Bab Ii - 2
Bab Ii - 2
Bab Ii - 2
TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan, yaitu O. sativa Linn. dan O.
Barat, sedangkan O. sativa tumbuh menyebar di wilayah tropis dan subtropis (Grist,
1959). Tanaman padi berasal dari genus Oryza dalam familia Graminae (Poaceae).
Tanaman padi yang sering dibudidayakan ada 2 spesies yaitu Oryza sativa dan Oryza
glaberrima, menurut literatur ada 25 spesies dalam Genus Oryza dimana 23 spesies lain
membudidayakan tanaman padi jenis Oryza sativa diantaranya adalah Eropa, Amerika
Utara, Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah dan Negara di Asia. Namun Negara
Kingdom : Plantae
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
6
7
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Gramineae
Genus : Oryza L.
yang muncul pada tanaman padi meliputi bagian yang menyangkut bentuk dan struktur
luar organ tanaman. Tanaman padi mempunyai struktur luar tanaman yang
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian Vegetatif dan bagian Generatif
(Makarim, 2009). Struktur Vegetatif terdiri atas daun, batang dan akar sedangkan
Struktur Generatif padi adalah bunga dan buah yang sering disebut dengan gabah.
tanaman adalah bagian yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari tanah,
kemudian disalurkan ke bagian atas tanaman melalui batang. Akar tanaman padi
dapat dibedakan atas radikula dan serabut. Radikula muncul atau tumbuh ketika
benih berkecambah. Akar serabut atau akar adventif muncul setelah akar tunjang
muncul, 5-6 hari terbentuk akar tunggang baru akar serabut akan tumbuh. Selain
akar serabut ada juga Akar rambut merupakan bagian akar yang keluar dari akar
serabut dan akar tunggang. Sedangkan akar yang muncul dari bagian ruas pangkal
batang disebut Akar tajuk (crown roots). Menurut Simanjuntak (2010) menyatakan
bahwa fungsi akar selain bagian padi yang berperan untuk menyerap zat makanan dan air
dari dalam tanah juga untuk bernafas dan menopang batang untuk tetap tegak. Akar
tanaman padi terdapat beberapa macamnya tetapi Akar tanaman padi digolongkan akar
8
serabut. Diameter akar tanaman padi tidak banyak berubah karena akar tanaman padi
Batang adalah bagian komponen vegetatif dari tanaman padi. Fungsi utama
batang padi adalah untuk menompang tanaman dan mendistribusikan zat makanan dari
menyatakan bahwa batang tanaman padi di batasi oleh baku dan terdiri dari beberapa
ruas. Pada bagian baku inilah muncul daun dan tunas (anakan) padi. Ruas padi berupa
bubung atau ruang kosong, setiap ruas memiliki ukuran yang berbeda-beda
semakin keatas ruas semakin memiliki ukuran lebih panjang antar ruasnya. Batang
padi tumbuh merumpun dan memiliki 1 batang tunggal yang terdapat mata tunas.
memiliki telinga daun, karakter ini yang membuat padi berbeda. Komponen
vegetatif terakhir dari tanaman padi yaitu daun. Daun padi tumbuh berselang-seling.
Bagian-bagian daun meliputi pelepah daun, lidah daun, telingah daun, dan helai daun
(Simanjuntak, 2010).
Bagian generatif tanaman padi meliputi malai atau butir gabah, bunga dan buah.
Bagian komponen pertaman dalah malai atau butir gabah, biasanya terletak ujung ruas
batang sampai ruas batang akhir, terdiri dari terdiri 8-10 ruas (Simanjuntak, 2010).
Bagian komponen kedua adalah bunga, tergolong jenis bunga berkelamin dua, setiap
bunga memiliki 2 tangkai putik, 2 kepala putik dan 6 benang sari yang bertangkai pendek
(Simanjuntak, 2010). Bagian terakhir komponen generatif adalah buah atau gabah. Hasil
penyerbukan antara benang sari dan putik yaitu Buah. Bagian buah padi meliputi sekam
(bagian luar bauh) dan kariopsis (bagian dalam buah) (Simanjuntak, 2010). Struktur
padi telah masak dapat dilihat dari perubahan warna kulit padi menguning
Galur padi ini berasal dari indukan atau persilangan antara Sirendah Sekam
Kuning X Sirendah Sekam Putih X Dayang Rindu. Bapak Surono Danu adalah
pemulia yang mengembangkan jenis ini (Sutikno, 2018). Padi ini sudah banyak di
Keunggulan dari Galur padi MSP13 ini adalah berpotensi produksi sebesar 12
ton per ha, leas daun lebar, jumlah anakan 60-70 anakan, batang kokoh, panjang
malai termasuk kategori sedang, jumlah bulir mencapai 200-350 butir, tahan
kerontokan dan memiliki rasa pulen. Untuk daya tahan padi, padi MSP13 toleran
10
atau tahan terhadap cekaman abiotik dan biotik. Cekaman abiotik yaitu toleran
dataran rendah sampai sedang 100-500 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Cekaman biotik meliputi toleran terhadap serangan walang sangit dan hama
seperti padi lokal lainnya. Kelemahan tersebut meliputi umur berbungan 70-80
HST dan berumur panen 115 HST yang termasuk dalam kategori sedang (Balai
Besar Padi, 2015). Tinggi tanaman termasuk dalam taman padi yang berpostur
rebah lebih tinggi jika terkena anggin maupun hujan (Sembiring, 2016).
dan induksi murasi. Salah satu cara yang menyebabkan mutasi adalah perlakuan
induksi mutasi. Induksi mutasi salah satu caranya adalah dengan penggunaan
tenaga nuklir yang dapat meningkatkan keragaman genetik dan fenitipe. Bahan
media radiasi yang digunakan biasanya serbuk sari, benih, akar rhizome , dan
stek batang. Sedangkan bahan radiasi terdapat 2 kelompok yaitu mutagen fisik
(physical mutagen) dan mutagen kimia (chemical mutagen) (Aisyah, 2009 dalam
Meliala 2016). Mutagen yang sering digunakan untuk mutagen fisik yaitu radiasi
sinar gamma, sedangkan mutagen kimia bahan yang sering digunakan yaitu
mengetahu ciri-ciri tanaman dan perbedaan antar individu salah satucaranya yaitu
yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan (produktif maupun non produktif), panjang
malai, jumlah gabah per malai dan bentuk gabah. Karakter-karakter tersebut dapat
digunakan dengan melihat dan memanfaatkan ragam fenotip yang muncul pada
faktor genetik tanaman dan faktor lingkungan tempat tumbuh tanaman (Hao et al.,
2010; Kumar et al., 2010 dalam Aryana 2017). Menurut Yahumi (2015)
Varietas Unggul Baru Padi Sawah parameter yang diamati meliputi pertumbuhan
dan komponen hasil (tinggi tanaman maksimal, jumlah anakan produktif, panjang
malai, jumlah gabah bernas, jumlah gabah hampa, berat 1000 butir dan
produktivitas)
karakter morfologi yang sering digunakan sebagai pembeda varietas padi lokal
adalah karakter batang, daun, bunga, gabah, dan beras. Karakter batang meluputi
tinggi, jumlah nodus, panjang internodus, jumlah anakan, tipe permukaan, dan
warna permukaan. Karakter daun meliputi warna dan panjang helaian, panjang
12
telinga, panjang dan warna lidah daun, dan ukuran permukaan atas. Karakter
bunga meliputi panjang tangkai, warna tangkai bulir, panjang malai, jumlah bulir,
kerontokan gabah. Karakter beras meliputi warna beras, bentuk dan warna beras.
Acuan yang digunakan dalam penlitian ini adalah acuan padi hasil radiasi sinar
gamma padi inbrida cakrabuana agrita. Menurut (BBPTP, 2018), Deskripsi padi
sebagi berikut :
Asal : Radiasi Sinar Gamma Co60 dosis 0,1 kGy terhadap Inpari 13
Kerebahan : Sedang
Kerontokan : Sedang
Kadar amilosa : 22 %
13
Golongan : Cere
Ketahanan terhadap
Penyakit : Agak tahan Hawar daun bakteri strain III dan penyakit tungro
Anjuran tanam : kondisi optimal ditanama pada lahan sawah irigasi dataran
Radiasi sinar gamma merupan salah satu metagen fisik induksi mutasi yang
berenergi tinggi yang berasal dari sub atomik atau radioaktivitas nuklir lainnya.
sifat fisis dan kimiawi pada sinar yang diberikan (Farisa, 2015). Sobrizal (2004)
Iradiator Gamma Cell 220 Upgraded adalah Alat yang digunakan dalam
proses radiasi gamma melalui proses induksi mutasi. Alat ini mampu
Kasmawan (2016) menyatakan bahwa dalam proses radiasi sinar gamma terjadi
superoksida. Radikal ini bersifat mudah bereaksi dengan molekul organik baik
fungsional sel maupun structural sel (Prabhandaru dan Saputro 2017). Proses-
proses biokimia dalam sel mengalami kerusakan sel akibat kerusaknya fungsional
terjadi perubahan struktur dan susunan kromosom di dalam sel dan mengalami
terhadap DNA. DNA adalah polimer dari nukleotida salin berkaitan melewati
kelompok fosfat. Struktur DNA mempunyai rantai nukleotida yaitu ikatan adenin-
timin (A-T) dan guanin-sitosin (G-S) serta sebagai tulang pungunggu sel yaitu
rantai fosfat-gula (-P-S-P-S-). Radiasi sinar gamma dapat merubah struktur dari
menerjemahkan rantai nukleutida dan merusak susunan dari rantai tersebut dan
menghasilkan mutasi (Nur dan Syahruddin, 2015). Paparan sinar radiasi dapat
faktor, salah satunya ialah dosis radiasi yang diberikan (Sembiring, 2016).
15
Metode yang dianggap lebih efektif dan lebih cepat dalam program
keberhasilan 75% jika di lakukan penerapan induksi mutasi dengan sinar gamma.
gamma yaitu dalam bentuk Gray (Gy) atau rad. Radiasi berukuran 1 Gy = 100 rad,
1 rad = 100 erg/g materi, 100 rad = 1 joule/kg materi. Terdapat 3 golongan dosis
radiasi sinar gamma yakni : rendah (<100 Gy), sedang (100-1000 Gy), dan dosis
tinggi (>1000 Gy). Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dosis rasiasi
sinar gamma maksimal 500 Gy untuk tanaman biji-bijian atau tanaman serelia
(Farisa, 2015).
16
Pemberian dosisi radiasi sinar gamma dengan dosis yang rendah juga
anakan, jumlah anakan produktif, luas daun, dan panjang malai mutan padi yang
diberikan pemberian dosis 100-250 Gy, sedangkan pemberian dosis tinggi diatas
500 Gy dapat menyebabkan kerusakan sterilitas pada malai padi dan fisiologis
(Human, 2013).
Hasil keturunan dari suatu tanaman yang diberi perlakuan mutagen fisik atau
kimia di simbolkan dengan M (Mutan) (Nur dan Syahruddin, 2015). Dalam dunia
pemuliaan benih asal yang diberi perlakuan mutagen disebut (M0), sedangkan
hasil benih genrasi pertama disebut (M1) dan seterusnya (Yunus, 2017).