Jurnal Thti Bubuk Kakao
Jurnal Thti Bubuk Kakao
Jurnal Thti Bubuk Kakao
Oleh:
Latar Belakang
utama kakao dunia urutan ke tiga yaitu Pantai Gading 38,3%, Ghana 20,2%,
Indonesia 13%, Nigeria 5%, Brasil 5%, Elivador 4%, dan Malaysia 1%.
salah satu hasil perkebunan yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan
indonesia. Selain itu, Kakao memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produksi Kakao
semakinmeningkat dan pemanfaatan Kakao sangat banyak, mulai dari biji sampai
Produk olahan yang diproduksi dengan bahan baku Kakao banyak ditemui
di pasaran, misalnya permen, bubuk, susu dan lain-lain yang terbuat dari colat.
Produk olahan dari biji coklat banyak disukai masyarakat. Selain itu kandungan
Produk hasil olahan Kakao memiliki sifat yang spesial dari pangan lainnya, bukan
karena rasanya atau nutrisinya yang baik, tetapi lebih karena sifatnya yang tidak
dimiliki oleh pangan lain yaitu bersifat padat disushu ruang, rapuh saat dipatahkan
dan meleleh sempurna pada suhu tubuh. Salah satu produk berbahan dasar Kakao
yaitu Kakao bubuk. Coklat bubuk atau kooa powder terbuat dari bungkil atau
ampas biji coklat yang telah dipisahkan lemak coklatnya. Bahan baku cokelat
bubuk biasanya memiliki kadar lemak yang tinggi, dengan kadar lemak antara
10%-12% dan ukuran partikel antara 15-30 an (vogh etal,1994). Berdasarkan latar
belakang tersebut, untuk mengetahui proses pembuatan bubuk Kakao, maka perlu
Tujuan Praktikum :
cabang. Daerah yang menjadi daerah utama penanaman Kakao adalah hutan tropis
di Amerika Tengah. Tepatnya wilayah 180 lintang utara sampai 150 lintang
selatan. Tanaman ini mulai berbuah setelah berumur 4-5 tahun dan mencapai
produksi bush tertinggi pada usia 12 tahun. Tanaman ini dapat berbuah terus
menerus sampai berusia 50 tahun, dan dalam setahun dapat dilakukan pemanenan
curah hujan rata-rata/tahun antara 1150 – 2500 mm, dan temperatur pertumbuhan
Pertumbuhan dan hasil yang baik juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya
matahari yang diterima dalam jumlah cukup, kondisi tanah yang subur dan jarak
tanam yang baik. Tanaman kakao termasuk tanaman biseksual, tidak mempunyai
madu, dan serbuk sarinya melekat dengan erat sehingga sulit untuk diserbukkan
oleh angin. Namun pada akhirnya diketahui bahwa penyerbukan bunga
Sterculiaceae, dan spesies theobroma cacao LINN. Criollo dan trinitario adalah
nama fine cacao atau kakao mulia, sedangkan jenis forastero dikenal dengan
sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diterima konsumen serta mudah
fisik biji kakao lebih mudah untuk dilakukan dari pada berdasarkan sifat
terutama karena berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh oleh pabrik
cokelat, khususnya adalah adar air, berat biji / jumlah biji per 100 gram, kadar
kulit, dan kadar lemak. Sifat-sifat fisik tersebut satu sama lain saling berkaitan dan
Biji kakao yang tidak difermentasi warnanya lebih pucat bila dibandingkan
menghancurkan lapisan pulp yang mendekat pada biji. Pada proses fermentasi
lembaga di dalam biji kakao juga akan mati (Susanti dan Carolina, 2013).
BAHAN DAN METODE
Bahan
Alat
Alat yang digunakan saat praktikum ini adalah kuali, kompor, ayakan,
Metode pelaksanaan :
1. Biji coklat disangrai sampai coklat tua atau kadar air biji mencapai 2-3%,
dimana kulit menjadi keras dan intinya lepas dari kulit sehingga dapat dengan
dengan ampas.
atau bubuk kakao. Hal ini bisa terjadi karena kandungan lemaknya sudah
rendah.
Biji cokelats disangrai
dan serbuk sarinya melekat dengan erat sehingga sulit untuk diserbukkan oleh
disebabkan oleh bantuan serangga. Hal ini sesuai literatur Romalawati (2012)
yang menyatakan bahwa Tanaman kakao akan tumbuh mencapai ketinggian 20-
30 kaki dan membutuhkan tanaman pelindung yang lebih besar. Tanaman ini
membutuhkan curah hujan rata-rata/tahun antara 1150 – 2500 mm, dan temperatur
antara 18-20 ºC. Pertumbuhan dan hasil yang baik juga dipengaruhi oleh
intensitas cahaya matahari yang diterima dalam jumlah cukup, kondisi tanah
yang subur dan jarak tanam yang baik. Tanaman kakao termasuk tanaman
biseksual, tidak mempunyai madu, dan serbuk sarinya melekat dengan erat
sehingga sulit untuk diserbukkan oleh angin. Namun pada akhirnya diketahui
dan trinitario adalah nama fine cacao atau kakao mulia, sedangkan jenis
pulp yang mendekat pada biji. Pada proses fermentasi lembaga di dalam
serbuk sarinya melekat dengan erat sehingga sulit untuk diserbukkan oleh
angin.
DAFTAR PUSTAKA
Romalawati. 2012. Pabrik pengolahan biji kakao menjadi coklat bubuk (cocoa
powder) dan lemak coklat (boboa butter) pra rencana pabrik. Universitas
pembangunan nasional eteran. Jawa Timur.
Susanti dan Carolina. 2013. Pengaruh Jumlah Pelarut Etanol dan Suhu
Fraksinasi Terhadap Karakteristik Lemak Kakao Hasil Ekstraksi Non
Alkalized Cocoa Powder. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.
Widayat. 2013. Perbaikan mutu bubuk kakao melalui proses ekstraksi lemak dan
alkalisasi. USK. Banda aceh.