LP Afi (Rina)
LP Afi (Rina)
LP Afi (Rina)
S DI RUANG
MELATI RSUD BANGIL
DI SUSUN OLEH
NATALIA PENI
2023611019
MALANG
2023
A. DEFINISI
Acute febris illness(AFI) adalah demam akut dengan lama demam kurang dari 2
minggu.dimana seringkali terjadi demam hilang secara spontan diduga karena penyebab
adanya penyakit yang bisa sembuh sendiri dan kemungkinan gejala awal dari infeksi
yang serius.
Demam adalah kenaikan suu tubuh diatas normal.kenaikan suh tubuh merupakan
bagian dari reaksi biologis kompleks,yang diatur dan dikontrol oleh susunan saraf
pusat.demam sendiri merupakan gambaranan karakteristik dari kenaikan suhu tubuh oleh
karena berbagai penyakit infeksi dan non-infeksi(Sarasvati,2010).
Selama episode febris,produksi sel darah puth distimulasi.suhu yang meningkat
menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma darah,menekan pertumbuhan bakteri.
Demam juga bertarung dengan infeksi karena virus menstimulasi inerferon,substansi ini
yang bersifat melawan virus. Demam juga berfungsi sebagai tujuan diagnostik.seama
demam,metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh
meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu.frekuensi jantung dan pernapasan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrien.metabolisme
yang menigkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.
Menurut Tamsuru(2012) suhu tubuh di bagi:
a) Hipotermi,bila suhu tubuh kurang dari 36℃
b) Normal,bila suhu tubuh bekisar antara 36℃-37,5℃
c) Febris/pireksia,bila suhu tubuh 37,5℃-40℃
d) Hipertermi,bila suhu tubuh lebih dari 40℃
Menurut Nelwan(2014) ada beberapa tipe demam yang mungkin di jumpai anatara
lain:
1. Demam septik
Pada tipe demam septik,suhu badab berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tigkat di atas normal pada pagi
hari,sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.bila demam yang tinggi
di sebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat
pada demam septik.
3. Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten,suhu badan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari.bila demam seperti ini terjadi dua hari sekali
disebut tersiana dan ila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan
demam disebut kuartana.
4. Demam kontiyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat.pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
5. Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.demam dapat berhubungna
dengan infeksi,penyakit kolagen,keganasan,penyakit metabolik maupun penyakit lain.
(Julia,2009). Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik
yang memepengaruhi pusat pengaturan suhu,penyakit-penyakit bakteri,tumor otak atau
dehidrasi.penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia,keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat,juga pada ganggua pusat
regulasi suhu sentral(misalnya: perdarahan otak,koma).
C. TANDA DAN GEJALA
1. Suhu meningkat
2. Menggigil
3. Lesuh,dan gelisah
4. Berkeringat,wajah merah
5. Selerah makan turun
6. Peningkatan frekuensi pernafasan
7. Akral hangat pada sentuhan(Julia,2009)
Pada saat terjadi demam,gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam
meliputi:
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratoriuem darah lengkap,urine
b. Foto rontgent
c. USG
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksaan medis pada penderita demam yaitu:
a. Mengawasi kondisi klien(memonitor suhu berkala 4-6 jam)
b. Berikan motivasi untuk minum banyak
c. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
d. Kompres dengan air hangat pada dahi,dada,ketiak dan lipatan paha
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiterik
f. Pemeriksaan antibiotik sesuai indikasi(Mansjoer,2009)