Laporan Lengkap Biji Kakao (Repaired)
Laporan Lengkap Biji Kakao (Repaired)
Laporan Lengkap Biji Kakao (Repaired)
PENDAHULUAN
teknologi. Pengetahuan dan pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat
Makassar salah satu perguruan tinggi Swasta di makassar yang berupayah untuk
kerja. Oleh karena itu dengan adanya magang diharapkan pemahaman dan
yang didapat dari Magang ini dapat dibawah ke dunia kerja luar dengan status
Bagi industri makanan dan minuman cokelat, mutu biji kakao merupakan
persyaratan mutlak. dengan demikian, bagi produsen atau eksportir biji kakao
mutu seharusnya menjadi perhatian agar posisi bersaing menjadi optimal. Bagi
kepada pelanggan tanpa banyak memerlukan tambahan biaya yang lebih tinggi.
Tiga negara penghasil biji kakao terbesar di dunia yaitu Pantai
Hal ini dikarenakan adanya program peremajaan tanaman kakao dan perluasan
kebun yang teratur. Biji kakao dapat diolah menjadi produk yang bernilai
ekonomis tinggi. Produk olahan dari kakao banyak ditemui di pasaran misalnya
penerapan teori secara ilmiah serta proses pengolahan biji kakao. Proses
dari yang sederhana sampai yang modern, seperti pengeringan kakao dengan
menggunakan mesin roasting tipe RST.15 yang mampu menyangrai biji kakao
Roasting”
1.2 Tujuan dan Manfaat
pengolahan kakao.
dilapangan.
di dalam pabrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
cabang. Daerah yang menjadi daerah utama penanaman kakao adalah hutan hujan
tropis di Amerika Tengah, tepatnya wilayah 18 0 lintang utara sampai 150 lintang
selatan (Siregar et al.,2003). Tanaman ini mulai berbuah setelah berumur 4-5
tahun dan mencapai produksi buah tertingi pada usia 12 tahun. Tanaman ini dapat
berbuah terus menerus sampai berusia 50 tahun, dan dalam setahun dapat
hujan rata-rata/ tahun antara 1150-2500 mm, dan temperatur per pertumbuhan dan
hasil yang baik juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dalam jumlah
cukup, kondisi tanah yang subur dan jarak tanaman yang baik. Tanaman kakao
termasuk tanaman biseksual, tidak mempunyai madu, dan serbuk sarinya melekat
dengan erat sehingga sulit untuk diserbukkan oleh angin. Namun pada ahirnya
cacao LINN. Criollo dan trinitario adalah nama fine cacao atau kakao mulia,
sedangkan jenis forastero dikenal dengan nama bulk cacao atau kakao lindak
(Susanto,1994). Perbedaan yang nyata antara kedua grup di atas terutama adalah
warna buah, warna biji dan bau kakao masing-masing. Kakao dengan biji yang
tidak berwarna termasuk grup Criollo, sedangkan kakao dengan warna biji
berwarna ungu yang khas termasuk grup Forastero. Grup Criollo juga
menghasilkan buah yang berwarna merah atau kuning dengan bau dan rasa yang
lebih baik daripada bau dan rasa kakao lainnya. Forastero menghasilkan kakao
yang berwarna kuning dengan bau yang agak rendah dan rasa yang lebih pahit. Di
Indonesia khususnya di pulau Jawa, tanaman coklat yang tumbuh adalah dari jenis
Trinitario. Mutu coklat ini hampir sama atau sedikit di bawah grup Criollo dengan
aroma yang segar dan rasa yang tidak terlalu pahit dan warna biji yang agak muda
(Nasution., 1985).
Tanaman kakao dikonsumsi oleh manusia hanya bagian bijinya saja. Biji
kakao (Gambar 1) terletak di dalam buah atau pod yang tumbuh pada batang dan
yang ditanam. Pada umumnya sub grup Criollo mempunyai mempunyai kulit
buah yang bertonjolan dengan lekuk-lekuk, sedangkan sub grup Forastero hampir
rata dan licin, serta ukuran biji yang lebih besar dibandingkan dengan Criollo.
Buah kakao yang masak mempunyai kulit yang tebal dan berisi 30 sampai
40 biji yang dikelilingi oleh pulp yang berlendir. Biji terdiri dari dua bagian utama
dan sangat berperan selama proses fermentasi yaitu kulit biji (testa) dan keping
biji. Kedua bahan inilah yang selama proses fermentasi mengalami perubahan dan
bahan setengah jadi yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk
jadi baik itu bubuk kakao, lemak kakao, minuman instan, permen dan produk-
produk lainnya.
Biji Kakao
Penyangraian
Daging Biji
Pemastaan Kasar
Bubuk Kakao
kualitas dari kakao yag dihasilkan untuk diolah menjadi produk jadi. Proses
dari biji, mengurangi kadar air, dan mengendorkan kulit sehingga dengan mudah
Rasa dan aroma yang didapat dari proses penyangraian bergantung atau
ditentukan oleh beberapa factor yaitu suhu dan lama penyangraian, panas spesifik
biji, bentuk biji, asal biji, jenis varietas biji, cara pengolahan serta cara dan lama
Biji yang berbentuk relatif bulat, pada suhu dan lama penyangraian yang
hemiellipsoida. Biji berukuran lebih kecil juga akan lebih cepat berubah warna
dari pada yang berukuran lebih besar. Jika penyangraian biji-biji yang relative
lebih kecil dicampur dengan yang berukuran lebih besar, maka biji yang
berukuran lebih kecil akan tersangrai lebih gelap warnanya (Mulato dan
Widyotomo, 2000).
adalah penurunan kadar air dan pengeringan biji kakao. Perubahan kedua
organic volatile, seperti asam aetat yang sangat dominan terbentuk pada proses
fermentasi biji. Selain itu komponen utama seperti tanin yang menyebabakan rasa
al. 2001).
Pada prinsipnya terdapat dua tipe mesin penyangraian, yaitu tipe kontinyu
dan tipe batch. Penyangrai tipe batch biasnya berbentuk drum berputar dengan
pemanas dari luar memakai burner minyak tanah, kayu, arang, atau LPG (Liquid
yang dialirkan berlawanan arah dengan aliran biji kakao. Di Teaching Industri
Proses pemisahan kulit dilakukan karena biji kakao (nib) saja yang
digunakan untuk proses pengolahan selanjutnya. Kulit biji kakao tidak cocok
untuk dikomsumsi oleh manusia karena memiliki kandungan selulosa yang cukup
tinggi yang dapat mengakibatkan rasa pedih. Kulit bijii juga dapat menyebabkan
kapasitas yang dapat mengakibatkan rasa pedih. Kulit biji juga dapat
menyebabkan kapasitas penghancurnya biji secara mekanis sangat rendah
(Beckett, 2000).
Proses pemisahan nib dari biji dilakukan setelah biji disangrai dan
mengalami proses tempering. Biji coklat ini dimasukkan kedalam mesin pemecah
kulit yang memiliki kapasiat sekit 27kg/jam . mesin ini digunakan untuk peroses
pemisahan kulit biji kakao menjadi nib sekaligus memperkecil ukuran dari kakao
dengan kecepatan tertentu, input mesin tersebut berupa biji kakao yang telah di
sangrai yang dimasukkan kedalam lubang input berupa corong yang terdapat di
bagian atas mesin. Outpun dari mesin ini yaitu nib yang dari Lubang bagian bawah
dari mesin yang ditampung dengan meggunakan wadah, kemudian output uang lain
berupa kuit biji kakao yang keluar dari lubang di tengah mesin dengan menggunakan
sistem Blower.
2.2.3 Pemastaan
kakao) menjadi ukuran tertentu (<20 mµ). dengan ukuran seperti itu maka nib
yang dihancurkan akan menjadi pasta cair kental. Hasil jadi penghancur kakao
tersebut terjadi dikarenakan kandungan yang terdapat pada biji kakao yang terdiri
dari 50% lemak kakao. Penghacuran tersebut bertujuan juga untuk memperbesar
luas permukaan kakao, sehingga pada saat perlakuan pengempaan dengan bantuan
yang dapat diekstrak. Kadar kulit dan kadar air biji kakao akan mempengaruhi
kasar yang bahan inputnya adalah nib. Sistemnya menghancurkan nib menjadi
pasta kental dengan memasukkan nib dari lubang input yang kemudian digiling
atau dihancurkan oleh silinder yang berputar didalam mesin dengan kecepatan
yang cukup tinggi (± 800 RPM) sehingga menhancurkan nib. Pasta kasar yang
dimasukkan ke dalam kantong kain setelah itu disimpan di ruang pemanas agar
lemak yang terdapat pada pasta mengendap dan pasta tersebut tidak beku sehingga
2.2.4 Pengempaan
yang telah dihasilkan. Banyaknya lemak yang dapat dipisahkan tergantung pada
partikel pasta yang diekstrak. Menurut Mulato dan Widyotomo, (2003), rendeman
lemak yang diperoleh dari pengepresan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain suhu pasta, kadar air pasta, ukuran partikel pasta, kadar protein pasta, tekanan
Alat pengempa/pengepres pasta coklat terdiri dari 2 macam jenis yaitu alat
pengempa tipe mekanis dan alat pengempa tipe hidrolik. Alat pengempa tipe
bergerak sehingga timbul tekanan ke bawah, terdapat komponen alat berupa per
coklat berada dibawah alat pengempa, input adalah pasta kakao yang dikemas
kakao yang menggunakan tenaga mesin dalam proses pengempaan pasta dalam
hal ini menggunakan prinsip dasar tekanan bahan cair (oli) yang didorong oleh
bisa dilakukan secara optimum yaitu sebesar 200kg/cm3 agar menghasilkan lemak
Lemak kakao merupakan lemak alami yang diperoleh dari biji kakao.
Beberapa negara membatasi pengertian lemak kakao sebagai lemak alami yang
diperoleh dari nib kakao dengan pengepresan hidrolik atau ekspeler. FDA
mendefinisikan lemak kakao sebagai lemak kakao yang dapat dimakan yang
diperoleh dari biji theobroma cacao atau spesies yang sangat dekat, baik sebelum
Lemak kakao memiliki sifat yang khas dibandingkan dengan lemak nabati
lainnya, diantara sifat lemak kakao tersebut bersifat plastis, memiliki kandungan
senyawa lemak padat yang relatif tinggi, warnanya putih kekuningan dan
memiliki bau khas dari coklat. Selain itu lemak kakao mengalami proses
lemak yang dihasilkan sangat kompak dan memiliki penampilan fisik yang
menarik. Sifat-sifat inilah yang menjadi unggul dibandingkan jenis lemak yang
Melihat dari sifat lemak kakao diatas maka lemak kakao dapat
2003). Untuk bidang olahan makanan lemak kakao digunakan sebagai bahan
pasta kakao, susu, dan gula. Selain itu lemak kakao bisa juga digunakan sebagai
minyak untuk menggoreng makanan namun dengan harga kakao yang mahal dan
maka lemak kakao sebagai minyak goreng terasa kurang efisien. Sedangkan
pencampuran untuk produk pelembab serta pewarna bibir hal ini bisa dilakukan
karena lemak kakao yang bersifat lembut untuk kulit dan mudah mencair pada
suhu tubuh.
memisahkan lemak atau minyak dari pasta kasar, pasta halus, maupun biji kakao
(nib). Bahan baku yang masih panas yang berasal dar ruang pemanas dimasukkan
bungkil kakao tertahan didalam silinder. Proses sekali pengempaan lemak kakao
Lemak kakao yang dihasilkan dari proses pengempaan memiliki nilai mutu
yang tidak sama. Untuk menentukan apakah lemak kakao yang dihasilkan
memiliki nilai mutu yang baik atau tidak maka harus dilihat berdasarkan kriteria-
kriteria mutu lemak kakao yang ada. Kriteria atau dasar dari penilaian mutu lemak
kakao adalah berupa nilai dari tingkat kekerasan, proses kristalisasi pada lemak
kakao, dan juga tingkat titik cair dari lemak kakao tersebut.
Lemak kakao yang baik memiliki tingkat kekerasan serta titik cair yang
cukup tinggi agar lemak kakao tersebut tidak mudah mencair apabila disimpan
pada suhu tertentu dengan waktu yang cukup lama. Lemak kakao berbentuk padat
Pada suhu kamar, menurut SNI (Anonim, 1995) lemak kakao yang baik memiliki
rentang titik cair 31-350C. Sedangkan lemak kakao yang baik harus memiliki
tingkat kristalisasi yang rendah hal ini agar menekan proses blooming atau proses
METODOLOGI