LP 04
LP 04
LP 04
A. Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu fenomena alam yang terjadi secara langsung maupun
tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Paling tidak ada interaksi empat faktor
utama yang dapat menimbulkan bencana-bencana tersebut menimbulkan banyak korban dan
kerugian besar, yaitu: (a) kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya (hazards), (b)
sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan sumberdaya alam (vulnerability), (c)
(d) ketidak berdayaan /ketidak mampuan dalam menghadapi ancaman bahaya. (Bakornas PB,
2008).
Pada hari jumat tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA, telah terjadi
bencana. Tanah yang mereka injak tiba-tiba berguncang kuat, jalan-jalan terbelah seperti
ombak, dan bangunan-bangunan ambruk. Gempa berkekuatan 7,4 pada skala richter telah
melanda Palu, Sigi, Donggala, Parigi, Moutong di Sulawesi Tengah. Gempa ini bukanlah
yang pertama, tapi inilah yang terkuat. Kejadian bencana gempa bumi tsunami dan likuifaksi
menyebabkan kehilangan harta benda dan nyawa pada anggota keluarga sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan secara fisik dan psikologis, dan dibayang bayangi oleh
resiko kejadian akan berulang kembali. Ada juga orang-orang yang merasa tertekan karena
kehilangan rumah, uang, atau bisnis mereka karena gempa, tsunami, dan liquifaksi. Sehingga
perlu penanganan lebih intensif melalui upaya manajemen mental dan emosional agar tidak
terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari
perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada
daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Gangguan jiwa dipicu
karena terjadi kerusakan pada otak bisa menjadi penjelasan, terkadang terjadi perubahan
Pengalaman buruk dengan bencana alam dapat berkembang menjadi gangguan stres
pasca trauma. Gangguan jiwa bisa berkembang dan dipicu dengan berbagai cara. Melihat
kejadian dan dampak yang ditimbulkan akibat Bencana gempa bumi tsunami dan likuifaksi
hal ini yang mendorong kami dari Akademi Keperawatan Luwuk mengadakan kegiatan
kuliah pajar dengan tema “How To Managed The Mentaly And Emotionaly After Disaster
Situation”
B. Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan
Narasumber atau pembicara pada kegiatan ini adalah orang yang berpengalaman dan
Bentuk kegiatan Kuliah Pakar Keperawatan: “How to managed the mentaly and emotionaly
F. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan ini adalah Dosen dan mahasiswa yang Diselenggarakan oleh Akademi
Keperawatan Luwuk.
G. Agenda Acara
Demikian laporan pelaksanaan kuliah pakar dengan tema “How to managed the
mentaly and emotionaly after disaster situation “. Semoga dengan adanya kuliah pakar ini
bisa menambah pengetahuan dan keterampilan para mahasiswa dan dosen tentang
Ketua Panitia