normal) atau makrosit (lebih besar dari ukuran normal)
- Bentuk sel darah merah: tidak teratur, misalnya: poikilosit (sel darah merah
yang bentuknya tidak teratur), sferosit (sel darah merah yang bentuk nya
globular) dan depranosit (sel darah merah yang bentuk nya sabit/sel sabit).
-Warna/sifatnya terhadap pewarnaan: mecerminkan konsentrasi hemoglobin;
misalnya normokromik (jumlah hemoglobin cukup atau normal),
hipokromik (jumlah hemoglobin berkurang).
4. Etiologi
a. Bedasarkan ukuran sel
1) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
a) Kekurangan zat besi
b) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis
yang mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
c) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di
temukan di Asia Tenggara)
d) Keracuanan timah
e) Penyakit kronis (infeksi, tumor)
2) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)
a) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
b) Kehilangan sel darah merah akut.
c) Gangguan hemolisis darah
d) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)
e) Ganggauan C hemoglobin
f) Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara
g) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)
h) Anemia hemolitik (efek samping obat)
i) Anemia hemolisis autoimun.
3) Penurunan produksi sel darah merah
a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam
jiwa)
b) Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)
4) Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi
Berlebihan
5)Anemia defisiensi zat besi (Fe)
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang
merupakan bahan baku pembuat sel darah dan hemoglobin. Kekurangan
zat nbesi (Fe) dapat disebabkan oleh berbagai hal yaitu :
a. Asupan yang kurang mengandung zat besi.
b. Penurunan resorbsi karena kelainan pada usus atau karena banyak
mengkonsumsi teh.
c. Kebutuhan yang meningkat
d. Jika kebutuhan Fe tidak dipasok denang pemberian nutrisi yang
mencukupi, maka akan mengalami defisiensi Fe.
6)Anemia megaloblastik
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat atau
disebut dengan anemia defisiensi asam folat. Asam folat merupakan
bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk
metabolisme inti sel. DNA diperlukan untuk sintesis, sedangkan RNA
untuk pematangan sel. Berdasarkan bentuk sel darah, anemia
megaloblastik tergolong dalam anemia makrositik, seperti pada anemia
pernissiosa. Ada beberapa penyebab penurunan asam folat yaitu :
a. Masukan yang kurang.
b.Gangguan absorbsi. Adanya penyakit/ ganggguan pada
gastrointestinal dapat menghambat absorbsi bahan makanan yang
diperlukan tubuh.
c. Pemberian obat yang antagonis tehadap asam folat. Obat-obat
tersebut dapat menghambat kerja asam folat dalam tubuh, karena
mempunyai sifat yang bertentangan.
7)Anemia pernisiosa
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin
B12.Anemia pernisiosa ini tergolong anemia defisiensi asam folat.
Bentuk sel darahnya tergolong anemia makrositik normokromik, yaitu
ukuran sel darah merah yang besar dengan bentuk abnormal tetapi
kadar Hb normal.VitaminB12 (kobalomin) berfungsi untuk pematangan
normoblas, metabolisme jaringan saraf dan purin. Selain asupan yang
kurang, anemia pernisiosa dapat disebabkan karena adanya kerusakan
lambung, sehingga lambung tidak dapat mngeluarkan secret yang
berfungsi untuk absorbsi B12.
8)Anemia pascaperdarahan
Terjadi sebagai akibat dari perdarahan yang passif (perdarahan
terusmenerus dalam jumlah banyak) seperti pada kecelakaan, operasi
dan persalinan dengan perdarahan hebat yang dapat terjadi secara
mendadak maupun menahun. Akibat kehilangan darah yang mendadak
maka akan terjadi reflek cardiovascular yang fisiologis berupa
kontraksi arteriol, pengurangan aliran darah ke organ yang kurang vital
dan penambahan aliran darah ke organ vital (otak dan jantung).
Kehilangan darah yang mendadak lebih berbahaya dibandingkan
dengan kehilangan darah dalam waktu lama. Selain reflek
kardiovaskuler, akan terjadi pergeseran cairan ekstravaskuler ke
intravaskuler agar tekanan osmotic dapat dipertahankan. Akibatnya,
terjadi hemodialisis dengan gejala :
1. Rendahnya Hemoglobin, eritrosit, dan hematokrit
2. Leucositosis
3. Kadang terdapat gagal jantung
4. Kelainan cerebral akibat hiposekmia
5. Menurunnya aliran darah ke ginjal, sehingga dapat menyebabkan
oliguria/anuria.
9)Anemia aplastik
Merupakan anemia yang ditandai dengan pansitopenia (penurunan
jumlah semua sel darah) darah tepidan menurunya selularitas sumsum
tulang.Berdasarkan bentuk sel darahnya, anemia ini termasuk anemia
normisitik seperti anemia pasca perdarahan. Beberapa penyebab
terjadinya anemia aplastik adalah:
a. Menurunnya jumlah sel induk yang merupakan bahan dasar sel darah
merah. Penurunan sel induk terjadi karena bawaan,selain karena
bawaan enurunan sel induk bisa terjadi karena adanya pemakaian
obat-obatan seperti bisulfan, kloranfenikol, dan klopromazina. Obat-
obat tersebut mengakibatkan penekanan pada sumsum tulang.
b. Lingkungan mikro (micro environment) seperti radiasi dan
kemoterapi yang lama dapat mengakibatkan sembab yang fibrinus
dan infiltrasi sel.
c. Penurunan poitin, sehingga yang berfungsi merangsang tumbuhnya
sel-sel darah dalam sumsum tulang tidak ada.
d. Adanya sel inhibitor (T. limposit) sehingga menekan / menghambat
maturasi sel-sel induk pada sumsum tulang.
10)Anemia hemolitik
Merupakan anemia yang terjadi karena umur eritrosit yang lebih
pendek/ prematur.Secara normal, eritrosit berumur antara 100-120
hari. Adanya penghancuran eritrosit yang berlebihan akan
mempengaruhi fungsi hepar, sehingga ada kemungkinan terjadinya
peningkatan bilirubin. Selain itu, sumsum tulang dapat membentuk 6-
8 kali lebih banyak system eritropoetik dari biasanya, sehingga banyak
dijumpai eritrosit dan retikulosit pada darah tepi.Kekurangan bahan
pembentuk sel darah, seperti vitamin, protein, atau adanya infeksi
dapat mengyebabkan ketidakseimbangan antara penghancuran dan
pembentukan system eritropoetik. Penyebab anemia hemolitik diduga
adalah :
1. Congenital, misalnya kelainan rantai Hemoglobin dan difisiensi
enzim G6PD
2. Didapat, misalnya infeksi, sepsis, penggunaan obat-obatan, dan
keganasan sel
11)Anemia sickle cell
Merupakan anemia yang terjadi karena sintesa Hemoglobin
abnormal dan mudah rusak, serta merupakan
penyakitketurunan(hereditaryhemoglobinopathy).Anemia sickle cell ini
menyerupai anemi hemolitik.
5. Manifestasi Klinis
Selain beratnya anemia, bebagai faktor mempengaruhi berat dan
adanya gejala:( Smelzer, Suzanne C, 2001 )
1. Kecepatan kejadian anemia
2. Durasinya (misal. Kronisitas)
3. Kebutuhan metabolisme pasien
4. Adanya kelainan lain atau kecacatan
5. Komplikasi tertentu atau keadaan penyerta yang mengakibatkan anemia.
Semakin cepat perkembangan anemia, semakin berat gejalanya. Pada
orang yang normal penurunan hemoglobin, hitung darah merah, atau
hematokirt tanpa gejala yang tampak atau ketidakmampuan yang jelas
secara bertahap biasanya dapat ditoleransi sampai 50%, sedangkan
kehilangan cepat sebanyak 30% dapat menyebabkan kolaps vaskuler pada
individu yang sama. Individu yang telah mengalami anemia selama waktu
yang cukup lama dengan kadar hemoglobin antara 9 dan 11 mg/dl, hanya
mengalami sedikit gejala atau tidak ada gejala sama sekali selain takikardi
ringan saat latihan.
Dispnea latihan biasanya terjadi hanya dibawah 7,5 g/dl, kelemahan
hanya terjadi dibawah 6 g/dl, dispnea istirahat dibawah 3 g/dl, dan gagal
jantung hanya pada kadar sangat rendah 2-2,5 g/dl. Pasien yang biasanya
aktif lebih berat mengalami berat mengalami gejala, dibanding orang yang
tenang. Pasien dengan hipotiroidisme dengan kebutuhan oksigen yang
rendah bisa tidak bergejala sama sekali, tanpa takikardia atau peningkatan
curah jantung, pada kadar hemoglobin dibawah 10 g/dl.nTanda dan gejala
anemia sebenarnya bisa dideteksi . Sebenarnya kita bisa mengenali tanda
anemia itu salah satu cara untuk bisa menangani semenjak awal anemia ini
dan juga memberikan pengobatan anemia itu sendiri.
Tanda anemia bisa berupa :
a) Klien terlihat lemah, letih, lesu, hal ini karena oksigen yang dibawa
keseluruh tubuh berkurang karena media transport hemoglobin berkurang
sehingga tentunya yang membuat energy berkurang dan dampaknya
adalah lemah, letih dan lesu
b) Mata berkunang-kunang. Hampir sama prosesnya dengan hal diatas,
karena darah yang membawa oksigen berkurang, aliran darah serta
oksigen ke otak berkurang pula dan berdampak pada indra penglihatan
dengan pandangan mata yang berkunang-kunang
c) Menurunnya daya pikir, akibatnya adalah sulit untuk berkonsentrasi
d) Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang sakit
e) Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka klien bisa menunjukkan
tanda-tanda detak jantung cepat dan bengkak pada tangan dan kaki.
6. Patofisiologi
Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah secara berlebihan atau keduanya.Kegagalan sumsum dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
dan kedalam urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu
anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau
produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar:
a) hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
b) derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia
WOC atau Pathway
Menurut Corwin (2009)
7. Komplikasi
Komplikasi: (Betz dan Sowden, 2009)
1. Perkembangan otot buruk
2. Kemampuan memperoleh informasi yang didengar menurun
3. Interaksi sosial menurun
4. Daya konsentrasi menurun
Infeksi sering terjadi dan dapat berlangsung fatal pada masa
anak-anak kematian mendadak dapat terjadi karena krisis sekuestrasi
dimana terjadi pooling sel darah merah ke RES dan kompartemen vaskular
sehingga hematokrit mendadak menurun.Pada orang dewasa menurunnya
faal paru dan ginjal dapat berlangsung progresif. Komplikasi lain berupa
infark tulang, nekrosis aseptik kaput femoralis, serangan-serangan
priapismus dan dapat berakhir dengan impotensi karena kemampuan ereksi.
Kelainan ginjal berupa nekrosis papilla karena sickling dan infaris
menyebabkan hematuria yang sering berulang-ulang sehingga akhirnya
ginjal tidak dapat mengkonsentrasi urine.Kasus-kasus Hemoglobin Strait
juga dapat mengalami hematuria. (Noer Sjaifullah H.M, 2007)
a) Jantung :Menyebabkan gagal jantung kongestif
b) Paru :Menyebabkan infark paru, pneumonia, pneumonia, pneomokek
c) SSP :Menyebabkan trombosis serebral
d) Genito urinaria :Menyebabkan disfungsi ginjal,pria pismus
e) Gastro Intestinal :Menyebabkan kolesisfitis,fibrosis hati dan abses hati
f) Ocular :Menyebabkan ablasia retina,penyakit pembuluh darah perifer,
pendarahan
g) Skeletal :Menyebabkan nekrosis aseptic kaput femoris dan kaput humeri,
daktilitis (biasanya pada anak kecil
8. Penatalaksanaan Medik dan Keperawatan
1) Medis
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
a) Transpalasi sel darah merah.
b) Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
c) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
d)Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
e) Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
f) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemiadefisiensi besi
a) Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan
yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
b) Pemberian preparat fe
c) Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
d) Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfuse darah.
2) Keperawatan
a) Anemia kekurangan zat besi.
Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi, yang
mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika
penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid
- sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin
melibatkan operasi.
b) Anemia kekurangan vitamin.
Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan - yang seringkali
suntikan seumur hidup vitamin B12. Anemia karena kekurangan asam
folat diobati dengan suplemen asam folat.
c) Anemia penyakit kronis.
Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini. Suplemen
zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini.
Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan
eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh ginjal,
dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan
mengurangi kelelahan.
d) Aplastic anemia.
Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah
untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Transplantasi sumsum
tulang jika sumsum tulang berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-
sel darah sehat. Perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk
mengurangi sistem kekebalan tubuh dan memberikan kesempatan
sumsum tulang ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi
lagi.
e) Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang.
Pengobatan berbagai penyakit dapat berkisar dari obat yang
sederhana hingga kemoterapi untuk transplantasi sumsum tulang.
f) Anemias hemolitik.
Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan
tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang
menekan sistem kekebalan, yang dapat menyerang sel-sel darah
merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan
atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel darah merah.
g) Sickle cell anemia.
Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian
oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus
untukmengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga
biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan
antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia,
Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang
dewasa.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
b. MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular
rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik,
peningkatan.Pansitopenia (aplastik).
c. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah /hemolisis). Pewarna sel darah
merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan
tipe khusus anemia).
d. Laju Endap Darah : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi,
misal : peningkatan kerusakansel darah merah : atau penyakit malignasi
Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
waktu hidup lebih pendek.
e. Tes kerapuhan eritrosit : menurun. Sel Darah Putih : jumlah sel total sama
dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik)
atau menurun (aplastik) Jumlah trombosit : menurun caplastik;
meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
f. Hemoglobin elektroforesis:mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
g. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia
sehubungan dengan defisiensimasukan/absorpsi:
Besi serum :tak adatinggi (hemolitik)
BC serum : meningkat
Feritin serum : meningkat
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
LDH serum : menurun
Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine
Guaiak :mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis.
h. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak
adanya asam hidroklorik bebas.
i. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak
berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan
tipe anemia,misal: peningkatan megaloblas, lemak sumsum dengan
penurunan sel darah (aplastik).
j. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan Gastro Intestinal (Doenges 2009).
B. KONSEP DASAR KEPERWATAN
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data
secara subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode
anamnesa dan data objektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut
Biasanya data fokus yang didapatkan dari pasien penderita anemia/keluarga
seperti pasien mengatakan lemah, letih dan lesu, pasien mengatakan nafsu
makan menurun, mual dan sering haus. Sementara data objektif akan
ditemukan pasien tampak lemah, berat badan menurun, pasien tidak mau
makan/tidak dapat menghabiskan porsi makan, pasien tampak mual dan
muntah, bibir tampak kering dan pucat, konjungtiva anemis serta anak
rewel.
Menurut Muscari (2005:284-285) dan Wijaya (2013:138) penting
untuk mengkaji riwayat kesehatan pasien yang meliputi: 1) keluhan
utama/alasan yang menyebabkan pasien pergi mencari pertolongan
profesional kesehatan. Biasanya pada pasien anemia, pasien akan mengeluh
lemah, pusing, adanya pendarahan, kadang-kadang sesak nafas dan
penglihatan kabur; 2) Kaji apakah didalam keluarga ada yang menderita
penyakit yang sama dengan pasien atau di dalam keluarga ada yang
menderita penyakit hematologis; 3) Anemia juga bisa disebabkan karena
adanya penggunaan sinar-X yang berlebihan, penggunaan obat-obatan
maupun pendarahan. Untuk itu penting dilakukan anamnesa mengenai
riwayat penyakit terdahulu. Untuk mendapatkan data lanjutan, perlu
dilakukan pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang pada anak
dengan anemia agar dapat mendukung data subjektif yang diberikan dari
pasien maupun keluarga.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan 4 cara yaitu inspeksi, auskultasi,
palpasi dan perkusi secara head to toe sehingga dalam pemeriksaan kepala
pada anak dengan anemia didapatkan hasil rambut tampak kering, tipis,
mudah putus, wajah tampak pucat, bibir tampak pucat, konjungtiva anemis,
biasanya juga terjadi perdarahan pada gusi dan telinga terasa berdengung.
Pada pemeriksaan leher dan dada ditemukan jugular venous pressure akan
melemah, pasien tampak sesak nafas ditandai dengan respiration rate pada
kanak-kanak (5-11 tahun) berkisar antara 20-30x per menit. Untuk
pemeriksaan abdomen akan ditemukan perdarahan saluran cerna,
hepatomegali dan kadang-kadang splenomegali. Namun untuk menegakkan
diagnosa medis anemia, perlunya dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti
pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan fungsi sumsum tulang.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Wijaya (2013) dari hasil pengkajian di atas dapat disimpulkan
diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin dalam darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan inadekuat intake makanan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
c. Intervensi
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Kode: 00204 Domain II Kesehatan Fisiologi Domain II Fisiologis Kompleks
Ketidakefektifan perfusi jaringan Kelas E: Jantung Paru Kelas N: Manajemen Perfusi Jaringan
perifer. Kode 0407 Perfusi Jaringan: Kode 4180 Manajemen Hipovolemi
Definisi: Perifer Definisi:
Penurunan sirkulasi darah ke Definisi: Ekspansi dari volume cairan
perifer yang dapat menggangggu Kecukupan aliran darah melalui intravaskuler pada pasien yang cairannya
kesehatan. pembuluh kecil diujung kaki dan berkurang
Batasan karakteristik: tangan untuk mempertahankan 1. Timbang berat badan diwaktu yang
- Bruit femoral fungsi jaringan. sama
- Edema Setelah dilakukan asuhan 2. Monitor status homeodinamik meliputi
- Indeks ankle-brakhial <0,90 keperawatan selama ….. perfusi nadi dan tekanan darah
- Kelambatan penyembuhan luka jaringan perifer adekuat dengan 3. Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi
perifer kriteria hasil: 4. Monitor asupan dan pengeluaran
- Klaudikasi intermiten 1. Pengisian kapiler ekstremitas 5. Monitor adanya hipotensi ortostatis
- Penurunan nadi perifer 2. Muka tidak pucat dan pusing saat berdiri
- Perubahan fungsi motorik 3. Capilary Refill Time <2 detik 6. Monitor adanya sumber-sumber
- Perubahan karakteristik kulit kehilangan cairan (perdarahan, muntah,
- Perubanan tekanan diare, keringat yang berlebihan, dan
darah di ekstremitas takipnea)
- Tidak ada nadi perifer 7. Monitor adanya data laboratorium
- Waktu pengisian kapiler > 3 terkait dengan kehilangan darah
detik (misalnya hemoglobin, hematokrit
- Warna kulit pucat saat elevasi
8. Dukung asupan cairan oral
9. Jaga kepatenan akses IV
10. Berikan produk darah yang
diresepkan dokkter
11. Bantu pasien dengan ambulasi pada
kasus hipotensi postural
12. Instruksikan pada pasien/keluarga
untuk mencatat intake dan output dengan
tepat
13. Instruksikan pada pasien/keluarga
tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi hipovolemia.
Domain II Fisiologis Kompleks
Kelas N: Manajemen Perfusi Jaringan
Kode 4030 Pemberian Produk-Produk
darah
Definisi: memberikan darah atau produk
darah dan memonitor respo pasien
1. Cek kembali instruksi dokter
2. Dapakan riwayat tranfusi pasien
3. Dapatkan atau verifikasi kesediaan
(informed consent) pasien
4. Cek kembali pasien dengan benar, tipe
darah, tipe Rh, jumlah unit, waktu
kadaluarsa dan catat per protokol di
agensi
5. Monitor area IV terkait dengan tanda
dan gejala dari adanya infiltrasi, phlebitis
dan infeksi lokal
6. Monitor adanya reaksi transfusi
7. Monitor dan atur jumlah aliran selama
transfusi
8. Beri saline ketika transfusi selesai
9. Dokumentasikan waktu transfusi
10. Dokumentasikan volume infus

2
Kode 00002 Domain II Kesehatan fisiologis Domain I Fisiologis dasar
Ketidakseimbangan nutrisi: Kelas K: Pencernaan dan nutrisi Kelas D Dukungan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh Kode 1009 Status Nutrisi: asupan Kode 1100 Manajemen Nutrisi
Definisi: nutrisi Definisi: menyediakan dan meningkatkan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk Definisi: intake nutrisi yang seimbang
memenuhi kebutuhan metabolik Asupan gizi untuk memenuhi 1. Tentukan status gizi pasien dan
Batasan karakteristik: kebutuhan-kebutuhan metabolik kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
- Berat badan 20% atau lebih Setelah dilakukan asuhan gizi
dibawah rentang berat badan keperawatan selama …… jam 2. Identifikasi adanya alergi atau
ideal pasien dapat meningkatkan status intoleransi makanan yang dimiliki pasien
- Diare nutrisi yang adekuat dengan 3. Ciptakan lingkungan yang optimal
- Kelemahan otot mengunyah kriteria hasil: pada saat mengkonsumsi makanan
- Kelemahan otot untuk menelan 1. Asupan kalori, protein dan zat 4. Bantu pasien terkait perawatan mulut
- Kram abdomen besi adekuat sebelum makan
- Kurang informasi 2. Porsi makan dihabiskan 5. Anjurkan pasien terkait dengan
- Kurang minat pada makanan 3. Berat badan kebutuhan diet untuk kondisi sakit
- Membran mukosa pucat dipertahankan/meningkat 6. Monitor kecenderungan terjadinya
- Nyeri abdomen
- Penurunan berat badan dengan penurunan atau peningkatan berat badan
asupan makan adekuat 7. Anjurkan pasien untuk makan pada
Faktor yang berhubungan: porsi yang sedikit dan sering
- Faktor biologis
- Faktor ekonomi
- Gangguan psikososial
- Ketidakmampuan makan
- Kurang asupan makan
3
Domain 1 Fungsi kesehatan Domain 1 Fisiologis dasar
Kode 00092 Kelas A Pemeliharaan energi Kelas A manajemen aktivitas dan latihan
Intoleransi aktivitas Kode 0005 Toleransi terhadap Kode 0180 Manajemen energi
Definisi: aktivitas Defenisi:
Ketidakcukupan energi psikologis Definisi: Respon fisiologis Pengaturan energi yang digunakan untuk
atau fisiologis untuk terhadap pergerakan yang menangani atau mencegah kelelahan dan
mempertahankan atau memerlukan energi dalam mengoptimalkan fungsi
menyelesaikan aktivitas aktivitas sehari-hari 1. Kaji status fisiologi pasien yang
kehidupan sehari-hari yang harus Setelah dilakukan asuhan menyebabkan kelelahan sesuai denga
atau yang ingin dilakukan konteks usia dan perkembangan
keperawatan selama …. jam
Batasan karakteristik: 2. Anjurkan pasien mengungkapkan
- Keletihan pasien dapat toleransi dengan perasaan secara verbal mengenai
- Dispneu setelah beraktivitas keterbatasan yang dialami
aktivitas dengan kriteria hasil:
-Ketidaknyamanan setelah 3. Perbaiki defisit status fisiologi sebagai
beraktivitas 1. Saturasi oksigen saat prioritas utama
-Respon frekuensi jantung beraktivitas normal 4. Tentukan jenis dan banyaknya
abnormal terhadap aktivitas 2. Frekuensi nadi saat beraktivitas aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
- Respon tekanan darah abnormal normal ketahanan
terhadap aktivitas 3. Warna kulit tidak pucat 5. Monitor asupan nutrisi untuk
Faktor yang berhubungan 4. Melakukan aktivitas secara mengetahui sumber energi yang adekuat
- Gaya hidup kurang gerak mandiri 6. Catat waktu dan lama istirahat/tidur
- Imobilitas pasien
-Ketidakseimbangan antara suplai 7. Monitor sumber dan
dan kebutuhan oksigen ketidaknyamanan /nyeri yang dialami
- Tirah baring pasien selama aktivitas.
4
1. Manajemen jalan nafas:
Setelah dilakukan tindakan
Kode 00032 Observasi
keperawatan maka diharapkan
Ketidakefektifan pola nafas - Monitor pola nafas
pola nafas membaik dengan
Definisi : Terapeutik
kriteria hasil:
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang - Posisikan semi fowler atau
1. Pola nafas membaik
tidak memberikan ventilasi fowler
2. Dispnea menurun
adekuat - Berikan Oksigen
3. Kedalaman nafas membaik
Batasan karakteristik 2. Dukungan ventilasi:
4. Penggunaan otot bantu nafas
-Pola nafas abnormal Observasi
menurun
-Perubahan ekskursi dada - Identifikasi efek perubahan
5. Gelisah membaik
-Penurunan tekanan ekspirasi posisi terhadap status
-Penurunan tekanan inspirasi 6. Frekuensi nafas membaik pernafasan
-Penurunan Ventilasi semenit - Monitor status respirasi dan
-Penurunan kapasitas vital oksigenasi
-Dispnea - Fasilitasi mengubah posisi
-Peningkatan diameter anterior senyaman mungkin
Posterior
-Pernafasan cuping hidung
-Ortopnea
-Fase ekspirasi memanjang
-Pernafsan bibir
-Takipnea
-Penggunaan otot bantu
Pernafasan
-Penggunaan posisi tiga titik
Faktor yang berhubungan
-Ansietas
-Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
-Keletihan
-Hiperventilasi
-Obesitas
-Nyeri
-Keletihan otot pernafasan

d. Implementasi
Implementasi adalah suatu serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat untukmembantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi
kedalam suatu kasus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan ( Potter & Perry, 2012)
e. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Betz Cecily & Sowden Linda.2009.Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi
5.Jakarta:EGC

Brunner & Suddarth.2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1.


Jakarta:EGC

Bulechek,dkk.2013. Nursing Intervention Classification Edisi


6.Singapore:Elsevier

Capernito.1999.Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan


Edisi 2.Jakarta:EGC

Kusumawati.2005.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC

Moorhead Sue, dkk.2013.Nursing Outcome Classification Edisi


5.Singapore:Elsevier

Muscari Mary.2005.Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta:EGC

NANDA Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-


2017 Edisi 10. Jakarta:EGC

Ngastiyah.2012.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGC

Wijaya.2013. Keperawatan Medikal Bedah II.Yogyakarta:Nuha Medika

Wong Donna L, dkk.2009.Buku Ajar Keperawtan Pediatrik Edisi 6 Volume


2.Jakarta:EGC

Wong Donna L.2012.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4.


Jakarta:EGC

Jurnal Kesehatan Reproduksi. World Health Organization.2013. [dokumen di


internet. Diakses pada tanggal 29Juni 2018]. Diunduh dari
http://www.google.com/search/543810022/Jurnal-Kesehatan-Reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai